Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS TARGET PENCAPAIAN PROYEK

Disusun guna memenuhi tugas akhir kursus bahasa inggris

Principals of Aldora Course:


Mr. Rusli, ST C. NNLC, CPS, FH, MSI

Oleh:
Aunnike Juniwati Br Marbun
(Student of Aldora Course)

PROGRAM KURSUS BAHASA INGGRIS


YAYASAN ALDORA FIKRI KARIMUN
TANJUNG BALAI KARIMUN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Mr. Rusli, ST C. NNLC,
CPS, FH, MSI sebagai pembimbing kursus bahasa inggris yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Tanjung Balai Karimun, 25 Agustus 2023

Aunnike Juniwati Br Marbun


2
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………… x
KATA PENGANTAR……………………………………………………. xii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… xiii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 6
2.1 Manajemen Proyek Kontruksi.................................................................. 6
2.2 Aspek-aspek Dalam Managemen Proyek................................................. 8
2.3 Pengendalian Proyek Kontruksi................................................................ 9
2.4 Rencana Kerja dan Rencana Lapangan..................................................... 11
2.5 Rencana Anggaran Biaya.......................................................................... 14
2.6 Penyusunan Anggaran Biaya.................................................................... 15
2.7 Metode Penjadwalan Proyek..................................................................... 17
BAB III PENUTUP....................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 19
3.2 Saran.......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu pembangunan proyek konstruksi hampir selalu dipastikan terdapat
permasalahan yang dapat menimbulkan keterlambatan dan pemborosan waktu. Baik
dari proses perencanaan, pengadaan hingga proses instalasi akan dihadapkan pada
berbagai permasalahan teknis dan nonteknis yang harus dapat diminimalisir dengan
sebaik-baiknya oleh semua pihak dalam proyek konstruksi.

Agar tercapainya pelaksanaan proyek yang sesuai target, perlu dilakukan analisa
permasalahan dalam pelaksanan proyek, permasalahan yang sering terjadi dalam
proyek akibat perbedaan kondisi lokasi, perubahan desain permintaan customer,
pengaruh cuaca, tenaga kerja kurang, keterlambatan material atau peralatan yang
datang, kurang perencanaan, dan pengaruh keterlibatan pemilik proyek (owner).

Pelaksanaan project yang efektif dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain :

1. Penambahan jumlah pekerja dengan penambahan jam kerja

2. Dengan menggunakan alat bantu yang lebih produktif


4
3. Menggunakan material yang lebih cepat pemasangannya

4. Dan menggunakan metode konstruksi yang lebih cepat.

Target pelaksanaan proyek harus dilakukan dengan perencanaan yang baik.


Dengan adanya keterbatasan tenaga kerja, maka alternatif yang biasa digunakan
untuk menunjang percepatan aktifitas adalah dengan menambah jam kerja, sehingga
rencana proyek berjalan dengan baik. Permasalahan pada proyek pembangunan
PLTU SOMA Tanjung Balai Karimun yang berlokasi di jl. Pangke mengalami
keterlambatan pada pelaksanaannya hal ini disebabkan oleh faktor perencanaan yang
tidak efisien sehingga pekerjaan tidak kondusif untuk masing masing setiap subcont.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah faktor apa yang menyebabkan kendala dalam proyek
sehingga pencapaian dalam sebuah proyek tidak sesuai target.

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari makalah yang berjudul analisis target pencapaian project
menjawab dari pokok rumusan masalah yaitu untuk mengetahui apa permasalahan
yang disebabkan sehingga menghambat pelaksanaan sebuah proyek serta dapat
mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah dalam pelaksanaan proyek agar
terlaksana sesuai target

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manajemen Proyek Kontruksi
Manajemen adalah suatu ilmu tentang tata cara pengelolaan, perencanaan,
pengorganisasian suatu kegiatan untuk mencapai sasaran yang efektif dan efisien.
Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan,
cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai
sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam
hal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja.
Dalam sebuah proses manajemen dimulai dari kegiatan perencanaan yang
berdasarkan input seperti tujuan, sasaran, informasi, data dan sumber daya yang
dilaksanakan serta dikendalikan dengan baik sehingga menghasilkan progres sesuai
target pekerjaan.
Proyek kontruksi merupakan perpaduan dari sumber daya manusia dan keuangan
yang berkaitan di dalam suatu organisasi project dengan target yang di dapat sesuai
kesepakatan. Faktor utama dalam project konstruksi yaitu studi kelayakan, design
engineering, pengadaan dan konstruksi yang hasilnya berupa pembangunan
terstruktur.
Proyek konstruksi memiliki tahapan bagaimana progres project berjalan dari awal
project hingga akhir project.

6
1. Tahap Konseptual Gagasan
Tahap ini dilakukan diskusi menyampaikan gagasan, studi kelayakan awal,
penafsiran biaya yang akan di habiskan untuk sebuah project, tenaga kerja
yang cukup dan biaya yang dapat memenuhi kerberlangsungan project.

2. Tahap Studi Kelayakan


Tahap ini bertujuan agar mendapatkan keputusan bagaimana lanjutan
investasi proyek yang akan di lakukan sehingga perkiraan sebuah project lebih
akurat.
3. Tahap Detail Desain
Tahap ini terdiri dari progres yang akan berjalan, dari berbagai aspek design
engineering, pembuatan jadwal kerja dan anggaran biaya yan terencana untuk
menyusun dokumen peencanaan lengkap dan terperinci sehingga
memudahkan pencapaian sasaran dan tujuan project sesuai target.
4. Tahap Pengadaan
Dalam tahap ini bagaimana kita melakukan kerja sama dengan kontraktor
lainnya, dimana disini kita dapat memilih kontrakstor pelaksana dengan
menyertakan dokumen perencanaan sesuai aturan teknik dan administrasi
yang lengkap. Dari tahap ini lah akan muncul penawaran kompetitif fari
kontraktor dengan tingkat akuntabilitas dan transparansi sesuai.

7
5. Tahap Implementasi
Tahap ini terdiri atas design engineering yang rinci, pembuatan spesifikasi
dan kriteria, penyediaan alat dan material, fabrikasi dan kontruksi, inspeksi
mutu, uji coba, start-up, demobilisasi dan laporan penutup project. Dengan
target mendapatkan kinerja biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja yang
maksimal, dengan melakukan proses perencanaan, penjadwalan, dan
pengendalian yang lebih cermat dan tersusun dari proses sebelumnya.
6. Tahap Operasi dan Pemeliharaan
Tahap ini merupakan tahapan kegiatan operasi rutin, pemeliharaan fasilitas
bangunan, dan pengamatan prestasi akhir project. Biaya yang dikeluarkan pada
tahap ini bersifat rutin dan nilainya cenderung menurun.

2.2 Aspek-aspek dalam managemen proyek


Aspek aspek yang perlu diperhatikan dalam menghindari masalah yang
menyebabkan progres lambat dapat dibagi menjadi beberapa aspek sebagai berikut:
1. Aspek Keuangan
Managemen keuangan sangat berpengaruh terhadap project yang akan
dilaksanakan, pentingnya analisis keuangan agar segeala keperluan project
terencana.

8
2. Aspek Manajemen Sumber Daya Manausia
Sumber daya manusia (tenaga kerja) juga berpengaruh terhadap sebuah
project, tidak ada tenaga kerja, pekerjaan tidak dapat mengejar target yang di
inginkan owner dan subcont. Peningkatan sumber daya manusia yang efektif
dapat memberikan manajemen produksi sebuah project dengan kualitas
project yang sesuai.
3. Aspek Waktu
Tercapainya progres sebuah project sangat mengaitkan dengan waktu
pengerjaan. Aspek waktu dapat mempengaruh cepat dan lambatnya project.
Selain berpengaruh pada target yang sesuai, memberi dampak terhadap
kerugian biaya apabila lebih dari batas permintaan waktu yang sudah di
sepakati.

2.3 Pengendalian Proyek Kontruksi


Pengendalian diperlukan untuk mengatur perencanaan dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Persiapan berikutnya dipakai sebagai standar pelaksanaan
yang terdiri dari spesifikasi teknik, jadwal dan anggaran.
Tiap pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dalam perencanaan dalam
pengawasan supervisor lapangan agar sesuai dengan spesifikasi yang telah di
capai. Parameter proyek yang diukur merupakan bahan evaluasi yang dilakukan
dengan membandingkan kemajuan yang dicapai berdasarkan hasil pemantauan

9
standar yang berdasarkan perencanaan. Hasil evaluasi akan didapat dan
diperlukan untuk pengambilan keputusan terhadap permasalahan yang terjadi di
lapangan. Dari hasil evaluasi tersebut maka akan diketahui apakah pekerjaan
mengalami keterlambatan sehingga dapat diputuskan tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi keterlambatan tersebut.
Adapun rangkaian pengendalian dalam proyek konstruksi dapat djabarkan
pada gambar berikut:

Pelaksanaa
n Pemantauan
Hasil

Perencanaa
n Tindakan Koreksi
Evaluasi

Standar
d
Gambar 1.1 Diagram pengendalian proyek konstruksi
Perencanan hanya sekitar 20% kegiatan manajemen proyek dan dilakukan
sebelum proyek dilaksanakan. Begitu proyek dimulai, fungsi manajemen di dominasi
oleh kegiatan pengendalian.

10
2.4 Rencana Kerja dan Rencana Lapangan
2.4.1 Rencana Kerja
Dalam menyusun rencana kerja, perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
A. Keadaan lapangan lokasi proyek, dilakukan untuk memperkirakan
hambatan yang akan timbul selama pelaksanaan pekerjaan.
B. Keamanan tenaga kerja. Informasi kerja tentang jenis dan macam kegiatan
yang berguna untuk memperkirakan jumlah dan jenis tenaga kerja yang
harus dipersiapkan.
C. Pengadaan material konstruksi. Harus diketahui dengan pasti macam,
jenis, dan jumlah material yang diperlukan dalam pelaksanaan
pembangunan.
D. Pengadaan alat pembangunan. Kegiatan yang memerlukan peralatan
pendukung selama pembangunan harus dapat diperkirakan dengan baik.
E. Gambar kerja. Selain gambar rencana, pelaksanaan proyek konstruksi
memerlukan gambar kerja untuk bagian-bagian tertentu.
F. Kontinuitas pelaksanaan pekerjaan. Dalam penyusunan rencana kerja,
faktor penting yang harus dijamin oleh pengelola proyek adalah
kelangsungan dari susunan rencana kegiatan pada setiap item pekerjaan.

Manfaat dan kegunaan penyusunan rencana kerja:

11
A. Alat koordinasi bagi pimpinan. Dengan menggunakan rencana kerja,
pimpinan pelaksanaan pembangunan dapat melakukan koordinasi pada
semua kegiatan yang ada dilapangan;
B. Sebagi pedoman kerja para pelaksana. Rencana kerja merupakan
pedoman, terutama dalam kaitannya dengan batas waktu yang telah
ditetapkan untuk setiap item kegiatan;
C. Sebagai penilaian kemajuan pekerjaan, ketepatan waktu dari setiap item
kegiatan dilapangan dapat dipantau dari rencana pelaksanaan dengan
realisasi pelaksanaan dilapangan;
D. Sebagai Evaluasi Pekerjaan, variasi yang ditimbulkan dari perbandingan
rencana dan realisasi dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk
menentukan rencana selanjutnya.

2.4.2 Rencana Lapangan


Rencana lapangan merupakan suatu rencana pembangunan yang
mempertimbangkan pekerjaan langsung di lapangan, harus dilakukan penafsiran
segala hal yang di hadapi di lapangan. Dalam rencana lapangan perlu diperhatikan
beberapa hal dalam pelaksanaan pembangunan yang sesuai aturan.
A. Penyelidikan lapangan
Tujuan site investigation adalah mengidentifikasi dan mencatat data yang
diperlukan untuk kepentingan proses design maupun proses konstruksi.

12
B. Pertimbangan penentuan lokasi: Penentuan lokasi proyek sangat penting untuk
proses konstruksi.
C. Keamanan lokasi proyek
Tujuan utama site security adalah sebagai berikut:
 Keamanan dari pencuri
 Keamanan dari penyalahgunaan pekerjaan proyek
D. Penerangan lokasi proyek
Penerangan dilakukan jika endak melakukan pekerjaan lembur pada malam
hari atau jika sinar matahari tidak cukup terang sebagai pendukung untuk
melakukan kegiatan konstruksi
E. Kantor proyek
Pemilihan bentuk serta material untuk keperluan kantor proyek ditentukan
oleh kontraktor, dan tentunya dengan spesifikasi dalam proyek. Kebutuhan
ruang biasanya dipisahkan antara maneger proyek, ruang administrasi serta
ruang untuk pekerja proyek.

2.5 Rencana Anggaran Biaya


Kegiatan estimasi pada umunya dilakukan dengan terlebih dahulu mempelajari
gambar rencana dan spesifikasinya. Dalam melakukan kegiatan estimasi seorang
estimator harus memahami proses konstruksi secara menyeluruh, termasuk jenis dan
kebutuhan alat secara menyeluruh karena faktor tersebut dapat memengaruhi biaya

13
konstruksi. Selain faktor-faktor tersebut diatas terdapat faktor lain yang sedikit
banyak ikut memberikan kontribusi dalam pembuatan perkiraan biaya yaitu:

1. Produktivitas tenaga kerja

2. Ketersediaan material dan peralatan

3. Iklim/ cuaca

4. Jenis kontrak

5. Masalah kualitas

6. Etika

7. Sistem pengendalian

8. Kemampuan manajemen

Seorang estimator tidak hanya mampu melakukan kualifikasi atas semua yang
terjadi dalam gambar kerja dan sfesifikasi, tetapi juga harus mampu mengantisipasi
semua kegiatan konstruksi yang akan terjadi. Sebelum menentukan keputusannya,
seorang estimator harus menganalisis semua faktor yang berhubungan dengan
proyek.

2.6 Penyusunan Anggaran Proyek

14
Kegiatan estimasi dalam proyek konstruksi dilakukan dengan tujuan tertentu
tergantung dari siapa/ pihak yang membuatnya. Pihak owner membuat estimasi
dengan tujuan untuk mendapatkan informasi sejelas-jelasnya tentang biaya yang
harus disediakan untuk merealisasikan proyeknya, hasil estimasi ini disebut OE
(Owner Estimate) atau EE (Engineer Estimate). Pihak kontraktor membuat estimasi
dengan tujuan untuk kegiatan penawaran terhadap proyek konstruksi. Kontraktor
akan memenangkan tender jika penawaran yang diajukan mendekati Owner Estimate
(OE) atau Engineer Estimate (EE).

Tahap-tahap yang sebaiknya dilakukan untuk menyusun anggaran biaya adalah


sebagai berikut:

 Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar


menyediakan bahan/ material konstruksi secara kontinu.

 Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku didaerah


lokasi proyek dan atau upah pada umumnya jika pekerja didatangkan dari luar
daerah lokasi proyek.

 Melakukan perhitungan analisa bahan dan upah dengan menggunakan analisa


yang dianggap cukup baik oleh pembuat anggaran.

 Melakukan perhitungan harga satuan pekerjaan dengan memanfaatkan hasil


analisa satuan pekerjaan dan daftar kuantitas pekerja.
15
 Membuat rekapitulasi

Gambar 1.2 Tahap Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (Ervianto, W.I. 2002)

2.7 Metode Penjadwalan Proyek


Dalam proyek konstruksi, tentu memerlukan penjadwan pekerjaan yang baik
agar pekerjaan dapat berjalan teratur. Dengan adanya penjadwalan juga akan
membantu kontraktor untuk dapat mengontrol pekerjaan dan mengetahui berapa
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap pekerjaan.
16
Salah satu cara untuk mempercepat durasi proyek dikenal dengan istilah
crashing. Crashing adalah suatu proses yang disengaja, sistematis, dan analitik
dengan cara melakukan pengujian dari semua kegiatan proyek yang dipusatkan
pada kegiatan yang berada pada jalur kritis. Pada prosesnya dilakukan dengan
perkiraan dari variabel cost untuk menentukan pengurangan durasi yang
maksimal dan paling ekonomis dari suatu kegiatan yang masih mungkin untuk
direduksi. Crashing project dilakukan apabila suatu kegiatan proyek terdapat
berbagai pekerjaan dimana item kegiatan yang dilakukan mencapai puluhan
ataupun ratusan kegiatan. Kegiatan suatu proyek dapat dipercepat dengan
berbagai cara, yaitu:
1. Dengan mengadakan shift pekerjaan.
2. Dengan memperpanjang waktu kerja (lembur).
3. Dengan menggunakan alat bantu yang lebih produktif.
4. Menambah jumlah pekerja.
5. Dengan menggunaka material yang dapat lebih cepat pemasangannya.
6. Menggunakan metode konstruksi lain yang lebih cepat.
Salah satu strategi percepatan waktu penyelesaian proyek adalah dengan
menambah jam kerja para pekerja. Biasanya waktu kerja lembur pekerja adalah 8 jam
(dimulai jam 08.00 Wib dan selesai pukul 17.00 Wib dengan waktu istirahat 1 jam),
dan biasanya kerja lembur dilakukan setelah jam kerja normal. Penambahan jam kerja

17
bisa dilakukan dengan penambahan 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam penambahan sesuai
dengan waktu penambahan yang diinginkan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

18
Dalam mencapai pelaksanaan proyek yang sesuai target, permasalahan yang
sering terjadi dalam proyek akibat perbedaan kondisi lokasi, perubahan desain
permintaan customer, pengaruh cuaca, tenaga kerja kurang, keterlambatan
material atau peralatan yang datang, kurang perencanaan, dan pengaruh
keterlibatan pemilik proyek (owner). Target pelaksanaan proyek harus dilakukan
dengan perencanaan yang baik. Dengan adanya keterbatasan tenaga kerja, maka
alternatif yang biasa digunakan untuk menunjang percepatan aktifitas adalah
dengan menambah jam kerja, sehingga rencana proyek berjalan dengan baik.
Dalam sebuah proses manajemen proyek dimulai dari kegiatan perencanaan yang
berdasarkan input seperti tujuan, sasaran, informasi, data dan sumber daya yang
dilaksanakan serta dikendalikan dengan baik sehingga menghasilkan progres
sesuai target pekerjaan. Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan,
keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang
terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar
mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta
keselamatan kerja. Pengendalian diperlukan untuk mengatur perencanaan dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Persiapan berikutnya dipakai sebagai standar
pelaksanaan yang terdiri dari spesifikasi teknik, jadwal dan anggaran. Perencanan
hanya sekitar 20% kegiatan manajemen proyek dan dilakukan sebelum proyek
dilaksanakan. Begitu proyek dimulai, fungsi manajemen di dominasi oleh
kegiatan pengendalian. Dalam proyek konstruksi, tentu memerlukan penjadwan

19
pekerjaan yang baik agar pekerjaan dapat berjalan teratur. Dengan adanya
penjadwalan juga akan membantu kontraktor untuk dapat mengontrol pekerjaan
dan mengetahui berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap
pekerjaan.

3.2 Saran
Dalam upaya mengatasi kendala permasalahan dalam sebuah proyek, perlu
dilakukan perencanaan yang dapat membantu pencapaian target proyek sesuai
keinginan owner. Perencanaan dari segi alur kerja, perencanaan keuangan, dan
tenaga kerja yang berpengaruh terhadap suatu proyek yang akan dijalankan.

DAFTAR PUSTAKA

Yanto, D. Efisiensi Waktu Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Pemadam


Kebarakan PLTU PAITON UNIT 5 dan 6.

20
Harsoyo, Y. A., & Arkan, M. R. (2020). Faktor Penyebab Terjadinya Keterlambatan
dan Waste Time pada Proyek Pembangunan Konstruksi Turbine Hall PLTU
Tambak Lorok Block 3 Semarang. Semesta Teknika, 23(2), 118-127.

21

Anda mungkin juga menyukai