PENDAHULUAN
1
Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang
merupakan salah satu perguruan tinggi dengan disiplin ilmu yang
akan menghasilkan lulusan yang profesional dan ahli dibidangnya
sesuai dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sudah
dipelajari selama masa perkuliahan. Oleh karena itu salah satu
program Fakultas Pariwisata dan Perhotelan dalam menghasilkan
lulusan terbaik adalah dengan cara mengadakan program
Pengalaman Lapangan Industri (PLI). PLI adalah proses terjunnya
langsung mahasiswa didunia industri guna untuk mendapatkan
pengetahuan dan wawasan yang baru serta dapat membandingkan
antara teori yang didapat pada masa perkuliahan dengan teori yang
didapat selama proses PLI. Serta dapat memahami bagaimana cara
penerapan teori yang baik pada dunia kerja yang sebenarnya.
Dalam pemilihan perusahaan tempat mahasiswa
melaksanakan PLI harus memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan oleh Fakultas Paiwisata dan Perhotelan Universitas
Negeri Padang, yang diuraikan pada buku panduan PLI yaitu:
2
tidak ditutupi. Mahasiswa yang melaksanakan PLI diberi
kebebasan untuk bertanya dan menggali ilmu selama berada
diruang produksi butik. Keunggulan butik ini dari butik yang lain
yaitu butik ini memproduksi busana dalam berbagai kesempatan,
seperti : busana pengantin, pesta, kerja, dan lainnya baik busana
wanita maupun pria. Selain itu Rumah Mode Zahara Busana juga
sering mengikuti berbagai fashion show baik yang diselengarakan
di dalam kota maupun di luar kota, sehingga busana yang
diciptakan juga sangat bervariasi dan dengan berbagai inovasi
baru. Hal ini juga menciptakan teknik-teknik yang baru mulai dari
langkah-langkah yang digunakan baik pola yang baru maupun
teknik penyelesaiannya.
3
Busana, dan bagian menghias dan finishing diserahkan pada
mahasiswa magang.
4
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang perlu dimiliki oleh
seorang guru maupun teknisi. Dengan kemampuan seperti itu,
lulusan FPP UNP Padang akan mampu mengolah pengetahuan
dan keterampilan yang dimilikinya untuk memasuki dunia
kerja sesuai dengan bidang studi masing-masing.
b) Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan Pengalaman Lapangan Industri,
secara khusus mahasiswa diharapkan memperoleh pengalaman
industri yang mencakup perencanaan, pengelolaan dan
pelaksanaan unit produksi serta pengujian kualitas produk.
Tujuan khusus lainnya yang ingin dicapai dalam
melaksanakan Pengalaman Lapangan Industri (PLI), yaitu:
1. Dalam melaksanakan Pengalaman Lapangan Industri (PLI)
mahasiswa diharapkan dapat mencari informasi dan belajar
memecahkan masalah yang ditemui.
2. Mahasiswa diharapkan dapat bekerja dengan kecepatan
dan ketepatan waktu yang menjadi standar
perusahaan/industri tempat dilaksanakannya Pengalaman
Lapangan Industri (PLI).
3. Mahasiswa dapat melaksanakan tugas yang diberikan,
serta bertingkah laku yang sopan menurut peraturan yang
dikeluarkan di perusahaan tempat pelaksanaan Pengalaman
Lapangan Industri (PLI).
4. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan yang baru
dalam lingkungan dunia kerja. Dapat menulis laporan
tentang proses kegiatan serta permasalahan yang ditemui
selama melaksanakan praktek kerja.
2. Manfaat Pengalaman Lapangan Industri
Manfaat pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri (PLI) di
Rumah Mode Zahara Busana bagi penulis adalah:
a. Sebagai sarana menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang Tata Busana.
