Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI

POLA CELANA KERJA WANITA DI DUNIA BARU TAILOR

Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah


Praktik Lapangan Industri (PLI)

Oleh:

PUTRI VANISHA
NIM.20077040

PROGRAM STUDI D3 TATABUSANA


JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022

i
KATA
PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan atas berkat rahmat dan hidayah dari
Allah SWT yang telah memberikan penulis kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Praktik Lapangan Industri (PLI) sebagaimana mestinya. Sholawat
beriring salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa
umatnya dari alam tanpa ilmu pengetahuan sampai kepada alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi syarat menyelesaikan mata kuliah Praktik
Lapangan Industri (PLI) yang telah penulis laksanakan di Dunia Baru Tailor , Padang.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof.Drs.H.Ganefri,M.Pd.,Ph.D Selaku Rektor Universitas Negeri Padang
beserta jajaran.
2. Ibu Dra. Ernawati, M.Pd, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Pariwisata dan Perhotelan
Universitas Negeri Padang.
3. Ibu Sri Zulfia Novrita, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Kesejahteraan
Keluarga, Fakultas Pariwisata dan Perhotelan, Universitas Negeri Padang (UNP)
4. Ibu Puspaneli, S,Pd, M.pd selaku Dosen Pembimbing Praktek Lapangan Industri
(PLI)
5. Kim Tan Boen selaku pembimbing dan sekaligus pimpinan Tailor

6. Seluruh karyawan/wati Dunia Baru Tailor

7. Rekan-rekan PLI di Dunia Baru Tailor dan pihak-pihak yang telah mendukung
terselesaikannya laporan ini.
8. Keluarga besar yang telah memberikan dukungan penuh baik secara moril maupun
materil, terutama ayah, bunda, kakak, adik dan teman-teman saya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan laporan ini belum
sempurna. Akan tetapi ketidak sempurnaan ini kiranya dapat diambil hikmah dan
pelajaran yang berharga, sehingga tidak terulang lagi kesalahan untuk kedua kalinya.

ii
Dengan harapan laporan ini menjadi inspirasi dalam pengembangan dan bermanfaatan
besar bagi semua pihak yang membutuhkan, dan kedepanya diharapkan adanya
perbaikan pada laporan ini.

Padang, Desember 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI
DATAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini diperlukan sumber daya manusia yang terampil, profesional
serta mampu menggali dan menampilkan potensi diri dalam kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Hal ini bertujuan untuk mendukung pembangunan,
khususnya disektor industri. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ini
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan,
mengembangkan, dan menguasai IPTEK dalam rangka pencapaian proses
industrialisasi demi terwujudnya bangsa Indonesia yang maju, mandiri dan
sejahtera.
Tujuan utama pendidikan nasional sebagaimana dirumuskan undang-
undang. Diarahkan pada pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia
(SDM), yakni manusia Indonesia seutuhnya yang memiliki wawasan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), memiliki keterampilan dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilaksanakan suatu program
pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan. Hal ini dimaksudkan agar
dunia pendidikan dengan dunia industri memiliki keterkaitan yang baik dalam
hubungan yang saling membutuhkan, melengkapi dan saling mendukung proses
pencapaian pembangunan.

Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang sebagai salah satu
lembaga pendidikan yang bertugas menghasilkan tenaga kerja yang profesional
dalam bidangnya, mengembangkan tugas dan amanah sebagaimana yang telah
dirumuskan dalam undang-undang. Selain itu berupaya melaksanakan program-
program pendidikan yang bertujuan menghasilkan lulusan-lulusan yang tidak
hanya memahami ilmu pengetahuan dan teknologi, akan tetapi juga mampu
mempraktekkan serta mengembangkannya baik di dunia pendidikan maupun di
dunia industri(usaha).

1
Salah satu cara untuk memenuhi tujuan diatas, Fakultas Pariwisata dan
Perhotelan Universitas Negeri Padang (FPP-UNP) mengirimkan mahasiswanya
yang telah memenuhi persyaratan ke dunia industri untuk melaksanakan
Pengalaman Lapangan Industri (PLI). Pengalaman Lapangan Industri adalah suatu
kegiatan intra kurikuler dalam kelompok mata kuliah bidang studi jenjang program
Strata 1 (S1), Diploma 4 (D4), dan diploma 3 (D3) pada semua jurusan.
Berdasarkan kurikulum 2017 Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
konsentrasi Tata Busana, mata kuliah yang berbobot 4 SKS ini diwajibkan bagi
seluruh mahasiswa.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan Jurusan Ilmu
Kesejahteraan Keluarga konsentrasi Tata Busana adalah kemampuan dan
pengetahuan tentang pola busana. Berdasarkan dengan hal diatas penulis sangat
tertarik untuk mengetahui tentang “Pola Celana Wanita Di Dunia Baru Tailor”.
Tapi tidak tertutup kemungkinan untuk menggali pengetahuan dan pemahaman
tentang busana selain dari pola busana tersebut. Hal diatas mendorong penulis
memilih lapangan industri ini sebagai tempat melaksanakan pengalaman lapangan
industri. Oleh karena itu, penulis memilih Dunia Baru Tailor yang beralamat di
Jalan Raden Saleh, No.19 B Rimbo Kaluang, Padang Barat, selama 5 bulan
terhitung sejak tanggal 20 Juli sampai 20 Desember 2022. Sebagai tempat
pelaksanaan kegiatanPengalaman Lapangan Industri (PLI).
Dunia Baru Tailor adalah Tailor sekaligus butik eksklusif dengan proses
produksi secara individual sesuai dengan pesanan (custome made). Dunia Baru
Tailor memiliki target pasar yaitu golongan masyarakat berpendapatan

menengah ke atas. proses produksi secara individual sesuai dengan pesanan.


Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik melakukan Pengalaman
Lapangan Industri di Dunia Baru Tailor.
Di bawah arahan dari Ibuk Tan Boen Kin Nio, mahasiswa diberi
kesempatan untuk mengamati dan terlibat pada segala bentuk kegiatan operasional
yang dilakukan mulai dari konsep desain, pembuatan pola, pemotongan kain,
penjahitan, proses finishing dan fitting. Hal ini diharapkan agar mahasiswa dapat
mempelajari setiap proses yang berlangsung dan memecahkan masalah.

2
B. Tujuan PLI
1. Tujuan Umum
Secara umum pelaksanaan PLI bertujuan untuk mendapatkan
pengetahuan praktis di lapangan/industri melalui keterlibatan langsung dalam
berbagai kegiatan di dunia usaha/industri, memupuk sikap dan etos kerja
mahasiswa sebagai calon tenaga kerja profesional yang siap kerja.
Sesuai dengan buku panduan Pengalaman Lapangan Industri FPP
Universitas Negeri Padang secara umum pelaksanaan Pengalaman Lapangan
Industri memiliki tujuan yaitu mendapatkan atau menggali pengetahuan praktis di
lapangan/industri melalui keterlibatan langsung dalam berbagai kegiatan di dunia
usaha/industri, memupuk sikap dan etos kerja mahasiswa sebagai calon tenaga
kerja profesional yang siap kerja, serta mampu membahas suatu topik yang
ditemui di lapangan melalui metode analisis ilmiah ke dalam bentuk suatu laporan
PLI. Pengalaman Lapangan Industri memiliki tujuan umum sebagai berikut:

1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang kejuruan melalui


keterlibatan langsung dalam berbagai kegiatan industri.
2) Dapat memperluas wawasan serta kreatifitas mahasiswa.

3) Berusaha untuk mendapatkan dan mempelajari sesuatu yang baru serta


menguasai informasi sedini mungkin untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan.
4) Dapat menerapkan ilmu yang didapat selama kuliah dalam lapangan
industri yang sebenarnya.
5) Mampu membentuk kepribadian untuk menghadapi tantangan di Era
Global.
6) Untuk melatih disiplin kerja serta mampu bekerja sesuai dengan standar
ketepatan dan kecepatan dalam upaya meningkatkan komitmen dan mampu
meningkatkan profesionalisme kerja.
7) Sesuai dengan jurusan dan program studi maka penulis mengambil topik
tentang pola. Topik ini dipilih dengan tujuan meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan agar mampu menciptakan sesuatu yang baru.

3
2. Tujuan Khusus

Secara khusus pelaksanaan PLI bertujuan sebagai berikut:

a) Mengetahui persiapan tempat kerja, alat dan bahan dalam tahapan proses
menghias busana di Dunia Baru Tailor.
b) Mengetahui dan mempelajari teknik pembuatan dan pengembangan pola
busana yang digunakan di Dunia Baru Tailor.
c) Melatih kedisiplinan kerja, serta bekerja sesuai dengan standar ketepatan
dan kecepatan dalam profesionalisme di butik.
d) Mengetahui dan mempelajari sesuatu yang baru dan menguasai informasi
sebanyak mungkin guna meningkatkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan.

e) Memperluas wawasan serta kreatifitas mahasiswa.

f) Dapat menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan kegiatan


lapangan industri.
g) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang kejuruan secara
langsung dalam berbagai kegiatan industri.
h) Melatih kedisiplinan kerja, serta bekerja sesuai dengan standar ketepatan
dan kecepatan dalam profesionalisme di dunia industry.
i) Dapat membentuk kepribadian yang mampu menghadapi tantangan
dimasa yang akan datang.

C. Ruang Lingkup Kerja

Ruang lingkup kerja selama pelaksanaan PLI tentunya berhubungan


dengan pembuatan busana. Kegiatan yang dilakukan mulai dari pembuatan desain
busana, desain moif hiasan busana, memilih bahan sesuai dengan desain,
mengambil ukuran, membuat pola dasar, memebuat pecah pola, memotong bahan,
memindahkan tanda pola, menjahit busana, menghias busana, hingga finishing
busana.
Dalam pelaksanaan di tempat kerja, penulis di tempatkan dibagian
produksi. Pekerjaan yang dilakukan meliputi menjahit, membuat pola dan

4
menghias busana. Penulis melaksanakan tugas berdasarkan perintah dan instruksi
yang telah diberikan oleh asisten atau pimpinan boutique sendiri. Selama bekerja,
penulis diperbolehkan untuk memasuki ruangan manapun sesuai keperluan dengan
seizin asisten dan atau pimpinan boutique.

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PLI

Praktek Lapangan Industri (PLI) dilaksanakan selama 5 bulan. Praktek


Lapangan Industri (PLI) dilaksanakan pada semester Juli-Desember 2022
dimulai dari tanggal 20 Juli sampai Desember 2022. Tempat pelaksanaan PLI
yaitu bertempat di Dunua Baru Tailor yang beralamat di Jalan Raden Saleh No.19
B.

E. Perencanaan Kegiatan PLI


Waktu Pengalaman Lapangan Industri ini diharapkan dapat dilaksanakan
selama 4 bulan yaitu tanggal 20 Juli 2022 s/d 20 Desember 2022 dengan rincian
kegiatan sebagai berikut :

N Tanggal Kegiatan
o

1 20 Juli 2022 Orientasi dan observasi tempat

2 21 Juli – 10 Ikut serta dalam pekerjaan


Desember 2022

3 20 Desember Pembuatan draft


2022

Table 1. Perencanaan Kegiatan PLI

1. Kondisi Tenaga Kerja


Karyawan di Boutique Dunia Baru Tailor, sebagian besar berasal dari
Padang, Sumatera Barat. Jumlah tenaga kerja di Dunia Baru Tailor ada delapan
orang yang memiliki tugasnya masing-masing.

5
2. Pengaturan Jam Kerja

Pengaturan jam kerja yang diberlakukan di Boutique Dunia Baru Tailor


yaitu setiap hari masuk jam 09.00 sampai 17.00 WIB kecuali hari minggu dan
hari libur Nasional. Setiap harinya karyawan memiliki waktu satu jam untuk
istirahat. Karyawan mendapatkan libur satu sampai dua minggu pada saat libur
lebaran.
3. Kegiatan Observasi PLI

Praktek Lapangan Industri harus dilaksanakan oleh setiap


mahasiswa yang sebelumnya melakukan observasi terlebih dahulu agar
mahasiswa dapat mengenal lingkungan industri yang akan dijalankan. Dari
observasi tersebut mahasiswa bisa mendapatkan gambaran tentang perusahaan
dan kegiatan yang mungkin bisa dilakukan selama berada di industri.

6
BAB II
PEMBAHASAN
GAMBARAN UMUM INDUSTRI TEMPAT PLI

A. Deskripsi Industri/Instansi

1. Sejarah berdirinya Dunia Baru Tailor

Dunia Baru Tailor merupakan usaha tailor yang bertempat di Jl. Raden Saleh
No.19 B Padang, Sumatera barat. Dunia Baru tailor yang bercabang dikota Padang ini
merupakan cabang dari Bola Dunia Tailor yang merupakan salah satu tailor terbesar
dan terpercaya di Kota Pekanbaru, berlokasi berada di Jalan Teuku Umar Nomor 80 D
Pekanbaru. Dunia Baru Tailor, tidak banyak cerita atau lika liku tentang pembangunan
tailor ini, berawal dari pendiri Andre Kurniawan dan keluarga.
Dunia sendiri telah berdiri sejak tahun 1970 an lalu di Kota Padang, Sumatera Barat.
Awalnya usaha laundry keluarga, lalu merambah ke tailor karena permintaan
konsumen. Usaha ini dahulunya sering berpindah-pindah namun sejak 2006 usaha ini
menetap dikota Padang.
Usaha ini tersebut terus berkembang dan dunia baru group yang kini sudah
memiliki 4 cabang, yakni dikota Padang, Pekanbaru, Jambi dan Makassar. Untuk
Pekanbaru dengan nama Bola Dunia Tailor dan untuk Padang ,Jambi dan Makassar
dengan nama Dunia Baru Tailor.
Tailor ini menerima membuatan seragam kantor, jas, kemeja batik, dan lain
sebagainya. Bahan yang digunakan di tailor ini, biasanya di import dari luar negeri.
Namun juga ada beberapa bahan lokal seperti bahan dasar batik, tergantung baju atau
pakaian apa yang hendak dibuat konsumen. Selain itu, yang menjadi keunggulan
tempat ini adalah servisnya kepada pelanggan. Pelanggan dibuat seperti raja sehingga
merasa puas dengan hasil kerja dari tim Dunia Baru Tailor. masalah kualitas jahitan,
tempat ini tidak perlu diragukan lagi, karena terbukti dari lamanya Bola Dunia Tailor
berdiri hingga saat ini. Selain itu, tailor ini juga telah dipercaya oleh berbagai kalangan
untuk membuat seragam penting, mulai dari anggota dewan, pemerintahan, bahkan
masyarakat umum.

7
2. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : Dunia Baru Tailor
Alamat : Jl. Raden Saleh No.19 B Padang, Sumatera barat.
Hp/Telepon : 0751 7057388
Email : duniabarutailor@gmail.com
Bidang Usaha : Tailor dan Boutique
Tahun Berdiri : 1990
Jenis Produk : Seragam kantor, jas, kemeja batik Busana Muslim, Kebaya, kemeja
pria, gaun anak, jas anak, dll
Jaringan Pemasaran : Seluruh Indonesia

Gambar 1. Dunia Baru Tailor


Sumber: dokumentasi

8
3. Jenis Produk
Dunia Baru Tailor merupakan usaha tailor yang menerima membuatan seragam
kantor, jas, kemeja batik, dan lain sebagainya. Bahan yang digunakan di tailor ini,
biasanya di import dari luar negeri. Namun juga ada beberapa bahan lokal seperti bahan
dasar batik, tergantung baju atau pakaian apa yang hendak dibuat konsumen.

B. Struktur Organisasi Industri

Pimpinan :
Andre Kurniawan

Menejer :
Tan Boen Kin Nio

Koordinator/Designer

Pattern making cutting Sewing Finishing

Tan Boen Kin Nio • Sukawati • Pepi Ningsih • Diannita


• Pepi Ningsih • Leni Sepriyanti • Sisrianti
• Zainul • Pitra Nelly
• Hasan Basri • Nellyyanti
• Hendrita
• Chyka kurniaty
aprilia

Tabel 2. Struktur Organisasi Dunia Baru Tailor

Dari struktur organisasi diatas maka peranannya masing-masing adalah sebagai


berikut:
a. Pimpinan utama atau pemilik industri adalah orang yang memimpin dan
mengatur jalannya perusahaan. Di Dunia Baru Tailor pemimpin sekaligus
pemiliknya adalah Andre Kurniawan.

9
b. Pelayanan pelanggan serta pembuatan desain busana dan pengukuran
badan di Butik Dunia Baru Tailor dilakukan langsung oleh Tan Boen Kin
Nio.
c. karyawan pola adalah orang yang bertugas dalam pembuatan pola sesuai
dengan desain yang diinginkan pelanggan. Di Dunia Baru Butik yang
bertugas dalam posisi ini adalah pemilik butik sendiri yaitu Tan Boen Kin
Nio.
d. Karyawan gunting adalah orang yang menggunting bahan. Di Dunia Baru
Butik yang bertugas dalam posisi ini adalah Sukawati, Pepi Ningsih, Zainul
dan Hasan Basri.
e. Karyawan jahit yang bertugas dalam proses menjahit Di Dunia Baru butik
yang bertugas dalam posisi ini ada 6 orang yaitu Pepi Ningsih, Leni
Sepriyanti, Pitra Nelly, Nellyyanti, Hendrita dan Chyka kurniaty aprilia.
f. Karyawan menghias adalah orang yang menghias busana yang telah selesai
dijahit, dalam hal menghias dilakukan oleh Diannita dan Sisrianti.

C. Tugas Dan Fungsi Industri/ Tempat PLI


Dunia Baru Tailor merupakan usaha tailor yang menerima membuatan seragam
kantor, jas, kemeja batik, dan lain sebagainya. Dunia Baru Tilor yang bercabang di
Padang menerima pembuatan Busana wanita yang biasa dikenal dengan Butik Dunia
Baru khusus busana wanita yang dipegang langsung oleh menejer yaitu ibu Tan boen
Kin Nio. Jenis penjahitan busana wanita ini sendiri yaitu kebaya, blazer wanita, baju
pesta, seragam sekolah, baju kurung dll sesuai dengan permintaan konsumen.

Dalam memproduksi busana Butik Dunia Baru selalu berusaha menambahkan


hiasan aplikasi dan payet untuk menambah kesan mewah. Hal ini dilakukan oleh
Butik Dunia Baru untuk menunjukkan hasil kualitas produk yang maksimal.

D. Gambaran singkat Kegiatan yang dilakukan Industri Tempat PLI


Kegiatan yang dilakukan di dalam Industri layaknya kebanyakan kegiatan yang
dilakukan oleh Industri pembuatan busana dimanapun. Kegiatan tersebut dimulai
dari mendesain busana yang diinginkan oleh costumer. Pembuatan desain busana

10
dilakukan langsung oleh menejer butik, yaitu ibu Tan Boen Kin Nio sendiri. Setelah
di desain sesuai dengan keinginan costumer, dilanjutkan dengan pengambilan ukuran
tubuh dan pembuatan pola yang juga dilakukan oleh menejer butik, ibu Tan Boen
Kin Nio.
Pola yang telah dibuat kemudian diletakkan pada bahan untuk proses
penguntingan. Bahan yang telah digunting akan dilanjutkan pada proses penjahitan
yang dibantu oleh karyawan. Busana yang telah dibuat, dicek quality control oleh
menejer. Setelah lulus tes quality control kemudian busana yang dihasilkan dihias
menggunakan sulam payet, menghias dengan brokat tempel, atau dengan sesuai
keinginan konsumen.
Proses penghiasan dapat memakan waktu 1 – 4 hari tergantung banyaknya hiasan
busana yang diinginkan konsumen. Proses menghias busana dilakukan oleh
karyawan sesuai keinginan konsumen. Pada akhir pembuatan busana di setrika dan
digantung agar lebih rapi.
Produksi di Butik Dunia Baru bersifat fluktuatif pada setiap bulannya tergantung
pada pesanan yang diterima. Jumlah mesin penunjang proses produksi terdiri dari 8
mesin jahit, 1 mesin obras, 1 alat pembuat kancing bungkus, dan 2 setrika. Sarana
penunjang produksi di Butik Dunia Baru antara lain tenaga listrik dengan kapasita
5000 VA, pergudangan yang terdiri dari gudang kain, gudang aksesoris, dan ruang
pas.
Di Dunia Baru kegiatan yang mahasiswa PLI lakukan adalah ikut serta dalam
proses produksi. Mahasiswa PLI ikut langsung dalam proses produksi dan proses
menghias busana. Dalam proses produksi mahasiswa PLI ikut serta dalam proses
pembuatan pola serta proses menjahit busana hingga selesai, selain itu juga
mengerjakan bagian permakan busana dan bagian finishing serta menghias busana
yang telah selesai dijahit.

11
BAB III
PELAKSANAAN PLI

A. Tugas dan Peran di Industri


Sebagai mahasiswa yang sudah mendapatkan materi perkuliahan selama kurang
lebih 2 tahun maka mahasiswa sekiranya sudah memiliki modal teori yang memadai
sehingga dapat terjun langsung untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai sistem
bekerja dibutik. Jika sebelumnya mahasiswa hanya mengetahui teori desain,
menjahit, serta menghias dikampus kini mahasiswa mendapatkan ilmu pengetahuan
dan pengalaman lebih banyak dengan melalui PLI di butik yang sudah ditentukan.
Sesuai dengan tujuan PLI yang sudah dijelaskan diatas bahwa tujuan PLI ini juga
mengembangkan jiwa profesionalitas, jiwa kewirausahaan, etos kerja, serta kreatifitas
mahasiswa dengan mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajarinya dikampus.
Sejalan dengan hal tersebut maka tugas dan peran mahasiswa selama
melaksanakan PLI di Butik Dunia Baru adalah menerapkan apa yang sudah
didapatkan selama perkuliahan di Butik Dunia Baru. Mahasiswa akan mempelajari
lebih banyak mengenai proses produksi suatu adibusana sesuai dengan ketentuan
tempat industri tersebut. Mahasiswa juga dapat meneliti beberapa hal yang sudah
dijadikan fokus penelitian dan dapat dijadikan sebagai referensi kedepannya untuk
berbisnis fashion kedepannya.

Pada laporan Praktek Lapangan Industri (PLI), penulis mengambil focus


mengenai “Pola Celana Kerja Wanita Di Dunia Baru Tailor”.
Seperti yang diketahui bahwa pembuatan pola pakaian kerja dan jas di Dunia Baru
dilalukan secara langsung dibahan oleh karyawan mahir khusus pola. Dari
pengamatan yang dilakukan, Dunia Baru menggunakan cara khusus yang pernah
beliau pelajari dan belajar dari pengalaman dengan pola-pola lain sehingga tercipta
pola yang sesuai dan tepat untuk digunakan.

B. Uraian Kegiatan PLI


Selama masa kegiatan Praktek Lapangan Industri yang dilaksanakan dalam waktu 5
bulan, banyak kegiatan yang penulis lakukan dalam rangka menambah wawasan dan
pengetahuan penulis di DuniaBaru , dengan uraian kegiatan sebagai berikut :

12
1. Menerapkan ilmu yang sudah penulis dapatkan selama kegiatan perkuliahan, yaitu
pembuatan pola, teknik jahit, serta teknik menghias busana.
2. Mempelajari ilmu-ilmu baru yang didapatkan selama pelaksanaan kegiatan PLI,
seperti pembuatan pola dasar badan wanita, pola dasar anak, pembuatan pola blazer
wanita, teknik jahit blazer wanita, pola kemeja pria dan teknik-teknik jahit, yang
tentunya ada perbedaan apa yang dipelajari diperkuliahan dengan apa yang didapatkan
selama pelaksanaan PLI.
3. Ikut serta membantu proses produksi busana di tempat PLI.
Melakukan penelitian terkait dengan topik bahasan/fokus kegiatan untuk laporan PLI

C. Relevansi Materi PLI dengan Materi Perkuliahan


Mata kuliah yang berkaitan dengan kegiatan industri yang penulis ambil yaitu:
No. Nama Mata Kuliah SKS Sinopsis
1. Etika Profesi dan estetika 2 Pengertian, fungsi, dan bagaimana
pelayanan terhadap konsumen.

2. Dasar Teknologi busana 3 Membahas konsep dasar teknologi


busana, alat-alat, bahan menjahit dan
teknik menjahit (membentuk model
busana dan teknik penyelesaian
busana) serta menerapkan pada
busana.
3. Flat patern desain 3 Pengetahuan dan keterampilan pecah
pola bidang datar serta
mengaplikasikannya pada berbagai
model busana.

4. Busana Pria 3 Membahas tentang konsep dasar


Busana Pria, pengertian, syarat-syarat
(bahan,warna,fungsi) maupun
menganalisis model, pecah pola, dan
terampil membuat Busana Pria.

13
5. Tailoring 3 Pengetahuan tentang konsep dasar
membuat blazer dan jas (mengukur,
menentukan bahan, merancang bahan)
serta mampu membuat blazer wanita.

6. Desain Busana 2 Pengetahuan dan keterampilan


mendesain dengan bermacam-macam
sumber inspirasi untuk berbagai
kesempatan, dapat merealisasikannya
sesuai dengan desain serta mampu
mengelola peragaan busana.
7. Konstruksi Pola Busana 3 Pengetahuan dan keterampilan tentang
mengambil ukuran dan membuat
beberapa sistem pola konstruksi,
penyesuaian pola standart, fitting dan
pengaplikasiannya.
8. Busana Etnik 3 Pengetahuan dan keterampilan dalam
perpaduan bahan tradisional dari
Indonesia sehingga menjadi suatu
busana yang mewah sesuai dengan
konsep design.
9. Desain ragam hias 3 Membahas konsep dasar desain ragam
hias (jenis-jenis ragam hias : naturalis,
geometris, dekoratif, pola hiasan)
mampu mendesain hiasan untuk
pakaian kerja dengan ragam hias
berbagai Negara.
10. Produksi Busana anak 2 Relevansi materi perkuliahan dengan
kegiatan ditempat PLI adalah
mengenai pengetahuan tentang
pembuatan desain busana anak terkait
dengan model serta warna yang cocok

14
digunakan untuk anak, pembuatan
pola anak, hingga hiasan yang cocok
diaplikasikan pada busana anak.

11. Manajemen Usaha 2 Relevansi materi perkuliahan dengan


kegiatan dibutik adalah mengenai
konsep dasar industri busana,
penerapan dan penguasaan
keterampilan dalam pengelolaan
berbagai jenis industri busana, dengan
memperhatikan kualitas busana serta
cara memanajemen suatu usaha dalam
bidang busana.
12. Perkembangan Mode 2 Yaitu berupa pengetahuan tentang
Busana perkembangan mode busana yang
dapat menjadi acuan pembuatan suatu
busana, terutama mode busana yang
digemari atau trend pada masa kini,
mulai dari desain hingga hiasan yang
digunakan.
Tabel 3. Mata kuliah yang relevan dengan kegiatan PLI

D. Hambatan-hambatan dalam pekerjan dan Penyelesaiannya


Selama melaksanakan PLI penulis banyak mendapat tambahan ilmu berupa
keterampilan dan pengetahuan dibidang fashion, seperti busana yang sedang trend,
bentuk desain serta hiasan yang lebih diminati di industri dsb. Hambatan yang penulis
temukan saat PLI adalah kegiatan yang dilakukan selama diindustri hanya dibagian
produksi saja tidak dapat berinteraksi langsung dengan konsumen mengenai pelayanan
langsung kekonsumen, mendengarkan apa yang diinginkan konsumen dengan
pakaiannya dan pengukuran pola pada konsumen secara langsung karna itu semua
sudah dipegang oleh menejer sendiri dan dilakukan diruangannya secara tertutup.
Workshop seharusnya adalah tempat memproduksi busana mulai dari pembuatan

15
desain busana, pembuatan pola, pemotongan kain, penjahitan, sampai penyelesaian
akhir. Untuk menentukan lokasi workshop yang perlu diperhatikan adalah:
➢ Dekat dengan sumber material

➢ Dekat dengan pasar

➢ Mudah mendapat tenaga kerja

➢ Mudah fasilitas transportasi


Hambatan lainnya yang penulis temukan adalah kurangnya mesin jahit, sehingga
membuat pekerjaan menjadi tertunda dan tidak efisien waktu.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang penulis temukan, penulis
banyak bertanya kepada karyawan dan pemilik usaha. Terkait dengan penyelesaian masalah
mesin jahit yang tidak cukup, penulis berganti-gantian dalam penggunaan mesin jahit, untuk
memaksimalkan waktu yang ada sembari menunggu, penulis melakukan pekerjaan lain yang
dapat dilakukan selain menjahit. Penulis sering bertanya dan meminta saran kepada
karyawan yang bekerja dibutik. Seperti bagaimana cara menjahit yang benar sesuai dengan
ketentuan dari Dunia Baru, dan hal-hal yang harus dilakukan sebelum pembuatan pola dan
desain.
Dalam memaksimalkan waktu yang ada penulis sering bertanya mengenai teknik
pembuatan pola menurut masing-masing karyawan dan disitu juga penulis mendapatkan
ilmu yang berbeda dengan yang telah dipelajari selama masa perkulihan.sistem pembuatan
pola yang bervariasi tersebut penulis menyimpulkan dengan mempraktekkan dan
menggunakan sistem yang menurut penulis sesuai dan nyaman jika dipakai jadi sebuah
busana.

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
(Pembuatan Pola Celana Kerja Wanita Sistem Dunia Baru)

A. Aspek Teoritis
1. Sejarah Pola
Banyak metode pembuatan pola yang kita kenal dalam dunia Fashion, mulai dari
manusia mengenal busana, maka pada awalnya orang berpakaian atau berbusana
belum mengenal adanya pola, tetapi pada awalnya orang berbusana hanya dengan
tujuan untuk menutupi kemaluan dan untuk melindungi diri dari gangguan luar,
maka busana yang dipakai hanya dengan cara melilitkan langsung daun atau kulit
kayu atau bahan tekstil pada tubuh manusia.
Tetapi dengan majunya peradaban manusia dan meningkatnya budaya hidup
manusia, maka manusia selalu ingin menjadi lebih baik, ingin hidup lebih
berkualitas, ingin berpenampilan lebih menarik, maka keinginan manusia untuk
tampil lebih cantik, lebih anggun dan lebih menarik, juga terus berkembang dan
meningkat, sehingga untuk mendapatkan busana yang lebih baik, nyaman dan
menarik, manusia menciptakan Pola Dasar, sebelum dibuat menjadi busana, sehingga
dengan adanya pola dasar, busana dapat dibuat dengan berbagai jenis desain, sesuai
dengan keinginan.
Sampai pada tahun 1863 muncullah pelopor pola siap pakai yang dijual secara
komersial yaitu Ebenezer Butterick dari Massachusetts, Amerika Serikat. Pada
tahun 1863, Butterick dan istri menciptakan pola komersial dalam berbagai ukuran.
Sebelum ada kertas pola dari Butterick, pola hanya tersedia dalam satu ukuran, dan
penjahit harus membesarkan atau mengecilkan pola sesuai ukuran badan pemakai.
Pola kertas dari Butterick menjadi sangat populer pada tahun 1864.
Kemudian pada tahun 1952 Aenne Burda dan majalah mode Burda
Moden memopulerkan pola siap pakai di Jerman. Sejak tahun 1952 itulah, Burda mulai
menerbitkan pola pakaian. Setiap bulan Januari dan Juli, Burda menerbitkan katalog
terpisah berisi pola siap pakai untuk lebih dari 600 model pakaian dewasa dan anak-
anak. Selain berisi informasi langkah demi langkah yang mendetail tentang cara
menjahit pakaian, pola-pola tersebut juga dirancang untuk dipahami mulai dari penjahit

