SKOR NILAI :
Disusun Oleh :
Maret 2022
[1]
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas review jurnal mata kuliah
Profesi Kependidikan ini yang berjudul “Upaya Profesionalisme Guru dalam
Meningkatkan Prestasi Siswa di Sekolah”.
Penulis berterimakasih kepada ibu dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan
bimbingannya. Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.
Aldi Trenady
(5213111003)
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4. Identitas Jurnal
1. Junral Utama
Alamat Situs :
2. Junral Pembanding
2
BAB II
RINGKASAN JURNAL
2.1. Ringkasan Isi Jurnal Utama
A. PENDAHULUAN
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa di bawah
pengawasan guru. Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk
melaksanakan pendidikan, seperti yang sudah dikemukakan bahwa karena kemajuan
zaman keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi
muda terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekolah sebagai pusat pendidikan
mampu melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal yaitu mengembangkan
kemampuan dan meningkatkan mutu kehidupan (Muhibinsyah: 2009). Pendidik adalah
orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, dimana pendidik atau
guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara profesional.
Profesional yang dimaksud adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru
yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi
proses belajar mengajar siswa yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar yang
baik bagi siswa.
1. Profesionalisme Guru
Profesionalisme berasal dari bahasa inggris professionalism yang secara leksikal
berarti sifat profesional. Menurut Jasin, Anwar (dalam Dawam Rahardjo, 1997: 35)
Profesionalisme dapat diartikan sebagai komitmen para anggota suatu profesi untuk
terus meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan
strategi-strategi yang digunakan dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya
itu. Guru yang profesional diyakini mampu mengantarkan siswa dalam pembelajaran
untuk menemukan, mengelola dan memadukan perolehannya, dan memecahkan
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan nilai maupun
keterampilan hidupnya. H.M. Arifin (1991: 106) menegaskan bawa guru yang profesional
adalah guru yang mampu mengejawantahkan seperangkat fungsi dan tugas keguruan
dalam pendidikan berdasarkan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan
3
khusus di bidang pekerjaan yang mampu mengembangkan kekayaannya secara ilmiah di
samping mampu menekuni profesinya selama hidupnya.
Maka dalam ajaran islam sebagai agama yang universal sangat kaya akan pesan-
pesan yang mendidik bagi muslim menjadi umat terbaik, menjadi khalifah yang mengatur
bumi beserta isinya. Pesan-pesan yang sangat mendorong pada setiap muslim untuk
berbuat dan bekerja secara profesional, yakni dengan cara bekerja dengan benar,
optimal, jujur, disiplin dan tekun. Dengan cara itu manusia sebagai kholifah di muka bumi
ini bisa sangat profesional sehingga bisa menjaga dan mengatur alam semesta ini. Allah
SWT berfirman dalam ( Q.S. Al-Baqoroh: 30).
4
• Guru Sebagai Pengajar
• Guru Sebagai Pembimbing
• Guru Sebagai Pelatih
• Guru Sebagai Penasehat
5
1. Kawasan Kognitif (Pemahaman) Kawasan kognitif adalah subtaksonomi yang
mengungkapkan kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan
sampai tingkat yang paling tinggi, yaitu evaluasi. Kawasan kognitif terdiri atas
beberapa aspek, yaitu tingkat pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
2. Kawasan Afektif (Sikap dan Perilaku) Untuk memperoleh gambaran tentang
kawasan tujuan instruksional afektif secara utuh, berikut ini dijelaskan secara
singkat setiap tingkat secara berurutan yaitu, tingkat menerima, tanggapan, dan
organisasi.
3. Kawassan Psikomotor, Kawasan psikomotor adalah kawasan yang berorientasi
pada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau
tindakan yang memerlukan koordinasi antara saraf dan otot. Kawasan
psikomotorik termasuk kedalam taksonomi pembelajaran menurut Bloom.
Taksonomi pembelajaran terhadap ranah psikomotorik dibedakan kedalam lima
tahap yaitu meniru, memanipulasi, ketelitian, artikulasi, pengalamiyahan.
1. Guru itu harus bisa menempatkan peranannya dalam proses pembelajaran pada
nilai-nilia yang positif.
