Skor Nilai :
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnya
kamidapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktu nya. Adapun tugas ini kami buat dalam
memenuhi tugas dari mata kuliah Kewirausahaan yang di berikan oleh Dosen Pengampu Bapak
Mhd Dominique Mendoza Kamiberharap tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
menambah pengetatahuan mengenai ide yang kami kembangkan pada mata kuliah ini.
Kami ucapkan termakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikantugas ini. Serta kami juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu yang juga bersedia membimbingkamidalam menyusun tugas ini.
Kami mohon maaf apa bila ada kekurangan dan kesalahan dalam tulisan tugas ini karena
pada dasarnya kamimasih mahasiswa yang masih dalam proses tahap pembelajaran.
Kamiharapkan adanya saran dan kiritikan pada Rekayasa Ideini supaya menjadi lebih baik.Atas
perhatiannya kamiucapkan TERIMAKASIH.
Kelompok
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………….2
1.5.3 Pert…………………………………………………………………………………18
1.5.4 Cpm………………………………………………………………………...………19
B. Saran…………………………………………………………………………………………..36
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manajemen proyek adalah manajemen kerja untuk mengembangkan dan menerapkan inovasi
atau perubahan dalam operasi yang sudah ada. Hal ini meliputi perencanaan proyek dan
pengendalian kegiatan proyek, tergantung pada keterbatasan sumber daya dan anggaran, untuk
memastikan proyek berjalan sesuai jadwal (Russel dan Taylor, 2011) Menurut Prof.Richardus
Eko Indrajit, Presiden Asosiasi Arstitek Software International (International Association of
Software Architects/IASA) mengatakan bahwa hampir 70% projek-projek TI di dunia
mengalami kegagalan. Dengan melihat statistic tersebut, kegagalan ini karena tidak berhasil
men-'deliver' ruang lingkup dalam waktu yang tepat, biaya yang sesuai, dan kualitas yang
diingkinkan. Menurut Krigsman (2011) menemukan sebuah studi yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan konsultan manajemen proyek bernama PM Solutions. Mereka mencoba
mengidentifikasi penyebab utama dari kegagalan proyek TI. Studi ini mencakup 163 perusahaan
terdiri dari perusahaan kecil, menengah, dan besar dengan para responden rata-rata mengelola
proyek TI senilai $ 200 juta setiap tahun, dimana sekitar 37 persennya berkategori "berisiko”.
Studi ini mengidentifikasi lima penyebab utama dari proyek-proyek yang bermasalah,
1. Mengetahuihubunganantarpekerjaan
–Predecessor(mendahului)
– Successor (mengikuti)
2. Mengetahui durasi tiap pekerjaan dan durasi total proyek
SDM
Material
Alat
Dana
Teknologi / metoda
Selanjutnya agar membuat jadwal dapat efektif dan fleksibel terhadap perubahan yang didapati
ditengah proses maka faktor yang perlu diperhatikan adalah:
4. Sesuai dengan penjadwalan proyek lain yang menggunakan sumber daya yang sama
6. Mendetail dipakai sebagai alat pengukur hasil yang dicapai dan pengendalian kemajuan
proyek
1. Gantt Chart
Gantt chart merupakan salah satu metode dalam penjadwalan proyek. Metode ini menggunakan
tampilan yang mirip seperti jadwal pada umumnya.
Kelebihan:
Umum digunakan
Menyediakan representasi grafis yang mudah dipahami
Kekurangan:
PERT adalah sebuah model pada manajemen proyek yang didesain untuk menganalisis dan
perepresentasikan tiap pekerjaan dalam proyek. Diagram PERT dapat merepresentasikan urutan
aktivitas atau kebergantungan antar aktivitas. Urutan tiap aktivitas tersebut direpresentasikan
dalam bentuk diagram jaringan atau diagram panah.
Kelebihan:
Lebih efisien
Kekurangan:
3. (event)
Dalam diagram PERT terdapat fungsi utama yaitu untuk mengidentifikasi jalur kritis (critical
path). Jalur kritis merupakan jalur terpanjang yang saling berhubungan langssung dan tidak dapat
ditunda. Jalur kritis menyatakan kegiatan kritis dari awal hingga akhir. Penundaan kegiatan kritis
akan memengaruhi waktu penyelesaian seluruh proyek.
Manajemen Integrasi Proyek adalah tiang penyangga yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
seluruh knowledge area dalam Manajemen Proyek dan melibatkan koordinasi seluruh knowledge
area dalam project life cycle
Proses utama dalam manajemen integrasi proyek
1. Membangun Project Charter
Project Charter adalah dokumen formal yang menyatakan keberadaan sebuah proyek dan
memberikan arahan akan tujuan dan manajemen proyek.
Sistem control perubahan adalah proses yang terdokumentasi yang menggambarkan kapan dan
bagaimana dokumen-dokumen proyek dan pekerjaannya dapat diubah
Ruang Lingkup Proyek adalah acuan semua pekerjaan yang termasuk harus dikerjakan dalam
rangka menghasilkan produk proyek, beserta proses-proses yang dilakukan untuk membuat
produk yang dimaksud.
Ruang Lingkup/ Batasan Proyek mendefinisikan apa yang akan dikerjakan atau apa yang tidak
akan dikerjakan dalam proyek .
Identifikasi Proyek Potensial
1. Kebanyakan organisasi mengikuti proses perencanaan dalam memilih proyek IT
2. Membangun Rencana strategis IT berdasarkan rencana strategis organisasi secara
menyeluruh.
3. Analisis Area Bisnis
4. Mendefinisikan proyek yang potensial
5. Memilih proyek IT dan menempatkan sumber daya yang dibutuhkan
Setelah mengetahui Pekerjaan yang tersedia melalui analisis tujuan organisasi, tahap selanjutnya
adalah mengetahui informasi-informasi tentang sumber daya manusia yang tersedia saat ini.
Mulai dari jumlah tenaga kerja, kapasitas dan kemampuan, latar belakang pendidikan, kinerja
hingga potensi-potensi mereka. Inventarisasi SDM ini tidak hanya pada SDM yang ada pada
internal organisasi saja (sumber internal) tetapi juga harus mempertimbangkan SDM yang
berasal dari sumber eksternal seperti kandidat-kandidat yang dapat direkrut sebagai karyawan
dan juga kandidat dari agen penyedia tenaga kerja.
3. Perkiraan Permintaan dan Pasokan Sumber Daya Manusia
Setelah memiliki inventaris sumber daya manusia yang lengkap, tahap selanjutnya adalah
memperkirakan tenaga kerja yang diperlukan untuk masa yang akan datang. Organisasi atau
perusahaan akan mempertimbangkan apakah perlu adanya penambahan tenaga kerja, apakah
perlu meningkatkan produktivitas dan kemampuan karyawan saat ini melalui pelatihan dan
pengembangan keterampilan baru dan apakah ada kandidat-kandidat yang berpotensi untuk
direkrut menjadi karyawan untuk mengisi pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Perbandingan antara Permintaan dan Pasokan Sumber Daya Manusia ini akan menghasilkan
“kelebihan” atau “kekurangan” terhadap SDM yang diperlukan. Apabila terjadi kekurangan
SDM, maka yang harus dilakukan adalah melakukan pengrekrutan karyawan baru atau
melakukan peningkatan produktivitas dan kinerja dengan menggunakan karyawan yang tersedia
pada saat ini. Namun apabila terjadi kelebihan SDM, maka organisasi atau perusahaan harus
melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap karyawannya.
Rencana tindakan SDM ini tergantung pada hasil perkiraan kesenjangan SDM yaitu kelebihan
ataupun kekurangan dalam organisasi. Apakah diperlukan perekrutan baru, pelatihan, mutasi
atau transfer antar departemen atau bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Setelah menerapkan rencana tindakan SDM, inventaris atau persediaan SDM harus diperbaharui
selama periode tertentu. Rencana aksi ini harus dipantau dan mengidentifikasikan kelemahan-
kelemahannya untuk diambil tindakan selanjutnya. Perbandingan antara Rencana SDM dengan
penerapan aktual harus dilakukan untuk memastikan tindakannya sesuai dengan ketersediaan
jumlah karyawan yang diperlukan untuk berbagai pekerjaan pada organisasi yang bersangkutan
Proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumber
daya untuk mencapainya. Secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk meletakkan dasar
sasaran proyek, yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu
Gantt Chart merupakan alat bantu visual yang sangat berguna dalam pembebanan dan
penjadwalan. Pada saat digunakan dalam pembebanan diagram gantt menunjukan waktu
pembebanan dan waktu menganggur dari beberapa departemen seperti mesin-mesin atau fasilitas
KarakteristikGanttChart
Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat fundamental dan mudah diterapkan oleh para
manajer proyek untuk memungkinkan seseorang melihat dengan mudah waktu dimulai dan
selesainya tugas-tugas dan sub- sub tugas dari proyek.Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek
dan semkin penting urutan antara tugas-tugas maka semakin besar kecenderungan dan keinginan
untuk memodifikasi gantt chart.Gantt chart membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan “what
if” saat melihat kesempatan-kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu terhadap
kebutuhan.
