Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. PROFESI KEPENDIDIKAN


PRODI S1 - PEND. TEKNIK BANGUNAN

SKOR NILAI :

JURNAL PENELITIAN PROFESIONALISME GURU

(Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Prestasi Siswa di


Sekolah , Deden Danil, 2009)

Disusun Oleh :

Nama : Aldi Trenady


NIM : 5213111003
Kelas : PTB Reguler C 2021
Dosen Pengampu : Sani Susanti, S.Pd., M.Pd.

PRODI – S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Maret 2022

[1]
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas review jurnal mata kuliah
Profesi Kependidikan ini yang berjudul “Upaya Profesionalisme Guru dalam
Meningkatkan Prestasi Siswa di Sekolah”.

Penulis berterimakasih kepada ibu dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan
bimbingannya. Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 20 Maret 2022

Aldi Trenady
(5213111003)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1. Rasionalisasi Pentingnya CJR ................................................................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan CJR .................................................................................................................. 1
1.3. Manfaat Penulisan CJR ................................................................................................................ 1
1.4. Identitas Jurnal .............................................................................................................................. 2
BAB II. RINGKASAN JURNAL......................................................................................................... 3
2.1. Ringkasan Isi Jurnal Utama....................................................................................................... 3
2.2. Ringkasan Isi Jurnal Pembanding ........................................................................................ 10
BAB III. PEMBAHASAN ................................................................................................................. 14
3.1. Pembahasan Isi Jurnal I............................................................................................................ 14
3.2. Pembahasan Isi Jurnal II .......................................................................................................... 14
3.3. Kelebihan dan Kelemahan Jurnal ......................................................................................... 15
BAB IV. PENUTUP .......................................................................................................................... 17
4.1. Kesimpulan ................................................................................................................................... 17
4.2. Saran ................................................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa
karena mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat
beberapa hal penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang
sesuai dengan topik yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba
untuk menuliskan kembali dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal
memiliki beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
organisasi penerorganisasi yang memuat jurnal ilmiah:memiliki judul dan nama penulis
serta alamat email dan asal organisai penulis:terdapat abstrak yang berisi ringkasan dari
isi jurnal, introduction, metodologi yang diusulkan, implementasi, kesimpulan, dan daftar
pustaka.

Langkah penting dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian


pendahuluan, mengemukakan bagian diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan. Hal-
hal yang perlu ditampilkan dalam critical journal review, yaitu mengungkapkan beberapa
landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya dan
tujuan apa yang ingin dicapai:mengungkapkan metode yang digunakan, subjek
penelitian, teknik pengumpulan data, alamat pengumpul data, dan analisis data yang
digunakan:mengambil hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan memberikan
deskripsi secara singkat, jelas, dan padat:serta menyimpulkan isi jurnal.

1.2. Tujuan Penulisan CJR


• Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Profesi Kependidikan
• Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa, dan
membandingkan serta member kritik pada jurnal
• Menambah kemampuan mahasiswa dalam memahami inti dari jurnal

1.3. Manfaat Penulisan CJR


• Bertambahnya kemampuan mahasiswa dalam memahami inti dari suatu jurnal
• Membuat kemampuan mahasiswa lebih terasah dalam mengkritis sebuah
journal
• Dapat mengetahui teknik-teknik penulisan CJR yang benar

1
1.4. Identitas Jurnal
1. Junral Utama

Judul Jurnal : Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Prestasi Siswa

di Sekolah (Studi Deskriptif Lapangan di Sekolah Madrasah


Aliyah Cilawu Garut)
Penulis : Deden Danil

Tahun Terbit : 2009. Vol 03. No 01


Penerbit : Jurnal Pendidikan Universitas Garut

Nomor ISSN : 1907-932X

Alamat Situs :

2. Junral Pembanding

Judul Jurnal : Teachers’Classroom management and Quality


Penulis : Adeolu Joshua AYENI

Tahun Terbit : 2017


Penerbit : -
Nomor ISSN : 2149-0406

Alamat Situs : www.kspjournals.org

2
BAB II

RINGKASAN JURNAL
2.1. Ringkasan Isi Jurnal Utama

A. PENDAHULUAN

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa di bawah
pengawasan guru. Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk
melaksanakan pendidikan, seperti yang sudah dikemukakan bahwa karena kemajuan
zaman keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi
muda terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekolah sebagai pusat pendidikan
mampu melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal yaitu mengembangkan
kemampuan dan meningkatkan mutu kehidupan (Muhibinsyah: 2009). Pendidik adalah
orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, dimana pendidik atau
guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara profesional.

Profesional yang dimaksud adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru
yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi
proses belajar mengajar siswa yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar yang
baik bagi siswa.

1. Profesionalisme Guru
Profesionalisme berasal dari bahasa inggris professionalism yang secara leksikal
berarti sifat profesional. Menurut Jasin, Anwar (dalam Dawam Rahardjo, 1997: 35)
Profesionalisme dapat diartikan sebagai komitmen para anggota suatu profesi untuk
terus meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan
strategi-strategi yang digunakan dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya
itu. Guru yang profesional diyakini mampu mengantarkan siswa dalam pembelajaran
untuk menemukan, mengelola dan memadukan perolehannya, dan memecahkan
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan nilai maupun
keterampilan hidupnya. H.M. Arifin (1991: 106) menegaskan bawa guru yang profesional
adalah guru yang mampu mengejawantahkan seperangkat fungsi dan tugas keguruan
dalam pendidikan berdasarkan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan

3
khusus di bidang pekerjaan yang mampu mengembangkan kekayaannya secara ilmiah di
samping mampu menekuni profesinya selama hidupnya.

2. Profesionalisme Dalam Pendidikan Islam


Profesionalisme merupakan sikap dari seorang sikap profesional, dan profesional
berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok yang di sebut profesi. Artinya
pekerjaan tersebut bukan pengisi waktu luang atau sebagai hobi belaka. Jika profesi
diartikan sebagai pekerjaan dan isme sebagai pandangan hidup, maka profesional dapat
diartikan sebagai pandangan untuk berfikir, berpendirian, bersikap dan bekerja
sungguh-sungguh, kerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi dan
penuh dedikasi demi kebehasilan pekerjaannya.

Maka dalam ajaran islam sebagai agama yang universal sangat kaya akan pesan-
pesan yang mendidik bagi muslim menjadi umat terbaik, menjadi khalifah yang mengatur
bumi beserta isinya. Pesan-pesan yang sangat mendorong pada setiap muslim untuk
berbuat dan bekerja secara profesional, yakni dengan cara bekerja dengan benar,
optimal, jujur, disiplin dan tekun. Dengan cara itu manusia sebagai kholifah di muka bumi
ini bisa sangat profesional sehingga bisa menjaga dan mengatur alam semesta ini. Allah
SWT berfirman dalam ( Q.S. Al-Baqoroh: 30).

3. Peran Guru Profesionalisme dalam Proses Pembelajaran


Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia
adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang
lain, demikian halnya peserta didik ketika sudak masuk sekolah menaruh harapan
terhadap gurunya, agar bisa mengembangkan segala potensi yang ada. Minat, bakat,
kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan
berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Peran guru dalam proses belajar
mengajar meliputi banyak hal sebagimana yang dikemukakan oleh (Adams dan Decey
dalam Basic Principles of Student Teaching), antara lain peran guru sebagai berikut:

• Guru Sebagai Demonstrator


• Guru sebagai Pengelola Kelas
• Guru Sebagai Pendidik

4
• Guru Sebagai Pengajar
• Guru Sebagai Pembimbing
• Guru Sebagai Pelatih
• Guru Sebagai Penasehat

4. Peningkatan Kompetensi Guru


Kompetesi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus
dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi
diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan
sumber belajar. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya
sehingga seseorang dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotorik dengan sebaik-baiknya (McAshan dalam Mulyasa E, 2003). Dalam
perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi
guru, sebagaimana tercantum dalam penjelasan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada pasal 28, ayat 3(Tim Pustaka
Fokusmedia, 2005: 19) disebutkan bahwa kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi yaitu:
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.

5. Pengertian Prestasi Belajar


Prestasi belajar merupakan salah satu ciri yang dapat menggambarkan tinggi
rendahnya tingkat keberhasilan siswa dalam belajar di sekolah. Pengertian prestasi
menurut Purwadarminta (1976: 168) “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai
(dilakukan/dikerjakan)”. Sedangkan pengertian belajar menurut Morgan (1978)
mengemukakan “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Menurut Bloom
(taxonomi of educational objectives,1984:23) bahwasannya terdapat tiga tipe
pembelajaran, dalam ide gagasan ini Bloom mencoba mengidentifikasi ketiga ranah
tersebut yaitu kognitif, afektif dan Psikomotorik. Ketiga istilah ini lebih dikenal dengan
ranah penegetahuan, keterampilan dan sikap. Adapun ketiga ranah ini adalah sebagi
berikut:

5
1. Kawasan Kognitif (Pemahaman) Kawasan kognitif adalah subtaksonomi yang
mengungkapkan kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan
sampai tingkat yang paling tinggi, yaitu evaluasi. Kawasan kognitif terdiri atas
beberapa aspek, yaitu tingkat pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
2. Kawasan Afektif (Sikap dan Perilaku) Untuk memperoleh gambaran tentang
kawasan tujuan instruksional afektif secara utuh, berikut ini dijelaskan secara
singkat setiap tingkat secara berurutan yaitu, tingkat menerima, tanggapan, dan
organisasi.
3. Kawassan Psikomotor, Kawasan psikomotor adalah kawasan yang berorientasi
pada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau
tindakan yang memerlukan koordinasi antara saraf dan otot. Kawasan
psikomotorik termasuk kedalam taksonomi pembelajaran menurut Bloom.
Taksonomi pembelajaran terhadap ranah psikomotorik dibedakan kedalam lima
tahap yaitu meniru, memanipulasi, ketelitian, artikulasi, pengalamiyahan.

6. Sosialisasi Profesi Guru di Sekolah MA Cilawu Garut


Sosialisasi sangatlah penting dalam kehidupan kita. sosialisasi merupakan proses
pengenalan karakter, kepribadian orang lain baik yang telah kita kenal maupun yang
belum pernah kita kenal sebelumnya sehingga kita mempunyai banyak teman. Saat ini
kesuksesan seseorang tidak hanya tergantung kepada kepintaran saja, tetapi berhasil
seseorang sangat bergantung pada cara seseorang yang mampu bersosialisasi. Tanpa
adanya sosialisasi kita tidak akan mampu mengembangkan ilmu yang kita miliki oleh
sebab itu hendaknya kita mampu berorganisasi. dimanapun golongannya. Dari hasil
wawancara yang dilakukan peneliti, maka ada beberapa cara sosialisasi profesi guru di
sekolah Madrasah Aliyah Cilawu Garut yaitu:

1. Guru itu harus bisa menempatkan peranannya dalam proses pembelajaran pada
nilai-nilia yang positif.
2. Guru melakukan interaksi dengan guru yang lain atau tukar pendapat baik dengan
guru maupun dengan masyarakat.
3. Guru itu bisa menempatkan peranannya dalam kehidupan bermasyarakat.

6
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme Guru dalam
Meningkatkan Prestasi Siswa di MA Cilawu Garut
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegang peran utama. Guru merupakan jabatan atau profesi yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Tetapi berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara yang dilakukuan oleh peneliti tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi profesionalisme guru dalam meningkatkan prestasi siswa di


Madrasah Aliyah Cilawu Garut, banyak guru yang tidak profesional yang masih belum
melakukan tugas keguruannya secara baik, seperti guru jarang sekali masuk ke kelas,
sering telat masuk ke kelas, berkata yang tidak pantas, dan yang lainnya, sehingga hal itu
akan mempengaruhi berhasilnya peserta didik dalam belajar. Maka perlu sekali faktor-
faktor yang akan bisa mempengaruhi profesionalisme guru itu yaitu:

a. Guru itu harus memiliki latar belakang pendidikan, karena apabila guru tidak
memiliki latar belakang pendidikan maka guru itu tidak akan mampu
mentransperkan ilmu dan pengalamannya kepada peserta didik. Sehingga latar
belakang pendidikan itu sangat penting bagi seorang guru, di karenakan latar
belakang pendidikan itu adalah salah satu syarat utama yang harus dipenuhi oleh
seorang guru.
b. Guru harus memiliki rasa tanggung jawab kepada seluruh peserta didik, sehingga
seorang guru tidak akan seenaknya.
c. Guru itu harus memiliki pengalaman belajar, kemampuan guru dalam menjalankan
tugasnya sebagai guru itu tidak lepas dari pengalamannya mengajar. Apabila sudah
ada pengalaman maka guru akan bisa mengatasi masalah-masalah yang terjadi
ketika proses penbelajaran bersama siswa, beda dengan guru yang apabila tidak
memiliki pengalaman mengajar sebelumnya pasti guru itu akan merasa kesulitan
untuk megatasi masalah-masalah yang menghampirinya ketika proses belajar
mengajar.
d. Mencintai profesi sebagai guru, rasa cinta tumbuh dari naluri kemanusiaan dan rasa
cinta akan mendorong individu untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dan
pengorbanan.

7
8. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru dalam Prestasi Siswa di MA
Cilawu Garut
Upaya meningkatkan profesionalisme guru dalam meningkatkan prestasi siswa itu
sangat tergantung pada seorang guru, maka guru harus benar-benar menjadi seorang
yang membawa perubahan. Adapun upaya untuk meningkatkan prestasi siswa adalah
sebagai berikut:

1. Pemenuhan sarana pembelajaran yang lebih memadai, yang dapat memudahkan


guru dalam proses pembelajaran.
2. Peningkatan profesionalisme guru melalui pendidikan formal dan non formal yang
pelaksanaannya didukung penuh oleh birokrasi
3. Kualifikasi dan sertifikasi yang menuntut profesionalisme guru perlu segera
diwujudkan
4. Pengelolaan pendidikan yang desentralisasi dimana sekolah deberikan keleluasaan
mengelola pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungannya
5. Independensi profesi guru perlu ditumbuhkan agar guru memiliki keleluasaan dan
tidak terjebak pada sistem adminitratif yang sentralistik
6. Peningkatan penghasilan dan kesejahteraan guru demi pengembangan profesinya.

9. Kendala dan Solusi Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan


Prestasi Siswa di MA Cilawu Garut
Mungkin seorang guru yang professional akan mampu mengembangkan silabus,
metode, dan materi pembelajaran walau hanya dengan kurikulum yang sederhana. yang
mengakibatkan kendala bagi seorang guru untuk meningkatkan profesionalismenya ada
beberapa yang menjadi kendala badi seorang guru menurut E. Mulyasa (2008: 161)
mengatakan:

1. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total, Hal ini disebabkan
oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk
meningkatkan diri tidak ada.
2. Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi keguruan.

8
3. Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari
pengambilan kebijakan dan pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum
mantapnya kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan kependidikan.
4. Masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang
diberikan kepada calon guru.
5. Belum adanya standar baku professional guru sebagaimana tuntutan di negara-
negara maju.

Solusi bagi guru yang mau meningkatkan profesionalismenya yaitu dengan cara
meningkatkan kompetensi guru. Dengan meningkatkan kompetensi guru akan
melahirkan perubahan-perubahan kepada setiap guru yang nantinya akan membawa
sebuah prestasi bagi siswa di sekolah. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun
2008 tentang Guru, pasal 2 disebutkan bahwa Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik,
Kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Adapun solusinya yang lain adalah:

a. Guru itu harus memiliki kompetensi pendidikan yang mempuni sebagai guru
b. Harus ada evaluasi dari kepala sekolah kepada tiap guru
c. Sarana prasarana sekolah harus di lengkapi
d. Guru harus di beri ruang untuk berprestasi dan diberi apresiasi apabila memiliki
kualitas dan kompetensi yang mempuni.

9
2.2. Ringkasan Isi Jurnal Pembanding

A. PENDAHULUAN

Jaminan kualitas adalah kemampuan untuk menjadi kreatif dan inovatif dengan
menghasilkan garis pemikiran (ide) baru untuk memberikan sumber daya yang
signifikan (input) dan mengubah sumber daya dengan mengembangkan kegiatan /
program yang bertujuan, dan memanfaatkan metode (proses) terbaik untuk melakukan
hal-hal untuk mencapai hasil terbaik (keluaran) dalam suatu organisasi. Manajemen
kelas adalah proses perencanaan tugas instruksional dengan menetapkan tujuan spesifik,
terukur, dapat dicapai, realistis dan terikat waktu (SMART) dan mengembangkan strategi
yang bisa diterapkan, mengorganisasikan materi pembelajaran dan manusia,
mengalokasikan tugas untuk individu dan kelompok, mengarahkan dan mengendalikan
penggunaan sumber daya, mengevaluasi kinerja dan memberikan umpan balik untuk
merangsang peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan pengembangan
keterampilan untuk mencapai keunggulan akademik

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kelas


Faktor-faktor utama yang mempromosikan manajemen kelas yang efektif adalah:
keterampilan pedagogis, kepribadian, dan fasilitas pembelajaran / pengembangan
infrastruktur. Keterampilan pedagogis: Guru harus terampil dalam memilih metode yang
tepat untuk memfasilitasi proses belajar-mengajar yang efektif. Guru yang efektif harus
memiliki pengetahuan yang baik tentang materi pelajaran dan metode yang harus
diadopsi tidak boleh didominasi oleh guru tetapi membuat peserta didik menjadi peserta
aktif melalui interaksi dengan manusia dan materi pembelajaran, yang akan
memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.
Ciri-ciri kepribadian yang baik ditunjukkan oleh guru dengan kehangatan, keramahan,
humor, keterampilan komunikasi, ketepatan waktu, fleksibilitas, kecerdasan, dan
mengajar siswa dengan keaktifan dan semangat untuk menghasilkan yang terbaik di
dalamnya Menurut Allport dan Odbert (1936), pendekatan sifat untuk kepribadian dapat
diklasifikasikan sebagai ciri kepribadian BIG FIVE, yang terdiri dari yang berikut (dengan
sifat-sifat yang berlawanan yang sesuai): Sebuah. Extroversion (introversion):
menunjukkan seseorang yang banyak bicara, sosial, dan tegas;

10
a. Agreeableness (antagonism): menunjukkan seseorang yang memiliki sifat
yang baik, kooperatif, dan saling percaya;
b. Conscientiousness (tidak terarah): menunjukkan seseorang yang bertanggung
jawab, tertib dan dapat diandalkan;
c. Neurotisme (kestabilan emosi): menunjukkan seseorang yang gelisah, rentan
terhadap depresi, dan banyak khawatir; dan
d. Keterbukaan terhadap pengalaman (bukan keterbukaan terhadap
pengalaman): menunjukkan seseorang yang imajinatif, berpikiran mandiri,
dan memiliki pemikiran yang berbeda.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kelas


Manajemen kelas yang efektif oleh guru membutuhkan teknis sebagai berikut:

a. Guru harus memupuk interaksi positif dan mengetahui nama-nama siswa di


kelas; ini menunjukkan tanda pengakuan, minat dan cinta, yang akan
menginspirasi dan mendorong partisipasi aktif siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Guru harus mengenal siswa yang merupakan pembuat onar yang konsisten
dan membiarkan mereka duduk terpisah satu sama lain dan di mana mereka
dapat dengan mudah diamati / dipantau.
c. Gunakan berbagai metode dan perangkat pengajaran untuk membuat
pelajaran menjadi menarik.
d. Bersikap humoris karena itu akan membantu merangsang siswa untuk
berpartisipasi aktif.
e. Perlakukan pelanggaran apa pun dengan cara yang tenang dan tegas untuk
memastikan keadilan dan keadilan

Manajemen Kelas dan Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa adalah nilai-produk / output
dari pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh seperti yang ditunjukkan oleh nilai
atau nilai yang dicapai oleh siswa dalam ujian selama kursus studi di lembaga pendidikan
(Ayeni, 2016). Kualitas hasil belajar tidak diragukan lagi ditentukan oleh kemampuan
dan pengalaman guru dalam manajemen kelas. Ini melibatkan pengetahuan guru tentang

11
materi pelajaran, metode pengajaran, disposisi psikologis dan interaksi motivasi yang
mengembangkan kemampuan intelektual siswa selama proses belajar-mengajar.

3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan ex post facto sebagai
kerangka pedoman. Desain deskriptif memanfaatkan alat analitis seperti kuesioner,
grafik, frekuensi dan persentase. Desain ex post facto digunakan untuk mengumpulkan
data yang ada pada kinerja akademik siswa di Ujian Sertifikat Sekolah Menengah Atas
Afrika Barat (WASSCE) yang dilakukan antara sesi akademik 2014 dan 2016. Populasi
target terdiri dari semua siswa, guru, dan kepala sekolah di sekolah menengah negeri di
Ondo State, Nigeria, sedangkan Akure South Local Government digunakan sebagai studi
kasus karena memiliki populasi guru dan siswa tertinggi di sekolah menengah di antara
18 Area Pemerintah Daerah di Ondo State. Sampel terdiri dari 14 sekolah menengah yang
dipilih secara acak dari 28 sekolah menengah negeri yang ada di Pemerintah Daerah
Akure Selatan.

1. Bagaimana siswa memahami strategi manajemen kelas guru?


Analisis data pada tabel 1 dan gambar 1 pada penilaian siswa tentang manajemen
kelas guru mengungkapkan bahwa poin persentase yang dicatat sangat setuju
(20,740,4%) dan setuju (18,9-35%) lebih besar daripada persentase yang dicatat dalam
cukup setuju (10.7-23.6%) dan tidak setuju (15.4-32.9%). Ini menunjukkan bahwa
mayoritas guru efektif dalam manajemen kelas sebagaimana tercermin dalam persentase
poin dari tanggapan yang sangat setuju dan setuju, yang berkisar antara 43,6 hingga
63,6% di seluruh item kuesioner.

2. Bagaimana kepala sekolah memahami tugas mengajar di kelas guru?


Analisis data pada tabel 3 dan gambar 2 menunjukkan penilaian kepala sekolah
tentang tugas instruksional kelas guru di sekolah menengah. Poin persentase yang
dicatat untuk sangat setuju (14,3 - 50%) dan setuju (14,3 - 50%) lebih besar dari
persentase yang dicatat dalam cukup setuju (14,3 - 28,6%) dan tidak setuju (14,3 -
35,7%). Ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru efektif dalam tugas-tugas
pengajaran di kelas sebagaimana tercermin dalam persentase poin dari sangat setuju dan

12
setuju tanggapan gabungan, yang berkisar antara 42,9 hingga 71,4% di seluruh item
kuesioner.

3. Apa saja tantangan yang dihadapi oleh guru dalam tugas pengajaran di kelas?
Analisis data pada tabel 4 tentang tantangan yang dihadapi oleh guru dalam tugas
pengajaran di kelas mengungkapkan bahwa persentase poin yang dicatat sangat setuju
(15,7 - 37,9%) dan setuju (22,1 - 37,1%) lebih besar daripada persentase yang dicatat
dalam cukup setuju (15,0). - 30,7%) dan tidak setuju (7,9 - 31,4%). Ini menunjukkan
bahwa guru dihadapkan dengan beberapa tantangan dalam manajemen kelas seperti
yang tercermin dalam poin persentase tanggapan sangat setuju dan setuju
dikombinasikan, yang berkisar antara 37,8 hingga 75% di seluruh item kuesioner.

4. Bagaimana tingkat kinerja akademik siswa di WASSCE dari 2014-2016?


Data disajikan dalam tabel menunjukkan rata-rata tertimbang dan analisis subjek
kinerja akademik siswa untuk tiga sesi akademik (2014 - 2016). Hasil menunjukkan
bahwa 37,3% dari kandidat membuat kredit dan di atas, sementara persentase yang lebih
besar (43,6%) membuat lulus biasa. Persentase siswa yang gagal adalah 19,1%. Juga, skor
rata-rata tertinggi dicatat dalam Bahasa Inggris (2,362), sementara prestasi akademik
siswa di bawah rata-rata kumulatif (2,217) dalam Matematika, Biologi, Kimia dan Fisika.

13
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pembahasan Isi Jurnal I


Kendala Dan Solusi Upaya Profesionalisme Guru Dalam Meningkatkan Prestasi
Siswa Di MA Cilawu Garut yaitu, masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya
secara total, Hal ini disebabkan oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis
untuk meningkatkan diri tidak ada. Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap
norma dan etika profesi keguruan. Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan
masih setengah hati dari pengambilan kebijakan dan pihakpihak terlibat. Hal ini terbukti
dari masih belum mantapnya kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan kependidikan.
Masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang
diberikan kepada calon guru. Belum adanya standar baku professional guru sebagaimana
tuntutan di negara-negara maju. Kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas
diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada
dosen di perguruan tinggi.

3.2. Pembahasan Isi Jurnal II


Sebagian besar guru menunjukkan komitmen kuat terhadap manajemen kelas
dengan menciptakan suasana kelas yang sehat yang berfokus pada siswa dan mendorong
mereka untuk mencapai pendidikan berkualitas dan kinerja akademik yang signifikan di
sekolah menengah. Ketika kelas rapi dan kondusif untuk belajar, itu menciptakan
suasana yang ramah untuk belajar dan ada sedikit gangguan dan ketidakdisiplinan dari
siswa. Namun, tingkat tertinggi dari 63,6% yang tercatat hanya dalam keterampilan
komunikasi menyiratkan bahwa guru masih perlu berusaha lebih keras dalam tugas
mencapai standar yang sangat baik (jaminan kualitas) yang di atas 63,6% dalam
manajemen kelas. Temuan ini dikuatkan oleh Bangbade (2004) yang menemukan bahwa
atribut guru seperti kemampuan komunikasi, stabilitas emosional dan hubungan
manusia yang baik memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja akademik siswa.

14
3.3. Kelebihan dan Kelemahan Jurnal

Kelebihan Jurnal I :
1. Dilihat dari aspek tampilan Jurnal (face value), jurnal yang direview memiliki
nomor ISSN, tahun penerbitan jurnal ini yaitu 2009.
2. Penulisan judul sudah benar dicetak dengan huruf besar/kapital dicetak tebal
(bold).
3. Penulisan nama penulis juga sudah benar, nama penulis ditulis dibawah judul tanpa
gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital tanpa diawali dengan kata
“oleh”, urutan penulis adalah penulis pertama diikuti oleh penulis kedua.
4. Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat memberikan
gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian serta menjelaskan
pendahuluan jurnal penelitian yang dibuat secara ringkas, tepat dan jelas.
5. Peneliti dalam membuat item pada instrumen penelitiannya mengacu pada teori
disebuah buku.
6. Seluruh kutipan pustaka sudah sesuai dengan daftar pustaka.
7. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis termasuk penggunaan font adalah,
dalam satu halaman terdapat 1 kolom paragraf yang pada masing-masing paragraf
rata antara kiri dan kanan (justify), untuk font huruf bagian judul fontnya sedikit
lebih besar dari font tulisan yang lain dan setiap sub judul tulisan ditebalkan (bolt)
8. Dari aspek isi jurnal materi yang dibahas dikutip dari beberapa buku lama, dari
buku tahun 1998 sampai yang paling tinggi tahun 2009.
9. Terdapat solusi diakhir jurnal.

Kelemahan Jurnal I :
1. Tidak ada saran untuk penelitian selanjutnya
2. Tidak ada respon dari masyarakat tentang hasil dari penelitian tersebut

Kelebihan Jurnal II :
1. Penulisan judul sudah benar dicetak tebal (bold).

15
2. Penulisan nama penulis juga sudah benar, nama penulis ditulis dibawah judul tanpa
gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital tanpa diawali dengan kata
“oleh”, urutan penulis adalah penulis pertama diikuti oleh penulis kedua.
3. Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat memberikan
gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian.
4. Dalam penulisan jurnal jenis huruf yang digunakan sama, penggunaan sistem
penomoran (numbering) juga tersusun dengan baik.
5. Referensi yang digunakan peneliti sudah cukup baik, ditambah lagi peneliti dalam
membuat item pada instrumen penelitiannya mengacu pada teori disebuah buku
6. Seluruh kutipan pustaka sudah sesuai dengan daftar pustaka
7. Pada pendahuluan, penulisan metode penelitian, hipotesis, dan pertanyaan
penelitian telah sesuai dengn topic/judul yang akan dibahas/disajikan.
8. Penulisan hipotesis sudah benar.
9. Menuliskan metode penelitian
10. Sudah menjelaskan prosedur penelitian.
11. Dilihat dari aspek tampilan Jurnal (face value), jurnal yang direview memiliki
nomor ISSN, tahun penerbitan jurnal ini yaitu 2017.

Kelemahan Jurnal II :
1. Tidak ada saran untuk penelitian selanjutnya.
2. Tidak ada respon dari masyarakat tentang hasil penelitian tersebut.

16
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Manajemen kelas guru dan tugas pengajaran sangat penting untuk realisasi tujuan
pendidikan yang diinginkan. Ini bergantung pada pengetahuan yang baik tentang materi
pelajaran, perencanaan pelajaran yang baik, pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan
bahan ajar yang efektif, motivasi, gaya mengajar yang tepat dan kepatuhan disiplin.
Bagaimana guru mengelola sumber belajar ini dapat membuat atau merusak proses
pengajaran di kelas. Namun, beban kerja guru yang tinggi, materi pengajaran yang tidak
memadai, ruang kelas yang penuh sesak dan bahan belajar dasar yang tidak memadai
merupakan hambatan dalam manajemen ruang kelas dan berdampak negatif pada
kinerja akademik siswa di sekolah menengah. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
profesionalisme guru dalam meningkatkan prestasi, yaitu:

a. Guru itu harus memiliki latar belakang pendidikan,


b. Guru harus memiliki rasa tanggung jawab kepada seluruh peserta didik.
c. Guru itu harus memiliki pengalaman belajar.
d. Mencintai profesi sebagai guru, rasa cinta tumbuh dari naluri kemanusiaan dan rasa
cinta akan mendorong individu untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dan
pengorbanan.

4.2. Saran
Saya menyadari bahwa kajian review yang telah saya lakukan ini tidak terlepas dari
kekurangan, seperti halnya pepatah yang mengatakan, “tak ada gading yang tak retak, tak
ada satupun manusia yang sempurna.” Maka saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca sangat saya harapkan sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk
kedepannya lebih baik. Akhirnya, semoga kajian ini memberikan manfaat bagi pembaca
dan menambah wawasan dalam keilmuan tentang pengkajian sebuah jurnal.

17
DAFTAR PUSTAKA

Deden Danil. 2009. Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Prestasi Siswa di
Sekolah (Study Deskriptif Lapangan di Sekolah Madrasah Aliyah Cilawu Garut.
Garut: Universitas Garut : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan.

Adeolu Joshua AYENI. 2017. Teachers’Classroom management and Quality Assurance of


studentss’Learning Outcome in Secondary Schools in Ondo State. Nigeria.

18

Anda mungkin juga menyukai