Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM TEACHING FACTORY MPLB

SMK NEGERI 2 PEKALONGAN

I. Profil
A. Deskripsi Umum Teaching Factory
Nama Unit Kerja: Teaching Factory
Tanggal Berdiri: 4 September 2023
Alamat Unit Kerja: Jl. Perintis Kemerdekaan no. 29
Produk: Jasa Pengetikan, fotocopy dan penjilidan
https://mplb.smk2pekalongan.sch.id/

B. Riwayat Unit Kerja


Teaching Factory merupakan perpaduan dari pada konsep pembelajaran berbasis kompetensi dan
berbasis pelayanan ( produk/jasa) yang dibentuk pada tanggal 4 September 2023

C. Visi dan Misi Tefa MPLB


1. Visi
“Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi standar nasional dan berakhlak terpuji”

2. Misi
“Menyelenggarakan Pendidikan dan pelatihan dengan prinsip kemampuan dan profesionalisme
melalui optimalisasi kerja sama industri dalam rangka meningkatkan mutu serta daya saing
lulusan”

D. Jenis Usaha yang Dikelola


Teaching Factory SMK Negeri 2 Pekalongan bergerak di bidang jasa, yaitu Pengetikan, fotocopy
dan penjilidan. Kami memilih usaha di bidang ini karena berdasarkan dengan bidang manajemen
perkantoran yang ada di SMK Negeri 2 Pekalongan

Kegiatan Pasar dan Pemasaran


A. Lingkungan Usaha
Di SMK Negeri 2 Pekalongan jenis usaha dibidang jasa memiliki peluang yang sangat
menjanjikan, karena jasa pengetikan, fotocopi dan penjilidan adalah kebutuhan dari anak usia
sekolah, mahasiswa bahkan masyarakat umum,. Oleh karena itu kami bertekad mengembangkan
usaha jasa pelayanan pengetikan, fotocopi dan penjilidan karena ditunjang dari banyaknya
peluang dalam mengembangkan jenis usaha ini.

B. Kondisi Pasar
Jika melihat kompetitor-kompetitor yang bergerak dibidang usaha yang sama, memang sudah
cukup banyak. Tetapi, kami menyiasatinya dengan inovasi berbeda dari produk-produk yang
sudah ada. Yaitu, dengan inovasi senyum, salam, sapa, sopan, santun, cepat, tepat, harga yang
ekonomis,. Dengan ini, kami yakin Tefa yang kami miliki mampu bersaing dipasaran.
C. Rencana Pemasaran
Dengan usaha jasa yang sudah memiliki pelanggan tetap, dari lingkungan sekolah sendiri maka
kami akan menambah pemasarannya dengan membuat brosur untuk menyebarkan informasi
yang akan keberadaan Tefa MPLB , sehingga akan ada banyak yang membantu untuk
mengembangkan usaha ini,.

III. Aspek Produksi


A. Alokasi Usaha
Teaching Factory SMK Negeri 2 Pekalongan berlokasi di Jl. Perintis kemerdekaan no. 9
Pekalongan. Dengan daerah pemasaran yaitu disekitar sekolah dan diluar sekolah yang dekat
dengan lokasi usaha tersebut.

B. Proses Waktu Kegiatan Teaching Factory


Dalam melakukan pekerjaan dilakukan dengan rincian sebagai berikut:
Hari : Senin – Kamis
Waktu : 07:00 – 15:00 WIB
Hari : Jumat
Waktu : 07:00 – 13.30 WIB

