DAN PERUSAHAAN
2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan peran industri untuk sekolah.
2. Menjelaskan tujuan dan manfaat kerjasama sekolah dengan industri.
3. Menjelaskan macam-macam pola kerjasama sekolah dengan industri.
4. Menjelaskan cara sekolah mempromosikan sekolahnya kepada DU/DI.
5. Menjelaskan teknik yang digunakan sekolah untuk bersinergi dengan DU/DI.
6. Menjelaskan prosedur kerjasama sekolah dengan DU/DI.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan, pemerintah telah mengatur segala sesuatu yang mendukung
dalam terselenggaranya program-program di sekolah kejuruan agar nantinya mampu mencapai tujuan untuk
menghasilkan output peserta didik yang benar-benar mempunyai keahlian di jurusannya masing-masing. Sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menjelaskan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Keputusan Mendikbud Nomor 0490/1992 tentang Kerjasama
SMK dengan Dunia Usaha dan Industri (DUDI) yang bertujuan meningkatkan kesesuaian program SMK
dengan kebutuhan dunia kerja yang diusahakan dengan saling menguntungkan. Hal ini sudah memperjelas
bahwa memang hubungan kerjasama antara sekolah dengan dunia usaha dan industri sangat diperlukan untuk
mendukung terselenggaranya program SMK. Dunia usaha dan industri memang harus terlibat langsung dan mau
menjadi mitra kerja bagi sekolah kejuruan untuk menyalurkan peserta didiknya dalam implementasi nyata
praktek keahlian peserta didik selama di sekolah.
1. Industri Sebagai Tempat Belajar Manajemen Industri dan Wawasan Dunia Kerja
Selama ini, industri dimanfaatkan oleh sekolah sebagai tempat pembelajaran tentang manajemen dan organisasi
produksi. Peserta didik SMK kadang-kadang melakukan pengamatan cara kerja mesin dan produk yang
dihasilkan dengan secara tidak langsung belajar tentang mutu dan efisiensi produk. Selain itu peserta didik juga
belajar tentang manajemen dan organisasi industri untuk belajar tentang dunia usaha dan cara pengelolaan
usaha, sehingga mereka memiliki wawasan dan pengetahuan tentang dunia usaha. Melalui belajar manajemen
dan organisasi ini juga bisa menambah wawasan peserta didik pada dunia wirausaha. Peserta didik SMK
kadang-kadang menggunakan industri sebagai objek wisata-belajar dengan sekedar mengamati dan melihat-
lihat dari kejauhan proses produksi di industri. Mereka juga kadang-kadang mendapatkan informasi dari
pengelola industri tentang organisasi dan para pengelolanya.
Analisis: Berdasakan data yang didapat dengan adanya DU/DI yang ikut berperan aktif dalam mendukung
proses pendidikan di sekolah-sekolah kejuruan, dapat menjadi wadah bagi sekolah untuk menyalurkan keahlian
dan kemampuan peserta didiknya sesuai program keahlian peserta didik. Sedangkan untuk pengenalan yang
dilakukan sekolah ke pihak DU/DI, SMK Nasional sudah melakukan yang terbaik dalam mempromosikan
peserta didiknya pada tiap jurusan masing-masing, dalam hal ini sekolah sangat berperan penuh dalam
mempromosikan peserta didiknya dan hasilnya sekolah mampu memberikan kontribusi kepada DUDI yang
sudah menjalin kerja sama dalam memberikan pelatihan kepada peserta didik sebagai tempat praktik peserta
didik dan sebagai tempat magang bagi peserta didik untuk mempersiapkan peserta didik ketika terjun kedalam
dunia industri. Namun, dengan input peserta didik yang masih dibawah sekolah-sekolah negeri maka sekolah
merasa tertantang untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten di dunia industri. Dengan input yang ada
tersebut sekolah berusaha mengembangkan kualitas pembelajaran dan sarana yang ada agar dapat menghasilkan
lulusan yang mampu bersaing di pasar kerja nantinya.
