I. Profil
Email: smknayu@gmail.com
2. Misi
“Menyelenggarakan diklat dengan prinsip kemampuan dan profesionalisme melalui optimalisasi
kerja sama industri dalam rangka meningkatkan mutu serta daya saing lulusan”
A. Lingkungan Usaha
Di SMK Nasional Indramayujenis usaha dibidang barang dan jasa memiliki peluang yang sangat
menjanjikan, karena barang dan jasa adalah kebutuhan primer manusia, ditambah lagi dengan banyaknya
jumlah siswa/i SMK Nasional Indramayu. Oleh karena itu kami bertekad mengembangkan usaha barang
dan jasa karena ditunjang dari banyaknya peluang dalam mengembangkan jenis usaha ini.
B. Kondisi Pasar
Jika melihat kompetitor-kompetitor yang bergerak dibidang usaha yang sama, memang sudah
cukup banyak. Tetapi, kami menyiasatinya dengan inovasi berbeda dari produk-produk yang sudah ada.
Yaitu, dengan inovasi senyum, salam, sapa, sopan, santun, cepat, tepat, harga yang ekonomis. Dengan ini,
kami yakin produk dan jasa yang kami miliki mampu bersaing dan laku dipasaran.
C. Rencana Pemasaran
Dengan usaha barang dan jasa yang sudah memiliki pelanggan tetap, maka kami akan menambah
pemasarannya dengan membuat brosur untuk mencari agen yang mau menjualnya, sehingga akan ada
banyak yang membantu untuk mengembangkan usaha ini, ikut serta dalam suatu event-event (bazaar)
yang diadakan dengan mendirikan stand.
A. Alokasi Usaha
Teaching Factory SMK Nasional Indramayu berlokasi di Jl. Soekarno-Hatta Pekandangan Indramayu.
Indramayu. Dengan daerah pemasaran yaitu disekitar sekolah – sekolah terkemuka, dan dekat dengan
lingkungan masyarakat perkotaan.
Saat ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan pada pemasalahan yang serius yaitu belum
terserapnya secara optimal lulusan sekolah menengah kejuruan oleh dunia usaha dan dunia industri.
Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 Bab 2 pasal 3 sudah diamanatkan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Merujuk pada fungsi pendidikan diatas, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin
global. Demikian juga halnya dengan pendidikan di Indramayu yang masih perlu pembenahan.
Pendidikan merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pihak-
pihak yang terlibat dalam proses pendidikan (Pemda, Orang Tua, Masyarakat dan Instansi Pendidikan /
sekolah) harus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan
tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang tepat agar yang dihasilkan benar – benar bermutu dan
kompeten serta bisa bersaing dalam dunia global.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa SMK adalah lembaga pendidikan yang berfungsi
sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan kompeten dibidangnya harus bisa selaras dengan
kebutuhan dunia industri untuk bisa bersaing. Oleh karena itu peningkatkan sumber daya manusia (skill /
keahlian) harus menjadi prioritas utama dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya.
Rendahnya kualitas lulusan sekolah kejuruan di Indramayu dapat berakibat produktifitas tenaga
kerja terampil di dunia industri semakin terpuruk. Kepercayaan dunia industri semakin berkurang
sehingga lulusan yang terserap juga sedikit. Faktor-faktor penyebabnya adalah :
Kurikulum yang terus berubah menyebabkan kondisi di lembaga pengelola pendidikan kejuruan semakin
terbebani;
Belum adanya sumber pembiayaan yang memadai sehingga kebutuhan proses pendidikan di sekolah tidak
maksimal;
Rekruitmen guru yang terkesan asal “jadi” dan syarat dengan muatan politis sehingga tidak sesuai dengan
kompetensi /kualitas yang dibutuhkan;
Kurangnya kepedulian baik pemda, guru, orang maupun masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.
Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat lembaga pendidikan kejuruan tidak siap
dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Seharusnya Sebagai lembaga pendidikan yang mendidik
calon tenaga kerja, keunggulan yang dikembangkan oleh sekolah menengah kejuruan diutamakan pada
keunggulan skill Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mencapai hal tersebut SMK harus
memprioritaskan pengembangan sistem pendidikan yang berorientasi pada peningkatan tamatan yang
benar-benar profesional, memiliki etos kerja, disiplin dan tetap menjunjung tinggi serta berakar pada
budaya bangsa.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka pendidikan yang paling sesuai untuk
meningkatkan hal tersebut adalah pendidikan yang berorentasi pada dunia industri dengan penekanan
pada pendekatan pembelajaran dan didukung oleh kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Dunia industri yang merupakan sasaran dari proses dan hasil pembelajaran sekolah menengah kejuruan
mempunyai karakter dan nuansa tersendiri. Oleh karena itu lembaga pendidikan kejuruan dalam proses
pembelajaran harus bisa membuat pendekatan pembelajaraan yang tepat dan sesuai dengan keinginan
dunia industri. Salah satu model pendidikan yang cocok adalah dengan menerapkan teaching factory
dalam proses belajar di SMK.
Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran dalam suasana sesungguhnya, sehingga
dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah.
Teknologi pembelajaran yang inovatif dan praktek produktif merupakan konsep metode pendidikan yang
berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan
dunia industri. (Brosur IGI, 2007).
Program Teaching Factory (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran yang sudah ada yaitu
Competency Based Training (CBT) dan Production Based Training (PBT), dalam pengertiannya bahwa
suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan
standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar/
konsumen.
Dalam pengertian sederhaa teaching factory adalah pembelajaran berorientasi bisnis dan
produksi. Proses penerapan program teaching factory adalah dengan memadukan konsep bisnis dan
pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan, misalnya : pada kompetensi
ketenagalistrikan melalui kegiatan produksi lampu LED maka proses pembuatan, dan finishing dikerjakan
oleh peserta didik.
Program Teaching Factory merupakan langkah positif yang ditawarkan pihak SMK Nasional
Indramayukepada siswa dan orang tua murid guna mengembangkan jiwa enterpreneur, dengan harapan
tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) mampu menjadi aset daerah dan bukan menjadi beban daerah
Indramayu.
Teaching factory merupakan suatu konsep pembelajaran pada tingkat yang sesungguhnya, untuk itu ada
beberapa elemen penting dalam teaching factory yang perlu dikembangkan yaitu :
1) Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang digunakan dalam pelaksanaan teaching factory adalah kompetensi-kompetensi
yang dibutuhkan dalam dunia industri. Dengan pengajaran yang berbasis kompetensi pada industri
diharapkan siswa siap menghadapi tuntutan kebutuhan dunia industri.
2) Peserta didik
Penggolongan peserta didik / siswa dalam proses teaching factory adalah berdasarkan kualitas akademis
dan bakat/minat. Siswa dengan kualitas yang seimbang antara akademis dan ketrampilan bakat/minat
memperoleh prosentase yang besar untuk masuk dalam program ini. Siswa yang kurang dalam dua hal
tersebut direkomendasikan untuk mengambil bagian yang termudah.
3) Media belajar
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses teaching factory menggunakan pekerjaan produksi
sebagai media untuk proses pembelajaran. Pekerjaan Produksi dapat berupa industrial order atau standard
products. Produk ini harus dipahami terlebih dahulu oleh instruktur sebagai media untuk pengembangan
kompetensi melalui fungsi produk, dimensi, toleransi, dan waktu penyelesaian.
Pengawasan atas peralatan dan perlengapan yang sudah tidak efektif untuk kecepatan dan ketelitian
proses produksi.
5) Instruktur/Pengajar
Instruktur / pengajar adalah mereka yang memiliki kualifikasi akademis dan juga memiliki pengalaman
industri. Dengan demikian mereka mampu mentransformasikan pengetahuan dan “know how” sekaligus
men”supervisi” proses untuk dapat menyajikan “finished products on time”.
7) Pengakuan Kompetensi
Teaching Factory menilai kompetensi siswa menggunakan National Competency assessment, dimana
asesor bersertifikat melakukan observasi pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas pekerjaan di
bawah badan standar kompetensi nasional. Guna mendukung program teaching factory maka SMK
Nasional Indramayu telah menyiapkan berbagai unsur penunjang diantaranya :
Instruktur/guru yang akan mendampingi kegiatan teaching factory adalah guru-guru SMK Nasional
Indramayuyang telah berserifikat sebagai assesor sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.
Berkenaan dengan teaching factory, SMK Nasional Indramayubersedia bekerjasama dengan SMK-SMK
baik negeri maupun swasta di Indramayu yang berkeinginan mengembangkan teaching factory dalam
proses pembelajaran di SMK, semoga melalui teaching factory ini dapat memberikan bekal siswa SMK
supaya mereka dapat menjadi SDM yang berkompeten dalam bidangnya dan pada akhirnya “alumni
SMK” dapat terserap oleh dunia usaha dan industri.