Di Susun Oleh :
Kelompok 1 PTB - C
Kami berterima kasih kepada Bapak/Ibu dosen yang sudah memberikan bimbingan dan
arahannya dalam menyusun laporan penlitian mini riset ini. Dalam menyelesaikan laporan mini
riset ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan
wawasan, pengetahuan, dan kemampuan yang kami miliki, kami menyadari bahwa tugas ini
masih jauh dari sempurna.
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kami
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, serta kami juga mengharap kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata kami dari kelompok 1 kelas
Pendidikan Teknik Bangunan Kelas C mengucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat
dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
Kelompok 1
PTB Reguler C
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Daerah Tangerang meliputi Tangerang Kota dan sekitarnya merupakan perkotaan
yang terus berkembang dengan tingkat pembangunan yang tidak pernah menunjukan
angka penurunan. Perkembangan pembangunan yang semakin meningkat melahirkan
pesatnya perkembangan perusahaan jasa yang bergerak di bidang konstruksi. Pada
kenyataannya pelaksanaan proyek konstruksi selalu mengalami kendala yang
mengakibatkan keterlambatan penyelesaian pekerjaan, sehingga waktu penyelesaian
pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan pada dokumen kontrak pekerjaan.
Pekerjaan yang mengalami masalah dan menyebabkan keterlambatan yang
mengakibatkan kerugian baik moril ataupun material. Berbagai upaya dilakukan guna
menghindari masalah yang mengakibatkan keterlambatan dan kerugian. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab keterlambatan proyek
konstruksi, dengan memperkecil keterlambatan maka membantu memajukan
pembangunan Negara Republik Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang diteliti adalah:
1. Faktor – faktor yang menjadi penyebab keterlambatan pekerjaaan proyek konstruksi.
2. Bagaimana solusi dari masalah dengan memproses dan menyimpulkan data yang
didapat.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep
Proyek sering mengalami keterlambatan. Bahkan bisa dikatakan hampir 80% proyek
mengalami keterlambatan. Jeleknya, keterlambatan proyek sering berulang pada aspek
yang dipengaruhi maupun faktor yang mempengaruhi. Seringnya terjadi keterlambatan
proyek dan berulangnya kejadian ini, menarik perhatian untuk ditulis. Tulisan ini adalah
bagian pertama dari beberapa tulisan yang mengulas mengenai keterlambatan proyek.
Waktu (Time) adalah salah satu constraint dalam Project Management di samping
biaya (Cost), dan kualitas (Quality). Keterlambatan proyek berdampak pada aspek lain
dalam proyek. Sebagai contoh, meningkatnya biaya untuk effort mempercepat pekerjaan
dan bertambahnya biaya overhead proyek. Dampak lain yang juga sering terjadi adalah
penurunan kualitas karena pekerjaan “terpaksa” dilakukan lebih cepat dari yang
seharusnya sehingga memungkinkan beberapa hal teknis “dilanggar” demi mengurangi
keterlambatan proyek.
Keterlambatan proyek menyebabkan kerugian bagi pihak Pemilik Proyek yang tidak
sedikit. Kehilangan opportunity karena proyek belum bisa menghasilkan profit sudah
sering terjadi. Kejadian ini umunya menjadi sumber konflik baru bagi Penyedia Jasa dan
Pemilik Proyek. Itu bagi Pemilik Swasta. Bagi proyek pemerintah, misalnya pada proyek
rumah sakit, maka kerugian mengarah pada kerugian non-materiil seperti tertundanya
penggunaan ruang operasi yang sifatnya urgent sehingga pasien harus dirujuk ke rumah
sakit lain jika tidak operasinya ditunda. Hal ini menjadi fokus karena aspek yang
terpengaruh dan yang mempengaruhi keterlambatan proyek ternyata sering berulang.
Artinya, pelaku proyek sering menganggap remeh kejadian keterlambatan proyek dan
tidak menjadikan kejadian itu sebagai lesson learn dalam pelaksanaan proyek berikutnya.
2.2. Hipotesis
Keterlambatan proyek dapat dilihat dalam dua hal seperti yang telah disebutkan di
atas yaitu aspek yang terpengaruh dan faktor yang mempengaruhi atau yang menjadi
penyebab. Sehingga kami menyimpulkan sebuah hipotesis pada fator berpengaruh yang
menyebabkan proyek terlambat adalah:
Keterlambatan terkait material
Keterlambatan terkait tenaga kerja
Keterlambatan terkait peralatan
Perencanaan yang tidak sesuai
Lemahnya kontrol waktu proyek
Keterlambatan Subkontraktor
Koordinasi yang lemah
Pengawasan yang tidak memadai
Metode pelaksanaan yang tidak sesuai
Kurangnya personil secara teknikal
Komunikasi yang lemah.
2
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Teknik Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah proyek bangunan gedung yang terdaftar oleh
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu di daerah Tangerang, meliputi Kota Tangerang,
Kabupaten Tangerang pada tahun 2012. penelitian ini pengambilan sampel menggunakan
sistem non probability purposive sampling, pemilihan metode ini dikarenakan data
jumlah populasi yang diperoleh dari BPPT tidak sesuai dengan jumlah populasi yang
ada dilapangan, biaya sedikit, dan populasi menempati daerah yang sangat luas. Sampel
penelitian ini adalah proyek pembangunan gedung swasta maupun pemerintah, meliputi
bangunan gedung rendah, bangunan gedung sedang, dan bangunan gedung tinggi yang
selesai atau pernah dibangun pada tahun 2012 yang memiliki manajemen yang jelas di
lokasi proyek responden dalam penelitian ini adalah kontraktor swasta maupun pemerintah
yang terkait dengan proyek yang sedang berlangsung, dan dalam satu proyek bangunan
gedung yang kontraktornya menjadi responden akan satu kuesioner yang diisi oleh
project manager, site manager, engineer, atau pihak yang mengetahui seluk beluk proyek
dan dipercaya untuk mengisi kuesioner.
Daftar pertanyaan atau kuesioner dibagikan kepada responden untuk diisi dengan
mendatangi langsung responden serta memberikan penjelasan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan penelitian, dan pengisian kuesioner didampingi langsung oleh peneliti.
Dalam pengambilan data tersebut, kami menggunakan metode yaitu studi literature terkait
penyebab keterlambatan proyek.
3.2. Analisis Data
Setelah seluruh data yang diperoleh melalui kuesioner terkumpul, data yang
terkumpul masih bersifat kualitatif maka perlu dikuantitatifkan dengan memberikan
nilai / skor pada masing-masing variabel, adapun nilai / skor sebagai berikut: 1. Untuk
jawaban tidak berpengaruh diberi skor 1 2. Jawaban agak berpengaruh diberikan skor 2
3. Jawaban berpengaruh diberikan skor 3 4. Untuk jawaban sangat berpengaruh diberikan
skor 4 Setelah data dikuantitatifkan, selanjutnya data dianalisa menggunakan metode
kuantitatif, menggunakan SPSS for windows, untuk mencari seberapa besar pengaruh
faktor-faktor yang diberikan terhadap keterlambatan proyek konstruksi bangunan
gedung, serta faktor-faktor yang mempengaruhi dan paling menentukan berdasarkan
urutan rangking dalam setiap penilaian dari masing-masing responden.
1. Analisis Ranking
Metode analisis ini berguna untuk menentukan rangking para responden dan
memberikan prioritas terhadap variabel studi. Maka data yang diperoleh dianalisis dengan
mean rank atau nilai rata-rata yang akan digunakan untuk menentukan faktor-faktor
yang berpengaruh dalam keterlambatan proyek konstruksi bangunan gedung. Mean rank
atau nilai rata-rata didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok,
kemudian dibagi jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut. Dari hasil data
perhitungan nilai rata-rata (mean) dapat ditentukan dari masing-masing faktor dengan
mengurutkan dari nilai rata-rata yang paling tinggi sebagai rangking pertama. Apabila ada
3
faktor yang memiliki nilai rata-rata yang maka dibandingkan kembali dengan nilai standar
deviasi dengan faktor yang nilai standar deviasi yang paling rendah sebagai peringkat
pertama.
2. Korelasi Jenjang Spearman
Fitri et.al (2012) Motode analisis korelasi jenjang spearman berguna untuk
mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang mengandung
unsur pemeringkatan atau terkait dengan urutan data.
3. Analisis Uji Reabilitas
Trihendradi (2012) instrument sebuah kuesioner harus andal. Andal berati
instrument tersebut menghasilkan ukuran yang konsisten apabila digunakan untuk
mengukur berulangkali. Instrument kuesioner dinyatakan andal apabila memiliki nilai
alpha Cronbach> dari 0.6.
4
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
a. Kepada para kontraktor yang hendak melaksanakan proyek di Daerah Tangerang
meliputi Tangerang Kota,Tangerang Kabupaten, Dan Tangerang Selatan, hendaknya
memperhatikan 10 (sepuluh) faktor terbesar penyebab keterlambatan sehingga 10
(sepuluh) faktor penyebab keterlambatan tersebut dapat diatasi.
b. Untuk para kontraktor agar lebih teliti dalam pemilihan pekerja, jangan hanya mencari
para pekerja dengan bayaran yang murah, tapi harus lebih mementingkang kualitas
para pekerjanya.
c. Untuk para kontraktor agar lebih meningkatkan kualitas para pengelola proyek agar
lebih dapat memahami keterlambatan yang terjadi agar setiap keterlambatan yang
terjadi dapat diketahui penyebabnya dan cepat diatasi.
5
DAFTAR PUSTAKA
http://manajemenproyekindonesia.com/?p=389
Frick,Heinz.2002.Ilmu Konstruksi Perlengkapan dan Utilitas Bangunan Jilid
2.Yogyakarta:Kanisius
Frick, Heinz.2001.Ilmu Konstruksi Struktur Bangunan Jilid 1.Yogyakarta:Kanisius
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/konstruksia/article/download/283/259