Analisis: Berdasarkan pengamatan di SMK “Nasional” Malang, pihak sekolah menggunakan teknik School
Recruitment, Pengiriman SDM ke Perusahaan, Recruitment Process, dan Come To Company. Teknik yang
digunakan tersebut sudah tepat untuk kerjasama/bersinergi dengan perusahaan utamanya dalam penempatan
Prakerin para peserta didik. Teknik yang paling dominan digunakan oleh pihak sekolah yaitu Come To
Company, karena pihak sekolah merasa membutuhkan kerjasama dengan perusahaan-perusahan yang relevan
dengan prodi yang ada. Karena selama ini dirasa oleh sekolah dengan teknik ini sudah cukup efektif dan mampu
menghasilkan kerjasama yang saling menguntungkan. Adapula beberapa perusahaan yang menawarkan untuk
bekerja sama dengan pihak sekolah dalam penempatan Prakerin peserta didik. Untuk teknik School Career
Fair, pihak sekolah masih belum menggunakannya karena dari sisi waktu dan tempat yang tidak
memungkinkan, utamanya pada saat pelepasan peserta didik/pasca lulusan. Selain itu pihak sekolah juga tidak
menawarkan untuk bekerja sama dengan perusahaan mengenai school career fair ketika pelepasan/pasca
lulusan peserta didik.
Analisis: Dengan ketiga pola yang dijalankan sekolah selama memang dirasa sudah efektif dan mampu menjaga
hubungan positif antara sekolah dengan DU/DI dalam bekerjasama. Memang terbukti hal ini sudah baik
diterapkan dan mampu mendukung peserta didik dalam mempraktekan kemampuannya selama di sekolah.
Namun, ada satu pola yang tidak di terapkan sekolah yaitu pola pengembangan pelatihan, seharusnya pola
tersebut bisa diterapkan dan dapat menciptakan SDM dari peserta didik di sekolah yang lebih berkualitas
melalui latihan yang diadakan langsung di perusahaan/dunia industri.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Semua program bisa berjalan apabila pihak sekolah selalu mengambil inisiatif dengan cepat dan cermat,
didukung oleh organisasi yang terintegrasi,serta dengan effort (usaha) yang lebih keras diawal awal program, ini
merupakan strategi untuk mendapatkan kepercayaan dari dunia industri. SMK “Nasional” sudah melakukan
yang terbaik dalam mempromosikan peserta didiknya pada tiap jurusan masing-masing, dalam hal ini sekolah
sangat berperan penuh dalam mempromosikan peserta didiknya dan hasilnya sekolah mampu memberikan
kontribusi kepada DUDI yang sudah menjalin kerja sama dalam memberikan pelatihan kepada peserta didik
sebagai tempat praktik peserta didik dan sebagai tempat magang bagi peserta didik untuk mempersiapkan
peserta didik ketika terjun kedalam dunia industri.
Berdasarkan pengamatan di SMK “Nasional” Malang, pihak sekolah menggunakan teknik School Recruitment,
Pengiriman SDM ke Perusahaan, Recruitment Process, dan Come To Company. Teknik yang digunakan
tersebut sudah tepat untuk kerjasama/bersinergi dengan perusahaan utamanya dalam penempatan Prakerin para
peserta didik. Dengan ketiga pola yang dijalankan sekolah selama memang dirasa sudah efektif dan mampu
menjaga hubungan positif antara sekolah dengan DU/DI dalam bekerjasama.
5.2 Saran
Sebagai pendidikan kejuruan (vokasi), orientasi pendidikannya harus diarahakan pada kebutuhan dunia kerja
atau dunia industri dengan pola pendekatan kemitraan yang berkesinambungan. Sedangkan untuk teknik yang
digunakan sebaiknya perlu diadakan School Career Fair, karena teknik tersebut sangat membantu sekolah
untuk lebih memperkuat kerjasama dengan perusahaan. Utamanya bagi perserta didik dan perusahaan sangat
menguntungkan karena dapat merekrut dan direkrut berdasarkan kemampuannya diwaktu pasca lulusan.