Oleh:
PUTRI VANISHA
NIM.20077040
i
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan atas berkat rahmat dan hidayah dari
Allah SWT yang telah memberikan penulis kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Praktik Lapangan Industri (PLI) sebagaimana mestinya. Sholawat
beriring salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa
umatnya dari alam tanpa ilmu pengetahuan sampai kepada alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi syarat menyelesaikan mata kuliah Praktik
Lapangan Industri (PLI) yang telah penulis laksanakan di Dunia Baru Tailor , Padang.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof.Drs.H.Ganefri,M.Pd.,Ph.D Selaku Rektor Universitas Negeri Padang
beserta jajaran.
2. Ibu Dra. Ernawati, M.Pd, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Pariwisata dan Perhotelan
Universitas Negeri Padang.
3. Ibu Sri Zulfia Novrita, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Kesejahteraan
Keluarga, Fakultas Pariwisata dan Perhotelan, Universitas Negeri Padang (UNP)
4. Ibu Puspaneli, S,Pd, M.pd selaku Dosen Pembimbing Praktek Lapangan Industri
(PLI)
5. Kim Tan Boen selaku pembimbing dan sekaligus pimpinan Tailor
7. Rekan-rekan PLI di Dunia Baru Tailor dan pihak-pihak yang telah mendukung
terselesaikannya laporan ini.
8. Keluarga besar yang telah memberikan dukungan penuh baik secara moril maupun
materil, terutama ayah, bunda, kakak, adik dan teman-teman saya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan laporan ini belum
sempurna. Akan tetapi ketidak sempurnaan ini kiranya dapat diambil hikmah dan
pelajaran yang berharga, sehingga tidak terulang lagi kesalahan untuk kedua kalinya.
ii
Dengan harapan laporan ini menjadi inspirasi dalam pengembangan dan bermanfaatan
besar bagi semua pihak yang membutuhkan, dan kedepanya diharapkan adanya
perbaikan pada laporan ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
DATAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini diperlukan sumber daya manusia yang terampil, profesional
serta mampu menggali dan menampilkan potensi diri dalam kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Hal ini bertujuan untuk mendukung pembangunan,
khususnya disektor industri. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ini
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan,
mengembangkan, dan menguasai IPTEK dalam rangka pencapaian proses
industrialisasi demi terwujudnya bangsa Indonesia yang maju, mandiri dan
sejahtera.
Tujuan utama pendidikan nasional sebagaimana dirumuskan undang-
undang. Diarahkan pada pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia
(SDM), yakni manusia Indonesia seutuhnya yang memiliki wawasan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), memiliki keterampilan dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilaksanakan suatu program
pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan. Hal ini dimaksudkan agar
dunia pendidikan dengan dunia industri memiliki keterkaitan yang baik dalam
hubungan yang saling membutuhkan, melengkapi dan saling mendukung proses
pencapaian pembangunan.
Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang sebagai salah satu
lembaga pendidikan yang bertugas menghasilkan tenaga kerja yang profesional
dalam bidangnya, mengembangkan tugas dan amanah sebagaimana yang telah
dirumuskan dalam undang-undang. Selain itu berupaya melaksanakan program-
program pendidikan yang bertujuan menghasilkan lulusan-lulusan yang tidak
hanya memahami ilmu pengetahuan dan teknologi, akan tetapi juga mampu
mempraktekkan serta mengembangkannya baik di dunia pendidikan maupun di
dunia industri(usaha).
1
Salah satu cara untuk memenuhi tujuan diatas, Fakultas Pariwisata dan
Perhotelan Universitas Negeri Padang (FPP-UNP) mengirimkan mahasiswanya
yang telah memenuhi persyaratan ke dunia industri untuk melaksanakan
Pengalaman Lapangan Industri (PLI). Pengalaman Lapangan Industri adalah suatu
kegiatan intra kurikuler dalam kelompok mata kuliah bidang studi jenjang program
Strata 1 (S1), Diploma 4 (D4), dan diploma 3 (D3) pada semua jurusan.
Berdasarkan kurikulum 2017 Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
konsentrasi Tata Busana, mata kuliah yang berbobot 4 SKS ini diwajibkan bagi
seluruh mahasiswa.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan Jurusan Ilmu
Kesejahteraan Keluarga konsentrasi Tata Busana adalah kemampuan dan
pengetahuan tentang pola busana. Berdasarkan dengan hal diatas penulis sangat
tertarik untuk mengetahui tentang “Pola Celana Wanita Di Dunia Baru Tailor”.
Tapi tidak tertutup kemungkinan untuk menggali pengetahuan dan pemahaman
tentang busana selain dari pola busana tersebut. Hal diatas mendorong penulis
memilih lapangan industri ini sebagai tempat melaksanakan pengalaman lapangan
industri. Oleh karena itu, penulis memilih Dunia Baru Tailor yang beralamat di
Jalan Raden Saleh, No.19 B Rimbo Kaluang, Padang Barat, selama 5 bulan
terhitung sejak tanggal 20 Juli sampai 20 Desember 2022. Sebagai tempat
pelaksanaan kegiatanPengalaman Lapangan Industri (PLI).
Dunia Baru Tailor adalah Tailor sekaligus butik eksklusif dengan proses
produksi secara individual sesuai dengan pesanan (custome made). Dunia Baru
Tailor memiliki target pasar yaitu golongan masyarakat berpendapatan
2
B. Tujuan PLI
1. Tujuan Umum
Secara umum pelaksanaan PLI bertujuan untuk mendapatkan
pengetahuan praktis di lapangan/industri melalui keterlibatan langsung dalam
berbagai kegiatan di dunia usaha/industri, memupuk sikap dan etos kerja
mahasiswa sebagai calon tenaga kerja profesional yang siap kerja.
Sesuai dengan buku panduan Pengalaman Lapangan Industri FPP
Universitas Negeri Padang secara umum pelaksanaan Pengalaman Lapangan
Industri memiliki tujuan yaitu mendapatkan atau menggali pengetahuan praktis di
lapangan/industri melalui keterlibatan langsung dalam berbagai kegiatan di dunia
usaha/industri, memupuk sikap dan etos kerja mahasiswa sebagai calon tenaga
kerja profesional yang siap kerja, serta mampu membahas suatu topik yang
ditemui di lapangan melalui metode analisis ilmiah ke dalam bentuk suatu laporan
PLI. Pengalaman Lapangan Industri memiliki tujuan umum sebagai berikut:
3
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui persiapan tempat kerja, alat dan bahan dalam tahapan proses
menghias busana di Dunia Baru Tailor.
b) Mengetahui dan mempelajari teknik pembuatan dan pengembangan pola
busana yang digunakan di Dunia Baru Tailor.
c) Melatih kedisiplinan kerja, serta bekerja sesuai dengan standar ketepatan
dan kecepatan dalam profesionalisme di butik.
d) Mengetahui dan mempelajari sesuatu yang baru dan menguasai informasi
sebanyak mungkin guna meningkatkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan.
4
menghias busana. Penulis melaksanakan tugas berdasarkan perintah dan instruksi
yang telah diberikan oleh asisten atau pimpinan boutique sendiri. Selama bekerja,
penulis diperbolehkan untuk memasuki ruangan manapun sesuai keperluan dengan
seizin asisten dan atau pimpinan boutique.
N Tanggal Kegiatan
o
5
2. Pengaturan Jam Kerja
6
BAB II
PEMBAHASAN
GAMBARAN UMUM INDUSTRI TEMPAT PLI
A. Deskripsi Industri/Instansi
Dunia Baru Tailor merupakan usaha tailor yang bertempat di Jl. Raden Saleh
No.19 B Padang, Sumatera barat. Dunia Baru tailor yang bercabang dikota Padang ini
merupakan cabang dari Bola Dunia Tailor yang merupakan salah satu tailor terbesar
dan terpercaya di Kota Pekanbaru, berlokasi berada di Jalan Teuku Umar Nomor 80 D
Pekanbaru. Dunia Baru Tailor, tidak banyak cerita atau lika liku tentang pembangunan
tailor ini, berawal dari pendiri Andre Kurniawan dan keluarga.
Dunia sendiri telah berdiri sejak tahun 1970 an lalu di Kota Padang, Sumatera Barat.
Awalnya usaha laundry keluarga, lalu merambah ke tailor karena permintaan
konsumen. Usaha ini dahulunya sering berpindah-pindah namun sejak 2006 usaha ini
menetap dikota Padang.
Usaha ini tersebut terus berkembang dan dunia baru group yang kini sudah
memiliki 4 cabang, yakni dikota Padang, Pekanbaru, Jambi dan Makassar. Untuk
Pekanbaru dengan nama Bola Dunia Tailor dan untuk Padang ,Jambi dan Makassar
dengan nama Dunia Baru Tailor.
Tailor ini menerima membuatan seragam kantor, jas, kemeja batik, dan lain
sebagainya. Bahan yang digunakan di tailor ini, biasanya di import dari luar negeri.
Namun juga ada beberapa bahan lokal seperti bahan dasar batik, tergantung baju atau
pakaian apa yang hendak dibuat konsumen. Selain itu, yang menjadi keunggulan
tempat ini adalah servisnya kepada pelanggan. Pelanggan dibuat seperti raja sehingga
merasa puas dengan hasil kerja dari tim Dunia Baru Tailor. masalah kualitas jahitan,
tempat ini tidak perlu diragukan lagi, karena terbukti dari lamanya Bola Dunia Tailor
berdiri hingga saat ini. Selain itu, tailor ini juga telah dipercaya oleh berbagai kalangan
untuk membuat seragam penting, mulai dari anggota dewan, pemerintahan, bahkan
masyarakat umum.
7
2. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : Dunia Baru Tailor
Alamat : Jl. Raden Saleh No.19 B Padang, Sumatera barat.
Hp/Telepon : 0751 7057388
Email : duniabarutailor@gmail.com
Bidang Usaha : Tailor dan Boutique
Tahun Berdiri : 1990
Jenis Produk : Seragam kantor, jas, kemeja batik Busana Muslim, Kebaya, kemeja
pria, gaun anak, jas anak, dll
Jaringan Pemasaran : Seluruh Indonesia
8
3. Jenis Produk
Dunia Baru Tailor merupakan usaha tailor yang menerima membuatan seragam
kantor, jas, kemeja batik, dan lain sebagainya. Bahan yang digunakan di tailor ini,
biasanya di import dari luar negeri. Namun juga ada beberapa bahan lokal seperti bahan
dasar batik, tergantung baju atau pakaian apa yang hendak dibuat konsumen.
Pimpinan :
Andre Kurniawan
Menejer :
Tan Boen Kin Nio
Koordinator/Designer
9
b. Pelayanan pelanggan serta pembuatan desain busana dan pengukuran
badan di Butik Dunia Baru Tailor dilakukan langsung oleh Tan Boen Kin
Nio.
c. karyawan pola adalah orang yang bertugas dalam pembuatan pola sesuai
dengan desain yang diinginkan pelanggan. Di Dunia Baru Butik yang
bertugas dalam posisi ini adalah pemilik butik sendiri yaitu Tan Boen Kin
Nio.
d. Karyawan gunting adalah orang yang menggunting bahan. Di Dunia Baru
Butik yang bertugas dalam posisi ini adalah Sukawati, Pepi Ningsih, Zainul
dan Hasan Basri.
e. Karyawan jahit yang bertugas dalam proses menjahit Di Dunia Baru butik
yang bertugas dalam posisi ini ada 6 orang yaitu Pepi Ningsih, Leni
Sepriyanti, Pitra Nelly, Nellyyanti, Hendrita dan Chyka kurniaty aprilia.
f. Karyawan menghias adalah orang yang menghias busana yang telah selesai
dijahit, dalam hal menghias dilakukan oleh Diannita dan Sisrianti.
10
dilakukan langsung oleh menejer butik, yaitu ibu Tan Boen Kin Nio sendiri. Setelah
di desain sesuai dengan keinginan costumer, dilanjutkan dengan pengambilan ukuran
tubuh dan pembuatan pola yang juga dilakukan oleh menejer butik, ibu Tan Boen
Kin Nio.
Pola yang telah dibuat kemudian diletakkan pada bahan untuk proses
penguntingan. Bahan yang telah digunting akan dilanjutkan pada proses penjahitan
yang dibantu oleh karyawan. Busana yang telah dibuat, dicek quality control oleh
menejer. Setelah lulus tes quality control kemudian busana yang dihasilkan dihias
menggunakan sulam payet, menghias dengan brokat tempel, atau dengan sesuai
keinginan konsumen.
Proses penghiasan dapat memakan waktu 1 – 4 hari tergantung banyaknya hiasan
busana yang diinginkan konsumen. Proses menghias busana dilakukan oleh
karyawan sesuai keinginan konsumen. Pada akhir pembuatan busana di setrika dan
digantung agar lebih rapi.
Produksi di Butik Dunia Baru bersifat fluktuatif pada setiap bulannya tergantung
pada pesanan yang diterima. Jumlah mesin penunjang proses produksi terdiri dari 8
mesin jahit, 1 mesin obras, 1 alat pembuat kancing bungkus, dan 2 setrika. Sarana
penunjang produksi di Butik Dunia Baru antara lain tenaga listrik dengan kapasita
5000 VA, pergudangan yang terdiri dari gudang kain, gudang aksesoris, dan ruang
pas.
Di Dunia Baru kegiatan yang mahasiswa PLI lakukan adalah ikut serta dalam
proses produksi. Mahasiswa PLI ikut langsung dalam proses produksi dan proses
menghias busana. Dalam proses produksi mahasiswa PLI ikut serta dalam proses
pembuatan pola serta proses menjahit busana hingga selesai, selain itu juga
mengerjakan bagian permakan busana dan bagian finishing serta menghias busana
yang telah selesai dijahit.
11
BAB III
PELAKSANAAN PLI
12
1. Menerapkan ilmu yang sudah penulis dapatkan selama kegiatan perkuliahan, yaitu
pembuatan pola, teknik jahit, serta teknik menghias busana.
2. Mempelajari ilmu-ilmu baru yang didapatkan selama pelaksanaan kegiatan PLI,
seperti pembuatan pola dasar badan wanita, pola dasar anak, pembuatan pola blazer
wanita, teknik jahit blazer wanita, pola kemeja pria dan teknik-teknik jahit, yang
tentunya ada perbedaan apa yang dipelajari diperkuliahan dengan apa yang didapatkan
selama pelaksanaan PLI.
3. Ikut serta membantu proses produksi busana di tempat PLI.
Melakukan penelitian terkait dengan topik bahasan/fokus kegiatan untuk laporan PLI
13
5. Tailoring 3 Pengetahuan tentang konsep dasar
membuat blazer dan jas (mengukur,
menentukan bahan, merancang bahan)
serta mampu membuat blazer wanita.
14
digunakan untuk anak, pembuatan
pola anak, hingga hiasan yang cocok
diaplikasikan pada busana anak.
15
desain busana, pembuatan pola, pemotongan kain, penjahitan, sampai penyelesaian
akhir. Untuk menentukan lokasi workshop yang perlu diperhatikan adalah:
➢ Dekat dengan sumber material
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
(Pembuatan Pola Celana Kerja Wanita Sistem Dunia Baru)
A. Aspek Teoritis
1. Sejarah Pola
Banyak metode pembuatan pola yang kita kenal dalam dunia Fashion, mulai dari
manusia mengenal busana, maka pada awalnya orang berpakaian atau berbusana
belum mengenal adanya pola, tetapi pada awalnya orang berbusana hanya dengan
tujuan untuk menutupi kemaluan dan untuk melindungi diri dari gangguan luar,
maka busana yang dipakai hanya dengan cara melilitkan langsung daun atau kulit
kayu atau bahan tekstil pada tubuh manusia.
Tetapi dengan majunya peradaban manusia dan meningkatnya budaya hidup
manusia, maka manusia selalu ingin menjadi lebih baik, ingin hidup lebih
berkualitas, ingin berpenampilan lebih menarik, maka keinginan manusia untuk
tampil lebih cantik, lebih anggun dan lebih menarik, juga terus berkembang dan
meningkat, sehingga untuk mendapatkan busana yang lebih baik, nyaman dan
menarik, manusia menciptakan Pola Dasar, sebelum dibuat menjadi busana, sehingga
dengan adanya pola dasar, busana dapat dibuat dengan berbagai jenis desain, sesuai
dengan keinginan.
Sampai pada tahun 1863 muncullah pelopor pola siap pakai yang dijual secara
komersial yaitu Ebenezer Butterick dari Massachusetts, Amerika Serikat. Pada
tahun 1863, Butterick dan istri menciptakan pola komersial dalam berbagai ukuran.
Sebelum ada kertas pola dari Butterick, pola hanya tersedia dalam satu ukuran, dan
penjahit harus membesarkan atau mengecilkan pola sesuai ukuran badan pemakai.
Pola kertas dari Butterick menjadi sangat populer pada tahun 1864.
Kemudian pada tahun 1952 Aenne Burda dan majalah mode Burda
Moden memopulerkan pola siap pakai di Jerman. Sejak tahun 1952 itulah, Burda mulai
menerbitkan pola pakaian. Setiap bulan Januari dan Juli, Burda menerbitkan katalog
terpisah berisi pola siap pakai untuk lebih dari 600 model pakaian dewasa dan anak-
anak. Selain berisi informasi langkah demi langkah yang mendetail tentang cara
menjahit pakaian, pola-pola tersebut juga dirancang untuk dipahami mulai dari penjahit
17
pemula hingga penjahit berpengalaman.
Di Jepang, sistem So-En dari Bunka Fashion College dan sistem Dressmaking
dari Dressmaker Jogakuin (sekarang Dressmaker Gakuin) mendominasi metode
menggambar pola. Hingga tahun 2005, majalah So-En diterbitkan sebagai majalah yang
memuat pola baju dan cara menjahit pakaian. Pesaingnya adalah
majalah Dressmaking yang pertama kali terbit tahun 1949, namun berhenti terbit sejak
Mei 1993.
Dalam sejarah pembuatan busana sudah banyak sekali jenis pola dasar yang sudah
diciptakan oleh para pemikir di bidang pembuatan busana. Masing-masing cara dan
sistem pembuatan pola dasar tersebut menggunakan cara-cara yang berbeda pula,
namun apapun dan bagaimana pun caranya, hasilnya tetap dinamakan Pola Dasar.
