Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL

TAHUN 2019

Nama : R. Ergy Rangga Surya


NIM : 1906481
Mata Kuliah : Pendidikan Vokasi dan Ketenagakerjaan
Dosen : Prof. Dr. Masriam Bukit, M.Pd.
Dr. I Wayan Ratnata, ST., M.Pd.
Program Studi : Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (A)

JAWABAN

1. Meningkatkan SDM terhadap peningkatan ekonomi negara dengan melakukan


Revitalisasi SMK di Indonesia
a. Tujuan :

Pemerintah melakukan revitalisasi SMK berharap dapat menciptakan generasi yang


produktif dan siap kerja yang memiliki keahlian siap pakai yang dibutuhkan dunia
industri. Mengingat perusahaan dengan dunia industri sangat membutuhkan tenaga
terampil siap kerja yang berkarakter dan disiplin serta memiliki daya saing tinggi.
Tujuan yang akan dicapai dengan adanya revitalisasi SMK adalah mengubah
paradigma dari pushmen jadi pull yang berarti paradigma SMK yang dulunya hanya
mendorong untuk mencetak lulusan saja tanpa memperhatikan kebutuhan pasar kerja
berganti menjadi paradigma mencari segala sesuatu yang berhubungan dengan pasar
kerja mulai dari budaya kerja dan kompetensi yang diperlukan dalam pasar kerja dan
menariknya ke dalam SMK untuk disusun kurikulum SMK yang diselaraskan dengan
kurikulum industri. Mewujudkan Link and Match sekolah dengan Dunia Industri.
Menyiapkan lulusan SMK yang mudah beradaptasi dengan perubahan dunia untuk
menjadi lulusan yang dapat bekerja, melanjutkan, dan berwirausaha dan yang terakhir
mengurangi kesenjangan antara pendidikan kejuruan dengan kebutuhan industri baik
dari aspek teknologi, administrasi ,maupun kompetensi.
b.Permaslahan dan hambatan pencapaian tujuan :

1. Lingkungan tempat belajar peserta didik (sekolah) tidak menyerupai lingkungan


dunia kerja.

2. Peralatan praktek dan teknologi di sekolah belum sesuai dengan yang ada di
industri serta kurangnya ketersedian alat yang ada untuk menunjang praktek di
sekolah.

3. Sekolah kejuruan di Indonesia mayoritas di pimpin oleh professional pendidikan


yang tidak memiliki latar belakang industri yang kuat.

4. Guru yang mengajar di sekolah kejuruan mayoritas tidak memiliki latar belakang
industri yang kuat.

2. Pendidikan Kejuruan (SMK atau Poli Teknik) berkaitan dengan hubungan


Industri
a. Tujuan :

Peserta didik dapat menguasai sepenuhnya aspek-aspek kompetensi yang dituntut


kurikulum serta mengenal lebih dini dunia kerja yang menjadi dunianya kelak setelah
menamatkan pendidikannya. Keterlibatan industri pada Prakerin dalam mewujudkan
kerjasama SMK dengan dunia industri antara lain menyediakan tempat praktik bagi
peserta didik, penyediaan dana untuk pelaksanaan sistem ganda, merancang program
pendidikan, dan implementasi program sampai pada evaluasi hasil belajar peserta
didik di pendidikan kejuruan.

b. Hambatan :
1. Pembimbing kurang teliti terhadap potensi yang dimiliki peserta didiknya
sehingga terjadi hambatan.
2. Siswa yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan industri.
3. Peralatan praktek dan teknologi di sekolah belum sesuai dengan yang ada di
industri serta kurangnya ketersedian alat praktek di sekolah.
c.  Upaya mengatasi hambatan :
1. Pembimbing kurang teliti terhadap potensi yang dimiliki peserta didiknya
sehingga terjadi hambatan.
2. Siswa yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan industri.
3. Peralatan praktek dan teknologi di sekolah belum sesuai dengan yang ada di
industri serta kurangnya ketersedian alat praktek di sekolah.

4. Perbedaan dan persamaan SMK dan SMA


a. Secara Fisafat :

b. Tujuan :

SMK : Menciptakan lulusan yang siap bekerja di industri.

SMA : Menciptakan lulusan yang siap melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

c. Proses penyusunan kurikulum (Silabus) Prog. Produktif (SMK) :

Prinsip penyusunan kurikulum smk adalah relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis,


efektiff. Alurnya dimulai dari SMK mengidentifikasi kemampuan peserta didik dan
sarana prasarana, sedangkan sekolah melihat kebutuhan Industri lalu mengidentifikasi
kebutuhan kompetensi Industri yang sesuai dengan SMK. Apabila hal ini sudah
dilaksanakan maka antara SMK dan Industri dapat menyelaraskan kurikulum yang
berlaku di SMK sesuai dengan kompetensi yang ada pada industri. Setelah kurikulum
industri terbentuk, SMK mulai menerapkan kurikulum industri pada proses
pembelajaran di sekolah. Selanjutnya, Dunia Industri dapat memonitoring tentang
proses kurikulum yang berjalan. Akhirnya akan dihasilkan lulusan SMK yang siap
kerja sesuai dengan kebutuhan industri. Terbentuknya lulusan SMK dapat dijadikan
evaluasi bagi perkembangan kurikulum industri selanjutnya.

d. Proses belajar Prog. Produktif (SMK) :

e. Sistem Evaluasi Prog. Produktif (SMK) :


5. Permasalahan pengembangan pendidikan kejuruan di Indonesia (Teaching
Factory dan Techno Park)
a. Tujuan :

Pembelajaran melalui teaching factory bertujuan untuk mengembangkan etos kerja


seperti disiplin, tanggung jawab, jujur, yang dibutuhkan Industri. Meningkatkan
kualitas hasil pembelajaran dari sekedar membekali kompetensi menuju ke
pembelajaran yang membekali kemampuan memproduksi barang atau jasa, Sebagai
pengembangan technopreneur, membangun budaya industridi sekolah, sebagai
sumber keuntungan bagi sekolah melalui Unit Produksi Jurusan (UPJ) yang sekaligus
sebagai unit praktik bagi peserta didik. teaching factory juga memiliki beberapa
tujuan lain, yaitu : Meningkatkan jiwa entepreneurship lulusan SMK, Menghasilkan
produk berupa barang atau jasa yang memiliki nilai tambah, Meningkatkan sumber
pendapatan sekolah, dan Meningkatkan kerja sama dengan industri atau entitas bisnis
yang relevan

b. Hambatan :
1. Pembimbing kurang teliti terhadap potensi yang dimiliki peserta didiknya
sehingga terjadi hambatan.
2. Siswa yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan industri.
3. Peralatan praktek dan teknologi di sekolah belum sesuai dengan yang ada di
industri serta kurangnya ketersedian alat praktek di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai