Anda di halaman 1dari 2

Tujuan TEFA

1. Mempersiapkan lulusan Sekolah Vokasi menjadi pekerja dan wirausaha


2. Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan kompetensinya
3. Menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing
4. Memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja
5. Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan Sekolah Vokasi
6. Membantu siswa Vokasi dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja, serta membantu
menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang aktual;
7. Memberi kesempatan kepada siswa Vokasi untuk melatih keterampilannya sehingga dapat
membuat keputusan tentang karier yang akan dipilih.

Pelaksanaan

Pelaksanaan Teaching Factory sesuai Panduan TEFA Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, terbagi atas 4 model, dan dapat digunakan sebagai alat pemetaan SMK yang telah
melaksanakan TEFA. Adapun model tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dual Sistem

Dual Sistem dalam bentuk praktik kerja lapangan adalah pola pembelajaran kejuruan di tempat kerja
yang dikenal sebagai experience based training atau enterprise based training.

2. Competency Based Training

Competency Based Training (CBT) atau pelatihan berbasis kompetensi merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan dan peningkatan keterampilan
dan pengetahuan peserta didik sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Pada model ini, penilaian
peserta didik dirancang untuk memastikan bahwa setiap peserta didik telah mencapai keterampilan
dan pengetahuan yang dibutuhkan pada setiap unit kompetensi yang ditempuh.

3. Production Based Education and Training

Production Based Education and Training (PBET) merupakan pendekatan pembelajaran berbasis
produksi. Kompetensi yang telah dimliki oleh peserta didik perlu diperkuat dan dipastikan
keterampilannya dengan memberikan pengetahuan pembuatan produk nyata yang dibutuhkan
dunia kerja (industri dan masyarakat).

4. Teaching Factory

Teaching Factory adalah konsep pembelajaran berbasis industri (produk dan jasa) melalui sinergi
sekolah dan industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dengan kebutuhan pasar.
PEMBENTUKAN KELAS BINAAN INDUSTRI (KBI)

Latar Belakang:

1. KBI akan lebih memudahkan koordinasi dengan Industri terutama dalam pengembangan sekolah,
CSR, daya serap lulusan dan hal-hal postif lainnya.

2. KBI lebih memberikan kepastian pencapaian kompetensi bagi siswa di Industri/Proses PKL.

3. Pada beberapa kompetensi keahlian, materi kompetensi yang diharapakan Siswa tersebar di
berbagai Industri, tidak pada sartu Industri.

4. Industri menginginkan, tidak ada kekosongan siswa PKL setiap bulannya.

5. Industri menginginkan siswa terbaik yang PKL di tempatnya.

6. Siswa PKL terbaik biasanya dijadikan Bank Teknisi/Karyawan untuk proses rekrutmen berikutnya.

Model KBI:

a. Model One student – One Industry ( KBI TTEP-ASTRA-DEALER)

b. Model One student – Many Industry (Untuk TAV, TPM, TITL, TL, TKR)

Anda mungkin juga menyukai