Anda di halaman 1dari 11

SEMINAR INTERNASIONAL

Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

PEMBINAAN KERJASAMA DAN INTERAKSI PENDIDIKAN TINGGI TEKNOLOGI


DENGAN DUNIA INDUSTRI SECARA INKREMENTAL DAN
BERKESINAMBUNGAN

Oleh
Janulis P. Purba, Ganti Depari *

ABSTRACT

Program dan implementasi dunia industri sebagai salah satu sumber belajar yang penting
bagi calon lulusan pendidikan tinggi teknologi adalah salah satu wujud kerjasama dan
interaksi antara kedua pihak, yang keberhasilannya adalah juga prestasi dunia industri di
sisi lain juga merupakan prestasi pendidikan tinggi teknologi itu sendiri. Baik tidaknya
kerjasama dan interaksi antara dunia industri dan pendidikan tinggi teknologi bisa
dijadikan sebagai salah satu parameter penguasaan teknologi sebuah negara.
Pemerintah Indonesia, beserta pihak-pihak yang terkait, sudah mencanangkan program
pembinaan kerjasama dan interaksi antara pendidikan tinggi teknologi dan dunia industri.
Namun hasil yang diperoleh belum optimal untuk meningkatkan kualitas lulusan
pendidikan tinggi teknologi. Diharapkan komitmen pendidikan tinggi teknologi secara
proaktif untuk melaksanakan berbagai upaya yang strategis dalam membina kerjasama
dan interaksi dengan dunia industri demi peningkatan kompetensi calon lulusan maupun
pasar kerja bagi lulusannya.

Keywords:

*Dosen Jurdiktek Elektro FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.


pada penguasaan ilmu pengetahuan dan
A. Latar Belakang teknologi (iptek), baik dalam taraf teori
maupun aplikasi, untuk peningkatan daya
Pentingnya penyiapan dan saing sebuah negara. Bentuk kerjasama
peningkatan mutu Sumber Daya Insani dan interaksi pendidikan tinggi teknologi
merupakan topik sentral yang sering kali dan dunia industri bisa digolongkan
dibahas oleh berbagai pihak dalam menjadi dua bagian utama, yaitu bentuk
menghadapi era industrialisasi dan lulusan pendidikan tinggi teknologi yang
globalisasi, hal ini disebabkan oleh menjadi inputan dunia industri dan
tingginya kebutuhan akan tenaga kerjasama antara dunia industri dan
profesional. Sejalan dengan era pendidikan tinggi teknologi.
perdagangan bebas dan globalisasi serta Kerjasama dan interaksi yang ada
peralihan otonomi daerah yang antara pendidikan tinggi teknologi dengan
memerlukan Sumber Daya Insani yang dunia industri didasari dari sebuah
handal, maka sudah saatnya perhatian kesadaran bahwa pendidikan tinggi
para pengelola pendidikan tinggi teknologi teknologi merupakan lembaga yang
ditujukan pada nilai-nilai efisiensi, mencetak Sumber Daya Insani yang akan
produktivitas, dan akuntabilitas. Hal ini dipakai oleh dunia industri.Secara
sekaligus menuntut tersedianya tenaga gamblang bisa dikatakan bahwa output
ahli dan professional yang memiliki dari pendidikan tinggi teknologi
kemampuan untuk mengambil kebijakan merupakan input bagi dunia industri.
yang dapat dipertanggungjawabkan, yakni Lulusan Pendidikan tinggi teknologi akan
implementasi kurikulum antara lain mempunyai kemampuan sesuai dengan
menjadikan dunia industri sebagai sumber materi yang tertuang dalam kurikulumnya.
belajar. Pada sebuah negara yang sudah
Kerjasama dan interaksi yang erat mempunyai sistem pendidikan tinggi
antara pendidikan tinggi teknologi dan teknologi dan dunia industri yang terpadu,
dunia industri pada intinya mengarah maka kurikulum yang ada di pendidikan

719
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

tinggi teknologi merupakan representasi kompetensi (standard kompetensi) yang


dari kebutuhan industri dibutuhkan.
Bentuk kerjasama dan interaksi
antar pendidikan tinggi teknologi dan
1)
Janulis P Purba dan Ganti Depari dunia industri, sebetulnya berhubungan
adalah Dosen Jurdiktek Elektro FPTK erat dengan kualitas lulusan, lebih
UNIVERSITAS PENDIDIKAN diarahkan pada koordinasi penanganan
INDONESIA. Email: witami@plasa.com dan pemahaman bersama atas masalah
yang ada. Pada satu sisi pada saat
Secara umum bentuk lulusan pendidikan tinggi teknologi mendalami
pendidikan tinggi teknologi yang ada bisa sebuah keahlian dalam bentuk penelitian,
dikategorikan sebagai “siap didik” dan maka dunia industri sudah siap
“siap pakai”. Lulusan yang siap didik menyerapnya dan memang
diasumsikan bahwa pendidikan tinggi memerlukannya. Di sisi lain, pada saat
teknologi memberikan pembekalan ilmu- dunia industri melakukan aktivitas
ilmu dasar dan terapan yang akan bisnisnya dalam persaingan pasar bebas,
dilengkapi oleh dunia industri pada saat karena keterbatasan waktu dan tenaga,
lulusan tersebut memulai keprofesiannya. maka pendidikan tinggi teknologi bisa
Sedangkan lulusan yang siap pakai memberikan dukungan ilmu pengetahuan
dimana pengetahuan dan keterampilan dan teknologi.
yang diperoleh langsung bisa dipakai, Untuk mengurangi atau
relatif tanpa ada sebuah proses inisiasi mengeliminir kesenjangan tersebut di
pendidikan di dunia industri. Bentuk ideal atas, maka diperlukan suatu kemampuan
dari lulusan yang diharapkan oleh dunia dan pembinaan dari para pengelola
industri ialah lulusan yang siap pakai. pendidikan tinggi teknologi untuk
Apalagi dikaitkan dengan persaingan era menjembatani dan menterjemahkan
globalisasi yang semakin ketat. Pada saat kebijakan dan konsep pendidikan tinggi
dunia industri melakukan langkah-langkah teknologi yang diterima secara vertikal
efisiensi, maka biaya pendidikan intern dan dilaksanakan di lapangan untuk
industri menjadi sasaran pemotongan. memanfaatkan dunia industri sebagai
Sehingga beban inisiasi pendidikan di sumber kerja. Oleh karena itu diperlukan
dunia industri ini mereka alihkan ke suatu program dan implementasi secara
pendidikan tinggi teknologi. berkesinambungan untuk menjadikan
Sementara itu masalah dunia industri sebagai salah satu sumber
ketenagakerjaan sejak beberapa tahun belajar yang penting bagi pendidikan
belakangan sudah menjadi kenyataan tinggi teknologi. Menjadikan dunia industri
yang tidak memuaskan bagi pihak sebagai sumber belajar, adalah salah satu
pendidikan tinggi teknologi. Banyak para wujud kerjasama dan interaksi pendidikan
lulusanya tidak siap memasuki pasar tinggi teknologi dengan dunia industri.
tenaga kerja. Peluang kerja yang tersedia Keberhasilan yang dicapai adalah juga
seringkali tidak dapat termanfaatkan oleh prestasi dunia industri, di sisi lain juga
lulusan pendidikan tinggi teknologi. Hal ini merupakan prestasi pendidikan tinggi
disebabkan antara lain tingginya teknologi dalam upaya mempersiapkan
persyaratan untuk dapat merebut peluang lulusannya meraih pasar kerja.
pasar kerja tersebut. Ketidakberhasilan Bagaimana pembinaan kerjasama
lulusan untuk meraih pekerjaan seperti dan interaksi yang akan dilakukan maka
diuraikan di atas disebabkan secara sistematis gagasan ini akan
ketidakmampuan mereka untuk melewati mendeskrispsikan pemikiran tentang
“passing grade” yang telah ditetapkan pentingnya pembinaan lulusan dan
oleh dunia industri sebagai lembaga perbaikan kualitas, dukungan
penerima, artinya lulusan pendidikan perundangan di Indonesia, tantangan
tinggi teknologi tersebut tidak dapat pendidikan tinggi teknologi di masa
memenuhi level keahlian atau level mendatang, dunia industri sebagai
sumber belajar calon lulusan, dan

720
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

pembinaan kerjasama dan interaksi tertentu termasuk dalam dimensi


dengan dunia industri. performansi.
b). Keahlian (features) adalah ukuran
B. Pentingnya Pembinaan Lulusan dan kemampuan personal/tambahan yang
Perbaikan Kualitas dimiliki oleh lulusan suatu pendidikan
tinggi teknologi baik pada bidang
Berbagai kegiatan dan program keilmuwan yang bersangkutan
pada pendidikan tinggi teknologi dapat maupun di luar bidang keilmuwannya,
dilakukan untuk meningkatkan kerjasama misalnya keahlian dalam bidang
dan interaksinya dengan dunia industri pemodelan, penggunaan program
sekaligus dapat dimanfaatkan untuk aplikasi.
perbaikan kualitas lulusan. Kualitas c). Keandalan (reliability), diartikan
menjadi penting karena kualitas sebagai ukuran kemampuan lulusan
merupakan keunggulan kompetitif yang untuk menyelesaikan tugas yang
mempengaruhi kelangsungan hidup dan diberikan kepadanya secara
perkembangan sebuah institusi konsisten.
pendidikan. d). Konformasi (conformance) adalah
Beragam definisi dapat diajukan tentang ukuran kesesuaian antara ilmu yang
kualitas. Untuk lulusan pendidikan tinggi dipelajari dengan bidang pekerjaan
teknologi, kualitas didefinisikan sebagai yang ditekuni. Kesesuaian lebih
kesesuaian antara kemampuan yang ditekankan pada kelompok ilmu
dijanjikan pendidikan tinggi teknologi dibandingkan dengan kelompok
(jurusan/ program studi) dengan apa yang bidang studi. Sebagai contoh, seorang
diperoleh pemakai lulusan tersebut. sarjana teknik industri dapat bekerja
Kualitas juga dapat didefinisikan sebagai dalam bidang apa saja sejauh dia
kesesuaian antara harapan pemakai menggunakan pendekatan teknik
lulusan (dunia industri) dengan industri untuk menyelesaikan tugas-
kemampuan lulusan dalam bekerja. tugasnya.
Salah satu ukuran yang dapat e). Lama Kerja (istilah yang diusulkan
digunakan adalah delapan dimensi untuk durability) yaitu ukuran
kualitas. Garvin (1996) membagi aspek kemampuan lulusan untuk bekerja
kualitas produk dalam delapan kategori dalam suatu bidang sebelum keahlian
(dimensi) yaitu: performance, features, yang dimilikinya tidak mampu
reliability, conformance, durability, mengatasi tuntutan pekerjaannya.
serviceability, aesthetics, dan perceived Lamanya seseorang bertahan dalam
quality. Delapan dimensi kualitas akan suatu bidang tergantung dari bekal
memiliki penjabaran yang berbeda keilmuwan yang menjamin bahwa
tergantung dari aspek yang ditinjau. lulusan dapat bekerja dengan baik
Bahasan delapan dimensi kualitas di pada masa awal kariernya dan
bawah ini merujuk pada kualitas lulusan memiliki kemampuan mengikuti
yang dihasilkan oleh pendidikan tinggi pendidikan lanjutan.
teknologi. f). Mampu Ajar (istilah yang diusulkan
a). Performansi (performance) adalah untuk serviceability) merupakan
ukuran kemampuan dasar lulusan ukuran kemampuan lulusan untuk
sesuai dengan bidang studinya. belajar dan mengembangkan diri
Sebagai contoh, jika merujuk pada seumur hidupnya.
kriteria menurut Accreditation Board g). Estetik (aesthetics) mengacu hal-hal di
for Engineering and Technology luar kemampuan akademis seperti
(ABET) yang harus dimiliki oleh tingkah laku, penampilan, serta
seorang engineer (ABET: Engineering kemampuan berkomunikasi dan
Criteria 2000, 1997), kemampuan bersosialisasi. Pada dasarnya aspek
merancang sebuah sistem, komponen, ini menampilkan sisi manusiawi
atau proses sesuai dengan kebutuhan lulusan sebagai manusia yang utuh.
Jika dibandingkan dengan kriteria

721
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

menurut ABET (ABET = Engineering (pendidikan tinggi teknologi) senantiasa


Criteria 2000, 1997), pemahaman mampu menyesuaikan diri dan
kewajiban dan etika profesi termasuk meningkatkan kualitas lulusannya.
dalam aspek estetik.
h). Kualitas yang dipersepsikan C. Dukungan Perundangan di
(perceived quality) merupakan ukuran Indonesia
kesesuaian antara apa yang
dipersepsikan oleh konsumen (pasar Berbagai perundangan sudah
tenaga kerja) dengan kualitas lulusan dibuat untuk penguasaan iptek. Bahkan
yang diterimanya. Kualitas yang dalam Amandemen UUD 1945 pasal 31
dipersepsikan dapat diartikan sebagai ayat 5 dikatakan “Pemerintah memajukan
brand image dari sebuah lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
pendidikan tinggi teknologi. menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
Secara gamblang dapat dikatakan persatuan bangsa untuk kemajuan
bahwa pendidikan tinggi teknologi yang peradaban serta kesejahteraan umat
berkualitas adalah pendidikan tinggi yang manusia”. Berbagai perundangan yang
mampu menghasilkan delapan aspek berhubungan dengan penguasaan iptek,
tersebut di atas. Lulusan yang berkualitas salah satu di antaranya adalah undang-
adalah lulusan yang dapat bekerja sesuai undang no.18 tahun 2002 tentang Sistem
dengan kompetensi yang dipilihnya, Nasional Penelitian, pengembangan, dan
berkarir, dan berkembang wawasannya penerapan ilmu pengetahuan dan
selama hidup seperti tuntutan pilar teknologi bertujuan untuk memperkuat
pendidikan tinggi yaitu “learning how to daya dukung iptek bagi keperluan
know, learning how to do, learning how to mempercepat pencapaian tujuan Negara
be”. Ia juga harus mampu bergaul dan (mencapai masyarakat adil dan makmur),
menyesuaikan diri dalam lingkungan kerja serta meningkatkan daya saing dan
dan lingkungan tempat tinggalnya kemandirian dalam memperjuangkan
(learning how to live together). Sehingga kepentingan Negara dalam pergaulan
tidak canggung dalam menghadapi tugas internasional.
atau lingkungan baru. Dalam undang-undang no.18
Terdapat dua hal yang menjadi tahun 2002 menyebutkan empat lembaga
masukan bagi pendidikan tinggi teknologi utama yang menjadi pemain utama,
dalam interaksinya dengan dunia industri secara terorganisir dalam sebuah sistem
sekaitan untuk memberikan kontribusi terpadu harus melakukan penguasaan,
bagi peningkatan kualitas pendidikan pemanfaatan, dan pemajuan iptek, ialah:
tinggi teknologi itu sendiri. Pertama, a. Perguruan tinggi berfungsi membentuk
diperlukan feedback dari mahasiswa yang sumber daya insani.
sedang praktek di industri dan dari lulusan b. Lembaga litbang berfungsi
yang sudah bekerja di industri dan dari menumbuhkan kemampuan
pihak pengelola industri. Kedua, kemajuan iptek.
diperlukan strategi yang matang dari c. Badan usaha, berfungsi
pendidikan tinggi teknologi dalam menumbuhkan kemampuan
mengantisipasi perkembangan kebutuhan perekayasaan, inovasi dan difusi
keahlian pada dunia industri. Karena itu teknologi untuk menghasilkan barang
ada dua pihak yang berhubungan dan jasa yang memiliki nilai ekonomi.
langsung dengan kualitas lulusan d. Dan lembaga penunjang, berfungsi
pendidikan tinggi, yaitu produsen memberikan dukungan dan
(pendidikan tinggi teknologi) dan membentuk iklim yang kondusif.
konsumen (dunia industri) maka kualitas Tersirat dalam undang-undang
bersifat dinamis. Kebutuhan dunia industri tersebut di atas bahwa perguruan tinggi
selalu berubah dan berkembang, dan dalam hal ini pendidikan tinggi teknologi
dengan adanya kerjasama dan interaksi sangat diharapkan senantiasa menjalin
pendidikan tinggi teknologi dengan dunia kerjasama dan berinteraksi dengan badan
industri maka pihak produsen lulusan usaha antara lain dunia industri.

722
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Implementasi dari undang-undang ini menumbuhkan kepercayaan terhadap


adalah kebijakan strategis pembangunan kemampuan dunia usaha industri.
nasional ilmu pengetahuan dan teknologi Dewasa ini terdapat banyak
yang bertujuan antara lain untuk memberi industri di Indonesia, baik kelompok-
panduan dalam mendukung kelompok industri hulu/ industri dasar,
pembangunan ekonomi melalui kelompok industri hilir, maupun kelompok
peningkatan pemanfaatan iptek dan industri menengah/ kecil. Potensi dunia
memberi penekanan upaya peningkatan industri sedemikian merupakan peluang
iptek. emas bagi calon lulusan pendidikan tinggi
Sementara dalam undang-undang teknologi, baik sebagai sumber belajar
RI No.5 tahun 1984 menyebutkan bahwa maupun sebagai pasar kerja sesuai
perindustrian adalah tatanan kegiatan profesi dan keahliannya. Untuk itu
yang bertalian dengan kegiatan industri. pendidikan tinggi teknologi perlu
Industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memanfaatkan peluang
mengolaha bahan mentah, bahan baku, dalam rangka pembinaan kerjasama dan
bahan setengah jadi dan/ atau barang jadi interaksinya dengan dunia industri.
menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi untuk penggunaannya, termasuk D. Tantangan Pendidikan Tinggi
kegiatan rancang bangun dan Teknologi di Masa Mendatang
perekayasaan industri. Terdapat tiga
kelompok industri sebagai bagian utama Sebagai dampak perubahan
kegiatan industri, yaitu: a) kelompok lingkungan akan mempengaruhi proses
industri hulu atau kelompok industri dasar, belajar mengajar dan mutu pendidikan
b) kelompok industri hilir, dan c) kelompok yang dihasilkan dari lembaga pendidikan
industri kecil. Cabang industri adalah tinggi teknologi. Hal utama adalah
bagian suatu kelompok industri yang sedemikian cepatnya perubahan yang
mempunyai ciri umum yang sama dalam terjadi pada dunia industri di masyarakat
proses produksi. Bidang usaha industri sehingga pendidikan tinggi teknologi
adalah lapangan kegiatan yang kurang dapat mengikuti perkembangan
bersangkutan dengan cabang industri yang terjadi, sehingga dapat mengganggu
atau jenis industri. Sedangkan program kerja pendidikan tinggi teknologi
perusahaan industri adalah badan usaha itu sendiri.
yang melakukan kegiatan di bidang Menurut Tarek Khalil (2000)
industri. terdapat 4 (empat) hal utama yang perlu
Tujuan pembangunan industri di diperhatikan pendidikan tinggi teknologi
antaranya adalah untuk a) meningkatkan dalam menghadapi tantangan di masa
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat mendatang, yaitu: 1) pengelolaan Sumber
secara adil dan merata dengan Daya Insani, 2) pembentukan kembali
memanfaatkan dana, sumber daya alam, organisasi, 3) pembentukan sistem
dan/ atau hasil budidaya serta dengan informasi, dan 4) pemberdayaan teknologi
memperhatikan keseimbangan dan secara tepat. Keempat hal utama
kelestarian lingkungan hidup, b) dimaksud dijelaskan secara singkat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebagai berikut:
secara bertahap, mengubah struktur 1). Pemberdayaan Sumber Daya Insani
perekonomian ke arah yang lebih baik, dapat dilakukan dan terlihat melalui
maju, dan sehat seimbang sebagai upaya hasil transformasi yang telah
mewujudkan dasar yang lebih kuat dan diaktualisasikan dan direalisasikan,
lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi akan tetapi transformasi tersebut
pada umumnya, serta memberikan nilai harus disertai komitmen. “Komitmen”
tambah bagi pertumbuhan industri pada menurut Burke dan Litwin (1992)
khususnya. c). meningkatkan kemampuan adalah area yang mengalami
dan penguasaan serta mendorong perubahan yang tampaknya terjadi
terciptanya teknologi yang tepat guna dan karena berinteraksi dengan
environmental forces dan akan

723
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

memperoleh tingkah laku baru yang tantangan di masa mendatang.


dimulai dari anggota organisasi. Jelas Menurut McShane dan Glinow (2000)
pendefinisian transformasi di atas prinsip yang mendasari pengelolaan
menggambarkan bahwa segala kualitas perguruan tinggi di ilustrasikan
sesuatu perubahan begitu cepat dan pada gambar 1 berikut ini. Prinsip-
tidak dapat dihindarkan bagi prinsip dimaksud adalah :
organisasi sehingga setiap organisasi a). Customer Focus (CF). Jika ditinjau
harus menghadapi komitmen yang dari pengguna produk pendidikan
kuat. Karena tanpa komitmen yang tinggi teknologi antara lain dunia
kuat organisasi tidak akan mampu industri memiliki keunikan
melakukan perubahan. Komitmen tersendiri, hal ini disebabkan dunia
adalah usaha untuk menggerakkan industri tersebar di pelbagai
energi yang dimilikinya dan daerah dan juga di luar negeri.
mengaktifkan seluruh proses pikiran Akan tetapi peran pendidikan
Insani (Manusia) secara optimal untuk tinggi teknologi tetap menganut
meningkatkan dan melaksanakan azas-azas untuk tetap
seluruh proses usaha yang dimiliki memperhatikan keinginan
pendidikan tinggi teknologi. Terdapat konsumen yaitu mutu lulusan yang
dua jenis komitmen pada umumnya berkualitas (Satrio Sumantri,
yakni komitmen eksternal berkenaan 1999). Untuk itu sebaiknya
dengan komitmen tenaga edukatif dan pendidikan tinggi teknologi
administrasi dengan pendidikan tinggi senantiasa berupaya untuk
teknologi. Komitmen internal ialah mendidik agar lulusannya dapat
komitmen dari tenaga edukatif dan memenuhi tuntutan dunia industri
administrasi dalam melaksanakan maupun perusahaan, terutama
tugasnya. kemampuan Bahasa Inggris dan
2). Pengelolaan organisasi, melalui kompetensi masing-masing
pembaharuan dengan maksud program studi.
menemukan bentuk organisasi yang
lebih mampu menjawab segala

Customer
Focus

Continuous Employee
Learning Involvement

Performance Continuous
Measure Improvement

Delect
Prevention

Gambar 1. Model Quality Management


harus terintegrasi secara baik
b). Employee Involvement (EI). untuk mewujudkan tujuan yang
Menghendaki peran serta seluruh diharapkan.
karyawan dan dosen baik dari c). Continous Improvement (CI).
level yang paling rendah keatas Untuk mencapai hasil yang

724
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

memuaskan pada CI dapat dibagi tolok ukur keberhasiolan suatu


menjadi dalam bentuk system, sistem dari continous improvement
yakni input, proses, output, dan dan delect prevention. Dalam
feedback. Dalam hai input , dunia pendidikan tinggi yang
banyak cara yang dapat ditempuh menjadi perhatian utama adalah
untuk mendapatkan calon pengukuran kinerja dosen dari
mahasiswa yang sesuai dengan aspek penting yaitu Tri Dharma
harapan program studi. Proses perguruan Tinggi.
belajar mengajar terus menerus
diperbaiki terutama cara mengajar 3). Pembentukan Sistem Informasi; yang
dengan acuan sistem sks dengan handal dengan menggunakan
konsisten. Agar output lulusan software dan hardware dapat dimulai
dapat bersaing secaran nasional dan menemukan suatu bentuk sistem,
maupun global, maka mahasiswa struktur, dan strategi yang lebih
perlu dibekali skill tertentu, seperti mengakomodasikan kebutuhan
kemampuan bahasa asing dan pengguna pendidikan tinggi teknologi,
pemograman komputer. Umpan diantaranya pihak dunia industri. Hal
balik merupakan suatu alat yang ini berkaitan dengan sejumlah
sangat baik untuk melihat kinerja infrastuktur, yaitu hardware dan
sistem. Umpan balik muncul software yang melengkapi terjaminnya
karena adanya kesenjangan kelancaran di dalam penyampaian
antara kualitas/kuantitas produk sejumlah informasi kepada pihak
yang diharapkan dan yang dunia industri, atau kepada pihak lain.
dihasilkan. Secara terus menerus 4). Pemberdayaan Teknologi Secara
pemerintah Indonesia Tepat; dimaksudkan menyediakan
menghimbau agar para sarjana sarana/ prasarana kepada tenaga
yang dihasilkan siap pakai di edukatif maupun administratif,
”lapangan” atau mengurangi khususnya peralatan dan
kesenjangan antara dunia perlengkapan yang diperlukan untuk
pendidikan menunjang proses belajar mengajar
baik teori maupun praktikum pada
pendidikan tinggi teknologi. Untuk
mahasiswa dalam melakukan
praktikum dapat berinteraksi dengan
dan dunia industri. Bentuk konkrit dunia industri yang relevan sehingga
dalam mengurangi kesenjangan dapat membantu dalam pemahaman
tersebut dapat dilakukan program proses produksi yang sebenarnya.
link & match antara pendidikan
tinggi teknologi dan industri E. Dunia Industri Sebagai Sumber
dengan cara kunjungan ke industri, Belajar Bagi Calon Lulusan
kerja praktek, tugas akhir, dan Pendidikan Tinggi Teknologi
konsultasi (Luddin; 2000).
d). Defect Prevention. Adalah usaha Secara tidak langsung selama ini
untuk mengurangi kegagalan sebenarnya pendidikan tinggi teknologi
dalam proses, antara lain sudah melakukan kerjasama dan interaksi
mahasiswa drop out (DO). Pada dengan berbagai jenis industri dan
beberapa pendidikan tinggi perusahaan untuk mencapai misi dan
teknologi dilakukan penawaran prestasi yang diharapkan. Dalam konteks
matakuliah pada semester pendek. pembinaan kerjasama dan interaksi
Dengan bantuan semester pendek pendidikan tinggi teknologi dengan dunia
/padat maka dapat menurunkan industri, yang bertujuan agar dunia
jumlah DO secara signifikan. industri dijadikan sebagai sumber belajar
e). Performance Measurement (PM). bagi calon lulusan pendidikan tinggi
Pengukuran performansi menjadi

725
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

teknologi terdapat 4 (empat) hal yang tidak bersikap mengunggu informasi dari
menjadi pusat perhatian. pihak dunia industri, melainkan perlu
Pertama, bahwa prestasi yang sudah meningkatkan sikap pro aktif mencari
dicapai dalam rangka menjalin kerjasama informasi tentang apa yang sangat
dan interaksi pendidikan tinggi teknologi diperlukan oleh dunia industri yang
dengan dunia industri yang sudah baik berkaitan dengan potensi Sumber Daya
secara historis dan empiris perlu Insani sebagai calon pelaku aktif di dunia
ditindaklanjuti dan lebih dimantapkan. industri sesuai dengan bidang dan
Dunia industri dijadikan sebagai sumber kompetensinya. Di beberapa negara
belajar bagi calon lulusan pendidikan Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang,
tinggi secara empiris sangat penting untuk waktu-waktu tertentu dan
sebagai alat untuk pendekatan sistematis terprogram, seringkali dunia industri
guna meningkatkan kerjasama. mendatangi universitas dalam rangka
Kedua, berdasarkan pengalaman dan menseleksi mahasiswa yang memenuhi
pendekatan historis yang telah dimiliki syarat dan berminat sesuai dengan
pendidikan tinggi teknologi dengan dunia keperluan dunia industri. Sementara itu di
industri, selanjutnya perlu ditingkatkan Indonesia ada juga dunia industri yang
dan dikembangkan untuk ditindaklanjuti melakukan hal yang sama, namun masih
melakukan kerjasama dengan dunia sedikit dan terbatas.
industri lainnya. Berdasarkan uraian di atas
Ketiga, melakukan evaluasi secara tampaknya jelas secara konseptual bahwa
terencana dan berkelanjutan dengan dunia industri merupakan wadah sumber
tujuan untuk mengurangi hambatan- belajar bagi calon lulusan pendidikan
hambatan yang muncul dan tinggi teknologi (pada tingkat fakultas,
menghilangkan hal-hal yang tidak relevan Jurusan, dan program studi (prodi) dalam
lagi. upaya meningkatkan kerjasama dan
Keempat, bentuk kerjasama yang belum interaksi antara kedua lembaga tersebut.
ada secara konseptual dan essensial Pengamatan empiris yang dilakukan
yang memang sangat diperlukan, perlu civitas akademika pendidikan tinggi
dirintis eksistensinya dalam bentuk teknologi di dunia industri sangatlah
program. penting. Bukan sekedar melakukan
Ditinjau dari kebutuhan dunia observasi dan analisis, melainkan apa
industri dalam rangka meningkatkan partisipasi civitas akademika secara
kualitas produk dan pelayanannya secara konkrit dalam tindakan yang berpola. Hal
professional, baik bagi pihak pendidikan ini dapat dilakukan dan ditindaklanjuti
tinggi teknologi terdapat saling setelah kegiatan seminar ini.
ketergantungan dan saling membutuhkan.
Keberhasilan program dan implementasi F. Pembinaan Kerjasama dan Interaksi
menjadikan dunia industri sebagai salah Secara Inkremental dan
satu sumber belajar bagi calon lulusan Berkesinambungan
maupun lulusan pendidikan tinggi
teknologi, adalah salah satu wujud Dari uraian di atas (bagian E)
kerjasama dan interaksi antara keduanya, menunjukkan bahwa kadar intensitas dan
yang keberhasilannya adalah juga efektivitas kerjasama dan interaksi
prestasi dunia industri pula, disisi lain juga masing-masing pendidikan tinggi teknologi
merupakan prestasi pendidikan tinggi yang terdapat di Indonesia dengan dunia
teknologi. industri, tentu saja sangat bervariasi.
Karena itu jika dunia industri belum Berangkat dari asumsi bahwa setiap
tertarik untuk mendekati pendidikan tinggi pendidikan tinggi teknologi telah dan
teknologi, maka lembaga pendidikan sedang melakukan kerjasama dan
tinggi teknologi yang bersangkutan perlu interaksi dengan dunia industri untuk
lebih pro aktif demi masa depan para kepentingan peningkatan kompetensi
mahasiswanya secara realistik. calon lulusannya, namun dari kenyataan
Pendidikan tinggi teknologi seyogianya yang ada dirasakan masih perlu lebih

726
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

terprogram dan terencana dengan baik. pembinaan (untuk perbaikan) yang


Karena itu dibutuhkan pembinaan dari termasuk pola ini adalah Quality Circle
pengelola pendidikan tinggi teknologi. dengan tahapan: Plan – Do – Check – Act
Pendekatan pembinaan secara (PDCA). Tampaknya pola ini bukan
garis besar dapat dikelompokkan dalam menjadi pilihan pendidikan tinggi teknologi
dua (2) pola yaitu: 1) pola pembinaan di Indonesia.
inkremental dan 2) pola pembinaan Pola kedua adalah pola
berkesinambungan. Pola inkremental pembinaan yang berkesinambungan.
memerlukan biaya dan upaya yang sangat Upaya ini membutuhkan upaya dan biaya
besar dengan memperbaiki bagian yang tidak terlalu besar. Pembinaan
program kerjasama yang fundamental. diupayakan melalui seluruh unsur sistem
Pembinaan diawali oleh sebuah tim yang yang terlibat dalam program kerjasama.
dibentuk oleh pimpinan manajemen Pada pola ini yang dipentingkan bukanlah
penididikan tinggi teknologi. Tim bertugas target pencapaian suatu kualitas tertentu,
mengenali sistem yang berperan dalam melainkan menekankan pada adanya
program kerjasama serta merancang perbaikan dan peningkatan dari kondisi
pembinaan (termasuk perbaikan) yang saat sekarang. Dalam jangka panjang
akan dilakukan sesuai target nilai kualitas maka pembinaan dalam skala kecil pada
tertentu. Mengingat besarnya biaya dan setiap unsur sistem yang akan diproleh
upaya maka diharapkan diperoleh akan terakumulasi menjadi pembinaan
peningkatan yang besar dan signifikan. yang signifikan. Keuntungan lain dari pola
Setelah diterapkan tingkat kualitas akan pembinaan berkesinambungan ini adalah
dipertahankan untuk jangka waktu pemahaman sistem dan pola program
tertentu. Karena besarnya biaya dan kerjasama yang lebih baik dari setiap
upaya yang harus dikeluarkan, learning unsur yang terlibat. Metode yang
period, serta tenggang waktu yang termasuk pola ini adalah pendekatan
diperlukan untuk evaluasi, akibatnya Kaizen. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan
upaya pembinaan memerlukan rentang pada tabel 1 berikut ini.
waktu yang besar. Salah satu metoda

TABEL1. Perbandingan Pola Inkremental Dengan Pola Berkesinambungan

No Parameter Pola Inkremental Pola Berkesinambungan


1. Penggerak Tim/ manajemen Setiap bagian terlibat
2. Hasil perbaikan Besar Kecil
3. Biaya dan usaha Besar Kecil
4. Waktu antar perbaikan Besar Kecil
5. Metoda yang mewakili Quality circle Kaizen
6. Target kualitas Ada/ tingkat kualitas Ada/ lebih baik dari saat ini
pembinaan tertentu

Dengan pola pikir perbaikan semaksimal mungkin untuk


menggabungkan/ mengkombinasikan pola menghasilkan kualitas lulusan yang lebih
inkremental dan pola berkesinambungan baik. Jika kegiatan calon lulusan yang
diharapkan diperoleh perbaikan bekerja di dunia industri dimaknai sebagai
implementasi program kerjasama sebuah proses untuk menghasilkan
pendidikan tinggi teknologi dan kejuruan lulusan yang berkualitas maka kegiatan
dengan dunia industri, dengan kualitas dan program kerjasama dengan dunia
yang lebih baik dan tidak tumpang tindih. industri akan selalu diperbaiki untuk
Di antara dua pola pembinaan program meningkatkan tingkat pencapaian
kerjasama dan interaksi dapat dilakukan program.
perbaikan berkesinambungan pada Oleh karena itu pihak pendidikan
implementasi program tersebut, dengan tinggi teknologi (pimpinan manajemen,

727
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

dan para dosen) perlu menaruh perhatian G. Kesimpulan


terhadap mahasiswanya yang duduk di
tingkat akhir. Mereka perlu segera lulus 1. Kerangka kerjasama dan interaksi
karena pasar kerja semakin lama semakin antara pendidikan tinggi teknologi
menyempit disamping kompetisi yang dengan dunia industri yang telah
semakin tinggi. terjalin selama ini, diharapkan sudah
Untuk itu agar kesalahan prediksi memadai untuk menunjang dunia
di masa depan dapat dikendalikan secara industri yang melakukan aktivitas
akademis, bersamaan dengan upaya rekayasa dan bisnisnya. Di sisi lain
peningkatan kualitas para dosen secara dunia industri telah difungsikan
berkelanjutan baik peningkatan strata sebagai sumber belajar bagi
pendidikan maupun kegiatan pelatihan. mahasiswa calon lulusan dan pasar
Hubungan dengan para alumni khususnya kerja bagi lulusan pendidikan tinggi
yang bekerja di dunia industri lebih teknologi. Hanya perlu lebih
dipererat yang secara langsung diberdayakan dan dilengkapi baik
komunikasi ini dapat meningkatkan disisi pendidikan tinggi teknologi
hubungan dengan dunia industri, maupun teknologi maupun dunia industri.
dengan lapangan kerja di masyarakat. 2. Upaya pembinaan kerjasama dan
Untuk mendukung pembinaan interaksi pendidikan tinggi teknologi
program kerjasama dimaksud di atas, dengan dunia industri perlu
perlu diambil kebijakan oleh pendidikan mengantisipasi tantangan di masa
tinggi teknologi yang bersangkutan untuk depan. Karena itu perguruan tinggi
mengadakan konsolidasi ke dalam teknologi lebih memfokuskan pada
terlebih dahulu, dimana institution building empat hal utama yaitu: pengelolaan
dan image building perlu dilakukan. Yakni Sumber Daya Insani, pembentukan
dengan melihat apa potensi kekuatan kembali organisasi, pembentukan
akademiknya dapat dikembangkan, dan sistem informasi, pemberdayaan
apa kelemahannya untuk dikurangi dan teknologi secara tepat.
atau disalurkan sedemikian rupa sehingga 3. Program kerjsama dan interaksi yang
mampu menunjang potensi kekuatan. Dan sudah/ sedang dilaksnakan tidak
apa peluang yang dipunyai untuk hanya sekedar kegiatan rutin, tetapi
dimanfaatkan secara optimal, dan apa perlu diperbaiki sekaligus sebagai
pula tantangan yang perlu dihadapi dan kesempatan untuk menerapkan
diselesaikan. perbaikan kualitas program dengan
Secara terprogram (satu kali dalam mengintegrasikan pola inkremental
semester) tidak ada salahnya jika para dan pola berkesinambungan.
pimpinan pendidikan tinggi teknologi 4. Perlunya komunikasi yang lebih
bersama tim kerjsama yang ada (pada intensif antara pendidikan tinggi
tingkat fakultas/ jurusan) dapat teknologi dengan dunia industri untuk
menyediakan waktu khusus untuk lebih meningkatkan percepatan
mendatangi para alumni yang bekerja di penggunaan iptek yang mendukung
berbagai industri-industri dan perusahaan- daya saing bangsa dalam percaturan
perusahaan. Tentu saja jangkauan yang internasional.
dikunjungi disesuaikan dengan
kemampuan biaya dan waktu. Dengan REFERERENCE
demikian diharapkan dapat tercipta
komunikasi dan interaksi antara pimpinan Accreditation Board for Engineering and
pendidikan tinggi teknologi dengan pihak Technology (ABET), (1997).
manajemen dunia industri. Kegiatan ini Engineering Criteria 2000.
berdampak positif dan memungkinkan
adanya peluang untuk Bagdja, Ade, (2002). Sosialisasi Reverse
menumbuhkembangkan aktualisasi Engineering di Lingkungan. PT.
essensi interaksi yang diharapkan. Pindad (persero). Bandung: Tidak
diterbitkan.

728
SEMINAR INTERNASIONAL
Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional

Khalil, Tarek, (2000). Management of


Burke dan Litwin. (1992). A Casual Model Technology. Singapore: Mc Graw Hill
of Organization Performance and
Change. Journal of Management, 18 Lawrence dan Lorch (1969). Organization
(3). and Environment Managing.
Differentiation and Integration. Harvard
Garvin, D. A. (1996). Competing in the Business School.
Eight Dimensions of Quality,
Engineering Management Review, McShane, Steven and Von Glinow,
vol.24, number I, IEEE. (2000). Organizational Bahavior.
Singapore: Mc Graw Hill.
Gitlow, H. S. (1994). A comparison of
Japanesse Total Quality Control and Sumantri, B., Satrio, (1999). Prospek
Deming’s Theory of Management. The Teknik Mesin di Masa Mendatang.
American Staticians, vol: 48, No.3. 197 Paper Seminar (tidak dipublikasikan).
– 203. Bandung: Unpar.

729

Anda mungkin juga menyukai