Anda di halaman 1dari 9

SEMINAR INTERNASIONAL

Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA


TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNOLOGI PANGAN MAHASISWA PROGRAM
STUDI TATA BOGA FAKULTAS TEKNIK UNIMED

Oleh
Marnala Tobing *

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil
belajar Teknologi Pangan, bagi mahasiswa yang memiliki motivasi berwirausaha yang
berbeda. Strategi pembelajaran terdiri dari 2 jenis, yaitu (1) Strategi pembelajaran Gagne
dan (2) Strategi pembelajaran Konvensional. Penelitian ini dilakukan pada program studi
Tata Boga Jurusan PKK FT UNIMED pada tahun akademik 2005/2006. Subjek penelitian
terdiri dari 60 orang yang dibagi atas 4 kelompok masing-masing 15 orang per kelompok
sel berdasarkan motivasi berwirausaha. Instrumen yang digunakan untuk mengukur
motivasi berwirausaha digunakan angket yang terdiri dari 30 butir, dan instrumen yang
digunakan untuk mengukur hasil belajar mahasiswa pada matakuliah Teknologi Pangan
adalah tes objektif 48 butir, selanjutnya untuk mengukur sikap dan keterampilan
mahasiswa digunakan lembar pengamatan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
sebagai berikut : 1) secara umum hasil belajar Teknologi Pangan bagi mahasiswa yang
diajarkan dengan Strategi pembelajaran Gagne, dan Strategi pembelajaran Konvensional
tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dimana diperoleh Fhitung = 0,127 dan Ftabel =
3,18 pada taraf signifikan 5% (0,127 < 3,18), 2) Hasil belajar Teknologi Pangan
mahasiswa yang diajar dengan Strategi pembelajaran Gagne lebih tinggi daripada hasil
belajar Teknologi Pangan mahasiswa yang memiliki motivasi berwirausaha tinggi (thitung =
7,10 dan ttabel = 2,07 berarti 7,10 > 2,07), 3) Hasil belajar Teknologi Pangan mahasiswa
yang diajar dengan Strategi Pembelajaran Konvensional lebih tinggi daripada hasil belajar
Teknologi Pangan mahasiswa yang diajar dengan Strategi pembelajaran Gagne untuk
mahasiswa yang memiliki motivasi berwirausaha rendah (t hitung = 3,76 dan t abel = 2,07
berarti 3,76 > 2,07).

Kata kunci : Teknologi Pangan, Motivasi Berwirausaha, Teori Belajar Gagne


Dosen Jurusan PKK FT UNIMED

PENDAHULUAN faktor-faktor pendukung Teknologi


Fakultas Teknik Universitas Negeri Pangan, kecenderungan dan sifat bahan
Medan adalah salah satu lembaga busana, Teknologi Pangan pengolahan
pendidikan yang menghasilkan guru-guru nabati Teknologi Pangan.
kejuruan untuk mengajar dan sarjana Mata kuliah Teknologi Pangan, dalam
keguruan, dirasakan mempunyai kewajib- hal ini ditekankan pada pengolahan hasil
an untuk meningkatkan mutu lulusannya pertanian. Mata kuliah ini digabungkan
sesuai dengan bidangnya. Program Studi atas 1) Penggabungan atas dasar
Tata Boga FT UNIMED dituntut untuk pandangan biologi/pertanian berdasarkan
dapat menghasilkan lulusannya yang sifat kehidupan, tanpa hidup dan
memiliki pengetahuan, pemahaman kesesuaian hidup, 2) Penggabungan
keterampilan dan pengalaman sehingga atas dasar kepentingan manusia dan
kelak menjadi sarjana yang profesional di penggolongan atas dasar komponen
bidangnya. kimia. Memperhatikan materi ini dapat
Salah satu mata kuliah bidang studi dinyatakan bahwa mata kuliah ini
pokok di bidang Tata Boga yang diikuti merupakan aplikasi dari berbagai mata
oleh seluruh mahasiswa Program Studi kuliah teori Program Studi Tata Boga.
Tata Boga adalah Teknologi Pangan. Dengan pentingnya mata kuliah ini
Mata kuliah Teknologi Pangan memuat harus dimiliki oleh mahasiswa, diharapkan
materi konsep dasar Teknologi Pangan, pengajar (dosen) dapat memberikan
901
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

