belum dapat diakui oleh pihak Dunia Usaha maupun Industri. Hal ini dapat dibuktikan dengan
banyaknya lulusan SMK yang belum dapat diserap langsung oleh pihak dunia usaha/industri.
Ketika pihak DU/DI merekrut tenaga kerja yang berstatus lulusan SMK, mereka masih
mengadakan pelatihan dan pendidikan bagi peserta yang lolos seleksi penerimaan karyawan. Oleh
Karena itu, ditetapkanlah pola pendidikan kejuruan SMK yaitu pola Pendidikan Sistem Ganda,
yang mengharuskan siswa SMK melakukan program magang pada Dunia Usaha maupun Industri.
Harapannya, siswa SMK mampu menjadi Sumber Daya Manusia yang berdaya saing global, dan
langsung bisa diserap oleh Dunia Usaha maupun industri.
Program Magang juga merupakan bentuk implementasi yang sistematis dan sinkron antara
program pendidikan dan pembelajaran disekolah, dengan program penguasaan keahlian yang
diperoleh melalui kegiatan bekerja secara langsung di dunia usaha atau dunia industri, yang
bertujuan untuk mencapai tingkat keahlian yang diharapkan. Dalam Kurikulum 2013 (revisi 2017),
pelaksanaan magang untuk Sekolah Menengah Kejuruan berlangsung selama 120 hari / 24 minggu
/ 6 Bulan, lebih lama dibandingkan dengan pelaksanaan magang yang diatur dalam kurikulum
KTSP 2006 yaitu 3 bulan.
Data Statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa penyerapan tenaga
kerja hingga Februari 2019 masih didominasi oleh penduduk bekerja yang berpendidikan SD
ke bawah sebanyak 52,40 juta orang (40,51 persen). Sedangkan penduduk bekerja yang
berpendidikan SMK sebanyak 14,63 juta orang (11,31 persen). Data ini menunjukkan bahwa
dalam setahun terakhir (Februari 2018-Februari 2019), persentase penduduk bekerja yang
berpendidikan SMK menurun sebanyak 0,14 persen poin.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan (Persen), Februari 2017-Februari 2019
Berdasarkan data dari Statistik BPS, dilihat dari tingkat pendidikan pada Februari 2019,
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih
tertinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 8,63 persen. Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) tertinggi berikutnya terdapat pada tingkat Diploma yaitu 6,89 persen. Hal
ini membuktikan bahwa Program Magang belum sepenuhnya dapat membentuk kesiapan
kerja siswa SMK dan Diploma. Hal ini terkait dengan adanya kendala dalam pelaksanaan
maupun dalam penyusunan sistem Magang yang harus segera di analisis dan diperbaiki.
Untuk memperbaiki kondisi ini, mungkin pihak SMK dapat meningkatkan kesiapan kerja
siswanya melalui program bimbingan karir, selain program magang, seperti workshop,
seminar pekerjaan, dan lain-lain. Karena kesiapan kerja merupakan kunci penting sebelum
seseorang memasuki dunia kerja. Seseorang yang sudah memiliki kesiapan kerja akan lebih
berhasil dalam meniti karirnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://smknsatubanyuputih.wordpress.com/2017/11/11/praktek-kerja-lapangan-kurikulum-2013-
rev-2017/ Diakses pada tanggal 23 Desember 2019 pukul 11:53
https://www.coursehero.com/file/p40d2ns/12-Dasar-Dasar-Pelaksanaan-Praktik-Kerja-Industri-
Penyelenggaraan-Prakerin-pada/ Diakses pada tanggal 23 Desember 2019 pukul 12:15
https://www.liputan6.com/news/read/3874065/7-tujuan-prakerin-bagi-siswa-dan-10-manfaat-
yang-bisa-didapatkannya diakses pada 23 Desember 2019 pukul 14:05
http://riniadelikasidabutar.blogspot.com/2013/05/prakerin-praktek-kerja-industri-siswa_22.html
diakses pada 23 Desenber 2019 pukul 13:03
https://www.liputan6.com/news/read/3874065/7-tujuan-prakerin-bagi-siswa-dan-10-manfaat-
yang-bisa-didapatkannya diakses pada 23 Desember 2019 pukul 13:50