IV. Latar Belakang Teaching Factory SMK Negeri 2 Pekalongan


Saat ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan pada pemasalahan yang serius yaitu belum
terserapnya secara optimal lulusan sekolah menengah kejuruan oleh dunia usaha dan dunia
industri. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 Bab 2 pasal 3 sudah diamanatkan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta


peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Merujuk pada fungsi pendidikan diatas, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang
semakin global. Demikian juga halnya dengan pendidikan di Pekalongan yang masih perlu
pembenahan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas sumber daya
manusia, maka pihak-pihak yang terlibat dalam proses pendidikan (Pemerintah Daerah, Orang
Tua, Masyarakat dan Instansi Pendidikan / sekolah) harus berperan aktif dalam meningkatkan
kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus terprogram dan melalui jalur
yang tepat agar yang dihasilkan benar – benar bermutu dan kompeten serta bisa bersaing dalam
dunia global.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa SMK adalah lembaga pendidikan yang berfungsi
sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan kompeten dibidangnya harus bisa selaras dengan
kebutuhan dunia industri untuk bisa bersaing. Oleh karena itu peningkatkan sumber daya
manusia (skill / keahlian) harus menjadi prioritas utama dalam rangka meningkatkan kualitas
lulusannya.
Rendahnya kualitas lulusan sekolah kejuruan di Pekalongan dapat berakibat produktifitas tenaga
kerja terampil di dunia industri semakin terpuruk. Kepercayaan dunia industri semakin berkurang
sehingga lulusan yang terserap juga sedikit. Faktor-faktor penyebabnya adalah :

1. Kurikulum yang terus berubah menyebabkan kondisi di lembaga pengelola pendidikan


kejuruan semakin terbebani;
2. Belum adanya sumber pembiayaan yang memadai sehingga kebutuhan proses pendidikan
di sekolah tidak maksimal;
3. Kurangnya kepedulian baik pemda, guru, orang maupun masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat lembaga pendidikan kejuruan tidak siap
dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Seharusnya Sebagai lembaga pendidikan yang
mendidik calon tenaga kerja, keunggulan yang dikembangkan oleh sekolah menengah kejuruan
diutamakan pada keunggulan skill Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mencapai hal tersebut
SMK harus memprioritaskan pengembangan sistem pendidikan yang berorientasi pada
peningkatan tamatan yang benar-benar profesional, memiliki etos kerja, disiplin dan tetap
menjunjung tinggi serta berakar pada budaya bangsa.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka pendidikan yang paling sesuai untuk
meningkatkan hal tersebut adalah pendidikan yang berorentasi pada dunia industri dengan
penekanan pada pendekatan pembelajaran dan didukung oleh kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan industri. Dunia industri yang merupakan sasaran dari proses dan hasil pembelajaran
sekolah menengah kejuruan mempunyai karakter dan nuansa tersendiri. Oleh karena itu lembaga
pendidikan kejuruan dalam proses pembelajaran harus bisa membuat pendekatan pembelajaraan
yang tepat dan sesuai dengan keinginan dunia industri. Salah satu model pendidikan yang cocok
adalah dengan menerapkan teaching factory dalam proses belajar di SMK.

Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran dalam suasana sesungguhnya, sehingga
dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan pengetahuan
sekolah. Teknologi pembelajaran yang inovatif dan praktek produktif merupakan konsep metode
pendidikan yang berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar
selaras dengan kebutuhan dunia industri. (Brosur IGI, 2007).

Program Teaching Factory (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran yang sudah ada yaitu
Competency Based Training (CBT) dan Production Based Training (PBT), dalam pengertiannya
bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan
berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk
barang atau yang sesuai dengan tuntutan pasar/ konsumen.

Dalam pengertian sederhana teaching factory adalah pembelajaran berorientasi bisnis dan
produksi. Proses penerapan program teaching factory adalah dengan memadukan konsep bisnis
dan pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan, misalnya : pada
kompetensi manajemen perkantoran melalui kegiatan pengetikan, penjilidan dan fotocopy maka
proses pelayanannya dikerjakan oleh peserta didik.

Sebagai perwujudan nyata/implementasi UU No. 20 tahun 2003 untuk meningkatkan kualitas


lulusan SMK di Pekalongan maka sejak tahun 2016 SMK N 2 Pekalongan telah menerapkan
konsep teaching factory dalam pembelajaran di sekolah. Untuk mendukung program ini, SMK N
2 Pekalongan bermitra dengan Dunia Usaha sebagai mitra dalam menunjang keberhasilan
Program Teaching Factory.

Program Teaching Factory merupakan langkah positif yang ditawarkan pihak SMK N 2
Pekalongan kepada siswa dan orang tua murid guna mengembangkan jiwa enterpreneur, dengan
harapan tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) mampu menjadi aset daerah dan bukan
menjadi beban daerah Pekalongan.

Teaching factory merupakan suatu konsep pembelajaran pada tingkat yang sesungguhnya, untuk
itu ada beberapa elemen penting dalam teaching factory yang perlu dikembangkan yaitu :

1) Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang digunakan dalam pelaksanaan teaching factory adalah kompetensi-
kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia industri. Dengan pengajaran yang berbasis kompetensi
pada industri diharapkan siswa siap menghadapi tuntutan kebutuhan dunia industri.

2) Peserta didik
Penggolongan peserta didik / siswa dalam proses teaching factory adalah berdasarkan kualitas
akademis dan bakat/minat. Siswa dengan kualitas yang seimbang antara akademis dan
ketrampilan bakat/minat memperoleh prosentase yang besar untuk masuk dalam program ini.
Siswa yang kurang dalam dua hal tersebut direkomendasikan untuk mengambil bagian yang
termudah.

3) Media belajar
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses teaching factory menggunakan pekerjaan
produksi sebagai media untuk proses pembelajaran. Pekerjaan Produksi dapat berupa industrial
order atau standard products. Produk ini harus dipahami terlebih dahulu oleh instruktur sebagai
media untuk pengembangan kompetensi melalui fungsi produk, dimensi, toleransi, dan waktu
penyelesaian.

4) Perlengkapan dan Peralatan (Toolkit)


Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Pemeliharaan perlengkapan dan peralatan yang maksimal;


2. Investasi untuk kegiatan teaching factory;
3. Manfaatkan untuk memfasilitasi pengembangan kompetensi siswa bersamaan dengan
penyelesaian pekerjan “Production” pada tingkat kualitas terbaik;
4. Pengawasan atas peralatan dan perlengapan yang sudah tidak efektif untuk kecepatan dan
ketelitian proses produksi.
5) Instruktur/Pengajar
Instruktur / pengajar adalah mereka yang memiliki kualifikasi akademis dan juga memiliki
pengalaman industri. Dengan demikian mereka mampu mentransformasikan pengetahuan dan
“know how” sekaligus men”supervisi” proses untuk dapat menyajikan “finished products on
time”.

6) Penilaian Prestasi Belajar


Dalam penilaian prestasi belajar, teaching factory menilai siswa yang berkompeten melalui
“penyelesaian produk/jasa”. Standar penilaian yang digunakan harus mengacu kepada keinginan
konsumen.

7) Pengakuan Kompetensi
Teaching Factory menilai kompetensi siswa menggunakan National Competency assessment,
dimana asesor bersertifikat melakukan observasi pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan
tugas pekerjaan di bawah badan standar kompetensi nasional. Guna mendukung program
teaching factory maka SMK N 2 Pekalongan telah menyiapkan berbagai unsur penunjang
diantaranya :

Instruktur/guru yang akan mendampingi kegiatan teaching factory adalah guru-guru SMK N 2
Pekalongan yang telah berserifikat sebagai assesor sesuai dengan bidang keahliannya masing-
masing.

Berkenaan dengan teaching factory, SMK N 2 Pekalongan bersedia bekerjasama dengan SMK-
SMK baik negeri maupun swasta di Pekalongan yang berkeinginan mengembangkan teaching
factory dalam proses pembelajaran di SMK, semoga melalui teaching factory ini dapat
memberikan bekal siswa SMK supaya mereka dapat menjadi SDM yang berkompeten dalam
bidangnya dan pada akhirnya “alumni SMK” dapat terserap oleh dunia usaha dan industri.

Salam SMK Bisa !!!!

Anda mungkin juga menyukai