BAB I
PENDAHULUAN
penting guru (Rizali, 2009:12-13). Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
siswa baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor serta melaksanakan tugas dan
memaparkan bahwa guru harus professional ,selain itu Peraturan Pemerintah (PP)
nomor 74 tahun 2008 tentang guru dinyatakan bahwa kompetensi yang harus
bersinergi satu dengan yang lain sehingga menjadi bagian yang terintegrasi pada
diri seorang Guru. Kompetensi guru wajib dimiliki oleh guru agar tujuan dari
pendidikan dapat tercapai sebab dalam praktiknya kompetensi yang dimiliki oleh
seorang guru akan sangat menentukan perkembangan sekolah dan peserta didik
serta lulusan yang dihasilkan oleh sekolah serta dapat mempengaruhi lingkungan
intelektual dan sosial kehidupan sekolah. Secara global, kondisi kompetensi guru
Rekapitulasi Nasional hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2015 yang
rata-rata 53,02. Nilai ini masih belum memenuhi Standar Kompetensi Minimum
(SKM) yang telah ditetapkan yaitu 5,50. (Kemendikbud, 2015).Para guru belum
siap untuk dapat menerapkan kurikulum 2013 pada setiap kegiatan pembelajaran
dkk, 2020). LPTK, P4TK, dan lembaga pendidikan lainnya menginisiasi untuk
bervariatif untuk membekali para guru dengan kompetensi yang dibutuhkan agar
3
pendidikan dan pelatihan ini belum dievaluasi secara sistematis dan menyeluruh
Guru memiliki peran besar dalam peningkatan mutu pendidikan dan posisi
berada pada titik sentral dari setiap usaha perbaikan pendidikan yang diarahkan
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal (8) mengatur bahwa guru
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat (3) bahwa guru diharuskan
profesional.
guru SMK, yaitu melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan (Diklat). Yang
Upaya ini dilakukan melalui sistem diklat yang bervariasi dan berjenjang yang
Keterbatasan kuota peserta diklat pada setiap angkatan diklat menjadi kendala
untuk dapat mengikuti kegiatan diklat. Setiap provinsi hanya dapat diwakilkan
peserta didik untuk belajar dan berkembang,personal dan sosial warga masyarakat
dalam Syakur (2012) menawarkan empat kompetensi yang harus dimiliki guru
1.Kemampuan antisipasi
3.Kemampuan mengakomodasi
5
Change )
kompetensi pedagogik yang harus sudah dikuasai oleh guru profesional dimana
program pokok yang diprioritaskan. Dalam banyak hal, diklat sudah dianggap
kualitas organisasi.
Pada sisi inilah, kemudian banyak ahli sumber daya manusia menganggap
perlu adanya suatu evaluasi diklat sebagai bagian dari quality control dalam
proses penjaminan mutu. Salah satu bentuk quality control pada kegiatan diklat
evaluasi untuk melihat apakah tujuan pendidikan dan pelatihan telah tercapai.
Tidak hanya itu, pelatihan juga perlu dievaluasi untuk memutuskan apakah
mencapai kompetensi.
didefinisikan sebagai apa yang diharapkan di tempat kerja dan merujuk pada
mengerjakan pekerjaannya.
pelatihan (pre dan pos tes).Berkaitan dengan hal tersebut efektifitas pelatihan
kurikulum, metode, sumberdaya dan sarana yang digunakan serta dampak dari
pelatihan.
Menurut Harris (2000: 127) Hasil nyata yakni terkait dengan kompetensi,
pekerjaan dari guru yang menunjang tercapainya tujuan instansi. Hasil nyata
diukur dalam aktivitas program diklat daring guru SMK Hebat angkatan ke 2.
adalah penelitian yang mengetahui akhir dari sebuah kebijakan, dalam rangka
menentukan rekomendasi atas kebijakan yang lalu, yang pada tujuan akhirnya
Furthermore, the results of the program evaluation are used as the basis for
Berdasarkan Wexley dan Yukl dalam Prabu (2009), istilah pelatihan dan
karyawan tingkat bawah dan presentasi materi pelajaran yang lebih factual dan
sempit.
dan pengembangan adalah suatu proses pendidikan dengan waktu yang singkat
waktu yang lebih lama dengan prosesdur yang sistematis dan terorganisir yang
tujuan umum.
Dalam setiap program pelatihan ada tiga tujuan bagi peserta pelatihan
menurut Kirkpatrick, D., L. & Kirkpatrick J.D. (2006) yaitu untuk memperoleh
mereka.
& Wright dalam Ikramina & Gustomo dalam Ramadhon (2014) adalah :
9
bagaimana pekerja dapat berkontribusi kepada perusahaan dalam jam kerja yang
aman; dan ketika para pegawai tersebut membutuhkan perubahan atau ketika
f.serta untuk menyiapkan pegawai dalam menerima dan bekerja secara efektif
D. 2011).
(2011) yaitu untuk mengukur dan menilai apakah pelatihan mencapai tujuannya
dalam pekerjaannya dimasa yang akan datang dapat bertindak serta bertanggung
10
apakah sesuai dengan yang direncanakan, sehingga menjadi dasar bagi tim
pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
Guru SMK. Lin & Chuang (2011) mengatakan model evaluasi empat level
yaitu:
c) meningkatkan pelatihan.
Model Kirkpatrick disebut juga empat level model evaluasi (four levels of
evaluation model). Model ini dimulai dari level reaksi (reaction), lalu
terakhir level hasil (result) (Kirkpatrick & Kirkpatrick, 2006, pp. 21-25).
pengetahuan,keterampilan.
12
diikutinya.) and
2012, p. 43).
melalui pendapat Peserta Diklat dan pendapat dari Penyelenggara Diklat dan
Rekan kerja peserta yang telah mengikuti diklat di tempat tugasnya masing-
Program Keahlian Pengajaran Umum dan Sumber Belajar (PUSB) dengan judul
dari Program Keahlian Tehnik Konstruksi dan Properti dengan Judul diklat
13
tender,Pekerjaan Pondasi
tenaga pengajar.
pembimbingan terstruktur.
dan Result (hasil ) pada program diklat Guru SMK tahun 2020 di
permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
BBPPMPV BBL.Medan
Tujuan yang akan dicapai dalam pnelitian ini antara lain adalah untuk
menjabarkan :
bertugas.
1. Secara teoritis
2. Secara Peraktis
diklat.
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Secara teoritis evaluasi adalah suatu usaha sistemis dan sistematis untuk
mengumpulkan, menyusun dan mengolah data, fakta dan informasi dengan tujuan
menyimpulkan nilai, makna, kegunaan, prestasi dari suatu program, dan hasil
inovasi, dan improvisasi materi pelajaran sejarah yang efektif, maka diperlukan
suatu model evaluasi yang tepat terhadap efektifitas materi pelajaran sejarah.
