Anda di halaman 1dari 9

TEACHING FACTORY

SMK BINA LATIH KARYA BANDAR LAMPUNG

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


BINA LATIH KARYA (BLK)
JL. SENTOT ALI BASYA NO 14 WAY DADI, SUKARAME, BANDAR LAMPUNG
35131, TELP 0721-701555, Email : smkbinalatihkarya2022@gmail.com
Website : smkblkbalam@sch.id
I. Profil
A. Deskripsi Umum Teaching Factory
Nama Unit Kerja: Teaching Factory
Tanggal Berdiri: 22 Februari 2023
Alamat Unit Kerja: Jl. Sentot Ali Basya No. 14
Way Dadi Sukarame Bandar Lampung
Jenis Kerja: Teaching Factory
Produk: Jasa Sporing Balance
Email: smkbinalatihkarya2022@gmail.com

B. Riwayat Unit Kerja


Teaching Factory merupakan perpaduan dari pada konsep pembelajaran
berbasis kompetensi dan berbasis produksi (barang dan jasa) yang dibentuk
pada tanggal 22 Februari 2023

C. Visi dan Misi Unit Kerja


1. Visi
“Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi standar nasional dan
berakhlak terpuji”
2. Misi
“Menyelenggarakan diklat dengan prinsip kemampuan dan profesionalisme
melalui optimalisasi kerja sama industri dalam rangka meningkatkan mutu
serta daya saing lulusan”

D. Jenis Usaha yang Dikelola


Teaching Factory SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung bergerak di jasa,
yaitu Perbaikan dan Perawatan Sporing Balance, Kami memilih usaha di
bidang ini karena disesuaikan berdasarkan dengan paket keahlian yang ada
di SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung.
Kegiatan Pasar dan Pemasaran
A. Lingkungan Usaha
Di SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung jenis usaha dibidang jasa
memiliki peluang yang sangat menjanjikan, karena jasa adalah kebutuhan
primer manusia, ditambah lagi dengan banyaknya jumlah siswa/i SMK
Bina Latih Karya Bandar Lampung. Oleh karena itu kami bertekad
mengembangkan usaha jasa karena ditunjang dari banyaknya peluang
dalam mengembangkan jenis usaha ini.

B. Kondisi Pasar
Jika melihat kompetitor-kompetitor yang bergerak dibidang usaha yang
sama, memang sudah cukup banyak. Tetapi, kami menyiasatinya dengan
inovasi berbeda dari produk-produk yang sudah ada. Yaitu, dengan inovasi
senyum, salam, sapa, sopan, santun, cepat, tepat, harga yang ekonomis,
dan yang paling penting sehat dan higienis. Dengan ini, kami yakin produk
yang kami miliki mampu bersaing dan laku dipasaran.

C. Rencana Pemasaran
Dengan usaha jasa yang sudah memiliki pelanggan tetap, maka kami akan
menambah pemasarannya dengan membuat brosur untuk mencari agen
yang mau melakukan perbaikan dan perawatan Sporing Balance.

III. Aspek Produksi


A. Alokasi Usaha
Teaching Factory SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung berlokasi di Jl.
Sentot Ali Basya No. 14 Way Dadi Sukarame Bandar Lampung. Dengan
daerah pemasaran yaitu disekitar sekolah – sekolah terkemuka, dan dekat
pusat perguruan tinggi dan perumahan warga.
B. Proses Waktu Kegiatan Teaching Factory
Dalam melakukan pekerjaan dilakukan dengan rincian sebagai berikut:
Hari : Senin – Sabtu
Waktu : 07:30 – 16:00 WIB

IV. Latar Belakang Teaching Factory SMK Bina Latih Karya Bandar
Lampung
Saat ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan pada pemasalahan yang
serius yaitu belum terserapnya secara optimal lulusan sekolah menengah
kejuruan oleh dunia usaha dan dunia industri. Dalam undang-undang
nomor 20 tahun 2003 Bab 2 pasal 3 sudah diamanatkan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

Merujuk pada fungsi pendidikan diatas, maka peningkatan kualitas sumber


daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring
dengan perkembangan zaman yang semakin global. Demikian juga halnya
dengan pendidikan di Majenang yang masih perlu pembenahan. Pendidikan
merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas sumber daya
manusia, maka pihak-pihak yang terlibat dalam proses pendidikan (Pemda,
Orang Tua, Masyarakat dan Instansi Pendidikan / sekolah) harus berperan
aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya
pengembangan tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang tepat agar
yang dihasilkan benar – benar bermutu dan kompeten serta bisa bersaing
dalam dunia global.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa SMK adalah lembaga pendidikan
yang berfungsi sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan kompeten
dibidangnya harus bisa selaras dengan kebutuhan dunia industri untuk
bisa bersaing. Oleh karena itu peningkatkan sumber daya manusia (skill /
keahlian) harus menjadi prioritas utama dalam rangka meningkatkan
kualitas lulusannya.

Rendahnya kualitas lulusan sekolah kejuruan di Majenang dapat berakibat


produktifitas tenaga kerja terampil di dunia industri semakin terpuruk.
Kepercayaan dunia industri semakin berkurang sehingga lulusan yang
terserap juga sedikit. Faktor-faktor penyebabnya adalah :
1. Kurikulum yang terus berubah menyebabkan kondisi di lembaga
pengelola pendidikan kejuruan semakin terbebani;
2. Belum adanya sumber pembiayaan yang memadai sehingga
kebutuhan proses pendidikan di sekolah tidak maksimal;
3. Rekruitmen guru yang terkesan asal “jadi” dan syarat dengan muatan
politis sehingga tidak sesuai dengan kompetensi /kualitas yang
dibutuhkan;
4. Kurangnya kepedulian baik pemda, guru, orang maupun masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan.

Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat lembaga pendidikan


kejuruan tidak siap dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Seharusnya Sebagai lembaga pendidikan yang mendidik calon tenaga kerja,
keunggulan yang dikembangkan oleh sekolah menengah kejuruan
diutamakan pada keunggulan skill Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk
mencapai hal tersebut SMK harus memprioritaskan pengembangan sistem
pendidikan yang berorientasi pada peningkatan tamatan yang benar-benar
profesional, memiliki etos kerja, disiplin dan tetap menjunjung tinggi serta
berakar pada budaya bangsa.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka pendidikan yang


paling sesuai untuk meningkatkan hal tersebut adalah pendidikan yang
berorentasi pada dunia industri dengan penekanan pada pendekatan
pembelajaran dan didukung oleh kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
industri. Dunia industri yang merupakan sasaran dari proses dan hasil
pembelajaran sekolah menengah kejuruan mempunyai karakter dan
nuansa tersendiri. Oleh karena itu lembaga pendidikan kejuruan dalam
proses pembelajaran harus bisa membuat pendekatan pembelajaraan yang
tepat dan sesuai dengan keinginan dunia industri. Salah satu model
pendidikan yang cocok adalah dengan menerapkan teaching factory dalam
proses belajar di SMK.

Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran dalam suasana


sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi
antara kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah. Teknologi
pembelajaran yang inovatif dan praktek produktif merupakan konsep
metode pendidikan yang berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa
dalam pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan dunia industri. (Brosur
IGI, 2007).

Program Teaching Factory (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran


yang sudah ada yaitu Competency Based Training (CBT) dan Production
Based Training (PBT), dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian
atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan
prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan
produk yang sesuai dengan tuntutan pasar/ konsumen.

Dalam pengertian sederhana teaching factory adalah pembelajaran


berorientasi bisnis dan produksi. Proses penerapan program teaching
factory adalah dengan memadukan konsep bisnis dan pendidikan kejuruan
sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan, misalnya : pada
kompetensi ketenagalistrikan melalui kegiatan produksi lampu LED maka
proses pembuatan, dan finishing dikerjakan oleh peserta didik.
Sebagai perwujudan nyata/implementasi UU No. 20 tahun 2003 untuk
meningkatkan kualitas lulusan SMK di Bandar Lampung maka sejak tahun
2023 SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung telah menerapkan konsep
teaching factory dalam pembelajaran di sekolah. Untuk mendukung
program ini, SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung bermitra dengan
Dunia Usaha sebagai mitra dalam menunjang keberhasilan Program
Teaching Factory.

Program Teaching Factory merupakan langkah positif yang ditawarkan


pihak SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung kepada siswa dan orang tua
murid guna mengembangkan jiwa enterpreneur, dengan harapan tamatan
sekolah menengah kejuruan (SMK) mampu menjadi aset daerah dan bukan
menjadi beban daerah Bandar Lampung.

Teaching factory merupakan suatu konsep pembelajaran pada tingkat yang


sesungguhnya, untuk itu ada beberapa elemen penting dalam teaching
factory yang perlu dikembangkan yaitu :

1) Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang digunakan dalam pelaksanaan teaching factory
adalah kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia industri.
Dengan pengajaran yang berbasis kompetensi pada industri diharapkan
siswa siap menghadapi tuntutan kebutuhan dunia industri.

2) Peserta didik
Penggolongan peserta didik / siswa dalam proses teaching factory adalah
berdasarkan kualitas akademis dan bakat/minat. Siswa dengan kualitas
yang seimbang antara akademis dan ketrampilan bakat/minat memperoleh
prosentase yang besar untuk masuk dalam program ini. Siswa yang kurang
dalam dua hal tersebut direkomendasikan untuk mengambil bagian yang
termudah.
3) Media belajar
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses teaching factory
menggunakan pekerjaan produksi sebagai media untuk proses
pembelajaran. Pekerjaan Produksi dapat berupa industrial order atau
standard products. Produk ini harus dipahami terlebih dahulu oleh
instruktur sebagai media untuk pengembangan kompetensi melalui fungsi
produk, dimensi, toleransi, dan waktu penyelesaian.

4) Perlengkapan dan Peralatan (Toolkit)


Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Pemeliharaan perlengkapan dan peralatan yang maksimal;
2. Investasi untuk kegiatan teaching factory;
3. Manfaatkan untuk memfasilitasi pengembangan kompetensi siswa
bersamaan dengan penyelesaian pekerjan “Production” pada tingkat
kualitas terbaik;
4. Pengawasan atas peralatan dan perlengapan yang sudah tidak efektif
untuk kecepatan dan ketelitian proses produksi.
5.
5) Instruktur/Pengajar
Instruktur / pengajar adalah mereka yang memiliki kualifikasi akademis
dan juga memiliki pengalaman industri. Dengan demikian mereka mampu
mentransformasikan pengetahuan dan “know how” sekaligus
men”supervisi” proses untuk dapat menyajikan “finished products on time”.

6) Penilaian Prestasi Belajar


Dalam penilaian prestasi belajar, teaching factory menilai siswa yang
berkompeten melalui “penyelesaian produk”. Standar penilaian yang
digunakan harus mengacu kepada pabrik yang mengeluarkan komponen /
peralatan.

7) Pengakuan Kompetensi
Teaching Factory menilai kompetensi siswa menggunakan National
Competency assessment, dimana asesor bersertifikat melakukan observasi
pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas pekerjaan di bawah
badan standar kompetensi nasional. Guna mendukung program teaching
factory maka SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung telah menyiapkan
berbagai unsur penunjang diantaranya :

Instruktur/guru yang akan mendampingi kegiatan teaching factory adalah


guru-guru SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung yang telah berserifikat
sebagai assesor sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.

Berkenaan dengan teaching factory, SMK Bina Latih Karya Bandar


Lampung bersedia bekerjasama dengan SMK-SMK baik negeri maupun
swasta di Majenang yang berkeinginan mengembangkan teaching factory
dalam proses pembelajaran di SMK, semoga melalui teaching factory ini
dapat memberikan bekal siswa SMK supaya mereka dapat menjadi SDM
yang berkompeten dalam bidangnya dan pada akhirnya “alumni SMK”
dapat terserap oleh dunia usaha dan industri.

Anda mungkin juga menyukai