5
b. Mencari pengalaman secara langsung berupa berbagai macam
aktivitas dalam sebuah perusahaan.
c. Menambah pengalaman nyata tentang dunia kerja dan
menumbuhkan rasa tanggung jawab serta melatih disiplin
terhadap pekerjaan.
d. Mendapatkan ilmu mengenai pengelolaan usaha butik secara
langsung.
e. Dapat membandingkan ilmu yang didapat selama perkuliahan dan
selama pengalaman lapangan industri.
f. Menimbulkan motivasi berwirausaha sehingga ingin mendirikan
usaha di bidang tata busana.
3. Ruang Lingkup Kerja
Ruang lingkup kerja mahasiswa di industri yaitu:
6
syarat mata kuliah yang wajib dilaksanakan oleh seluruh Mahasiswa
Fakultas Pariwisata dan Perhotelan di Universitas Negeri Padang.
5. Perencanaan Kegiatan Pengalaman Lapangan Industri
Dalam kegiatan PLI pada prinsipnya mahasiswa diharapkan
dapat mengikuti dan menjalani semua kegiatan lapangan di
perusahaan tersebut. Bentuk aktivitas yang ingin penulis lakukan
antara lain :
a) Pengenalan lingkungan kerja.
Pada tanggal 17 Januari 2022 hari pertama kedatangan
di Rumah Mode Zahara Busana. Penulis melakukan
kegiatan pengenalan dengan seluruh karyawan dan seluruh
lingkungan kerja baik butik, ruangan jahit, ruang pola,
ruang menghias, ruang finishing dan seluruh ruangan
lainya.
7
BAB II
8
tambahan karyawan, pada awalnya hanya menyewa 3 petak rumah
kontrakan tempat Ia tinggal. Karena rumah petak tersebut tidak
memungkinkan lagi untuk bekerja, Ia akhirnya pindah ke ruko 2 lantai.
9
Pada tahun 2018 Zahara Busana mengikuti show di “ SKA
Wedding Expo 2018”. Pada tahun 2021 Zahara Busana mengikuti
show di “SKA Wedding Expo 2021”. Dan pada tahun 2021 Zahara
Busana juga mengikuti show di “Keduri Riau 2021”.
10
Sumber : Dokumentasi Pribadi
11
Gambar 5 : Koleksi di Rumah Mode Zahara Busana
B. Struktur Organisasi
12
Gambar 6. Struktur Organisasi
1. Direktur
2. Asisten Direktur
13
Asisten pimpinan rumah mode zahara busana yaitu Fitri Hastania
yang dipercaya dan bertugas sebagai asisten manager untuk mengontrol
manajemen dan administrasi perusahaan.
3. Desainer
4. Bagian Produksi
a. Pola
b. Memotong
14
Gambar 7 : Proses Cutting di Rumah Mode Zahara Busana
c. Menjahit
15
d. Memayet
e. Membordir
f. Pengadaan Barang
g. Finishing
16
D. Gambaran Singkat Kegiatan yang dilakukan Industri tempat PLI
2. Memotong kain.
4. Menjahit beberapa model busana seperti kebaya, baju kemeja dan celana.
17
BAB III
PELAKSANAAN PLI
18
3. Mendesain dan melekatkan hiasan busana pesta dan kebaya
menggunakan brukat
5. Membuat longtorso
3. Desain Busana
19
Pengetahuan dan keterampilan mendisain busana dengan berbagai
macam sumber inspirasi untuk berbagai kesempatan. Dapat
merealisasikan sesuai disain.
