DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI-1 SAMPIT
BIDANG STUDI KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN
Kompetensi Keahlian : 1. Akuntansi & Keuangan Lembaga 2. Bisnis Daring & Pemasaran,
3.Otomatisasi & Tata Kelola Perkantoran Terakreditas A,
4. Perbankan dan Keuangan Mikro-
BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Kompetensi Keahlian : 1. Multi Media,2. Rekayasa Perangkat Lunak Terakreditasi A
SAMPIT – KOTAWARINGIN TIMUR
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka menghadapi dunia kerja pada era global dan era digital
saat ini diperlukan langkah yang kongkrit bagi lembaga pendidikan dalam
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, profesional, inovatif
dan kreatif serta menguasai teknologi yang berorientasi pada pasar (market and
customer oriented).
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menerapkan Pendidikan Sistem
Ganda di mana peserta didik akan melaksanakan proses pendidikan terpadu
yang melibatkan sekolah sebagai institusi penyelenggara dan Dunia Usaha dan
Dunia Industri (DU/DI) sebagai institusi pasangan. Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan telah melalui tahap sinkronisasi dengan kebutuhan dunia
usaha/insudtri, yang dalam arti sempit telah menyesuaikan perkembangan
kebutuhan tenaga terampil tingkat menengah. Dengan demikian lulusan SMK
diorientasikan untuk mengisi tenaga kerja terampil yang memproduksi barang
atau jasa.
SMK Negeri 1 Sampit adalah sekolah yang terdiri dari Kompetensi
Keahlian : 1. Akuntansi & Keuangan Lembaga 2. Bisnis Daring & Pemasaran, 3.
Otomatisasi & Tata Kelola Perkantoran 4. Perbankan dan Keuangan Mikro 5.
Multi Media, 2. Rekayasa Perangkat merasa terpanggil untuk dapat
memberikan andil dalam mewarnai bursa kerja dengan mempersiapkan
tamatan yang kompeten dan siap memasuki dunia kerja.
Sebagai langkah awal, sebelum peserta didik melaksanakan praktik kerja
di industri serta siap memasuki dunia kerja setelah lulus nantinya, perlu
diperkenalkan lebih awal kehidupan Dunia Usaha/Dunia Industri kepada
peserta didik untuk memberikan wawasan profil industri beserta aktifitas-
aktiftas kerja di dalamnya serta memberikan motifasi agar peserta didik
menyadari urgensi kompetisi dan kompetensi tenaga kerja, sehingga peserta
didik akan termotifasi untuk giat belajar dan meningkatkan kompetensi yang
pada akhirnya siap bersaing memasuki dunia kerja.
Sehubungan dengan hal tersebut, SMK Negeri 1 Sampit Kabupaten
Kotawaringin Timur setiap tahun menyelenggarakan kegiatan Kunjungan
Industri (KI) pada perusahaan-perusahaan yang relevan dengan kompetensi
keahlian.
Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan Nasional, peranan
pendidikan sangat menentukan. Pendidikan pada umumnya dilaksanakan di
sekolah, karena sekolah berfungsi untuk meneruskan nilai – nilai luhur bangsa
kepada generasi muda, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Satu
kebijakan pemerintah yang menepatkan sekolah sebagai lingkungan pedidikan
yang didalamnya terdapat masyarakat belajar. Hal ini berarti bahwa sekolah
berfungsi untuk mendidik, mengajar, dan melatih. Dengan demikian sekolah
hendaknya tidak digunakan untuk kegiatan – kegiatan diluar tujuan pendidikan.
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh SMK Negeri 1 Sampit untuk
menunjang proses pendidikan di sekolah adalah dengan mengadakan kegiatan
Praktek Pembelajaran Kunjungan Industri bagi Program Studi Keahlian
Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran. Kegiatan ini sangat diperlukan untuk
memberikan pengetahuan dan bekal bagi siswa agar menjadi tenaga kerja yang
terampil serta kreatif di dunia kerja khususnya bidang pengelolaan administrasi
perkantoran.
Dengan adanya kegiatan praktek kunjungan industri ini diharapkan
nantinya akan sejalan dengan ilmu pengetahuan yang didapat para peserta
didik dengan kebutuhan di lingkungan dunia kerja nantinya.
B. PESERTA PELATIHAN
Peserta Praktek Kunjungan Industri ini adalah peserta didik kelas XI
OTKP 1 Program Studi Keahlian Otomatisasi Dan Tata Kelola Perkantoran SMK
Negeri 1 Sampit, sebanyak 36 orang siswa (Foto dan Daftar hadir terlampir)
D. INSTRUKTUR
Instruktur Praktek Kunjungan Industri ini adalah Kepala Cabang, Kepala
Bidang, Staf dan karyawan CV Sumber Pangan Abadi Distributor Unilever
Indonesia. (Materi terlampir)
Ketua Sekretaris
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 1 Sampit
Dra. Lismayani
NIP. 19670424 199503 2 004
FOTO-FOTO KEGIATAN
MATERI PELATIHAN/KUNJUNGAN INDUSTRI
PT UNILEVER INDONESIA
A. Sejarah PT Unilever
PT Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen
yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan tahun 1930. Perusahaan ini
mempekerjakan 206.000 pekerja. Memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan
konsumen pribadi. Beberapa merek terkenal milik Unilever adalah: Rinso, Sunsilk, Dove, dan
Clear.
Unilever memiliki beberapa perusahaan lain di Indonesia:
PT Anugrah Lever - didirikan pada tahun 2000 dan bergerak di bidang pembuatan,
pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan
merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merek-merek lain
PT Technopia Lever - didirikan pada tahun 2002 dan bergerak di bidang distribusi,
ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos
PT Knorr Indonesia - diakuisisi pada 21 Januari 2004
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai
Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen,
notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan
surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan
No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada
tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli
1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang
dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah
menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan
keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di
Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal
(Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang
saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100
per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No.