informasi yang jelas mengenai materi generalisasi, 7) fase penampilan, 8) fase


mata kuliah Teknologi Pangan agar umpan balik.
mahasiswa kelas terampil mengajar di Di samping itu untuk kejadian-kejadian
kelas maupun berwirausaha di bidangnya. belajar Gagne menyarankan instruksi.
Di dalam kenyataannya, pelaksanaan Kejadian – kejadian instruksi itu adalah :
di laboratorium Boga menunjukkan bahwa 1) mengaktifkan motivasi, 2) memberitahu
penyampaian mata kuliah Teknologi tujuan-tujuan belajar, 3) mengarahkan
Pangan masih menggunakan metode perhatian, 4) merangsang ikatan, 5)
ceramah (Konvensional) untuk meng- menyediakan bimbingan belajar, 6)
informasikan fakta dan konsep dan meningkatkan retensi, 7) melancarkan
dibiasakan untuk mencoba pengetahuan transfer belajar, dan 8) mengeluarkan
dan informasi. Kenyataan menunjukkan penampilan dan memberikan umpan balik.
banyak pengajar mengalami kekecewaan, Ada beberapa unsur yang melandasi
karena ternyata mahasiswa tidak dapat pandangan Gagne tentang belajar.
menguasai materi dengan baik. Dalam Menurutnya belajar bukan merupakan
setiap semester dari sejumlah peserta proses tunggal melainkan proses yang
kuliah, rata-rata 25% masih memperoleh luas yang dibentuk oleh pertumbuhan dan
nilai D dan E. untuk ini dirasakan perlu perkembangan tingkah laku, dimana
dosen melakukan usaha agar penyajian tingkah laku itu merupakan hasil dari efek
materi dapat efektif. kumulatif dari belajar. Artinya banyak
Pada hakekatnya kegiatan pem- keterampilan yang telah dipelajari
belajaran dapat dilaksanakan dengan memberikan sumbangan bagi belajar
berbagai strategi pembelajaran menurut keterampilan yang lebih rumit. Contohnya
Gagne (1977) bahwa belajar bukan keterampilan belajar “membagi”. Dimana
merupakan proses yang tunggal anak tidak perlu belajar menjumlahkan
melainkan proses yang luas dan dibentuk lagi ketika ia belajar membagi. Belajar
oleh pertumbuhan serta perkembangan merupakan suatu proses yang disebut
tingkah laku sebagai efek kumulatif dan dengan kapasitas. Kapasitas ini diperoleh
belajar. Selanjutnya dikatakan bahwa lima orang dari (1) stimulus yang berasal dari
ragam belajar yaitu informasi verbal, lingkungan dan (2) proses kognitif yang
keterampilan intelektual, keterampilan dilakukan si belajar.
motorik, sikap dan sifat kognitif. Berdasarkan pandangannya ini Gagne
Memperhatikan begitu menariknya fase mendefinisikan pengertian belajar secara
belajar menurut Gagne, sehingga penulis formal bahwa adalah perubahan dalam
mencoba menerapkan teori belajar Gagne disposisi atau kapabilitas manusia yang
dalam upaya meningkatkan penguasaan berlangsung selama satu masa waktu dan
materi perkuliahan Teknologi Pangan di tidak semata-mata disebabkan oleh
samping memperhatikan motivasi ber- proses pertumbuhan. Perubahan ini ber-
wirausaha dari mahasiswa. bentuk perubahan tingkah laku, hal itu
Menurut Gagne (1977) terdapat 8 fase dapat diketahui dengan jalan mem-
dalam satu tindakan belajar. Fase-fase itu bandingkan tingkah laku sebelum belajar
merupakan kejadian-kejadian eksternal dan tingkah laku yang diperoleh setelah
yang dapat distrukturkan oleh siswa atau belajar. Perubahan tingkah laku dapat
guru. Setiap fase dipasangkan dengan berbentuk perubahan kapabilitas jenis
suatu proses yang terjadi dalam pikiran kerja atau perubahan sikap, minat atau
siswa. Setiap fase diberi nama dan nilai, perubahan-perubahan karena per-
dibawah masing-masing fase terdapat tumbuhan misal, perubahan tinggi badan
satu kotak yang menunjukkan proses atau perkembangan otot dan lain-lain
internal utama. Yaitu kejadian belajar, (Margaret G.Bell : 117 – 129).
kejadian-kejadian belajar ini diuraikan Kapasitas orang untuk belajar
atas 8 fase yaitu : 1) fase motivasi, 2) fase memungkinkan diperolehnya berbagai
pengenalan, 3) fase perolehan, 4) fase pola tingkah laku yang hampir mirip.
retensi, 5) fase pemanggilan, 6) fase Berdasarkan pandangannya tentang
belajar ini Gagne menemukan bahwa ada
902
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

lima ragam belajar yang terjadi pada dan informasi yang tersimpan dalam
manusia yaitu informasi verbal, ingatannya. Kapasitas ini mempengaruhi
keterampilan intelek, keterampilan siasat si belajar dalam menemukan
motorik, sikap dan siasat kognitif. kembali hal-hal yang telah tersimpan.
Informasi Verbal adalah kapabilitas Siasat kognitif ini suatu proses inferensi
yang dinyatakan dengan kategori dengan atau induksi dimana seseorang mengingat
memperoleh label atau nama-nama, fakta objek-objek dan kejadian-kejadian dalam
dan bidang pengetahuan yang sudah rangka memperoleh suatu kejelasan
tersusun. Kegiatan dalam mengetahui mengenai suatu gejala tertentu untuk
kapabilitas informasi verbal dilakukan menghasilkan induksi. Siasat kognitif
dengan mengatakan, suatu faktor atau sama dengan proses berpikir si belajar
peristiwa, memberi nama lain yang hampir sendiri.
sama, membuat iktisar dari informasi yang Kelima ragam ini diperoleh dengan
telah dipelajari. cara berlainan yaitu masing-masing me-
Keterampilan Intelek adalah merlukan keterampilan prasyarat yang
kapabilitas yang berupa keterampilan berbeda dan perangkat langkah proses
membuat seseorang mampu dan berguna kognitif yang berbeda pula yang disebut
di masyarakat. Keterampilan intelek kondisi belajar internal.
berhubungan dengan pendidikan formal Ada dua prasyarat yang mendukung
dari mulai tingkat dasar dan seterusnya. terjadinya lima ragam belajar yaitu
Keterampilan intelek terdiri dari empat prasyarat esensial dan prasyarat
keterampilan yang berhubungan dan pendukung. Prasyarat esensial adalah
bersifat sederhana sampai yang rumit, kapabilitas khusus yang merupakan
yaitu belajar diskriminasi, belajar konsep bagian terpadu, dan prasyarat pendukung
kongkrit, dan konsep menurut defenisi, adalah kapabilitas yang memperlancar
belajar kaidah dan belajar kaidah yang proses belajar.
tarafnya lebih tinggi. Berdasarkan teori Gagne di atas
Keterampilan Gerak (Motor) adalah dalam penelitian ini dicoba diterapkan
kapabilitas yang mendasari pelaksanaan pada kegiatan proses belajar mengajar
perbuatan jasmaniah. Termasuk Teknologi Pangan, dimana fase-fase yang
keterampilan yang bersifat sederhana ciri dikemukakan oleh Gagne akan dilakukan
umum keterampilan ini adalah membutuh- dengan terlebih dahulu mencermati
kan prasyarat untuk mengembangkan kapasitas belajar dari siswa.
kemulusan /kehalusan bertindak dan Winkel (1991 : 127) menyatakan :
pengaturan waktu. Keterampilan ini bila “motivasi merupakan daya pendorong
sering dipraktekkan akan bertambah yang telah terjadi aktif”. Pernyataan ini
sempurna. Untuk itu dalam mengajarnya menunjukkan bahwa motivasi merupakan
perlu banyak pengulangan atau latihan- dorongan, alasan atau kemauan yang
latihan disertai umpan balik dari datangnya dari dalam diri seseorang untuk
lingkungan. melakukan suatu aksi tertentu yang
Sikap adalah kapabilitas yang diarahkan pada pencapaian suatu tujuan
mempengaruhi pilihan tentang tindakan tertentu yang diinginkan.
mana yang perlu diambil. Ciri kapabilitas Selanjutnya ditambahkan motivasi
ini adalah tidak menentukan tindakan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
khusus apa yang perlu diambil. Belajar (1) Motivasi intrinsik, motivasi yang
memperoleh sikap didasarkan pada berasal dari dalam individu dan (2)
informasi tentang tindakan apa yang perlu Motivasi ekstrinsik, motivasi yang berasal
dilakukan dan apa akibatnya. dari luar individu (1983 : 94). Sebagai
Siasat Kognitif adalah kapabilitas yang contoh dalam proses belajar, agar
mengatur bagaimana si belajar mengelola mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan
belajarnya, seperti mengingat apa berpikir belajar maka di dalam diri mahasiswa
dalam rangka mengendalikan sesuatu perlu adanya dorongan untuk
untuk mengatur tindakan, hal ini melaksanakan kegiatan tersebut.
mempengaruhi dan perhatian si belajar
903
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Maslow (dalam Purba : 1994) thing something new or different”). Dari