4. Teknologi Busana
20
Pada saat menjalankan kegiatan PLI akan terlihat perbedaan dari teori
di kampus dengan yang ada dilapangan apalagi disaat pandemic seperti
sekarang mahasiswa dengan focus program studi Tata Busana sebagian
besar lebih memilih untuk melaksanakan PLI di Butik atau Rumah Mode
yang berada di daerah masing-masing. Penulis akan membahas
permasalahan yang terjadi selama penulis melaksanakan kegiatan PLI di
Rumah Mode Zahara Busana Pekanbaru diantaranya :
21
BAB IV
A. Aspek-Aspek Teoritis
Gaun Pesta atau Busana pesta adalah busana yang dikenakan untuk
menghadiri kesempatan acara pesta. Pesta merupakan sebuah acara sosial
yang dimaksudkan sebagai perayaan dan rekreasi. Busana pesta dibuat
lebih istimewa dari busana sehari-hari. Pendapat para ahli mengenai
pengertin gaun pesta
22
b) Menurut menurut Enny Zuhni Khayati (1998: 3) busana pesta adalah
busana yang dikenakan pada kesempatan pesta baik pagi hari, siang hari
dan malam hari.
23
Celemek panggul adalah bentuk pakaian yang paling sederhana
dibuat dari sehelai kain panjang yang dililitkan satu atau beberapa kali
pada tubuh bagian bawah dari pinggang sampai lutut atau sampai
menutup mata kaki. Busana atau pakaian ini sering disebut dengan
pakaian bungkus. Dalam perkembangannya pakaian ini dikenal dengan
nama kain panjang atau sarung.
2. Ponco
Ponco adalah bentuk dasar busana yang dibuat dari kain segiempat
dan diberi lubang ditengah untuk memasukkan kepala. Sisi baju tidak
dijahit.
3. Tunika
Pengembangan bentuk dasar ponco adalah tunika. Dibuat dari kain
segiempat, berukuran dua kali panjang antara bahu sampai mata kaki
atau sampai batas panggul. Kain dilipat dua menurut panjangnya,
dengan lipatan disebelah atas. Pada pertengahan dibuat lubang leher
dengan belahan pendek pada bagian tengah muka. Sisi-sisinya dijahit
dari bawah hingga + 25cm sebelum lipatan. Bagian yang tidk dijahit
dipakai untuk memasukkan lengan. Di Indonesia peninggalan bentuk ini
disebut baju bodo dan baju kurung.
4. Kaftan
Kaftan merupakan perkembangan bentuk dasar tunika. karena dibuat
dari kain yang berbentuk segi empat. Bagian tengah muka dibuat
belahan sampai bawah, hingga cara mengenakannya tidak perlu melalui
kepala. Bentuk dasar busana ini di Indonesia dikenal dengan nama baju
kebaya.
24
4. Menunjukan jenis profesi
5. Menutupi kekurangan dari bagian tubuh.
Busana pesta pagi atau siang adalah busana yang dikenakan pada
kesempatan pesta antara pukul 09.00-15.00. Busana pesta ini terbuat dari
bahan yang bersifat halus, lembut, menyerap keringat dan tidak berkilau,
sedangkan pemilihan warna sebaiknya dipilih warna yang lembut tidak
terlalu gelap.
25
Gambar 10 : Busana Pesta Sore
26
Busana pesta malam resmi adalah busana yang
dikenakan pada saat resmi, mode masih sederhana,
biasanya berlengan tertutup sehingga kelihatan rapi dan
sopan tetapi tetap terlihat mewah.
27
a. Sutra
Sumber :https://fitinline.com/article/read/6-ciri-khas-kain
sutra-asli/, diakses 10 Juni 2022.
b. Kain Brokat
Sumber:https://sumbernesia.com/kain-brokat/, diakses
tanggal 10 juni 2022
c. Kain Satin
28
Kain yang ditenun dengan permukaan halus dan mengkilat.
Sumber :https://delphipages.live/id/seni-visual/seni-dekorasi
/satin, diakses 10 juni 2022
d. Tile
e. Sifon
29
Gambar 16. Kain Sifon
a. Bordir
Corak yang dijait membentuk suatu pola atau gambar yang khas
dengan ukuran yang tidak terlalu besar dan berada pada bagian badan
kebaya.
b. Renda
30
5. Proses Pembuatan Busana Pesta Secara Umum
a. Pembuatan Desain.
31
Pola juga menentukan suatu busana, pola yang dibuat harus
benar dan tepat. Membuat pola kita juga harus memperhatikan
bentuk tubuh dan bentuk pola yang dibuat apakah bentuk pola
tersebut sesuai dengan bentuk tubuh sipemakai. Sistem pembuatan
pola bermacam-macam yaitu pola sistem Dressmaking, So-en,
Charment, Dankers, Sistem Indonesia dan lain-lain. Setiap pola
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
32
Lebar muka diambil dengan cara mengukur dari tulang
leher muka turun 5 cm. Kemudian dari batas 5 cm, ukuran
diambil horizontal dari tengah kerung lengan kiri muka ke
tengah lingkar kerung lengan bagian kanan muka.
33
Lingkar ujung lengan diambil dengan mengukur
sekeliling pergelangan tangan sesuai dengan selera atau
desain.
c. Memotong bahan.
e. Proses Menjahit
34
Proses menghias kebaya untuk menambah keindahan dari
kebaya tersebut. Hiasan disesuaikan dengan model dan bahan
kebaya.
35
a. Berikut beberapa Busana Pesta di Rumah Mode Zahara Busana :
Sumber :https://www.instagram.com/p/CBSa9T7hTBB/?igshid=YmMyMTA2M2
Y=, di akses 10 juni 2022
36
Sumber:https://www.instagram.com/p/B_Fgn7fBxYw/?igshid=YmMyMTA2M2
Y=, di akses 10 juni 2022
Sumber:https://www.instagram.com/p/B8_Pd10hBSB/?igshid=YmMyMTA2M2
Y=, di akses 10 juni 2022
Sumber:https://www.instagram.com/p/BwDi4fFhIk7/?igshid=YmMyMTA2M2Y
=, di akses 10 juni 2022
37
b. Desain Ilustrasi Busana Pesta oleh Penulis yang Dilakukan di Rumah
Mode Zahara Busana
38
c. Desain Struktur Gaun Pesta oleh Penulis yang Dilakukan di Rumah
Mode Zahara Busana
Kerah Bulat
Berdiri
Menggunakan
Ikat Pinggang
Lengan
Suai
Auter Bahan
Tile Borkat
Rok A
39
2. Selanjutnya pembuatan Pola, Zahara Busana memiliki sistem pola
sendiri.
2) Lingkar pinggang : 63 cm
3) Lingkar panggul : 89 cm
4) Lebar muka : 30 cm
5) Lebar punggung : 32 cm
6) Bahu : 36 cm
7) Pj punggung : 36 cm
8) Pj Ping. Depan : 35 cm
9) Pj Ping. Belakang : 36 cm
13) L. ketiak : 36 cm
40
17) Pangkal lengan : 41 cm
41
Gambar 24. Pecah Pola Badan
Keterangan :
Pola Depan :
A-A2 : 8 cm
A-B : 7 cm
A-C:A-D+1
A-D:½A-D3:2+1
42
D-E : ¼ lingkar badan
D3-E2 : D3-E1 : 2
Pola Belakang :
A-B1 : 8 cm
43
Gambar 25. Pola Auter
44
c. Pola Lengan Gaun Pesta di Rumah Mode Zahara Busana
Keterangan :
45
Gambar 27. Pola Dasar Rok Zahara Busana
46
Gambar 28. Pecah Pola Rok
A-A1 : ½ A-D
47
A2-A3 : kup
a. Menggelar Bahan
48
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggelar bahan yaitu :
c . Memberi Tanda
49
lain- lain. Lalu menggunakan kampuh terbuka pada bahan yang bertekstur
tebal seperti tafetta, saten, katun dan lainnya.
50
Gambar 31. Menjahit Sisi Bahu
51
Sumber : Dokumentasi Pribadi
9. Stik bagian kerung lengan kemudian kerut sedikit agar hasil lengan
bagus.
52
10. Satukan lengan dengan kerung lengan badan lalu obras dan press
dengan menggunakan bantal press.
11. Untuk bagian bawah jahit kecil atau stik bersih bahan polosnya.
2. Setelah itu jahit bagian sisi dan jahit sisi tile pada lengan outer
c. Pemasangan Hiasan
1. Pemasangan Payet
53
Gambar 34. Detail Payet Outer
54
Sumber : Dokumentasi Pribadi
d. Penyelesaian (Finishing)
1. Pemeriksaan
2. Pembuangan benang
3. Pengepresan
55
4. Penyimpanan
C. Pembahasan/Ulasan
56
apabila baju tersebut hiasannya lepas, ukuran baju ingin dikecilkan atau
dibesarkan, serta segala jenis permak siap ditangani.
3. Rumah Mode Zahara Busana selalu melakukan dry clean pada busana
yang telah selesai sebelum diberikan kepada pelanggan.
4. Yang menjadi salah satu ciri khas Rumah Mode Zahara Busana yaitu
selalu menggunakan hiasan bordiran dan juga payet pada pakaian yang
dibuat sehingga menimbulkan kesan mewah pada pakaian.
6. Dari segi ukuran yang digunakan dalam pembuatan pola, Rumah Mode
Zahara Busana menggunakan ukuran panjang pinggang depan dengan
ukuran panjang pinggang belakang, apabila ukuran selisih panjang
pinggang tersebut terlalu jauh maka dibagi 2 kemudian dijadikan patokan
garis pinggang sisi dalam pembuatan pola. Namun apabila selisih jatuh
pinggang tidak melebihi 2 cm maka yang menjadi patokan nya adalah garis
pinggang yang lebih pendek. Karna menurut pemilik Rumah Mode tersebut
jatuh pinggang depan dan belakang itu berbeda sehingga akan
mempengaruhi hasil busana tersebut. Sedangkan secara teori sistem
pembuatan pola Dressmaking dan So-en tidak memerlukan ukuran tesebut.
57
Pola Sistem Zahara Busana Pola Sistem Dressmaking
P. punggung
Pj. ping belakang
Gambar 37. Perbandingan Garis Sisi Pola Zahara Busana dan Dressmaking
58
Gambar 38. Pengambilan Ukuran Panjang Pinggang Depan
8. Pola muka dan belakang baik pola badan dan rok di Rumah Mode
Zahara Busana memiliki ukuran yang sama, sedangkan secara teori, sistem
pembuatan pola Dressmaking dan So-en memiliki selisih 2 cm yaitu pola
bagian muka lebih besar dibandingkan pola bagian belakang.
9. Garis bahu pada pola bagian depan di Rumah Mode Zahara Busana
tidak lurus, melainkan sedikit lengkung, karna bahu depan tidak datar.
59
Sedangkan untuk bahu belakang digaris lurus. Sedangkan secara teori,
sistem pembuatan pola Dressmaking dan So-en untuk garis bahu bagian
depan dan belakang di garis lurus.
Gambar 40. Perbandingan Garis Bahu Pola Zahara Busana dan Dressmaking
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
61
Berdasarkan keseluruhan kegiatan Pengalaman Lapangan Industri yang
penulis lakukan di Rumah Mode Zahara Busana selama 4 bulan, penulis
dapat memberikan saran-saran demi kemajuan dimasa yang akan datang,
yaitu sebagai berikut :
62
DAFTAR PUSTAKA
63
Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan PLI
Gambar 41.Foto saat Fitting Akhir Produk Bersama Pemilik Zahara Busana
64
Gambar 43. Penyerahan Kenang-kenangan dan sertifikat dan Foto Bersama
Pemilik Zahara Busana
65
Gambar 45. Foto Acara Fashion Show Produk Zahara Busana
66
Gambar 47. Proses Merapikan Busana Dengan Stimer
67
Gambar 49. Proses Menggunting Longtorso
68
Gambar 51. Proses Meletakkan pola longtorso di atas pelapis
69
70
71