Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM TEACHING FACTORY

9. I. 4 PROGRAM UNIT PRODUKSI atau TEACHING FACTORY


A. LATAR BELAKANG
Saat ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan pada pemasalahan yang serius
yaitu belum terserapnya secara optimal lulusan sekolah menengah kejuruan oleh dunia
usaha dan dunia industri. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 Bab 2 pasal 3
sudah diamanatkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Merujuk pada fungsi pendidikan diatas, maka peningkatan kualitas sumber daya
manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan
perkembangan zaman yang semakin global. Demikian juga halnya dengan pendidikan
di Majenang yang masih perlu pembenahan. Pendidikan merupakan ujung tombak
dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pihak-pihak yang terlibat
dalam proses pendidikan (Pemda, Orang Tua, Masyarakat dan Instansi Pendidikan /
sekolah) harus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya
pengembangan tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang tepat agar yang
dihasilkan benar – benar bermutu dan kompeten serta bisa bersaing dalam dunia
global.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa SMK adalah lembaga pendidikan yang
berfungsi sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan kompeten dibidangnya harus
bisa selaras dengan kebutuhan dunia industri untuk bisa bersaing. Oleh karena itu
peningkatkan sumber daya manusia (skill / keahlian) harus menjadi prioritas utama
dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya.
Rendahnya kualitas lulusan sekolah kejuruan di Cilegon dapat berakibat
produktifitas tenaga kerja terampil di dunia industri semakin terpuruk. Kepercayaan
dunia industri semakin berkurang sehingga lulusan yang terserap juga sedikit. Faktor-
faktor penyebabnya adalah :
1. Kurikulum yang terus berubah menyebabkan kondisi di lembaga pengelola
pendidikan kejuruan semakin terbebani;
PROGRAM TEACHING FACTORY

2. Belum adanya sumber pembiayaan yang memadai sehingga kebutuhan proses


pendidikan di sekolah tidak maksimal;
3. Rekruitmen guru yang terkesan asal “jadi” dan syarat dengan muatan politis
sehingga tidak sesuai dengan kompetensi /kualitas yang dibutuhkan;
4. Kurangnya kepedulian baik pemda, guru, orang maupun masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat lembaga pendidikan
kejuruan tidak siap dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Seharusnya
Sebagai lembaga pendidikan yang mendidik calon tenaga kerja, keunggulan yang
dikembangkan oleh sekolah menengah kejuruan diutamakan pada keunggulan skill
Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mencapai hal tersebut SMK harus
memprioritaskan pengembangan sistem pendidikan yang berorientasi pada
peningkatan tamatan yang benar-benar profesional, memiliki etos kerja, disiplin
dan tetap menjunjung tinggi serta berakar pada budaya bangsa.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka pendidikan yang paling
sesuai untuk meningkatkan hal tersebut adalah pendidikan yang berorentasi pada
dunia industri dengan penekanan pada pendekatan pembelajaran dan didukung
oleh kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. Dunia industri yang
merupakan sasaran dari proses dan hasil pembelajaran sekolah menengah kejuruan
mempunyai karakter dan nuansa tersendiri. Oleh karena itu lembaga pendidikan
kejuruan dalam proses pembelajaran harus bisa membuat pendekatan
pembelajaraan yang tepat dan sesuai dengan keinginan dunia industri. Salah satu
model pendidikan yang cocok adalah dengan menerapkan teaching factory dalam
proses belajar di SMK.
Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran dalam suasana
sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara
kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah. Teknologi pembelajaran yang
inovatif dan praktek produktif merupakan konsep metode pendidikan yang
berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras
dengan kebutuhan dunia industri. (Brosur IGI, 2007).
Program Teaching Factory (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran yang
sudah ada yaitu Competency Based Training (CBT) dan Production Based
Training (PBT), dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau
PROGRAM TEACHING FACTORY

keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan


standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai
dengan tuntutan pasar/ konsumen.
Sebagai perwujudan nyata/implementasi UU No. 20 tahun 2003 untuk
meningkatkan kualitas lulusan SMK di Cilegon maka sejak tahun 2022 SMK
Muhammadiyah Cilegon telah menerapkan konsep teaching factory dalam
pembelajaran di sekolah. Untuk mendukung program ini, SMK Muhammadiyah
Cilegon bermitra dengan Dunia Usaha sebagai mitra dalam menunjang
keberhasilan Program Teaching Factory.
Program Teaching Factory merupakan langkah positif yang ditawarkan pihak
SMK Muhammadiyah Cilegon kepada siswa dan orang tua murid guna
mengembangkan jiwa enterpreneur, dengan harapan tamatan sekolah menengah
kejuruan (SMK) mampu menjadi aset daerah dan bukan menjadi beban daerah
Cilegon.
Teaching factory merupakan suatu konsep pembelajaran pada tingkat yang
sesungguhnya, untuk itu ada beberapa elemen penting dalam teaching factory yang
perlu dikembangkan yaitu :
1) Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang digunakan dalam pelaksanaan teaching factory
adalah kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia industri. Dengan
pengajaran yang berbasis kompetensi pada industri diharapkan siswa siap
menghadapi tuntutan kebutuhan dunia industri.

2) Peserta didik
Penggolongan peserta didik / siswa dalam proses teaching factory adalah
berdasarkan kualitas akademis dan bakat/minat. Siswa dengan kualitas yang
seimbang antara akademis dan ketrampilan bakat/minat memperoleh prosentase
yang besar untuk masuk dalam program ini. Siswa yang kurang dalam dua hal
tersebut direkomendasikan untuk mengambil bagian yang termudah.

3) Media belajar
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses teaching factory
menggunakan pekerjaan produksi sebagai media untuk proses pembelajaran.
PROGRAM TEACHING FACTORY

Pekerjaan Produksi dapat berupa industrial order atau standard products. Produk
ini harus dipahami terlebih dahulu oleh instruktur sebagai media untuk
pengembangan kompetensi melalui fungsi produk, dimensi, toleransi, dan waktu
penyelesaian.

4) Perlengkapan dan Peralatan (Toolkit)


Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Pemeliharaan perlengkapan dan peralatan yang maksimal;


2. Investasi untuk kegiatan teaching factory;
3. Manfaatkan untuk memfasilitasi pengembangan kompetensi siswa
bersamaan dengan penyelesaian pekerjan “Production” pada tingkat
kualitas terbaik;
4. Pengawasan atas peralatan dan perlengapan yang sudah tidak efektif untuk
kecepatan dan ketelitian proses produksi.

5) Instruktur/Pengajar
Instruktur / pengajar adalah mereka yang memiliki kualifikasi akademis dan
juga memiliki pengalaman industri. Dengan demikian mereka mampu
mentransformasikan pengetahuan dan “know how” sekaligus men”supervisi”
proses untuk dapat menyajikan “finished products on time”.

6) Penilaian Prestasi Belajar


Dalam penilaian prestasi belajar, teaching factory menilai siswa yang
berkompeten melalui “penyelesaian produk”. Standar penilaian yang digunakan
harus mengacu kepada pabrik yang mengeluarkan komponen / peralatan.

7) Pengakuan Kompetensi
Teaching Factory menilai kompetensi siswa menggunakan National
Competency assessment, dimana asesor bersertifikat melakukan observasi pada
kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas pekerjaan di bawah badan standar
kompetensi nasional. Guna mendukung program teaching factory maka SMK
Muhammadiyah Cilegon telah menyiapkan berbagai unsur penunjang
diantaranya : Instruktur/guru yang akan mendampingi kegiatan teaching factory
PROGRAM TEACHING FACTORY

adalah guru-guru SMK Muhammadiyah Cilegon yang telah berserifikat sebagai


assesor sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.

Berkenaan dengan teaching factory, SMK Muhammadiyah Cilegon bersedia


bekerjasama dengan SMK-SMK baik negeri maupun swasta di Cilegon yang
berkeinginan mengembangkan teaching factory dalam proses pembelajaran di
SMK, semoga melalui teaching factory ini dapat memberikan bekal siswa SMK
supaya mereka dapat menjadi SDM yang berkompeten dalam bidangnya dan
pada akhirnya “alumni SMK” dapat terserap oleh dunia usaha dan industri.

B. DASAR HUKUM
Landasan Hukum penerapan model pembelajaran teaching factory adalah :
1. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia No. 4301);
2. Peraturan Pemerintah N 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya
Industri;
3. Peraturan Pemerintah N 32 Tahun 2013 tentang  Perubahan Atas PP No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 No. 71, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 5410);
4. Peraturan Presiden N 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, khususnya yang terkait dengan
pendidikan menengah kejuruan;
5. Instruksi Presiden N 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah
Kejuruan dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya
Manusia Indonesia;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan N 103 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan teaching factory SMK Muhammadiyah Cilegon adalah
sebagai berikut:
PROGRAM TEACHING FACTORY

1. Maksud
a. Meningkatkan kompetensi lulusan SMK
b. Meningkatkan jiwa entrepreneur lulusan SMK
c. Menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang memiliki nilai tambah
d. Meningkatkan sumber pendapatan sekolah
e. Meningkatkan kerja sama dengan industry atau entitas bisnis yang relevan
2. Tujuan
a. Untuk Siswa SMK
1) Mempersiapkan lulusan SMK menjadi pekerja, dan wirausaha
2) Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan
kompetensinya
3) Menunjukkan bahwa learning by doing sangat penting bagi efektivitas
Pendidikan dan menumbuhkan kreativitas.
4) Mendefinisikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja
5) Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK
6) Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja,
serta membantu menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang aktual, dll
7) Memberi kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih keterampilannya
sehingga dapat membuat keputusan tentang karier yang akan dipilih.
b. Untuk Guru
1) Memberi kesempatan kepada guru SMK untuk memperluas wawasan
instruksional
2) Memberi kesempatan kepada guru SMK untuk membangun jembatan
instruksional antara kelas dan dunia kerja
3) Membuat pembelajaran lebih menarik dan memotivasi siswa belajar.

D. STRUKTUR KEPANITIAAN
Pelaksanaan teaching factory tentunya membutuhkan sumber daya manusia
(SDM) yang berasal dari unsur Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Ketua
Kompetensi Keahlian, dan Tata Usaha yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah
Pelaksana Teaching Factory dengan struktur sebagai berikut:
a) Struktur Organisasi / Kepanitiaan
PROGRAM TEACHING FACTORY

STRUKTUR ORGANISASI
PROGRAM TEACHING FACTORY

b) Susunan Kepanitiaan
PROGRAM TEACHING FACTORY

Untuk susunan kepanitiaan teaching factory SMK Muhammadiyah Cilegon


diuraikan dalam tabel sebagai berikut:

NO JABATAN/ TUGAS NAMA KETERANGAN


1 Penanggung Jawab Saepul Fadillah, S.Ag Kepala Sekolah
2 Ketua Rizawati Romadhon, S.Pd., Gr Waka Kurikulum
3 Wakil Ketua Muta'I, S.Pd.I., Gr Waka Humas
4 Sekretaris Khairunnisa Amartya Octaviani, S.T Guru Produktif
5 Wakil Sekretaris Ingrid Setya Nirmala, S.Pd Guru
6 Bendahara Aviatul Hidayah, S.E, Sy Bendahara Sekolah
7 Wakil Bendahara Saharunnisa
Indah Dwi Novita, S.ST Ketua Jurusan Keperawatan
Dwi Pujianti, M.Pd., Gr Ketua Jurusan Kimia Industri
Bagian Perangkat Irma Eviana, S.Si Guru Produktif
8
Pembelajaran Nurul Cahya Islamiyati, S.Pd Ketua Jurusan Teknik Logistik
Raudhatul Jannah, S.Pd Ketua Jurusan OTKP
Ketua Jurusan Teknik
Khairun nisaa Luthfiyah, S.T
Pengecoran Logam
Bagian Administrasi
9 Fauzi, S.E, Sy Koordinator Tata Usaha
Keuangan
Bagian Revitalisasi
10 Peralatan dan Penataan Pramita Juwita Sari, S.T Waka Sarana Prasarana
Lingkungan
11 Bagian Operasional Agus Salim, S.Pd Guru Produktif
Bagian Promosi dan
12 Sri Purnamayanti, S.Pd Waka Kesiswaan
Informasi
Yuni Novariana, S.Pd Guru
13 Anggota Cici Marsa, S.Kep.Ns Guru Produktif
Lana Dwi Wahyuni, S.Pd Guru Produktif