menyatakan”motivasi adalah tingkah laku beberapa konsep kewirausahaan yang
manusia yang dibangkitkan dan diarahkan dikemukakan di atas, menurut Zimmerer
oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu”. (1996) ada enam hakikat penting
Artinya kebutuhan mendasari motivasi, kewirausahaan, yaitu suatu : (1) nilai yang
sedangkan tujuan memberi arah motivasi. diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
Hal ini dapat menyebabkan perubahan dasar sumber daya, tenaga penggerak,
tenaga di dalam diri pribadi seseorang tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil
yang ditandai oleh dorongan efektif dan bisnis, (2) kemampuan untuk menciptakan
reaksi-reaksi dalam usaha mencapai sesuatu yang baru dan berbeda (“ability to
suatu tujuan. Pernyataan ini didukung oleh create the new and different”), (3) proses
Sardiman (1992) yang menyimpulkan penerapan kreativitas dan keinovasian
bahwa “Motivasi merupakan daya dalam memecahkan persoalan dan
penggerak yang ada dalam diri seseorang menemukan peluang untuk memperbaiki
untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu kehidupan (usaha), (4) nilai yang
demi tercapainya tujuan. diperlukan untuk memulai suatu usaha
Berdasarkan penjelasan di atas dapat (start-up phase) dan perkembangan
dinyatakan bahwa motivasi kewirausaha- usaha (venture growth), (5) proses dalam
an adalah dorongan, kebutuhan dan mengerjakan sesuatu yang baru
keinginan mahasiswa untuk berusaha (creative), dari sesuatu yang berbeda
sendiri dalam upaya memperoleh (innovative) yang bermanfaat memberikan
keuntungan dan mampu memenuhi tujuan nilai lebih, (6) menciptakan nilai tambah
hidupnya. dengan jalan mengkombinasikan sumber-
Drucker (1994) mengemukakan sumber melalui cara-cara baru yang
kewirausahaan adalah suatu kemampuan berbeda untuk memenangkan persaingan.
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan Menurut Amir (2000) wirausaha
berbeda. Selanjutnya Soemanto (1989) sebagai manusia unggul seyogianya
menyatakan wirausaha adalah orang yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut : (1)
mengorganisasi, mengelola dan berani budi luhur, (2) berani, (3) kemauan, (4)
bertanggung jawab untuk menciptakan jujur, (5) adil, (6) tekun, (8) ulet, (9)
usaha baru. sabar, (10) tabah, (11) jeli, (12) positif,
Secara epistomologi kewirausahaan (13) kreatif, (14) inovatif, (15) empatik,
merupakan suatu nilai yang diperlukan (16) simpatik, (17) komunikatif dan (18)
untuk memulai sesuatu usaha (start-up rendah hati.
phase) atau suatu proses dalam Selain itu, ada sejumlah ciri wirausaha
mengerjakan sesuatu yang baru. Dalam sukses yang perlu ditanamkan atau
hal ini Zimmerer (1996) menguatkan dikembangkan pada jiwa para mahasiswa,
bahwa kewirausahaan adalah kreativitas yaitu (1) disiplin, (2) optimis/percaya diri,
dan keinovasian untuk memecahkan (3) berjiwa kepemimpinan dan dinamis, (4)
permasalahan dan upaya memanfaatkan inovatif, kreatif dan inisiatif, (5) supel dan
peluang. dapat bekerja sama dengan baik, (6)
Menurut Harvard’s Theodore Levitt berpedoman pada hasil dan keuntungan,
yang dikutip Zimmerer (1996), bahwa (7) berjiwa teguh, memiliki tekat dan mau
kreativitas adalah “Thingking new things” bekerja keras, (8) mempunyai pandangan
(berpikir sesuatu yang baru). Keberhasilan luas dan dapat mengetahui langkah-
wirausaha akan tercapai apabila berpikir langah yang akan datang, dan (9) mampu
dan melakukan sesuatu yang baru atau menghadapi tantangan dan resiko.
sesuai yang lama yang dilakukan dengan Beberapa ciri kewirausahaan yang
cara baru (“thingking and doing new things dikemukakan oleh para ahli seperti di
or old thing in new ways”). Menurut atas, secara ringkas dikemukakan oleh
Zimmerer (1996) ide kreative akan muncul Soemanto (1989) dan Meredith (1989)
apabila wirausaha melihat sesuatu yang dalam bentuk ciri-ciri berikut : (1)
lama dan memikirkan sesuatu yang baru keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri,
atau berbeda (“look at something old and (2) kemauan untuk mengambil resiko, (3)
904
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

