Anda di halaman 1dari 46

TEACHING FACTORY

TUJUAN

 Peserta dapat memahami maksud dan tujuan Teaching Factory


 Peserta dapat menganalisis dan menentukan produk/jasa layanan yang
akan dihasilkan
 Peserta dapat menyusun jobsheet sesuai produk/jasa layanan Tefa
 Peserta dapat melakukan pengendalian kualitas produk/jasa layanan
 Peserta dapat memasarkan produk/jasa layanan
 Peserta dapat menyusun perangkat pembelajaran pendukung, meliptui
RPP, jadwal blok dll.

DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI


Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di
Indonesia

 Februari 2017 Dari 131,54 juta orang yang masuk sebagai


angkatan kerja, terdapat 124,53 juta orang yang bekerja, dan
sisanya 7,01 juta orang dipastikan pengangguran.
 Dari jumlah tersebut, pengangguran yang berasal dari jenjang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menduduki peringkat teratas
sebesar 9,27% yang disusul oleh pengangguran lulusan Sekolah
Menengah Atas (SMA) sebesar 7,03%. Sedangkan, dari jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 5,36%, Diploma III (D3)
sebesar 6,35%, dan universitas 4,98%.
Penyebab Lulusan SMK jadi Pengangguran

 Kontribusilulusan SMK terhadap jumlah


pengangguran di Indonesia salah satunya
disebabkan oleh lebih rendahnya keahlian khusus
atau soft skilllulusan SMK dibandingkan lulusan SMA.
 "Ternyata
kalau menurut kajian Bank Dunia,
kemampuan soft skill anak-anak SMK itu rata-rata
nasionalnya di bawah lulusan SMA
Apa itu Soft Skill?

 Soft skill adalah suatu kemampuan, bakat, atau keterampilan yang


ada di dalam diri setiap manusia. Soft skill adalah kemampuan yang
dilakukan dengan cara non teknis, artinya tidak berbentuk atau tidak
kelihatan wujudnya. Namun , softskill ini dapat dikatakan sebagai
keterampilan personal dan inter personal
 Kemampuan soft skill dapat dilihat dari cara individu untuk memahami
kondisi psikologisnya sendiri, mengatur ucapan, pikiran, dan sikap
sesuai dengan lingkungan sekitar.
PENGEMBANGAN SDM INDUSTRI

VOCATIONAL TRAINING KEWIRAUSAHAAN

• Teaching • Pola 3 in 1
Factory • Pendidikan Tradisional Digital
• Perubahan Vokasi Industi • Pendampingan E-SMART IKM
Kurikulum berbasis • Pembukaan
SMK yang Cluster Industri Akses Pasar
lebih dinamis • Pembiayaan
• ( PP. NO.41
Th. 2015 )
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG
PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI

Pasal 6 ayat 1 “Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Industri


berbasis kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
harus dilengkapi dengan LSP, pabrik dalam sekolah, dan TUK”.
Penjelasan Pasal 6 ayat 1 “Yang dimaksud dengan "pabrik
dalam sekolah (teaching factory)" adalah sarana produksi
yang dioperasikan berdasarkan prosedur dan standar bekerja
yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk sesuai dengan
kondisi nyata Industri dan tidak berorientasi mencari
keuntungan”.
Pasal 6 ayat 3 “Dalam hal penyelenggaraan
Pendidikan Vokasi Industri berbasis kompetensi
belum dilengkapi dengan pabrik dalam sekolah
dan/atau TUK, penyelenggara harus melakukan
kerja sama dengan Perusahaan Industri
dan/atau lembaga Penelitian dan
Pengembangan”.
ARTI ISTILAH

• Teaching Factory = Pabrik dalam Sekolah


*** • Kegiatan produksi/bisnis yang dilaksanakan dalam konteks pembelajaran di SMK

PADANAN:

1 • Teaching Farming
2 • Teaching Shop
3 • Teaching Restaurant
4 • Teaching Hotel
5 • Teaching …….. (sesuai karakteristik kompetensi keahlian)
KESESUAIAN TEFA DENGAN
KARAKTERISTIK PENDIDIKAN KEJURUAN

mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja;

didasarkan kebutuhan dunia kerja “demand-market-driven”;

penguasaan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja;

kesuksesan siswa pada “hands on” atau performa dunia kerja;

hubungan erat dengan dunia kerja;

responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi;

learning by doing dan hands on experience;


STRATEGI TEACHING FACTORY

“Teaching factory concept as an approach that


combines the learning and working environment
from which realistic and relevant learning
experiences arise” (Nayang Polytechnic, 2003)

Menggabungkan kegiatan belajar dan


lingkungan kerja yang realistis sehingga
memunculkan pengalaman belajar yang
relevan.

DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI


WHAT - APA yang dimaksud
“TEACHING FACTORY”…..?

- suatu konsep pembelajaran di SMK berbasis industri/bisnis


- mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di
dunia industry/bisnis
- dilaksanakan dalam suasana nyata seperti yang terjadi di
industry/bisnis.
- bertujuan agar siswa mengalami pembelajaran dengan
standar dan suasana yang “sama” dengan di industri.

DR. SULIPAN, M.P. - P4TK BMTI


TUJUAN TEACHING FACTORY

1. Terwujudnya sinergi dan integrasi proses perencanaan dan pelaksanaan


kegiatan pembelajaran normatif, adaptif dan produktif, sehingga pengantaran
kompetensi ke peserta didik lebih optimal;
2. Meningkanya efisiensi dan efektivitas pengantaran soft skills dan hard skills
kepada peserta didik;
3. Meningkatnya kolaborasi dengan dunia usaha/dunia industri melalui
penyelarasan kurikulum, penyediaan instruktur, alih pengetahuan/teknologi,
pengenalan standar dan budaya industri, dll;
4. Meningkatnya kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui interaksi
dengan dunia usaha/duniaindustri;
5. Munculnya perubahan paradigma pembelajaran dan budaya kerja di institusi
pendidikan dan pelatihan kejuruan.
WHY - MENGAPA menggunakan
pendekatan “TEACHING FACTORY”…..?

Siswa membutuhkan pembelajaran


berupa pengalaman situasi yang
“sama” dengan industri, tentang
standar produk, standar/aturan kerja,
dan suasana kerja
WHERE - DI MANA dilakukan
“TEACHING FACTORY”…..?

Di pabrik/tempat usaha milik sekolah dan letaknya DI DALAM


lokasi sekolah;

Di pabrik/tempat usaha milik sekolah dan letaknya DI LUAR


lokasi sekolah;

Di pabrik/tempat usaha milik perusahaan yang memiliki


kerjasama dengan sekolah dan letaknya di luar lokasi sekolah

DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI


WHEN - KAPAN pelaksanaan
“TEACHING FACTORY”…..?

Selama siswa belajar di SMK, baik dalam


mata pelajaran ‘kejuruan’ maupun mata
pelajaran ‘umum’, baik dalam waktu
yang sesuai dengan jam pelajaran
sekolah maupun dengan penambahan
waktu
WHO - SIAPA yang melaksanakan
“TEACHING FACTORY”…..?

Dilaksanakan oleh siswa dengan


bimbingan guru sebagai
supervisor/manajer pembelajaran dan
sekaligus sebagai supervisor/manajer
produksi
HOW MUCH - BERAPA biaya
“TEACHING FACTORY”…..?

Biaya TeFa sama dengan biaya


praktek konvensional, bahkan apabila
produk dapat dipasarkan/dijual maka
biaya dapat menutupi biaya praktek
HOW TO - BAGAIMANA pelaksanaan
“TEACHING FACTORY”…..?

Utamanya dilaksanakan dengan dua


model, yaitu model produksi berdasarkan
kebutuhan pasar/produk mandiri dan
selanjutnya dijual ke pasar atau model
produksi berdasarkan pesanan
KRITERIA KEBERHASILAN TEFA

ADA PRODUK (barang/layanan jasa)

ADA LEMBAR KERJA (Jobsheet, manual, prosedur kerja) + RPP

ADA LEMBAR PENILAIAN

PRODUK TERJUAL (ke masyarakat/konsumen)

ADA JADWAL KHUSUS (blok/gilir)

DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI


TEFA DENGAN PENGEMBANGAN PRODUK

ANALISIS PRODUK: RPP


1. Apa kebutuhan pasar/
konsumen
2. Apa mampu
membuat/melayani/ LEMBAR KERJA LEMBAR LAYANAN PURNA
sesuai kompli (JOBSHEET) PENILAIAN JUAL

PENENTUAN
PRODUK: 1. MEMBUAT PRODUK
1. LAKU DI PRODUK QUALITY TERJUAL/
PASAR 2. MELAYANI CONTROL DITERIMA
2. SESUAI KONSUMEN KONSUMEN
KOMPLI

4 P: Product, Price, Place, Promotion


DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI
TEFA DENGAN PESANAN KONSUMEN

ANALISIS PRODUK: RPP


1. Apa mampu
membuat/melayani/
sesesuai kompli
2. KD apa saja dalam LEMBAR KERJA LEMBAR LAYANAN PURNA
produk/jasa ysb (JOBSHEET) PENILAIAN JUAL

PESANAN 1. MEMBUAT PRODUK


PRODUK/ PRODUK QUALITY TERJUAL/
JASA DARI 2. MELAYANI CONTROL DITERIMA
KONSUMEN KONSUMEN KONSUMEN

4 P: Product, Price, Place, Promotion


DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI
MODEL TEFA UNTUK KOMPLI YANG
MEMERLUKAN KOLABORASI
Kompetensi keahlian :
 AKUNTANSI; ADMINISTRASI PERKATORAN; LOGISTIK
 Dan sejenisnya

 Tefa untuk kompli yang berupa jasa layanan yang sulit untuk secara
individu “nyata terjual” dilakukan melalui kolaborasi dengan Tefa kompli
yang lain, yang memiliki produk berupa barang atau jasa layanan yang
“lebih mudah terjual”, seperti teknik pemesinan, tata busana, tata boga
(utk produk barang), atau otomotif dan tata kecantikan (utk produk jasa
layanan)
 Dengan terselenggaranya Tefa pada kompli lain yang memiliki produk
nyata tersebut, siswa kompli Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Logistik
atau yang sejenis dapat berperan dengan “bekerja nyata” pada Tefa
kompli lainnya tadi.
DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI
STRATEGI PEMASARAN PRODUK
BARANG/JASA TEFA (4 P)
PRODUCT
•Harus dibutuhkan pasar/konsumen
•Berkualitas bagus

PRICE
•Harga bersaing
•Harga sesuai kualitas barang/jasa

PLACE
•Tempat harus strategis
•Bila barang/jasa itu dikirim, maka harus cepat

PROMOTION
•Wajib lakukan promosi
•Carilah partner usaha
DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI
PRODUK = KD3 – KD4 APA SAJA?
LAYANAN = KD3 – KD4 APA SAJA?
DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI
ANALISIS PRODUK

N NAMA KOM- RUANG ALAT KUALITAS KON- DU- PROMOSI SKOR


O PRODUK/ PETENSI PRAKTIK PRAKTEK PRODUK/ SUMEN KUNGAN
LAYANAN GURU LAYANAN MITRA
JASA USAHA
1-10 1-10 1-10 1-10 1-10 1-10 1-10 ?

DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI


DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI
JOBSHEET PRODUKSI

DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI


JOBSHEET LAYANAN

DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI


Kelebihan-kelemahan dan solusi
PRODUK/JASA dikembangkan sendiri
KELEBIHAN
• produk barang/layanan jasa yang dibuat memenuhi semua KD3 dan KD4
yang dituntut dalam kurikulum
• siswa belajar sesuai dengan standar dan suasana industry dengan
pencapaian kompetensi yang terencana

KELEMAHAN
• Kemungkinan produk barang/layanan jasa tidak persis sesuai keinginan dan
kebutuhan pasar, sehingga produk tidak terjual atau terjual dengan harga
rendah

CARA MENGATASI
• Produk barang/layanan jasa dibuat sesuai mungkin dengan keinginan dan
kebutuhan pasar (didahuui dengan survey pasar)
• Menyusun strategi marketing/promosi yang handal agar produk dapat terjual
DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI
Kelebihan-kelemahan dan solusi
PRODUK/JASA berdasarkan pesanan
KELEBIHAN
• produk yang dibuat segera terserap oleh pasar
• siswa lebih percaya diri dan biaya produksi dapat ditutupi

KELEMAHAN
• Ada beberapa KD 3 dan KD4 yang tidak terbelajarkan (tidak
dialami siswa)

CARA MENGATASI
• Mencari pesanan produk yang mengandung KD3 dan KD 4 yang
tidak terbelajarkan
• Mendesain produk (di luar pesanan) yang mengandung KD3 dan
KD 4 yang tidak terbelajarkan dan menawarkan produk ke pasar
DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI
PENDUKUNG EFEKTIFITAS TEFA

INTEGRASI MAPEL PRODUKTIF


•C1 + C2 + C3 atau
•C2 + C3 atau
•C3.1 + C3.2 + C3.3 + C3.4 + C3.5

KONSEKWENSI:
•Guru Mapel C mampu semua materi di kelompok C  guru dilatih ulang
•Jadwal belajar C dikelompokkan  jadwal model blok
•KD dalam silabus diwujudkan dalam Jobsheet yang mungkin memiliki KD yang tidak
berurutan secara teratur

DUKUNGAN SARPRAS DAN MANAJEMEN


•Sarana dan prasarana tersedia untuk melakukan produksi/layanan jasa
•Kepala sekolah dan sistem manajemen sekolah mendukung pelaksanaan TeFa
DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI
PENJADWALAN

JADWAL BLOK (PRODUKSI/LAYANAN MASAL)


• BLOK MINGGUAN
• BLOK HARIAN
PRODUKSI/
LAYANAN
JADWAL SEMI BLOK (PRODUKSI/LAYANAN MASAL) MASSAL
• MAPEL UMUM JAM PAGI
• MAPEL KEJURUAN JAM SIANG

BERGILIRAN (LAYANAN “MENUNGGU”) JOB ORDER/


• JADWAL BLOK ATAU SEMI BLOK DI KELAS LAYANAN
• DI LOKASI TEFA (TOKO, BENGKEL, RESTO, HOTEL), SISWA BERTUGAS MENUNGGU
BERGILIRAN KONSUMEN

DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI


KOMPETENSI GURU DALAM JADWAL BLOK
(TUGAS MENGAJAR GURU)
Guru mengajar mapel tertentu saja C1 saja, C2 saja, atau C3 saja
(guru seperti ini harus dilatih ulang utk semua mapel C1, C2 dan C3)

Guru mengajar mapel C3 semua (ini syarat utama penyelenggara


TeFa)

Guru mengajar mapel C2 dan C3

Guru mengajar mapel C1, C2 dan C3

DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI


4 K - PENDUKUNG KEBERHASILAN
PENYELENGGARAAN TEACHING FACTORY

KOMITMEN

KEBER-
KONTINYU HASILAN KONSISTEN
TEFA

KONSEKWEN
KUALITAS
• Produk bagus sesuai harapan pelanggan

KERAMAHAN

6K
• Salam, senyum, sapa, santun

KEBERSIHAN
Dalam • Bersih tempatnya, nyaman suasananya

TEACHING KETERTIBAN
• Tertib petugasnya, tertib administrasinya
FACTORY
KESEHATAN
• Kesehatan petugas dan lingkungan

KESELAMATAN KERJA
• Selamat petugasnya, alatnya, dan lingkungannya
DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI
DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI
MODEL JADWAL BLOK 1

SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU


Jam 1 Mapel A Mapel A Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C
Jam 2 Mapel A Mapel A Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C
Jam 3 Mapel A Mapel A Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C
Jam 4 Mapel A Mapel A Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C
Jam 5 Mapel A Mapel A Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C
Jam 6 Mapel B Mapel B Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C
Jam 7 Mapel B Mapel B Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C
Jam 8 Mapel B Mapel B Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C
Jam 9 Mapel B Mapel B Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C
Jam 10 Mapel B Mapel B Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C
MODEL JADWAL BLOK 2

SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU


Jam 1 Mapel A Mapel A Mapel B Mapel B Mapel B Mapel B
Jam 2 Mapel A Mapel A Mapel B Mapel B Mapel B Mapel B
Jam 3 Mapel A Mapel A Mapel B Mapel B Mapel B Mapel B
Jam 4 Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C
Jam 5 Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C
Jam 6 Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C
Jam 7 Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C
Jam 8 Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C
Jam 9 Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C
Jam 10 Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C Mapel C
MODEL JADWAL BLOK 3

MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU


1 2 3 4 5 6
Jam 1 Mapel A Mapel C Mapel C Mapel A Mapel C Mapel C
Jam 2 Mapel A Mapel C Mapel C Mapel A Mapel C Mapel C
Jam 3 Mapel A Mapel C Mapel C Mapel A Mapel C Mapel C
Jam 4 Mapel A Mapel C Mapel C Mapel A Mapel C Mapel C
Jam 5 Mapel A Mapel C Mapel C Mapel A Mapel C Mapel C
Jam 6 Mapel B Mapel C Mapel C Mapel B Mapel C Mapel C
Jam 7 Mapel B Mapel C Mapel C Mapel B Mapel C Mapel C
Jam 8 Mapel B Mapel C Mapel C Mapel B Mapel C Mapel C
Jam 9 Mapel B Mapel C Mapel C Mapel B Mapel C Mapel C
Jam 10 Mapel B Mapel C Mapel C Mapel B Mapel C Mapel C
PENTING UNTUK DIPERHATIKAN

Kegiatan Pembelajaran Praktik model Tefa, maka :


Menerapkan budaya industri, seperti:
Standar kualitas, adanya quality control;
Target waktu;
Efisiensi proses produksi;
Rotasi kerja (shift);
Prosedur kerja jelas;
Fungsi/tanggung jawab yang jelas untuk setiap penanggung jawab;
Lingkungan kerja yang aman dan nyaman;
Keteraturan/kelancaran kegiatan pembelajaran;
Adanya kontrol dan pemantauan secara terus menerus.
DAYA DUKUNG YANG DIPERLUKAN

Bengkel yang di seting sesuai real di manufacture atau workshop


Perbaikan/Layanan Jasa;
Jaringan kerja antar bagian sebagai suatu sistem (aliran kerja);
Setiap bagian/tahapan kerja memiliki instruksi kerja (lembar kerja)
dan kendali mutu;
Tersedia bahan dan spare part sesuai produk barang/jasa;
Pengembangan pembelajaran berdasarkan KD dan analisis uraian
pekerjaan;
Ada guru yang bertindak sebagai Senior Project/Supervisor;
Tersedia rekanan industri sebagai mitra kerja.
Memories Mustagfirin Amin

“ Model Pembelajaran Teaching Factory


adalah Model Pembelajaran Strategi Aplikatif
untuk bisa dilaksanakan oleh semua SMK guna
menyiapkan Lulusan SMK yang kompeten dan
kompetitif”

Anda mungkin juga menyukai