Anda di halaman 1dari 75

BBPPMPV

Seni dan Budaya

KONSEP DAN STRATEGI


IMPLEMENTASI TEACHING
FACTORY
OLEH
FENDY WIJARWANTO
DWI YUNANTO

Disampaikan pada
Workshop Pengembangan Teaching Factory ( TEFA )
Bidang Seni dan Industri Kreatif
Dunia Industri
Dunia Usaha
Sudah mengenal
TEACHING FACTORY
50 Tahun yang lalu
ARTI ISTILAH
KESESUAIAN TEFA DENGAN PENDIDIKAN
KEJURUAN
mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja;

didasarkan kebutuhan dunia kerja “demand-market-driven”;

penguasaan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja;

kesuksesan siswa pada “hands on” atau performa dunia kerja;

hubungan erat dengan dunia kerja;

responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi;

learning by doing dan hands on experience;


PAYUNG HUKUM
• Mengapa Teaching Factory
Perubahan • PENDIDIKAN
Perubahan Kompetens
kebutuhan
teknologi i Baru
kompetensi VOKASI
Apakah semua kompetensi keahlian di SMK dapat menerapkan teaching factory?”
Model pembelajaran teaching factory mempunyai 3 (tiga) komponen :
1. Produk sebagai media pengantar kompetensi,
2. Job sheet yang memuat urutan kerja dan penilaian sesuai dengan
prosedur kerja standar industry serta
3. Pengaturan jadwal belajar yang memungkinkan terjadinya pengantaran
softskill dan hardskill ke peserta didik dengan optimal.
Perbandingan Model Pembelajaran Pendidikan Vokasi
CBET / CBT & DUAL SYSTEM

CBET / CBT DUAL SYSTEM


• Learning for mastery • Student learning for real
• Outcome based learning case/product
• Learning with “sequence“ of task • Need high participation form
• High Cost industries
DEFINISI MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY

• Model pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman praktik


seperti situasi sesungguhnya pada dunia industri atau usaha kepada
peserta didik, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi
antara kebutuhan dunia industri atau usaha dengan pengetahuan yang
dipelajari di institusi pendidikan dan atau lembaga pelatihan.

(Panduan Teaching Factory. GiZ. 2017)


PERSAMAAN TEACHING FACTORY DAN UNIT
PRODUKSI

Menghasilkan Produk

Dilaksanakan di sekolah

Keterlibatan guru dan siswa,


LUARAN PENDIDIKAN TEACHING FACTORY

Peserta didik diharapkan akan memiliki:

1. Cara berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan berorientasi pada pemecahan


masalah.

2. Cara kerja komunikatif dan bisa bekerjasama –terbiasa bekerja dalam tim.

3. Integritas dan kedisiplinan dalam melaksanakan tugas-tugas dan


mengemban kewajiban terkait profesinya.
TUJUAN TEACHING FACTORY

Meningkatkan kompetensi lulusan,

Meningkatkan jiwa entepreneurship lulusan,


Menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang memiliki nilai
tambah,
Meningkatkan kerja sama dengan industri atau entitas bisnis yang
relevan, dan
Meningkatkan sumber pendapatan sekolah (Herminarto, 2008)
MENGAPA PRODUK PENTING UNTUK TEACHING FACTORY

1. Produk TeFa adalah jembatan antara dunia pelatihan/pendidikan dengan Industri

2. Proses penjembatan dengan produk mengandalkan evaluasi berdasar mekanisme pasar (keputusan
ekonomis rasional yang berdasar QCD), sehingga cukup valid dan responsive terhadap perubahan di
dunia industri.

3. Adanya produk dapat mendorong terciptanya pelatihan yang:


• Berbasis kualitas yang setara dengan kualitas industri

• Dibawakan dengan ritme Efisiensi yang setara dengan efisiensi industri

• Mengasah fleksibilitas/inovasi menghadari gejolak pasar

• Memakai kultur industri sebagai kultur pelatihan


ENAM SARINGAN PRODUK TEACHING
FACTORY
KONDISI TEFA SAAT INI DI BEBERAPA SMK

Dapat blokgren dan berjalan sukses lengkap

Dapat blokgren tapi tidak jalan, sekedar pembelajaran biasa, project based
learning atau sekedar ada produk

Dapat blokgren tapi jalan dg produk/kegiatan tidak sesuai komp. keahliannya

Tanpa blokgren tetapi TeFa sukses berjalan lengkap

Tanpa blokgren, TeFa berjalan sebagian


WHAT - APA YANG DIMAKSUD
“TEACHING FACTORY”…..?

- suatu konsep pembelajaran di SMK berbasis


industri/bisnis
- yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku
di dunia industry/bisnis
- dilaksanakan dalam suasana nyata seperti yang terjadi di
industry/bisnis.
- bertujuan agar siswa mengalami pembelajaran dengan
standar dan suasana yang “sama” dengan di industri.
WHY - MENGAPA MENGGUNAKAN
PENDEKATAN “TEACHING FACTORY”…..?

Siswa membutuhkan pembelajaran


berupa pengalaman situasi yang “sama”
dengan industry, tentang standar
produk, standar/aturan kerja, dan
suasana kerja
WHERE - DI MANA DILAKUKAN
“TEACHING FACTORY”…..?

Di pabrik/tempat usaha milik sekolah dan letaknya DI DALAM


lokasi sekolah;

Di pabrik/tempat usaha milik sekolah dan letaknya DI LUAR


lokasi sekolah;

Di pabrik/tempat usaha milik perusahaan yang memiliki


kerjasama dengan sekolah dan letaknya di luar lokasi sekolah
WHEN - KAPAN PELAKSANAAN
“TEACHING FACTORY”…..?

Selama siswa belajar di SMK, baik


dalam mata pelajaran “produktif”
maupun mata pelajaran “umum”, baik
dalam waktu yang sesuai dengan jam
pelajaran sekolah maupun dengan
penambahan waktu
WHO - SIAPA YANG MELAKSANAKAN
“TEACHING FACTORY”…..?

Dilaksanakan oleh siswa dengan


bimbingan guru sebagai
supervisor/manajer pembelajaran dan
sekaligus sebagai supervisor/manajer
produksi
HOW MUCH - BERAPA BIAYA
“TEACHING FACTORY”…..?

Biaya TeFa sama dengan biaya


praktek konvensional, bahkan
apabila produk dapat
dipasarkan/dijual maka biaya dapat
menutupi biaya praktek.
HOW TO - BAGAIMANA PELAKSANAAN
“TEACHING FACTORY”…..?

Utamanya dilaksanakan dengan dua


model, yaitu model produksi berdasarkan
kebutuhan pasar/produk mandiri dan
selanjutnya dijual ke pasar atau model
produksi berdasarkan pesanan
KRITERIA KEBERHASILAN TEFA

ADA PRODUK (barang/layanan jasa)


ADA LEMBAR KERJA (Jobsheet, manual, prosedur kerja) +
RPP
ADA LEMBAR PENILAIAN

PRODUK TERJUAL (ke masyarakat/konsumen)

ADA JADWAL KHUSUS (blok/gilir)


SMKI Yogyakarta
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai