Anda di halaman 1dari 21

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI-1 SAMPIT
BIDANG STUDI KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN
Kompetensi Keahlian : 1. Akuntansi & Keuangan Lembaga 2. Bisnis Daring & Pemasaran,
3.Otomatisasi & Tata Kelola Perkantoran Terakreditas A,
4. Perbankan dan Keuangan Mikro-
BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Kompetensi Keahlian : 1. Multi Media,2. Rekayasa Perangkat Lunak Terakreditasi A
SAMPIT – KOTAWARINGIN TIMUR

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka menghadapi dunia kerja pada era global dan era digital
saat ini diperlukan langkah yang kongkrit bagi lembaga pendidikan dalam
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, profesional, inovatif
dan kreatif serta menguasai teknologi yang berorientasi pada pasar (market and
customer oriented).
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menerapkan Pendidikan Sistem
Ganda di mana peserta didik akan melaksanakan proses pendidikan terpadu
yang melibatkan sekolah sebagai institusi penyelenggara dan Dunia Usaha dan
Dunia Industri (DU/DI) sebagai institusi pasangan. Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan telah melalui tahap sinkronisasi dengan kebutuhan dunia
usaha/insudtri, yang dalam arti sempit telah menyesuaikan perkembangan
kebutuhan tenaga terampil tingkat menengah. Dengan demikian lulusan SMK
diorientasikan untuk mengisi tenaga kerja terampil yang memproduksi barang
atau jasa.
SMK Negeri 1 Sampit adalah sekolah yang terdiri dari Kompetensi
Keahlian : 1. Akuntansi & Keuangan Lembaga 2. Bisnis Daring & Pemasaran, 3.
Otomatisasi & Tata Kelola Perkantoran 4. Perbankan dan Keuangan Mikro 5.
Multi Media, 2. Rekayasa Perangkat merasa terpanggil untuk dapat
memberikan andil dalam mewarnai bursa kerja dengan mempersiapkan
tamatan yang kompeten dan siap memasuki dunia kerja.
Sebagai langkah awal, sebelum peserta didik melaksanakan praktik kerja
di industri serta siap memasuki dunia kerja setelah lulus nantinya, perlu
diperkenalkan lebih awal kehidupan Dunia Usaha/Dunia Industri kepada
peserta didik untuk memberikan wawasan profil industri beserta aktifitas-
aktiftas kerja di dalamnya serta memberikan motifasi agar peserta didik
menyadari urgensi kompetisi dan kompetensi tenaga kerja, sehingga peserta
didik akan termotifasi untuk giat belajar dan meningkatkan kompetensi yang
pada akhirnya siap bersaing memasuki dunia kerja.
Sehubungan dengan hal tersebut, SMK Negeri 1 Sampit Kabupaten
Kotawaringin Timur setiap tahun menyelenggarakan kegiatan Kunjungan
Industri (KI) pada perusahaan-perusahaan yang relevan dengan kompetensi
keahlian.
Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan  Nasional, peranan
pendidikan sangat menentukan. Pendidikan pada umumnya dilaksanakan di
sekolah, karena sekolah berfungsi untuk meneruskan nilai – nilai luhur bangsa
kepada generasi muda, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Satu
kebijakan pemerintah yang menepatkan sekolah sebagai lingkungan pedidikan
yang didalamnya terdapat masyarakat belajar. Hal ini berarti bahwa sekolah
berfungsi untuk mendidik, mengajar, dan melatih. Dengan demikian sekolah
hendaknya tidak digunakan untuk kegiatan – kegiatan diluar tujuan pendidikan.
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh SMK Negeri 1 Sampit untuk
menunjang proses pendidikan di sekolah adalah dengan mengadakan kegiatan
Praktek Pembelajaran Kunjungan Industri bagi Program Studi Keahlian
Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran. Kegiatan ini sangat diperlukan untuk
memberikan pengetahuan dan bekal bagi siswa agar menjadi tenaga kerja yang
terampil serta kreatif di dunia kerja khususnya bidang pengelolaan administrasi
perkantoran.
Dengan adanya kegiatan praktek kunjungan industri ini diharapkan
nantinya akan sejalan dengan ilmu pengetahuan yang didapat para peserta
didik dengan kebutuhan di lingkungan dunia kerja nantinya.

B. DASAR DAN LANDASAN KEGIATAN


1. Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-Undang Tenaga Kerja nomor 1 tahun 1970;
3. Permendikbud No. 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
4. Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah;
5. Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
6. Permendikbud No. 60 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMK / MAK.
7. Refleksi Visi dan Misi SMK Negeri 1 Sampit
8. Program Kerja Waka Humas dan Prodi Otomatisasi Tata Kelola
Perkantoran SMK Negeri 1 Sampit Tahun pelajaran 2018/2019
C. TUJUAN KEGIATAN :
1. Tujuan Umum
Memperluas wawasan dan pengetahuan peserta didik tentang
proses yang terjadi di dunia usaha/dunia industri sebagai gambaran
pelaksanaan pembelajaran di sekolah sekaligus wawasan guna persiapan
melaksanakan Praktik Kerja Industri, Ujian Praktik Kejuruan dan bekerja
kelak sebagai karyawan atau wirausaha. Memperluas wawasan dan
pengetahuan peserta didik dan guru dalam berbagai hal, khususnya
penguasaan substansi materi pembelajaran produktif, penyusunan silabus,
penyusunan bahan ajar, strategi/metode pembelajaran dan
memaksimalkan pemakaian sarana, atau prasarana pembelajaran dan
memanfaatkan sumber belajar.
2. Tujuan Khusus
2.1. Bagi peserta didik
a. Menambah wawasan dengan cara turun belajar langsung di dunia
industri;
b. Mengetahui cara kerja di dunia industri yang mementingkan
disiplin, keselamatan dan kualitas produk;
c. Memberikan kesempatan agar mampu beradaptasi dengan
lingkungan kerja, terutama yang berkaitan dengan bidang
keahlian;
d. Meningkatkan dan memperluas proses penyerapan pendidikan;
e. Menumbuhkan dan memantapkan sikap prefesioanal yang
diperlukan sebelum memasuki dunia kerja;
f. Memperluas pengetahuan dan keterampilan tentang
pengembangan industri;
g. Melatih mental, sikap disiplin, dan tanggung jawab sebagai bekal
saat memasuki dan terlibat dalam industri;
h. Menambah wawasan dan pengetahuan yang berharga,
memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan kesesuaian pelaksanaan pendidikan dan
kenyataan yang menjadi tuntutan di lapangan;
i. Meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang aspek-aspek
usaha yang profesional pada lapangan kerja, meliputi organisasi,
jenjang karir dan teknis.
2.2. Bagi sekolah
a. Melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda sesuai amanat kurikulum
SMK;
b. Merealisasikan program kerja sekolah;
c. Membekali wawasan tentang Dunia Usaha/Dunia Industri kepada
peserta didik;
d. Meningkatkan aktifitas peserta didik dalam proses pembelajarn di
kelas dan kelak di industri;
e. Memetakan masalah yang dihadapi oleh peserta didik sebelum
terjun ke dunia usaha/dunia industri;
f. Memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi peserta didik
dan guru produktif serta kewirausahaan melalui sharing dan
belajar dari contoh-contoh praktik yang baik;
g. Memetakan jalur rintisan penempatan tenaga kerja;
h. Memperoleh profil Dunia Usaha/Dunia Industri, aktifitas kerja,
iklim kerja serta kriteria kompetensi pekerjaan di dalamnya;
i. Mengupayakan kerjasama saling membutuhkan dan
menguntungkan antara SMK dan Dunia Usaha/Dunia Industri;
j. Memperkenalkan SMK Negeri 1 Sampit pada Dunia Usaha/Dunia
Industri.
2.3. Bagi industri
a. Mengetahui keterampilan peserta didik khususnya SMK untuk
pertimbangan dalam penerimaan tenaga kerja;
b. Mengetahui relevansi pendidikan menengah kejuruan dengan
tuntutan para pamakai lulusan/dunia kerja;
c. Mendapatkan calon tenaga kerja yang terampil, telah teruji dan
siap bekerja di industri.
II. LAPORAN KEGIATAN
A. JENIS KEGIATAN
Nama Kegiatan ini adalah “PEMBELAJARAN PRAKTEK KUNJUNGAN
INDUSTRI BAGI PESERTA DIDIK PROGRAM STUDI KEAHLIAN
OTOMATISASI DAN TATA KELOLA PERKANTORAN SMK NEGERI 1 SAMPIT
BEKERJA SAMA DENGAN CV SUMBER PANGAN ABADI DISTRIBUTOR
UNILEVER INDONESIA CABANG PALANGKARAYA”

B. PESERTA PELATIHAN
Peserta Praktek Kunjungan Industri ini adalah peserta didik kelas XI
OTKP 1 Program Studi Keahlian Otomatisasi Dan Tata Kelola Perkantoran SMK
Negeri 1 Sampit, sebanyak 36 orang siswa (Foto dan Daftar hadir terlampir)

C. WAKTU DAN TEMPAT


Praktek Kunjungan Industri ini di selenggarakan pada :
Hari / Tanggal : Kamis, 28 Nopember 2019
Pukul : 08.00 s.d Selesai
Tempat : CV SUMBER PANGAN ABADI DISTRIBUTOR UNILEVER
Jl. Cilik Riwut KM. 11 Palangkaraya-Kalimantan Tengah

D. INSTRUKTUR
Instruktur Praktek Kunjungan Industri ini adalah Kepala Cabang, Kepala
Bidang, Staf dan karyawan CV Sumber Pangan Abadi Distributor Unilever
Indonesia. (Materi terlampir)

E. HASIL KEGIATAN YANG DIHARAPKAN :


1. Peserta didik memahami dunia industri;
2. Motivasi belajar peserta didik meningkat;
3. Memperoleh peluang kerjasama (MoU) magang, praktik kerja maupun
rekruitmen calon tenaga kerja;
4. Terwujudnya pemetaan masalah pembelajaran praktik yang dihadapi
peserta didik dan guru
5. Terwujudnya media pembelajaran dan alat peraga praktik yang sesuai
6. Terwujudnya jalur rintisan penempatan tenaga kerja
7. SMK Negeri 1 Sampit dikenal Dunia Usaha/Dunia Industri
F. PENYELENGGARA
Penyelenggara kegiatan ini adalah SMK Negeri 1 Sampit yang bekerja
sama dengan CV Sumber Pangan Abadi Distributor Unilever Indonesia.

G. PEMBIAYAAN / SUMBER DANA


Pembiayaan pelatihan ini dibebankan kepada anggaran dana sekolah
(bukti terlampir).
III. PENUTUP
Sebagai penutup laporan yang akan dipakai sebagai kelengkapan untuk
dimasukkan dalam dokumen penyerahan kegiatan ini, dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya kegiatan Pembelajaran Praktek Kunjungan Industri Bagi Peserta
Didik Program Studi Keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran SMK Negeri
1 Sampit bekerja sama dengan CV Sumber Pangan Abadi Distributor Unilever
Indonesia Cabang Kota Palangkaraya ini, maka untuk dapat mewujudkan hasil yang
ingin dicapai seperti yang telah terurai dalam maksud dan tujuan diatas, perlu
adanya dukungan dari pihak sekolah, pihak DU/DI dan peserta didik itu sendiri yang
terkait dalam kegiatan ini. Untuk itu adanya dorongan moral, pemberian
kesempatan untuk mempraktekkan dan mengembangkan kemampuan terhadap
materi yang telah diperoleh mutlak diperlukan, mengingat waktu yang disediakan
dalam praktek ini memang terbatas.
Bagi para peserta didik sendiri perlu memiliki kesadaran diri dan kemauan
untuk mempraktekkan dan mengembangkan materi yang telah diperoleh tersebut,
baik dari teori dan praktek yang disampaikan oleh Instruktur/nara sumber maupun
mengembangkan sendiri dengan mempelajari modul yang telah diterima dalam
kegiatan pelatihan ini ataupun dari buku literatur yang lain sehingga materi yang
diterima selama kegiatan praktek ini benar-benar membawa manfaat bagi Sekolah
dan tentunya peserta didik itu sendiri.
Demikian laporan kegiatan yang dapat disampaikan dari Pembelajaran
Praktek Kunjungan Industri Bagi Peserta Didik Program Studi Keahlian Otomatisasi
dan Tata Kelola Perkantoran SMK Negeri 1 Sampit Bekerja Sama dengan CV Sumber
Pangan Abadi Distributor Unilever Indonesia Cabang Kota Palangkaraya ini, dengan
harapan semoga kegiatan yang telah dilaksanakan ini dapat menunjang pelaksanaan
sistem pembelajaran khususnya bagi peserta didik SMK Negeri 1 Sampit. Atas
Perhatian, bantuan dan kerjasama yang baik kami ucapkan terimakasih.

Ketua Sekretaris

Dra. Hj. Fatihi Roy M. Panjaitan, S.Pd.,MM


NIP 19641105 199103 2 008

Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 1 Sampit

Dra. Lismayani
NIP. 19670424 199503 2 004
FOTO-FOTO KEGIATAN
MATERI PELATIHAN/KUNJUNGAN INDUSTRI

PT UNILEVER INDONESIA

A. Sejarah PT Unilever
PT Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen
yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan tahun 1930. Perusahaan ini
mempekerjakan 206.000 pekerja. Memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan
konsumen pribadi. Beberapa merek terkenal milik Unilever adalah: Rinso, Sunsilk, Dove, dan
Clear.
Unilever memiliki beberapa perusahaan lain di Indonesia:
 PT Anugrah Lever - didirikan pada tahun 2000 dan bergerak di bidang pembuatan,
pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan
merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merek-merek lain
 PT Technopia Lever - didirikan pada tahun 2002 dan bergerak di bidang distribusi,
ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos
PT Knorr Indonesia - diakuisisi pada 21 Januari 2004
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai
Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen,
notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan
surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan
No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada
tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli
1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang
dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah
menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini  disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan
keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di
Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal
(Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang
saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100
per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No.
46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-
17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur
dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-
produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni,
2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo,
S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan
memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan
Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No.
C-18482HT.01.04-TH.2000.

B. Perluasan PT. Unilever Indonesia


Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT
Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL)
yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus
cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain
atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem
Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang
bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk
dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad
mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam
perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT
Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003,
perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi
saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait).
Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara
perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada
tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan
dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of
interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah
penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan
ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya
No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani
perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra)
sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek
“Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan
Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.

Kronologi Perkembangan
1920-30   Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers
1933         Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936         Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV - Angke, Jakarta
1941         Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46   Kendali oleh unilever dihentikan  (Perang Dunia II)
1965-66   Di bawah kendali pemerintah
1967         Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan UU penanaman modal asing
1981         Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982         Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988         Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Rungkut, Surabaya
1990         Terjun di bisnis teh
1992         Membuka pabrik es krim
1995         Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98   Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999         Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000         Terjun ke bisnis kecap
2001         Membuka pabrik teh – Cikarang
2002         Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003         Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004         Terjun ke bisnis makanan ringan
2005         Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008         Terjun ke bisnis minuman sari buah
C. Visi Misi dan Tujuan PT. Unilever
Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan
di masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari
jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Misi adalah
penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi
seluruh staf perusahaan.

a)      Visi
Visi Unilever adalah “To become the first choice of consumer, costumer and community”
b)      Misi
Misi Unilever adalah :
·         Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi
konsumen
·         Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
·         Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
·         Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.
·         Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan
imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
·         Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan
lingkungan hidup.
Kami selalu percaya akan kekuatan brand kami dalam meningkatkan kualitas kehidupan
orang-orang dan dalam melakukan hal yang benar. Semakin bertumbuhnya bisnis kami,
meningkat pula tanggung jawab kami. Kami mengenali tantangan global seperti perubahan
iklim yang menjadi kepedulian kita bersama. Mempertimbangkan dampak yang lebih luas
dari tindakan kami selalu menyatu dalam nilai-nilai kami dan merupakan bagian fundamental
mengenai siapa diri kami.

D. Tujuan dan Prinsip


Tujuan corporate kami adalah bahwa kesuksesan memerlukan “standar tertinggi dari
perilaku corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami
sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami.”
Selalu bekerja dengan integritas
Beroperasi dengan integritas dan rasa hormat pada orang-orang, sentuhan bisnis kami
pada organisasi dan lingkungan selalu menjadi pusat dari tanggung jawab corporate kami.
Dampak Positif
Kami bertujuan memberikan dampak positif dengan berbagai cara: melalui brand
kami, melalui kegiatan komersial dan hubungan kami, melalui kontribusi sukarela, serta
berbagai cara lain dimana kami berhubungan dengan masyarakat.
Komitmen yang berlanjut
Kami juga berkomitmen untuk terus meningkatkan cara dalam menangani dampak
lingkungan dan bekerja dengan tujuan jangka panjang kami dalam mengembangkan bisnis
yang berkelanjutan.
Menjalankan aspirasi kami
Tujuan corporate kami telah memberikan aspirasi bagi kami untuk mengelola bisnis.
Hal ini diperkuat peraturan kami dalam prinsip-prinsip bisnis yang menjelaskan standar
operasional yang diikuti semua karyawan Unilever, dimanapun mereka berada diseluruh
dunia. Aturan ini juga mendukung pendekatan kami pada pemerintah serta tanggung jawab
corporate.

Bekerja dengan yang lain


Kami ingin bekerja dengan para penyedia sumber daya yang memiliki nilai dan
standar yang sama dengan kami dalam bekerja. Peraturan tentang rekanan bisnis, sejalan
dengan peraturan prinsip bisnis kami, terdiri dari sepuluh prinsip yang meliputi integritas
bisnis dan tanggung jawab yang berhubungan dengan karyawan, konsumen dan lingkungan.

E. Produk dan Brand PT. Unilever


Unilever adalah salah satu dari perusahaan produsen produk makanan terkemuka
dunia. Semangat kami untuk memahami apa yang diinginkan dan diperlukan masyarakat dari
makanan mereka - dan apa yang mereka sukai darinya membuat brand-brand kami menjadi
pilihan masyarakat.
Beberapa produk
Unilever : Surf, Rinso, Buavita, Sunsilk, Taro, Pepsodent, Molto, Lifebuoy, Clear, Close
Up, Citra, Axe, Royco, Kecap Bango, SariWangi, Blue
Band, Wall's, Sunlight, Pond's, Lux, Rexona, Pure It, CIF, Vaseline, Dove, Domestos
Nomos, Viso, Wipol, Vixal, Lipton, She, Molto, SASEBU™.
Bango: Bango, benar-benar kecap.
Blue Band : Blue band satukan hati bersama anak-anak.
Buavita : Buavita jus buah yang enak dan berkualitas
Royco : Memberdayakan wanita Indonesia dan membantu memenuhi kebutuhan gizi keluarga
Sariwangi : Hangatnya kebersamaan bersama Sariwangi.
Wall's : Wall’s membawa keceriaan dan kegembiraan dalam kebersamaan.

Bagi PT. Unilever peranan merek bukan lagi sekedar sebagai nama ataupun sebagai
pembeda dengan produk-produk pesaing, tetapi sudah menjadi faktor penentu untuk dapat
menjadi “trend setter” di bidang industri. Banyak perusahaan yang berhasil karena memiliki
reputasi merek, sehingga dapat membuka distribusi di kota-kota lain bahkan negara-negara
lain dengan menarik pelanggan sasaran melalui kekuatan-kekuatan merek yang mereka miliki.
Sebuah merek yang telah mencapai ekuitas tinggi merupakan asset yang berharga bagi
perusahaan.
Untuk itu, mempertahankan dan meningkatkan ekuitas merek bukan pekerjaan mudah,
karena yang dihadapi adalah ekspektasi pelanggan. Konsumen akan merasa “familiar” dengan
nama merek yang pertama masuk ke pasar, sekalipun merek-merek yang masuk belakangan
berkinerja lebih baik. Ini akan mengarah kepada terciptanya kesetiaan yang lebih besar pada
merek pertama dan produsen.
Kesetiaan pelangaan menjadi kunci sukses tidak hanya dalam jangka pendek tetapi
keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Contohnya seperti sabun kecantikan merek Lux,
yang merupakan sabun kecantikan pertama yang masuk ke pasaran di Indonesia. Sabun
kecantikan merek Lux memperluas jenis produk sabun mandinya, yang tidak hanya sabun
mandi yang berupa batangan padat tetapi juga berupa sabun mandi cair.
Merek perlu dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas tinggi, sehingga konsumen
dapat memahami sebuah produk hanya melalui eksistensi, fungsi, citra dan mutu.Kualitas di
mata konsumen lebih bersifat subyektiif, tergantung bagaimana persepsi konsumen terhadap
produk itu.Ketika kemudian jumlah merek yang dikenal konsumen semakin banyak, maka
peranan merek dapat diperluas sehingga mampu memberikan asosiasi tertentu dibenek
konsumen. Seuah merek akan sering dihubungkan dengan fungsi dan citra khusus. Nilai yang
didasari merek sering kali didasari pada asosiasi-asosiasi spesifik yang berkaitan dengannya.

F. Tipe Perusahaan PT. Unilever


PT Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen
yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan tahun 1930. Perusahaan ini
mempekerjakan 206.000 pekerja. Memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan
konsumen pribadi.
Mengapa bisa dikategorikan sebagai tipe perusahaan multinasional ?
Karena PT. Unilever termasuk perusahaan yang memproduksi produk yang
disesuaikan dengan selera local. Salah satu contohnya, untuk lebih dikenal oleh masyarakat
indonesia dan bisa mendapat hati masyarakat Indonesia maka Unilever membuat produk yang
sesuai dengan cita rasa Indonesia seperi kecap Bango. Kecap merupakan makanan yang
terbuat dari kacang kedelai. Bisa dibilang kecap merupakan makanan yang khas dari
Indonesia.
Untuk itu Unilever membuat produk kecap bango untuk di konsumsi masyarakat
Indonesia. Walau kecap bango bukan produk asli buatan unilever namun nama Unilever lebih
terkenal karena kecap bango sekarang ini merupakan produk yang dikembangkan oleh
Unilever. Terlebih iklan yang ditampilkan di media tentang produk kecap bango sangat
mencerminkan negara Indonesia. Dengan model-model yang berasal dari Indonesia, ini akan
lebih membangun image Unilever dimata konsumen di Indonesia. Konsumen akan
mempunyai keinginan untuk membeli produk kecap bango karena terkesan melihat iklan yang
ditampilkan tersebut. Walaupun konsumen hanya coba-coba membeli merek tersebut namun
setidaknya produk tersebut sangat dikenal oleh masyarakat.

G. Strategi Bersaing PT. Unilever


Strategi adalah pendekatan (cara) umum yang dilakukan suatu organisasi atau
perusahaan untuk mencapai dan memperoleh tujuan. Sedangkan taktik adalah cara-cara yang
bersifat spesifik yang dilakukan untuk menerapkan strategi yang dipilih. Nah, setelah kita
mengetahui perbedaan dari kedua kata tersebut saya akan membahas penerapan Manajemen
Strategi dan taktik di perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk.
PT. Unilever Indonesia Tbk. adalah Perusahaan multinasional yang
memasarkan berbagai barang konsumen untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan
dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya
merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.
Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. Unilever Indonesia Tbk sudah
menyiapkan strategi dan taktik dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan,
untuk memudahkan kita memahami bagaimana PT.Unilever melakukan penestrasi pada pasar,
saya membagi ada beberapa cara unggulan yang di lakukan perusahaan ini ,antara lain :
Ada beberapa cara jitu yang di lakukan perusahaan ini agar dapat tetap bersaing di
tengah ketat nya pasar terutama dari pesaing-pesaing mereka, pesaing utama unilever adalah
Prector & Gamble dan Kraft Foods memiliki penjualan di kira-kira 140-150 negara yang
berbeda pada tahun 2003 dan Nestle, termasuk saingan utama unilever, memiliki penetrasi
pasar di hampir setiap negara di dunia( bukti bahwa perusahaaan unilever merupakan
perusahaan global ). Pesaing-pesaing lainnya :PT Wings, PT Kao, PT Mandom, PT Johnson
& Jhonson. Selain itu, Unilever harus mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi trend
dan kebutuhan konsumen dan kemudian memenuhi kebutuhan mereka dengan berbagai cara
yang bisa di terima masyarakat antara lain dengan strategi pemasaran;
a)   Differensiasi Produk
Deferensiasi produk adalah strategi bersaing yang dimana menekankan pada
Kreativitas yang tinggi dalam menciptakan keunikan produk yang lebih menarik, sejuk, aman,
nyaman, menyenangkan, karyawan yang ramah, terampil, berwawasan, dan mampu
mewujudkan dalam keseharian sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan dengan
produk pesaing lainnya.
Pada Differensiasi produk Unilever mempunyai strategi winning with brand and
innovation, kuncinya adalah pengembangan produk baru dan tepat guna, terutama pada
kategori hair, male grooming, home and personal, serta food and beverages di tahun lalu.
Di samping factor keunikan produk, perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing
juga menerapkan strategi marketing mix yangmeliputi harga yang mampu bersaing, tempat
atau lokasi strategis, dan promosi yang memadai.Simpulan yang dapat ditarik dari konsep
keunggulan bersaing melalui diferensiasi produk adalah bagaimana perusahaan dapat
menciptakan produk unik yang memberikan tingkat keuntungan diatas rata-rata yang mampu
diraih oleh industri melalui kombinasi manusia, lingkungan, dan proses.
Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi
Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol kaca,
sachet, botol kecil dan masih banyak lagi kemasannya.
b)   Kepemimpinan Harga Rendah
Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan sistim
pengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-mart menjadi pemimpin bisnis eceran di
amerika serikat. Sistem mili wal-mart mengirimkan pesanan atas barang dagang baru secara
langsung kepada pemasok ketika pelanggan membayar pembelian mereka pada kasir.terminal
titik pejualan mencatat kode barang setiap barang yang melewati kasir dan mengirimkan
transaksi pembelian langsung kepada komputer pusat wal-mart. Komputer mengumpulkan
pesanan dari semua toko wai-mart dan mengirimkannya ke pemasok.Pemasok juga dapat
mengakses daa penjualan dan persediaan wal-mart menggunakan teknologi web.Sistem ini
mampu membuat wal-mart mempertahankan biaya rendah sembari menyesuaikan
persediaannya untuk memenuhi permintaan pelanggan.
c)   Segmentasi Produk
Unilever menciptakan brand masing-masing pada setiap produk, sehingga membagi
pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux (untuk kecantikan wanita dengan segala
manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy (Kesehatan-keluarga) dan Dove (kecantikan sejati karena
cantik itu tidak mengenal usia, ras dan batasan yang lain serta menonjolkan keistimewaan
formulanya yang hingga kini belum bisa dicontoh oleh produsen sabun dimanapun), atau
bagaimana Sosro membagi konsumennya berdasarkan jenis produk teh botol Sosro (umum),
Estea (menyukai volume/isi lebih banyak) dan Fruit tea (anak muda/khususnya anak sekolah
yang menyukai teh rasa buah & cenderung suka rasa manis). Unilever tidak saja menjawab
kebutuhan pasarnya tetapi juga memastikan kempetitornya untuk berfikir beberapa kali
sebelum menyemplungkan diri kekancah persaingan tersebut.
Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien apabila
dirancang dengan menerapkan pola regionalisasi atau diterapkan di daerah-daerah atau
kawasan tertentu. Unilever sudah menerapkan pola regionalisasi karena Unilever telah
memiliki pabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan di tiap-tiap negara. Hal ini dilakukan
agar setiap negara dapat membeli produk yang sesuai dengan keinginan dan kebiasaan
mengkonsumsi produk yang sangat erat hubungannya dengan cita rasa negaranya.
d)   Berfokus Pada Peluang Pasar
Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang berbeda dengan yang
lain, produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-barangnya dengan
cara terjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengan
diadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat perbandingan antara produk
Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya.

e)   Menguatkan Keakraban dengan Pelanggan dan Pemasok


Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok
terhadap jadwal produksi dan bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana
dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu Unilever juga melakukan tanya
jawab konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen mengeluh dalam
PT.Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui media elektronik.
Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak
hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak,sponsorship,
mengadakan event-event.
f)    Strategi Penjualan atau Promosi
Strategi Promosi yang dapat dilakukan oleh PT. Unilever yaitu:
·         Periklanan → semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yang
dibayar oleh suatu sponsor tertentu.
·         Promosi Penjualan → Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan
mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
·         Hubungan Masyarakat dan Publisitas → berbagai program untuk mempromosikan dan atau
melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
·         Penjualan Secara Pribadi → interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk
melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan
·         Pemasaran Langsung → penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubung
non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan
langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar semakin ketat,
berkembangnya berbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen maka Strategi
Promosi dirumuskan menjadi:

·         Advertising
·         Consumer Sales Promotion
·         Trade Promotion and Co-Marketing
·         Packaging. Point Of Purchase
·         Personal Selling
·         Public relations
·         Brand Publicity
·         Corporate Advertising
·         The Internet
·         Direct Marketing
·         Experiantial contact: Event, sponsorship
·         Customer Service
·         Word Of Mouth

