MAKALAH MANAJEMEN OPERASI

BAB 12 MANAJEMEN PROYEK

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi
Dosen Pengampu : Nindya Kartika Kusmayati,SE.,MM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

INDAH MAHMUDAH (19310169)
DZULAVIFAH FAUZIAH P P (19310250)
RETNO NUR KHASANAH (19310219)
MOHAMMAD FAISHAL F (19310229)

KELAS AK-B REGULER MALAM

JURUSAN AKUTANSI

STIE MAHARDHIKA SURABAYA 2020/2021

1
 KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala Rahmat dan hidayah-Nya
saya dapat meyelesaikan dan menyusun makalah tentang ‘Manajemen Proyek’ ini dengan
baik dan tanpa kendala yang berarti.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam proses ajar-mengajar dalam
kelas yang akan di diskusikan bersama teman-teman lainnya. Maka dari itu kami
anjurkan untuk membaca makalah ini dengan seksama agar dapat menambah ilmu atau
wawasan itu sendiri.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan. Untuk itu dengan senang hati dan berbesar hati kami sebagai
penulis menerima semua kritik dan saran yang sifatnya membangun dan memberi
semangat demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami sebagai penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, 25 Maret 2021

Penulis

2
 DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 4
1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 6
2.1 Pengertian Manajemen Proyek........................................................................... 6
2.2 Tujuan Manajemen Proyek................................................................................. 6
2.3 Perencanaan Manajemen Proyek........................................................................ 7
2.4 Penentuan Jadwal Manajemen proyek................................................................ 8
2.5 Pengendalian Manajemen Proyek....................................................................... 8
2.6 Tingkatan Manajemen Proyek............................................................................ 8
2.7 Contoh Manajemen Proyek................................................................................ 10
2.8 Fungsi Manajemen Proyek................................................................................. 10

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 13
3.2 Saran................................................................................................................... 13
3.3 Jurnal.................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 23

3
 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen adalah aktivitas yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya
yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proyek
merupakan Suatu kegiatan sementara yang dilakukan atau yang berlangsung dalam waktu
terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan
produk (deliverable) yang kriterianya telah digariskan dengan jelas.
Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks proyek yang
dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam bentuk tenaga manusia,
material dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Diiringi juga dengan semakin ketat
kompetisi penyelenggaraan proyek untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga
dibutuhkan cara pengelolaan, metoda serta teknik yang paling baik sehingga pengunaan
sumber daya benar-benar efektif dan efisien sehingga dibutuhkan manajemen proyek.
Dengan kata lain manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari pendekatan
penggelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek, suatu kegiatan yang
dinamis dan berbeda dengan kegiatan operasional rutin. Manajemen Proyek berbeda
dengan manajemen klasik yang berhasil menggelola kegiatan operasional.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen proyek?
2. Apa tujuan manajemen proyek?
3. Bagaimana perencanaan manajemen proyek?
4. Bagaimana penentuan jadwal manajemen proyek?
5. Bagaimana pengendalian manajemen proyek?
6. Bagaimana tingkat manajemen proyek

4
7. Apa contoh manajemen proyek
8. Apa fungsi manajemen proyek

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian-pengertian manajemen.
2. Untuk mengetahui tujuan manajemen proyek.
3. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan manajemen proyek.
4. Untuk mengetahui bagaiamana Penentuan jadwal manajemen proyek.
5. Untuk mengetahui bagaiamana pengendalian manajemen proyek.
6. Untuk mengetahui tingkat manajemen proyek
7. Untuk mengetahui contoh manajemen proyek
8. Untuk mengetahui fungsi manajemen proyek

5
 BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Proyek

Manajemen proyek (Project Management) adalah suatu rangkaian aktivitas yang
didalamnya terdiri dari kegiatan perencanaan, penjadwalan dan pengendalian
proyek yang terdiri dari beberapa aktivitas/kegiatan. Manajemen proyek dapat
diterapkan pada jenis proyek apapun, dan dipakai secara luas untuk penyelesaikan
proyek yang besar dan kompleks. Fokus utama manajemen proyek adalah
pencapaian tujuan akhir proyek dengan segala batasan yang ada, waktu, dan dana
yang tersedia. Manajemen proyek adalah tantangan yang sulit bagi manajer operasi.
Risiko pada manajemen proyek sangat tinggi,kelebihan biaya dan keterlambatan
yang tidak diperlukan terjadi karena penjadwalan dan Pengendalian yang buruk.
Proyek penentuan jadwal bisa menjadi sebuah tantangan yang sulit bagi manajer
operasi.Limpahan biaya dan penundaan yang tidak perlu terjadi karena penentuan
jadwal yang buruk dan kendali yang buruk juga.Proyek yang memerlukan waktu
berbulan - bulan atau bertahun - tahun untuk diselesaikan biasanya dikembangkan
diluar sistem produksi normal. Organisasi proyek dalam perusahaan dapat disiapkan
untuk menangani pekerjaan tersebut dan terkadang dibubarkan ketika proyeknya

6
 sudah selesai.

2.2 Tujuan Manajemen Proyek

Tujuan utamanya adalah membantu manajemen dalam menyusun penjadwalan
(schedule) suatu proyek, menentukan total waktu yang digunakan dalam
menyelesaikan suatu proyek, menentukan aktivitas/kegiatan yang perlu
didahulukan, dan menentukan biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu
proyek. Semuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung
terus-menerus dengan berjalannya waktu. Proyek ialah serangkaian rencana
kegiatan terkait untuk mencapai tertentu tujuan bisnis. Proyek sistem informasi
termasuk pengembangan sistem informasi baru, peningkatan sistem yang ada atau
upgrade atau penggantian teknologi informasi perusahaan “TI” infrastruktur.
Manajemen proyek mengacu pada penerapan pengetahuan, keterampilan, peralatan
dan teknik untuk mencapai target tertentu dalam anggaran dan waktu yang
ditentukan kendala. Kegiatan manajemen proyek termasuk perencanaan pekerjaan,
menilai risiko, memperkirakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan, pengorganisasian pekerjaan, memperoleh sumber daya manusia dan
material, menetapkan tugas, kegiatan mengarahkan, mengendalikan pelaksanaan
proyek, melaporkan kemajuan dan menganalisis hasil. Sebagai di daerah lain bisnis,
manajemen proyek untuk sistem informasi harus berurusan dengan lima variabel
utama: ruang lingkup, waktu, biaya, kualitas dan risiko.

Manajemen proyek melibatkan tiga fase yaitu :

1. Perencanaan: Fase ini meliputi penyiapan tujuan, penggambaran proyek dan
pengorganisasian tim
2. Penentuan jadwal: Fase ini berkaitan dengan orang, uang, dan pasokan untuk
aktivitas-aktivitas tertentu dan mengaitkan aktivitas-aktivitas satu sama lain.
3. Pengendalian: Di sini perusahaan mengawasi sumber daya, biaya, kualitas, dan
anggaran. Hal itu juga mengubah atau mengubah rencana dan memindahkan
sumber daya untuk memenuhi kebutuhan akan waktu dan permintaan biaya.

2.3 Perencanaan Manajemen Proyek

Proyek bisa digambarkan sebagai serangkaian tugas terkait yang ditujukan terhadap
sebuah hasil utama. Dalam beberapa perusahaan sebuah pengorganisasian proyek

7
 (project organization) dikembangkan untuk memastikan program yang ada saat ini
tetap berlangsung dengan lancar dengan basis harian sementara proyek baru selesai
dengan berhasil.
Untuk perusahaan-perumahan dengan berbagai proyek besar, seperti sebuah
perusahaan konstruksi, sebuah pengorganisasian proyek merupakan sebuah cara
yang efektif melalui penugasan seseorang dari sumber daya fisik yang diperlukan.

Pengorganisasian proyek mungkin dapat berguna ketika memenuhi syarat sebagai

berikut :
1. Tugas pekerjaan bisa dijelaskan dengan sebuah tujuan yang spesifik dan tenggat
waktu.
2. Pekerjaan bersifat unik atau tidak umum bagi organisasi yang ada saat ini.
3. Pekerjaan berisikan tugas.-tugas rumit yang saling terkait yang memerlukan
kemampuan khusus.
4. Proyek bersitat sementara, namun penting bagi organisasi.
5. Proyek mempersingkat lini di antara organisasi.

2.4 Penentuan Jadwal Manajemen Proyek

Penjadwalan Manajemen Proyek merupakan implementasi dari perencanaan yang
dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek yang
meliputi sumber daya seperti : biaya,tenaga kerja,peralatan,material, dan waktu
dalam menyelesaikan proyek. Penjadwalan proyek mengikuti perkembangan proyek
dengan berbagai permasalahannya.Proses monitoring dan updating selalu dilakukan
untuk mendapatkan penjadwalan yang realistis agar sesuai dengan tujuan
proyek.Ada beberapa metode untuk mengelola penjadwalan proyek yaitu :
1. Kurva S ( hanum curve )
2. Barchart
3. Penjadwalan Linear ( diagram vector )
4. Network Planing
5. Durasi kegiatan

2.5 Pengendalian Manajemen Proyek

Pengendalian mempengaruhi hasil akhir suatu proyek.Tujuan utamanya yaitu
meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama berlangsungnya

8
 proyek.Tujuan dari pengendalian proyek yaitu optimasi kinerja,biaya,waktu,mutu
dan keselamatan kerja harus memiliki kriteria sebagai tolak ukur.Kegiatan yang
dilakukan dalam proses pengendalian yaitu berupa pengawasan,pemeriksaan,koreksi
yang dilakukan selama proses implementtasi.

2.6 Tingkatan Manajemen Proyek

Tiap bagian dalam suatu organisasi membutuhkan manajemen, penerapan
manajemen untuk tiap bagian berbeda sesuai dengan orientasi dan tingkatnya.
Didasarkan pada orientasi dan tingkatnya maka manajemen dapat dibagi menjadi.

 Higher Management ( Manajemen Puncak/Tingggi )

Manajemen disini berkaitan dengan seluruh kegiatan manajemen organisasi secara

luas, umum, dan menyeluruh.
Manajernya merupakan manajer puncak/top manager yang bertanggung jawab atas
keseluruhan manajemen organisasi,penentuan kebijakan/policy umum organisasi.
Biasanya manajer puncak terdiri dari para eksekutif seperti presiden
direktur,direktur,kepal cabang dan sebagainya yang merupakan level perantara pada
struktur organisasinya.

 Middle Management ( Manajemen Menengah/Madya)

Manajemen disini ruang lingkupnya berkaitan dengan manajemen bagian yang

menjadi tanggunag jawabnya.manajernya adalah manajer maenengah/ madya yang
merupakan manajer departemen yang mengkoordinir/ membawahi beberapa seksi
atau bagian dan merupakan level bawah/teknis pada struktur organisasinya.

 Lower management ( Manajemen Tingkat Bawah/Lini)

Manajemen disini berkaitan dengan manajemen ditingkat operasional/teknis yang

berhubungan langsung dengan tenaga-tenaga operasional/teknis .Manajernya
merupakan manajer operasional dan merupakan level bawah/teknis Pada struktur

9
 organisasinya. Sebagai seorang manajer ada beberapa kemampuan/kemahiran dan
orientasi yang harus dimiliki berkaitan dengan tugas, tanggung jawab, fungsi dan
peranannya dalam mencapai tujuan manajemen dan organisasi.

Ada 3 (tiga) kemmpuan dan orientasi yang harus dimiliki seorang manajer, Yaitu:

1. Conceptual skill

Conceptual skill adalah kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan

keadaan/kondisi/situasi yang ada, menentukan variabel dan factor-faktor yang
menentukan,kemudian menganalisisnya dengan alternative yang luas untuk
menentukan keputusab dan langkah-langkah yang akan diambil sehingga dapat
mencapai hasil yang maksimal bagi pencapaian tujuan secara keseluruhan.
Conceptual skill merupakan kemampuan untuk melihat persoalan secara menyeluruh
dan komprehensifdan menganalisisnya untuk mendapatkanmenentukan suatu
konsep/kebijakan yang bersifat strategic dan mendasar.

2. Human Skill

Human skill yaitu kemampuan untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan orang
lain sehingga tercipta partisipati dan suasana yang serasi/harmonis diantar
kelompok-kelompok/anggota-anggota yang berkaitan/berhubungan untuk
mendukung pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

3. Technical Skill

Technical skill yaitu kemampuan untuk melakukan tugas-tugas khusus bersifatb

teknis yang menjadi tanggung jawab yang berkaitan dengan
prosedur,proses,peralatan,teknik/metode operasional dan sebagainya.

2.7 Contoh Manajemen Proyek

Adapun contoh manajemen proyek yang diantaranya yaitu:

 Proyek konstruksi yaitu menghasilkan pembangunan gedung, jembatan, jalan

raya, jalan tol dan lain sebagainya.

10
  Proyek penelitian dan pembangunan yaitu menghasilkan suatu produk tertentu
dengan maksud untuk memperbaiki maupun meningkatkan kualitas suatu produk,
layanan dan lain sebagainya.
 Proyek industri manufaktur yaitu suatu bentuk kegiatan yang diawali dengan
merancang sampai terciptanya sebuah produk baru.
 Proyek padat modal yaitu sebuah proyek yang memerlukan modal yang sangat
banyak. Contohnya: pembebasan tanah yang luas, pembelian atau pengadaan
suatu barang, pembangunan suatu fasilitas produksi dan lain sebagainya

2.8 Fungsi Manajemen Proyek

Manajemen pengolahan pada proyek konstruksi meliputi penerapan fungsi-fungsi
dasar manajemen. Pengolahan proyek akan berhasil dan terhindar dari keterlambatan
jika semua fungsi manajemen dilaksanakan secara efektif. Hal ini dapat tercapai
dengan cara menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dan menyediakan kondisi
yang tepat sehingga memungkinkan orang-orang melaksanakan tugasnya masing-
masing (Ervianto, 2002).

Fungsi-fungsi manajemen pada proyek konstruksi meliputi :

a. Perencanaan
Setiap proyek konstruksi selalu diawali dengan membuat perencanaan. Agar proses
perencanaan dapat berjalan dengan baik, maka harus ditentukan dahulu sasaran
utamanya. Perencanaan sebaiknya mencangkup penentuan berbagai cara yang
memungkinkan. Kemudian menentukan salah satu cara yang paling tepat dengan
mempertimbangkan semua kendala. Perkiraan dan jenis sumber daya yang
dibutuhkan dalam suatu proyek konstruksi meruapakan hal yang penting untuk
mencapai keberhasilan proyek sesuai dengan tujuan. Kontribusi sumber daya dalam
perencanaan memungkinkan perumusan suatu atau beberapa rencana yang akan
memberi gambaran secara menyeluruh tentang metode konstruksi yang akan
digunakan dalam mencapai tujuan.

b. Pengorganisasian
Pengorganisasian dilakukan oleh seorang pemimpin yang bertugas membantu dan
mengarahkan tim mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan. Perilaku
kepemimpinan yang terdapat pada organisasi adalah :

11
1. Merencanakan dan menjadwalkan kegiatan-kegiatan untuk melakukan koordinasi
dalam menyelesaikan proyek tepat waktu.

2. Membantu menetapkan standar dan metode untuk memperkirakan kemajuan dan

kinerja proyek.

3. Menyususn dan memimpin pertemuan untuk menyelesaikan masalah dan

membuat keputusan dengan cara yang sistematis.

c. Pengisian Staf
Tahap ini merupakan tahap awal dalam perencanaan personal yang akan ditunjuk
sebagai pengelolaan pelaksanaan proyek. Sukses tidaknya proyek ditentukan oleh
kecermatan dan kecepatan dalam memposisikan seseorang pada keahliannya.
Ketepatan personal pada posisinya bukan menjamin suksesnya suatu proyek, karena
harus mempertimbangkan ketepatan waktu dari personal untuk menduduki jabatan
sesuai keahliannya.
Definisi dari pengisian staff adalah pengerahan, penempatan, pelatihan, dan
pengembangan tenaga kerja dengan tujuan dihasilkan kondisi personal yang tepat
(right people), tepat posisi (right position), serta waktu yang tepat (right time).

d. Pengarahan
Tahap ini merupakan lanjutan dari tahap sebelumnya. Jika tahap penempatan staf
telah dilakukan dengan tepat, maka tim harus diberi tanda-tanda atau penjelasan
tentang lingkup pekerjaan dan kapan pekerjaan tersebut harus diselesaikan. Dalam
organisasi proyek terdapat biasanya kepala proyek yang memiliki tugas utama yaitu
memberi perintah kepada staffnya untuk melakukan kegiatan agar dapat dilakukan
dalam waktu berurutan atau bersamaan.

e. Pengkoordinasian
Pemantauan prestasi kegiatan dilakukan sebagai jbahan untuk melakukan langkah
perbaikan, baik kondisi proyek dalam keadaan terlambat atau lebih cepat. Semua
permasalahan dalam proyek harus diselesaikan bersama dengan pihak-pihak yang
terlibat dalam proyek tersebut sehingga diperlukan agenda acara yang
mempertemukan semua unsur. Kegiatan ini dinamakan langkah koordinasi.

12
 f. Pengawasan
Pengawasan adalah proses penilaian selama pelaksaan kegiatan dengan tujuan agar
hasil pekerjaan sesuai dengan yang direncana, dengan mengusahakan agar semua
anggota kelompok melaksanakan kegiatan yang berpedoman pada perencanaan serta
mengadakan tindakan korelatif apabila terjadi penyimpangan. Unsur pengawasan ini
sangat erat hubungannya dengan pengendalian, karena sebenarnya pengendalian
selalu memerlukan pengawasan yang merupakan umpan balik yang diperlukan untuk
menjaga proses pelaksanaan tetap berjalan yang benar sesuai dengan sasaran yang
akan dicapai.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

13
 Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan jadwal waktu dan anggaran yang telah ditetapkan.
Suatu pekerjaan rutin biasanya berlangsung secara kontinu, berulang-ulang dan
berorientasi ke proses. Sebagai suatu proses yang terus menerus, pekerjaan yang
rutin tidak dianggap suatu proyek. Suatu proyek pasti mempunyai suatu tujuan yang
ingin dicapai. Dalam mencapai tujuan tersebut,suatu proyek biasanya mempunyai
kegiatan yang berlangsung dalam waktu tertentu dengan hasilakhir tertentu. Proyek
dapat dibagi-bagi menjadi sub-sub pekerjaan yang harus diselesaikan dengan batas
waktu tertentu untuk mencapai tujuan proyek secara keseluruhan dengan tepat
waktu.

3.2 Saran
Agar dapat menerapkan manajemen proyek yang lebih optimal pada proyek -
proyek berikutnya, maka harus dapat memperbaiki kelemahan - kelemahan yang
dimilikinya dan mempertahankan kekuatan - kekuatan yang dimilikinya. Para
manajer proyek harus dapat mempertahankan langkah - langkah positif yang
telah dijalankan selama dalam proyek tersebut. Selanjutnya akan diberikan saran
berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari setiap kriteria penerapan
manajemen proyek yang efisien dan efektif.

3.3 Jurnal

PERENCANAAN MANAJEMEN PROYEK

14
 DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI DAN
EFEKTIFITAS SUMBER
DAYA PERUSAHAAN (Studi Kasus :
Qiscus Pte Ltd)
Ganesstri Padma Arianie*), Nia Budi Puspitasari
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro
Jl. Prof H. Soedharto, SH, Kampus Undip Tembalang,

Semarang, Indonesia 50275 (Received: August 11, 2017/

Accepted: September, 2017)

Abstrak
Manajemen proyek merupakan strategi yang perlu dilakukan dalam mencapai
efisiensi dan efektifitas suatu perusahaan. Perkembangan pada era teknologi masa
ini sejalan dengan berkembangnya perusahaan yang bergerak di bidang jasa
teknologi, seperti Qiscus Pte Ltd. Perencanaan proyek tersebut dapat disusun
menggunakan Work Breakdown Structure (WBS), Cirital Path Method (CPM)
dan Program Evaluation and Review Technique (PERT). Manajemen proyek
dapat pula digunakan untuk memperkirakan adanya percepatan proyek (crasing)
pada Qiscus Pte Ltd. Dengan penyusunan suatu manajemen proyek yang baik,
maka dapat dilakukan estimasi waktu dan biaya yang diperlukan dalam
menjalankan proyek, sehingga dapat meminimasi kerugian biaya akibat
kemungkinan keterlambaran proyek. Perencanaan manajemen proyek yang
dilakukan untuk menjalankan proyek Hayyan, Qiscus Pte Ltd, menghasilkan
estimasi percepatan pengerjaan proyek selama 6 hari, dengan penambahan biaya
sebesar 2,8 juta.

Kata kunci : Manajemen Proyek, WBS, CPM, PERT, Crasing

Abstract
Project management is a strategy that needs to be done in achieving the efficiency
and effectiveness of a company. Technology development in this era is along with
the development company engaged in technology services, such as Qiscus Pte
Ltd. Planning the project can be compiled using a Work Breakdown Structure
(WBS), Cirital Path Method (CPM) and Program Evaluation and Review
Technique (PERT). Project management can also be used to estimate the
acceleration of the project (crasing) on Qiscus Pte Ltd. The preparation of a good
project management can estimate the time and cost required to run the project, so
as to minimize losses due to the possibility of delays in project costs.

Keywords : Project Management, WBS, CPM, PERT, Crasing

1. Pendahuluan didapatkan. Perkembangan ini sejalan

Pemanfaatan teknologi era kini terus dengan berkembangnya perusahaan yang
dikembangkan hingga bertujuan untuk bergerak di bidang jasa teknologi yang
meningkatkan opportunity yang berperan sebagai konsultan dan jasa

15
penyedia perangkat lunak. Hal ini yang Adanya permintaan proyek yang
menjadi salah satu alasan perusahaan meningkat pada Tahun 2016
Qiscus Pte Ltd atau PT. Sinergitas memberikan peluang Qiscus Pte Ltd
Mandiri Infokom menjadi perusahaan untuk dapat meningkatkan keuntungan
yang terus berkembang seiring dengan perusahaan, tetapi di sisi lain
permintaan proyek meningkat pada tahun peningkatan atas permintaan proyek
2016 seperti pada Gambar 1. tersebut dapat menjadi masalah dalam
perusahaan apabila tidak memiliki
*)
Penulis Korespondensi. manajemen perusahaan yang baik.
Email : ganesstripad@gmail.com Manajemen proyek dibuat untuk dapat
menghindari atau meminimalisir
kegagalan dan resiko proyek (Noerlina,
2008). Manajemen yang baik terkait
dengan menejemen aktivitas seperti
penjadwalan, pengelolaan human
resource yang mana akan berujung pada
estimasi biaya proyek yang perlu
dianggarkan perusahaan.

Jumlah Proyek Qiscus Pte Ltd

25

20

15

Projec
10

0
2012 2013 2014 2015 2016

16
Gambar 1. Jumlah Proyek Qiscus Pte Ltd Tahun 2012-2016
Pada penelitian sebelumya, yaitu penelitian
Noerlina (2008), diketahui bahwa membangun
manajemen proyek yang baik mampu menciptakan
tahap pelaksanaan proyek lebih terperinci dan
efisien.
Perusahaan perlu berupaya untuk meningkatkan
kualitas jasa yang diberikan dengan melalui
pembuatan perencanaan yang terstruktur, sehingga
lebih optimal dalam penggunaan sumber daya yang
akan berdampak pada efesiensi kinerja internal
perusahaan. Tanpa adanya manajemen proyek yang
baik tersebut dapat menurunkan performa kerja
perusahaan untuk memenuhi permintaan
pelanggan. 2 dari 10 proyek atau sebesar 20%
proyek yang dijalankan Qiscus Pte Ltd pada Tahun
2015 tidak terselesaikan sesuai dengan perencanaan
proyek yang dibuat. Apabila terjadi keterlambatan
proyek maka kompensasi yang diberikan pihak
manajemen pada client berupa pengembalian
sejumlah uang yang telah disepakati pada awal
perjanjian dan jika keterlambatan lebih dari 1
minggu maka seluruh biaya yang dibayarkan client
akan dikembalikan. Berdasarkan laporan keuangan
Tahun 2014-2015 yang disampaikan CTO
perusahaan, terjadi kerugian yang diakibatkan
adanya keterlambatan proyek sebesar 5% dari
pendapatan tahunan. Untuk menghindari adanya
peningkatan kerugian dari tahun-tahun sebelumnya,
sehingga perencanaan manajemen proyek yang
baik adalah solusi yang dapat dilakukan.
Dalam upaya mempertahankan kesetiaan
pelanggan menggunakan jasa dari Qiscus Pte Ltd,
maka perusahaan perlu selalu berupaya menyusun
manajemen proyek yang baik. Salah satu proyek
yang dilakukan Qiscus Pte Ltd adalah proyek
Hayyan, yaitu proyek dalam pembuatan website.
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Menyusun aktivitas global proyek Hayyan
dalam bentuk Work Breakdown Structure.
17
2. Membuat perencanaan/ penjadwalan proyek
dengan Cirital Path Method (CPM) dan
Program Evaluation and Review Technique
(PERT).
3. Mengidentifikasi komponen biaya untuk
Proyek Hayyan
4. Menganalisis trade off dari penggunaan biaya
normal dan biaya crashing dalam menjalankan
proyek Hayyan
2. Studi Literatur
Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014),
Manajemen proyek merupakan proses
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan
mengendalikan kegiatan anggota organisasi serta
sumber daya lainnya sehingga dapat mencapai
sasaran organisasi telah ditentukan sebelumnya
(Soeharto, 1999). Tujuan dari manajemen proyek
adalah untuk dapat mengelola fungsi-fungsi
manajemen hingga diperoleh hasil optimum sesuai
dengan persyaratan yang ada dan telah ditetapkan
serta untuk dapat mengelola sumber daya yang
seefisien dan seefektif mungkin.
Fungsi Manajemen Proyek
Beberapa fungsi dari manajemen proyek
(Dimyati dan Nurjaman, 2014), adalah:
1. Fungsi perencanaan (Planning)
Fungsi ini bertujuan dalam pengambilan
keputusan yang mengelola data dan informasi
yang dipilih untuk dilakukan di masa
mendatang, seperti menyusun rencana jangka
panjang dan jangka pendek, dan lain-lain.
2. Fungsi Organisasi (Organizing)
Fungsi organisasi bertujuan untuk
mempersatukan kumpulan kegiatan manusia,
yang memiliki aktivitas masing-masing dan
saling berhubungan, dan berinteraksi dengan
lingkungannya dalam rangka mencapai tujuan.
 organisasi, seperti menyusun lingkup aktivitas, -
lain.
3. Fungsi Pelaksanaan (Actuating)
Fungsi pelaksanaan bertujuan untuk
menyelaraskan seluruh pelaku organisasi terkait
dalam melaksanakan kegiatan/ proyek, seperti
pengarahan tugas serta motivasi, dan lain-lain.
4. Fungsi Pengendalian (Controlling)
Fungsi pengendalian bertujuan untuk mengukur
kualitas penampilan dan penganalisisan serta
pengevaluasian kegiatan, seperti memberikan
saran-saran perbaikan, dan lain-lain.
Work Breakdown Structure
Work breakdown structure (WBS) merupakan
suatu pengelompokkan elemen kerja yang
ditunjukkan dalam bentuk grafik untuk mengatur
dan membagi keseluruhan ruang lingkup suatu
proyek kerja (Rev, 2003).
Critical Path Method (CPM)
Menurut Schroeder (1996) dalam Dimyati dan
Nurjaman (2014), Critical Path Method (CPM)
merupakan metode jalur kritis yang menggunakan
jaringan dengan keseimbangan waktu-biaya linear.
Teknik CPM dilakukan dengan menyusun jaringan
kerja yang diidentifikasikan ke arah aktivitas-
aktivitas dan menggunakan simple time estimates
pada tiap aktivitas yang menunjukkan jangka waktu
pelaksanaan
Beberapa istilah yang digunakan dalam metode
CPM ini adalah:
a. Earliest Start Time (ES)
ES merupakan waktu tercepat suatu kegiatan/
aktivitas dapat dimulai, dengan memperhatikan
waktu kegiatan dan persyaratan pada urutan
pengerjaan kegiatan.
b. Latest Start Time (LS)
LS merupakan waktu paling lambat untuk
memulai suatu kegiatan.
c. Earliest Finish Time (EF)
EF merupakan waktu tercepat kegiatan dapat
diselesaikan.
d. Latest Finish Time (LF)
LF merupakan waktu paling lambat dalam
menyelesaikan suatu kegiatan.
Pada CPM dikenal istilah critical path atau jalur
kritis yang bertujuan untuk mengetahui kegiatan-
kegiatan yang memiliki tingkat kepekaan tinggi
terhadap keterlambatan pelaksanaan, sehingga
dapat menentukan tingkat prioritas kebijakan dalam
penyelenggaraan proyek.
Bentuk CPM tersebut dapat memberikan
informasi terkait dengan kegiatan yang
dilaksanakan terlebih dahulu atau sesudahnya, dan
durasi kegiatan.
18
Pada CPM dikenal pula istilah slact time, yaitu
waktu penundaan suatu kegiatan tanpa mengubah
jangka waktu proyek secara keseluruhan. Slack
time didapakan dengan menggunakan rumus
berikut:
Sij = LSij – ESij atau Sij = LFij - EFij (1)
Jaringan yang telah dibuat pada CPM dapat
direfleksikan sebagai dasar penjadwalan proyek.
Penjadwalan proyek biasa dibuat dalam bentuk
grafik Gantt Chart.
Program Evaluation and Review Technique
(PERT)
PERT digunakan dalam melakukan
penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasikan
bagian-bagian kegiatan dalam suatu proyek.
Menurut Soeharto (2002), metode PERT mencakup
tiga perkiraan waktu, yaitu:
a. Waktu pesimistic (tp), adalah waktu paling
panjang yang mungkin diperlukan suatu
kegiatan
b. Waktu perkiraan paling mungkin atau most
likely (tm), adalah waktu penyelesaian kegiatan-
kegiatan proyek yang paling memungkinkan,
atau memiliki probabilitas paling tinggi
c. Waktu Optimistic (to), adalah waktu tercepat
yang dapat dilakukan untuk melaksanakan
kegiatan suatu proyek.
Setelah menentukan ketiga perkiraan waktu
tersebut, maka kita dapat menentukan waktu
kegiatan yang diharapkan (Expected Timed) dengan
rumus sebagai berikut:
Expected Time =
𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐+ (4 𝑥 𝑚𝑜𝑠𝑡 𝑙𝑖𝑘𝑒𝑙𝑦)+ 𝑝𝑒𝑠𝑖𝑚𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐
6
Dalam menentukan perkiraan waktu proyek
dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan
probabilitas dan diselesaikan dengan tabel
normalitas.
𝑥− µ
Z= 𝜎
Dengan keterangan bahwa x merupakan jumlah
waktu pelaksanaan proyek yang diharapkan, µ
merupakan rata-rata proyek dapat terselesaikan,
dan σ merupakan standar deviasi.
Percepatan Pelaksanaan Kegiatan (Crashing)
Crashing merupakan proses mereduksi suatu
kegiatan yang akan berpengaruh terhadap waktu
penyelesaian proyek. Menurut Ervianto (2014)
dalam Dimyati dan Nurjaman (2014), proses
Crashing merupakan cara untuk melakukan
perkiraan untuk variabel cost dalam menentukan
pengurangan durasi yang paling optimal dan
ekonomis dari suatu kegiatan proyek yang masih
memungkinkan untuk direduksi.
 Crashing dapat memunculkan adanya trade off
antara biaya dan waktu.
3. Metode Penelitian
Metode yang dilakukan yaitu mulai dari
penemuan masalah, penentuan tujuan penelitian,
pengumpulan dan pengolahan data. Tahap yang
dilakukan untuk pengolahan data adalah:
- Identifikasi aktivitas proyek dengan
menggunakan Work Breakdown Structure
(WBS) sederhana.
- Pembuatan alur aktivitas dengan precedence
diagram. Untuk menentukan waktu dan biaya
pelaksanaan proyek yang efisien, digunakan
metode dalam strategi manajemen proyek
yaitu CPM, PERT, dan Crashing.
4. Pembahasan
4.1 Identifikasi Aktivitas Proyek
Dalam melakukan perencanaan manajemen
proyek yang baik perlu diawali dengan melakukan
identifikasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan.
Menurut Duncan (1996), ruang lingkup aktivitas-
aktivitas yang akan dilakukan dalam suatu proyek
dapat digambarkan dalam suatu Work Breakdown
Structure (WBS) sederhana sehingga didapatkan
informasi yang merinci mengenai
4.2 Perencanaan Aktivitas Global
Perencanaan aktivitas global dilakukan dengan
pengalokasian sumber daya manusia, biaya, dan
waktu yang dibutuhkan. Seperti pada Tabel 1 dapat
diketahui pekerja-pekerja yang bertanggung jawab
dalam pelaksanaan tiap aktivitas sehingga
memudahkan dalam melakukan monitoring proyek.
Alur aktivitas yang dilakukan tergambarkan dalam
presedence diagram yang tercantum pada Gambar
3. Presedence diagram dibuat berdasarkan
Tabel 2. yang menunjukkan urutan.

Gambar 2. Work Breakdown Structure

Tabel 1. Alokasi SDM untuk Aktivitas Proyek

No Deskripsi Aktivitas PIC
Mengumpulkan seluruh kebutuhan data dan informasi dari client
1. Project Manager
Proyek Hayyan
Membuat user stories atau deskripsi fungsi proyek berdasarkan Project Manager, Desainer, Lead
2.
kebutuhan dari proyek Hayyan Programmer
3. Mengalokasikan manpowers Project Manager
4. Mengumpulkan ide desain Desainer
Menyusun daftar kebutuhan teknologi (software atau hardware) yang
5. Lead Programmer
diperlukan
Menyusun desain dalam bentuk prototype sebagai langkah awal
6. Desainer
persetujuan perancangan proyek dengan client
7. Menyusun desain sistem proyek Hayyan yang telah disetujui oleh Lead Programmer
client
8. Memulai pengembangan sistem proyek Programmer
9. Memantau kualitas (Quality Control) dan uji coba Testers
10. Pengunggahan proyek Hayyan ke server publik Programmers
11. Penjaminan (warranty) dalam bentuk konsultasi akhir pada client Programmers dan Testers

19
 Tabel 2. Predecessor Aktivitas Proyek
Aktivitas Deskripsi Aktivitas Jumah Hari Predecessor
Mengumpulkan seluruh kebutuhan data dan informasi dari client
A Proyek Hayyan 2 Hari -
Membuat user stories atau deskripsi fungsi proyek berdasarkan
B 3 Hari A
kebutuhan dari proyek Hayyan
C Mengalokasikan manpowers 1 Hari B
D Mengumpulkan ide desain 1 Hari A
Menyusun daftar kebutuhan teknologi (software atau hardware)
E 1 Hari D
yang diperlukan
Menyusun desain dalam bentuk prototype sebagai langkah awal
F 5 Hari E,C
persetujuan perancangan proyek dengan client
Menyusun desain sistem proyek Hayyan yang telah disetujui
G 3 Hari F
oleh client
H Memulai pengembangan sistem proyek 15 Hari G
I Memantau kualitas (Quality Control) dan uji coba 4 Hari H
J Pengunggahan proyek Hayyan ke server publik 2 Hari I
Penjaminan (warranty) dalam bentuk konsultasi akhir pada
K 1 Hari J
client dan revisi

Aktivitas ES EF LS LF Slack Time

E 3 4 6 7 3
Dari presedence diagram tersebut dapat memiliki
jalur kritis (critical path) pada alur aktivitas A-B-C-F- F 6 11 7 12 1
G-H-I-J-K, yaitu selama 36 hari. Sedangkan untuk G 11 14 12 15 1
jalur lintasan aktivitas lainnya yaitu A-D-E-F-G-H-I- H 14 29 15 30 1
J-Kdilakukan selama 34 hari.
I 29 33 30 34 1
J 33 36 34 36 1
K 36 37 36 37 0
Selanjutnya, untuk menghitung rencana waktu
pelaksanaan proyek yaitu dari segi teknik evaluasi
dan review proyek atau PERT (Program
Evaluation and Review Technique), waktu aktivitas
dapat terbagi atas pesimistic(tp), mostlikely(tm) dan
Gambar 3. Presedence Diagram Optimistic(to). Pada Tabel 4 dapat dilihat jumlah
waktu sesuai dengan metode PERT.
Rencana Waktu Pelaksanaan Proyek
Pada Critical Path Method (CPM) dapat Tabel 4. PERT
dilakukan penentuan waktu-waktu tercepat dan
Aktivitas Pesimistic Most Likely Optimistic
waktu-waktu terlambat dalam menjalankan
aktivitas. Pada Tabel 3 dapat menunjukkan jumlah A 3 2 2
Earlier Start (ES), Earlier Finish (EF), Latest Start B 4 3 2
(LS), Latest Finish (LF), dan slack time. Contoh
perhitungan waktu slack yaitu sebagai berikut: C 1 1 1
D 1 1 1
Slack time A= LSA – ESA E 2 1 1
=1–0=1
F 7 5 3
Tabel 3. Slack Time G 4 3 3
Aktivitas ES EF LS LF Slack Time H 18 15 13
A 0 2 1 3 1 I 4 4 3
B 2 5 3 6 1 J 3 2 2
C 5 6 6 7 1 K 1 1 1
D 2 3 5 6 3

20
 Tabel 5. Probabilitas Waktu Aktivitas
Aktivitas Slack Time te σ2
A 1 2,2 0,028
B 1 3,0 0,111
C 1 1,0 0,000
D 3 1,0 0,000
E 3 1,2 0,028
F 1 5,0 0,444
G 1 3,2 0,028
H 1 15,2 0,694
I 1 3,8 0,028
J 1 2,2 0,028
K 0 1,0 0,000

Gantt Chart

14-Nov21-Nov28-Nov05-Des12-Des A

BCDEFGHIJK

Gambar 4. Gantt Chart

 Perhitungan Expected Time dan Variance Dengan x = 38 hari, maka

Probabilitas waktu proyek Hayyan dapat 𝑥− 𝜇
dijalankan, dengan memperhitungkan expected Z=
𝜎
time dan variance. Z = 38− 38 = 0 ; P (Z ≤ 0) = 0,5
1,2
- Expected Time, (Tabel Normal) = 50%
contoh perhitungan:
tp+4tm+to 3+(4x2)+2 Jika x = 40 hari, maka 𝑥− 𝜇
𝑡𝑒
2,2A = = =
6 6 Z=
- Variance, 𝜎

contoh perhitungan: Z = 40− 38 = 1,67 ; P (Z ≤ 1,67)

1,2
𝑡𝑝−𝑡𝑜 3−2
σ2A= ( )2= ( ) = 0,028 = 0,9525 = 95,25%
6 6
Dari hasil perhitungan di atas maka diketahui
- Perhitungan Probabilitas Jalannya Proyek lebih besar probabilitas proyek terselesaikan dalam
VA + VB + VC + VF + VG waktu 40 hari, yaitu sebesar 95,25%.
𝜎 = √ +VH + VI + VJ +
𝜎= VK Gantt Chart
1,2 Estimasi waktu pada setiap aktivitas dapat
Maka, jika manajer proyek mentargetkan proyek digambarkan dalam suatu Gantt Chart seperti pada
selesai dalam 38 hari atau X=38 hari, maka dapat Gambar 4.
dihitung probabilitas proyek terselesaikan dalam
waktu 38 hari adalah sebagai berikut:

21
Pengestimasian Total Biaya Proyek Perbandingan antara pertambahan biaya dan
1. Teknologi percepatan waktu penyelesaian proyek dalam 38
Aspek teknologi sangat penting dalam hari dapat dihitung yaitu:
menjalankan proyek ini. Total biaya untuk
teknologi software yaitu Rp. 15.866.496,- dan Cost Slope =
total biaya hardware yaitu Rp. 16.309.500,-. 𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝐶𝑜𝑠𝑡−𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛−𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ
2. Sumber Daya Manusia (SDM) 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
Dalam menjalankan proyek Hayyan ini, Rp 50.325.996 –Rp 47.525.996
Qiscus Pte Ltd menerapkan kebijakan man days = 38−32
rate atau penerapan tarif biaya pekerja dalam
hitungan kerja harian. Sehingga dapat dihitung = Rp 466.667,-
secara rinci biaya yang diperlukan sesuai dengan
hari kerja dan jumlah SDM yang dibutuhkan pada Analisis Jumlah Pelaksanaan Proyek
setiap aktivitas, maka didapatkan bahwa total Berdasarkan perhitungan dari metode PERT,
biaya untuk SDM adalah Rp. 14.900.000. maka diketahui probabilitas proyek dilaksanakan
Setelah mengetahui total biaya teknologi dan selama 38 hari adalah 50%. Nilai tersebut
total biaya SDM, maka dapat dihitung total biaya menunjukkan bahwa adanya 50% kemungkinan
proyek yang diperlukan bedasarkan pada biaya- terjadinya keterlambatan, karena jika perencanaan
biaya langsung dan biaya-biaya tidak langsung, proyek sesuai dengan jumlah hari pada lintasan
yaitu sebesar Rp. 482.841.952,-. kritis, itu berarti perusahaan tidak memberikan
waktu toleransi keterlambatan dalam menjalankan
Pengestimasian Biaya Proyek yang Dipercepat proyek di tengah banyaknya ketidakpastian kondisi.
(Crashing) Ketidakpastian dari perusahaan Qiscus Pte Ltd
Dalam pelaksanaan proyek Hayyan dapat dapat bersumber dari sistem operasi, sumber daya
dilakukan pengestimasian waktu proyek yang lebih manusia, biaya, lingkungan, dan lain sebagainya.
cepat dari waktu normalnya. Dalam hal ini disebut Sedangkan ketidakpastian dari perusahaan Hayyan
sebagai crash time. dapat terjadi seperti penambahan permintaan fitur
Pada Tabel 4.6 menunjukkan jumlah hari dan website atau lain sebagainya.
biaya untuk aktivitas dengan crash time. Berdasarkan perhitungan, maka diketahui
Biaya crash cenderung lebih tinggi dibanding sebesar 95,25% proyek Hayyan dapat diselesaikan
biaya nornal karena jumlah hari pelaksanaan oleh Qiscus Pte Ltd yang menunjukkan bahwa
aktivitas yang lebih cepat memerlukan penambahan adanya 2 hari lebih lambat dibandingkan jumlah
pekerja yaitu seorang desainer dan seorang hari pada lintasan kritis sebagai toleransi realistis
programmer. untuk keterlambatan proyek yang dilakukan Qiscus
Pte Ltd.
Tabel 6. Durasi Normal dan Crash
Durasi Durasi Analisis Project Crashing
No. Item Biaya Normal Crash Dalam melaksanakan proyek Hayyan dapat
Biaya dilakukan percepatan aktivitas proyek (Crashing)
1 - - tetapi dengan adanya trade off antara waktu dan
Teknologi
2 Aktifitas A 2 2 biaya. Percepatan yang dapat dilakukan dengan
3 Aktifitas B 3 2 mengurangi jumlah aktivitas sebanyak 6 hari, yaitu
4 Aktifitas C 1 1 pada aktivitas proyek normal dilakukan selama 38
5 Aktifitas D 1 1 hari menjadi 32 hari.Percepatan tersebut dapat
6 Aktifitas E 1 1 dilakukan dengan cara menambah jumlah pekerja,
7 Aktifitas F 5 3 yaitu seorang desainer dan seorang programmer.
8 Aktifitas G 3 3 Sehingga, total biaya crashing meningkat akibat
9 Aktifitas H 15 13 adanya penambahan biaya langsung. Trade off ini
10 Aktifitas I 4 3 yang dapat disampaikan Qiscus Pte Ltd pada client
11 Aktifitas J 2 2 dimana client yang dapat menentukan untuk
12 Aktifitas K 1 1 memilih pengerjaan proyek yang lebih cepat
dengan biaya yang lebih tinggi atau proyek yang
Sehingga, total biaya kumulatif untuk aktivitas lebih lama dengan biaya yang lebih rendah.
normal yaitu sebesar Rp 47.525.996,- sedangkan
total biaya kumulatif untuk aktivitas crash adalah 5. Kesimpulan
sebesar Rp 50.325.996,-. Dalam menjalankan proyek Hayyan oleh
Qiscus Pte Ltd, terdapat 4 aspek kerja yaitu terkait
dengan tahap pengumpulan data & informasi dan

22
perekrutan

23
 SDM (requirement), tahap perancangan desain proyek (design), tahap pengembangan sistem (development), dan
tahap penjaminan kualitas (integration & test) yang membutuhkan 5 orang pekerja dan dalam waktu selama 38 hari
bedasarkan Critical Path.
Probabilitas aktivitas dilaksanaakan sesuai dengan jumlah hari pada critical path adalah 50%. Terdapat
probabilitas penundaan aktivitas sebesar 50%, yang artinya proyek mungkin dilaksanakan lebih dari 38 hari.
Percepatan pelaksanaan proyek Hayyan (Crashing) menghasilkan suatu trade off bagi client terhadap biaya dan
waktu yang dibutuhkan. Dengan adanya crashing menimbulkan peningkatan biaya menjadi Rp 50.325.996,-
sedangkan total biaya proyek tanpa adanya crashing sebesar Rp 47.525.996,-.

6. Daftar Pustaka
Dimyati, D. H., & Nurjaman, K. (2014). Manajemen Proyek. Yogyakarta: Pustaka Setia.
Duncan, W. R. (1996). A Guide to The Project Management Body of Knowledge. Sylva: PMI Communication.
Soeharto, I. (2002). Studi Kelayaan Proyek Industri
. Jakarta : Erlangga.
Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional ). Jakarta : Erlangga.
Rev, E. (2003). Work Breakdown Structure.
America: U.S. Department of Energy.

24
ANALYSIS OF COST CONTROL, TIME, AND QUALITY ON CONSTRUCTION PROJECT

Dewi Nusraningrum
Faculty of Economics & Business, Universitas mercu Buana
dewinusraningrum@mercubuana.ac.id

Joko Priyono
Faculty of Economics & Business, Universitas mercu Buana
jokopriyono47@gmail.com

Abstract

This research aims to analyze the relationship of delay time and costs with estimated that causes
increased costs from perspective of management fees project with earned value method and to
analyze the influence of the variables associated with the quality control at each stage of the
work concreting. Secondary data collection i.e. the draft budget, the curve S, financing and
weekly reports the progress of the project. Primary data i.e. questionnaires to 30 respondents.
The cost control and time used earned value methods, and quality control with multiple linear
regression. The results of the research project performance until the 27th week of aspects of
cost and time projects implementation are not experiencing excess costs, but suffered delays.
Regression analysis a very influential determinant variables of each job of making concrete to
install formwork: concrete level marking and dimensions for formwork, ironing: the connection
reinforcement iron and iron a clean free from rust, oil, and dry concrete, for concreting:
checking of slump test and the amount of labor, and to uninstall the formwork: concrete age
and concrete level according to plan.

Keywords: cost control; time control; earned value; quality.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan keterlambatan waktu dan biaya dengan estimasi
yang menyebabkan peningkatan biaya dilihat dari manajemen biaya proyek dengan metode
earned value dan mengetahui pengaruh variabel-variabel yang terkait dengan pengendalian
mutu pada setiap tahap pekerjaan pembetonan. Pengumpulan data sekunder yaitu RAB, kurva
S, laporan mingguan pembiayaan dan kemajuan proyek. Data primer yaitu kuesioner kepada 30
responden. Metode yang digunakan pengendalian biaya dan waktu dengan earned value dan
pengendalian mutu dengan regresi linier berganda. Hasil penelitian kinerja proyek sampai
minggu ke-27 dari aspek biaya dan waktu pelaksanaan proyek tidak mengalami kelebihan
biaya, tetapi mengalami keterlambatan. Analisis regresi variabel penentu yang sangat
berpengaruh dari masing-masing pekerjaan pembetonan yakni untuk pasang bekisting:
marking level cor dan dimensi bekisting, untuk pembesian: sambungan besi tulangan dan besi
bersih bebas dari karat, oli, dan beton kering, untuk pengecoran: pengecekan slump test dan
jumlah tenaga kerja, dan untuk bongkar bekisting: umur beton dan level cor sesuai rencana.

Kata Kunci: pengendalian biaya; pengendalian waktu; earned value; mutu

JEL: C3
25
 1. Research Background
Implementation of the construction project are frequent discrepancies between the
schedule plan and realization in the field that can lead to an implementation time, swelling
costs decline, and it is the quality of the resulting building . The cause of these problems is the
design changes, weather factors, less the needs of the labour, material or equipment, and others.
Project control systems required to maintain alignment between planning and execution.
Planning is made in principle as a basis of reference for the implementation. The reference
material is subsequently became the standard implementation project that includes a schedule,
budget, and technical specifications. During the process of controlling, monitoring should be
performed during the execution of the project so that it can be known the achievements and
progress of the projects that have been achieved. The results of this monitoring information is
useful for evaluation of the results that have been achieved at the time of reporting (Dimyati
and Nurjaman 2016).
The delay in completion of the project could be detrimental to the company's contractors
in the project construction of Intermodal Terminal in BSD City Area. Intermodal Terminal
project with a value of Rp 86,460,650,000 project cost, with the implementation of the start of
the October 31, 2016, and was completed on November 30, 2017. To know the performance of
the control project in the study viewed from project report, one of which is the progress weekly.
In the review of development projects based on the weekly progress report from week 1 to week
27 (01 May-07 May 2017) and the value of the plan's cumulative 52.20% and the value
realization of cumulative 47.27% with a deviation-4.93%. That value that is greater than the
cumulative plan realization of cumulative, so that the project experienced a delay in completion
of the project. This can result in an increase in cost, implementation time and will affect the
quality of the work of the resulting buildings.
Projects with budgets large enough but with a relatively short time made a project with
a high degree of risk. Therefore, the control of costs, time, and quality is part of the overall
project management. Cost control and time is done to minimize the errors project
implementation efforts, prevent factors that slow down the achievement of the objectives in the
project, and take the decisions or actions are needed to control the problem encountered, as
well as being able to demonstrate the results of performance and productivity activities using
earned value. As for the quality control is carried out the control at each stage of the work in
order to minimize the failure of the quality of the work and ensure that the work has been carried
out in accordance with the technical specifications. Quality has a correlation with the customer
satisfaction and how company understand customer expectations (Maulana et al. 2019)
The time control is controlling the time of project implementation to match schedule
(Pinontoan et al. 2015). The project schedule is a tool that can show when during any activities,
so that it can be used to control the execution of the project as a whole. Scheduling provides
information about project progress in terms of performance resources in the form of fees, labor,
equipment and material as well as the duration of the project plan and the progress of time for
the completion of projects (Aulady and Orleans 2016). Scheduling is allocated time available to
carry out each job in order to complete a project until the optimal result is achieved by
considering the limitations that exist. During the process of project control, scheduling follow
the development of the project with a variety of problems. The process of monitoring and
updating are always done to get the most realistic scheduling so that the allocation of resources
and the determination of its duration in accordance with the goals and objectives of the project
(Simanjuntak and Firmansyah 2014). Scheduling is made to describe the planning in the time
scale. Scheduling determines when the activity is started, delayed, and resolved, so that the
financing and the use of resources will be adjusted according to the needs of time to be
determined (Daulasi et al. 2016:76). Schedule control includes the process necessary to ensure
timely project completion. Set up a development project with the appropriate time, in

26
accordance with the approved fee as well as a good performance is very hard to do (Dimyati and
Nurjaman 2016).
Curve S is a picture of the relationship between the implementation time of the project
with the value of the accumulation process of the implementation of the project started from the
beginning until the project is completed. Generally the project using the curve S in the planning
and control of the project implementation schedule. Progress curve graphically can provide
various size of progress on an upright axis is associated with the units of time horizontally. The
cumulative percentage made forming the curve of cumulative percentage of S, the realization is a
tangible results in field. The results of the realization of the work at any one time can be
compared to the plan, if the results of the realization is above the curve S, then it happens
achievement but if it is under the curve S need to evaluate thoroughly or need for rescheduling
(Efendi and Sumarsiddin 2015).
The cost of the project or budget plan costs a building or project is the calculation of the
number of cost necessary for materials and wages, as well as other costs related to the execution
of building or project. Budget cost is the price of building materials are counted carefully,
meticulously, and qualified. Cost budget in the same building will vary in each region, due to
the difference in price of materials and labor wages. Project cost control needed so that projects
can be carried out in accordance with the planned initial cost (Daulasi et al. 2016). Cost control
is the control of project cost in order not to exceed the budget. The preparation of the budget the
cost of the project is meant to monitor and analyze whether the total cost of the plan in
accordance with the costs of their implementation. In this way can we know when the project
implementation in this case the contractor makes a profit or loss (Pinontoan et al. 2015). Cost
control include processes that are necessary to ensure that the project is completed with the
funds that have been agreed upon. Cost control is not only a monitoring costs and recording the
amount of data, but also data analysis so that the Act of correction can be done before it's too
late. Cost control is performed by all personnel, both in the organizational structure of project
management the project owner and the main contractor. Notwithstanding the foregoing, the
owner of project management should be responsible for the cost control of the project,
including the management of funding, approval, and payment of bills from the main
contractor as well as the control of funds/budget (Dimyati and Nurjaman 2016). Cost control of
projects is distinguished into two types, namely the Direct Cost and Indirect Cost. Step control
techniques are set a target or standard time for a work to be completed with certain controls. If a
part of the complete work targeted have been implemented, as compared with the actual
achievement of the target. After that, give appraisal, do evaluations and set the influence of
accomplishment now against future earnings prospects. If necessary, plan reworked the original
so the target could be achieved or can be approached (Efendi and Sumarsiddin 2015:35). Cost
control is the final step of the process management of project costs i.e. cost of expenditure in
order to initiate the appropriate project planning, in the form of a predetermined budget. Thus,
aspects and cost control object will be identical to the planning costs, so that various types of
activities at Headquarters and the field should always be monitored and controlled so that its
implementation in accordance with the predetermined budget (Rantung et al. 2014).
Budget cost is the price of a building calculated with the detailed, meticulous, and
qualified. Cost budget in the same building will vary in every area because of the difference in
price of building materials and labor wages (Dimyati and Nurjaman 2016). Thus, cost control is
the process of monitoring of project costs through budget plan costs (RAB) as measured through
the calculation of volume, unit price analysis, and determination of fees. Quality control, a part
of quality management focused on the fulfillment of requirements such as monitoring, reduce
problems, and irregularities identified (one by Rivelino, 2016:5). Quality Control is monitoring
specific project results to determine whether they comply with relevant quality standards and
identify ways to eliminate causes of unsatisfactory performance

27
(Ashokkumar 2014). Quality control and engineering activity is an activity monitor, evaluate and
follow up the order for the requirements that have been set are achieved (Santosa, 2013),
(Dimyati and Nurjaman 2016). Quality control is a technique and a planned actions/activities
that done to achieve, maintain, and improve the quality of a product and services to fit the
predetermined standards and can satisfy the consumer satisfaction (Rustendi 2012). Meet the
quality is the target management project, with construction products quality meet the
requirements that are generated will meet the quality standard expected to function satisfactorily
in a certain time or ready-made (Hadiono 2010).
Technical specification contains a description of the rules to be used, the scope of the
work, material requirements, terms of execution of the work, equipment requirements, and
other special requirements of the job-the job specified. Technical specification has a higher
hierarchy levels compared to the picture because when seen from a chronological authors,
technical specifications were made to explain, affirm, and specified things that have not been
listed in the images (Dimyati and Nurjaman 2016). Technical specifications are measured
through the scope of the work, material requirements, terms of execution of the work, equipment
requirements, and other special requirements of the jobs. Reporting is an activity that has
been carried out which includes the type of work performed, the quantity or volume of work, as
well as things that are non-technical, such as the State of the weather at the time of execution of
the work. (Dimyati and Nurjaman 2016).

Figure 1. The framework of thought

28
 2. Research Method
The population of cost control and time is three (3) project area Intermodal BSD City, namely Intermodal
Terminal, Modern market 2, and Intermodal station of BSD City. Sample cost control and time using a purposive
sampling (engineering data retrieval with specific consideration) i.e. Intermodal Terminal of BSD City. Population
quality control are the parties directly involved in the implementation of the project (project owners, contractors,
and consultants). Quality control samples using probability sampling by means of simple random sampling, namely
members of the population sampling was done randomly without regard to strata (level) in the population of
members, namely with the sample 30 the respondent. Quality control questionnaire developed from the technical
specifications and SOP (standard Operational Procedure).
Data for analyzing cost control and time; budget plan, Time schedule/curve S, weekly reports the progress
of the project, financing the project weekly reports.
Analysis of cost control and time use earned value method by calculating; a) ACWP (Actual Cost of Work
Performed), b) BCWP (Budgeted Cost of Work Performed), c) BCWS (Budgeted Cost of Work Schedule), d) BAC
(Budget At Completion). Quality control analysis using regression analysis.

3. Result and Discussion

The concept of earned value analysis in project implementation performance data using the Budged Cost of
work Schedule (BCWS), Budged Cost Of Work Performed (BCWP), Actuale Cost Of Work Performed (ACWP).
The third indicator analyzed until the 27th week with the following values: first is Rp 45.129.865.481, second is Rp
41.104.257.617, and the third is Rp 35.546.498.296.
Indicators BCWS, BCWP, ACWP gives an overview about the accomplishments of the schedule and budget.

BCWS

BCWP ACWP
Biaya (Rp)

.
Figure 2. Curve S Earned Value

Curve S earned value on the 1st week until the 23rd week BCWP > BCWS shows under run schedule and
ACWP < BCWP under run cost. On the 24th week until 27th week value BCWP < BCWS over run schedule and
ACWP < BCWP under run cost. Cost Variance (CV) is the difference between the values obtained after
completion of the pekerjaaan with the actual costs that occur during the execution of the project. On the negative
value CV number value which indicates that the fees are higher than budget (over run cost), the value of zero
indicates the work done on cost, and a positive value means work gets done and costs less than budget (under run
cost). Analysis Cost variance (CV) 27th week:

29
 ACWP = Rp 1.124.504.307
BCWP = Rp 1.357.432.205 CV
= BCWP – ACWP
= Rp 1.357.432.205 - Rp 1.124.504.307
= Rp 232.927.898 (under cost)

Schedule Variance (SV) is the calculation of the deviation between the BCWP with BCWS. On the
numerical values for the SV value is positive indicates that the project work the concluded more than a plan, the
value of zero indicates the work done right on schedule, and a negative value indicates a bad job performance
because of work the completed fewer than the planned schedule. Analysis Schedule Variance (SV) 27th week:
BCWS = Rp 1.414.496.234
BCWP = Rp 1.357.432.205 SV
= BCWP – BCWS
= Rp 1.357.432.205 - Rp 1.414.496.234
= Rp -57.064.029 (behind schedule)

Figure 3. Graph identification of variant of SV and CV

In Figure 3 graph identification of variant of SV and CV the week 27th retrieved results SV = -57.064.029
and the value of CV = + 232.927.898. This means that the progress of the work carried out for longer than that in
the schedule of the plan. While the cost cost less than the cost of previous plans.
Cost Performed Index (CPI) a factor cost efficiencies that have already been issued can be demonstrated by
comparing the value of the work, has been completed (BCWP) with actual costs that have been incurred in the
same period (ACWP). Analysis Cost Performed Index (CPI) 27th week.
ACWP = Rp 1.124.504.307
BCWP = Rp 1.357.432.205 CPI
= BCWP : ACWP
= Rp 1.357.432.205 : Rp 1.124.504.307
= 1,21 > 1 under cost
Schedule Performed Index (SPI) efficiency factor is the time the work has been executed can be
demonstrated by comparing the time the work has been completed (BCWP) with the planned time (BCWS) in the
same period. The value of the SPI shows how big the job is able to be settled against a unit of work that is planned.
Schedule Performed Index (SPI) 27th week:
BCWS = Rp 1.414.496.234
BCWP = Rp 1.357.432.205 SPI
= BCWP : BCWS

30
 = Rp 1.357.432.205 : Rp 1.414.496.234
= 0,98 < 1 (behind schedule)

Critical Ratio (CR) 27th week.

SPI = 0,98
CPI = 1,21
CR = SPI x CPI
= 0, 98 x 1, 21
= 1.16 > 1 critical comparison of the Organization of the project faster

CPI
SPI
CR

Figure 4. Graph Identification value of the CPI, SPI, and

CR
This figure SPI < 1 shows the performance of the projects experienced delays of the schedule. Whereas a
value CPI > 1 indicating expenditure costs are lower than the budget for the work that has been carried out. In
terms of CR > 1 critical comparison of the Organization of the project faster.
Estimate Temporary Schedule (ETS) 27th week.
The rest of the time = 55 – 27 = 28 week
SPI =1
ETS = (the rest of the time)/ SPI + total time
= 28 / 1 = 28 week
Estimate All Schedule (EAS) 27th week.
The time of completion of the project = 55 week ETS
= 28 week
EAS = end time + ETS
= 55 + 28 = 83 week
From the results of calculation of the foreconcrete total project time known estimated time of
completion of the project for 83 weeks.
∆D = EAS – end time
= 83 – 55 = 28 (additional time ± 28 week)
If a performance like this one will experience a delay from the initial schedule planning.
Estimate to Complete (ETC) 27th week.
BAC = Rp 86.460.650.000
BCWP = Rp 41.104.257.617
CPI = 1,22
ETC = (BAC - BCWP) / CPI
= (Rp 86.460.650.000 - 41.104.257.617) / 1,22
= Rp 37.177.370.806
The value for job cost foreconcretes ETC remaining until the 27th week of Rp 37.177.370.806.

31
 Estimate at Complete (EAC) is the magnitude of the costs will be absorbed by the overall project based on
the data of the last achieved productivity. The analysis of the Estimate at Complete (EAC) 27th week.
ACWP = Rp 35.546.498.296
ETC = Rp 37.177.370.806
EAC = ACWP + ETC
= Rp 35.546.498.296 + Rp 37.177.370.806
= Rp 72.723.869.102
From the results of the calculation of the overall cost of the magnitude for concrete obtained projects amounting to
Rp 72,723,869,102. The value of the cost has decreased from budgeted costs for the work done.
Variance at Completion (VAC) that are expected to occur at the time the project has been completed
on the basis of productivity last if performance pelaksanan project remain the same until the project is completed.
Analysis of Variance at Completion (VAC) 27th week.
BAC = Rp 86.460.650.000
EAC = Rp 72.723.869.102
VAC = BAC – EAC
= Rp 86.460.650.000 - Rp 72.723.869.102
= Rp 13.736.780.898
The results of the rest of the budget of the project Rp 13.340.666.700 (15,89%) Multiple
Regression Analysis of Install the Formwork.
Y_BK = 4,052 + 1,757 BKBP8 + 0,476 BKK3
Note:
Y_BK = jobs formwork
BKBP8 = marking level concrete in formwork BKK3
= dimensi dalam bekisting

The equation is stated as follows. First, constants of 4.052 stated that if no variables BKBP8 and BKK3,
then the quality level of formwork was 4.052. Second, the regression coefficient BKBP8 of 1.757 stated that any
increase (because the mark (+)) 1 unit of BKBP8 will increase the quality level of formwork of 1.757. Third, the
regression coefficient BKK3 of
0.476 stated that any increase (due to the (+) sign) 1 unit of BKK3 will increase the quality level of formwork
of 0.476.
Multiple Regression Analysis of Ironing.
Y_BS = -0,499 + (-0,214) BSBP3 + (-0,300) BSK7
Note:
Y_BS = ironing
BSBP3 = Connection/overlay/cuttings iron reinforcement BSK7
= Iron is clean, free from rust, oil, and dry concrete
The equation is stated as follows. First, constants of-0.499 stated that if no variables BSBP3 and BSK7, then
ironing quality evel-0.499. Second, the regression coefficient of 0.214-BSBP3 States that every decline (sign (-))
1 unit of BSBP3 will lower the quality level of ironing-
0.214. Third, the regression coefficient of BSK7-0.300 stated that any decrease (because the sign (-)) 1 unit of
BSK7 will lower the quality level of ironing-0.300.
Multiple Regression Analysis of Concreting.
Y_CR = 8,387 + 0,337 CRBP7 + 1,871 CRK2
Note:
Y_CR = concreting
CRBP7 = slump test check
CRK2 = the number of labor
The equation is stated as follows. First, constants of 8.387 stated that if no variables CRBP7 and CRK2, then
the quality level concreting 8.387. Second, the regression coefficient CRBP7 of 0.337 stated that any increase (due
to the (+) sign) 1 unit of CRBP7 will increase the level of quality of concreting 0.337. Third, the regression
coefficient CRK2 of 1.871 stated that any increase (due to the (+) sign) 1 unit of CRK2 will increase the level of
quality of concreting 1.871.
Multiple Regression Analysis of Uninstall the Formwork. Y_BKK
= 0,893 + 1,149 BBKBP3 + 0,954 BBKK4
Note:
Y_BBK = uninstall the formwork
BBKBP3 = concrete age
BBKK4 = concrete level according to plan
The equation is stated as follows. First, constants of 0.893 stated that if no variables BBKBP3 and BBKK4, then the

32
quality level the work of uninstall the formwork is 0.893. Second, the regression coefficient BBKBP3 of 1.149
stated that any increase (due to the (+) sign) 1 unit of BBKBP3 will increase the level of quality of work of uninstall
formwork of 1.149. Third, the regression coefficient BBKK4 of 0.954 stated that any increase (due to the (+) sign) 1
unit of BBKK4 will increase the level of quality of work of uninstall formwork of 0.954.

Table 1. Test Results Summary

No Quality Control F-test t-test R square Durbin Watson Test
1 Install the formwork 28.671 2.954 (sig. 0.039) 0.680 1.947
 BKBP8 2.395 (sig. 0.024)
 BKK3
2 Ironing 17,142 0.559 1,728
 BSBP3 2.508 (sig. 0.014)
 BSK7 2.275 (sig. 0.003)
3 Concreting 5.181 0.622 2.365
 CRBP7 2.332 (sig. 0.043)
 CRK2 2.326 (sig. 0.047)
4 Uninstall the 4.755 0.763 1.989
formwork 2.740 (sig .011)
 BBKBP3 2.257 (sig .047)
 BBKK4
Source: data processed

3.1. Install the formwork

Simultaneous influence test (test F) install the formwork using ANOVA test (Analysis of
Variance) or F-statistics, obtained an F count of 28.671 there are significant effects simultaneously of the
variables BKBP8 and BKK3 against the quality level of formwork.
Partial influence test (t- test) formwork using regression model produced t-test of 0.039 and
0.024 for BKBP8 to BKK3, so it can be inferred that the variables BKBP8 and BKK3 effect significantly
to quality of formwork. t -count for model regression of 2.954 to BKBP8 and BKK3 to 2.395, where α
= 0.05, (n-1) = 30-1 t = 29) table of

33
2.045. It can be concluded that the deciding free variables (BKBP8 and BKK3) effect significantly to the quality
level of formwork.
R Square install the formwork 0.680 explains that the contribution of a given variable work install
formwork against quality level of 68.00% while the rest of 32.00% are influenced by factors others are not
examined.
The Durbin-Watson values count are on the interval between du < 4-DW < du, or 1.567
< 1.947 < 2.433. According the above decision-making basis, then Ho accepted or there is no correlation, so the
regression model to predict the quality level of formwork.

3.2. Ironing
Simultaneous influence test (test F) install the formwork using ANOVA test (Analysis of Variance) or F-
statistics, obtained an F count of 17,142 there are significant effects simultaneously of the variables BSBP3 and
BSK7 against the quality level of ironing.
The t-count 2.508 to BSBP3 and BSK7 to 2.275, where α = 0.05, (n-1) = 30-1, t = 29) table of 2.257. In
accordance with the provisions of if t calculate > t-table α (n-1) then the Ho is rejected and the Ha, so that it can be
concluded that the deciding free variables (BSBP3 and BSK7) effect significantly to the quality level of ironing.
R square obtained 0.559 this explains that the given variable contributions ironing against the quality level
of 55.90% while the rest amounted to 44.10% were influenced by other factors not examined.
The Durbin-Watson values count are on the interval between du < 4-DW < du, or 1.567
< 1,728 < 2.433. According the above decision-making basis, then Ho accepted or there is no correlation, so the
regression model to predict the quality level of ironing.

3.3. Concreting
From table obtained F count of 5.181 while the price F table of 4.20 for α = 0.05, (k-1)
= (2-1) = 1, (n-k) = (30-2) = 28. In accordance with the provisions of F if F > count table then Ho is rejected and
the Ha, so that it can be concluded that there are significant effects simultaneously (simultaneous) of the variables
CRBP7 and CRK2 against the quality level and model concreting work
The obtained t-count of 2.332 to CRBP7 and to CRK2 2.326, where α = 0.05, (n-1) = 30-1 t = 29) table
of 2.045. In accordance with the provisions of if t calculate > t table α (n-1) then Ho denied and Ha is received. It
can be concluded that the variables CRBP7 and CRK2 effect significantly to quality level job concreting.
R-square value 0.622 shows that the contribution of a given variable concreting work against quality
level of 62.20% while the rest of 37.80% were influenced by other factors not examined.
The value of the Durbin-Watson count are on the interval between du < 4-DW < du, or
1.567 < 2.365 < 2.433. According the above decision-making basis, then Ho accepted or there is no correlation.
So the regression model to predict the quality level worthy job concreting.

3.4. Uninstall the Formwork

From table obtained F count amounted to 4.755 while the price F table of 4.20 for α = 0.05, (k-1) = (2-1) =
1, (n-k) = (30-2) = 28. In accordance with the provisions of F if F > count table then Ho is rejected and the Ha, so
that it can be concluded that there are significant effects simultaneously of the variables BBKBP3 and BBKK4
against the quality level of install the formwork.
The obtained t-count of 2.740 for BBKBP3 and for 2.257 BBKK4, where α = 0.05, (n- 1) = 30-1 t = 29)
table of 2.045. It can be concluded that the variables BBKBP3 and BBKK4 effect significantly to the quality level
of install the formwork.
R-square value 0.763 shows that the contribution of uninstall the formwork against

34
quality level of 76.30% while the rest of 23.70% were influenced by other factors.
The value of the Durbin-Watson count are on the interval between du < 4-DW < du, or
1.567 < 1989 < 2.433. According the above decision-making basis, then Ho accepted or there is no correlation. So
the regression model to predict the quality level worthy of a job uninstall the formwork.

4. Conclusion
The performance of the project implementation until the 27th week of aspects of project implementation
costs, not experiencing excess costs, but the implementation of the projects experienced delays. The implementation
of the project to date is still running, if the performance of the execution of the project remains the same until
the project is completed, then the cost for concrete will be needed amounting to Rp 72,723,869,102 with a value of
Variance at Completion (VAC) Rp 13,736,780,898, the cost of implementation is less than budget plan amounted to
Rp 86,460,650,000. The aspect of time, when the performance doesn't update then it will happen, for concrete
project delay completion of the project for 83 weeks which means the projects experienced delays for 28 weeks of
the time specified in the contract that is over 55 week.
The work of formwork Y_BK = 4,052 + 1,757 BKBP8 + 0,476 BKK3. There are 2 (two) dominant
variables influencing the quality of formwork BKBP8 (in concrete level marking) and BKK3 (dimensions in the
formwork).
The work of ironing Y_BS = -0,499 + (-0,214) BSBP3 + (-0,300) BSK7. There are 2 (two) dominant
variables influencing the quality of ironing BSBP3 (Connection/overlay/cuttings iron reinforcement) and BSK7
(iron is clean, free from rust, oil, and the concrete is dry).
The work of concreting Y_CR = 8,387 + 0,337 CRBP7 + 1,871 CRK2. There are 2 (two) dominant
variables affect the quality of the concreting CRBP7 (checking of slump test) and BKK3 CRK2 (the amount of
manpower the concreting).
The work of uninstall the formwork. Y_BKK = 0,893 + 1,149 BBKBP3 + 0,954 BBKK4. There are 2
(two) dominant variables influencing the quality of install formwork i.e. BBKBP3 (age of concrete) and BBKK4
(level concrete according to plan).

References
Ashokkumar D. 2014. Study of Quality Management in Construction Industry.
International Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology. 3(1):
2319-8753. Aulady M, Cesaltino O. Perbandingan Durasi Waktu Proyek Konstruksi Antara
Metode Critical Path Method (CPM) dengan Metode Critical Chain Project Management
(Studi Kasus: Proyek Pembangunan Apartamen Menara Rungkut. Jurnal IPTEK. 20(1):
1411-
7010.
Daulasi A, Jantje B, Mangare, Walangitan DRO. 2016. Perbandingan Biaya Proyek Gedung Empat Lantai STKIP
Kie Raha Ternate eengan Metode Earned Value. Jurnal Sipil Statik. 4(2): 75-82.
Dimyati A, Hamdan, Nurjaman K. 2016. Manajemen Proyek. Bandung: Pustaka Setia.
Efendi A, Sumarsiddin LO. 2015. Pengendalian Waktu dan Biaya pada Proyek dengan Metode Earned Value
(Studi Kasus Pembangunan Dermaga Kasipute Kab.Bombana). Jurnal Teknik ITS. 4(1): 2337-3539.
Hadiono B. 2010. Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan Struktur Atas (Studi Kasus Proyek 1 @ Cik Ditiro
Menteng Residence Jakarta.[Skripsi]. Jakarta: Jurusan Sipil. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana.
Maulana A. 2019. Influence of Service Quality To Customer Satisfaction PT. Pos Indonesia
Karawang Branch. Journal of Management and Business. 18(1): 18-24.
Pinontoan DM, Mitchel, Mandagi RJM, Mangare 2087-9334.
J. 2015. Pengendalian Biaya dan Waktu Rivelino. 2016. Kajian Pengendalian Mutu Konstruksi
Dengan Metode Analisis Nilai dan Hasil pada Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan
dengan Microsoft Project 2010 (Studi Kasus : Jaringan Irigasi Studi Kasus: Pembangunan
Gedung Mantos Tahap III). Jurnal Sipil Jaringan Irigasi di. Leuwigoong. Jurnal
Statik. 3(12): 787-803. Konstruksia. 8(1).
Rantung HPA, Sompie FB, Mandagi RJM. 2014. Rustendi I. 2012. Aplikasi Statistical Process Control
Analisis Pengendalian Biaya dan Jadwal pada (SPC) dalam Pengendalian Variabilitas Kuat
Tahap Pelaksanaan Konstruksi dengan Tekan Beton. Teodolita. 14(1): 16-36.
Analisis Nilai Hasil (Earned Value Analysis) Santosa MAW. 2013. Penerapan Standar
Studi Kasus pada Proyek Bangunan Sistem Manajemen Mutu (ISO)
Pengaman Pantai di Provinsi Sulawesi Utara.
Jurnal Ilmiah Media Engineering. 4(3):
9001:2008 pada Kontraktor PT. Tunas
35
 Jaya Sanur. Jurnal Ilmiah Elektronik
Infrastruktur Teknik Sipil. 2(1).
Simanjuntak RAM, Firmansyah I. 2014.
Rekomendasi Hasil Analisis Waktu
Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Gedung
Pemerintah Di Lingkungan Kota Serang
Provinsi Banten. Jurnal Ilmiah Media
Engineering. 4(4): 219-228.
Project Development
Management of Rungkut Tower
Apartments with
Critical Path Method Approach
and Pert
Moh Jufriyantoa
, Muhammad Zainuddin Fathonia
University of
Muhammadiyah Gresik, Gresik,
Indonesia
ABSTRACT
Project management is a science that is
concerned with organizing and
managing resources by techniques to the
results determined the purpose of this
study is to analyze the needs of the time
and resources required, determine the
critical path of the project, analyzing the
timing of completion and cost of
the project acceleration. This study uses
a CPM (critical path method) and
PERT. CPM is used to plan and
supervision the project with the network
system and time required to complete
the project. Results of this research
project scheduling with CPM can be
completed earlier than conventional
scheduling the number of labor costs
Rp. 220.370.000. So that project can be
completed faster with less cost that the
scheduling PT. Tata Bumi Raya.
1. Introduction
Projects are activities that are take place
within a limited time period by
allocating certain resources and
intended to produce a product or
deliverable whose quality criteria have
been clearly outlined [1]. PT. Tata
Bumi Raya has several obstacles that
cause disruption to the project. The
obstacles in the implementation of this
36
project according to the field
coordinator PT. Tata Bumi Raya includes
several things, for example
delays in the supply of materials, some
workers who do not comply with
the project schedule, and planning
schedules that are not appropriate, in this
case the contractor, namely PT. Tata Bumi
Raya does not use schedules or
scheduling related to the existence of a
critical path, so that activities
overlap between one activity and another.
In a project the affirmation of the
relationship between activities is needed
for planning a project. In estimating time
and costs, a project also needs to
be optimized, this is usually done to
optimize existing resources and
minimize risks, but still obtain optimal
results. The purpose of this study is
to analyze the optimal time and resource
needs to complete the project, find
out the critical trajectories in the project
that need to be considered smooth,
analyze the project completion time and
project acceleration costs before
accelerating completion time.
2. literature review
2.1. Project Projects in network analysis
are a series of activities that aim to produce
unique products and are only carried out
within a certain period (temporary).
Projects can be defined as a series of
activities that only occur once [2].
2.2. Project Management Project
management is a science and an art relating
to leading and coordinating human and
material resources using modern
processing techniques to achieve
predetermined targets, namely the scope,
quality, schedule, and costs, as well as the
interests of the stakeholders [3]. 2.3. CPM
(Critical Path Method) CPM is a network
analysis which seeks to optimize the total
project cost through reduction and
acceleration of the total project completion
time, Levin and Kirkpatrick (1972). With
CPM the amount of time needed to
complete various stages of a project is
considered known with certainty, as well as
the resources used with the time needed to
complete the project. Network planning
(network work) is a relationship of
dependence between the parts of the work
described in a network diagram.
 and the relationship of each activity. The
following is an estimated table of activity
periods. Shown on table 1. In the table above
In previsius research explain that in it is also explained the estimated timeframe
conducting critical path analysis, two used from each activity from the start of the
two-pass processes are used, consisting activity to the end of the activity in the order
of a forward pass and a backward pass. of the activities guided by the preconditions
ES and EF are determined during the of the previous activity. Cost budget analysis
forward pass, LS and LF are determined is a calculation of the total amount of costs
during the backward pass[4]. ES required for workers' wages, as well as other
(earliest start) is the time before an costs related to project implementation. But
activity can be started, assuming all at this time the calculation only calculates the
predecessors are finished. EF (earliest cost of workers. The following are the results
finish) is the time before an activity can of the planned cost of workers whose time
be completed. LS (latest start) is the last has been optimized based on the existing
time an activity can be started so that it network diagram. Shown on table 2
does not delay the completion time of
the entire project. LF (latest finish) is
the last time an activity can be
completed so as not to delay the
completion time of the entire project.
Total Float is the difference between the
time available to carry out activities and
the time required to carry out these
activities (D). Free float for an activity
is the time remaining when an activity is
carried out at the earliest time, as well
as the activities that follow it.

2.4. PERT

or Project Evaluation and Review

Technique is a Management Science
model for planning and controlling a
project (Siswanto, 2007). Method PERT
(Project Evaluation and Review
Technique) is a method that aims to
reduce the occurrence of delays, and
production disruptions, as well as
coordinate various parts of a work as a
whole in order to accelerate the
completion of the project.

3. Methods

CPM method to find out the path

critical, then the calculation is done
using the PERT method with Ms.
software tools. Project to calculate the
cost of time and resources needed.

4. Result and Discussion

This research was conducted in two

stages, viz processing stage using CPM
Method and PERT Method. At the
estimated stages of the timeframe used to
complete each of the project activities for
the construction of Rungkut Tower
Apartments. Estimated time period must
be based on the duration of work activities
37
The table above is the cost of construction
workers in the tower management building,
but this does not include the optimization of
loose time.
The following is a comparison of the research
results schedule with the schedule from PT.
Tata Bumi Raya:
In the table above we get the different
calculation of labor costs, between scheduling
using CPM in research and scheduling from
PT. Tata Bumi Raya in the Rungkut tower 4. Conclusion
apartment development project, the following
details: 1.From the network diagram above of 203
a. PT. Tata Bumi Raya The total labor cost is activities overall in the tower rungkut apartment
Rp. 228,820,000 The project was completed development project there are 100 activities that
on 16 October 2015 enter the critical path and 103 activities that do
b. Research using CPM not enter the critical path.
Total labor costs using CPM method of Rp.
147,070,000 2.Optimizing the time included in loose time by
The total cost of workers in the optimization adding overtime hours for 4 working hours per
of Rp. 73,300,000 day with a maximum of 6 workers per day. From
The total labor cost is Rp. 147,070,000 + Rp. the results of optimization of loose time using
73,300,000 = Rp 20,370,000 The project was funds of Rp. 109,950,000
completed on 16 October 2015
3.From the estimated project costs the results
obtained are: a. The total amount of labor costs in
scheduling PT. Tata Bumi Raya in the amount of
Rp. 228.82 million, the Project was completed on
October 16, 2015 b. The total amount of labor

38
costs by scheduling using CPM is Rp. [12] Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
147,070,000 + Rp. 73,300,000 = Rp Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
220,370,000, the Project was completed on Edisi 13, Alfabeta. Bandung.
October 16, 2015 [13] Handoko, H. 2001. Manajemen
Personalia dan Sumber Daya Manusia,
BPFE, Yogyakarta.
[14] Hayun, A. 2005. “Perencanaan dan
Pengendalian Proyek dengan
Metode PERT-CPM: Studi Kasus Fly Over
Ahmad Yani, Karawang”,
Journal The Winners, Vol. 6, No. 2, pp.
REFERNCES 155- 174
[1]Soeharto, I. 1999. Manajemen [15] Jay, H. dan Barry, R. 2005. Operations
Proyek (Dari Konseptual Sampai Management. Edisi Ketujuh.
Operasional) Terjemahan Setyoningsih,
Edisi Kedua Jilid 1. Penerbit Erlangga. Dwianoegrahwati dan Alhamdy, Indra.
Jakarta. Jakarta: Salemba Empat.
[2] Kerzner, H. 1995 Project
Management: A system approach to [16] Suputra, I.G.N.O. 2011. Penjadwalan
planning, Proyek dengan Precedence
scheduling, and controlling, 5th Edition, Diagram Method (PDM) dan Ranked
Van Nostrand Reinhold, New York. Position Weight Method
[3] Kickpatrick, L. 1972. Optimalisasi RPWM). Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. 15(1).
Pelaksanaan Proyek Dengan Metode 18-28.
Pert [17] Yudha, G. A. Pujiraharjo, A. Saifoe,
dan CPM E.U. 2012. Analisis Multiple
[4] Maharesi. 2002. Penjadawalan Resource pada Proyek Kontruksi dengan
Proyek dengan Menggabungkan metode Metode Jumlah Kuadrat
Pert Kecil. Jurnal Rekayasa Sipil. 6(2): 188-198
dan CPM, Proceedings, Komputer
Sistem Intelejen (KOMMIT), Jakarta.
[5] Meredith, R. 2006. Management
Teams: Why they succeed or fail,
Butterworth-Heinemann, Oxford.
[6] Siswanto. 2007. Operation Research
Jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Jakarta.
[7] Soeharto,.1995. Manajemen Proyek
Dari Konseptual Sampai Operasional.
Penerbit Erlangga Jakarta.
[8] Aminurrahman, M. 2014.
Manajemen proyek pembangunan
gedung
laboratorium UTM dengan pendekatan
critical path method. Fakultas
Teknik Universitas Trunojoyo Madura.
[9] Sahid, D.S.S. 2012. Implementasi
Critical Path Method dan PERT
Analysis pada Proyek Global
Technology for Local Community.
Jurnal
teknologi Informasi dan Telematika.
Vol. 5: 14-22.
[10] Dannyanti, E. 2010. Optimalisasi
Pelaksanaan Proyek Dengan Metode
PERT dan CPM. Fakultas Ekonomi
Univiersitas Diponegoro
Semarang.
[11] Santoso, B. 2009. Manajemen
Proyek Konsep dan Implementasi.
Penerbit oleh Graha Ilmu Yogyakarta.
39
 DAFTAR PUSTAKA

Dipohusodo, Istimawan.1996.Manajemen
Proyek dan Konstuksi jilid I,Yogyakarta:Kanisius

Husen, Abrar MT.2009. Manajemen

Proyek.Yogyakarta: C.V Andi Offeset

Norton M. Bedford, dkk.1996.Sistem

Pengendalian Manajemen.Jakarta: PT Erlangga
Edisi Ke – 5

Soeharto,Iman.1998.Manajemen
Proyek.Jakarta: Erlangga

40