17
pemula hingga penjahit berpengalaman.
Di Jepang, sistem So-En dari Bunka Fashion College dan sistem Dressmaking
dari Dressmaker Jogakuin (sekarang Dressmaker Gakuin) mendominasi metode
menggambar pola. Hingga tahun 2005, majalah So-En diterbitkan sebagai majalah yang
memuat pola baju dan cara menjahit pakaian. Pesaingnya adalah
majalah Dressmaking yang pertama kali terbit tahun 1949, namun berhenti terbit sejak
Mei 1993.
Dalam sejarah pembuatan busana sudah banyak sekali jenis pola dasar yang sudah
diciptakan oleh para pemikir di bidang pembuatan busana. Masing-masing cara dan
sistem pembuatan pola dasar tersebut menggunakan cara-cara yang berbeda pula,
namun apapun dan bagaimana pun caranya, hasilnya tetap dinamakan Pola Dasar.
Masing- masing cara pembuatan pola dasar tersebut mempunyai kekuatan dan
kelemahan yang berbeda pula, tergantung pada kecocokan atau kebiasaan para
pengguna pola dasar tersebut. Secara umum macam-macam sistem atau metode
pembuatan pola dasar busana tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pola dasar metode Soen
b. Pola dasar J.H. Meyneke
c. Pola dasar Dressmaking
d. Pola dasar Danckaerts
e. Pola dasar Charmant
f. Pola dasar Cuppens Geurs
g. Pola dasar Bunka
h. Dan lain-lain

2. Pengertian Pola
Menurut Porrie Muliawan dalam Erna Setyowati (2006:2) pola adalah suatu
potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat pakaian, potongan
kain atau kertas tersebut mengikuti bentukukuran badan tertentu, sedangkan Djati Pratiwi
dalam ivana Natalia 2005:12 mengemukakan “pola adalah potongan kain atau kertas
yang dipakai sebagai contoh pedoman atau cetakan untuk membuat baju pada saat
menggunting bahan sebelum menjadi pakaian jadi”.
Jadi dapat diartikan bahwa pola adalah potongan bahankain atau kertas sebagai

18
pedoman atau contoh untuk membuat baju pada saat menggunting bahan atau kain
sebelum menjadi pakaian jadi yang dibuat menggunakan ukuran badan seseorang.
a. Macam-Macam Pola
1) Pola busana berdasarkan teknik pembuatannya
Pola busana berdasarkan teknik pembuatannya di bagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a) Pola Drapping
“Pola Drapping yaitu teknik pembuatan pola yang dibentuk diatas
badan sipemakai atau tiruannya yang biasa disebut dress form atau paspop”,
Djati Pratiwi dalam skripsi Ivana Natalia (2005:12), berpendapat bahwa
drapping berasal dari kata to drape yang berarti menyampirkan kain atau
kertas secara langsung pada kain atau boneka.
b) Pola Konstruksi
Pola konstruksi adalah pola untuk membuat pakaian yang didapat
dengan membuat gambar pola dengan perhitungan secara sistematis, pola ini
dibuat berdasarkan ukuran badan perorangan” menurut Djati pratiwi dalam
skripsi Ivana Natalia (2005:13). Pola konstruksi relatif lebih rumit dan
menemukan banyak waktu lebih lama jika dibandingkan dengan pola
drapping karena memerlukan ukuran-ukuran dan perhitungan khusus.
Ukuran-ukuran tersebut dihitung secara matematika dan digambar pada
kertas sehingga tergambar bentuk badan muka, badan belakang, lengan,
kerah, rok dan sebagainya (Porrie Muliawan, 2012:2).
c) Pola Kombinasi
Pola Kombinasi adalah perpaduan antara pola drapping dengan pola
konstruksi yaitu dalam pembuatannya sebagian menggunakan pola drapping
dan sebagian menggunakan pola konstruksi. Saat ini penggunaan pola ini
sering digunakan karena hasilnya lebih pas dibadan.
2) Pola busana berdasarkan bagiannya
Djati Pratiwi (2005:13) mengemukakan bahwa pola dasar berdasarkan bagiannya
dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a) Pola dasar badan yaitu pola bagian badan atas yang terdiri dari bahu, leher
sampai batas pinggang. Pola badan ini terdiri atas pola badan depan dan
pola badan belakang.

19
b) Pola dasar rok yaitu pola dasar yang dimulai dari pinggang kebawah sampai
lutut/mata kaki atau sesuai dengan batas yang diinginkan. Pola rok ini terdiri
atas pola rok depan dan pola rok belakang.
c) Pola dasar lengan yaitu pola bagian lenganyang dimulai dari kerung lengan
sampai siku/pergelangan tangan atau sesuai dengan panjang lengan yang
diinginkan.
3) Pola busana berdasarkan jenisnya
Erna Setyowati (2006:2), pola dasar busana berdasarkan jenisnya dibagi menjadi
3 yaitu:
a) Pola Konstruksi Busana Wanita yaitu pembuatan pola dengan menggunakan
sistem konstruksi sesuai dengan badan wanita
b) Pola Konstruksi Busana Pria yaitu pembuatan pola dengan menggunakan
sistem konstruksi sesuai dengan badan seorang pria.
c) Pola Konstruksi Busana Anak yaitu pembuatan pola dengan menggunakan
sistem konstruksi berdasarkan ukuran badan anak berusia 1 sampai 12
tahun.
4) Pola busana berdasarkan hasil jadinya
Pola dasar berdasarkan hasil jadi menurut Djati Pratiwi dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Pola Standart Pola standart adalah pola yang menggunakan ukuran badan
standart, yang berupa pola dasar dari teknik drapping atau konstruksi. Pola
standart terdiri atas pola badan, pola rok dan pola lengan dan tersedia untuk
anak dan dewasa. Pola ini tidak dapat dimanfaatkan langsung untuk
pembuatan busana karena masih harus dirubah dan disesuaikan dengan
model yang diinginkan.
b) Pola Rader Pola rader terdapat pada sehelai kertas yang lebar, dalam
selembar kertas ini dicetak pola-pola sesuai model dan tiap model dicetak
satu ukuran, setiap satu ukuran pola rader menggunakan tanda garis tertentu
untuk membedakan satu model dengan model yang lain. Pola ini sering
dijumpai pada majalah mode atau majalah wanita.
c) Pola Cetak Pola cetak merupakan satu stel pola dari satu model busana, yang
dikemas dalam amplop siap pakai, berisi lembaran pola yang sudah dirubah
atau disesuaikan dengan satu model busana.

20
b. Jenis-jenis Pola

Menurut Sri Wening (2014:7) pola berdasarkan teknik pembuatannya terbagi


menjadi dua macam, yaitu teknik draping dan teknik konstruksi.
1) Teknik Draping
Teknik pembuatan pola dengan teknik draping atau memulir, yaitu
pola dengan teknik memulir di atas badan sipemakai atau tiruannya (dress
form atau dummy). Menurut Agustin Rinartati (2004) pembuatan pola
dengan tenik draping adalah salah satu teknik pembuatan pola untuk
mewujudkan suatu busana yang dikerjakan secara langsung di badan boneka.
Sementara Widjiningsih (2006) menyatakan bahwa pembuatan pola dengan
teknik draping adalah cara pembuatan pola dengan menyampirkan bahan
atau kertas baik pada dress form maupun langsung pada badan seseorang.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik
draping merupakan teknik pembuatan pola dengan menyampirkan bahan
pada dress form maupun langsung pada badan seseorang untuk membuat
suatu busana.
2) Teknik Konstruksi atau Dua Dimensi
Teknik pembuatan pola dengan konstruksi atau flat pattern merupakan
pembuatan pola di atas kertas yang berupa dua dimensi. Menurut Suryawati
(2011:2) pola konstruksi adalah pola yang dibuat berdasarkan ukuranadan
seseorang. Pola konstruksi terbagi menjadi dua yaitu:
a) Pola yang dibuat berdasarkan ukuran badan
b) Pola jadi atau pola dasar
Menurut Djati Pratiwi (2001) pola berdasarkan teknik pembuatannya
dibagi menjadi dua macam yaitu :
1) Pola dasar yang dibuat konstruksi padat atau kubus
2) Pola dasar yang dibuat dengan konstruksi bidang dasar atau flat pattern

c. Sistem Pembuatan Pola

Soekarno (2002:19-48) membagi sistem pembuatan pola dasar menjadi tujuh yaitu
sistem Dressmaking, Soen, Cuppen Geurs, Meyneke, Charmant, Danckaerts, dan Leeuw

21
Van Rees. Sementara Husna Widyani (2016:27-39) membagi sistem pembuatan pola
dasar menjadi tiga yaitu sistem Danckaerts, Charman, Leeuw Van Rees.
Sedangkan menurut Direktorat Pembinaan SMK (2013), secara umum macam-
macam sistem pembuatan pola dasar busana yaitu pola dasar metode Soen, J.H Meyneke,
Dressmaking, Danckaerts, Charmant, Cuppens Geurs, dan Bunka. Dari pemaparan di atas
maka dapat disimpulan bahwa sistem pembuatan pola terbagi menjadi beberapa yaitu
sistem pola Soen, Meyneke, Dressmaking, Bunka, Charmant dll. Pembuatan pola dengan
menggunakan setiap sistem pola tersebut tidak ada yang tidak baik karena semua dapat
diubah menjadi pola busana sesuai desain dan pemilihannya tergantung kebutuhan.

d. Fungsi Pola

Fungsi atau tujuan dari pembuatan pola yaitu agar dapat menggunakan bahan
dengan efisien, membantu pada proses menjahit, serta dapat membantu dalam
menentukan ketepatan bentuk busana dengan desain. Pola dijadikan pedoman dalam
memotong dan menjahit busana. Dengan adanya pola, diharapkan dapat meminimalisir
penggunaan bahan yang terbuang serta kesalahan dalam waktu menjahit busana.
Pendapat ini sejalan dengan Sri Rudiati Sunarto (1993:6) yang menyatakan bahwa
fungsi pola ini sangat penting bagi seseorang yang ingin membuat busana dengan
bentuk serasi mengikuti lekuk tubuh, serta membuat potongan lain dengan bermacam-
macam model yang dikehendaki.

3. Teknik Pembuatan Pola


a. Pola pulir atau draping adalah teknik pembuatan pola dengan cara membentuk
dan menggunting bahan langsung pada model (tiga dimensi)
b. pola yang digambar pada kertas atau pada bahan tekstil (diatas kain) disebut
dengan pola datar (drafting/flats pattern) adalah pola yang dibuta dengan cara
digambar pada kertas pola atau langsung pada bahan dengan menggunakan
ukuran tubuh model yang sudah disiapkan sebelumnya.
c. Pola kombinasi (drafting/flats pattern and drapping) adalah pembuatan pola
dengan cara menggabungkan teknik menggambar dengan menggunting langsung
pada bahan (drafting dan draping).

22
4. Simbol-simbol Pola
Ada beberapa tanda-tanda yang digunakan dalam pembuatan pola. Tanda-tanda
pola ini akan menjadi petunjuk pada saat menjahit penyatuan komponen atau pada
saat pembuatan busananya. Tanda-tanda pola tersebut adalah:

Tabel 4 . Simbol tanda pola


Sumber (www.google.com)

23
5. Alat dan Bahan Pembuatan Pola
a. Pita ukuran
Pita ukuran (cm) digunakan untuk mengambil ukuran badan seseorang yang akan
membuat busana atau ukuran model .
b. Penggaris Pola
Penggaris pola memiliki bentuk yang berbeda-beda. Penggaris lurus digunakan
untuk membuat garis lurus, penggaris lengkung digunakan untuk membuat garis-
garis melengkung serta penggaris segi tiga siku-siku digunakan untuk membentuk
garis sudut

c. Kertas pola atau Buku Pola (Buku Kostum)


Kertas pola digunakan untuk membuat pola besar sedangkan buku pola digunakan
untuk menggambar pola busana dengan ukuran skala atau pola kecil.

d. Skala
Skala atau ukuran perbandingan adalah alat ukur yang digunakan untuk
menggambar pola di buku pola. Skala ada beberapa macam yakni ada yang
menggunakan ukuran satu berbanding dua, satu berbanding empat, satu
berbanding enam dan satu berbanding delapan.

e. Alat tulis
Alat tulis untuk membuat pola terdiri dari pensil, pensil merah biru, bolpoin, dan
penghapus. Pensil digunakan untuk menggambar pola di buku pola atau di kertas
pola. Pensil bewarna merah untuk garis pola bagian muka dan pensil bewarna biru
untuk garis pola bagian belakang. Garis bantu pola dipertajam dengan pulpen
warna hitam. Penghapus digunakan untuk membersihkan goresan pola yang salah.

6. Pengambilan Ukuran Tubuh


Mengambil ukuran adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
ukuran-ukuran tubuh yang dibutuhkan pada pembuatan pola teknik konstruksi. Proses
pengambilan ukuran haruslah dilakukan dengan cermat dan teliti karena ketepatan ukuran
sangat menentukan hasil akhir sebuah busana.
Tujuan dari mengukur :

24
➢ Untuk mengetahui besar kecilnya bentuk badan
➢ Untuk membuat suatu busana
➢ Untuk mengetahui hubungan antara bentuk badan dan bentuk busana

Fungsi dari mengukur :


➢ Sebagai data pembuatan pola dasar baik pola konstruksi maupun draping
➢ Sebagai dasar mengembangkan desain-desain baru
➢ Merupakan referensi pada waktu pengecekan pola
➢ Membantu pada waktu mengepas

Pengambilan ukuran tubuh dilakukan berdasarkan hasil dari analisa bentuk tubuh,
hal ini dikarenakan kontur tubuh seseorang dapat berbeda meskipun memiliki berat dan
tinggi yang sama dengan orang lain. Sehingga dari analisa tersebut dapat ditetapkan
posisi mana saja yang akan diukur.
a. Cara Mengambil Ukuran Tubuh
Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian,
sebagaimana yang tercantum di bawah ini:
1) Model atau peragawati yang akan di ukur sebaiknya memakai busana yang pas
badan seperti baju senam atau baju renang atau memakai kamisol.
2) Sebelum mengambil ukuran, pastikan model berdiri dengan posisi yang benar
yaitu:
a) badan tegak dan lurus (tidak memiringkan badan, tidak menundukkan
kepala, tidak membesarkan dada dan juga tidak membungkuk;
b) garis pandangan sejajar dengan letak tinggi mata;
c) kedua kaki rapat;
d) tangan lurus pada sisi.
b. Etika Mengukur
1) Posisi pengukur berada di depan sebelah kanan model yang di ukur
2) Ujung pita ukuran yang berangka kecil ada di tangan kiri
3) Bila pita ukuran di lingkarkan atau di gantung pada leher, maka pita ukuran yang
berangka kecil, ada di tangan kanan
4) pastikan pita ukuran tidak terlipat, tidak melintir serta angka jelas
5) mulailah mengukur dengan sopan dan teliti

25
c. Mengambil Ukuran Tubuh
Keterangan Gambar
Panjang Celana
Diukur dari ban pinggang sebelah
kanan ke bawah sampai kurang lebih
3cm dibawah mata kaki atau sesuai
keinginan.
(Diukur dari titikA samapi B).

Lingkar Pinggang
Diukur pada bagian pinggang (diatas
ban pinggang celana), diambil
keliling pinggang hingga pada
pertemuasn meterannya.
(Diukur dari titik C-D-C).

Lingkar Pinggul
Diukur pada bagian pinggul yang
terbesar, diambil angka pertemuan
pada meterannya dalam keadaan pas.
(Diukur dari dari titik : E-F-E).

26
Lingkar Pesak
Diukur dari ban pinggang bagian
depan kebawah melalui selangkang
melingkarkeatas sampai pada akhir
banpinggang bagian belakang.
(Diukurdari titik G sampai H).

½ Lingkar Paha
a. Diukur pada keliling pahanya,
½ lingkaran pahanya ditambah
kurang lebih 2cm. (Model
Polos).
b. Diukur pada bagian paha yang
terbesar dari lipatan celananya
bagian belakang sampai
bagian depan. (Diukur dari
titik I sampai J).
½ Lingkar Lutut
Diukur pada sekeliling lutut, dari
lipatan celana bagian belakang
sampai depan. Bagi hasilnya menjadi
2, lalutambahkan 3cm.
(Diukur dari titik : K samapai L).

½ Lingkar Kaki
Diukur dari kakinya, dari lipatan
celana bagian belakang sampai

27
depan (besar kecilnya hasil
disesuikan dengan permintaan
pemesan).
(Diukur dari titik M samapai N).

Panjang Lutut
Diukur dari bagian pinggang sebelah
kanan ke bawah sampai batas
lututnya.
(Dikur dari titik : A sampai O).

Tabel 5. Mengambil ukuran tubuh


Sumber : www.gramediapustakautama.com

B. Proses Pembuatan Pola di Dunia Baru

1. Design
Desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda
seperti busana. Desain dihasilkan melalui pemikiran, pertimbangan, perhitungan,
cita, rasa, seni, serta kegemaran orang banyak yang dituangkan di atas kertas
berwujud gambar. Menurut Widarwati (2000: 2) desain adalah suatu rancangan atau
gambaran suatu obyek atau benda, dibuat berdasarkan susunan dari garis, bentuk,
warna dan tekstur.
Menurut Arifah A. Riyanto (2003) rancangan atau desain busana yaitu rancangan
model busana berupa gambar dengan mempergunakan unsur garis, bentuk, siluet
(silhouette), ukuran, tekstur yang dapat diwujudkan sebagai busana. Desain ini

28
mudah dibaca atau dipahami maksud dan pengertiannya oleh orang lain sehingga
mudah diwujudkan ke bentuk benda yang sebenarnya (Idayanti, 2015: 11).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa desain
merupakan rancangan yang menjadi dasar dalam pembuatan suatu produk seperti
busana dengan menggunakan unsur garis, bentuk, siluet, ukuran, dan tekstur. Dalam
pembuatan desain diperlukan adanya pemikiran, pertimbangan, perhitungan, cita,
rasa, dan seni serta berdasarkan kegemaran dari orang banyak pada suatu waktu
tertentu.
Pada Dunia Baru pembuatan desain biasanya dibuat sesuai dengan pesanan
konsumen atau sesuai dengan desain yang dibuat oleh Ibuk Kin Tan Boen Nio dan
telah disetujui oleh konsumen tersebut.

Gambar 2. Desain Tunik

Sumber : Dokumentasi

29
2. Pembuatan Pola

Pola merupakan potongan-potongan kertas yang berupa prototipe bagian-bagian


pakaian atau produk jahit menjahit. Pengertian pola dalam bidang jahit menjahit adalah
potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat pakaian. Pola
dapat juga dikatakan sebagai jiplakan bentuk badan yang biasa dibuat dari kertas, yang
nanti dipakai sebagai contoh untuk menggunting pakaian seseorang, jiplakan bentuk
badan ini disebut pola dasar.
Menambahkan volume kepada kain atau menghilangkan volume kain merupakan
hasil keputusan reka bahan yang akan dibuat selama penyusunan pola. Setiap garis dan
setiap detail yang telah terpikirkan dituangkan kedalam selembar kertas pola. Desainer
yang kreatif menggunakan kain yang sangat panjang dan jarum pentul yang ditusukan
dengan hati-hati untuk melakukan drape pada manekin hingga menjadi sebuah pakaian,
lalu mentransferkan ide tersebut menjadi sebuah pola kertas, dengan segala informasi
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses tersebut dibutuhkan keterampilan seorang
professional (Poespo, 2009). Menurut buku penuntun membuat pola busana tingkat
dasar (Soekarno, PT Gramedia), Pola dasar atau pola konstruksi ini merupakan pola
yang dibuat berdasarkan hasil pengukuran seseorang. Untuk mendapatkan pola yang
baik dan benar, pengukuran badan harus dilakukan dengan benar pula.
Di Dunia Baru, pembuatan pola ada yang dilakukan langsung diatas kain seperti
pola celana dan pola rok dan ada juga yang dibuat dikertas pola, namun pecah pola tetap
dilakukan langsung diatas bahan/kain, untuk gaun yang tidak terdapat potongan di
pinggang atau panggul, biasanya pola dibuat sampai batas panggul dan sisanya dibuat
diatas kain. Sebelum proses pembuatan pola,hak yang dilakukan adalah pengambilan
ukuran.
a. Ukuran yang dibutuhkan untuk membat blus
Didalam pembuatan pola dasar badan sistem March Boutique dibutuhkan
tambahan ukuran yaitu lebar bahu (diukur dari batas bahu sebelah kiri sampai batas
bahu sebelah kanan dengan memperhatikan bentuk bahu), tidak menggunakan
ukurang panjang bahu dan menggunakan lingkar pangkal lengan (diukur pas
sekeliling lengan terbesar lalu ditambah 5-6 cm) dalam pembuatan pola lengan.

30
1) Lingkar pinggang : 70 cm
2) Lingkar panggul : 88 cm
3) Lingkar pesak : 60 cm
4) Panjang celana : 94 cm
5) ½ lingkar paha : 27 cm
6) ½ lingkar lutut : 22 cm
7) ½ lingkar ujung celana : 25 cm

b. Alat dan bahan pembuatan pola


➢ Kertas pola / kertas kacang dan buku pola
➢ Meteran
➢ skala
➢ Penggaris pola
➢ Pensil
➢ Penghapus
➢ Pena merah dan biru
➢ Lem kertas

c. Proses pembuatan pola


1) Pola bagian depan dan belakang

31
Gambar 3. Pola celana
Sumber : Dokumentasi

Keterangan bagian muka


a - a’ = 4 cm
e -1 = ¼ lingkar pinggul, 88: 4 = 22cm
1-2 = kekiri 3cm
3 -4 = ¼ lingkar perut, 70:4 = 17 ½ cm
e - e’ = kekanan 1 cm
5-6 = ½ lingkar lutut -2, 22-2 = 20cm
7-8 = ½ lingkar ujung kaki -2, 25-2= 23cm
1-s = naik 5 atau 6 cm

32
Keterangan bagian belakang
4 – 10 = kekiri 5 atau 6 cm
10 -11 = ¼ lingkar perut + sekengan 3cm, 17 ½ + 3 = 20 ½ cm
f–9 = 3 ½ cm
titik 11 terletak pada 3 – 4 hubungan 1 -11 perpanjang ke atas
11 – 11 a = naik ½ cm
e’ – 12 = kekiri 2 ½ cm
5a – 13 dan 6a – 14 masing-masing keluar 2cm
7 – 15 dan8 – 16 = masing – masing keluar 2 cm
a-p = turun 8 cm

2) Pola golbi dan klep

Gambar 4. Pola golbi dan klep


Sumber : Dokumentasi

Keterangan golbi dan klep


1. golbi
a - b dan c - d = 5 cm
a - c dan b – d = 16 cm

33
2) klep
a - b dan c - d = 10 cm
a – c dan b – d = 23 cm
a - a’ dan b – b’ = turun 1 cm
e – e’ = 3 cm
f –f’ = 2 cm

3) Pola ban pinggang dan saku

Gambar 5. Pola ban pinggang


Sumber : Dokumentasi

Keterangan ban pinggang


a–b = ½ lingkar pinggang = 5 cm
a – c dan b – d = 6 cm
e – e’ = 3cm

Gambar 6. Pola saku


sumber : Doumentasi

34
Keterangan saku
a – b dan c – d = 11 cm
a – c dan b – d = 21 cm

C. Pembahasan atau Ulasan

Selama penulis melakukan kegiatan PLI di Dunia Baru, banyak ilmu dan hal-hal baru
yang penulis dapatkan, terkait dengan manajemen usaha, pelayanan konsumen, cara
membuat pola, menjahit, menghias, serta hal-hal lain yang penulis dapatkan sebagai
pengalaman bekerja di dunia industri. Dalam hal ini penulis berterima kasih kepada ibu
Kim Tan Boen Nio selaku menejer Dunia Baru Tailor, karena beliau turun langsung
membimbing mahasiswa PLI dan membagikan ilmu yang dimilikinya, sehingga penulis
dapat menambah wawasan terkait bidang busana.
Saat melaksanakan PLI kurang lebih 5 bulan, banyak hal-hal baru atau keunikan yang
penulis temui ditempat industri yang berbeda dari apa yang penulis dapatkan selama
pembelajaran dikelas atau tidak penulis dapatkan selama pembelajaran dikelas, seperti
sistem pembuatan pola dasar badan wanita, pembuatan pola blazer wanita, pola busana
pria, pembuatan pola kerah, pembuatan pola kebaya, dsb, dengan cara langsung
mempraktekkan apa yang penulis akandipelajari. Sehingga ilmu yang penulis dapatkan
selama melaksanakan PLI, dapat penulis ingat dan terapkan untuk seterusnya, sehingga
adanya peningkatan kemampuan yang penulis dapatkan untuk masa yang akan datang,
serta meningkatkan rasa percaya diri penulis untuk berwirausaha.

35
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri (PLI) di Dunia Baru Tailor di mulai

tanggal 20 Juli 2022 – 10 Desember 2022, merupakan waktu yang singkat bagi penulis

untuk mendapatkan pengalaman berupa ilmu serta keterampilan mengenai teknik

menjahit dan pengelolaan usaha di Dunia Baru. Namun dalam waktu yang singkat ini

penulis mencoba untuk memanfaatkannya sehingga pelaksanaan pengalaman ini benar-

benar dapat menjadi modal untuk menjadi seorang pengusaha nantinya.

Dengan selesainya laporan Pengalaman Lapangan Industri yang berjudul Pola

Celana Kerja wanita Di Dunia Baru Tailor penulis dapat mengambil kesimpulan

diantaranya:

1. Pengalaman Lapangan Industri (PLI) merupakan salah satu mata kuliah yang harus

diikuti oleh mahasiswa FPP-UNP guna menyelesaikan studi. Secara umum

pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri ditujukan untuk meningkatkan

keterampilan serta menambah wawasan pengalaman, khususnya di bidang teknik

industri, dan dapat menjadi tenaga kerja yang kreatif dan mandiri.

2. Dengan diadakannya Pengalaman Lapangan Industri ini mahasiswa mendapatkan

ilmu, wawasan dan pengalaman yang lebih banyak mengenai dunia usaha secara

langsung.

3. March Boutique merupakan usaha yang bergerak di bidang produksi busana yang

menghasilkan busana bermutu tinggi dengan desain yang memiliki ciri khas

tersendiri.

4. Mahasiswa mendapatkan ilmu baru mengenai pembuatan jas anak.

36
5. Mahasiswa dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan dalam proses produksi

dan diberi tanggung jawab untuk mencarikan solusinya.

6. Untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses harus mempersiapkan diri baik

mental maupun intelektual, serta siap untuk menerima resiko apapun yang akan

terjadi.

B. Saran
Setelah melaksanakan Pengalaman Lapangan Industri (PLI). Penulis memiliki

beberapa saran yang ingin disampaikan, diantaranya:

1. Bagi Fakultas dan Pengelola PLI

a) Diharapkan pengelola PLI FPP UNP lebih meningkatkan kerja saa dengan

industri-industri tempat melaksanakan praktek, sehingga mahasiswa lebih

termotivasi dan terarah dalam melaksanakan PLI.

b) Diharapkan setiap dosen ikut menunjang kegiatan PLI dengan membantu

mencarikan informasi mengenai tempat praktek, dan juga agar dapat memantau

secara langsung ke tempat industri yang dapat ditempuh.

c) Diharapkan kepada Fakultas agar mengadakan sosialisasi dan berkoordinasi

dengan jelas terlebih dahulu dengan pihak industri sebelum melepas mahasiswa

yang bersangkutan.

2. Bagi Mahasiswa

a) Mahasiswa harus benar-benar mempersiapkan diri baik dari segi ilmu

pengetahuan maupun kondisi fisik.

b) Mahasiswa harus informasi mengenai tempat industri yang akan dijadikan tempat

PLI dengan seksama.

37
c) Selama melaksanakan praktek, diharapkan mahasiswa mengikuti dan

melaksanakan semua peraturan yang ditetapkan oleh pihak perusahaan dan kreatif

dalam menggali ilmu-ilmu untuk meningkatkan keterampilan dan ilmu

pengetahuan.

d) Bagi mahasiswa yang akan melakukan Pengalaman Lapangan Industri, pilihlah

perusahaan yang menggunakan teknologi yang canggih atau perusahaan yang

cukup besar dan memenuhi kriteria sebagai tempat pelaksanaan PLI.

3. Perusahaan

a) Diharapkan pada pihak perusahaan selalu mengingatkan kepada mahasiswa yang

melaksanakan praktek supaya mengikuti segala proses-proses dari segala bidang

yang terdapat pada Boutique.

b) Diharapkan kepada pihak perusahaan lebih meningkatkan kedisiplinan kepada

mahasiswa yang praktek untuk melaksanakan prakteknya.

38
Daftar Pustaka

Sugiarti,Letna.2013.Pengaruh Bahan Ajar Terhadap Kualitas Hasil Belajar Materi


Konstruksi Pola Pada Prodi PKK Tata Busana.Skripsi.Tidak diterbitkan.Fakultas
Teknik.Universitas Negeri Semarang.Semarang.

Pengertian Pola dasar.(2015). Diakses pada 21 Maret 2015, dari


https://www.kursusjahityogya.blogsopt.com/2015/03/pg.html?m=1

Ernawati, I., & Nelmira, W. (2008). Tata busana jilid 2. Jakarta. Direktorat pembinaan
sekolah menengah kejuruan, Direktorat jendral manajemen, pendidikan dasar dan
menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Ernawati, W. N. (2008). Pengetahuan Tata Busana. Padang: UNP Press.

Muliawan Porrie, “Penyesuaian Pola Dasar Busana System Indonesia Untuk Wanita
Indonesia Dengan Bentuk Badan Gemuk.” Jurnal Seni Rupa, Vol. 08, no.01, 2019.
Diakses pada tanggal 3 November 2021.

Pratiwi,dkk. (2003). Pola Dasar Dan Pecah Pola Busana. Malang: Balai PustakaDan
Kanisius.

Riyanto, Arifah A. 2003, Disain Busana, Bandung: Yapendo

Wening, Sri. 2013. Busan Pria. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.

39
2

2
3

3
4

4
5

Anda mungkin juga menyukai