Anda di halaman 1dari 71

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri


FPP UNP Padang
Universitas Negeri Padang memberikan pembekalan PLI bagi
fakultas yang berlandasakan vokasi guna menghasilkan mahasiswa
yang terampil dan bukan hanya pandai dalam ilmu pendidikan
melainkan terampil dalam keahliannya. Bukan hanya menjadi guru
dan pendidik saja tetapi juga dicetak sebagai seorang wirausaha
yang kelak bisa sukses dibidangnya.
Tentunya saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia yang
terampil, professional serta mampu menggali dan menampilkan
potensi diri dalam kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
guna mendukung pembangunan, khususnya disektor industri.
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ini diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan,
megembangkan, dan menguasai IPTEK dalam rangka pencapaian
proses industrialisasi demi terwujudnya bangsa Indonesia yang
maju, mandiri dan sejahtera.
PLI adalah suatu kegiatan intrakurikuler dalam mata kuliah
yang berbobot 4 SKS yang harus di ikuti oleh seluruh
mahasiswa jenjang pendidikan SI, D4 dan D3. Pada Prodi Tata
Busana, Departemen Ilmu Kesejahteraan Keluarga (IKK), Fakultas
Pariwisata Perhotelan Universitas Negeri Padang (FPP-UNP).
Secara umum pelaksanaan PLI bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan serta sikap mahasiswa di bidang
teknologi / kejuruan dengan melibatkan langsung dalam berbagai
kegiatan di dunia industri yang relevan. Kegiatan PLI ini
merupakan salah satu cara untuk pembauran ilmu antara
pengetahuan yang dipelajari di Perguruan Tinggi dan di Industri
tersebut.

1
Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang
merupakan salah satu perguruan tinggi dengan disiplin ilmu yang
akan menghasilkan lulusan yang profesional dan ahli dibidangnya
sesuai dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sudah
dipelajari selama masa perkuliahan. Oleh karena itu salah satu
program Fakultas Pariwisata dan Perhotelan dalam menghasilkan
lulusan terbaik adalah dengan cara mengadakan program
Pengalaman Lapangan Industri (PLI). PLI adalah proses terjunnya
langsung mahasiswa didunia industri guna untuk mendapatkan
pengetahuan dan wawasan yang baru serta dapat membandingkan
antara teori yang didapat pada masa perkuliahan dengan teori yang
didapat selama proses PLI. Serta dapat memahami bagaimana cara
penerapan teori yang baik pada dunia kerja yang sebenarnya.
Dalam pemilihan perusahaan tempat mahasiswa
melaksanakan PLI harus memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan oleh Fakultas Paiwisata dan Perhotelan Universitas
Negeri Padang, yang diuraikan pada buku panduan PLI yaitu:

1. Industri atau perusahaan harus mempunyai badan hukum yang


sah serta bergerak dalam bidang produksi atau jasa
2. Industri atau perusahaan dalam melakukan kegiatan atau
operasinya memerlukan tenaga kerja dan ahli dibidang kejuruan.
3. Industri atau perusahaan (sedapat mungkin) mempunyai
PUSDIKLAT atau mempunyai tenaga ahli yang bisa memberi
bimbingan kepada mahasiswa selama melaksanakan PLI.
4. Industri atau perusahaan sedang melakukan kegiatan atau
operasi yang sesuai dengan bidang studi mahasiswa pada saat
pengiriman PLI.
Dalam melaksanakan pengalaman lapangan industri penulis
memilih Rumah Mode Zahara Busana yang berlokasi di Jl.Teratai
Atas No.163 Pekanbaru, Riau. Alasan penulis memilih Zahara
Busana karena dibutik ini ilmu yang didapat cukup banyak dan
dalam proses pemberian ilmu pun diberikan secara terbuka dan

2
tidak ditutupi. Mahasiswa yang melaksanakan PLI diberi
kebebasan untuk bertanya dan menggali ilmu selama berada
diruang produksi butik. Keunggulan butik ini dari butik yang lain
yaitu butik ini memproduksi busana dalam berbagai kesempatan,
seperti : busana pengantin, pesta, kerja, dan lainnya baik busana
wanita maupun pria. Selain itu Rumah Mode Zahara Busana juga
sering mengikuti berbagai fashion show baik yang diselengarakan
di dalam kota maupun di luar kota, sehingga busana yang
diciptakan juga sangat bervariasi dan dengan berbagai inovasi
baru. Hal ini juga menciptakan teknik-teknik yang baru mulai dari
langkah-langkah yang digunakan baik pola yang baru maupun
teknik penyelesaiannya.

Mahasiswa juga diikut sertakan dalam kegiatan melayani


pelanggan yang datang untuk menjahit dibutik, melihat setiap
langkah bagaimana cara melayani pelanggan dengan baik.
Biasanya ketika akan menjahit pelanggan ditanya apakah sudah
punya model busana sendiri atau ingin didesainkan, jika pelanggan
sudah punya model busana sendiri maka langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah mengukur badan pelanggan namun jika
pelanggan tidak punya desain maka designer sekaligus pemilik
butik lah nanti yang akan menawarkan beberapa desain kepada
pelanggan. Tidak hanya mengenai desain bahan yang
digunakanpun juga tergantung kepada selera pelanggan, terkadang
pelanggan membawa bahan sendiri dan ada juga yang meminta
untuk dipilihkan bahnnya. Dalam melayani pelanggan mahasiswa
magang diizinkan untuk membantu mendesain serta memberikan
inspirasi dan pendapat dalam hal mendesain baju untuk pelanggan
namun masih tetap dibawah pengawasan manajer, apabila desain
tersebut disetujui oleh manajer mahasiswa magang ditugaskan
untuk membuat pecah pola dari desain tersebut. Untuk bagian
pemotongan dan menjahit diserahkan kepada karyawan Zahara

3
Busana, dan bagian menghias dan finishing diserahkan pada
mahasiswa magang.

Dibutik ini mahasiswa magang juga diajarkan membuat pola,


pecah pola, memotong bahan, menjahit, serta bagaimana cara
melayani pelanggan di Zahara Busana, karena dibutik ini setiap
langkah proses memproduksi sebuah produk mempunyai ciri khas
tersendiri.Penulis telah melaksanakan PLI di Zahara Busana yang
berlokasi di Jl. Teratai Atas No.163 Pekanbaru, Riau selama lebih
kurang 108 hari terhitung sejak tanggal 17 Januari 2022 sampai 17
Mei 2022. Dalam pelaksanaan PLI penulis lebih mengkhususkan
kegiatan pada proses pembuatan busana pesta. Oleh karena itu
judul yang penulis pilih ialah “Proses Pembuatan Busana Pesta
Pagi di Zahara Busana“. Guna untuk mengetahui proses
pembuatan busana pesta yang baik dan tepat dengan sistem butik.

1. Tujuan Pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri FPP UNP


a) Tujuan Umum
Tujuan umum pelaksanaan Praktek Lapangan Industri (PLI)
yaitu mengaplikasikan ilmu yang di dapat oleh mahasiswa
selama berada di kampus. Hal ini sejalan dengan buku panduan
Pengalaman Lapangan Industri mahasiswa FPP UNP (2020:9)
yang menyatakan bahwa: “Pelaksanaan PLI bertujuan untuk
mendapatkan /menggali pengetahuan praktis di
lapangan/industri melalui keterlibatan langsung dalam berbagai
kegiatan di dunia usaha/industri, memupuk sikap dan etos kerja
mahasiswa sebagai calon tenaga kerja profesional yang siap
kerja, serta mampu membahas suatu topik yang ditemui di
lapangan melalui metoda analisis ilmiah ke dalam bentuk suatu
laporan Pengalaman Lapangan Industri (PLI)”.
Pencapaian tujuan PLI diatas pada akhirnya mengacu
pembentukan profesionalisme dalam bidang busana/boga/tata
rias kecantikan/perhotelan, yang mencakup wawasan di bidang

4
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang perlu dimiliki oleh
seorang guru maupun teknisi. Dengan kemampuan seperti itu,
lulusan FPP UNP Padang akan mampu mengolah pengetahuan
dan keterampilan yang dimilikinya untuk memasuki dunia
kerja sesuai dengan bidang studi masing-masing.
b) Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan Pengalaman Lapangan Industri,
secara khusus mahasiswa diharapkan memperoleh pengalaman
industri yang mencakup perencanaan, pengelolaan dan
pelaksanaan unit produksi serta pengujian kualitas produk.
Tujuan khusus lainnya yang ingin dicapai dalam
melaksanakan Pengalaman Lapangan Industri (PLI), yaitu:
1. Dalam melaksanakan Pengalaman Lapangan Industri (PLI)
mahasiswa diharapkan dapat mencari informasi dan belajar
memecahkan masalah yang ditemui.
2. Mahasiswa diharapkan dapat bekerja dengan kecepatan
dan ketepatan waktu yang menjadi standar
perusahaan/industri tempat dilaksanakannya Pengalaman
Lapangan Industri (PLI).
3. Mahasiswa dapat melaksanakan tugas yang diberikan,
serta bertingkah laku yang sopan menurut peraturan yang
dikeluarkan di perusahaan tempat pelaksanaan Pengalaman
Lapangan Industri (PLI).
4. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan yang baru
dalam lingkungan dunia kerja. Dapat menulis laporan
tentang proses kegiatan serta permasalahan yang ditemui
selama melaksanakan praktek kerja.
2. Manfaat Pengalaman Lapangan Industri
Manfaat pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri (PLI) di
Rumah Mode Zahara Busana bagi penulis adalah:
a. Sebagai sarana menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang Tata Busana.

5
b. Mencari pengalaman secara langsung berupa berbagai macam
aktivitas dalam sebuah perusahaan.
c. Menambah pengalaman nyata tentang dunia kerja dan
menumbuhkan rasa tanggung jawab serta melatih disiplin
terhadap pekerjaan.
d. Mendapatkan ilmu mengenai pengelolaan usaha butik secara
langsung.
e. Dapat membandingkan ilmu yang didapat selama perkuliahan dan
selama pengalaman lapangan industri.
f. Menimbulkan motivasi berwirausaha sehingga ingin mendirikan
usaha di bidang tata busana.
3. Ruang Lingkup Kerja
Ruang lingkup kerja mahasiswa di industri yaitu:

a. Membuat pola dan melakukan pecah pola sesuai dengan model


busana.

b. Mengoperasikan berbagai alat atau mesin jahit.

c. Menata dan mengatur tempat dan peralatan kerja.

d. Menghias busana dan menjahit berbagai jenis busana.

4. Waktu dan Tempat Kegiatan Pelaksanaan Pengalaman


Lapangan Industri

Kegiatan pelaksanaan pengalaman lapangan industri


dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2022 sampai dengan
tanggal 17 Mei 2022. Pengalaman Lapangan Industri dilaksanakan di
“Zahara Busana“ yang beralamatkan di Jln. Teratai Atas no 163
Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru. Perusahaan yang dijadikan sebagai
tempat untuk melaksanakan kegiatan Pengalaman Lapangan Industri
ini merupakan industri yang bergerak dibidang busana. Dimana
diperusahaan ini sangatlah cocok bagi penulis untuk mengikuti
Pengalaman Lapangan Industri (PLI) dan merupakan salah satu

6
syarat mata kuliah yang wajib dilaksanakan oleh seluruh Mahasiswa
Fakultas Pariwisata dan Perhotelan di Universitas Negeri Padang.
5. Perencanaan Kegiatan Pengalaman Lapangan Industri
Dalam kegiatan PLI pada prinsipnya mahasiswa diharapkan
dapat mengikuti dan menjalani semua kegiatan lapangan di
perusahaan tersebut. Bentuk aktivitas yang ingin penulis lakukan
antara lain :
a) Pengenalan lingkungan kerja.
Pada tanggal 17 Januari 2022 hari pertama kedatangan
di Rumah Mode Zahara Busana. Penulis melakukan
kegiatan pengenalan dengan seluruh karyawan dan seluruh
lingkungan kerja baik butik, ruangan jahit, ruang pola,
ruang menghias, ruang finishing dan seluruh ruangan
lainya.

b) Ikut serta dalam pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah


ditentukan.
Pada tanggal 18 Januari 2022 s/d 17 Mei 2022 pada hari
ke dua kedatangan di Rumah Mode Zahara Busana,
penulis akan ikut serta dalam pekerjaan dan tanggung
jawab yang telah diberikan dan diinstruksikan. Mulai
dari proses pembuatan pola, memotong kain, menjahit,
menghias serta finishing.

c) Melakukan tanya jawab dengan supervisor.

Penulis melakukan tanya jawab dan diskusi mengenai


menejemen dalam pengelolaan butik, proses produksi,
pemasaran dan lainnya di Rumah Mode Zahara Busana

7
BAB II

GAMBARAN UMUM INDUSTRI TEMPAT PLI

A. Deskripsi Zahara Busana

Zahara Busana didirikan oleh Hendriko atau dikenal dengan nama


Rico Bije Reybonte yang berdiri pada akhir bulan November 1999.
Nama Zahara Busana bukanlah nama pertama yang dipakai oleh Rico.
Nama yang dipakai pertama kali adalah “Bije” yang diambil dari nama
tengah Rico Bije reybonte, namun nama ini tidak bertahan lama
sehingga diganti dengan Zahara Busana, nama Zahara ini di terinspirasi
dari Gurun Sahara yang berarti luas tidak ada batas dan ujungnya. Rico
berharap rezeki itu seperti Gurun Sahara. Agar tidak terlalu jelas huruf
S diganti dengan Z menjadi Zahara Busana. “Kenapa kita harus
mencontoh bulat-bulat dari apa yang kita dapat,” ujar Rico.

Awalnya Rico Bije Reybonte sudah belajar menjahit dari ayahnya


yang juga bergelut di bidang busana. Setelah lulus SMA Ia
melanjutkan sekolahnya di bidang fashion yang berjalan 2 bulan saja di
Bandung. Setelah kembali ke Pekanbaru Rico mempunyai tekad yang
besar untuk membantu keluarganya karena Ia merupakan anak pertama,
Ia memiliki tanggung jawab yang besar untuk membiayai
adik-adiknya.

Rico memulai usaha dengan modal seadanya. Dengan modal


mesin jahit yang sudah tidak terpakai lagi, Ia menyulapnya menjadi
mesin yang bisa digunakan lagi, mesin itupun dipinjam dari
tetangganya. Ia memulai usaha di rumah kontrakan dan tinggal
bersama ibunya. Dalam perjalanan usahanya selama 2 tahun, Ia
mengerjakan semuanya sendiri, mulai dari membuat pola, menggunting
bahan, menjahit baju, serta memasang payet pada baju. Karena terlalu
banyak permintaan pelanggan, Ia akhirnya merekrut karyawan yang
awalnya membantu untuk menjahit sum tepi jahitan, dan memasang
kancing. Perlahan permintaan semakin bertambah akhirnya dibutuhkan

8
tambahan karyawan, pada awalnya hanya menyewa 3 petak rumah
kontrakan tempat Ia tinggal. Karena rumah petak tersebut tidak
memungkinkan lagi untuk bekerja, Ia akhirnya pindah ke ruko 2 lantai.

Dengan berkembangnya Zahara Busana Ia selalu mencoba hal baru


dan belajar tentang perkembangan fashion sesuai dengan trend tiap
tahunnya, Karena Ia berpikir fashion akan selalu berubah seiring
perkembangan zaman. Ia memiliki prinsip bahwa apa yang Ia kerjakan
saat ini merupakan bagian dari kesenangannya sendiri.

Pada tahun 2013 Ia mengikuti show di “Payakumbuh Fashion


Week 2013” dengan kategori fashion karnaval. Pada tahun yang sama
Ia pun melakukan show tunggal dengan mengeluarkan 50 baju dengan
berbagai jenis diantaranya gaun, kebaya muslim dan busana casual.

Pada tahun 2014 Zahara Busana mengikuti show di Payakumbuh


menggunakan tema “ Payakumbuh Fashion Week 2014” Pada tahun
yang sama ia juga memperagakan busana pada acara “ Miss Eart 2014”.
Pada tahun 2014 juga owner Zahara Busana mengadakan show tunggal
dengan tema “ Sparkling Glamour” di Pekanbaru.

Pada tahun 2015 Zahara Busana mengikuti show dengan tema


“Misterteen Riau” Di Pekanbaru. Pada tahun yang sama ia juga
mengikuti show “ Pemilihan Finalist Converhunt Majalah SKA 2015”
di Pekanbaru. Dan juga mengikuti show di “Amazing Of Batik Riau”.
Dan pada tahun 2015 juga ia mengikuti show “Lancang Kuning
Fashion Festival”. Pada tahun yang sama ia juga mengadakan show
dengan tema “ International Fashion and Food Festival “ di Batam.