kemampuan untuk belajar dari dapat diterapkan dengan menciptakan


pengalaman, (4) memotivasi diri sendiri, berbagai ragam jenis makanan. Hal ini
(5) semangat untuk bersaing, (6) orientasi juga mengingat secara konsep bahwa
pada kerja keras, (7) percaya pada diri proses satu waktu, dan langsung
sendiri, (8) dorongan untuk berprestasi, diperoleh umpan balik. Dengan demikian
(9) tingkat energi yang tinggi, (10) tegas, dapat dinyatakan bahwa strategi
(11) yakin pada kemampuan sendiri, (12) pembelajaran Gagne lebih baik hasilnya
tidak suka uluran tangan dari pemerintah/ dari strategi pembelajaran Konvensional
pihak lain di masyaraat, (13) tidak (konvensional).
bergantung pada alam dan berusaha Berhasilnya seorang mahasiswa
untuk tidak menyerah pada alam, (14) menguasai Teknologi Pangan juga dapat
kepemimpinan, (15) keorisinilan, dan (16) ditentukan oleh adanya motivasi
berorientasi ke masa depan dan penuh kewirausahaan. Hal ini merupakan salah
gagasan. satu harapan dari tujuan pembelajaran
Materi perkuliahan Teknologi Pangan Teknologi Pangan, yaitu setelah
secara umum menyangkut perlakuan dan mahasiswa dapat menyiapkan jenis-jenis
pengolahan hasil pertanian sejak dari makanan. Selanjutnya adalah bagaimana
pemanenan hingga penggunaan terakhir memasarkan kepada konsumen. Hal ini
oleh konsumen. Memperhatikan materi ini diindikasi perlunya ada motivasi
dirasakan perlu untuk memahami kewirausahaan pada diri mahasiswa,
bagaimana agar mahasiswa dapat dengan demikian perlu untuk mengetahui
menguasai materi perkuliahan dengan motivasi kewirausahaan dari yang
baik. Pokok bahasan materi Teknologi diajarkan mata kuliah Teknologi Pangan.
Pangan bermuatan kemampuan kognitif, Perbedaan hasil belajar Teknologi
afektif dan psikomotor dimana mahasiswa Pangan mahasiswa yang memiliki
diharapkan mampu menguasai secara motivasi kewirausahaan tinggi dengan
konsep jenis-jenis hasil pertanian strategi pembelajaran Gagne dan strategi
memberikan respon terhadap materi dan pembelajaran Konvensional.
menciptakan jenis makanan dan Berhasilnya seorang mahasiswa untuk
selanjutnya memasarkannya. menguasai Teknologi Pangan. Dapat juga
Strategi pembelajaran Gagne ditentukan oleh karena adanya motivasi
merupakan proses pembelajaran yang kewirausahaan. Hal ini merupakan
menekankan penyimpanan informasi harapan bagi mahasiswa pada saat akan
secara permanen. Gagne (1977) mengikuti Teknologi Pangan, dapat
mendefinisikan bahwa belajar sebagai menumbuhkam sifat mandiri dna mandiri
perubahan dalam disposisi atau untuk memperoleh keuntungan dari hasil
kapabilitas manusia yang berlangsung pengolahan Tata Boga. Mengingat pula
selama satu masa waktu dan tidak pada saat ini kesempatan lulusan program
disebabkan oleh proses pertumbuhan. Studi Tata Boga sudah semakin kecil
Selanjutnya dinyatakan ada lima ragam untuk menjadi pegawai negeri sehingga
pembelajaran yaitu informasi verbal, ada kecenderungan dari mahasiswa.
keterampilan intelektual, keterampilan Bahwa pada akhirnya mereka nantinya
motorik, sikap dan siasat kognitif. akan menjadi berwirausaha di bidang
Memperhatikan konsep belajar pengolahan Boga.
menurut Gagne (1977) cenderung Strategi pembelajaran Gagne dan
menekankan suatu proses berpikir Konvensional mengupayakan bagaimana
kognitif yang langsung dapat terakumulasi agar mahasiswa memiliki motivasi
pada saat itu juga, untuk dapat muncul beriwirausaha yang tinggi. Dengan
sebagai bentuk perilaku. Strategi belajar demikian dapat dinyatakan terdapat
ini dirasakan dapat digunakan dalam perbedaan hasil belajar mahasiswa yang
pembelajaran Teknologi Pangan. Hal ini diajar dengan strategi pembelajaran
mengingat bahwa konsep penguasaan Gagne dan Konvensional untuk
terhadap jenis-jenis busana sangat mahasiswa yang memiliki motivasi
diperlukan. Selanjutnya secara lebih utuh kewirausahaan. Strategi pembelajaran
905
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Gange merupakan proses pembelajaran UNIMED yang sedang mengambil mata


yang meliputi kegiatan memberi perhatian, kuliah Teknologi Pangan semester ganjil
menjelaskan tujuan belajar, merangsang T.A.2005/2006. Pengambilan sampel
ingatan, menyajikan materi, memberi dilakukan secara acak Purposive
bimbingan belajar, menampilkan berdasarkan motivasi berwirausaha
kemampuan, memberi umpan balik, mahasiswa dari dua kelas setiap kelas
menilai kemampuan, meningkatkan terdiri dari 34 dan 32 orang, maka tiap-tiap
retensi, dan transfer. kelas akan diambil 30 orang mahasiswa
berdasarkan motivasi berwirausaha, yaitu
METODOLOGI PENELITIAN 15 orang memiliki motivasi berwirausaha
Penelitian ini merupakan penelitian tinggi, dan 15 orang yang memiliki
eksperimen semu dengan model disain motivasi berwirausaha rendah. Skor yang
faktorial. Untuk memperoleh dua diperoleh mahasiswa berdasarkan angket
kelompok dilakukan teknik homogenitas motivasi berwirausaha disusun dari
dengan memberikan angket motivasi rangking yang tertinggi sampai ke yang
berwirausaha, yang dibedakan menjadi terendah. Sampel penelitian berjumlah 60
motivasi berwirausaha tinggi dan motivasi orang mahasiswa untuk 4 kelompok, tapi
berwirausaha rendah. kelompok terdiri dari 15 orang mahasiswa
Populasi target dalam penelitian ini dengan motivasi berwirausaha yang
adalah mahasiswa jurusan Tata Boga berlainan.

Untuk lebih jelasnya desain penelitian yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Strategi
GAGNE (A1) KONVENSIONAL (A2)
Pembelajaran
Motivasi
berwirausaha
TINGGI (B1) Y (A1B1) Y (A2B1)
RENDAH (B2) Y (A1B2) Y (A2B2)
Dalam penelitian ini dikembangkan x 2 untuk menguji pengaruh strategi
beberapa instrumen terdiri angket motivasi pembelajaran Gagne dan straregi
berwirausaha untuk mengetahui motivasi pembelajaran Konvensional. Sedangkan
berwirausaha mahasiswa. Instrumen tes untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
hasil belajar untuk mengukur tingkat Teknologi Pangan berdasarkan motivasi
pengetahuan, sikap dan keterampilan berwirausaha digunakan t-test. Teknik ini
mahasiswa dalam mata kuliah Teknologi dipilih karena penelitian ini untuk
Pangan. mengetahui perbedaan motivasi berwira-
Teknik analis data yang digunakan usaha antara strategi pembelajaran
dalam penelitian ini menggunakan analisis Gagne dan Strategi pembelajaran
varian dua jalur dengan desain faktorial 2 Konvensional.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data diskriptif diperoleh hasil seperti yang disajikan
pada tabel 2.
Motivasi Strategi Pembelajaran
berwirausaha Jumlah
Gagne Konvensional
TINGGI n1 = 15 N2 = 15 nb1 = 30
SX1 = 679 SX2 = 510 SXb1 = 1189
SX12 = 30771 SX22 = 18078 SX2b1 = 48849
X1 = 45,267 X2 = 34 X b1 = 39,633
RENDAH N3 = 15 N4 = 15 nb2 = 30
906
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

SX3 = 583 SX4 = 442 SXb2 = 1025


SX23 = 23211 SX24 = 13880 SX2b2 = 37091
X3 = 38,867 X4 = 29,467 X b2 = 34,167
Nk1 = 30 Nk2 = 30 Nt = 60
SXkl = 1262 SXk2 = 952 SXt = 2214
SX2kl = 53982 SX2k4 = 31958 SX2t = 85940
X kl = 42,067 X k2 = 31,733 Xt = 36,9

Dari perbandingan nilai rata-rata perbedaan dari masing-masing sel. Selanjutnya


untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan dengan analisis varian dengan hasil seperti
yang dihasilkan pada tabel 3 berikut :
Sumber Variasi SS Dk MS Fo Ft
Perlakuan (T) 1601,66 1 1601,66 0,127* 3,18
Pendekatan mengajar
penemuan
Blok (B) 448,26 1 448,26
Kemampuan matematika
Kekeliruan B x T 717960,10 57 12595,79
720010,02 59
Keterangan :
* = Signifikan pada a = 0,05
SS = Jumlah kuadrat
dk = Derajat Kebebasan
Berdasarkan tabel 3 di atas, maka motivasi berwirausaha tinggi dengan
untuk pengaruh kolom diperoleh berdasar- strategi pembelajaran Gagne lebih tinggi
kan Fhitung 0,127 sedangkan pengujian dari mahasiswa yang diajarkan dengan
untuk a = 5% dengan dk = 1,56, Strategi Pembelajaran Konvensional,
berdasarkan tabel nilai persentil untuk dimana diperoleh harga t 0 > tt (7,10 >
distribusi F diperoleh F0,05 (1,56) = 3,18 2,07), uji bersifat signifikan dengan
sehingga dapat dinyatakan bahwa Fh = demikian hipotesis nol ditolak dan
0,127 < Ft = 3,18. Akhirnya dapat hipotesis alternatif diterima, dan 2) hasil
dikatakan bahwa hasil pengujian menolak belajar Teknologi Pangan mahasiswa
Ha dan menerima H0 dalam taraf sangat yang memiliki motivasi berwirausaha
signifikan 0,95%. Dengan demikian dapat rendah dengan strategi pembelajaran
dikatakan bahwa tidak ada perbedaan Konvensional ebih tinggi dari mahasiswa
Hasil Belajar Teknologi Pangan yang diajarkan dengan Strategi
mahasiswa yang diajar dengan Strategi Pembelajaran Gagne, dimana diperoleh
Pembelajaran Gagne dan mahasiswa harga t0 > tt (3,76 > 2,07), uji bersifat
yang diajar dengan Strategi Pembelajaran signifikan dengan demikian hipotesis nol
Konvensional. ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
Selanjutnya untuk mengetahui per-
bedaan hasil belajar Teknologi Pangan PEMBAHASAN
dari mahasiswa yang memiliki motivasi Hasil pengujian hipotesis pertama
berwirausaha tinggi dan motivasi menunjukkan strategi pembelajaran
berwirausaha rendah dan untuk Strategi Gagne tidak memberikan pengaruh yang
Pembelajaran Gagne dan Konvensional berbeda terhadap hasil belajar mahasiswa
digunakan t-test. Hasil pengujian diperoleh pada kuliah Teknologi Pangan dibanding-
sebagai berikut : 1) hasil belajar Teknologi kan dengan strategi pembelajaran
Pangan mahasiswa yang memiliki Konvensional. Hal ini dapat disebabkan

907
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

pada saat proses berlangsungnya kegiat- pola pembelajaran untuk dapat menguasai
an belajar mengajar stimulus yang berasal materi perkuliahan.
dari lingkungan sangat mempengaruhi, Untuk hal ini penerapan strategi
oleh karena mahasiswa telah terbiasa pembelajaran Gagne membuat keinginan
untuk menerima kegiatan kuliah dan menimbulkan rangsangnan kepada
sebelumnya yang dapat mempengaruhi mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan
hasil belajar Teknologi Pangan yaitu mata secara bertahap yaitu mulai dari informasi
kuliah Dasar Boga dan pengetahuan verbal, penggunaan siasat kognitif,
Bahan makanan. Dalam hal ini teori penentuan sikap, keterampilan intelektual
Gagne (1989) yang menyatakan bahwa dan keterampilan motorik secara
proses belajar tidak semata-mata permanen menjadi suatu paket untuk
disebabkan oleh pertumbuhan, namun menguasai materi perkuliahan.
proses membandingkan tingkah laku Hasil pengujian hipotesis ketiga yang
sebelum dan sesudah belajar dapat terjadi menunjukkan bahwa bagi mahasiswa
akibat kontaminasi lingkungan mahasiswa yang memiliki motivasi rendah mem-
saat mengikuti kuliah serumpun dengan peroleh hasil belajar Teknologi Pangan
mata kuliah Teknologi Pangan, artinya yang lebih tinggi dengan strategi pem-
ragam belajar seperti yang dikemukakan belajaran Konvensional. Hal ini menunjuk-
oleh Gagne (1989) yaitu informasi verbal, kan bahwa mahasiswa yang memiliki
keterampilan intelek, keterampilan motivasi berwirausaha rendah harus
motorik, sikap dan siasat kognitif telah didorong untuk dapat menguasai mata
menjadi sesuatu yang permanen pada kuliah Teknologi Pangan. Dalam arti
pola belajar mereka. Hal ini dapat pula pengaruh eksternal dalam hal dari dosen
disebabkan pada penggunaan strategi pembina mata kuliah, dan lingkungan
pembelajaran Konvensional, dosen tidak sangat mempengaruhi motivasi berwira-
dapat mengontrol ragam belajar yang usaha mahasiswa. Untuk hal ini
dikemukakan Gagne tersebut. diharapkan dosen mampu memberikan
Dengan demikian mahasiswa yang tugas-tugas kepada mahasiswa pada
diajarkan dengan strategi pembelajaran mata kuliah Teknologi Pangan, berkaitan
Gagne dan Konvensional dirasakan dapat dengan jenis usaha-usaha boga, yang
digunakan untuk menguasai mata kuliah langsung dilakukan pada saat perkuliahan
Teknologi Pangan. Artinya dosen berlangsung.
diharapkan mampu menguasai materi
perkuliahan sehingga penggunaan KESIMPULAN DAN SARAN
Strategi Pembelajaran Gagne dan Kesimpulan
Konvensional ini dapat digunakan, hanya Berdasarkan analisis data, maka
tergantung kepada kondisi internal dapat diambil kesimpulan dalam studi ini
mahasiswa. sebagai berikut : 1) secara keseluruhan
Hasil pengujian hipotesis kedua Strategi Pembelajaran Gagne tidak
dengan uji – t yang menunjukkan hipotesis memberikan pengaruh yang berbeda
nol dan hipotesis alternatif diterima yang terhadap hasil belajar mahasiswa dalam
menyatakan hasil belajar Teknologi mata kuliah Teknologi Pangan dibanding-
Pangan dari mahasiswa yang memiliki kan dengan Strategi Pembelajaran
motivasi berwirausaha tinggi dengan Konvensional, sehingga hasil belajar
strategi pembelajaran Gagne, lebih tinggi mahasiswa yang diajar dengan Strategi
dari penggunaan strategi pembelajaran Pembelajaran Gagne tidak berbeda
Konvensional memberikan indikasi bahwa secara signifikan dengan mahasiswa yang
motivasi berwirausaha merupakan salah diajar dengan Strategi Pembelajaran
satu variabel kontrol yang perlu Konvensional, 2) bagi mahasiswa yang
dipertimbangkan. Hal ini disebabkan memiliki motivasi berwirausaha tinggi
karena mahasiswa yang memiliki motivasi dengan memperoleh Strategi Pembelajar-
berwirausaha tinggi lebih giat belajar dna an Gagne memberikan pengaruh yang
mengupayakan serta memanfaatkan pola- lebih tinggi terhadap hasil belajar mata
kuliah Teknologi Pangan dibandingkan
908
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

dengan strategi pembelajaran Konven-


sional, dengan demikian bagi mahasiswa
yang memiliki motivasi berwirausaha REFERENCE
tinggi lebih mudah untuk menguasai Amir., (2000). Wiraswasta, Manusia
materi perkuliahan dengan sekaligus unggul berbudi luhur. Jakarta : PT.
untuk meningkatkan hasil belajar mereka Pustaka Binaman Pressindo.
pada mata kuliah Teknologi Pangan, 3) Drucker, P., (1994). Kewirausahaan.
bagi mahasiswa yang memiliki motivasi Jakarta : Erlangga.
berwirausaha rendah, dengan Gagne, M.R. (1977). The Condition of
memperoleh strategi pembelajaran Learning. USA : Holt, Rinehart and
Konvensional tidak memberikan pengaruh Winston.
yang lebih tinggi terhadap hasil belajar Gagne, M.R (1988). Kondisi Belajar dan
Teknologi Pangan dibandingan dengan Teori Pembelajaran. Terjemahan
strategi pembelajaran Gagne. Dengan Munandir. Jakarta : PAU-UT, Ditjen
demikian bagi mahasiswa yang memiliki Dikti Depdikbud.
motivasi berwirausaha rendah diajar Gredler, M.E.B. (1991). Belajar dan
dengan strategi pembelajaran Membelajarkan (penerjemah
Konvensional, hasil belajar mahasiswa Munandir). Jakarta : Rajawali.
tidak berbeda secara nyata dengan Meredith, G. Geoffrey, (1989).
mahasiswa yang diajar dengan strategi Kewirausahaan : Teori dan Praktik,
pembelajaran Gagne. Jakarta : Pustaka Binaman Presindo.
Saran Purba, Saut (1994). Hubungan Motivasi
Berdasarkan penemuan-penemuan Kerja, Pengalaman Mengajar dan
yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat Tingkat Pendidikan Dengan
diberikan saran sebagai berikut : 1). Untuk Performansi Mengajar Guru STM
meningkatkan hasil belajar mahasiswa Negeri Kotamadya Medan. Tesis.
dalam mata kuliah Teknologi Pangan, Tidak dipublikasikan. Malang : PPS
hendaknya pengajar menentukan IKIP Malang.
pemberian yang sesuai dengan motivasi Sadiman A.,dkk (1996). Media
berwirausaha yang dimiliki mahasiswa Pendidikan. Pengertian,
dan tujuan pengajaran yang akan dicapai, Pengembangan dan Pemanfaatannya
2) Dalam menguaai mata kuliah Teknologi (Cetakan IV). Jakarta : Raja Grafindo
Pangan dirasakan perlu untuk Persada.
menimbulkan motivasi berwirausaha tinggi Soemanto, Wasty., (1996). Pendidikan
mahasiswa melalui kegiatan-kegiatan Kewirausahaan. Bandung : Bina
praktek di laboratorium dan di industri- Aksara.
industri makanan, dan 3) Dalam Winkel, W.S. (1999). Psikologi Pengajaran
mengajarkan matakuliah Teknologi (Edisi Revisi). Jakarta : Grasindo.
Pangan dianjurkan untuk menggunakan Wirasardjono, (2001). Broad Based
strategi pembelajaran Konvensional dan Education. Jakarta, Media Indonesia.
strategi pembelajaran Gagne, dan Zimmerer, W.Thomas and Norman M.
sebaiknya disertai dengan informasi/ Scarborough (1996) Entrepreneurship
penjelasan serta dibantu dengan fasilitas and the New Venture Formation. New
pembelajaran yang memadai. Jersey : Prentice Hall International.

909

Anda mungkin juga menyukai