g)   Strategi Sumber Daya Manusia


Kegiatan manajemen sumber daya manusia berkisar pada pengadaan, penggunaan dan
pemeliharaan sumber daya manusia. Agar ketiga pokok kegiatan tersebut berjalan lancar perlu
disiapkan sistem yang handal.Tahap pengadaan mencakup perencanaan SDM, rekrutmen,
seleksi dan orientasi. Tahap penggunaan perlu memperhatikan kesesuaian antara kemampuan
SDM dan apa yang menjadi tugas serta tanggung jawabnya. Juga perlu diperhatikan hal-hal
mengenai kesempatan memperoleh pelatihan dan pendidikan, supervisi, penilaian kinerja,
imbalan serta jaminan perlindungan dan kesehatan kerja.Terakhir, pada tahapan pemeliharaan
sumber daya manusia tujuannya adalah bagaimana agar karyawan merasa puas bekerja.
Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia.Unilever secara
rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka.Setelah itu diberikan pelatihan sistem
produksi, pemasaran dan keuangan selama tiga bulan.Mereka tidak langsung kerja tetapi
ditraining terlebih dahulu di berbagai bidang seperti manufaktur, pemasaran, penelitian dan
pengembangan.Saat ini tenaga kerja yang diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah
3.000 orang ini belum termasuk tenaga kerja tidak langsung. Total tenaga kerja yang terserap
berjumlah 25.000 orang. Jika diansumsikan satu orang memiliki empat anggota keluarga
maka perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang.
Mengembangkan SDM untuk Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan topik yang umum dibicarakan dan menjadi perhatian utama
di Unilever Indonesia. Pandangan kami terhadap karyawan terwujud dalam visi kami:
‘mengembangkan Sumber Daya Manusia untuk pertumbuhan’. Agar perusahaan dapat terus
tumbuh, karyawanpun perlu terus dibina dan dikembangkan secara berkesinambungan.Harus
diupayakan terciptanya sinergi antara strategi perusahaan dan perkembangan karyawan.Agar
dapat mencapai hasil terbaik, strategi kami harus berdasarkan pada dinamika antara organisasi
dan manusianya.Energi inilah yang membangkitkan keunggulan kami dalam menghadapi
persaingan.
Bagi kami, mengembangkan karyawan tidak cukup dengan mengasah intelektualitas
dan keahlian, melainkan juga mendekati secara emosional dengan menyentuh hati mereka.
Kami menginginkan tim yang beranggotakan orang-orang penuh energi yang berjuang untuk
melampaui target bisnis dan melakukannya semata-mata karena mereka mau sambil sekaligus
menikmati proses dalam mencapainya.
Memupuk Kepemimpinan
Kami sadar, bahwa aset kami yang paling penting adalah sumber daya manusia yang
tepat.Itulah sebabnya kami menginvestasikan banyak waktu dan tenaga untuk pengembangan
karyawan.Pendekatan ini secara penuh mencakup kebutuhan individu, tanggung jawab dan
kinerja.Kami mengidentifi kasi individu-individu dengan potensi dan hasil kerja terbaik,
kemudian mengembangkan mereka melalui penempatan di berbagai bidang kerja serta
pelatihan.Ada penekanan khusus bagi para manajer muda yang membutuhkan program
pembinaan yang sesuai. Melalui Leadership Growth Profi le kami menyusun rencana bagi
program pengembangan mereka masing-masing.Untukmencapai tujuan, perusahaan terus
meningkatkan standar untuk menghapus kinerja yang buruk dan mendorong orang keluar dari
“zona kemapanan”, agar mereka tertantang dan berjuang untuk mencapai yang terbaik.
h)   Strategi Operasi
Di sisi operasi, Unilever Indonesia memperhatikan efisiensi dan efektivitas
penggunaan air di pabrik Rungkut, Jawa Timur dalam strategi winning with continous
improvement. Isu kelangkaan air dan sanitasi tidak luput dari perhatian Unilever Indonesia.
“Dengan menurunkan jumlah limbah produksi, kami menciptakan efisiensi dan menurunkan
biaya, yang pada akhirnya akan meningkatkan marjin dan menurunkan resiko.
i)    Strategi Teknologi Informasi
Banyak strategi yg digunakan perusahaan khususnya dibidang teknologi informasi
untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. PT. Unilever menjalankan Komunikasi pasar
terpadu (Integrated Marketing Communication/IMC).Strategi ini merupaka upaya perusahaan
untuk memadukan dan mengkoordinasikan semua saluran komunikasi untuk menyampaikan
pesannya secara jelas, konsisten dan berpengaruh kuat tentang organisasi-organisasi
produknya.
IMC (menurut buku Advertising Management; chapter 3) adalah sebuah konsep dari
perencanaan komunikasi pemasaran yang memperkenalkan nilai tambah dari rencana
komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi—misalnya
periklanan umum, respon langsung, sales promotion, dan PR—dan mengombinasikan
disiplin-disiplin ini untuk memberikan kejelasan, konsistensi dan dampak komunikasi yang
maksimal.
Secara sederhana-nya IMC dapat diartikan sebagai “Proses dari pengelolaan customer
relationships yang menggerakkan brand value.” Sedangkan secara spesifik, IMC dapat
diartikan sebagai “proses yang mempunyai fungsi bersilang dalam menciptakan dan
memelihara hubungan yang menguntungkan dengan customer dan stakeholder lainnya dengan
mengontrol dan mempengaruhi secara strategis semua pesan yang terkirim kepada kelompok
ini serta menggerakkan dialog dengan maksud tertentu kepada mereka.”
Integrated Marketing Communication (IMC) adalah satu dari sekian proses yang
tersedia guna membina hubungan dengan customer. Apa yang membedakan IMC dengan
proses customer-centric lainnya adalah dasar dari proses tersebut adalah komunikasi, yang
merupakan jantung dari semua hubungan, dan juga merupakan proses yang sirkuler.
Seperti yang sudah disebutkan diatas, konsep dasar dari IMC adalah
komunikasi.Dengan komunikasi ini, IMC berusaha untuk memaksimalkan pesan positif dan
meminimalkan pesan negatif dari suatu brand, dengan sasaran menciptakan dan menyokong
brand relationship.Untuk membangun hubungan jangka panjang, IMC juga digunakan untuk
membangun dan memperkuat brand. Brand relationship yang positif juga akan menghasilkan
keuntungan dan meningkatkan nilai dari pemegang saham perusahaan tersebut.

ANALISA SWOT
INTERNAL PERUSAHAAN
A. Kekuatan (Strengths)
a) Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-model
yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih
spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil
yang diterima si model dalam iklan tersebut.
b) PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus
terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong
pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai
salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top
Brand Survey, edisi khusus 2007)
c) Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
d) Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di
segenap jajaran.
e) Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care,
savoury, dan ice cream.
f) Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor
untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.
g) PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya
hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
h) PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”.
Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan
kualitas produk.

B. Kelemahan (Weaknesses)
a) PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti
dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen
yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada
karyawan yang bisa menerima pesan yang berbeda-beda. Dan ketiga, resolusi konflik
antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan
departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial.
b) Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
c) Jumlah karyawan yang tambun.
d) Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever
indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
e) Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
f) Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
g) Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
h) Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.

EKSTERNAL PERUSAHAAN
A. Kesempatan (Opportunities)
a) Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi
ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
b) Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
c) Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.
d) Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang
baik.
e) Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan
122.922.553 (50,1%) perempuan.
f) Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
g) Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
h) Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %.

B. Ancaman (Threats)
a) Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit,
gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan
harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya.
b) Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
c) Melemahnya daya beli konsumen.
d) Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
e) Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya
biaya pemasaran produk.
f) Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
g) Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
h) Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional
menjadi produk-produk luar negeri
i) Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang
membahayakan komunitas orang utan.
j) Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
k) Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai