Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP DASAR MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

Oleh :
KELOMPOK 7
Jihan Agustin 18062035
Kharisma Gema Adha 18062037
Lenny Lestari 18062038

Dosen Pengampu :

Ari Syaiful Rahman Arifin, S.T, M.T.

PRODI DIII TEKNIK SIPIL BANGUNAN GEDUNG

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manajemen Proyek “. Dan pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen, Bapak Bahri Kamal,, dan teman-teman
seperjuangan yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran, dan petunjuk hingga
makalah ini dapat disusun dengan baik. “TAK ADA GADING YANG TAK
RETAK”, sebagai sebuah makalah, tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang berkepentingan,
guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk penulis dan pembaca.

Padang, Januari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. Pengertian Manajemen Proyek ........................................................................ 3
B. Tujuan Manajemen Konstruksi ........................................................................ 4
C. Peranan Manajemen Konstruksi....................................................................... 5
D. Tahapan-Tahapan Dalam Manajemen Konstruksi ........................................... 5
E. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Proyek .................................................. 11
F. Manfaat dan Hambatan Manajemen Proyek ................................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 15
A. KESIMPULAN .............................................................................................. 15
B. SARAN .......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen proyek itu suatu displin ilmu pada era tahun 1950an, Amerika bangsa yang
pertama kali menggunakan ilmu manajemen proyek. Henry Gantt dapat dikatakan bapak dari
ilmu manajemen proyek, dan namanyapun menjadi metode yang digunakan, bernama “Gantt
Chart”. Perlu diingat bahwa mempelajari manajemen proyek itu tidak terlalu sulit, karena
didalamnya terdapat hal hal yang terbiasa dilakukan oleh manusia, hanya ditambah sedikit
logika dan aturan yang khusus. Sedangkan proyek itu usaha yang harus dilakukan dari awal
hingga akhit pada suatu kejadian, yang mempunyai batasan waktu – anggaran – sumber daya
yang dibutuhi oleh pelanggan. Meski pada akhir tujuan adanya proyek adalah untuk
memuaskan pelanggan. “Maksudnya begini ketika ada perusahaan besar maupun kecil
memanajemen proyek, yang terpenting adalah waktu yang tepat dalam membuat dan
memustuskan prediksi, serta penggunaan sumber daya dan laporan dalam penyampaian
produk atas hasil dari proyek yang dijalankan.” Lalau bagimana kita mengetahui bahwa itu
adalah “proyek”? diperlukan beberapa ciri ciri/ karakteristik dari proyek,yaitu: ada sasaran
/tujuan,memiliki rentang waktu/deadline,waktu biaya dan syarat kerja yang lengkap,berurutan
dari a hingga z,terkadang merupakan sesuatu event/kejadian yang sebelumnya belum pernah
dilakukan.
Manajemen adalah Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya yang dimiliki suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proyek merupakan Suatu kegiatan
sementara yang dilakukan atau yang berlangsung dalam waktu terbatas dengan alokasi sumber
daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk (deliverable) yang kriterianya
telah digariskan dengan jelas. Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan
kompleks proyek yang dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam bentuk
tenaga manusia, material dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Diiringi pula dengan
semakin ketat kompetisi penyelenggaraan proyek untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
sehingga dibutuhkan cara pengelolaan, metoda serta teknik yang paling baik sehingga
pengunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien sehingga dibutuhkan manajemen
proyek. Dengan kata lain manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari pendekatan
1
penggelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek, suatu kegiatan yang
dinamis dan berbeda dengan kegiatan operasional rutin. Manajemen Proyek berbeda dengan
manajemen klaisik yang berhasil menggelola kegiatan operasional. Hal ini karena beberapa
prilaku proyek yang penuh dinamika dan adanya perubahan cepat.

B. Rumusan Masalah

Pengertian manajemen proyek, pengertian manajer proyek dan tugasnya, landasan teori,
ruang lingkup manajemen , timbulnya suatu proyek & manajemen proyek, macam-macam
proyek & hambatan-hambatan proyek.

C. Tujuan Penulisan

Untuk menambah pengetahuan tentang segala aspek kegiatan dari manajemen proyek dan
diharapkan bermanfaat bagi kita semua para pembaca. Untuk mengetahui dan memahami
pengertian pengertian manajemen,manajemen proyek,dan manejer proyek.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Proyek


Definisi dari manajemen proyek yaitu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan
ketrampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai
sasaran yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu,
mutu dan keselamatan kerja. Dalam manajemen proyek, perlunya pengelolaan yang baik dan
terarah karena suatu proyek memiliki keterbatasan sehingga tujuan akhir dari suatu proyek
bisa tercapai. Yang perlu dikelola dalam area manajemen proyek yaitu biaya, mutu, waktu,
kesehatan dan keselamatan kerja, sumberdaya, lingkungan, resiko dan sistem informasi.

Manajemen Konstruksi
Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu
yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek
konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentunk bangunan atau
infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk di
dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur, juga tidak jarang melibatkan disiplin lain seperti
teknik industri, teknik mesin, elektro dan sebagainya.
Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen
(perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis pada suatu proyek dengan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek
secara optimal. Manajemen Konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu.
manajemen material dan manjemen tenaga kerja yang akan lebih ditekankan. Hal itu
dikarenakan manajemen perencanaan berperan hanya 20% dan sisanya manajemen
pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek.
Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain :

1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan


pelaksanaan
2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan mengatasi
kendala terbatasnya waktu pelaksanaan

3
3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dilakukan dengan
opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan
4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap masalah-
masalah yang terjadi di lapangan dan merupakan sistem informasi yang baik untuk
menganalisis performa dilapangan.
B. Tujuan Manajemen Konstruksi
Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur
pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan
persyaratan (Spesification). untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula
mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan. Dalam rangka
pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu (Quality Control),
pengawasan biaya (Cost Control) dan pengawasan waktu pelaksanaan (Time Control).
Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan,
namun dapat juga pada tahap - tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut
sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap - tahap proyek sebagai berikut :
1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan
proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional
proyek, dalam bentuk masukan - masukan dan atau keputusan yang berkaitan
dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan
proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan
penyerahan proyek.
2. Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek
selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak ('feasible ") mulai dari tahap disain.
Tim MK akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan
disain sampai proyek selesai, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan setelah
tahap disain MK berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan
melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen
konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan pemisahan
kontrak - kontrak pelaksanaan untuk kontraktor.

4
C. Peranan Manajemen Konstruksi
Peranan MK pada tahapan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi :
1. Agency Construction Manajement (ACM)
Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak
pemilik dan berfungsi sebagai koordinator "penghubung" (interface) antara
perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai
dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian
proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak
langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah
disiapkan.
2. Extended Service Construction Manajemen (ESCM)
Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor.
Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi "konflik-
kepentingan" karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh
konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada
sistim ini Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi
berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.
3. Owner Construction Management (OCM)
Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional
yang bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan.
4. Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)
Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil
pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi
bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat
Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja
terhadap para kontraktor (sub kontraktor).
D. Tahapan-Tahapan Dalam Proyek Konstruksi
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Semua proyek konsruksi biasanya dimulai dari gagasan atau rencana dan dibangun
berdasarkan kebutuhan (need). Pihak yang terlibat adalah pemilik. Dalam menyusun
suatu perencanaan yang lengkap minimal meliputi :

5
a. Menentukan tujuan.
Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari
kegiatan yang akan dilakukan.
b. Menentukan sasaran.
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan suatu
tujuan yang lelah ditetapkan sebelumnya.
c. Mengkaji posisi awal terhadap tujuan.
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu diadakan
kajian terhadap posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan sasaran yang hendak
dicapai.
d. Memilih alternatif.
Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk
mewujudkan tujuan dan sasaran. Karenanya memilih alternatif yang paling sesuai
untuk suatu kegiatan yang hendak dilakukan memerlukan kejelian dan pengkajian
perlu dilakukan agar alternatif yang dipilih tidak merugikan kelak.
e. Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat
dilaksanakan setelah memperhatikan berbagai batasan.

Tahapan perencanaan di atas merupakan suatu rangkaian proses yang dilakukan sesuai
urutannya. Dari proses tersebut perencanaan disusun dan selanjutnya dilakukan penjadwalan.

2. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)


Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi
yang diusulkan layak untuk dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan :

a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya


b. Meramalkan manfaat yang akan diperoleh
c. Menyusun analisis kelayakan proyek
d. Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi Pihak yang terlibat adalah
konsultan studi kelayakan atau konsultan manajemen konstruksi (MK)

6
3. Tahap Penjelasan (Briefing)
Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan
sehingga konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkan keinginan pemilik.
Kegiatan yang dilaksanakan :

a. Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
b. Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan,
merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.
c. Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan
d. Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan denah dan
batas-batas proyek. Pihak yang terlibat adalah pemilik dan Konsultan Perencana.
4. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih mendetail
sesuai dengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat Gambar rencana, spesifikasi,
rencana anggaran biaya (RAB), metoda pelaksanaan, dan sebagainya. Kegiatan yang
dilaksanakan :
a. Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir.
b. Memeriksa masalah teknis.
c. Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek
d. Mempersiapkan:

Rancangan terinci, Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal, serta daftar kuantitas

Taksiran biaya akhir.

Pihak yang terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK, konsultan rekayasa
nilai dan atau konsultan quantitiy surveyor.

5. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)


Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan
proyek konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub kontraktornya. Kegiatan yang
dilaksanakan :

7
a. Prakulaifikasi
b. Dokumen KontrakPihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi
(kontraktor), konsultan MK.
6. Tahap Pelaksanaan (Construction)
Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh
pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya,
waktu yang sudah disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan. Kegiatan yang
dilaksanakan adalah merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan semua
oprasional di lapangan :
a. Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah:]

Perencanaan dan pengendalian Jadwal waktu pelaksanaan

Organisasi lapangan

Tenaga kerja

Peralatan dan material

b. Kegiatan Koordinasi

Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan

Mengkoordinasi para sub kontraktor

Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas dan atau Konsultan MK, kontraktor,
Sub Kontraktor, suplier dan instansi terkait.

7. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)

Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai
dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Kegiatan
yang dilakukan adalah :

a. Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data selama


pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as build drawing)
b. Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan- kerusakan

8
c. Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta pedoman pemeliharaan.
d. Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan

Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas/ MK, pemakai, pemilik.

Ada tiga garis besar untuk menciptakan berlangsungnya sebuah proyek, yaitu : Ada
tiga garis besar untuk menciptakan berlangsungnya sebuah proyek, yaitu :

1. Perencanaan Untuk mencapai tujuan,sebuah proyek perlu suatu perencanaan yang


matang.Yaitu dengan meletakkan dasar tujuan dan sasaran dari suatu proyek sekaligus
menyiapkan segala program teknis dan administrasi agar dapat
diimplementasikan.Tujuannya agar memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan
dalam batasan waktu,mutu,biaya dan keselamatan kerja.Perencanaan proyek dilakukan
dengan cara studi kelayakan,rekayasa nilai,perencanaan area manajemen proyek
(biaya,mutu,waktu,kesehatan dan keselamatan kerja,sumberdaya,lingkungan,resiko
dan system informasi).
2. Penjadwalan Merupakan implementasi dari perencanaan yang dapat memberikan
informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya
(biaya,tenaga kerja,peralatan,material),durasi dan progres waktu untuk menyelesaikan
proyek.Penjadwalan proyek mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai
permasalahannya.Proses monitoring dan updating selalu dilakukan untuk mendapatkan
penjadwalan yang realistis agar sesuai dengan tujuan proyek.Ada beberapa metode
untuk mengelola penjadwalan proyek,yaitu Kurva S (hanumm
Curve),Barchart,Penjadwalan Linear (diagram Vektor),Network Planning dan waktu
dan durasi kegiatan.Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana semula,maka
dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar proyek tetap berada dijalur yang
diinginkan.
3. Pengendalian Proyek
Pengendalian mempengaruhi hasil akhir suatu proyek.Tujuan utama dari utamanya
yaitu meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama berlangsungnya
proyek.Tujuan dari pengendalian proyek yaitu optimasi kinerja biaya,waktu,mutu dan
keselamatan kerja harus memiliki kriteria sebagai tolak ukur.Kegiatan yang dilakukan
dalam proses pengendalian yaitu berupa pengawasan,pemeriksaan,koreksi yang

9
dilakukan selama proses implementasi. Manajer proyek dan tugasnya Pengelola dalam
sebuah proyek disebut sebagai Proyek Manager (PM), Proyek Manager bertanggung
jawab untuk mengatur dan mengawasi semua kegiatan pelaksanaan proyek, agar sesuai
dengan standart kualitas, biaya dan waktu. Dan tentunya selalu bertanggung jawab
untuk selalu berkomunikasi dengan tim, atasan (owner), dan pelanggan (user).
Maksudnya manajer harus mampu memberikan contoh tehnik, mampu mengambil
keputusan yang tepat, dan pemimpin yang dapat memberikan informasi berupa laporan
kepada atasan. Manajer proyek adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab
terbesar atas pelaksanaan proyek. Pekerjaan utama dari manajer proyek adalah
mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan proyek dari awal sampai selesai. Hal-hal
yang perlu dilakukan seorang manajer proyek adalah :
a. Manajer proyek harus mendefinisikan proyek, membreakdown proyek menjadi
serangkaian tugas(tasks) yang mudah dikelola, memperoleh sumberdaya yang
dibutuhkan, dan membentuk tim kerja untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut.
b. Manajer proyek harus menetapkan tujuan akhir dari proyek dan memitivasi
anggota tim kerja untuk menyelesaikan proyek tepat waktu
c. Manajer proyek harus menginformasikan kepada stakeholder tentang
perkembangan pelaksanaan proyek secara periodik.
d. Manajer proyek harus mengenali resiko yang mungkin terjadi dan
meminimalkan dampak terhadap penyelesaian proyek.
e. Manajer proyek harus beradaptasi terhadap perubahan-perubahan, karena tidak
ada proyek yang 100% berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Berkaitan
dengan tugas-tugas seorang manajer, maka area kemampuan yang perlu dimiliki
oleh seorang manajer adalah: kepemimpinan, manajemen orang (konsumen,
suplier, manajer dan kolega), komunikasi , negosiasi, perencanaan, manajemen
kontrak, pemecahan masalah dan berpikir kreatif).

TIMBULNYA SUATU PROYEK

Timbulnya suatu proyek dapat berasal dari hal berikut:

10
1. Rencana pemerintah, Tujuannya dititik beratkan pada kepentingan umum dan
masyarakat, contohnya proyek pembangunan prasarana seperti jalan, jembatan, saluran
irigasi, bendungan, lapangan terbang dan lain-lain.
2. Permintaan pasar, Hal ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan kenaikan suatu
macam produk dalam jumlah besar. Permintaan ini dipenuhi dengan jalan membangun
sarana produksi baru.
3. Dari dalam perusahaan yang bersangkutan Hal ini dimulai dengan adanya desakan
keperluan dan setelah dikaji dari segala aspek menghasilkan keputusan untuk
merealisasikannya menjadi proyek. Misalnya proyek yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi kerja dan memperbarui perangkat dan system kerja lama agar
lebih mampu bersaing.
4. Dari Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Dari kegiatan tersebut dihasilkan produk
baru yang diperkirakan akan banyak manfaat dan peminatnya, sehingga mendorong
dibangunnya fasilitas produksi. Misalnya, komoditi obat-obatan dan bahan kimia yang
lain D.

E. FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PROYEK

1. Teknologi, teknologi merupakan bagian dari proyek yang mempunyai dampakbesar


pada kesuksesan proyek Teknologi yang digunakan manajemen atau tim proyek antara
lain :

a. Mengukur kemajuan proyek


b. Mempunyai ide-ide umum dari teknologi yang dapat mewujudkan sesuatu yang
diharapkan
c. Tidak menjadi halangan ketika langkah dan perkembangannya lambat

2. Organisasi, faktor organisasional yang berdampak pada kelangsungan hidup proyek


Faktor-faktor organisasional yang dimaksud diantaranya adalah :

a. Internal competition Untuk memberikan motivasi tim proyek dan juga sumber
daya yang berkualitas

11
b. Managemen support and the Company’s market strategi Berperan sebagai
penyedia sumber daya, pengarah pelaksanaan proyek dan fasilitator dalam
mengimplementasikan tujuan organisasi

3. Kekuatan-kekuatan Pasar. Persaingan perusahaan di dalam pasar berpengaruh kuat


pada kelangsungan proyek baru maupun proyek yang adakan datang.
4. Perencanaan Merupakan faktor penting dagi kegagalan dan kesuksesan proyek
Kegunaan :

a. mengurangi resiko dan meningkatkan kualitas


b. sebagai dasar perencanaan dan pengoranisasian yang lebih efektif dari
pengalaman tim proyek

5. Tim Proyek Kemampuan tim dalam melaksanakan kinerja dalam sebuah tim yang akan
memiliki komitmen dan spesifikasi sesuai dengan persyaratan yang diperlukan proyek
Tujuan :

a. Memberikan komitmen
b. Aantusias
c. Melakukan koordinasi
d. Menyelesaikan konplik yang timbul

6. Faktor Ekonomi Merupakan frekuensi perputaran investasi yang dapat menunjukkan


kesusesan dan kegagalan sebuah proyek Tujuan :
a. agar proyek mampu mengembalikan invertasi dengan cepat, sedang atau gagal
b. perusahaan membuat ukuran baku berkaitan dengan kondisi financial
(pendapatan)
c. melakukan evaluasi setiap akhir proyek

7. Lain-lain Faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap kesuksesan dan


kegagalan dalam sebuat proyek Contoh :

a. peraturan pemerintah yang baru


b. masalah-masalah yang berkaitan dengan hak paten kepemilikan
c. pengaruh lingkungan baru.

12
F. MANFAAT DAN HAMBATAN MANAJEMEN PROYEK

Manfaat Manajemen Proyek

1. Mengidentifikasi fungsi tanggung jawab


2. Meminimalkan tuntutan pelaporan rutin
3. Mengidentifikasi batas waktu untuk penjadwalan
4. Mengidentifikasi metode analisa peramalan
5. Mengukur prestasi terhadap rencana
6. Mengidentifikasi masalah dini & tindakan perbaikan
7. Meningkatkan kemampuan estimasi untuk rencana
8. Mengetahui jika sasaran tidak dapat dicapai/terlampaui Contoh manajemen proyek
adalah: membangun sebuah stadion sepak bola,mengelola penelitian berskala
besar,melaksanakan pembedahan transplantasi organ tubuh,memasang lintas
produksi,atau berjuang mendapatkan ijazah strata satu di sesuatu perguruan tinggi.
Konsep Manajemen Proyek: Manajemen proyek ditekamkan pada tiga factor
yaitu: manusia,masalah dan proses. Dalam pengerjaan kegiatan proyek faktor
manusia sangat berperan penting dalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya
factor manusia dinyatakan dalam model kematangan kemampuan manajemen
manusia (a people management capability maturity model/ PM-CMM) yang
berfungsi untuk meningkatkan kesiapan organisasi dalam menyelesaikan masalah
dengan melakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja manajemen, pelatihan,
kompensasi, pengembangan karir, organisasi dan rancangan kerja serta
pengembangan tim.

Hambatan Manajemen Proyek


a. komunikasi yang tidak baik (Poor communication)
b. persetujuan yang tidak jelas (Disagreement)
c. kesalahpahaman (Misunderstandings).
d. suasana yang tidak mendukung (Bad weather)
e. pemogokan kerja (Union strikes)
f. konflik pribadi (Personality conflicts)

13
g. manajemen yang tidak baik (Poor management) Manajer proyek yang baik
tidak menghindari semua resiko, tetapi menyiapkan proses dan prosedur
standart untuk berusaha mencegah resiko yang mungkin terjadi seperti:
1) Keterlambatan penyelesaian proyek, pembekakkan anggaran atau
keingingan konsumen tidak terpenuhi.
2) Tidak konsisten antara proses dan prosedur yang digunakan manajer
proyek
3) Proyek tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu dan biaya d. Tidak
sinerginya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proyek

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Semakin maju peradaban manusia, semakin cangggih dan kompleks proyek yang
dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumber daya dalam bentuk tenaga manusia, material
dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Diiringi pula dengan semakin ketat kompetisi
penyelenggaraan proyek untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga dibutuhkan cara
pengelolaan, metode serta teknik yang paling baik sehingga penggunaan sumber daya benar-
benar efektif dan efisien sehingga dibutuhkan manajemen proyek. Dengan kata lain
manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari pendekatan pengelolaan yang sesuai
dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek, suatu kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan
kegiatan operasional rutin. Manajemen proyek berbeda dengan manajemen klasik yang
berhasil mengelola kegiatan operasional. Hal ini karena beberapa perilaku proyek yang penuh
dinamika dan adanya perubahan cepat.

B. KRITIK DAN SARAN

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat
diterima dihati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://ranggryani.wordpress.com/2013/05/16/makalah-manajemen-proyek/
http://dinyistyanto.blogspot.com/2014/03/makalah-manajemen-proyek.html
http://nurulauliarachman.blogspot.com/2013/10/makalah-menejemen-proyek-resiko.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23459/4/Chapter%20I.pdf
http://fadlysutrisno.wordpress.com/2010/07/20/manajemen-proyek/
http://gioakram13.blogspot.com/2013/06/kegiatan-yang-dilakukan-dalam-manajemen.html
http://adhepy.blogspot.com/2013/10/nama-kurnia-ade-munandar-npm-44112141.html
http://journalofannisya.blogspot.com/2013/10/tugas-manajemen-proyek-dan-resiko.html
http://yankumala.wordpress.com/2011/10/08/grup-proses-manajemen-proyek-dan-integrasi
manajemen-proyek/
http://muamergani.blogspot.com/2010/10/project-integration-management.html
http://xyz2110.blogspot.com/
http://atamarenaperdana93.blogspot.com/2011/12/manajemen-proyek-dan-resiko.html/

16

Anda mungkin juga menyukai