Oleh:
Anti Asta Viani
Abstrak
Isu sertifikasi guru yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan dan begitu
banyak menyita perhatian para guru memang bukan sekedar trend, tetapi sudah
merupakan keharusan dan kebutuhan bagi semua bidang profesi. Dengan kata
lain keprofesionalan dan keahlian seseorang hanya akan berharga manakala
yang bersangkutan dapat menunjukkan sertifikat keahlian atau keprofesionalan
yang dimilikinya. Demikian pula dengan profesi guru yang notabene merupakan
tulang punggung pendidikan bangsa yang akan menghasilkan sumber daya
manusia sekaligus generasi penerus yang handal yang mampu berkompetisi
untuk dapat mencerdaskan bangsa di era global. Peningkatan profesionalitas
tentunya tidak mudah, banyak tenaga, pikiran, waktu dan biaya yang diperlukan.
Melalui Sertifikasi guru diharapkan ada peningkatan profesionalitas guru.
111
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
yang profesional. Agar peran guru dapat sehat jasmani rohani; serta memiliki
sesuai dengan fungsinya, maka perlu kemampuan mewujudkan tujuan
adanya perhatian terhadap peningkatan pendidikan nasional. (Depdiknas, 2008)
profesionalitas guru. Pemerintah dalam Sertifikasi guru adalah proses
hal ini melalui menteri pendidikan nasional pemberian sertifikat pendidik untuk guru
mencanangkan program sertifikasi guru yang telah memenuhi standar kompetensi
yang diantaranya bertujuan meningkatkan guru. Sertifikasi guru bertujuan untuk: (1)
mutu guru sekaligus meningkatkan menentukan kelayakan guru dalam
kesejahteraan guru. melaksanakan tugas sebagai agen
Yang menjadi pemikiran sekarang pembelajaran dan mewujudkan tujuan
adalah apakah sertifikasi guru dengan pendidikan nasional,(2) meningkatkan
segala kelebihan dan kekurangannya, proses dan hasil pendidikan, (3)
dengan segala target-targetnya yang meningkatkan martabat guru, (4)
sudah mulai berjalan pada tahun kedua ini meningkatkan profesionalitas guru, (5)
merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan guru.
meningkatkan profesionalitas guru? Jalur yang dapat ditempuh untu
Sertifikasi Guru mendapatkan sertifikasi ada dua jalur,
Pada hakikatnya sertifikasi adalah yaitu jalur sertifikasi guru dalam jabatan
proses penilaian mengenai apakah melalui penilaian portofolio dan melalui
seseorang memenuhi standar yang jalur pendidikan. Sertifikasi guru dalam
ditetapkan oleh suatu organisasi dari jabatan melalui penilaian portofolio
dunia nyata oleh suatu organisasi dari adalah proses pemberian sertifikat
dunia nyata, misalnya asosiasi profesi pendidik bagi guru dalam jabatan melalui
tertentu, dan bila berhasil ia akan penilaian dokumen prestasi yang telah
mendapat suatu sertifikat (Besari, 2000). dimiliki guru selama mengajar. Sedangkan
Sertifikasi merupakan suatu proses sertifikasi guru dalam jabatan melalui jalur
pemberian pengakuan terhadap pendidikan adalah proses pemberian
kemampuan khusus atau keterampilan sertifikat melalui pendidikan selama-
khusus dari lembaga atau institusi kepada lamanya 2 semester, hanya saja
seseorang atau lembaga. (Farozin, 2002). sertifikasi melalui jalur pendidikan ini
Dalam dunia kependidikan sertifikasi hanya diorientasikan bagi guru yunior
dimaksudkan sebagai pengakuan yang berprestasi dan mengajar pada
terhadap wewenang yang dimiliki pendidikan dasar (SD dan SMP). Hal ini
seseorang lulusan untuk melaksanakan dilaksanakan mengingat penetapan
tugas di suatu profesi di bidang peserta sertifikasi melalui penilaian
kependidikan (Depdiknas, 2002).Dapatlah portofolio berdasarkan pada urutan
dikatakan bahwa sertifikasi adalah suatu prioritas masa kerja,usia,
pengakuan dan jaminan mutu terhadap pangkat/golongan, beban mengajar, tugas
kompetensi dan profesi seseorang sesuai tambahan, dan prestasi kerja. Sehingga
standar yang berlaku yang dikeluarkan bagi guru muda yang berprestasi akan
oleh lembaga yang berwenang memerlukan waktu yang lama untuk
berdasarkan undang-undang dan mengikuti sertifikasi.
peraturan yang berlaku. Pada pelaksanaannya sertifikasi
Undang-undang no 20 tahun 2003 didasarkan atas prinsip: (1) obyektif,
tentang sistem pendidikan nasional, transparan, dan akuntabel. Obyektif yang
Undang-undang nomor 14 tentang guru dimaksud disini adalah mengacu pada
dan dosen, serta Peraturan pemerintah no proses perolehan sertifikat pendidikan
19 tahun 2005 tentang standar nasional yang impartial, tidak diskriminatif, dan
pendidikan mengamanatkan bahwa guru memenuhi standar pendidikan nasional.
adalah pendidik profesional. Seorang guru Transparan mengacu pada proses
harus memiliki kualifikasi akedemik sertifikasi yang memberikan peluang
minimum S1/D4; menguasai kompetensi kepada para pemangku kepentingan
pedagogik, profesional, sosial, dan pendidikan untu memperoleh akses
kepribadian; memiliki sertifikat pendidik, informasi tentang proses dan hasil
112
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
113
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
114
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
portofolio. Hal Ini diungkapkan oleh dengan sertifikasi guru yang mempunyai
Sesditjen PMPTK Giri Surya Atma ( Radar tujuan mulia meningkatkan profesionalitas
Malang, 11 Mei 2008) bahwa portofolio guru menuju pendidikan nasional dalam
sebenarnya adalah bentuk penghargaan hal ini standar pendidik dan tenaga
para guru, artinya, supaya tidak kependidikan yang yang lebih terstandar
menafikan karya para guru. Tetapi yang sesuai tuntutan perubahan kehidupan
terjadi dengan portofolio justru membuat lokal, nasional dan global.
guru terjebak dalam hal-hal negatif. Imbas
lain adalah bermunculannya praktik- Penutup
praktik jasa pembuatan ijazah palsu, jasa- Apabila dilihat dari perangkat yan
jasa penjualan sertifikat, dan seminar- dipersiapkan, tampaknya sertifikasi guru
seminar penjual sertifikat. Andaikata para ini sudah dipersiapkan dengan sangat
guru bersikap jujur, mungkin praktik- matang dan baik. Program sertifikasi guru
praktik jasa ”dewa penolong” ini tidak ini juga membutuhkan banyak pikiran,
akan bermunculan. Andai guru mau jujur tenaga, waktu, dan biaya, Yang perlu
dan bersabar, sebenarnya tidak perlu dicermati adalah dengan segala
sampai terjadi kasus manipulasi, toh pengorbananyang ada ini, mampukah
mendiknas juga memberi alternati jalan program sertifikasi ini mencapai tujuan
yang cukup fair dengan memberi utama yang diharapkan yaitu
pendidikan dan latihan profesi guru meningkatkan profesionalitas guru dalam
(PLPG), bagi guru yang tidak lulus rangka meningkatkan mutu pendidikan
sertifikasi melalui penilaian portofolio. nasional.
Melihat fenomena yang terjadi, Sekurang-kurangnya terdapat
timbul semacam kekhawatiran bahwa beberapa hal yang penting yang perlu
program sertifikasi guru ini hanya semata- diperhatikan berkenaan dengan
mata dipergunakan untuk meningkatkan manajemen peningkatan mutu guru
kesejahteraan guru dengan dengan standar kompetensinya yang
mengesampingkan tujuan utama yaitu harus dilihat melalui tahapan sertifikasi
meningkatkan mutu dan profesionalisme guru, yaitu upaya melibatkan berbagai
guru. Apabila guru tidak lulus sertifikasi, pihak sedini mungkin agar mendukung
guru dapat mengikuti PLPG selama pelaksanaan sertifikasi secara murni dan
sembilan hari dengan segala perangkat konsekuen,dan proses diseminasi secara
pembelajarannya. Pada akhir kegiatan, bertahap.Adanya peran aktif dari berbagai
guru mengikuti ujian PLPG, apabila pihak terkait sedini mungkin dalam proses
dinyatakan tidak lulus, akan diadakan peningkatan mutu guru akan membuat
ujian ulang terhadap para peserta PLPG standar kompetensi yang mengiringinya
yang tidak lolos pada ujian pertama. Baru tidak terisolir dari dunia nyata. Proses
apabila pada ujian kedua tidak lolos, guru transisi dari tahap pengembangan sampai
tersebut dikembalikan ke diknas untuk tahap pelaksanaan (implementasinya)
diberi pembinaan. Yang menjadi nantinya akan berjalan lancar sesuai
pertanyaan sekarang, apakah dalam tujuan.
kurun waktu sembilan hari tersebut akan
dapat mencetak guru yang profesional?
Apakah program guru profesional instan Rujukan
akan mampu membawa peserta didik
kepada pendidikan yang makin memiliki
tuntutan tinggi. Bagaimana pula evaluasi Depdiknas. 2002. Pengembangan Sistem
terhadap kinerja guru-guru yang telah Pendidikan Tenaga Kependidikan Abad
lulus sertifikasi? Menurut Giri Surya Atma ke-21. Jakarta: Depdiknas
(2008) hingga saat ini format evaluasi
masih digodog. Melihat hal ini tampaknya Depdiknas. 2008. Panduan Penyusunan
masih banyak pekerjaan rumah yang Portofolio. Buku 1. Jakarta: Depdiknas
harus dikerjakan oleh para pengambil
kebijakan, khususnya yang berkaitan
115
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional
116