c). Rincian Tugas Panitia


Rincian Tugas Panitia teaching factory SMK Muhammadiyah Cilegon adalah
sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab
a. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan teaching factory secara
keseluruhan.
b. Memberikan mandat kepada panitia teaching factory untuk membuat
program kerja dan evaluasi penyelenggaraan teaching factory.
PROGRAM TEACHING FACTORY

c. Mengadakan MONEV (monitoring dan evaluasi) penyelenggaraan


teaching factory.
d. Mewakili rapat persiapan penyelenggaraan / bimbingan teknis (BIMTEK)
teaching factory.
e. Mengeluarkan surat keputusan penunjukan panitia teaching factory
f. Mengkoordinasikan seluruh penyelenggaraan teaching factory dengan
seluruh panitia teaching factory.
g. Menandatangani dan menyetujui MOU yang telah disepakati.
2. Ketua
a. Bertanggung jawab kepada kepala sekolah/ penanggung teaching
factory
b. Bersama panitia menyusun program kerja, jadwal kegiatan, dan
rencana Anggaran Biaya yang berkaitan dengan persiapan,
pelaksanaan dan pelaporan teaching factory.
c. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan sebelum dan selama pelaksanaan
Teaching Factory.
d. Melakukan pembagian kerja POKJA Teaching Factory secara efektif
dan efisien.
e. Mensupervisi dan mengevaluasi kegiatan pelaksanaan Teaching
Factory.
f. Melaporkan hasil kegiatan Teaching Factory
g. Membuat keputusan yang strategis apabila dipandang perlu
h. Mewakili kepala sekolah dalam rangka rapat dinas apabila kepala
sekolah berhalangan.
i. Memberikan penjelasan dan pengarahan kepada panitia Teaching
Factory
3. Wakil Ketua
a. Membantu tugas-tugas ketua panitia
b. Membantu hal-hal teknis apabila diperlukan
c. Membuat dan merancang Revitalasi Peralatan dan Penataan
Lingkungan
4. Sekretaris
PROGRAM TEACHING FACTORY

a. Bersama ketua, menyusun program kerja, jadwal dan Rencana


Anggaran Biaya pelaksanaan Teaching Factory
b. Mensosialisasikan Program kerja Teaching Factory kepada guru, staf
tata usaha dan peserta didik.
c. Membuat dan mempersiapkan administrasi yang diperlukan dalam
memperlancar proses pelaksanaan Teaching Factory.
d. Membantu bagian-bagian pengadministrasian pelaksanaan Teaching
Factory
e. Menyusun jadwal persiapan, pelaksanaan dan pelaporan Teaching
Factory.
f. Menyiapkan SBP (School Business Plann), dan SDP (School
Developmen Planning)
g. Membantu hal-hal teknis apabila diperlukan
5. Wakil sekretaris
a. Membantu tugas-tugas sekretaris
b. Membantu hal-hal teknis apabila diperlukan
6. Bendahara
a. Membuat rincian Rencana Penggunaan Dana (RPD) Teaching Factory
Bersama ketua panitia
b. Membayar pemateri dan supervisor teaching factory
c. Membuat laporan biaya Teaching Factory
7. Wakil Bendahara
a. Membantu tugas-tugas bendahara
b. Membantu hal-hal teknis apabila diperlukan
8. Bagian Perangkat Pembelajaran
a. Menyiapkan rangkaian produk baik berupa barang / jasa
b. Menyiapkan job sheet pembelajaran
c. Menyiapkan jadwal blok
d. Menyiapkan administrasi lainnya seperti silabus, RPP, dan lain-lain
9. Bagian administrasi keuangan
a. Menyiapkan administrasi keuangan
b. Menyiapkan cash flow
c. Membuat laporan keuangan
PROGRAM TEACHING FACTORY

10. Bagian Revitalasi Peralatan dan Penataan Lingkungan


a. Mempersiapkan perencanaan dalam pengadaan peralatan dan penataan
lingkungan
b. Membuat lay out teaching factory
c. Membuat administrasi peralatan
11. Bagian Operasional
a. Menyiapkan standar operasional prosedur (SOP)
b. Menyiapkan SDM dan penjadwalan yang terlibat dalam pelaksanaan
teaching factory
c. Menyiapkan inventaris produk yang ditawarkan
12. Bagian Promosi dan Informasi
a. Menyiapkan web dalam rangka promosi teaching factory
b. Menyiapkan berbagai alat promosi
c. Memberikan informasi dan komunikasi dengan masyarakat sekitar,
DUDI, dan instansi pemerintah
13. Anggota
a. Melakukan penataan, pembersihan peralatan, dan ruangan teaching
factory
b. Memasang perlengkapan dan peralatan yang diperlukan
c. Menyiapkan konsumsi
d. Membantu hal-hal lain yang sifatnya diperlukan bantuan
e. Membantu hal-hal lain apabila diperlukan.

E. PROFIL
Tempat pembelajaran Teaching factory SMK Muhammadiyah Cilegon akan
dilakukan pendirian perusahaan yang bernama PT Teknomu Surya Abadi, yang
bertujuan agar peserta didik bisa belajar memproduksi barang dan memberikan jasa
layanan kesehatan sesuai disiplin ilmunya, mampu memberikan keuntungan pada
perusahaan dan juga mampu membuka lapangan pekerjaan khususnya alumni SMK
Muhammadiyah Cilegon. Berikut ini merupakan profil perusahaan PT Teknomu Surya
abadi:

1. Deskripsi Umum Perusahaan


PROGRAM TEACHING FACTORY

Nama : PT Teknomu Surya Abadi


Tanggal Bediri : Januari 2023
Alamat Unit Kerja : Jl. Cut Nyak Dien No. 22 Jombang Masjid Kota
Cilegon
Jenis Kerja : Teaching Factory
Produk : Barang dan Jasa
Email : smkmcilegon@gmail.com
2. Riwayat Unit Kerja
Teaching Factory merupakan perpaduan dari konsep pembelajaran berbasis
kompetensi dan berbasis produksi (barang dan jasa) yang dibentuk pada
Januari 2023
3. Visi dan Misi PT Teknomu Surya Abadi
a. Visi

Menjadi perusahaan nasional yang terdepan dengan mengutamakan


kualitas, inovatif, dan berdaya saing global

b. Misi
1) Menyediakan produk-produk berkualitas yang mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat secara nasional
2) Mengoptimalkan kemampuan SDM yang sudah ada dalam
menciptakan produk-produk inovatif berbahan baku pilihan.
3) Melatih jiwa entrepreneur sehingga mampu berdaya saing global.
4. Logo Perusahaan

F. RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM TEACHING FACTORY


PROGRAM TEACHING FACTORY

Pelaksanaan program pengembangan teaching factory di SMK Muhammadiyah


Cilegon, yaitu dengan mengimplementasikan kegiatan pembelajaran dan kegiatan
produksi secara seimbang sehingga siswa memiliki bekal pengetahuan dan skill yang
memadai untuk menghadapi dunia kerja yang semakin ketat persaingannya.
Kompetensi keahlian yang akan dikembangkan secara bertahap melalui program
pengembangan teaching factory adalah sebagai berikut:
1. Kompetensi keahlian Kimia Industri, yang menyiapkan lulusan agar memiliki
kompetensi keahlian dalam menghasilkan produk. Unit produksi yang akan
dikembangkan SMK Muhammadiyah Cilegon adalah unit bisnis Air Minum dalam
Kemasan (AMDK) dengan merk “OXIDAMU” yang telah bekerjasama dengan PT
Harazaki Surya Abadi.

Gambar MOU dengan PT Harazaki Surya Abadi


PROGRAM TEACHING FACTORY

Gambar pabrik AMDK

Rencana logo yang akan digunakan di dalam produk air minum dalam kemasan
adalah :

Gambar Logo Produk

2. Kompetensi keahlian Asisten Keperawatan, yang menyiapkan tenaga ahli dalam


asisten keperawatan yang terampil dan kompeten di bidang pelayanan dasar
keperawatan khususnya pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Unit bisnis yang
dikembangkan SMK Muhammadiyah Cilegon yang telah berjalan adalah bakti
sosial setiap hari minggu di CFD kota Cilegon dan mengadakan aplikasi klik sehat
yang bertujuan sebagai penyedia konsultasi layanan kesehatan.
PROGRAM TEACHING FACTORY

Gambar Kegiatan Bakti Sosial Kesehatan

3. Kompetensi keahlian Teknik Logistik, merupakan salah satu Teknik yang


mengutamakan perencanaan, pemecahan masalah dengan prinsip keteknikan
menggunakan ilmu-ilmu eksakta, meliputi gambar Teknik, penanganan material
dan sikap kerja, pergudangan. Lulusan Teknik logistic dapat bekerja di berbagai
bidang, baik manufaktur maupun jasa. Unit bisnis yang dikembangkan SMK
Muhammadiyah Cilegon adalah dengan mendirikan Agen Pos Indonesia yang
telah bekerjasama dengan POS INDONESIA.

Gambar Pos Indonesia SMK Muhammadiyah Cilegon


4. Kompetensi Keahlian Teknik Pengecoran Logam, merupakan program keahlian
yang mempelajari proses manufaktur menggunakan logam cair dan cetakan untuk
menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi sesuai
dengan bentuk atau desai yang diinginkan. Unit bisnis yang akan dikembangkan
oleh jurusan ini adalah dengan memproduksi logam yang bekerja sama dengan
perusahaan, dan juga pembuatan gantungan kunci dari resin yang telah berjalan.
PROGRAM TEACHING FACTORY

Gambar Produk Gantungan Kunci dari Resin

Gambar Industri Logam SMK Muhammadiyah Cilegon

5. Kompetensi Keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, merupakan salah


satu cabang bidang keahlian Bisnis dan Manajemen mempelajari tentang
pengetikan naskah atau dokumen, penanganan telepon, penataan dan pengelolaan
surat, dokumen. Unit bisnis yang akan dikembangkan oleh jurusan ini adalah
dengan mengadakan Bank Mini Center yang telah bekerjasama dengan Bank BSI
dan juga mendirikan Print Center.
PROGRAM TEACHING FACTORY

Gambar Bank Mini Center BSI

Gambar Digital Print Center

G. JADWAL KEGIATAN

Tahun 2024
Komponen/Program/ Jml
No
Bentuk Kegiatan Keg Juli Agustus Sepetember Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Perancangan
dan Pemahaman
1 Konsep 1
Teaching
Factory                                        
Penyusunan
Perangkat
2 Pembelajaran
Teaching
Factory                                          
2.1
Pendampingan/ 1
  Workshop                                        
2.2 Penyusunan
Perangkat 3
  Pembelajaran                                        
Penyusunan
Rancangan
Pengkondisian
3 2
Fasilitas
Teaching
Factory                                        
PROGRAM TEACHING FACTORY

3.1 Workshop
Ke-1,
Penyusunan
Draf Rancangan
1
Pengkondisian
Fasilitas
Teaching
  Factory                                        
3.2 Workshop
Ke-2, Finalisasi
Rancangan
Pengkondisian 1
Fasilitas
Teaching
  Factory                                        
4 Workshop TUK 1                                        
Metodelogi
Pengajaran
5 1
Productif In
House Training                                        
Kerjasama
Hubungan
6 Industri MOU 1
dengan Mitra
Perusahaan                                        
Study Banding
7 Rujukan (Dalam 1
Negeri)                                        
8 Magang Industri 1                                        
Pengondisian
Fasilitas Sarana
dan Prasarana
9
Pengembangan
Teaching
Factory                                          
9.1 Pembenahan
1
  Tempat Praktik                                        
9.2 Revitalisasi
Peralatan 1
  Praktik                                        
9.3 Penataan
1
  Lingkungan                                        
9.4 Produksi dan
1
  Pelayanan Jasa                                        
  9.5 1                                        
Pengembangan
Wibesite
PROGRAM TEACHING FACTORY

Teaching
Factory
9.6
Pengembangan 1
  Gudang                                        

H. RENCANA KEGIATAN
1) Tahap Persiapan
Tahap-tahap persiapan teaching factory SMK Muhammadiyah Cilegon adalah
sebagai berikut:
a) Sosialisasi untuk mendapat dukungan dan komitmen yang kuat dari
manajemen dan seluruh stakeholder;
b) Pembentukan tim pelaksana TeFa
c) Penyusunan rencana dan ruang lingkup kegiatan
d) Penyusunan dokumen perangkat pembelajaran, diantaranya :
1. Rancangan produk
2. Job Sheet
3. Jadwal Blok Serta
4. Dokumen Lainnya
2) Tahap Implementasi
Tahap-tahap persiapan teaching factory SMK Muhammadiyah Cilegon adalah
sebagai berikut:
a) Melaksanakan model pembelajaran teaching factory dengan mengacu pada
dokumen perangkat pembelajaran
b) Pendampingan dan penguatan pemahaman stakeholder untuk
meminimalkan resistensi terhadap sesuatu yang dianggap baru. Koordinasi
antar guru mata pelajaran harus dilakukan sejak awal.
c) Monitoring dan pengendalian kegiatan dilakukan untuk mengetahui upaya
penguatan yang harus dilakukan
3) Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi pelaksanaan Pengembangan Teaching Factory SMK
Muhammadiyah Cilegon akan disampaikan setelah seluruh rencana program
yang dirancang dan disepakati oleh panitia Teaching Factory SMK
Muhammadiyah Cilegon yang telah dilaksanakan. Asumsi sementara dari kami
PROGRAM TEACHING FACTORY

bahwa dengan adanya Program Pengembangan Teaching Factory maka akan


sangat membantu kegiatan pembelajaran praktik siswa karena muatan kurikulum
disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri yang relevan, mampu
meningkatkan SDM Guru dan siswa sehingga mampu menghasilkan
produk/hasil karya siswa yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.
Hambatan-hambatan yang ditemui dan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam
pelaksanaan Pengembangan Teaching Factory pada kegiatan pembelajaran
adalah dalam sosialisasi pelaksanaan teaching factory dan evaluasi serta
perbaikan hasil pembelajaran teaching factory. Sedangkan hambatan dan hal
yang perlu diperbaiki dalah proses produksi adalah pada bagian pemasaran.
Hal-hal yang perlu ditingkatkan dalam kegiatan pembelajaran adalah proses
pembelajaran kompetensi keahlian lebih disesuaikan dengan standar kerja yang
sesungguhnya di Industri), setting pembelajaran lebih disesuaikan dengan situasi
kerja, pembelajaran lebih diorientasikan pada kegiatan problem solving,
pembelajaran lebih diarahkan pada student active learning, pembelajaran lebih
ditekankan pada pencapaian kompetensi, pengembangan soft skill dalam
kegiatan pembelajaran, kemauan untuk belajar terus menerus, pengembangan
pola pembelajaran berbasis bisnis, pengorganisasian siswa yang terlibat dalam
teaching factory, dan memberikan bimbingan ke siswa pada pelaksanaan
kegiatan pembelajaran teaching factory. Pada proses produksi, hal yang harus
ditingkatkan adalah kegiatan perencanaan, produksi, purna jual, dan membangun
kemitraan dengan indusri (Partnership) yang relevan dengan kompetensi
keahlian yang dikembangkan teaching faktorynya.

Anda mungkin juga menyukai