Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM KERJA

TEACHING FACTORY
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

SMK NEGERI 9 GARUT


DINAS PENDIDIKAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2021
I. PROFIL

A. Deskripsi Umum Teaching Factory


Nama Unit Kerja : Teaching Factory
Tanggal Berdiri : 10 Juli 2020
Alamat Unit Kerja : Jl. Raya Garut Bayongbong KM.10
Jenis Kerja : Teaching Factory
Produk : Barang dan Jasa
Email : tefadkv@smknegeri9garut.sch.id
 
B. Riwayat Unit Kerja
Teaching Factory merupakan perpaduan dari pada konsep pembelajaran
berbasis kompetensi dan berbasis produksi (barang dan jasa) yang dibentuk pada
tanggal 10 Juli 2020
 
C. Visi dan Misi Unit Kerja
1. Visi
“Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi standar nasional dan
berakhlak terpuji”
2. Misi
“Menyelenggarakan diklat dengan prinsip kemampuan dan
profesionalisme melalui optimalisasi kerja sama industri dalam rangka
meningkatkan mutu serta daya saing lulusan”
 

D. Jenis Usaha yang Dikelola


Teaching Factory SMK Negeri 9 Garut bergerak di bidang barang dan jasa,
yaitu Studio Photo, Jasa Desain Banner, brosur, leaflet, Video Shooting, serta DKV
Mart yang digunakan sebagai sarana pemasaran . Kami memilih usaha di bidang ini
karena disesuaikan berdasarkan dengan paket keahlian yang ada di SMK Negeri 9
Garut.
 
II. Kegiatan Pasar dan Pemasaran
A. Lingkungan Usaha
Di SMK Negeri 9 Garut jenis usaha dibidang barang dan jasa memiliki
peluang yang sangat menjanjikan, karena barang dan jasa adalah kebutuhan primer
manusia, ditambah lagi dengan banyaknya jumlah siswa/i SMK Negeri 9 Garut. Oleh
karena itu kami bertekad mengembangkan usaha barang dan jasa karena ditunjang
dari banyaknya peluang dalam mengembangkan jenis usaha ini.
B.  Kondisi Pasar
Jika melihat kompetitor-kompetitor yang bergerak dibidang usaha yang
sama, memang sudah cukup banyak. Tetapi, kami menyiasatinya dengan inovasi
berbeda dari produk-produk yang sudah ada. Yaitu, dengan inovasi senyum, salam,
sapa, sopan, santun, cepat, tepat, harga yang ekonomis, dan yang paling penting
sehat dan higienis. Dengan ini, kami yakin produk yang kami miliki mampu bersaing
dan laku dipasaran.
C.  Rencana Pemasaran
Dengan usaha barang dan jasa yang sudah memiliki pelanggan tetap, maka
kami akan menambah pemasarannya dengan membuat brosur untuk mencari agen
yang mau menjualnya, sehingga akan ada banyak yang membantu untuk
mengembangkan usaha ini, ikut serta dalam suatu event-event (bazaar) yang
diadakan dengan mendirikan stand.
 
III. Aspek Produksi
A. Alokasi Usaha
Teaching Factory SMK Negeri 9 Garut berlokasi di Jl. Raya Garut Bayongbong
KM 10. Dengan daerah pemasaran yaitu disekitar sekolah – sekolah terkemuka, dan
toto-toko yang dekat dengan lokasi usaha tersebut.
B.  Proses Waktu Kegiatan Teaching Factory
Dalam melakukan pekerjaan dilakukan dengan rincian sebagai berikut:
Hari : Senin – Minggu
Waktu : 07:00 – 16:00 WIB
IV.  Latar Belakang Teaching Factory SMK Negeri 9 Garut

Saat ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan pada pemasalahan yang


serius yaitu belum terserapnya secara optimal lulusan sekolah menengah kejuruan
oleh dunia usaha dan dunia industri. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003
Bab 2 pasal 3 sudah diamanatkan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.

 Merujuk pada fungsi pendidikan diatas, maka peningkatan kualitas sumber


daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan
perkembangan zaman yang semakin global. Demikian juga halnya dengan pendidikan
di Garut yang masih perlu pembenahan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam
peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pihak-pihak yang terlibat dalam
proses pendidikan (Pemda, Orang Tua, Masyarakat dan Instansi Pendidikan /
sekolah) harus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya
pengembangan tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang tepat agar yang
dihasilkan benar – benar bermutu dan kompeten serta bisa bersaing dalam dunia
global.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa SMK adalah lembaga pendidikan


yang berfungsi sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan kompeten dibidangnya
harus bisa selaras dengan kebutuhan dunia industri untuk bisa bersaing. Oleh karena
itu peningkatkan sumber daya manusia (skill / keahlian) harus menjadi prioritas
utama dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya.
Rendahnya kualitas lulusan sekolah kejuruan di Garut dapat berakibat
produktifitas tenaga kerja terampil di dunia industri semakin terpuruk. Kepercayaan
dunia industri semakin berkurang sehingga lulusan yang terserap juga sedikit.
Faktor-faktor penyebabnya adalah :

1. Kurikulum yang terus berubah menyebabkan kondisi di lembaga pengelola


pendidikan kejuruan semakin terbebani;
2. Belum adanya sumber pembiayaan yang memadai sehingga kebutuhan proses
pendidikan di sekolah tidak maksimal;
3. Rekruitmen guru yang terkesan asal “jadi” dan syarat dengan muatan politis
sehingga tidak sesuai dengan kompetensi /kualitas yang dibutuhkan;
4. Kurangnya kepedulian baik pemda, guru, orang maupun masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat lembaga pendidikan
kejuruan tidak siap dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Seharusnya
Sebagai lembaga pendidikan yang mendidik calon tenaga kerja, keunggulan yang
dikembangkan oleh sekolah menengah kejuruan diutamakan pada keunggulan skill
Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mencapai hal tersebut SMK harus
memprioritaskan pengembangan sistem pendidikan yang berorientasi pada
peningkatan tamatan yang benar-benar profesional, memiliki etos kerja, disiplin dan
tetap menjunjung tinggi serta berakar pada budaya bangsa.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka pendidikan yang paling


sesuai untuk meningkatkan hal tersebut adalah pendidikan yang berorentasi pada
dunia industri dengan penekanan pada pendekatan pembelajaran dan didukung oleh
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. Dunia industri yang merupakan
sasaran dari proses dan hasil pembelajaran sekolah menengah kejuruan mempunyai
karakter dan nuansa tersendiri. Oleh karena itu lembaga pendidikan kejuruan dalam
proses pembelajaran harus bisa membuat pendekatan pembelajaraan yang tepat dan
sesuai dengan keinginan dunia industri. Salah satu model pendidikan yang cocok
adalah dengan menerapkan teaching factory dalam proses belajar di SMK.
Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran dalam suasana
sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara
kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah. Teknologi pembelajaran yang inovatif
dan praktek produktif merupakan konsep metode pendidikan yang berorientasi pada
manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan
dunia industri. (Brosur IGI, 2007).

Program Teaching Factory (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran yang


sudah ada yaitu Competency Based Training (CBT) dan Production Based Training
(PBT), dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan (life
skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang
sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar/
konsumen.

Dalam pengertian sederhaa teaching factory adalah pembelajaran berorientasi


bisnis dan produksi. Proses penerapan program teaching factory adalah dengan
memadukan konsep bisnis dan pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi
keahlian yang relevan, misalnya : pada kompetensi Desain Komunikasi Visual melalui
kegiatan produksi sablon baju digital dikerjakan oleh peserta didik.

Sebagai perwujudan nyata/implementasi UU No. 20 tahun 2003 untuk


meningkatkan kualitas lulusan SMK di Garut maka sejak tahun 2016 SMK Negeri 9
Garut telah menerapkan konsep teaching factory dalam pembelajaran di sekolah.
Untuk mendukung program ini, SMK Negeri 9 Garut bermitra dengan Dunia Usaha
sebagai mitra dalam menunjang keberhasilan Program Teaching Factory.

Program Teaching Factory merupakan langkah positif yang ditawarkan pihak


SMK Negeri 9 Garut kepada siswa dan orang tua murid guna mengembangkan jiwa
enterpreneur, dengan harapan tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) mampu
menjadi aset daerah dan bukan menjadi beban daerah Kab. Garut
Teaching factory merupakan suatu konsep pembelajaran pada tingkat yang
sesungguhnya, untuk itu ada beberapa elemen penting dalam teaching factory yang
perlu dikembangkan yaitu :

1. Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang digunakan dalam pelaksanaan teaching factory
adalah kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia industri. Dengan
pengajaran yang berbasis kompetensi pada industri diharapkan siswa siap
menghadapi tuntutan kebutuhan dunia industri.

2. Peserta didik
Penggolongan peserta didik / siswa dalam proses teaching factory adalah
berdasarkan kualitas akademis dan bakat/minat. Siswa dengan kualitas yang
seimbang antara akademis dan ketrampilan bakat/minat memperoleh prosentase
yang besar untuk masuk dalam program ini. Siswa yang kurang dalam dua hal
tersebut direkomendasikan untuk mengambil bagian yang termudah.

3. Media belajar
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses teaching factory
menggunakan pekerjaan produksi sebagai media untuk proses pembelajaran.
Pekerjaan Produksi dapat berupa industrial order atau standard products.
Produk ini harus dipahami terlebih dahulu oleh instruktur sebagai media untuk
pengembangan kompetensi melalui fungsi produk, dimensi, toleransi, dan waktu
penyelesaian.

4. Perlengkapan dan Peralatan (Toolkit)


Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Pemeliharaan perlengkapan dan peralatan yang maksimal;
2. Investasi untuk kegiatan teaching factory;
3. Manfaatkan untuk memfasilitasi pengembangan kompetensi siswa
bersamaan dengan penyelesaian pekerjan “Production” pada tingkat kualitas
terbaik;
4. Pengawasan atas peralatan dan perlengapan yang sudah tidak efektif untuk
kecepatan dan ketelitian proses produksi.
5. Instruktur/Pengajar
Instruktur / pengajar adalah mereka yang memiliki kualifikasi akademis
dan juga memiliki pengalaman industri. Dengan demikian mereka mampu
mentransformasikan pengetahuan dan “know how” sekaligus men”supervisi”
proses untuk dapat menyajikan “finished products on time”.

6. Penilaian Prestasi Belajar


Dalam penilaian prestasi belajar, teaching factory menilai siswa yang
berkompeten melalui “penyelesaian produk”. Standar penilaian yang digunakan
harus mengacu kepada pabrik yang mengeluarkan komponen / peralatan.

7. Pengakuan Kompetensi
Teaching Factory menilai kompetensi siswa menggunakan National
Competency assessment, dimana asesor bersertifikat melakukan observasi pada
kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas pekerjaan di bawah badan
standar kompetensi nasional. Guna mendukung program teaching factory maka
SMK Negeri 9 Garut telah menyiapkan berbagai unsur penunjang diantaranya :

Instruktur/guru yang akan mendampingi kegiatan teaching factory adalah


guru-guru SMK Negeri 9 Garut yang telah berserifikat sebagai assesor sesuai dengan
bidang keahliannya masing-masing.

Berkenaan dengan teaching factory, SMK Negeri 9 Garut bersedia bekerjasama


dengan SMK-SMK baik negeri maupun swasta di Kab. Garut yang berkeinginan
mengembangkan teaching factory dalam proses pembelajaran di SMK, semoga
melalui teaching factory ini dapat memberikan bekal siswa SMK supaya mereka dapat
menjadi SDM yang berkompeten dalam bidangnya dan pada akhirnya “alumni SMK”
dapat terserap oleh dunia usaha dan industri.

Anda mungkin juga menyukai