46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-
17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur
dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-
produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni,
2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo,
S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan
memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan
Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No.
C-18482HT.01.04-TH.2000.
Kronologi Perkembangan
1920-30 Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers
1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV - Angke, Jakarta
1941 Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46 Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II)
1965-66 Di bawah kendali pemerintah
1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan UU penanaman modal asing
1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Rungkut, Surabaya
1990 Terjun di bisnis teh
1992 Membuka pabrik es krim
1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000 Terjun ke bisnis kecap
2001 Membuka pabrik teh – Cikarang
2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004 Terjun ke bisnis makanan ringan
2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah
C. Visi Misi dan Tujuan PT. Unilever
Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan
di masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari
jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Misi adalah
penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi
seluruh staf perusahaan.
a) Visi
Visi Unilever adalah “To become the first choice of consumer, costumer and community”
b) Misi
Misi Unilever adalah :
· Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi
konsumen
· Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
· Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
· Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.
· Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan
imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
· Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan
lingkungan hidup.
Kami selalu percaya akan kekuatan brand kami dalam meningkatkan kualitas kehidupan
orang-orang dan dalam melakukan hal yang benar. Semakin bertumbuhnya bisnis kami,
meningkat pula tanggung jawab kami. Kami mengenali tantangan global seperti perubahan
iklim yang menjadi kepedulian kita bersama. Mempertimbangkan dampak yang lebih luas
dari tindakan kami selalu menyatu dalam nilai-nilai kami dan merupakan bagian fundamental
mengenai siapa diri kami.
Bagi PT. Unilever peranan merek bukan lagi sekedar sebagai nama ataupun sebagai
pembeda dengan produk-produk pesaing, tetapi sudah menjadi faktor penentu untuk dapat
menjadi “trend setter” di bidang industri. Banyak perusahaan yang berhasil karena memiliki
reputasi merek, sehingga dapat membuka distribusi di kota-kota lain bahkan negara-negara
lain dengan menarik pelanggan sasaran melalui kekuatan-kekuatan merek yang mereka miliki.
Sebuah merek yang telah mencapai ekuitas tinggi merupakan asset yang berharga bagi
perusahaan.
Untuk itu, mempertahankan dan meningkatkan ekuitas merek bukan pekerjaan mudah,
karena yang dihadapi adalah ekspektasi pelanggan. Konsumen akan merasa “familiar” dengan
nama merek yang pertama masuk ke pasar, sekalipun merek-merek yang masuk belakangan
berkinerja lebih baik. Ini akan mengarah kepada terciptanya kesetiaan yang lebih besar pada
merek pertama dan produsen.
Kesetiaan pelangaan menjadi kunci sukses tidak hanya dalam jangka pendek tetapi
keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Contohnya seperti sabun kecantikan merek Lux,
yang merupakan sabun kecantikan pertama yang masuk ke pasaran di Indonesia. Sabun
kecantikan merek Lux memperluas jenis produk sabun mandinya, yang tidak hanya sabun
mandi yang berupa batangan padat tetapi juga berupa sabun mandi cair.
Merek perlu dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas tinggi, sehingga konsumen
dapat memahami sebuah produk hanya melalui eksistensi, fungsi, citra dan mutu.Kualitas di
mata konsumen lebih bersifat subyektiif, tergantung bagaimana persepsi konsumen terhadap
produk itu.Ketika kemudian jumlah merek yang dikenal konsumen semakin banyak, maka
peranan merek dapat diperluas sehingga mampu memberikan asosiasi tertentu dibenek
konsumen. Seuah merek akan sering dihubungkan dengan fungsi dan citra khusus. Nilai yang
didasari merek sering kali didasari pada asosiasi-asosiasi spesifik yang berkaitan dengannya.
· Advertising
· Consumer Sales Promotion
· Trade Promotion and Co-Marketing
· Packaging. Point Of Purchase
· Personal Selling
· Public relations
· Brand Publicity
· Corporate Advertising
· The Internet
· Direct Marketing
· Experiantial contact: Event, sponsorship
· Customer Service
· Word Of Mouth
ANALISA SWOT
INTERNAL PERUSAHAAN
A. Kekuatan (Strengths)
a) Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-model
yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih
spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil
yang diterima si model dalam iklan tersebut.
b) PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus
terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong
pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai
salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top
Brand Survey, edisi khusus 2007)
c) Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
d) Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di
segenap jajaran.
e) Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care,
savoury, dan ice cream.
f) Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor
untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.
g) PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya
hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
h) PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”.
Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan
kualitas produk.
B. Kelemahan (Weaknesses)
a) PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti
dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen
yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada
karyawan yang bisa menerima pesan yang berbeda-beda. Dan ketiga, resolusi konflik
antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan
departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial.
b) Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
c) Jumlah karyawan yang tambun.
d) Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever
indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
e) Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
f) Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
g) Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
h) Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.
EKSTERNAL PERUSAHAAN
A. Kesempatan (Opportunities)
a) Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi
ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
b) Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
c) Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.
d) Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang
baik.
e) Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan
122.922.553 (50,1%) perempuan.
f) Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
g) Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
h) Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %.
B. Ancaman (Threats)
a) Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit,
gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan
harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya.
b) Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
c) Melemahnya daya beli konsumen.
d) Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
e) Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya
biaya pemasaran produk.
f) Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
g) Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
h) Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional
menjadi produk-produk luar negeri
i) Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang
membahayakan komunitas orang utan.
j) Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
k) Produk pesaing dengan harga lebih rendah.