2. Guru melakukan interaksi dengan guru yang lain atau tukar pendapat baik dengan
guru maupun dengan masyarakat.
3. Guru itu bisa menempatkan peranannya dalam kehidupan bermasyarakat.
6
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme Guru dalam
Meningkatkan Prestasi Siswa di MA Cilawu Garut
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegang peran utama. Guru merupakan jabatan atau profesi yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Tetapi berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara yang dilakukuan oleh peneliti tentang faktor-faktor yang
a. Guru itu harus memiliki latar belakang pendidikan, karena apabila guru tidak
memiliki latar belakang pendidikan maka guru itu tidak akan mampu
mentransperkan ilmu dan pengalamannya kepada peserta didik. Sehingga latar
belakang pendidikan itu sangat penting bagi seorang guru, di karenakan latar
belakang pendidikan itu adalah salah satu syarat utama yang harus dipenuhi oleh
seorang guru.
b. Guru harus memiliki rasa tanggung jawab kepada seluruh peserta didik, sehingga
seorang guru tidak akan seenaknya.
c. Guru itu harus memiliki pengalaman belajar, kemampuan guru dalam menjalankan
tugasnya sebagai guru itu tidak lepas dari pengalamannya mengajar. Apabila sudah
ada pengalaman maka guru akan bisa mengatasi masalah-masalah yang terjadi
ketika proses penbelajaran bersama siswa, beda dengan guru yang apabila tidak
memiliki pengalaman mengajar sebelumnya pasti guru itu akan merasa kesulitan
untuk megatasi masalah-masalah yang menghampirinya ketika proses belajar
mengajar.
d. Mencintai profesi sebagai guru, rasa cinta tumbuh dari naluri kemanusiaan dan rasa
cinta akan mendorong individu untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dan
pengorbanan.
7
8. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru dalam Prestasi Siswa di MA
Cilawu Garut
Upaya meningkatkan profesionalisme guru dalam meningkatkan prestasi siswa itu
sangat tergantung pada seorang guru, maka guru harus benar-benar menjadi seorang
yang membawa perubahan. Adapun upaya untuk meningkatkan prestasi siswa adalah
sebagai berikut:
1. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total, Hal ini disebabkan
oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk
meningkatkan diri tidak ada.
2. Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi keguruan.
8
3. Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari
pengambilan kebijakan dan pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum
mantapnya kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan kependidikan.
4. Masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang
diberikan kepada calon guru.
5. Belum adanya standar baku professional guru sebagaimana tuntutan di negara-
negara maju.
Solusi bagi guru yang mau meningkatkan profesionalismenya yaitu dengan cara
meningkatkan kompetensi guru. Dengan meningkatkan kompetensi guru akan
melahirkan perubahan-perubahan kepada setiap guru yang nantinya akan membawa
sebuah prestasi bagi siswa di sekolah. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun
2008 tentang Guru, pasal 2 disebutkan bahwa Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik,
Kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Adapun solusinya yang lain adalah:
a. Guru itu harus memiliki kompetensi pendidikan yang mempuni sebagai guru
b. Harus ada evaluasi dari kepala sekolah kepada tiap guru
c. Sarana prasarana sekolah harus di lengkapi
d. Guru harus di beri ruang untuk berprestasi dan diberi apresiasi apabila memiliki
kualitas dan kompetensi yang mempuni.
9
2.2. Ringkasan Isi Jurnal Pembanding
A. PENDAHULUAN
Jaminan kualitas adalah kemampuan untuk menjadi kreatif dan inovatif dengan
menghasilkan garis pemikiran (ide) baru untuk memberikan sumber daya yang
signifikan (input) dan mengubah sumber daya dengan mengembangkan kegiatan /
program yang bertujuan, dan memanfaatkan metode (proses) terbaik untuk melakukan
hal-hal untuk mencapai hasil terbaik (keluaran) dalam suatu organisasi. Manajemen
kelas adalah proses perencanaan tugas instruksional dengan menetapkan tujuan spesifik,
terukur, dapat dicapai, realistis dan terikat waktu (SMART) dan mengembangkan strategi
yang bisa diterapkan, mengorganisasikan materi pembelajaran dan manusia,
mengalokasikan tugas untuk individu dan kelompok, mengarahkan dan mengendalikan
penggunaan sumber daya, mengevaluasi kinerja dan memberikan umpan balik untuk
merangsang peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan pengembangan
keterampilan untuk mencapai keunggulan akademik
10
a. Agreeableness (antagonism): menunjukkan seseorang yang memiliki sifat
yang baik, kooperatif, dan saling percaya;
b. Conscientiousness (tidak terarah): menunjukkan seseorang yang bertanggung
jawab, tertib dan dapat diandalkan;
c. Neurotisme (kestabilan emosi): menunjukkan seseorang yang gelisah, rentan
terhadap depresi, dan banyak khawatir; dan
d. Keterbukaan terhadap pengalaman (bukan keterbukaan terhadap
pengalaman): menunjukkan seseorang yang imajinatif, berpikiran mandiri,
dan memiliki pemikiran yang berbeda.
Manajemen Kelas dan Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa adalah nilai-produk / output
dari pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh seperti yang ditunjukkan oleh nilai
atau nilai yang dicapai oleh siswa dalam ujian selama kursus studi di lembaga pendidikan
(Ayeni, 2016). Kualitas hasil belajar tidak diragukan lagi ditentukan oleh kemampuan
dan pengalaman guru dalam manajemen kelas. Ini melibatkan pengetahuan guru tentang
11
materi pelajaran, metode pengajaran, disposisi psikologis dan interaksi motivasi yang
mengembangkan kemampuan intelektual siswa selama proses belajar-mengajar.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan ex post facto sebagai
kerangka pedoman. Desain deskriptif memanfaatkan alat analitis seperti kuesioner,
grafik, frekuensi dan persentase. Desain ex post facto digunakan untuk mengumpulkan
data yang ada pada kinerja akademik siswa di Ujian Sertifikat Sekolah Menengah Atas
Afrika Barat (WASSCE) yang dilakukan antara sesi akademik 2014 dan 2016. Populasi
target terdiri dari semua siswa, guru, dan kepala sekolah di sekolah menengah negeri di
Ondo State, Nigeria, sedangkan Akure South Local Government digunakan sebagai studi
kasus karena memiliki populasi guru dan siswa tertinggi di sekolah menengah di antara
18 Area Pemerintah Daerah di Ondo State. Sampel terdiri dari 14 sekolah menengah yang
dipilih secara acak dari 28 sekolah menengah negeri yang ada di Pemerintah Daerah
Akure Selatan.
12
setuju tanggapan gabungan, yang berkisar antara 42,9 hingga 71,4% di seluruh item
kuesioner.
3. Apa saja tantangan yang dihadapi oleh guru dalam tugas pengajaran di kelas?
Analisis data pada tabel 4 tentang tantangan yang dihadapi oleh guru dalam tugas
pengajaran di kelas mengungkapkan bahwa persentase poin yang dicatat sangat setuju
(15,7 - 37,9%) dan setuju (22,1 - 37,1%) lebih besar daripada persentase yang dicatat
dalam cukup setuju (15,0). - 30,7%) dan tidak setuju (7,9 - 31,4%). Ini menunjukkan
bahwa guru dihadapkan dengan beberapa tantangan dalam manajemen kelas seperti
yang tercermin dalam poin persentase tanggapan sangat setuju dan setuju
dikombinasikan, yang berkisar antara 37,8 hingga 75% di seluruh item kuesioner.
13
BAB III
PEMBAHASAN
14
3.3. Kelebihan dan Kelemahan Jurnal
Kelebihan Jurnal I :
1. Dilihat dari aspek tampilan Jurnal (face value), jurnal yang direview memiliki
nomor ISSN, tahun penerbitan jurnal ini yaitu 2009.
2. Penulisan judul sudah benar dicetak dengan huruf besar/kapital dicetak tebal
(bold).
3. Penulisan nama penulis juga sudah benar, nama penulis ditulis dibawah judul tanpa
gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital tanpa diawali dengan kata
“oleh”, urutan penulis adalah penulis pertama diikuti oleh penulis kedua.
4. Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat memberikan
gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian serta menjelaskan
pendahuluan jurnal penelitian yang dibuat secara ringkas, tepat dan jelas.
5. Peneliti dalam membuat item pada instrumen penelitiannya mengacu pada teori
disebuah buku.
6. Seluruh kutipan pustaka sudah sesuai dengan daftar pustaka.
7. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis termasuk penggunaan font adalah,
dalam satu halaman terdapat 1 kolom paragraf yang pada masing-masing paragraf
rata antara kiri dan kanan (justify), untuk font huruf bagian judul fontnya sedikit
lebih besar dari font tulisan yang lain dan setiap sub judul tulisan ditebalkan (bolt)
8. Dari aspek isi jurnal materi yang dibahas dikutip dari beberapa buku lama, dari
buku tahun 1998 sampai yang paling tinggi tahun 2009.
9. Terdapat solusi diakhir jurnal.
Kelemahan Jurnal I :
1. Tidak ada saran untuk penelitian selanjutnya
2. Tidak ada respon dari masyarakat tentang hasil dari penelitian tersebut
Kelebihan Jurnal II :
1. Penulisan judul sudah benar dicetak tebal (bold).
15
2. Penulisan nama penulis juga sudah benar, nama penulis ditulis dibawah judul tanpa
gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital tanpa diawali dengan kata
“oleh”, urutan penulis adalah penulis pertama diikuti oleh penulis kedua.
3. Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat memberikan
gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian.
4. Dalam penulisan jurnal jenis huruf yang digunakan sama, penggunaan sistem
penomoran (numbering) juga tersusun dengan baik.
5. Referensi yang digunakan peneliti sudah cukup baik, ditambah lagi peneliti dalam
membuat item pada instrumen penelitiannya mengacu pada teori disebuah buku
6. Seluruh kutipan pustaka sudah sesuai dengan daftar pustaka
7. Pada pendahuluan, penulisan metode penelitian, hipotesis, dan pertanyaan
penelitian telah sesuai dengn topic/judul yang akan dibahas/disajikan.
8. Penulisan hipotesis sudah benar.
9. Menuliskan metode penelitian
10. Sudah menjelaskan prosedur penelitian.
11. Dilihat dari aspek tampilan Jurnal (face value), jurnal yang direview memiliki
nomor ISSN, tahun penerbitan jurnal ini yaitu 2017.
Kelemahan Jurnal II :
1. Tidak ada saran untuk penelitian selanjutnya.
2. Tidak ada respon dari masyarakat tentang hasil penelitian tersebut.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Manajemen kelas guru dan tugas pengajaran sangat penting untuk realisasi tujuan
pendidikan yang diinginkan. Ini bergantung pada pengetahuan yang baik tentang materi
pelajaran, perencanaan pelajaran yang baik, pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan
bahan ajar yang efektif, motivasi, gaya mengajar yang tepat dan kepatuhan disiplin.
Bagaimana guru mengelola sumber belajar ini dapat membuat atau merusak proses
pengajaran di kelas. Namun, beban kerja guru yang tinggi, materi pengajaran yang tidak
memadai, ruang kelas yang penuh sesak dan bahan belajar dasar yang tidak memadai
merupakan hambatan dalam manajemen ruang kelas dan berdampak negatif pada
kinerja akademik siswa di sekolah menengah. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
profesionalisme guru dalam meningkatkan prestasi, yaitu:
4.2. Saran
Saya menyadari bahwa kajian review yang telah saya lakukan ini tidak terlepas dari
kekurangan, seperti halnya pepatah yang mengatakan, “tak ada gading yang tak retak, tak
ada satupun manusia yang sempurna.” Maka saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca sangat saya harapkan sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk
kedepannya lebih baik. Akhirnya, semoga kajian ini memberikan manfaat bagi pembaca
dan menambah wawasan dalam keilmuan tentang pengkajian sebuah jurnal.
17
DAFTAR PUSTAKA
Deden Danil. 2009. Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Prestasi Siswa di
Sekolah (Study Deskriptif Lapangan di Sekolah Madrasah Aliyah Cilawu Garut.
Garut: Universitas Garut : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan.
18