KelemahanGanttChart :
Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dan kegiatan
yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh
keterlambatansatukegiatanterhadapjadwalkeseluruhanproyek.
Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan, karena pada
umumnyainiberartimembuatbaganbalokbaru
KeuntunganmenggunakanGanttchart :Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat
bermanfaatsebagaialatkomunikasidalampenyelenggaraanproyek.
Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada
saat pelaporan Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan
Pengertian Gantt Chart dan Cara Membuatnya – Gantt Chart adalah sejenis grafik batang
(Bar Chart) yang digunakan untuk menunjukan Tugas-tugas pada Proyek serta Jadwal dan waktu
pelaksanaannya, seperti waktu dimulainya tugas tersebut dan juga batas waktu yang digunakan
untuk menyelesaikan tugas yang bersangkutan. Orang atau Departemen yang ditugaskan untuk
menyelesaikan Tugas dalam proyek juga harus dituliskan dalam Gantt Chart.
Beberapa sebutan lain untuk Gantt Chart diantaranya adalah Milestones Chart, Project Bar Chart
dan juga activity chart. Gantt Chart yang dikembangkan oleh Henry Laurence Gantt pada tahun
1910 ini pada dasarnya adalah suatu gambaran atas perencanan, penjadwalan dan pemantauan
(monitoring) kemajuan setiap kegiatan atau aktivitas pada suatu proyek.
Gantt Chart merupakan salah satu alat yang sangat bermanfaat dalam merencanakan
penjadwalan dan memantau kegiatan pada suatu proyek, mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan
yang harus dilaksanakan dan juga status pelaksanaannya. Dalam Gantt Chart juga dapat dilihat
urutan kegiatan ataupun tugas yang harus dilakukan berdasarkan prioritas waktu yang
ditentukan.
Mengidentifikasikan Tugas
Mengidentifikasikan urutan pekerjaan ataupun tugas yang akan dikerjakan. Seperti Tugas
yang harus diselesaikan sebelum memulai suatu tugas yang baru ataupun tugas-tugas apa
yang harus dilakukan secara bersamaan (Simultan).
Gambarkan sumbu horizontal untuk waktu pelaksanaannya (dapat diletakan diatas atau dibawah
halaman). Tandai dengan skala waktu yang sesuai (bisa dalam harian maupun mingguan).
Tuliskan Tugas atau bagian pekerjaan (milestone) yang akan dikerjakan berdasarkan urutan
waktu pada bagian kiri. Gambarkan Diagram Batang (Bar Graph) untuk menunjukan rentang
waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas yang bersangkutan. Gambarkan kotak dari kiri
dimana waktu Tugas tersebut dimulai sampai pada waktu tugas yang bersangkutan berakhir. Jika
diperlukan presentasi kepada Manajemen perusahaan, gambarkan bentuk Intan (Diamond) pada
tanggalnya. Gambarkan tepinya saja dan kotak tersebut jangan diisi.
1. Saat Proyek sedang berlangsung, isikan gambar Intan (Diamond) ataupun Grafik Batang
pada Gantt Chart untuk menunjukan bahwa tugas yang bersangkutan telah diselesaikan.
Jika ada tugas masih berlangsung (in progress), estimasikan kemajuan tugas yang
bersangkutan dan isikan grafik batang sesuai dengan kemajuan tersebut.
2. Letakkan tanda vertical untuk menunjukan sejauh mana Proyek ini sedang berlangsung.
4.5.3 Pert
Kompleksitas sebuah pengelolaan proyek, membutuhkan identifikasi dan pemetaan atas
rangkaian kegiatan yang bisa saja harus dilakukan secara serial (berurutan) atau dapat dilakukan
secara paralel. Pemetaan ini dapat disusun dalam bentuk model jaringan. Critical Path Method
(CPM) dikembangkan pada tahun 1957 sebagai model jaringan untuk pemetaan alur sebuah
proyek. CPM adalah metode perancangan alur proyek yang menggunakan perkiraan waktu tetap
untuk setiap kegiatannya. Walau mudah dimengerti dan digunakan, CPM tidak
mempertimbangkan variasi waktu yang mungkin saja dapat terjadi dan dapat memiliki dampak
yang besar terhadap target waktu penyelesaian sebuah proyek. Program Evaluation and Review
Technique (PERT) adalah suatu model jaringan yang mampu memetakan waktu penyelesaian
kegiatan yang acak. PERT dikembangkan pada akhir tahun 1950-an untuk proyek U.S. Navy’s
Polaris yang memiliki ribuan kontraktor. PERT dikembangkan agar tercipta ruang/potensi untuk
pengurangan waktu dan biaya yang diperlukan untuk penyelesaian proyek tersebut.
Dalam pengelolaan proyek, sebuah ‘aktivitas’ adalah kegiatan yang harus dikerjakan dan sebuah
‘event’ atau ’acara’ merupakan tahapan penyelesaian dari satu atau lebih kegiatan. Sebelum
sebuah kegiatan dapat dimulai, semua kegiatan yang menjadi prasyarat bagi kegiatan tersebut
harus sudah terselesaikan.
Diagram PERT memiliki dua komponen utama yaitu aktivitas (activities) dan tonggak
event/acara (milestones). Kedua komponen ini ditandai dengan busur dan titik. Activities
digambarkan pada busur dan milestones digambarkan pada titik (lingkaran).
Contoh yang sangat sederhana dari sebuah diagram PERT: (sumber gambar –
https://wiki.aalto.fi/display/TU22/11.+Project+Management)
Activities digambarkan oleh busur dan diberi kode A, B, C dst, sebagai simbol Kegiatan A:
……., Kegiatan B: ……., Kegiatan C: ……., , dst. Busur juga diberikan keterangan berapa lama
perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan.
Sedangkan milestones digambarkan oleh titik/lingkaran yang diberi nomor kode yang naik
berurut dari awal hingga akhir diagram. Penomoran dengan kode 10, 20, 30, dst, bertujuan untuk
memberi ruang apabila kemudian diperlukan penambahan kegiatan di antara masing-masing
titik, misalnya diantara titik 10 dan 20, akan ditambahkan titik 15.
Diagram PERT sangat bermanfaat bagi pengelolaan sebuah proyek karena menyediakan
informasi berikut:
Tahapan kegiatan yang kritis, yang dapat berdampak langsung terhadap waktu
penyelesaian proyek,
Kegiatan yang memiliki tenggat waktu relatif longgar yang seharusnya dapat dikelola
sebagai tambahan waktu bagi tahapan kegiatan kritis,
Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT secara umum adalah bahwa perkiraan atas waktu
yang dibutuhkan bagi masing-masing kegiatan bersifat subyektif dan tergantung pada asumsi.
Sehingga secara umum PERT cenderung terlalu optimis dalam menetapkan waktu penyelesaian
sebuah proyek.
4.5.4 CPM
CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek
melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan. Teknik penyusunan
jaringan kerja yang terdapat pada CPM, sama dengan yang digunakan pada PERT. Perbedaan
yang terlihat adalah bahwa PERT menggunakan activity oriented, sedangkan dalam CPM
menggunakan event oriented. Pada activity oriented anak-panah menunjukkan activity atau
pekerjaan dengan beberapa keterangan aktivitasnya, sedang event oriented pada peristiwalah
yang merupakan pokok perhatian dari suatu aktivitas.
Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalah sebagai berikut :
a. PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah dikerjakan,
sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas yang sudah
pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh
evaluator.
b. Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama serta terlayak,
sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang
paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu proyek.
c. Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya
proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya.
d. Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil), sedangkan pada
CPM tanda panah adalah kegiatan.
Contoh Cpm
Untuk memberikan gambaran yang lebih konkrit aplikasi metode Critical Path Methode (CPM)
dan Project Evaluation and Review Technique dalam penjadwalan, berikut diberikan contoh.
Contoh pertama tentang aplikasi Critical Path Methode dan contoh kedua adalah contohaolikasi
Project Evaluation Anf Review Technique.
Andaikan manajemen menghendaki bahwa proyek diselesaikan dalam waktu 12 minggu,
maka kegiatan yang diprioritaskan untuk dipercepat adalah kegiatan-kegiatan yang berada pada
jalur kritis, dan prioritas didasarkan pada yang memiliki biaya pencepatan per unit yang paling
kecil, sehingga urutan prioritasnya adalah sebagai berikut: E, C dan kemudian A.
Penyelesaian proyek dari 16 minggu menjadi 12 minggu, atau dipercepat 4 minggu.
1. Kegiatan E dapat dipercepat 3 minggu dengan biaya pencepatan per minggu sebesar
Rp.0,3 juta
2. kegiatan C dapat dipercepat 1 minggu dengan biaya pencepatan per minggu sebesar Rp.1
juta.
Total biaya bila proyek diselesaikan dalam waktu 12 minggu menjadi
(3 x Rp.0,3 juta) + (1 x Rp.1 juta) + Rp.35 juta = Rp.36,9 juta
Dari diagram network setelah dipercepat terlihat bahwa jalur kritisnya telah berubah, yakni
menjadi A - C - E dan B - D. Jadi ada dua jalur kritis.
Sebagai contoh, berikut ini ditunjukkan tabel yang berisi Kegiatan proyek untuk Network
PERT dan hasil perhitungan Mean dan Standard Deviasi.
Pembahasan
Langkah pertama, menentukan a, m, b, dan mean dan standar deviasi waktu dari setiap kegiatan.
Semuanya telah tersaji dalam tabel.
Jadi dari network tersebut dapat disimpulkan bahwa jalur kritisnya adalah A - C- F - G.
dengan waktu rata-rata penyelesaian proyek adalah 25 minggu.
Langkah terakhir adalah menentukan berapa probabilitas apabila proyek direncanakan selesai
dalam waktu misalnya 27 minggu, bagaimana pula probabilitasnya bila diselesikan dalam waktu
25 minggu. Terlebih dulu dihitung nilai Z
selanjutnya melihat nilai probabilitas untuk Z = 1,41 pada tabel di tabel Distribusi Z
Z=1,41 pada tabel distribusi normal menunjukkan angka probabilitas 0,92. Berarti probabilitas
proyek dapat diselesaikan selama 27 minggu adalah 92%.
kuadran 1. Important/urgent,
BAB XI
MANAJEMEN STAKEHOLDER PROYEK
Sponsor. Merupakan pihak pemilik. Dalam konteks sebagai kontraktor, sponsor adalah
manajemen perusahaan.
Customer dan user. Merupakan pihak yang akan memanfaatkan hasil dari pelaksanaan
proyek. Contoh jika proyek adalah berupa pembangunan apartemen, maka customer adalah
pihak pembeli apartemen.
Seller. Merupakan pihak yang mendukung pelaksanaan proyek. Dalam konteks Owner,
maka seller adalah para main contractor dan main distributor yang diadakan langsung.
Sedangkan bagi kontraktor dan subkontraktor, seller adalah pemasok barang, material, alat,
dan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek.
Business Partners. Merupakan pihak-pihak yang memiliki kepentingan bisnis dengan
adanya proyek tersebut setelah proyek beroperasi. Contoh, jika proyek adalah terminal
bandara, maka pihak airlines, pemasok bahan bakar pesawat, pemasok makanan, penyedia
layanan komunikasi, dapat dikatakan sebagai business partner.
Organizational groups. Merupakan pihak yang berupa kelompok organisasi yang terkait
dengan proyek.
Functional manager. Merupakan pihak yang terkait dengan pelaksanaan proyek dimana
fungsinya adalah sebagai supporting. Contohnya adalah manajer keuangan, manajer SDM,
manajer pemasaran, dll.
Institusi keuangan. Merupakan pihak yang berkaitan dengan proses pendanaan proyek,
seperti bank atau lembaga keuangan yang lain.
Pemerintah pusat dan setempat. Merupakan pemerintah yang terkait dengan
pelaksanaan proyek, seperti Departemen pemerintah terkait yaitu PU, Perhubungan,
Lembaga Auditor, dll. Sedangkan pemerintah setempat cukup berjenjang mulai dari
Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, hingga Propinsi.
Kegagalan dalam mengelola stakeholder dapat menyebabkan dampak yang jelek terhadap
kinerja proyek seperti:
Identifikasi Stakeholder adalah proses yang mengidentifikasi orang, kelmpok, atau organisasi
yag dapat memberikan dampak atau yang terkena dampak atas keputusan dan hasil proyek. Lalu
melakukan analisis dan dokumentasi informasi yang relevan terkait kepentingan, keterlibatan,
ketergantungan, pengaruh, dampak potensial terhadap kesuksesan proyek. Output proses ini akan
memberikan benefit kepada tim proyek terutama project manager untuk mengelola para
stakeholder tersebut.
Dalam proses kerja dan aktivitasya, seorang Praktisi PR harus mempertimbangka unsur-unsur
yang berada dalam stakeholder internal dan eksternal tersebut dalam merancang setiap aktivitas
dan programnya. Dalam konteks kerjanya, sebenarnya seorang PR memang melakukan sesuatu
hal yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan seluruh unsur-unsur stakeholder
yang ada. Baik itu stakeholder internal maupun stakeholder eksternal.
Dalam hal ini, dimana seorang PR harus mampu mengikat seluruh stakeholdernya untuk
menyepakati dan terlibat dalam setiap kebijakan yang diambil oleh organisasi ataupun
perusahaan. Keterlibatan di sini dapat diartikan sebuah prilaku stakeholder yang ikut terpersuasi
terhadap kebijakan tersebut. Sehingga secara sadar maupun tidak mereka akan menjadi
pendukung, pelaksana dan penggerak kebijakan tersebut.
Ketidak terampilan PR dalam mengelola stakeholder akan berakibat pada penerimaan dan
penerapan sebuah kebijakan itu sendiri. Sebagaimana kita lihat lebih misalnya, kita banyak
menemui karyawan yamaha yang menggunakan motor Honda. Da ketika kita coba temukan
penyebabnya, adalah karena harga motor honda itu relatif lebih murah dibandingkan harga
Yamaha.
Tindakan karyaan tersebut, adalah merupakan salah satu contoh bahwa Praktisi PR-nya kurang
mampu mengelola stakeholder Internalnya, yaitu karyawan. Seandainya saja Yamaha mampu
memberikan kebijakan harga yang lebih murah untuk karyawan Yamaha. Atau promo-promo
khusu untuk karyawan, maka dapat di pastikan bahwa karyawan yamaha akan menjadikan Motor
yamaha sebagai pilihannya.
Ini yang kemudian seringkali di lupakan oleh teman-teman praktisi PR. Bahwa proses mengelola
stakehoder itu masih di titik tekankan pada stakeholder eksternal saja. Bagaimana caranya
membuat program seperti promo yang baik untuk konsumen. Merancang berbagai program yang
dapat mepererat hubungan dengan pihak bank. Penyalur, pemerintah, pers, maupun lembaga
swadaya masyarakat.
Dan yang lebih di sayangkan lagi, kita malah membayar mahal untuk seorang brand ambasador
yang sama sekali tidak ada ikatan apa-apa dengan perusahaan. Akan tetapi terkadang kita lupa
bahwa sebenarnya kita punya potensi-potensi brand ambasador yang mampu melakukan tugas-
tugas tersebut. Yaitu para karyawan dan keluarga.
Kemampuan seorang PR untuk mengelola keberadaan karyawan dan keluarganya sebagai bagian
dari perusahaan, denga membuat dan merancang program yang lebih berpihak pada keberadaan
mereka sebagai kelompok yang penting dalam proses pencapaian tujuan perusahaan.karyawan
dan keluarganya yang merasa di untungkan oleh perusahaan akan menjadi brand ambasador dari
perusahaan. Akan dengan sukarela mengkomunikasikan setiap program dan kebijakan yang di
buat oleh perusahaan.
Oleh karena itu, keterampilan praktisi publik relation untuk mengelola stakeholder akan sangat
diperlukan. Bagaimana kemudian praktisi PR mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan
stakeholder dalam setiap kebijakan dan program Publik relation.
Event didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang diselenggarakan berkaitan dengan hal-hal
penting sepanjang hidup manusia baik yang terikat adat, budaya, tradisi dan agama yang
diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat yang
diselenggarkaan pada waktu tertentu (Noor, 2009: 7). Di sini terlihat jelas penyelenggaraan
sebuah event, selain bekerja sama dengan stakeholders, juga harus memerhatikan adat, budaya,
tradisi serta agama dari lingkungan tersebut. Saat ini event perusahaan merupakan agenda
penting bagi kegiatan Public Relations sebuah perusahaan sepanjang tahun. Alasannya, event
dipandang lebih efektif dibanding dengan aktivitas promosi melalui iklan yang biaya
pemasangannya lebih mahal dan audiensi tidak diketahui dengan pasti. Perusahaan yang
menyelenggarakan event dapat langsung berhadapan dengan calon konsumen atau pelanggannya.
Dengan demikian, perusahaan tersebut mengetahui kebutuhan dan keinginan mereka melalui
interaksi yang terjadi selama event berlangsung. Sebuah event di bawah koordinasi Public
Relations haruslah berorientasi pada citra perusahaan. Kemudian, event tersebut dinyatakan
bermanfaat bila event tersebut berdampak pada perusahaan. Tujuan penelitian ini melihat cara
event bisa bekerja sama dengan stakeholders dan mendatangkan keuntungan bagi kedua belah
pihak dari segi biaya dan sisi eksposur. Artinya, event yang spektakuler akan diliput oleh
berbagai media cetak dan elektronik. Ini menandakan kehadiran dan popularitas perusahaan akan
tersebar secara luas ke seluruh penjuru. Keberadaan stakeholders diperlukan untuk sebuah event
karena dapat menghemat banyak hal dari segi biaya, waktu, dan tenaga serta profesionalitas
untuk penyelenggaraan event tersebut. Stakeholders adalah suatu entitas yang akan terlibat dalam
sebuah event Public Relations (PR). Tingkat pengaruhnya tergantung pada beberapa faktor
seperti motivasi personal, power dan otoritas yang dimiliki oleh masing-masing stakeholders.
Keterlibatan mereka bisa secara tidak langsung ataupun secara insidental saja. Stakeholders yang
akan terlibat bisa dari berbagai kalangan (Mc Cartney, 2010: 261). Sebuah event organizer dapat
saja melibatkan lebih dari 10 stakeholders, yaitu: media, komunitas tertentu, sponsor,
participants, venue providers, accomodation providers, caterers, legal and finance personnel,
production, local trade, transportation provider, pemerintah dan asosiasi. Setiap stakeholder
mempunyai pengetahuan, keahlian, konstituensi, dan modal. Mereka tidak memiliki semuanya
untuk mencapai tujuan mereka masing-masing sehingga memerlukan kerja sama dengan pihak
event organizer.
BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN
Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks proyek yang dikerjakan
dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam bentuk tenaga manusia, material dan dana yang
jumlahnya bertambah besar. Diiringi pula dengan semakin ketat kompetisi penyelenggaraan
proyek untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga dibutuhkan cara pengelolaan, metoda
serta teknik yang paling baik sehingga pengunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien
sehingga dibutuhkan manajemen proyek. Dengan kata lain manajemen proyek tumbuh karena
dorongan mencari pendekatan penggelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan
proyek, suatu kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan kegiatan operasional rutin. Manajemen
Proyek berbeda dengan manajemen klaisik yang berhasil menggelola kegiatan operasional. Hal
ini karena beberapa prilaku proyek yang penuh dinamika dan adanya perubahan cepat.
DAFRAR PUSTAKA
http://amirulardhi.blog.st3telkom.ac.id/2016/01/02/penjadwalan-dalam-manajemen-proyek/
http://rezaakhmadg.blogspot.com/2013/03/manajemen-proyek-teknologi-informasi_31.html
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-perencanaan-sdm-sumber-daya-manusia-
tahapan-perencanaan-sdm/
http://hermanabdee.blogspot.com/2013/12/definisi-gantt-chart-pmpsi.html
https://pdftoword-converter.online/converted/0e9fb373/gantt-chart-mata-kuliah-manajemen-
proyek-perangkat-lunak-riani-lubis-program-studi-teknik-informatika-universitas-komputer-
indonesia/hwliev1anqk7todyjmepeaw0cyhfqdbowejyycwupdf.pdf