Masing- masing cara pembuatan pola dasar tersebut mempunyai kekuatan dan
kelemahan yang berbeda pula, tergantung pada kecocokan atau kebiasaan para
pengguna pola dasar tersebut. Secara umum macam-macam sistem atau metode
pembuatan pola dasar busana tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pola dasar metode Soen
b. Pola dasar J.H. Meyneke
c. Pola dasar Dressmaking
d. Pola dasar Danckaerts
e. Pola dasar Charmant
f. Pola dasar Cuppens Geurs
g. Pola dasar Bunka
h. Dan lain-lain
2. Pengertian Pola
Menurut Porrie Muliawan dalam Erna Setyowati (2006:2) pola adalah suatu
potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat pakaian, potongan
kain atau kertas tersebut mengikuti bentukukuran badan tertentu, sedangkan Djati Pratiwi
dalam ivana Natalia 2005:12 mengemukakan “pola adalah potongan kain atau kertas
yang dipakai sebagai contoh pedoman atau cetakan untuk membuat baju pada saat
menggunting bahan sebelum menjadi pakaian jadi”.
Jadi dapat diartikan bahwa pola adalah potongan bahankain atau kertas sebagai
18
pedoman atau contoh untuk membuat baju pada saat menggunting bahan atau kain
sebelum menjadi pakaian jadi yang dibuat menggunakan ukuran badan seseorang.
a. Macam-Macam Pola
1) Pola busana berdasarkan teknik pembuatannya
Pola busana berdasarkan teknik pembuatannya di bagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a) Pola Drapping
“Pola Drapping yaitu teknik pembuatan pola yang dibentuk diatas
badan sipemakai atau tiruannya yang biasa disebut dress form atau paspop”,
Djati Pratiwi dalam skripsi Ivana Natalia (2005:12), berpendapat bahwa
drapping berasal dari kata to drape yang berarti menyampirkan kain atau
kertas secara langsung pada kain atau boneka.
b) Pola Konstruksi
Pola konstruksi adalah pola untuk membuat pakaian yang didapat
dengan membuat gambar pola dengan perhitungan secara sistematis, pola ini
dibuat berdasarkan ukuran badan perorangan” menurut Djati pratiwi dalam
skripsi Ivana Natalia (2005:13). Pola konstruksi relatif lebih rumit dan
menemukan banyak waktu lebih lama jika dibandingkan dengan pola
drapping karena memerlukan ukuran-ukuran dan perhitungan khusus.
Ukuran-ukuran tersebut dihitung secara matematika dan digambar pada
kertas sehingga tergambar bentuk badan muka, badan belakang, lengan,
kerah, rok dan sebagainya (Porrie Muliawan, 2012:2).
c) Pola Kombinasi
Pola Kombinasi adalah perpaduan antara pola drapping dengan pola
konstruksi yaitu dalam pembuatannya sebagian menggunakan pola drapping
dan sebagian menggunakan pola konstruksi. Saat ini penggunaan pola ini
sering digunakan karena hasilnya lebih pas dibadan.
2) Pola busana berdasarkan bagiannya
Djati Pratiwi (2005:13) mengemukakan bahwa pola dasar berdasarkan bagiannya
dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a) Pola dasar badan yaitu pola bagian badan atas yang terdiri dari bahu, leher
sampai batas pinggang. Pola badan ini terdiri atas pola badan depan dan
pola badan belakang.
19
b) Pola dasar rok yaitu pola dasar yang dimulai dari pinggang kebawah sampai
lutut/mata kaki atau sesuai dengan batas yang diinginkan. Pola rok ini terdiri
atas pola rok depan dan pola rok belakang.
c) Pola dasar lengan yaitu pola bagian lenganyang dimulai dari kerung lengan
sampai siku/pergelangan tangan atau sesuai dengan panjang lengan yang
diinginkan.
3) Pola busana berdasarkan jenisnya
Erna Setyowati (2006:2), pola dasar busana berdasarkan jenisnya dibagi menjadi
3 yaitu:
a) Pola Konstruksi Busana Wanita yaitu pembuatan pola dengan menggunakan
sistem konstruksi sesuai dengan badan wanita
b) Pola Konstruksi Busana Pria yaitu pembuatan pola dengan menggunakan
sistem konstruksi sesuai dengan badan seorang pria.
c) Pola Konstruksi Busana Anak yaitu pembuatan pola dengan menggunakan
sistem konstruksi berdasarkan ukuran badan anak berusia 1 sampai 12
tahun.
4) Pola busana berdasarkan hasil jadinya
Pola dasar berdasarkan hasil jadi menurut Djati Pratiwi dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Pola Standart Pola standart adalah pola yang menggunakan ukuran badan
standart, yang berupa pola dasar dari teknik drapping atau konstruksi. Pola
standart terdiri atas pola badan, pola rok dan pola lengan dan tersedia untuk
anak dan dewasa. Pola ini tidak dapat dimanfaatkan langsung untuk
pembuatan busana karena masih harus dirubah dan disesuaikan dengan
model yang diinginkan.
b) Pola Rader Pola rader terdapat pada sehelai kertas yang lebar, dalam
selembar kertas ini dicetak pola-pola sesuai model dan tiap model dicetak
satu ukuran, setiap satu ukuran pola rader menggunakan tanda garis tertentu
untuk membedakan satu model dengan model yang lain. Pola ini sering
dijumpai pada majalah mode atau majalah wanita.
c) Pola Cetak Pola cetak merupakan satu stel pola dari satu model busana, yang
dikemas dalam amplop siap pakai, berisi lembaran pola yang sudah dirubah
atau disesuaikan dengan satu model busana.
20
b. Jenis-jenis Pola
Soekarno (2002:19-48) membagi sistem pembuatan pola dasar menjadi tujuh yaitu
sistem Dressmaking, Soen, Cuppen Geurs, Meyneke, Charmant, Danckaerts, dan Leeuw
21
Van Rees. Sementara Husna Widyani (2016:27-39) membagi sistem pembuatan pola
dasar menjadi tiga yaitu sistem Danckaerts, Charman, Leeuw Van Rees.
Sedangkan menurut Direktorat Pembinaan SMK (2013), secara umum macam-
macam sistem pembuatan pola dasar busana yaitu pola dasar metode Soen, J.H Meyneke,
Dressmaking, Danckaerts, Charmant, Cuppens Geurs, dan Bunka. Dari pemaparan di atas
maka dapat disimpulan bahwa sistem pembuatan pola terbagi menjadi beberapa yaitu
sistem pola Soen, Meyneke, Dressmaking, Bunka, Charmant dll. Pembuatan pola dengan
menggunakan setiap sistem pola tersebut tidak ada yang tidak baik karena semua dapat
diubah menjadi pola busana sesuai desain dan pemilihannya tergantung kebutuhan.
d. Fungsi Pola
Fungsi atau tujuan dari pembuatan pola yaitu agar dapat menggunakan bahan
dengan efisien, membantu pada proses menjahit, serta dapat membantu dalam
menentukan ketepatan bentuk busana dengan desain. Pola dijadikan pedoman dalam
memotong dan menjahit busana. Dengan adanya pola, diharapkan dapat meminimalisir
penggunaan bahan yang terbuang serta kesalahan dalam waktu menjahit busana.
Pendapat ini sejalan dengan Sri Rudiati Sunarto (1993:6) yang menyatakan bahwa
fungsi pola ini sangat penting bagi seseorang yang ingin membuat busana dengan
bentuk serasi mengikuti lekuk tubuh, serta membuat potongan lain dengan bermacam-
macam model yang dikehendaki.
22
4. Simbol-simbol Pola
Ada beberapa tanda-tanda yang digunakan dalam pembuatan pola. Tanda-tanda
pola ini akan menjadi petunjuk pada saat menjahit penyatuan komponen atau pada
saat pembuatan busananya. Tanda-tanda pola tersebut adalah:
23
5. Alat dan Bahan Pembuatan Pola
a. Pita ukuran
Pita ukuran (cm) digunakan untuk mengambil ukuran badan seseorang yang akan
membuat busana atau ukuran model .
b. Penggaris Pola
Penggaris pola memiliki bentuk yang berbeda-beda. Penggaris lurus digunakan
untuk membuat garis lurus, penggaris lengkung digunakan untuk membuat garis-
garis melengkung serta penggaris segi tiga siku-siku digunakan untuk membentuk
garis sudut
d. Skala
Skala atau ukuran perbandingan adalah alat ukur yang digunakan untuk
menggambar pola di buku pola. Skala ada beberapa macam yakni ada yang
menggunakan ukuran satu berbanding dua, satu berbanding empat, satu
berbanding enam dan satu berbanding delapan.
e. Alat tulis
Alat tulis untuk membuat pola terdiri dari pensil, pensil merah biru, bolpoin, dan
penghapus. Pensil digunakan untuk menggambar pola di buku pola atau di kertas
pola. Pensil bewarna merah untuk garis pola bagian muka dan pensil bewarna biru
untuk garis pola bagian belakang. Garis bantu pola dipertajam dengan pulpen
warna hitam. Penghapus digunakan untuk membersihkan goresan pola yang salah.
24
➢ Untuk mengetahui besar kecilnya bentuk badan
➢ Untuk membuat suatu busana
➢ Untuk mengetahui hubungan antara bentuk badan dan bentuk busana
Pengambilan ukuran tubuh dilakukan berdasarkan hasil dari analisa bentuk tubuh,
hal ini dikarenakan kontur tubuh seseorang dapat berbeda meskipun memiliki berat dan
tinggi yang sama dengan orang lain. Sehingga dari analisa tersebut dapat ditetapkan
posisi mana saja yang akan diukur.
a. Cara Mengambil Ukuran Tubuh
Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian,
sebagaimana yang tercantum di bawah ini:
1) Model atau peragawati yang akan di ukur sebaiknya memakai busana yang pas
badan seperti baju senam atau baju renang atau memakai kamisol.
2) Sebelum mengambil ukuran, pastikan model berdiri dengan posisi yang benar
yaitu:
a) badan tegak dan lurus (tidak memiringkan badan, tidak menundukkan
kepala, tidak membesarkan dada dan juga tidak membungkuk;
b) garis pandangan sejajar dengan letak tinggi mata;
c) kedua kaki rapat;
d) tangan lurus pada sisi.
b. Etika Mengukur
1) Posisi pengukur berada di depan sebelah kanan model yang di ukur
2) Ujung pita ukuran yang berangka kecil ada di tangan kiri
3) Bila pita ukuran di lingkarkan atau di gantung pada leher, maka pita ukuran yang
berangka kecil, ada di tangan kanan
4) pastikan pita ukuran tidak terlipat, tidak melintir serta angka jelas
5) mulailah mengukur dengan sopan dan teliti
25
c. Mengambil Ukuran Tubuh
Keterangan Gambar
Panjang Celana
Diukur dari ban pinggang sebelah
kanan ke bawah sampai kurang lebih
3cm dibawah mata kaki atau sesuai
keinginan.
(Diukur dari titikA samapi B).
Lingkar Pinggang
Diukur pada bagian pinggang (diatas
ban pinggang celana), diambil
keliling pinggang hingga pada
pertemuasn meterannya.
(Diukur dari titik C-D-C).
Lingkar Pinggul
Diukur pada bagian pinggul yang
terbesar, diambil angka pertemuan
pada meterannya dalam keadaan pas.
(Diukur dari dari titik : E-F-E).
26
Lingkar Pesak
Diukur dari ban pinggang bagian
depan kebawah melalui selangkang
melingkarkeatas sampai pada akhir
banpinggang bagian belakang.
(Diukurdari titik G sampai H).
½ Lingkar Paha
a. Diukur pada keliling pahanya,
½ lingkaran pahanya ditambah
kurang lebih 2cm. (Model
Polos).
b. Diukur pada bagian paha yang
terbesar dari lipatan celananya
bagian belakang sampai
bagian depan. (Diukur dari
titik I sampai J).
½ Lingkar Lutut
Diukur pada sekeliling lutut, dari
lipatan celana bagian belakang
sampai depan. Bagi hasilnya menjadi
2, lalutambahkan 3cm.
(Diukur dari titik : K samapai L).
½ Lingkar Kaki
Diukur dari kakinya, dari lipatan
celana bagian belakang sampai
27
depan (besar kecilnya hasil
disesuikan dengan permintaan
pemesan).
(Diukur dari titik M samapai N).
Panjang Lutut
Diukur dari bagian pinggang sebelah
kanan ke bawah sampai batas
lututnya.
(Dikur dari titik : A sampai O).
1. Design
Desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda
seperti busana. Desain dihasilkan melalui pemikiran, pertimbangan, perhitungan,
cita, rasa, seni, serta kegemaran orang banyak yang dituangkan di atas kertas
berwujud gambar. Menurut Widarwati (2000: 2) desain adalah suatu rancangan atau
gambaran suatu obyek atau benda, dibuat berdasarkan susunan dari garis, bentuk,
warna dan tekstur.
Menurut Arifah A. Riyanto (2003) rancangan atau desain busana yaitu rancangan
model busana berupa gambar dengan mempergunakan unsur garis, bentuk, siluet
(silhouette), ukuran, tekstur yang dapat diwujudkan sebagai busana. Desain ini
28
mudah dibaca atau dipahami maksud dan pengertiannya oleh orang lain sehingga
mudah diwujudkan ke bentuk benda yang sebenarnya (Idayanti, 2015: 11).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa desain
merupakan rancangan yang menjadi dasar dalam pembuatan suatu produk seperti
busana dengan menggunakan unsur garis, bentuk, siluet, ukuran, dan tekstur. Dalam
pembuatan desain diperlukan adanya pemikiran, pertimbangan, perhitungan, cita,
rasa, dan seni serta berdasarkan kegemaran dari orang banyak pada suatu waktu
tertentu.
Pada Dunia Baru pembuatan desain biasanya dibuat sesuai dengan pesanan
konsumen atau sesuai dengan desain yang dibuat oleh Ibuk Kin Tan Boen Nio dan
telah disetujui oleh konsumen tersebut.
Sumber : Dokumentasi
29
2. Pembuatan Pola
30
1) Lingkar pinggang : 70 cm
2) Lingkar panggul : 88 cm
3) Lingkar pesak : 60 cm
4) Panjang celana : 94 cm
5) ½ lingkar paha : 27 cm
6) ½ lingkar lutut : 22 cm
7) ½ lingkar ujung celana : 25 cm
31
Gambar 3. Pola celana
Sumber : Dokumentasi
32
Keterangan bagian belakang
4 – 10 = kekiri 5 atau 6 cm
10 -11 = ¼ lingkar perut + sekengan 3cm, 17 ½ + 3 = 20 ½ cm
f–9 = 3 ½ cm
titik 11 terletak pada 3 – 4 hubungan 1 -11 perpanjang ke atas
11 – 11 a = naik ½ cm
e’ – 12 = kekiri 2 ½ cm
5a – 13 dan 6a – 14 masing-masing keluar 2cm
7 – 15 dan8 – 16 = masing – masing keluar 2 cm
a-p = turun 8 cm
33
2) klep
a - b dan c - d = 10 cm
a – c dan b – d = 23 cm
a - a’ dan b – b’ = turun 1 cm
e – e’ = 3 cm
f –f’ = 2 cm
34
Keterangan saku
a – b dan c – d = 11 cm
a – c dan b – d = 21 cm
Selama penulis melakukan kegiatan PLI di Dunia Baru, banyak ilmu dan hal-hal baru
yang penulis dapatkan, terkait dengan manajemen usaha, pelayanan konsumen, cara
membuat pola, menjahit, menghias, serta hal-hal lain yang penulis dapatkan sebagai
pengalaman bekerja di dunia industri. Dalam hal ini penulis berterima kasih kepada ibu
Kim Tan Boen Nio selaku menejer Dunia Baru Tailor, karena beliau turun langsung
membimbing mahasiswa PLI dan membagikan ilmu yang dimilikinya, sehingga penulis
dapat menambah wawasan terkait bidang busana.
Saat melaksanakan PLI kurang lebih 5 bulan, banyak hal-hal baru atau keunikan yang
penulis temui ditempat industri yang berbeda dari apa yang penulis dapatkan selama
pembelajaran dikelas atau tidak penulis dapatkan selama pembelajaran dikelas, seperti
sistem pembuatan pola dasar badan wanita, pembuatan pola blazer wanita, pola busana
pria, pembuatan pola kerah, pembuatan pola kebaya, dsb, dengan cara langsung
mempraktekkan apa yang penulis akandipelajari. Sehingga ilmu yang penulis dapatkan
selama melaksanakan PLI, dapat penulis ingat dan terapkan untuk seterusnya, sehingga
adanya peningkatan kemampuan yang penulis dapatkan untuk masa yang akan datang,
serta meningkatkan rasa percaya diri penulis untuk berwirausaha.
35
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri (PLI) di Dunia Baru Tailor di mulai
tanggal 20 Juli 2022 – 10 Desember 2022, merupakan waktu yang singkat bagi penulis
menjahit dan pengelolaan usaha di Dunia Baru. Namun dalam waktu yang singkat ini
Celana Kerja wanita Di Dunia Baru Tailor penulis dapat mengambil kesimpulan
diantaranya:
1. Pengalaman Lapangan Industri (PLI) merupakan salah satu mata kuliah yang harus
industri, dan dapat menjadi tenaga kerja yang kreatif dan mandiri.
ilmu, wawasan dan pengalaman yang lebih banyak mengenai dunia usaha secara
langsung.
3. March Boutique merupakan usaha yang bergerak di bidang produksi busana yang
menghasilkan busana bermutu tinggi dengan desain yang memiliki ciri khas
tersendiri.
36
5. Mahasiswa dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan dalam proses produksi
6. Untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses harus mempersiapkan diri baik
mental maupun intelektual, serta siap untuk menerima resiko apapun yang akan
terjadi.
B. Saran
Setelah melaksanakan Pengalaman Lapangan Industri (PLI). Penulis memiliki
a) Diharapkan pengelola PLI FPP UNP lebih meningkatkan kerja saa dengan
mencarikan informasi mengenai tempat praktek, dan juga agar dapat memantau
dengan jelas terlebih dahulu dengan pihak industri sebelum melepas mahasiswa
yang bersangkutan.
2. Bagi Mahasiswa
b) Mahasiswa harus informasi mengenai tempat industri yang akan dijadikan tempat
37
c) Selama melaksanakan praktek, diharapkan mahasiswa mengikuti dan
melaksanakan semua peraturan yang ditetapkan oleh pihak perusahaan dan kreatif
pengetahuan.
3. Perusahaan
38
Daftar Pustaka
Ernawati, I., & Nelmira, W. (2008). Tata busana jilid 2. Jakarta. Direktorat pembinaan
sekolah menengah kejuruan, Direktorat jendral manajemen, pendidikan dasar dan
menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Muliawan Porrie, “Penyesuaian Pola Dasar Busana System Indonesia Untuk Wanita
Indonesia Dengan Bentuk Badan Gemuk.” Jurnal Seni Rupa, Vol. 08, no.01, 2019.
Diakses pada tanggal 3 November 2021.
Pratiwi,dkk. (2003). Pola Dasar Dan Pecah Pola Busana. Malang: Balai PustakaDan
Kanisius.
Wening, Sri. 2013. Busan Pria. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.
39
2
2
3
3
4
4
5