Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya
Manusia Indonesia, maka SMK Negeri 2 Magelang mempunyai komitmen untuk
mewujudkan harapan itu. Instruksi Presiden tersebut antara lain:
1. Adanya TUK
2. Adanya LSP
3. Jadwal Blok.
Penentuan mata pelajaran pada jadwal blok yang digunakan, sehingga dalam satu hari
peserta didik dapat melaksanakan praktik secara keseluruhan.
2. Misi
“Menyelenggarakan diklat dengan prinsip kemampuan dan profesionalisme melalui
optimalisasi kerja sama industri dalam rangka meningkatkan mutu serta daya saing
lulusan”
B. Kondisi Pasar
Jika melihat kompetitor-kompetitor yang bergerak dibidang usaha yang sama, memang
sudah cukup banyak. Tetapi, kami menyiasatinya dengan inovasi berbeda dari produk-
produk yang sudah ada. Yaitu, dengan inovasi senyum, salam, sapa, sopan, santun,
cepat, tepat, harga yang ekonomis, dan yang paling penting sehat dan higienis. Dengan
ini, kami yakin produk yang kami miliki mampu bersaing dan laku dipasaran.
C. Rencana Pemasaran
Dengan usaha barang dan jasa yang sudah memiliki pelanggan tetap, maka kami akan
menambah pemasarannya dengan membuat brosur untuk mencari agen yang mau
menjualnya, sehingga akan ada banyak yang membantu untuk mengembangkan usaha
ini, ikut serta dalam suatu event-event (bazaar) yang diadakan dengan mendirikan
stand.
Merujuk pada fungsi pendidikan diatas, maka peningkatan kualitas sumber daya
manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan
perkembangan zaman yang semakin global. Demikian juga halnya dengan pendidikan
di Majenang yang masih perlu pembenahan. Pendidikan merupakan ujung tombak
dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pihak-pihak yang terlibat
dalam proses pendidikan (Pemda, Orang Tua, Masyarakat dan Instansi Pendidikan /
sekolah) harus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya
pengembangan tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang tepat agar yang
dihasilkan benar – benar bermutu dan kompeten serta bisa bersaing dalam dunia
global.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa SMK adalah lembaga pendidikan yang
berfungsi sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan kompeten dibidangnya harus
bisa selaras dengan kebutuhan dunia industri untuk bisa bersaing. Oleh karena itu
peningkatkan sumber daya manusia (skill / keahlian) harus menjadi prioritas utama
dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka pendidikan yang paling sesuai
untuk meningkatkan hal tersebut adalah pendidikan yang berorentasi pada dunia
industri dengan penekanan pada pendekatan pembelajaran dan didukung oleh
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. Dunia industri yang merupakan
sasaran dari proses dan hasil pembelajaran sekolah menengah kejuruan mempunyai
karakter dan nuansa tersendiri. Oleh karena itu lembaga pendidikan kejuruan dalam
proses pembelajaran harus bisa membuat pendekatan pembelajaraan yang tepat dan
sesuai dengan keinginan dunia industri. Salah satu model pendidikan yang cocok
adalah dengan menerapkan teaching factory dalam proses belajar di SMK.
Program Teaching Factory merupakan langkah positif yang ditawarkan pihak SMK
Muhammadiyah Majenang kepada siswa dan orang tua murid guna mengembangkan
jiwa enterpreneur, dengan harapan tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK)
mampu menjadi aset daerah dan bukan menjadi beban daerah Majenang.
1) Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang digunakan dalam pelaksanaan teaching factory adalah
kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia industri. Dengan pengajaran
yang berbasis kompetensi pada industri diharapkan siswa siap menghadapi tuntutan
kebutuhan dunia industri.
2) Peserta didik
Penggolongan peserta didik / siswa dalam proses teaching factory adalah berdasarkan
kualitas akademis dan bakat/minat. Siswa dengan kualitas yang seimbang antara
akademis dan ketrampilan bakat/minat memperoleh prosentase yang besar untuk
masuk dalam program ini. Siswa yang kurang dalam dua hal tersebut
direkomendasikan untuk mengambil bagian yang termudah.
3) Media belajar
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses teaching factory menggunakan
pekerjaan produksi sebagai media untuk proses pembelajaran. Pekerjaan Produksi
dapat berupa industrial order atau standard products. Produk ini harus dipahami terlebih
dahulu oleh instruktur sebagai media untuk pengembangan kompetensi melalui fungsi
produk, dimensi, toleransi, dan waktu penyelesaian.
7) Pengakuan Kompetensi
Teaching Factory menilai kompetensi siswa menggunakan National Competency
assessment, dimana asesor bersertifikat melakukan observasi pada kemampuan siswa
dalam menyelesaikan tugas pekerjaan di bawah badan standar kompetensi nasional.
Guna mendukung program teaching factory maka SMK Muhammadiyah Majenang telah
menyiapkan berbagai unsur penunjang diantaranya :