Pada tahun 2016 Zahara Busana mengikuti show “Indonesia


Fashion Week 2016”. Dan pada tahun 2016 ia juga mengikuti show di
“Jogka Fashion Week 2016”. Pada tahun 2017 Zahara Busana
mengikuti show di “ Pariaman Fashoin Parade 2017”. Di tahun 2017 ia
juga mengikuti show di “Pekanbaru Runway 2017”

9
Pada tahun 2018 Zahara Busana mengikuti show di “ SKA
Wedding Expo 2018”. Pada tahun 2021 Zahara Busana mengikuti
show di “SKA Wedding Expo 2021”. Dan pada tahun 2021 Zahara
Busana juga mengikuti show di “Keduri Riau 2021”.

Selanjutnya, hingga tahun 2022 ini Ia sudah banyak mengikuti


berbagai show pada 19 Maret 2022 dengan tema “Tedja” di Pekanbaru.
Show berikutnya pada tanggal 20 Mei 2022 di “ Peluncuran Batik Riau
Pekanbaru”. Hingga tahun 2022 ini Zahara Busana sudah banyak
mengikuti berbagai show dan sering menjadi sponsor pada acara-acara
besar seperti acara TV, pemilihan Bujang-Dara, Putri Indonesia dll.

Gambar 1 : Rumah Mode Zahara Busana

Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 2 : Koleksi Busana di Rumah Mode Zahara Busana

10
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 3 : Koleksi di Rumah Mode Zahara Busana

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4 : Koleksi di Rumah Mode Zahara Busana

Sumber : Dokumentasi Pribadi

11
Gambar 5 : Koleksi di Rumah Mode Zahara Busana

Sumber : Dokumentasi Pribadi

B. Struktur Organisasi

Struktur orgnisasi adalah gambaran tentang posisi setiap karyawan yang


terdapat disuatu department. Struktur organisasi ini fungsinya agar rentangan
pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing lebih jelas dan terarah
sehingga operasional pada suatu industri atau department akan berjalan
dengan baik. Untuk mendapat hasil yang baik, Zahara Busana memiliki
manjemen produksi sebagai berikut ini:

Struktur Organisasi Zahara Busana

12
Gambar 6. Struktur Organisasi

C. Tugas dan Fungsi Industri

1. Direktur

Direktur adalah orang yang memimpin dan mengatur perusahaan


yang didirikan. Di Zahara Busana owner terkadang juga ikut melayani
konsumen dan membantu mendesain bentuk busana yang diinginkan
konsumen. Hal ini dilakukan jika konsumen sedang ramai dibutik dan
manajer tidak mampu menangani sendiri sehingga dibantulah oleh owner.
Pimpinan perusahaan rumah mode zahara busana adalah Hendrico.
Beliau yang bertanggung jawab terhadap manajemen dan seluruh proses
produksi, agar hasil produksi dapat berjalan dengan baik.

2. Asisten Direktur

13
Asisten pimpinan rumah mode zahara busana yaitu Fitri Hastania
yang dipercaya dan bertugas sebagai asisten manager untuk mengontrol
manajemen dan administrasi perusahaan.

3. Desainer

Dalam hal desain busana, pesananan pelanggan dilakukan sendiri


oleh Hendirco, baik mengambil ukuran dan menjelaskan detail dan
konsep desain. Hal ini dilakukan karena pelanggan lebih percaya kepada
pimpinannya langsung.

4. Bagian Produksi

Bagian produksi dilakukan oleh masing-masing karyawan yang


mempunyai tanggung jawab tugasnya yang berbeda-beda. Bagian
produksi diawasi langsung oleh Hendrico selaku pimpinan.

Bagian produksi dilakukan beberapa orang antara lain:

a. Pola

Karyawan pola merupakan karyawan yang melakukan tugas


dalam bentuk pengadaan pola, baik itu pola dasar baju dan pola
celana. Pembuatan pola dilakaukan Hendrico selaku owner.

b. Memotong

Karyawan potong merupakan karyawan yang bertugas dalam hal


pemotongan bahan yang akan dijahit. Cutting dilakukan oleh Isil.

14
Gambar 7 : Proses Cutting di Rumah Mode Zahara Busana

Sumber : Dokumentasi pribadi

c. Menjahit

Karyawan jahit merupakan karyawan yang bertugas dalam hal


menjahit busana-busana yang dipesan konsumen dan sesuai
dengan desain. Karyawan jahit yaitu Sudar, Sudir, Iqbal, Depi dan
Iret. Setiap karyawan mempunyai spesialis bidang jahitan busana
yang berbeda-beda.

Gambar 8 : Proses menjahit di Rumah Mode Zahara Busana

Sumber : Dokumentasi pribadi

15
d. Memayet

Karyawan payet merupakan karyawan yang bertugas dalam


menghias busana dengan memakai payet dan sesuai dengan desain.
Memayet dilakukan oleh 3 karyawan tetap yang mengerjakan
pekerjaanya dari rumah. Karyawan tetap yaitu, Luki, , Ayu, Uwi.

e. Membordir

Karyawan bordir merupakan karyawan yang bertugas dalam


memasang bordir pada busana jika konsumen menginginkan
adanya bordiran dibusananya. Membordir dilakukan oleh Ade dan
Beni.

f. Pengadaan Barang

Karyawan pengadaan barang merupakan karyawan yang


bertugas dalam hal membeli barang-barang yang dibutuhandalam
proses produksi busana, seperti furing, bahan tambahan untuk
kombinasi, resleting, benang jahit, benang obras, dan barang
lainnya yang dibutuhkan. Karyawan pengadaan barang yaitu Yopi
dan Andi.

g. Finishing

Finishing merupakan pekerjaan akhir untuk menambah nilai


dari kualitas busana tersebut. Tujuan dilakukannya finishing agar
hasil akhir busana menjadi lebih bagus. Pekerjaan finishing
biasanya terdiri dari pemasangan kancing, pembuatan lobang
kancing atau di Zahara Busana dikenal dengan sebutan sopan,
me-sum, pemasangan kait, dan menyetrika akhir pada busana.
Dalam pemasangan kancing baju, kancing jepret ataupun kancing
kait, zahara busana menggunakan lilin atau biasa disebut dengan
“sarang labah” yang di pergunakan untuk menyatukan benang
yang bertujuan agar hasilnya lebih rapi. Di rumah mode zahara
busana, finishing dilakukan oleh satu orang karyawan yaitu Yulia.

16
D. Gambaran Singkat Kegiatan yang dilakukan Industri tempat PLI

Selama melaksanakan PLI di Zahara Busana penulis di tempatkan pada


bagian Produksi. Penulis mendapatkan perlakuan yang sama dengan
karyawan lainnya seperti disiplin kerja, waktu kerja dan lain sebagainya.

Dalam melaksanakan kegiatan penulis dibimbing oleh supervisor dan


karyawan lainnya dalam proses produksi busana di Zahara Busana. Ada
beberapa kegiatan yang penulis dapatkan selama mengikuti PLI di Zahara
Busana seperti :

1. Membuat pola sesuai ukuran dan model.

2. Memotong kain.

3. Mendesain hiasan busana dengan brukat, payet dan lainnya.

4. Menjahit beberapa model busana seperti kebaya, baju kemeja dan celana.

5. Melayani pelanggan dan membantu pelanggan saat melakukan Fitting.

6. Melakukan finishing pada busana.

7. Melakukan pengemasan produk busana.

17
BAB III

PELAKSANAAN PLI

A. Tujuan dan Peran di Industri

Secara umum pelaksanaan PLI bertujuan untuk meningkatkan


pengetahuan dan keterampilan mahasiswa melalui kegiatan langsung
dalam berbagai kegiatan di perusahaan atau industri serta mengumpulkan
informasi mengenai hal-hal yang menyangkut industri dan disiplin ilmu
yang dipelajari. Pelaksanaan PLI secara khusus bertujuan untuk menambah
kemampuan praktis mahasiswa baik dalam produksi maupun me-manage
waktu.

Penulis dalam pelaksanaan PLI yang dilakukan di Zahara Busana


berperan sebagai production helper. Tugas sebagai production helper
sebagai berikut :

1. Membantu proses produksi sebuah produk antara lain mendesain busana


pesta dan kebaya, pembuatan pola serta pecah pola, proses menjahit, dan
finishing.

2. Mendesain hiasan pada busana serta melekatkan hiasan tersebut.

3. Membantu pelaksanaan pemberian pelayanan komunikasi, penerimaan


pelanggan, serta membantu proses fitting.

4. Membantu proses pengadaan barang atau pengemasan

B. Uraian Kegiatan PLI

Bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Penulis selama


melaksanakan Pengalaman Lapangan Industri di Zahara Busana Pekanbaru
adalah sebagai berikut :

1. Membantu membuat pola pelanggan sesuai dengan model

2. Ikut serta dalam proses mendesain dengan ikut memberikan ide-ide

18
3. Mendesain dan melekatkan hiasan busana pesta dan kebaya
menggunakan brukat

4. Membantu memayet busana pesta dan kebaya

5. Membuat longtorso

6. Menjahit berbagai jenis busana seperti kebaya, busana pesta, kemeja


serta celana.

7. Melakukan proses finishing

8. Membantu proses pengadaan barang atau pengemasan

9. Memberikan pelayanan terhadap pelanggan, membantu proses fitting


serta memberikan infromasi lain yang dibutuhkan oleh pelanggan

C. Relevansi Materi PLI dengan Materi Perkuliahan

Selama berlangsungnya kegiatan pengalaman lapangan industri penulis


mendapatkan berbagai pegalaman yang sesuai dengan materi perkuliahan
seperti:

1. Pelayanan Prima dan Komunikasi

Memberikan pemahaman tentang etika berkomunikasi yang baik,


dan benar kepada sebuah instansi.

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Berfikir kritis, cerdas dan teliti dalam memahami dan menerapkan


konsep kesehatan serta keselamatan kerja, faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja (manusia, alat,
lingkungan) untuk peningkatan efektifitas, produktivitas dan hasil kerja
yang optimal serta mampu mencegah dan mengatasi kecelakaan kerja
secara cermat, disiplin, ikhlas, jujur, sungguh-sungguh dan
bertanggung jawab.

3. Desain Busana

19
Pengetahuan dan keterampilan mendisain busana dengan berbagai
macam sumber inspirasi untuk berbagai kesempatan. Dapat
merealisasikan sesuai disain.

4. Teknologi Busana

Membahas konsep dasar teknologi busana, alat-alat, bahan menjahit


dan teknik menjahit (membentuk model busana dan teknik
penyelesaiannya) serta menerapkan pada busana.

5. Pola Kontruksi Busana Wanita

Pengetahuan dan keterampilan membuat pola yang dikembangkan


pada beberapa model pakaian.

6. Teknik Menjahit Busana

Pengetahuan dan keterampilan dalam proses pembuatan busana


dari awal hingga akhir.

7. Disain ragam hias

Mendesain hiasan pada busana dengan berbagai jenis ragam hias.

8. Manajemen Usaha Butik

Mengenai konsep dasar industri busana, penerapan dan penguasaan


keterampilan dalam pengelolaan berbagai jenis industri busana, dengan
memperhatikan kualitas busana.

D. Hambatan-Hambatan dalam Pekerjaan dan Penyelesaianya

Sesuatu yang dipelajari mahasiswa selama masa perkuliahan belum


tentu sama dengan apa yang didapatkan di lapangan. Dimana saat belajar,
mahasiswa mendapat materi berupa konsep standar mutu perkuliahan yang
di tetapkan oleh Fakultas Pariwisata dan Perhotelan (FPP) Universitas
Negeri Padang (UNP).

20
Pada saat menjalankan kegiatan PLI akan terlihat perbedaan dari teori
di kampus dengan yang ada dilapangan apalagi disaat pandemic seperti
sekarang mahasiswa dengan focus program studi Tata Busana sebagian
besar lebih memilih untuk melaksanakan PLI di Butik atau Rumah Mode
yang berada di daerah masing-masing. Penulis akan membahas
permasalahan yang terjadi selama penulis melaksanakan kegiatan PLI di
Rumah Mode Zahara Busana Pekanbaru diantaranya :

1. Sedikitnya waktu untuk mengadakan konsultasi dengan pimpinan rumah


mode karena aktivitas pimpinan yang padat.

2. Tidak adanya supervisor khusus yang membimbing dalam


melaksanakan kegiatan.

3. Kurang banyaknya waktu untuk mempelajari dan menguasai proses


produksi.

4. Jadwal kuliah yang sama dengan jadwal masuk magang di Zahara


Busana yang membuat kita sulit untuk membagi waktu.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut maka penulis


melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Banyak bertanya dan berdiskusi dengan karyawan yang bekerja di


Zahara Busana.

2. Bertanya serta memperhatikan karyawan ketika diberi conton atau


demonstrasi

3. Berusaha mengetahui dan mempelajari sesuatu yang baru untuk


meningkatkan dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama
melakukan kegiatan PLI

4. Kita harus memiformasikan kepada pegawai dan meminta izin untuk


tidak dapat masuk pada hari perkuliahan dan pihak Zahara Busana
memahami kondisi tersebut.

21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Aspek-Aspek Teoritis

1. Pengertian Busana Pesta

Busana pesta adalah busana yang dikenakan untuk menghadiri


kesempatanacara pesta. Pesta merupakan sebuah acara sosial yang
dimaksudkan sebagaiperayaan dan rekreasi. Busana pesta dibuat lebih
istimewa dari busana sehari-hari. Penggunaan material bahan untuk
pembuatan busana pesta adalah bahan yang berkualitas baik pada kain
utama, bahan pelengkap, maupun material bahan untuk hiasan yang akan
diaplikasikan pada busana pesta. Model busana pesta lebih bervariasi dan
lebih rumit, seperti model lengan dengan berbagai macam pengembangan
lengan, berbagai macam variasi garis leher, berbagai macam variasi kerah,
dan berbagai macam pengembangan rok.

Detail hiasan pada busana pesta cenderung rumit seperti


pengaplikasian hiasan dekoratif berupa draperi, godet, lipit. Bentuk
busana pada busana pesta cenderung melekat pas dibadan, membalut
tubuh. Proses pembuatan busana pesta dibutuhkan keahlian khusus,
ketelitian dan kesungguhan untuk mewujudkan suatu busana pesta yang
baik dan berkualitas tinggi.

Gaun Pesta atau Busana pesta adalah busana yang dikenakan untuk
menghadiri kesempatan acara pesta. Pesta merupakan sebuah acara sosial
yang dimaksudkan sebagai perayaan dan rekreasi. Busana pesta dibuat
lebih istimewa dari busana sehari-hari. Pendapat para ahli mengenai
pengertin gaun pesta

a) Busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta,


dimana pesta terebut dibagi menurut waktunya yakni pesta pagi, pesta
siang dan pesta malam (Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1998).

22
b) Menurut menurut Enny Zuhni Khayati (1998: 3) busana pesta adalah
busana yang dikenakan pada kesempatan pesta baik pagi hari, siang hari
dan malam hari.

c) Sedangkan menurut Chodiyah dan Wisri A. Mamdy (1982) pengertian


busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta,
biasanya menggunakan bahan yang berkualitas tinggi dengan hiasan dan
perlengkapan yang bagus dan lengkap sehingga kelihatan istimewa.

d) Menurut Sri Widarwati (1993:70) busana pesta adalah busana yang


dibuat dari bahan yang bagus dan hiasan yang menarik sehingga
kelihatan istimewa.

Jadi busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan


pesta baik pesta pagi, pesta siang, pesta sore maupun pesta malam hari,
dimana busana yang dikenakan lebih istimewa dibandingkan dengan
busana sehari-hari, baik dari segi bahan, teknik jahit, desain maupun
hiasannya.

2. Perkembangan Busana Pesta

Sebelum mengenal tenunan, manusia pada zaman dahulu


mengenakan pakaian hanya pada bagian-bagian tertentu saja, seperti
pada bagian dada atau pada lingkar pinggang atau panggul. Bahan yang
digunakan didapat dari lingkungan sekitar, baik berupa kulit binatang,
kulit batang bahkan daun. Fungsinya juga hanya sebagai penutup bagian
tertentu pada tubuh.

Walaupun sudah mengenal bentuk tapi bentuknya sederhana dengan


wujud geometris yaitu segi empat atau segi empat panjang. Cara pakai
ada yang dililitkan, ada pula yang dilubangi untuk memasukkan kepala.
Dalam perkembanganya, bentuk maupun cara penggunaannya
digolongkan menjadi bentuk dasar busana, yaitu celemek panggul,
ponco, tunika dan kaftan.
1. Celemek panggul

23
Celemek panggul adalah bentuk pakaian yang paling sederhana
dibuat dari sehelai kain panjang yang dililitkan satu atau beberapa kali
pada tubuh bagian bawah dari pinggang sampai lutut atau sampai
menutup mata kaki. Busana atau pakaian ini sering disebut dengan
pakaian bungkus. Dalam perkembangannya pakaian ini dikenal dengan
nama kain panjang atau sarung.
2. Ponco
Ponco adalah bentuk dasar busana yang dibuat dari kain segiempat
dan diberi lubang ditengah untuk memasukkan kepala. Sisi baju tidak
dijahit.
3. Tunika
Pengembangan bentuk dasar ponco adalah tunika. Dibuat dari kain
segiempat, berukuran dua kali panjang antara bahu sampai mata kaki
atau sampai batas panggul. Kain dilipat dua menurut panjangnya,
dengan lipatan disebelah atas. Pada pertengahan dibuat lubang leher
dengan belahan pendek pada bagian tengah muka. Sisi-sisinya dijahit
dari bawah hingga + 25cm sebelum lipatan. Bagian yang tidk dijahit
dipakai untuk memasukkan lengan. Di Indonesia peninggalan bentuk ini
disebut baju bodo dan baju kurung.
4. Kaftan
Kaftan merupakan perkembangan bentuk dasar tunika. karena dibuat
dari kain yang berbentuk segi empat. Bagian tengah muka dibuat
belahan sampai bawah, hingga cara mengenakannya tidak perlu melalui
kepala. Bentuk dasar busana ini di Indonesia dikenal dengan nama baju
kebaya.

Tujuan berbusana pada jaman dahulu hanya sekedar menutup aurat


atau rasa malu saja. Namun seiring berkembangnya jaman pada masa
kini tujuan berbusana adalah untuk
1. Memenuhi syarat adat istiadat, peradaban dan kesusilaan
2. Memenuhi syarat kesehatan
3. Memenuhi rasa keindahan

24
4. Menunjukan jenis profesi
5. Menutupi kekurangan dari bagian tubuh.

3. Jenis - jenis Busana Pesta

Menurut Enny Zuhny Khayati (1998) dan Sri Widarwati (1993)


busana pesta dikelompokkan menjadi:

1. Busana Pesta Pagi

Busana pesta pagi atau siang adalah busana yang dikenakan pada
kesempatan pesta antara pukul 09.00-15.00. Busana pesta ini terbuat dari
bahan yang bersifat halus, lembut, menyerap keringat dan tidak berkilau,
sedangkan pemilihan warna sebaiknya dipilih warna yang lembut tidak
terlalu gelap.

Gambar 9 : Busana Pesta Pagi

2. Busana Pesta Sore

Busana pesta sore adalah busana yang dikenakan pada kesempatan


sore menjelang malam. Pemilihan bahan sebaiknya bertekstur agak
lembut dengan warna bahan yang cerah atau warna yang agak gelap dan
tidak mencolok.

25
Gambar 10 : Busana Pesta Sore

3. Busana Pesta Malam

Busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada kesempatan


pesta malam hari. Pemilihan bahan yaitu yang bertekstur lebih halus dan
lembut. Mode busana kelihatan mewah atau berkesan glamour. Warna
yang digunakan lebih mencolok, baik mode ataupun hiasannya lebih
mewah.

Gambar 11 : Busana Pesta Malam

4. Busana Pesta Malam Resmi

26
Busana pesta malam resmi adalah busana yang
dikenakan pada saat resmi, mode masih sederhana,
biasanya berlengan tertutup sehingga kelihatan rapi dan
sopan tetapi tetap terlihat mewah.

5. Busana Pesta Malam Gala

Busana pesta malam gala adalah busana pesta yang


dipakai pada malam hari untuk kesempatan pesta,
dengan ciri-ciri mode terbuka, glamour, mewah.
Misalnya : Backlees (punggung terbuka), busty look
(dada terbuka), decolette look (leher terbuka) dan
lain-lain.

Gambar 12 : Busana Pesta Malam Gala

4. Material Busana Pesta

Terdapat beberapa jenis kain yang digunakan dalam membuat


busana pesta, diantaranya :

27
a. Sutra

Kain yang terbuat dari serat alam kepompong. Sifatnya lembut


dikulit, dingin, serap keringat, dan warnanya tahan lama.

Gambar 13. Kain Sutra

Sumber :https://fitinline.com/article/read/6-ciri-khas-kain
sutra-asli/, diakses 10 Juni 2022.

b. Kain Brokat

Kain brokat adalah kain tenun yang dekoratif dan


terbuat dari sutera berwarna, dengan tanpa benang, emas,
dan perak.

Gambar 14. Kain Brokat

Sumber:https://sumbernesia.com/kain-brokat/, diakses
tanggal 10 juni 2022

c. Kain Satin

28
Kain yang ditenun dengan permukaan halus dan mengkilat.

Gambar 15. Kain Satin

Sumber :https://delphipages.live/id/seni-visual/seni-dekorasi
/satin, diakses 10 juni 2022

d. Tile

Kain yang sifatnya terlihat tipis, transparan dan permukaannya


agak kasar ini, biasanya dipakai untuk penari balet dan pengantin.

Gambar 15. Kain Tile


Sumber:https://www.jd.id/product/kain-tile-polos-halus-lembut-kebaya-soft-tulle-
merah-tua_640481961/640482456.html, diakses 10 juni 2022

e. Sifon

Kain yang sifatnya lembut, halus, transparan dan jatuh


mengikuti badan

29
Gambar 16. Kain Sifon

Sumber: https://ethica-collection.com/berbagai-jenis-kain-sifon/, diakses10 juni


2022

Selain kain, ada beberapa material lain yang merupakan elemen


pelengkap dalam busana pesta yaitu :

a. Bordir

Corak yang dijait membentuk suatu pola atau gambar yang khas
dengan ukuran yang tidak terlalu besar dan berada pada bagian badan
kebaya.

b. Renda

Corak yang dijait memakai mesin atau tangan membentuk suatu


pola kecil dari benang-benang atau kain dari kain tenun sebelumnya.
Renda ini dibentuk dan dipasang pada bagian leher, lipatan krah atau
surawe, pinggiran pergelangan lengan kebaya, dan pinggiran bawah
kebaya.

c. Payet atau mute

Hiasan-hiasan kecil yang memiliki barbagai warna yang dapat


disesuaikan dengan warna kebayanya.

30
5. Proses Pembuatan Busana Pesta Secara Umum

Pembuatan Busana Pesta terdiri dari :

a. Pembuatan Desain.

Mendesain merupakan rancangan awal dalam pembuatan


busana, karena desain menentukan bagaimana model busana
tersebut, pola yang dibuat dan pengaplikasian yang akan dipakai
dalam busana tersebut. Dalam mendesain kita harus
memperhatikan detail-detail dan aplikasi yang akan digunakan.

Berdasarkan asal katanya desain berasal bahasa Inggris yaitu


design yang berarti rancangan, rencana atau reka rupa, sedangkan
menurut Ernawati (2006:195) desain dapat diartikan sebagai
proses perencanaan bentuk dengan tujuan supaya benda yang
dirancang mempunyai fungsi atau berguna serta mempunyai nilai
keindahan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa desain


merupakan pola rancangan yang menjadi dasar dalam pembuatan
suatu produk seperti busana, dalam pembuatan desain diperlukan
adanya pemikiran, pertimbangan, perhitungan, cita, rasa dan seni
serta berdasarkan kegemaran dari orang banyak pada suatu watu
tertentu.

b. Pembuatan Pola Busana Pesta.

Pola merupakan suatu hal yang sangat penting dalam


pembuatan suatu pakaian. Dengan adanya pola kita dapat membuat
pakaian yang kita hendaki.

Ema Tamimi (1982:133) mengemukakan: “pola merupakan


ciplakan bentuk badan yang biasa dibuat dari kertas yang nantinya
dipakai sebagai contoh untuk menggunting pakaian seseorang”.
Ciplakan pola ini di sebut pola dasar.

31
Pola juga menentukan suatu busana, pola yang dibuat harus
benar dan tepat. Membuat pola kita juga harus memperhatikan
bentuk tubuh dan bentuk pola yang dibuat apakah bentuk pola
tersebut sesuai dengan bentuk tubuh sipemakai. Sistem pembuatan
pola bermacam-macam yaitu pola sistem Dressmaking, So-en,
Charment, Dankers, Sistem Indonesia dan lain-lain. Setiap pola
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Sebelum membuat pola lakukanlah pengambilan ukuran,


pengambilan ukuran haruslah tepat, karena ukuranlah menetukan
bagus tidaknya sebuah pakaian, jika dalam pengambilan ukuran
kurang tepat maka pola yang dibuat akan salah total dan busana
yang kita hasilkan tidak akan bagus pada sipemakai.

Berikut ukuran yang diperlukan dalam pembuatan pola Sistem


Dessmaking dan So-en :

1). Lingkar leher

Lingkar leher diambil dengan cara mengukur sekeliling leher.

2). Lingkar badan

Lingkar badan diambil dengan cara mengukur sekeliling


badan yang terbesar melalui ketiak dan dada ditambah 4 cm.

3). Lingkar pinggang

Lingkar pinggang diambil dengan cara mengukur


sekeliling pinggang.

4). Lingkar panggul

Lingkar panggul diambil dengan mengukur sekeliling


panggul ditambah 4 cm.

5). Lebar muka

32
Lebar muka diambil dengan cara mengukur dari tulang
leher muka turun 5 cm. Kemudian dari batas 5 cm, ukuran
diambil horizontal dari tengah kerung lengan kiri muka ke
tengah lingkar kerung lengan bagian kanan muka.

6). Lebar punggung

Lebar punggung diambil dengan cara mengukur dari


tulang leher turun 9 cm. Kemudian dari batas 9 cm, ukuran
diambil horizontal dari tengah kerung lengan kiri belakang ke
tengah lingkar kerung lengan bagian kanan belakang.

7). Lebar bahu

Lebar bahu diambil dengan mengukur dari bahu


tertinggi hingga bahu terendah.

8). Panjang punggung

Panjang punggung diambil dengan cara mengukur dari


tulang leher belakang sampai ke batas pinggang.

9). Panjang lengan

Panjang lengan diambil dengan cara mengukur dari bahu


terendah hingga panjang yang diinginkan.

10). Tinggi dada

Tinggi dada diambil dengan cara mengukur dari


batas pinggang hingga titik bustier.

11). Panjang baju

Panjang baju diambil dengan cara mengukur dari bahu


tertinggi hingga ukuran yang diinginkan.

12). Lingkar kerung lengan

33
Lingkar ujung lengan diambil dengan mengukur
sekeliling pergelangan tangan sesuai dengan selera atau
desain.

13). Tinggi panggul

Tinggi panggul diambil dengan mengukur dari batas


pinggang hingga batas panggul terbesar.

14). Ujung lengan

Ujung lengan di ambil dengan mengukur lingkar lengan.

c. Memotong bahan.

Memotong bahan sesuai dengan pola yang telah dibuat dan


memberikan kampuh untuk menjahitnya, kampuh ini berbeda-beda
ukurannya sesuai dengan kebutuhan, biasanya bagian sisi lebih
besar dari kampuh yang lain kerena apabila saat proses fitting
busana tersebut tidak pass dapat dibesarkan atau dikecilkan.

d. Membuat tanda (merader) bahan yang telah di potong.

Membuat atau member tanda merupakan suatu proses untuk


mempermudah saat proses menjahit.

e. Proses Menjahit

Menjahit adalah menyambungkan kompenen-kompenen


busana yang telah di potong sesuai pola dengan berbagai kampuh
yang menyesuaikan dengan bahan yang digunakan untuk
menghasilkan baju. Dalam menjahit berbagai jenis teknik jahit
yang digunakan disesuaikan dengan bahan yang digunakan.

f. Menempelkan brokat, renda atau payet pada gaun pesta.

34
Proses menghias kebaya untuk menambah keindahan dari
kebaya tersebut. Hiasan disesuaikan dengan model dan bahan
kebaya.

B. Proses Pembuatan Busana Pesta di Rumah Mode Zahara Busana

Kegiatan pengalaman lapangan industri yang dilaksanakan di Rumah


Mode Zahara Busana selama 4 bulan, memberikan pengalaman dan
pengetahuan kepada penulis mengenai dunia kerja sesungguhnya. Di
industri penulis bisa mengaplikasikan sebagian ilmu yang telah diperoleh
selama dilembaga pendidikan.

Proses pembuatan busana yang baik harus dimulai dengan perencanaan


yang matang. Perencanaan tersebut meliputi proses penentuan metode atau
cara untuk membuat busana dan tahap penyelesaian agar hasil yang dicapai
dapat sesuai dengan tujuan dan harapan.

Pembuatan gaun pesta yang diproduksi di Rumah Mode Zahara Busana


disesuaikan dengan bentuk tubuh pelanggan. Rico membuat sebuah Gaun
Pesta dengan tekniknya sendiri dan dari hasil pengamatannya selama ini,
salah satunya dengan mengaplikasikan teknik anyaman kedalam busana
atau gaun pestanya.

Berikut langkah-langkah pada proses pembuatan Busana Pesta


Pagi di Rumah Mode Zahara Busana :

1. Langkah pertama pembuatan Busana Pesta di Rumah Mode Zahara


Busana adalah mendesain. Pembuatan desain biasanya sesuai dengan
pesanan konsumen atau terkadang konsumen membawa desain yang
diminati sendiri. Biasanya konsumen memberikan gambaran pakaian yang
ingin dibuat, gambarannya seperti akan dipakai dalam kesempatan apa,
ingin bentuk pakaian yang seperti apa, gaun, kebaya atau yang lainnya.
Selain itu desain yang dibuat tidak akan menghilangkan ciri khas dari
Zahara Busana, Tetapi ada juga yang menyerahkan keseluruhan kepada
desainer Zahara Busana.

35
a. Berikut beberapa Busana Pesta di Rumah Mode Zahara Busana :

Gambar 17. Busana Pesta di Zahara Busana

Sumber :https://www.instagram.com/p/CBSa9T7hTBB/?igshid=YmMyMTA2M2
Y=, di akses 10 juni 2022

Gambar 18. Busana Pesta di Zahara Busana

36
Sumber:https://www.instagram.com/p/B_Fgn7fBxYw/?igshid=YmMyMTA2M2
Y=, di akses 10 juni 2022

Gambar 19. Busana Pesta di Zahara Busana

Sumber:https://www.instagram.com/p/B8_Pd10hBSB/?igshid=YmMyMTA2M2
Y=, di akses 10 juni 2022

Gambar 20. Busana Pesta di Zahara Busana

Sumber:https://www.instagram.com/p/BwDi4fFhIk7/?igshid=YmMyMTA2M2Y
=, di akses 10 juni 2022

37
b. Desain Ilustrasi Busana Pesta oleh Penulis yang Dilakukan di Rumah
Mode Zahara Busana

Gambar 21 : Desain Ilustrasi Busana Pesta

Sumber : Dokumentasi Pribadi

38
c. Desain Struktur Gaun Pesta oleh Penulis yang Dilakukan di Rumah
Mode Zahara Busana

Kerah Bulat
Berdiri

Menggunakan
Ikat Pinggang
Lengan
Suai

Auter Bahan
Tile Borkat

Rok A

Gambar 22 : Desain struktur Busana Pesta

Sumber : Dokumentasi pribadi

39
2. Selanjutnya pembuatan Pola, Zahara Busana memiliki sistem pola
sendiri.

1) Lingkar badan : 81,5 cm

2) Lingkar pinggang : 63 cm

3) Lingkar panggul : 89 cm

4) Lebar muka : 30 cm

5) Lebar punggung : 32 cm

6) Bahu : 36 cm

7) Pj punggung : 36 cm

8) Pj Ping. Depan : 35 cm

9) Pj Ping. Belakang : 36 cm

10) Panjang lengan : 53 cm

11) Tinggi dada : 23 cm

12) Panjang Outer : 90 cm

13) L. ketiak : 36 cm

14) Panjang rok : 87cm

15) Tinggi panggul : 17 cm

16) Ujung lengan : 21 cm

40
17) Pangkal lengan : 41 cm

18) Lingkar siku : 28 cm

b. Pola Badan Busana Pesta di Rumah Mode Zahara Busana

Gambar 23. Pola badan di Zahara Busana

Sumber : Dokumentasi Pribadi

41
Gambar 24. Pecah Pola Badan

Sumber : Dokumentasi Sendiri

Keterangan :

Pola Depan :

A-A2 : 8 cm

A-B : 7 cm

B-B3 : Panjang bahu

A-C:A-D+1

C-C1 : ½ lebar muka

A-D:½A-D3:2+1

42
D-E : ¼ lingkar badan

A-D1 : panjang pinggang belakang

A-D2 : panjang pinggang depan

D3-E1 : ¼ lingkar pinggang + kup

B-E6 : tinggi dada-2 untuk tinggi kup

D3-E2 : D3-E1 : 2

E2-E3, E2-E4 : kup

Pola Belakang :

Jiplak pola bagian depan

A-B1 : 8 cm

B1-B2 : panjang bahu

C-C2 : ½ lebar punggung

Untuk tinggi kup belakang, B1-E6 tinggi dada.

43
Gambar 25. Pola Auter

Sumber : Dokumentasi Sendiri

44
c. Pola Lengan Gaun Pesta di Rumah Mode Zahara Busana

Gambar 26. Pola Lengan di Zahara Busana

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Keterangan :

A-B : Panjang Lengan

A-C : 1/4 Panjang lengan + 2 cm

Bentuk garis lurus dari C-D dan C-E

F-G : Lingkar ujung lengan = 22 cm

d. Pola Dasar Rok di Rumah Mode Zahara Busana

45
Gambar 27. Pola Dasar Rok Zahara Busana

Sumber : Dokumentasi Pribadi

46
Gambar 28. Pecah Pola Rok

Sumber : Dokumentasi Sendiri

Keterangan Pola Depan dan Belakang :

A-B : panjang rok

A-C : tinggi panggul

C-C1 : ¼ lingkar panggul

A-D : ¼ lingkar pinggang + kup

D-D1 : naik 1-1,5 cm

B1-B2: masuk 3 cm atau B-B2 tergantung besar rok yang diinginkan

A-A1 : ½ A-D

47
A2-A3 : kup

A1-A4 : panjang kup

d. Pola Kerah Shanghai Bulat Tegak

Gambar 29. Pola Kerah Shanghai Bulat Tegak

Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Setelah pola selesai, tahap selanjutnya yaitu pemotongan yang disesuaikan


dengan pola, sebelum melakukan proses pemotongan di Zahara Busana ada
beberapa proses yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Menggelar Bahan

Di Rumah Mode Zahara Busana, menggelar bahan dilakukan setelah


semua pola selesai, kemudian pola disusun dengan memperhatikan
kehematan dalam pemakaian bahan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik, bahan disetrika terlebih dahulu karena jika bahan dipotong dalam
keadaan kusut dapat mempengaruhi ukuran pakaian.

48
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggelar bahan yaitu :

1. Permukaan kain harus rata, sebab apabila tidak rata akan


mempengaruhi potongan.

2. Meja potong harus bersih dan datar.

3. Memperhatikan baik buruk kain.

4. Memperhatikan arah serat kain

b. Memotong Sesuai Kampuh

Memotong yaitu menggunting bahan sesuai dengan pola yang telah


diletakkan pada saat bahan telah digelar. Memotong bahan barus rapi dan
tidak boleh bergerigi. Memotong bahan harus sesuai dengan kampuh.
Kampuh untuk kebaya yaitu leher 1 cm, bahu 2 cm, sisi 2 cm, kerung
lengan 1,5 cm, belahan 1 cm apabila belahan dengan kancing, 3 cm
apabila belahan dengan resleting, kemudian untuk ujung lengan dan
ujung baju 3 cm. Tetapi apabila pembuatan busan dengan bahan yang
tipis dan transparan biasanya kampuh keseluruhannya 1 cm karna dijahit
menggunkan kampuh balik.

c . Memberi Tanda

Setelah proses pemotongan selesai kemudian diberi tanda


menggunakan karbon dan rader atau kapur jahit. Pemberian tanda
dilakukan pada bagian buruk kain. Tujuan pemberian tanda yaitu untuk
memudahkan proses menjahit.

4 Proses Menjahit Gaun Pesta di Rumah Mode Zahara Busana

Sistem menjahit yang dilakukan di Industri adalah sistem menjahit


perorangan, dimana satu orang karyawan menjahit satu pakaian sampai
selesai.

Pada proses menjahit Busana Pesta di Rumah Mode Zahara Busana


menggunakan kampuh balik pada bahan tipis seperti bahan tile, siffon dan

49
lain- lain. Lalu menggunakan kampuh terbuka pada bahan yang bertekstur
tebal seperti tafetta, saten, katun dan lainnya.

Langkah-langkah menjahit Busana Pesta ini adalah :

a. Langkah Menjahit Busana Pesta Bagin Dalam

1. Hal yang pertama dilakukan adalah menjahit seluruh kupnat yang


terdapat pada Busana Pesta, termasuk kupnat furing.Setiap setelah
menjahit harus melakukan pengepresanuntuk mematikan jahitan dan
agar terlihat rapi.

Gambar 30. Menjahit Kupnat

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2. Kemudian satukan bahu bagian depan baju dengan bagian belakang,


lalu press dengan kampuh terbuka untuk mematikan jahitan dan agar
terlihat rapi., begitu juga dengan furing.

50
Gambar 31. Menjahit Sisi Bahu

Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Satukan bagian sisi depan dengan sisi bagian belakang belakang,


lalu press dengan kampuh terbuka untuk mematikan jahitan, begitu
juga dengan furing.

Gambar 32. Menjahit Sisi

51
Sumber : Dokumentasi Pribadi

4. Selanjutnya satukan baju bagian atas dengan baju bagian bawah,


yaitu pada bagian pinggangnya, begitu juga dengan furingnya.

5. Kemudian pasang resleting pada bagian tengah belakang gaun.

6. Kemudian gabungkan bahan utama dengan kain furing dengan cara


menyatukan bagian leher sehingga menimbulkan garis leher bulat dan
juga bagian resleting, pada bagian kampuh saling behadapan, jadi
bagian luar dan dalam tampak rapih.

7. Press terlebih dahulu agar terlihat rapi.

8. Jahit sisi lengan setelah itu pres dan obras

Gambar 33. Menjahit Lengan

Sumber : Dokumentasi Pribadi

9. Stik bagian kerung lengan kemudian kerut sedikit agar hasil lengan
bagus.

52
10. Satukan lengan dengan kerung lengan badan lalu obras dan press
dengan menggunakan bantal press.

11. Untuk bagian bawah jahit kecil atau stik bersih bahan polosnya.

b. Langkah Menjahit Bagian Luar (Bahan Anyaman)

1. Jahit bagian bahu outer telebih dahulu, .

2. Setelah itu jahit bagian sisi dan jahit sisi tile pada lengan outer

3. Setelah menjahit sisi furing lanjutkan dengan mejahit lengan outer

4. Terakhir jahit kerah outer terlebih dahulu.

c. Pemasangan Hiasan

1. Pemasangan Payet

Dalam pemasangan payet penulis menambahkan pada bagian


muka dan belakang dihiasi dengan taburan payet pasir ukuran besar,
payet batang pendek dan menegah , payet kristal ukuran sedang dan
kecil, mutiara rantai ukuran besar dan kecil, . Agar busana tampak
lebih mewah pada bagian kerutan lengan nya penulis memberikan
payet dengan motif bebas atau ditumpuk agar terlihat menarik., dan
juga bagian bawah rok luar dan pinggangnya dengan payet motif pagar.

53
Gambar 34. Detail Payet Outer

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 35. Detail Payet pada Lengan Outer

54
Sumber : Dokumentasi Pribadi

d. Penyelesaian (Finishing)

Penyelesaian yaitu membersihkan benang-benang yang tertinggal


pada baju agar bersih, memasang kancing yang akan digunakan dan juga
mengepress atau menyetrika baju agar baju rapi dan siap pakai (tahap
akhir dari pembuatan baju), kerapian dan kebersihan baju sangat
diperhatikan karena mempengaruhi kualitas baju. Yang termasuk
penyelesaian yaitu :

1. Pemeriksaan

Jika proses jahit selesai, selanjutnya dilakukan pemeriksaan


apakah teknik jahit yang digunakan sesuai dengan baju tersebut.
Pada saat pemeriksaan ini terlihat apakah baju tersebut bagus saat
dipakai.

2. Pembuangan benang

Setelah proses menjahit, pembuangan sisa benang harus


dilakukan agar kerapiaan dan kebersihan jahitan membuat baju
berkualitas.

3. Pengepresan

Pengepresan dilakukan saat semua proses menjahit telah


selesai agar baju yang dikenakan terlihat rapi dan bagus.
Perngepresan bisa dilakukan menggunkan setrika biasa maupun
setrika uap atau stimer. Pada saat pengepresan akhir ini semua
bagian gaun di setrika kembali termasuk bagian yang telah dipress
saat menjahit, tujuannya agar semua tampak rapi.

55
4. Penyimpanan

Dalam penyimpanan pakian sebaiknya di simpan mengguknakan


hanger agar baju yang telah di press/disetrika tidak kusut dan tetap
rapi.

Gambar 36 : Hasil Akhir Pembuatan Busana Pesta

Sumber : Dokumentasi Pribadi

C. Pembahasan/Ulasan

Berdasarkan pembahasan diatas, Penulis mendapat beberapa hal yang


menjadi temuan penulis selama melaksanakan Pengalaman Lapangan
Industri di Rumah Mode antara lain :

1. Dalam hal melayani dan memberikan kepuasan pelanggan, Rumah mode


Zahara Busana sangat baik. Pemilik Rumah mode siap menerima keluhan
pelanggan dan memberikan garansi dalam jangka waktu cukup lama

56
apabila baju tersebut hiasannya lepas, ukuran baju ingin dikecilkan atau
dibesarkan, serta segala jenis permak siap ditangani.

2. Proses pemasangan kancing di Rumah Mode Zahara Busana, benang


yang digunakan diberi lilin khusus agar benang lebih kuat dan tidak kusut
saat digunakan.

3. Rumah Mode Zahara Busana selalu melakukan dry clean pada busana
yang telah selesai sebelum diberikan kepada pelanggan.

4. Yang menjadi salah satu ciri khas Rumah Mode Zahara Busana yaitu
selalu menggunakan hiasan bordiran dan juga payet pada pakaian yang
dibuat sehingga menimbulkan kesan mewah pada pakaian.

5. Pola dasar yang digunakan di Rumah Mode Zahara Busana merupakan


pola badan yang digabung dengan pola rok. Pattern Maker di Zahara
Busana langsung membuat pola sesuai model busana tanpa harus membuat
pola dasar yang kemudian dijiplak terlebih dahulu. Terkecuali untuk
pembuatan longtorso.

6. Dari segi ukuran yang digunakan dalam pembuatan pola, Rumah Mode
Zahara Busana menggunakan ukuran panjang pinggang depan dengan
ukuran panjang pinggang belakang, apabila ukuran selisih panjang
pinggang tersebut terlalu jauh maka dibagi 2 kemudian dijadikan patokan
garis pinggang sisi dalam pembuatan pola. Namun apabila selisih jatuh
pinggang tidak melebihi 2 cm maka yang menjadi patokan nya adalah garis
pinggang yang lebih pendek. Karna menurut pemilik Rumah Mode tersebut
jatuh pinggang depan dan belakang itu berbeda sehingga akan
mempengaruhi hasil busana tersebut. Sedangkan secara teori sistem
pembuatan pola Dressmaking dan So-en tidak memerlukan ukuran tesebut.

57
Pola Sistem Zahara Busana Pola Sistem Dressmaking

P. punggung
Pj. ping belakang

Gambar 37. Perbandingan Garis Sisi Pola Zahara Busana dan Dressmaking

Sumber : Dokumentasi Pribadi

7. Saat pengambilan ukuran bada seseorang, bahu tertinggi selalu menjadi


patokan saat mengukur panjang. Untuk pengambilan ukuran panjang
pinggang depan diukur dari bahu tertinggi melewati titik buste sampai ke
pinggang. Dan untuk pengambilan ukuran panjng pinggang belakangdiukur
dari bahu tertinggi sampai ke pinggag. Untuk lebih pasti garis pinggang
harus ditanai terlebih dahulu

58
Gambar 38. Pengambilan Ukuran Panjang Pinggang Depan

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 39. Pengambilan Ukuran Panjang Pinggang Belakang

Sumber : Dokumentasi Pribadi

8. Pola muka dan belakang baik pola badan dan rok di Rumah Mode
Zahara Busana memiliki ukuran yang sama, sedangkan secara teori, sistem
pembuatan pola Dressmaking dan So-en memiliki selisih 2 cm yaitu pola
bagian muka lebih besar dibandingkan pola bagian belakang.

9. Garis bahu pada pola bagian depan di Rumah Mode Zahara Busana
tidak lurus, melainkan sedikit lengkung, karna bahu depan tidak datar.

59
Sedangkan untuk bahu belakang digaris lurus. Sedangkan secara teori,
sistem pembuatan pola Dressmaking dan So-en untuk garis bahu bagian
depan dan belakang di garis lurus.

Pola Zahara Busana Pola Sistem Dressmaking

Gambar 40. Perbandingan Garis Bahu Pola Zahara Busana dan Dressmaking

Sumber : Dokumentasi Pribadi

60
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Selesainya penulis melaksanakan Pengalaman Lapangan Industri (PLI) di


Rumah Mode Zahara Busana By Rico Bije Reybonte Pekanbaru banyak ilmu
pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapat tentang ilmu busana.
Berdasarkan pada uraian diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :

1. Zahara Busana merupakan salah satu bidang usaha yang bergerak


dibidang Rumah Mode yang memproduksi berbagai busana pesta, kebaya,
pengantin melayu, dan busana casual baik busana pria maupun busana
wanita.

2. Pengerjaan kebaya di Zahara Busana dikerjakan satu persatu dengan


bagian yaitu desain oleh designer, pola oleh seorang pattern maker,
cutting, beberapa orang menjahit, serta bagian hiasan dan finishing.

3. Penulis juga mendapatkan ilmu tentang teknik produksi busana butik,


dimana busana yang dihasilkan di butik dikenal dengan tekniknya yang
halus, seperti teknik jahit yang full furing dan teknik membuat pola.

4. Penulis dapat mengetahui cara menghias busana dengan payet dan


teknik jahit finishing yang digunakan pada Rumah Mode Zahara Busana
dan mengaplikasikannya.

5. Penulis dapat mengetahui bagaimana memadu padankan bahan dan


warna yang tepat untuk menciptakan suatu busana yang indah dan
menarik.

6. Penulis dapat mengetahui secara garis besar sistem pengelolaan usaha


busana di Rumah Mode Zahara Busana.

B. Saran

61
Berdasarkan keseluruhan kegiatan Pengalaman Lapangan Industri yang
penulis lakukan di Rumah Mode Zahara Busana selama 4 bulan, penulis
dapat memberikan saran-saran demi kemajuan dimasa yang akan datang,
yaitu sebagai berikut :

1. Mahasiswa diharapkan mempersiapkan diri sebaik mungkin, dengan


berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk bekal dalam
melaksanakan PLI.

2. Selama melaksanakan PLI diharapkan mahasiswa dapat menyesuaikan


diri, mematuhi peraturan yang berlaku di industri dan menjaga nama baik
almamater.

3. Prodi PKK FPP-UNP harus lebih meningkatkan disiplin kepada semua


mahasiswa, mengingat tuntutan dunia industri yang lebih kompeten.

4. Agar tercapainya tujuan PLI FPP UNP, sebaiknya perguruan tinggi


khususnya koordinator PLI menjalin kerjasama dan mengadakan kontak
langsung dengan industri terkait.

5. Sebaiknya hubungan baik yang telah dilaksanakan antara pihak


FPP-UNP dengan Rumah Mode Zahara Busana dapat dijaga dan lebih di
tingkatkan lagi.Untuk memudahkan bagi mahasiswa PLI selanjutnya.

6. Pihak industri khususnya pihak atasan harus menjelaskan mengenai job


description yang akan diberikan kepada mahasiswa, agar mahasiswa tidak
bingung dan tau mengenai pekerjaanya

62
DAFTAR PUSTAKA

Astuti 2010. “ Konstruksi Pola Busana Pengetahuan Piranti Menjahit ”. Buku


Ajar. Bandung : FPTK UPI
Dian Pelangi. (2014). Brain Beauty Belief. Jakarta: PT Gramedia
PustakaUtama
Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana Jilid 2. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Pratiwi, Djati dkk. 2001. Pola Dasar dan Pecah Pola Busana. Yogyakarata :
Kanisius
Sumber Data Dari Rumah Mode Zahara Busana By Rico Bije Reybonte
Unit Hubungan Industi. 2020. Buku Pedoman Pengalaman Lapangan Industri
Mahasiswa FPP UNP. Fakultas Pariwisata dan Perhotelan UNP
Https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#Kebudayaan J.J Hoenigman (diakses
pada 10 Juni 2022 )

63
Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan PLI

Gambar 41.Foto saat Fitting Akhir Produk Bersama Pemilik Zahara Busana

Sumber: Dokumetasi Pribadi

Gambar 42. Penyerahan Kenang-kenangan dan Foto Bersama Pemilik Zahara


Busana

Sumber : Dokumentasi Pribadi

64
Gambar 43. Penyerahan Kenang-kenangan dan sertifikat dan Foto Bersama
Pemilik Zahara Busana

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 44. Foto Dengan Karyawan Zahara Busana

Sumber : Dokumentasi Pribadi

65
Gambar 45. Foto Acara Fashion Show Produk Zahara Busana

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 46. Foto Acara Fashion Show Produk Zahara Busana

Sumber: Dokumentasi Pribadi

66
Gambar 47. Proses Merapikan Busana Dengan Stimer

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 48. Proses Menjahit Busana

Sumber: Dokumentasi Pribadi

67
Gambar 49. Proses Menggunting Longtorso

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 50. Proses Menggunting Baju Pesanan Zahara

Sumber: Dokumentasi Pribadi

68
Gambar 51. Proses Meletakkan pola longtorso di atas pelapis

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 52. Proses Menghias Outer

Sumber: Dokumentasi Pribadi

69
70
71

Anda mungkin juga menyukai