Ada tiga konsep yang sering dipakai dalam melakukan evaluasi, yakni tes,
Mardapi, 1999: 2). Tes adalah alat untuk melakukan pengukuran, misalnya
motivasi, persepsi, dan lain sebagainya. Respons peserta tes pada sejumlah item
(measurement), didefinisikan oleh Allen & Yen sebagai penetapan angka secara
ketimbang konsep tes. Untuk mengukur suatu karakateristik individu, dapat tanpa
menggunakan tes, misalnya melalui pengamatan, rating scale, atau cara lain untuk
siswa, kurikulum, institusi atau segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem
up the results of measurements or tests, giving them some meaning based on value
ini, evaluasi dimaknai sebagai penentuan nilai terhadap sesuatu hal, yang meliputi
suatu program, produk, prosedur, tujuan atau manfaat potensi pada desain
Griffin & Nix dalam Widoyoko (2007), pengukuran, asesmen, dan evaluasi
merupakan penetapan nilai atau implikasi suatu perilaku. Jadi menurut definisi ini
hasil pengukuran. Oleh karena itu, evaluasi merupakan suatu proses yang
kompleks dan terus menerus untuk menemukan manfaat suatu kegiatan sebagai
yang bersifat makro dan ada yang bersifat mikro. Evaluasi yang bersifat makro
tingkat kelas. Oleh karena itu sasaran evaluasi mikro adalah program
adalah
(3) evaluasi sebagai penilaian dari kesesuaian antara prestasi atau hasil dan
tujuan,
(3) menilai secara menyeluruh prestasi dari sesuatu yang sungguh ada (seperti:
Menurut Scriven dalam Fernandes (1984) bahwa dua fungsi dasar evaluasi
standar dari evaluasi ada empat, yaitu (1) utility atau kegunaan, (2) accuracy atau
ketepatan, (3) feasibility atau kelayakan dan (4) propriety atau kebenaran. Tujuan
maupun kelembagaan.
pengajaran, (2) hasil belajar, (3) diagnosis dan usaha perbaikan, (4) penempatan,
(5) seleksi, (6) bimbingan dan konseling, (7) kurikulum, dan (8) penilaian
kelembagaan.
mencari data atau informasi tentang objek atau subjek yang dilaksanakan untuk
evaluasi adalah “ a process for describing an evaluand and judging its merit and
word”.Jadi evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik dan
sering disebut dengan istilah diklat (pendidikan dan pelatihan). Menurut Oemar
meliputi serangkaian upaya yang dilakukan oleh tenaga professional dalam satuan
komputer.
yang efektif dan efisien. Lebih lanjut dijelaskan Bella dalam Hasibuan (2001: 70)
atau yang sering dikenal dengan istilah diklat merupakan usaha meningkatkan
pengetahuan, keterampilan kerja dan sikap pada sumber daya manusia atau
pelatihan mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pendidikan dan pelatihan atau diklat
pelaksanaan, dan pengawasan. Menurut Marihot (2006: 69) tujuan utama setiap
24
2004: 90).
pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), disebutkan bahwa
pendidikan dan pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut
institusi.
pekerjaan.
yang jelas dan terarah bagi unit kerja yang adadi lembaga diklat.
dengan tujuan diklat yang tercantum dalam PP No. 101 pasal 1 tahun
26
Seorang Pegawai (guru ) akan berkembang lebih cepat dan lebih baik dalam
bekerja apabila sebelum atau saat bekerja menerima pendidikan dan pelatihan
(diklat) terlebih dahulu yang diawasi oleh instruktur ahli. Menurut Omear
Hamalik (2007: 13) pelatihan memiliki tiga fungsi yaitu fungsi edukatif,
administratif, dan personal. Selanjutnya untuk lebih rinci mengenai ketiga fungsi
dan peningkatan perilaku kerja bagi tenaga kerja sangat diperlukan, agar
rumit. Persiapan promosi tenaga kerja pada jabatan yang lebih sulit
peran, fungsi, dan tanggung jawab yang lebih besar untuk mencapai
b. Pengurangan pemborosan.
i. Mengurangi kecelakaan-kecelakaan.
j. Memperbaiki komunikasi.
tersebut, pegawai dapat lebih terarah dalam menempatkan dirinya dalam bidang
pekerjaannya.
Pendidikan .
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang diangkat oleh
1. Hasil penelitian dari Wahyu Tri Widodo pada tahun 2012 mengenai
tiap sub variabel. Hasil penelitian terhadap lima kategori penilaian yang
penelitian ini mengarah pada evaluasi konteks, masukan, proses dan hasil
dampak hasil diklat dalam meningkatkan alumni diklat dan /atau unit
30
pelatihan.
a. Level 1: Reaksi
Evaluasi reaksi ini sama halnya dengan mengukur tingkat kepuasan peserta
merupakan acua
kesesuaian media dengan bidang materi yang akan diajarkan yang mampu
31
dipecahkan.
b. Level 2: Pembelajaran
Pada level evaluasi ini untuk mengetahui sejauh mana daya serap peserta
program pelatihan pada materi pelatihan yang telah diberikan, dan juga dapat
mengetahui dampak dari program pelatihan yang diikuti para peserta dalam hal
peningkatan knowledge, skill dan attitude mengenai suatu hal yang dipelajari
sikap yang diperoleh dari materi pelatihan. Oleh karena itu diperlukan wawancara
megikuti dan memperhatikan materi pelatihan yang diberikan. Dan biasanya data
pelatihan atau tes awal (pre-test) dan sesudah pelatihan atau tes akhir (post-test)
c. Level 3: Perilaku
tingkah laku peserta (guru ) dalam melakukan pekerjaan. Dan juga untuk
mengetahui apakah pengetahuan, keahlian dan sikap yang baru sebagai dampak
d. Level 4: Hasil
keseluruhan. Sasaran pelaksanaan program pelatihan adalah hasil yang nyata yang
akan diterapkan kepada siswa diunit kerjanya masing masing. Walaupun tidak
memberikan hasil yang nyata bagi sekolah dalam jangka pendek, bukan berarti
program pelatihan tersebut tidak berhasil. Ada kemungkinan berbagai faktor yang
mempengaruhi hal tersebut, dan sesungguhnya hal tersebut dapat dengan segera
Proses pengukuran dan pengumpulan data evaluasi yang lebih rinci dapat dilihat
Tabel 1
33
pelatihan yang diikuti. Survai dengan skala pengukuran yaitu skala Likert.
observasi
kinerja/komtenesi peserta pelatihan. Evaluasi action plan dan data laporan hasil
kerja.
evaluasi yang mencakup level data, fokus data dan kegunaan data dapat dilihat
Level1:
Reaksi dan atau kepuasan dan rencana tindakan Fokus pada program
pelatih. Mengukur dimensi lain: rencana tindakan peserta sebagai hasil pelatihan,
rencana tindakan, mempertinggi transfer dari pelatihan tempat kerja. Data rencana
tindakan dapat digunakan untuk menentukan poin fokus untuk tindak lanjut
evaluasi serta membandingkan hasil yang ada dengan standar. Temuan ini dapat
Level 2:
keterampilan yang telah diperoleh dari pelatihan. Mengukur hasil belajar harus
telah dimiliki. Data ini digunakan untuk membuat pengaturan program, isi, desain
dan pelaksanaan.
Level 3:
Mengukur perubahan perilaku pada pekerjaan. Ini juga meliputi aplikasi spesifik
dari keterampil an, pengetahuan khusus yang telah dipelajari dalam pelatihan. Ini
berhasil perlu diketahui kenapa, agar dapat adaptasi pengaruh yang mendukung
dalam situasi lain. Jika tidak berhasil, perlu diketahui penyebabnya, agar dapat
35
Level 4:
Dampak Fokus pada akibat dari proses pelatihan dalam hasil spesifik
Dalam kosepsi ini, terdapat tiga pengertian penting yang perlu ditekankan
2) terjadi dalam waktu yang relative lama, bukan kegiatan tunggal tetap
sebuah system dimana system itu sendiri merupakan satu kesatuan dari beberapa
bagian atau komponen program yang saling kait mengkait dan bekerja satu
dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam system.
Dengan demikian program terdiri dari komponen yang saling kait mengkait dan
Informasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi pengambilan
keputusan dan kebijakan lanjutan dari program, karena dari masukan hasil
evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut
Melalui metode tertentu secara cermat dan sistematis akan diperoleh data
yang handal dan reliabel sehingga penentuan kebijakan selanjutnya akan tepat,
dengan catatan data yang digunakan sebagai dasar pertimbangan tersebut adalah
data yang tepat, baik dari segi isi, cakupan, format maupun tepat dari segi waktu
kemampuan praktik, cermat, obyektif, sabar dan tekun, serta hati-hati dan
37
(Zaini, 2009: 142) evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk
suatu tujuan telah dapat dicapai. Sementara itu, Farida Yusuf Tayibnapis (2008:
mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan. Sesuatu tersebut dapat
berupa benda, orang, kegiatan atau kesatuan. Evaluasi diartikan sebagai proses
Menurut Tyler yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin
dan continue. Dengan adanya evaluasi maka akan diperoleh gambaran yang
terjadi pada waktu tersebut dan untuk selanjutnya perlu diperbaiki dengan
38
pendidikan.
bahwa evaluasi program adalah kegiatan untuk merespon suatu program yang
telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Stake menekankan adanya dasar kegiatan
dalam evaluasi yaitu descriptions dan judgment. Serta membedakan adanya tiga
outcomes (output).
seberapa jauh dan bagian mana dari tujuan yang sudah tercapai, dan bagian mana
yang belum tercapai serta apa penyebabnya, sehingga perlu adanya evaluasi
program. Tanpa ada kegiatan evaluasi, keberhasilan dan kegagalan program tidak
dapat diketahui.
2.4.1.Tujuan Evaluasi
luas evaluasi dibatasi sebagai alat penilaian terhadap faktor-faktor penting suatu
(2011: 22), evaluasi dilaksanakan untuk mencapai tujuan sesuai dengan obyek
j. Akuntabilitas.
evaluasi.
tempat lain.
tujuan yaitu untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang suatu
40
program. Informasi yang dihasilkan tersebut antara lain dapat berupa proses
pelaksanaan program, dampak atau hasil yang dicapai dan pemanfaatan yang
diperoleh dari evaluasi program itu sendiri, yaitu pertimbangan mengenai program
2.5.Pengertian Diklat
mempelajari dahulu cara mengerjakan pekerjaan itu. Tidak ada seseorang yang
mampu melaksanakan suatu tugas dengan baik apabila tidak mempelajari terlebih
dahulu, bahkan apabila pekerjaan itu nampak mudah, misalnya mengetik surat.
setiap unit kerja juga akan berhubungan dengan hakikat pendidikan dan pelatihan.
mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang
salah satu usaha dalam dunia kerja. Pegawai, baik yang baru ataupun yang sudah
lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya. Menurut Rivai (2009) pelatihan
relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktek daripada
pelatihan sering disama artikan dengan pendidikan karena memiliki suatu konsep
1) Materi yang Dibutuhkan Materi disusun dari estimasi kebutuhan tujuan latihan,
yang dibutuhkan.
2)Metode yang Digunakan Metode yang dipilih hendak disesuaikan dengan jenis
5) Peserta Pelatihan sangat penting untuk memperhitungkan tipe pekerja dan jenis
belajar, tingkat tingkah laku kerja, tingkat organisasi dan nilai akhir.
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru
secara kognitif, afektif, dan psikomotor serta melaksanakan tugas dan tanggung
kompetensi ini perlu bersinergi satu dengan yang lain sehingga menjadi bagian
kompetensi pedagogik yang harus sudah dikuasai oleh guru profesional dimana
dkk, 2020). LPTK, P4TK, dan lembaga pendidikan lainnya menginisiasi untuk
membekali para guru dengan kompetensi yang dibutuhkan agar menjadi guru
Definisi dan tujuan evaluasi tersebut secara implisit sesuai dengan definisi
penyelenggaraan pendidikan.
model evaluasi sebagai acuan yang mampu melakukan penilaian terhadap kualitas
dan efektifitas pelaksanaan dari suatu program diklat. Model evaluasi empat level
Lin & Chuang (2011) mengatakan model evaluasi empat level Kirkpatrick
program untuk menilai apa yang kita butuhkan. Sedangkan Salvatore V. Falletta
Dari uraian di atas, maka dapat dilihat pada gambar 1, dimana dalam gambar ini
BBL) medan.
REAKSI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dilaksankan Pada Bulan Agustus 2020 sampe dengan desember 2020. Metode
Penelitian ini adalah metode evaluative. Menurut Arikunto & Jabar (2014,p.59 )
used as the basis for carrying out follow-up activities of for subseguent decision
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kirck Patrik.
Model Kirck Patrik disebut juga empat level model evaluasi (four levels of
evaluation model ). Model ini dimulai dari level Reaksi (Reaction) lalu
diperoleh data dan analisa yang mendalam terhadap penelitian evaluasi ini, baik
3.2.1.Tempat Penelitian.
Medan.
Desember 2020.
Pada periode ini populasi peserta diklat berjumlah 4 kelas yang terdiri
dari Program keahlian pengajaran umum dan sumber belajar ( PUSB) 1 kelas
dan juga dari Program dari Keahlian Tehnik konstruksi dan Properti ( 3
49
3.3.2 Penyelenggara
3.3.3.Pengajar/Instruktur
mengenai diklat guru SMK dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) orang
3.3.4.Sampel/Peserta
Peserta yang telah mengikuti diklat guru SMK Tahun 2020 sejumlah 4
kelas dan dalam penelitian ini terdapat 3 peserta yang menjadi informan.
a. level Reaksi
level reaksi yang akan dijadikan objek penelitian yaitu mengukur tingkat
b. Level Pembelajaraan
50
diklat (tes awal) dan setelah diklat ( tes akhir dari setiap peserta).
c. Level Perilaku\
d. Level Hasil
pelaksanaan program diklat adalah hasil yang nyata yang akan diterapkan
Program Diklat dengan empat level model Kirck Patrik. Evaluasi program
ditujukan supaya fleksibel dan spesifik unuk kondisi tertentu dalam arti untuk
pemilihan model yang dianggap paling sesuai terhadap program yang hendak
karenanya penggunaan lebih dari satu model dalam evaluasi sangat tidak
Antara model.
informasi yang dihasilkan oleh suatu evaluasi. Kualitas informasi dalam suatu
Kirkpatrick.
Dikatakan sederhana karena model ini memiliki alur logika yang sederhana
dan mudah dipahami serta kategorisasi yang jelas dan tidak berbelit belit.
Sementara dari sisi lain penggunaan model ini bisa digunakan untuk mengevaluasi
4.Result.Langkah Langkah model empat level Kirckpatrick ini dalam Diklat Guru
diselenggarakan.
Soal/tes.
dipecahkan.
hasil evaluasi. Model evaluasi pelatihan yang dikembangkan pertama kali oleh
Keempat level dapat dirinci sebagai Penerapan model empat level dari
a. Level 1: Reaksi
Evaluasi reaksi ini sama halnya dengan mengukur tingkat kepuasan peserta
Instruktur/ pelatih.
Dalam komponen ini terdapat hal yang lebih spesifik lagi yang dapat diukur
berpartisipasi.
indikatornya adalah ruang kelas, pengaturan suhu di dalam ruangan dan bahan dan
adalah ketepatan waktu dan kesesuaian waktu dengan peserta pelatihan, atasan
kesesuaian media dengan bidang materi yang akan diajarkan yang mampu
dipecahkan.
b. Level 2: Pembelajaran
Pada level evaluasi ini untuk mengetahui sejauh mana daya serap peserta
program pelatihan pada materi pelatihan yang telah diberikan, dan juga dapat
mengetahui dampak dari program pelatihan yang diikuti para peserta dalam hal
peningkatan knowledge, skill dan attitude mengenai suatu hal yang dipelajari
sikap yang diperoleh dari materi pelatihan. Oleh karena itu diperlukan wawancara
megikuti dan memperhatikan materi pelatihan yang diberikan. Dan biasanya data
pelatihan atau tes awal (pre-test) dan sesudah pelatihan atau tes akhir (post-test)
c. Level 3: Perilaku
tingkah laku peserta (guru ) dalam melakukan pekerjaan. Dan juga untuk
mengetahui apakah pengetahuan, keahlian dan sikap yang baru sebagai dampak
d. Level 4: Hasil
keseluruhan. Sasaran pelaksanaan program pelatihan adalah hasil yang nyata yang
akan diterapkan kepada siswa diunit kerjanya masing masing. Walaupun tidak
memberikan hasil yang nyata bagi sekolah dalam jangka pendek, bukan berarti
program pelatihan tersebut tidak berhasil. Ada kemungkinan berbagai faktor yang
mempengaruhi hal tersebut, dan sesungguhnya hal tersebut dapat dengan segera
Proses pengukuran dan pengumpulan data evaluasi yang lebih rinci dapat
Tabel 3.1
Proses Pengukuran dan Pengumpulan Data
pelatihan yang diikuti. Survai dengan skala pengukuran yaitu skala Likert.
observasi
kinerja/komtenesi peserta pelatihan. Evaluasi action plan dan data laporan hasil
Uraian secara rinci tentang bidang kerja evaluasi yang mencakup level data,
fokus data dan kegunaan data dapat dilihat pada tabel-2 berikut ini.
kuantitatif mengenai
pengetahuan serta
pengertian yang telah
dimiliki.
Level 3 (Perilaku) Partisipan, tempat kerja, Mengukur perubahan
dan dukungan mekanis perilaku pada pekerjaan
untuk mengaplikasikan
hasil belajar
Level 4 (Hasil) Hasil keikutsertaan Pengaruh Diklat dalam
peserta dalam diklat guru meningkatkan kinerja
smk terhadap lembaga Guru SMK setelah
akan meningkat kembali dilingkungan
tergantung motivasi tempat peserta bertugas
internal dan eksternal
serta kreativitas individu
peserta diklat. Pada
proses diklat dilihat dari
segi kinerja peserta
( lulusan).
Level1 (Reaksi):
Reaksi dan atau kepuasan dan rencana tindakan Fokus pada program
pelatih. Mengukur dimensi lain: rencana tindakan peserta sebagai hasil pelatihan,
pelatihan tempat kerja. Data rencana tindakan dapat digunakan untuk menentukan
poin fokus untuk tindak lanjut evaluasi serta membandingkan hasil yang ada
dengan standar. Temuan ini dapat ditujukan untuk peningkatan mutu program.
keterampilan yang telah diperoleh dari pelatihan. Mengukur hasil belajar harus
telah dimiliki. Data ini digunakan untuk membuat pengaturan program, isi, desain
dan pelaksanaan.
Level 3 (Perilaku):
belajar. Mengukur perubahan perilaku pada pekerjaan. Ini juga meliputi aplikasi
pelatihan.
pekerjaan. Jika berhasil perlu diketahui kenapa, agar dapat adaptasi pengaruh
yang mendukung dalam situasi lain. Jika tidak berhasil, perlu diketahui
yang lain.
Level 4 (Hasil):
kreativitas individu peserta diklat. Pada proses diklat dilihat dari segi kinerja
Pada level evaluasi ini untuk mengetahui sejauh mana daya serap peserta
Diklat pada materi pelatihan yang telh diberikan dan dapat juga mengetahui
dampak dari pogram pelatihan yang diikuti peserta dalam hal peningkatan
pelatihan.
Oleh karena itu diperlukan tes guna mengetahui kesungguhan apakah para
sedemikian rupa sehingga mencakup semua isi materi dan program pelatihan.
Pelatihan bukan hanya sekedar pre test dan post tes tetapi suatu rangkaian
level satu sampai dengan level ke empat.Hasil evaluasi dari seluruh tahap
a. level Reaksi
b. Level Pembelajaraan
diklat (tes awal) dan setelah diklat ( tes akhir dari setiap peserta). Model evaluasi
Empat level tersebut adalah level reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil.
Hasil untuk menguji dampak pelatihan terhadap kelompok kerja atau organisasi
secara keseluruha.
63
a. Level 1: Reaksi
Evaluasi reaksi ini sama halnya dengan mengukur tingkat kepuasan peserta
indikator-indikatornya adalah:
.a.Instruktur/ pelatih.
Dalam komponen ini terdapat hal yang lebih spesifik lagi yang dapat diukur
berpartisipasi.
b.Fasilitas pelatihan.
ruang kelas, pengaturan suhu di dalam ruangan dan bahan dan alat yang
digunakan.
c.Jadwal pelatihan.
waktu dan kesesuaian waktu dengan peserta pelatihan, atasan para peserta dan
kondisi belajar.
d.Media pelatihan.
64
materi pelatihan.
e.Materi Pelatihan.
diselenggarakan.
makanan tersebut.
h.Studi kasus.
i.Handouts.
b. Level 2: Pembelajaran
Pada level evaluasi ini untuk mengetahui sejauh mana daya serap peserta
program pelatihan pada materi pelatihan yang telah diberikan, dan juga dapat
mengetahui dampak dari program pelatihan yang diikuti para peserta dalam hal
peningkatan knowledge, skill dan attitude mengenai suatu hal yang dipelajari
65
materi pelatihan yang diberikan. Dan biasanya data evaluasi diperoleh dengan
membandingkan hasil dari pengukuran sebelum pelatihan atau tes awal (pre-test)
dan sesudah pelatihan atau tes akhir (post-test) dari setiap peserta. Pertanyaan-
pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga mencakup semua isi materi dari
pelatihan.
c. Level 3: Perilaku
tingkah laku peserta (guru ) dalam melakukan pekerjaan. Dan juga untuk
mengetahui apakah pengetahuan, keahlian dan sikap yang baru sebagai dampak
d. Level 4: Hasil
keseluruhan. Sasaran pelaksanaan program pelatihan adalah hasil yang nyata yang
akan diterapkan kepada siswa diunit kerjanya masing masing. Walaupun tidak
66
memberikan hasil yang nyata bagi sekolah dalam jangka pendek, bukan berarti
2010:198).
67
pertanyaan tertutup.
Tabel 3.3
penilaian skor
Respon Pernyataan
Positif Negatif
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
69
Tabel 3.4
Rancangan Instrumen Penelitian untuk Kelompok Eksperimen
Nomor
Variabel Yang Diteliti Responden Keterangan
Pertanyaan
Akomoda
si dan Peserta pelatihan 12,13,14,15
Konsumsi
menerima
pembelajaran
Outcomes / Implementasi hasil pelatihan, terhadap :
Nomor
Variabel Yang Diteliti Responden Keterangan
Pertanyaan
negative)
7,9,11
negative)
10,12,13,14,15
negative)
Studi Dokumen
Level 4
(hasil Pengambilan
Results Hasil Pembelajaran Peserta
Diklat Guru SMK Pelatihan pembelajaran data dari
peserta pelatihan
1,2,4
Keterampilan (Skill)
telah disusun, maka dibuat pula angket untuk peserta diklat, rekan
Tabel 3.6.
Rancangan Instrumen Penelitian untuk peserta diklat, rekan sejawat
peserta diklat, kepala sekolah peserta diklat
Nomor
No Pertanyaan penelitian Aspek Responden
Pertanyaan
1 Terdapat peningkatan Keterampilan alumni 1 Peserta diklat
keterampilan peserta diklat guru 2 Rekan sejawat
SMK
5 Kepala sekolah
dengan
menyenangkan
75
skala Likert didasarkan atas asumsi seperti yang dituturkan Khan (2007):
Menurut Silalahi (2006: 277), untuk variabel dengan tingkat pengukuran ordinal,
bisa 5 (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju).
itu, dalam instrumen ini skala yang digunakan adalah skala likert dengan 4
kategori. Skala Likert, pada awalnya skor tertinggi tiap butir 5 dan terendah 1.
jawaban pada kategori 3. Hal ini disebabkan kategori 3 memiliki arti netral atau
ceklis () pada kolom jawaban sesuai dengan pendapat responden. Butir
Skor butir pernyataan untuk level 1 ini terdiri dari pernyataan positif
Sangat Baik =4
Baik =3
Buruk =2
Buruk Sekali = 1
Skor butir pernyataan untuk level 3 terdiri dari pernyataan positif dan
Tidak Pernah = 1
Jarang Sekali = 2
Sering = 3
Selalu = 4
Tidak Pernah = 4
Jarang Sekali = 3
Sering = 2
Selalu = 1
22 butir pertanyaan.
2. Tahap Pelaksanaan
Tobasa, dan Kabupaten Humbahas. Sedangkan untuk kelas kontrol penelitian ini
Medan, dengan pertimbangan bahwa data-data yang terkait terutama yang terkait
Medan.
Agustus sampai dengan bulan Desember 2020, yang dilakukan dalam 2 tahap,
yaitu, tahap pengambilan data kelompok eksperimen dan tahap pengambilan data
kelompok kontrol.
1) Studi Dokumentasi
tujuan dan fokus penelitian, kemudian diurutkan sesuai dengan kekuatan dan
dipadukan sehingga membentuk suatu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.
2) Angket
menggambarkan sejauh mana tes tersebut mengukur apa yang ingin diukur.
BBPPMPV BBL Medan, kemudian angket diukur validitas dan reliabilitas butir
∑ sy ƒ∑ s 2 ∑ y2
r=
81
berdasarkan tabel nilai korelasi spearman pada nilai kepercayaan 95% (α = 5%)
informasi bahwa seluruh item memiliki nilai korelasi hitung (rhitung) yang lebih
besar dari korelasi tabel (rtabel) dengan mengacu nilai r tabel saat nilai kepercayaan
95% (α = 5%) dan n sebesar jumlah peseta diklat ( ....orang ), berdasarkan tabel r
tabel diperoleh nilai r tabel......... Hasil perhitungan seperti yang ditampilkan tabel
Tabel 3.6
Uji Validitas Instrumen Reaksi Peserta Terhadap Kualitas Diklat
penelitian data . Jika suatu alat ukur atau instrument penelitian dapat digunakan
dua kali untuk mengukur gejala yang sama dengan hasil pengukuran relative
dilakukan dengan internal consistency dengan teknik belah dua (split half), (Tedjo
variable dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrument ganjil dan
kelompok instrument genap, selanjutnya disusun skor data tiap kelompok ganjil
menghasilkan skor total tiap-tiap variable. Kemudian skor total antara kedua
kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya, setelah didapat nilai atau harga
2.rb
rc= (Tedjo N. Reksoatmojo, 2006:192) 3.02
1+ rb
Keterangan :
akhir).
Jika r1 lebih besar dari table rho maka instrument dinyatakan reliable dan
sebaliknya.
Tes dilakukan dalam 2 tahap, yaitu pre test dan pos test. Pre test dilakukan
mengumpulkan data hasil belajar peserta setelah mengikuti pelatihan. Dari kedua
84
tes ini diharapkan dapat diketahui seberapa besar peningkatan kemampuan peserta
setelah mengikuti pelatihan, dengan membandingkan antara pre dan pos test. Tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah performance test (unjuk kerja) yang
normalitas sebaran data yang diperoleh dari sampel tersebut karena merupakan
Pengujian normalitas data pre dan post dilakukan pengujian χ2. Adapun langkah-
∑ si fi
x̅ = ∑(si – s̅ ) fi 3.03
∑ fi dan s̅ = J n–1
dan menyusunnya dalam bentuk tabel yang juga memuat interval kelas,
si–s
zi = c (Tedjo N. Reksoatmojo, 2006:29) 3.04
f. Menghitung nilai fe yang merupakan perkalian selisih luas dan jumlah sample
86
persamaan :
(fo– fi)2
32 = ∑ fe (Tedjo N. Reksoatmojo, 2006:43) 3.05
kepercayaan 95% (α=5%) diperoleh nilai r tabel sebesar 0,334, maka hasil
perhitungan menunjukan nilai rhitung > rtabel, dengan demikian seluruh butir
Jumlah
rerata
88
∑ xy
r=
ƒ∑ x 2 ∑ y 2
rxy = 0,785
r11 2. rxy
= 1 + rxy
r11 = 0,880
Selanjutnya harga r11 diatas dibandingkan dengan harta table rho dengan n
= 36, signifikan 0,05 diperoleh rho table sebesar 0,334. Berdasarkan hasil
(reliable) untuk digunakan pada penelitian karena r11 lebih besar dari rtabel.
tingkat kepercayaan sebesar 95% sebesar 0,632, maka hasil perhitungan SPSS
menunjukan nilai rhitung > rtabel, dengan demikian seluruh butir instrumen dapat
dikatakan valid.
89
Ganjil Genap x y x2 y2 xy
Data
Pengukuran
Jumlah
rerata
90
∑ xy
r=
ƒ∑ x 2 ∑ y 2
r11 2. rxy
= 1 + rxy
r11 = 0,999
Selanjutnya harga r11 diatas dibandingkan dengan harta table rho dengan n =
36, signifikan 0,05 diperoleh rho table sebesar 0,632. Berdasarkan hasil
(reliable) untuk digunakan pada penelitian karena r11 lebih besar dari rtabel.
sebesar 0,336, maka hasil perhitungan SPSS menunjukan nilai rhitung > rtabel, dengan
X Y
(Jumla (Jumlah
x y x2 y2 xy
h item item
Ganjil) Genap)
Data
Pengukuran
92
X Y
(Jumla (Jumlah
x y x2 y2 xy
h item item
Ganjil) Genap)
Jumlah
Rerata
∑ xy
r=
ƒ∑ x 2 ∑ y 2
Diperoleh :rxy =
r11
2.rxy sehingga r11 =
= 1+
rxy
93
Selanjutnya harga r11 diatas dibandingkan dengan harta table rho dengan
3.6.2.Instrument Penelitian.
veriabel pada suatu program dan menunjukkan fakta dari hasil . Tujuan adanya
untuk menghasilkan data yang kreadibel. Objektif dan berguna secara berkala
yang dikunakan.
penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
a.lembar Kuesioner
Nilai skor yang digunakan untuk mengisi kuesioner pada penelitian adalah
tentang fenomena social. Dalam pemberian skor pada setiap pernyataan positif
Rentang skala Linkert yang digunakan untuk pernyataan yang positif yaitu :
Berikut ini adalah kisi kisi instrument untuk Alumni Pesrta (Guru SMK).
diklat
Relevansi dengan kebutuhan
peserta diklat
Learning
Dalam penelitian evaluasi ini, alat yang mendukung dalam penelitian ini yaitu
menggunakan instrumen non test. Instrumen non test meliputi metode kuesioner,
metode wawancara, dan metode dokumentasi dapat dilihat pada Tabel . Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
behavior, dan result. Bentuk kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
responden dan melalui google form kepada 17 responden lainnya. Di bagian akhir
kuesioner disertakan isian untuk saran dan komentar alumni mengenai program
b. Wawancara Pada penelitian ini, dilakukan kepada peserta program diklai Guru
pada 4 level model evaluasi Kirkpatrick, yaitu reaction, learning, behavior, dan
result.
peserta, modul selama pelaksanaan Diklat, dan pedoman tentang program diklat..
b. Lembar Wawancara.
ini adalah Nara Sumber pada saat Diklat dilaksanakan.. Pada instrumen
Relevansi dengan 3, 4
kebutuhan Peserta
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pre dan post test. Selanjutnya, hasil dari level 2 ini akan
pelatihan
99
terhadap hasil belajar siswa. Berdampak atau tidaknya hasil dari implementasi
dengan setelah mengikuti pelatihan. Dalam membandingkan nilai belajar siswa ini
penulis membandingkan nilai siswa pada semester ganjil (sebelum guru mengikuti
pelatihan) terhadap nilai siswa pada semester genap (setelah guru mengikuti
pelatihan).
implementasi tersebut adalah benar – benar hasil dari sebuah pelatihan, maka
dalam bidang ICT, berada di daerah terpencil dan atau perbatasan, berjumlah 36
orang serta belum mendapatkan Pendidikan dan pelatihan guru SMK BBPPMPV
BBL Medan
dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variable, tetapi hubungan masing-
mencari hubungan antar variable (X1 dengan X2, X2 dengan X3 dan X3 dengan Y)
Experimental group
Fokus penelitian
X1 X2 X3 Y
X2 X3 Y
3. Melakukan study dokumentasi dan survey awal terhadap data-data yang ada
pada level 1, level 2, level 3 dan level 4 terhadap alumni pelatihan dan level 2,
pelatihan (level 2), implementasi hasil dari pelatihan (level 3) dan dampak
103
evaluasi terhadap control group, yaitu;, keterampilan Guru (level 2), Kinerja
pelatihan.
siswa.
12. Tujuan dari tahap membandingkan ini adalah untuk mengetahui seberapa
Diklat dengan empat level model Kirck Patrik. Evaluasi program ditujukan
supaya fleksibel dan spesifik unuk kondisi tertentu dalam arti untuk menjawab
pemilihan model yang dianggap paling sesuai terhadap program yang hendak
karenanya penggunaan lebih dari satu model dalam evaluasi sangat tidak
Antara model.
informasi yang dihasilkan oleh suatu evaluasi. Kualitas informasi dalam suatu
Kirkpatrick.
Dikatakan sederhana karena model ini memiliki alur logika yang sederhana
dan mudah dipahami serta kategorisasi yang jelas dan tidak berbelit belit.
107
Sementara dari sisi lain penggunaan model ini bisa digunakan untuk mengevaluasi
4.Result.Langkah Langkah model empat level Kirckpatrick ini dalam Diklat Guru
13. Materi yang akan diajarkan yang mampu berkomunikasi dengan peserta
diselenggarakan.
108
Soal/tes.
dipecahkan.
hasil evaluasi. Model evaluasi pelatihan yang dikembangkan pertama kali oleh
Keempat level dapat dirinci sebagai Penerapan model empat level dari
a. Level 1: Reaksi
Evaluasi reaksi ini sama halnya dengan mengukur tingkat kepuasan peserta
Instruktur/ pelatih.
Dalam komponen ini terdapat hal yang lebih spesifik lagi yang dapat diukur
berpartisipasi.
indikatornya adalah ruang kelas, pengaturan suhu di dalam ruangan dan bahan dan
adalah ketepatan waktu dan kesesuaian waktu dengan peserta pelatihan, atasan
kesesuaian media dengan bidang materi yang akan diajarkan yang mampu
dipecahkan.
b. Level 2: Pembelajaran
Pada level evaluasi ini untuk mengetahui sejauh mana daya serap peserta
program pelatihan pada materi pelatihan yang telah diberikan, dan juga dapat
mengetahui dampak dari program pelatihan yang diikuti para peserta dalam hal
peningkatan knowledge, skill dan attitude mengenai suatu hal yang dipelajari
111
sikap yang diperoleh dari materi pelatihan. Oleh karena itu diperlukan wawancara
megikuti dan memperhatikan materi pelatihan yang diberikan. Dan biasanya data
pelatihan atau tes awal (pre-test) dan sesudah pelatihan atau tes akhir (post-test)
c. Level 3: Perilaku
tingkah laku peserta (guru ) dalam melakukan pekerjaan. Dan juga untuk
mengetahui apakah pengetahuan, keahlian dan sikap yang baru sebagai dampak
d. Level 4: Hasil
keseluruhan. Sasaran pelaksanaan program pelatihan adalah hasil yang nyata yang
112
akan diterapkan kepada siswa diunit kerjanya masing masing. Walaupun tidak
memberikan hasil yang nyata bagi sekolah dalam jangka pendek, bukan berarti
program pelatihan tersebut tidak berhasil. Ada kemungkinan berbagai faktor yang
mempengaruhi hal tersebut, dan sesungguhnya hal tersebut dapat dengan segera
Proses pengukuran dan pengumpulan data evaluasi yang lebih rinci dapat
Tabel 1
pelatihan yang diikuti. Survai dengan skala pengukuran yaitu skala Likert.
observasi
kinerja/komtenesi peserta pelatihan. Evaluasi action plan dan data laporan hasil
Uraian secara rinci tentang bidang kerja evaluasi yang mencakup level data,
fokus data dan kegunaan data dapat dilihat pada tabel-2 berikut ini.
113
Level1:
Reaksi dan atau kepuasan dan rencana tindakan Fokus pada program
pelatih. Mengukur dimensi lain: rencana tindakan peserta sebagai hasil pelatihan,
pelatihan tempat kerja. Data rencana tindakan dapat digunakan untuk menentukan
poin fokus untuk tindak lanjut evaluasi serta membandingkan hasil yang ada
dengan standar. Temuan ini dapat ditujukan untuk peningkatan mutu program.
Level 2:
keterampilan yang telah diperoleh dari pelatihan. Mengukur hasil belajar harus
telah dimiliki. Data ini digunakan untuk membuat pengaturan program, isi, desain
dan pelaksanaan.
114
Level 3:
belajar. Mengukur perubahan perilaku pada pekerjaan. Ini juga meliputi aplikasi
pelatihan.
pekerjaan. Jika berhasil perlu diketahui kenapa, agar dapat adaptasi pengaruh
yang mendukung dalam situasi lain. Jika tidak berhasil, perlu diketahui
yang lain.
Level 4:
kreativitas individu peserta diklat. Pada proses diklat dilihat dari segi kinerja
Pada level evaluasi ini untuk mengetahui sejauh mana daya serap peserta
Diklat pada materi pelatihan yang telh diberikan dan dapat juga mengetahui
dampak dari pogram pelatihan yang diikuti peserta dalam hal peningkatan
pelatihan.
Oleh karena itu diperlukan tes guna mengetahui kesungguhan apakah para
sedemikian rupa sehingga mencakup semua isi materi dan program pelatihan.
tingkah laku peserta dalam melakukan pekerjaannya. Dan juga untuk mengetahui
apakah pengetahuan ,keahlian,dan sikap yang baru sebagai dampak dari program
Rencana aksi adalah salah satu bentuk evaluasi pada level ini untuk
mengetahui apa yang akan peserta lakukan setelah mendapatkan materi materi
pelatihan atau apa yang akan peserta rencanakan di tempat kerja/tugas masing
Tujuan dari pengumpulan informasi pada level ini adalah untuk menguji
level ke empat ini dapat digunakan sebagai instrument untuk mengukur tujuan
Pelatihan bukan hanya sekedar pre test dan post tes tetapi suatu rangkaian
level satu sampai dengan level ke empat.Hasil evaluasi dari seluruh tahap
a. Persiapan Teknis
b) Data level 2 adalah hasil dari pre test dan post test. Pre test dilakukan untuk
awal dilaksanakan. Post test ini menggunakan perangkat tes yang digunakan
peserta setelah mendapat pelatihan, dan berapa besar gap antara nilai kelompok
f) Instrumen fasilitator
sebesar 0,155, maka hasil perhitungan SPSS menunjukan nilai rhitung > rtabel, dengan
Ganjil Genap x y x2 y2 xy
120
∑ xy
r=
ƒ∑ x 2 ∑ y 2
Diperoleh rxy =
r11 2. rxy
= 1 + rxy
r11 =
Selanjutnya harga r11 diatas dibandingkan dengan harta table rho dengan n
terdapat pada pengambilan data untuk kualitas diklat (level 1 / reaction), karena
kelompok kontrol tidak mengikuti diklat, maka tidak dilakukan pengambilan data.
121
yaitu;
1. Pengorganisasian Data
Data yang terkumpul melalui angket, test dan studi dokumentasi diklasifikasikan
sesuai dengan model evaluasi yang diterapkan. Selanjutnya jika terdapat data yang
Dan 3.07
a = y¯ − bx̅
Dengan x = xi − x¯ dan y= yi − y¯
2. Pengolahan Data
dengan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis regresi dan
korelasi sederhana.
ya
3.06
bx
di mana, y adalah variabel tak bebas (terikat), x adalah variabel bebas, a adalah
b = ∑ xy
∑ x2
122
122
∑ xi
¯x =
n
Dan
∑ yi
y¯ =
n
Maka nilai a dan b menjadi
y x y bx
n
n. xy x y
.n. x x 2
2
Keterangan:
xi = Rata-rata skor variabel x
yi = Rata-rata skor variabel y
b. Analisis Varian
Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linearitas. Oleh karena itu, sebelum
melakukan analisis regresi maka terlebih dahulu harus di uji linearitas regresi
(1) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg (a)) dengan rumus:
Y 2
JKreg (a )
n
(2) Menghitung jumlah kuadrat regresi b|a (JK reg b|a), dengan rumus:
123
JKreg(b / a) b. XY
X .Y
n
Y JK
2
JK res Re g (b / a) JK Re g (a)
(4) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan
rumus:
(5) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan
rumus:
RJKreg (b / a) JK Re g (b / a)
(6) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan rumus:
JK Re s
RJK re
s
n2
RJKRe g (b / a)
F
RJKRe s
Untuk melihat apakah kedua kelompok berasal dari varian yang sama (homogen)
c. Uji t
s̅ 1–s̅ 2
t= c2 c 2 3.09
J( 1 + 1 )
n1 n2
1) Apakah dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya
2) Apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak.
Selanjutnya, bila anggota sampel n1 = n2 dan varians tidak homogen maka dapat
korelasi, oleh karena itu perhitungan angka koefisien jalur menggunakan standar
skor z. pada setiap variabel eksogen tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel yang
lain dalam diagram, sehingga yang ada hanyalah suku residualnya yang diberi
Experimental group
Fokus penelitian
maka untuk mengetahui pengaruh yang timbul antar variabel pada kelompok
r = 1 Σ ZZ 3.10
ij i j
n
126
1
r = ∑Z Z
dengan Z2E = P2E-1E .Z1E + ε2E
2E−1E n 1E 2E
r2E−1E = 1
Σ Z1E( P2E−1E . Z1E + ε2E)
n
r = P .1 Σ Z 2 + 1 Σ Z . ε
2E−1E 2E−1E 1E 1E 2E
n n
2
Karena 1
n
∑ = 1 Dan ∑ Z1E . ε2E = 0 maka diperoleh r2E-1E = P2E-1E .
Z1E
r4E-3E= P4E-3E
e. Komparasi Data
dan level 4 pada experimental group dengan control group. Persamaan yang
bentuk interval, sedangkan data yang didapat dilapangan masih berbentuk data
ordinal. Oleh karena itu, data tersebut terlebih dahulu dilakukan konversi untuk
menaikkan dari skala ordinal ke skala interval. Teknik yang digunakan adalah
method of successive interval dari Hays dalam Harun Al-Rasyid (1994) dengan
(1) Hitung frekuensi (f) setiap skor (1 sampai dengan 5) dari responden yang
memberikan respon.
jumlah n sampel.
(5) Dari nilai Z tersebut, tentukan nilai density-nya (Ordinates (Y) the
3. Penyajian Data
grafik.
Setelah data terkumpul dan disajikan dalam bentuk deskripsi, maka langkah
tajam.
Analisis ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis evaluatif.
menggunakan teknik CVR (Content Validity Rasio). Validitas isi dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang kecocokan antara item tes dengan indikator yang
telah dikonstruksi, validitas isi dilaksanakan oleh para pakar atau subject metter
Negeri Lembang, panitia Program diklat Polbangtan Bogor, dan ahli bahasa.
Formula CVR yang digunakan dalam analisis ini adalah sebagai berikut:
𝐶𝑉𝑅 =
𝑀𝑝 −
𝑀2
𝑀2
2𝑀𝑝 𝑀
−1
maka CVR > 0 Pemberian nilai pada keseluruhan item menggunakan CVI. CVI
secara sederhana merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk item yang dijawab ya
adalah:
𝐶𝑉𝐼 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐶𝑉𝑅 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 Hasil perhitungan CVR dan CVI adalah berupa angka
0 – 1 kategori nilai tersebut sebagai berikut: Tabel 3.5. Kategori Nilai CVR dan
CVI
Kriteria Keterangan 0 – 0,33 Tidak Valid 0,34 – 1 Valid Sumber: Lawshe (1975)
Program diklat dapat dilihat pada Tabel 3.6., Tabel 3.7., Tabel 3.8., dan Tabel 3.6
1 Saya puas dengan materi yang diberikan dalam programDiklat Guru SMK
5 5 1 Valid
2 Saya merasa fasilitas yang tersedia dari sekolah kurang mendukung program
3 Saya puas dengan Paparan materi dari Nara sumber di Program Diklat Guru
5 5 1 Valid
4 Saya puas dengan ketersediaan waktu Nara Sumber memberi paparan saat
5 4 0,6 Valid
5 Saya tidak mengikuti setiap rangkaian program Diklat Guru SMK BBPPMPV
BBL Medan
5 5 1 Valid
6 Nara Sumber selalu mendorong saya untuk berpartisipasi dalam program Diklat
5 5 1 Valid
5 5 1 Valid
𝐶𝑉𝐼 =
5,6 6
= 0,93
8 Setelah mengikuti program diklat Guru SMK, saya paham hal-hal yang
5 5 1 Valid
9 Setelah mengikuti program diklat Guru SMK , saya mengerti bahwa tidak
5 5 1 Valid
goals
5 5 1 Valid
13 Saya masih merasa kesulitan membagi tugas kelompok dalam materi diklat
5 5 1 Valid
5 5 1 Valid
15 Dalam Program diklat, saya diajarkan cara berpikir kreatif dalam membangun
materi diklat
5 5 1 Valid
16
Setelah mengikuti Program diklat saya dapat melihat kesempatan di tengah suatu
5 5 1 Valid
17
5 5 1 Valid
18
5 5 1 Valid
19
Saya masih merasa kesulitan mengontrol keuangan materi diklat meskipun telah
5 5 1 Valid
20
Setelah mengikuti Program diklat, saya paham cara membangun jaringan dengan
5 5 1 Valid
𝐶𝑉𝐼 =
12,6 13
= 0,97
21
Setelah mengikuti Program diklat, saya ingin menjalankan materi diklat dengan
5 5 1 Valid
Selama mengikuti Program diklat, saya kurang inisiatif dalam menjalankan tugas
saya sendiri
5 5 1 Valid
23
Setelah mengikuti Program diklat, saya berani mengambil risiko akan usaha yang
dijalani 5 5 1 Valid
24
5 5 1 Valid
25
Saya masih merasa kesulitan mewujudkan sebuah ide materi diklat baru menjadi
5 4 0,6 Valid
26
Selama mengikuti Program diklat, saya selalu memperlihatkan kepercayaan diri di
5 5 1 Valid
27
5 5 1 Valid
28
Setelah mengikuti Program diklat, saya mampu mengakui kesalahan yang saya
5 5 1 Valid
29
Selama mengikuti Program diklat, saya selalu mengumpulkan laporan tepat waktu
5 4 0,6 Valid
30
Setelah mengikuti Program diklat, saya sering mencoba cara baru untuk
31
Selama mengikuti Program diklat, saya kurang aktif berpartisipasi dalam kerja tim
5 5 1 Valid
32
bersama-sama
5 5 1 Valid
33
5 5 1 Valid
34
Saya mudah merasa putus asa ketika terjadi kesalahan dalam bermateri diklat
Setelah mengikuti Program diklat, saya tetap bertekad untuk menjalankan materi
5 5 1 Valid
36
Setelah mengikuti Program diklat, saya selalu ingin mempelajari cara baru dalam
bermateri diklat
5 5 1 Valid
37
Selama mengikuti Program diklat, saya selalu berbagi ide baru dalam bermateri
5 5 1 Valid
38
5 4 0,6 Valid
39
Setelah mengikuti Program diklat, saya memiliki keinginan yang kuat untuk
sukses
5 5 1 Valid
𝐶𝑉𝐼 =
16,8 18
= 0,93
40
5 5 1 Valid
41
5 4 0,6 Valid
42
5 5 1 Valid
43
5 5 1 Valid
44
5 5 1 Valid
45
5 5 1 Valid
46
Menurut saya, memulai materi diklat itu merupakan suatu hal yang positif
5 5 1 Valid
Qonitah Aliyah, 2020 IMPLEMENTASI MODEL EVALUASI KIRKPATRICK
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
𝐶𝑉𝐼 =
6,6 7
= 0,94
Kepala Program Studi APHP di SMK PP Negeri Lembang, panitia Program diklat
Polbangtan Bogor, dan ahli bahasa. Tabel 3.10. Hasil Validasi Instrumen
2
Apakah fasilitas yang diberikan sekolah sudah mendukung keberjalanan Program
diklat?
5 5 1 Valid
Fasilitas apa saja yang disediakan oleh sekolah untuk keberjalanan Program
diklat?
5 5 1 Valid
5 5 1 Valid
𝐶𝑉𝐼 =
44
=1
Apa saja persyaratan siswa untuk mendaftarkan diri dalam Program diklat?
5 4 0,6 Valid
Sebelum mengikuti Program diklat, seleksi apa yang harus dilalui oleh calon
peserta PWMP?
5 5 1 Valid
5 5 1 Valid
5 5 1 Valid
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Apakah rangkaian magang pada Program diklat sudah membantu siswa dalam
5 5 1 Valid
10
Apa saja aspek yang dinilai selama rangkaian magang pada Program diklat?
5 5 1 Valid
11
5 5 1 Valid
12
Dalam menyusun business plan, apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan dan
5 5 1 Valid
13
Apakah business plan yang disusun oleh siswa sudah mencakup semua kebutuhan
5 5 1 Valid
14
Selama menjalani Program diklat, apakah siswa menyusun struktur tugas dalam
5 5 1 Valid
15
5 5 1 Valid
16
dengan baik?
5 5 1 Valid
17
Setelah mengikuti Program diklat, sejauh mana siswa dapat menyusun rancangan
keuangan?
5 5 1 Valid
18
Apakah rancangan keuangan yang disusun oleh siswa sudah mencakup semua
5 5 1 Valid
19
Selama mengikuti Program diklat, apakah siswa sudah dapat membangun jaringan
5 5 1 Valid
20
5 5 1 Valid
𝐶𝑉𝐼 =
15,6 16
= 0,98
21
Apa saja aspek-aspek yang dinilai oleh pembimbing dalam lembar monitoring
peserta PWMP?
5 5 1 Valid
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Pernyataan Level 3 - Behavior M Mp Nilai CVR Ket 22 Apa saja tugas ketua
23
laporan?
5 5 1 Valid
24
5 5 1 Valid
25
oleh siswa?
5 5 1 Valid
26
5 5 1 Valid
27
5 5 1 Valid
28
Selama mengikuti Program diklat, sejauh mana siswa aktif berpartisipasi dalam
kerja tim?
5 5 1 Valid
𝐶𝑉𝐼 =
88
=1
29
5 5 1 Valid
𝐶𝑉𝐼 =
11
=1
dilakukan coding data dan dianalisa secara deskriptif. Data pengukuran level 1, 2,
penelitian Rukmi, et al. (2009), rumus pembobotan item adalah sebagai berikut:
Bobot item =
𝑥 100%
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dicapai dari seluruh responden Skor tertinggi = Skala tertinggi pada soal Untuk
kategori menurut Ratnasari & Manaf (2015), yaitu: Tabel 3.14. Kriteria
Keberhasilan Program
No. Bobot Item Predikat Keberhasilan 1. > 66,7% – 100% Berhasil 2. > 33,3% –
the same steps as those involved in doing a research study. Several additional
factors must be considered, however, depending upon the evaluation model that is
pembelajaran, seperti:
evaluation);
evaluation data);
singkat hal-hal yang akan dilakukannya, sebagai berikut: 961. Menjelaskan alasan
Berdasarkan posisi ini maka dikenal ada dua jenis evaluasi kurikulum yaitu
evaluasi internal dan evaluasi eksternal. Evaluasi internal dilakukan oleh evaluator
yang menjadi anggota tim pengembang kurikulum atau anggota dari peneliti yang
Evaluasi eksternal dapat dilakukan pada fase pengembangan ide dan dokumen
lokal Bahasa Bali dan memilih model evaluasi yang sesuai dengan alasan yang
stakeholder dari proses pembelajaran muatan lokal Bahasa Bali yang dievaluasi.
berkepentingan.
lokal Bahasa Bali yakni siswa, guru, serta kepala madrasah. Siswa merupakan
subyek dari proses pembelajaran muatan lokal Bahasa Bali, guru merupakan
sebelumnya bahwa dalam penelitian evaluasi ini yang akan dievaluasi adalah
antara hasil yang diharapkan (intended outcomes) dengan hasil yang teramati
(observed outcomes);
evaluator eksternal karena evaluator tidak ada keterkaitan dengan evaluan baik
evaluan yang dievaluasinya tidak memenuhi berbagai kriteria dan juga tidak
memiliki keuntungan pribadi jika evaluan tersebut memenuhi berbagai kriteria.
evaluation studies and research studies are similar”. 8. Melaporkan hasil evaluasi
(reporting evaluation results) Laporan yang dihasilkan dari penelitian evaluasi ini
dengan laporan evaluasi ini. Data kulitatif dan kuantitatif yang di peroleh dari
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu untuk menguji kredibilitas data.
sumber data. Trianggulasi metode yaitu mengecek data yang didapat ke lapangan
dokumentasi. Data yang telah didapat dari wawancara dibandingkan dengan data
hasil observasi dan catatan hasil studi dokumen. Disamping trianggulasi metode
juga menggunakan jenis trianggulasi sumber data. Data yang diperoleh dari satu
informan akan dikonfirmasikan ke informan lain yang juga terlibat dalam program
diklat guru smk di bbppmbv medan. Dalam hal ini data yang diperoleh dari
Analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis data model Miles and
sebagai berikut:
hasil pengamatan.
Reduksi data alam penelitian dimaksudkan untuk merangkum data yang telah
Penyajian data merupakan hasil dari reduksi data, yang disajikan dalam
bentuk laporan secara sistematis yang mudah dibaca atau dipahami baik secara
Penyajian data ini bisa berbentuk grafik, tabel, matrik atau bagan informasi.
Selanjutnya langkah verifikasi yang merupakan upaya untuk mencari makna data
yang dikumpulkan. Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan terhadap data