PROGRAM KERJA
TEACHING FACTORY
0
PROGRAM TEACHING FACTORY
SMK DARUL ULUM REBALAS GRATI
I. Profil
A. Deskripsi Umum Teaching Factory
Nama Unit Kerja : Teaching Factory
Tanggal Berdiri : 10 Juli 2018
Alamat Unit Kerja : Jl. Raya KH. Abdi Manaf RT/RW : 03/01, Dsn. Krajan, Desa
Rebalas
Kec. Grati, Kab. Pasuruan, 67184
Jenis Kerja : Teaching Factory
Produk : Barang dan Jasa
Email : smkdarulumrebalas@gmail.com
1
II. Kegiatan Pasar dan Pemasaran
A. Lingkungan Usaha
Di SMK Darul Ulum Rebalas Grati jenis usaha dibidang barang dan jasa memiliki peluang
yang sangat menjanjikan, karena barang dan jasa adalah kebutuhan primer manusia,
ditambah lagi dengan banyaknya jumlah siswa/i SMK Darul Ulum Rebalas Grati. Oleh
karena itu kami bertekad mengembangkan usaha barang dan jasa karena ditunjang dari
banyaknya peluang dalam mengembangkan jenis usaha ini.
B. Kondisi Pasar
Jika melihat kompetitor-kompetitor yang bergerak dibidang usaha yang sama, memang
sudah cukup banyak. Tetapi, kami menyiasatinya dengan inovasi berbeda dari produk-
produk yang sudah ada. Yaitu, dengan inovasi senyum, salam, sapa, sopan, santun,
cepat, tepat, harga yang ekonomis, dan yang paling penting sehat dan higienis. Dengan
ini, kami yakin produk yang kami miliki mampu bersaing dan laku dipasaran.
C. Rencana Pemasaran
Dengan usaha barang dan jasa yang sudah memiliki pelanggan tetap, maka kami akan
menambah pemasarannya dengan membuat brosur untuk mencari agen yang mau
menjualnya, sehingga akan ada banyak yang membantu untuk mengembangkan usaha
ini, ikut serta dalam suatu event-event (bazaar) yang diadakan dengan mendirikan
stand.
2
IV. Latar Belakang Teaching Factory SMK Darul Ulum Rebalas Grati
Saat ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan pada pemasalahan yang serius yaitu
belum terserapnya secara optimal lulusan sekolah menengah kejuruan oleh dunia usaha
dan dunia industri. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 Bab 2 pasal 3 sudah
diamanatkan bahwa :
Merujuk pada fungsi pendidikan diatas, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia
di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman
yang semakin global. Demikian juga halnya dengan pendidikan di Majenang yang masih
perlu pembenahan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas
sumber daya manusia, maka pihak-pihak yang terlibat dalam proses pendidikan (Pemda,
Orang Tua, Masyarakat dan Instansi Pendidikan / sekolah) harus berperan aktif dalam
meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus
terprogram dan melalui jalur yang tepat agar yang dihasilkan benar – benar bermutu dan
kompeten serta bisa bersaing dalam dunia global.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa SMK adalah lembaga pendidikan yang berfungsi
sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan kompeten dibidangnya harus bisa selaras
dengan kebutuhan dunia industri untuk bisa bersaing. Oleh karena itu peningkatkan
sumber daya manusia (skill / keahlian) harus menjadi prioritas utama dalam rangka
meningkatkan kualitas lulusannya.
3
kebutuhan proses pendidikan di sekolah tidak maksimal; Rekruitmen guru yang terkesan
asal “jadi” dan syarat dengan muatan politis sehingga tidak sesuai dengan kompetensi
/kualitas yang dibutuhkan; Kurangnya kepedulian baik pemda, guru, orang maupun
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.
Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat lembaga pendidikan kejuruan tidak
siap dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Seharusnya Sebagai lembaga pendidikan
yang mendidik calon tenaga kerja, keunggulan yang dikembangkan oleh sekolah menengah
kejuruan diutamakan pada keunggulan skill Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mencapai
hal tersebut SMK harus memprioritaskan pengembangan sistem pendidikan yang
berorientasi pada peningkatan tamatan yang benar-benar profesional, memiliki etos kerja,
disiplin dan tetap menjunjung tinggi serta berakar pada budaya bangsa.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka pendidikan yang paling sesuai untuk
meningkatkan hal tersebut adalah pendidikan yang berorentasi pada dunia industri dengan
penekanan pada pendekatan pembelajaran dan didukung oleh kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan industri. Dunia industri yang merupakan sasaran dari proses dan hasil
pembelajaran sekolah menengah kejuruan mempunyai karakter dan nuansa tersendiri.
Oleh karena itu lembaga pendidikan kejuruan dalam proses pembelajaran harus bisa
membuat pendekatan pembelajaraan yang tepat dan sesuai dengan keinginan dunia
industri. Salah satu model pendidikan yang cocok adalah dengan menerapkan teaching
factory dalam proses belajar di SMK.
Program Teaching Factory (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran yang sudah ada
yaitu Competency Based Training (CBT) dan Production Based Training (PBT), dalam
pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan
dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar/ konsumen.
4
Dalam pengertian sederhaa teaching factory adalah pembelajaran berorientasi bisnis dan
produksi. Proses penerapan program teaching factory adalah dengan memadukan konsep
bisnis dan pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan, misalnya :
pada kompetensi ketenagalistrikan melalui kegiatan produksi lampu LED maka proses
pembuatan, dan finishing dikerjakan oleh peserta didik.
Program Teaching Factory merupakan langkah positif yang ditawarkan pihak SMK Darul
Ulum Rebalas Grati kepada siswa dan orang tua murid guna mengembangkan jiwa
enterpreneur, dengan harapan tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) mampu
menjadi aset daerah dan bukan menjadi beban daerah Majenang.
Teaching factory merupakan suatu konsep pembelajaran pada tingkat yang sesungguhnya,
untuk itu ada beberapa elemen penting dalam teaching factory yang perlu dikembangkan
yaitu :
1) Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang digunakan dalam pelaksanaan teaching factory adalah
kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia industri. Dengan pengajaran
yang berbasis kompetensi pada industri diharapkan siswa siap menghadapi tuntutan
kebutuhan dunia industri.
2) Peserta didik
Penggolongan peserta didik / siswa dalam proses teaching factory adalah berdasarkan
kualitas akademis dan bakat/minat. Siswa dengan kualitas yang seimbang antara
akademis dan ketrampilan bakat/minat memperoleh prosentase yang besar untuk
masuk dalam program ini. Siswa yang kurang dalam dua hal tersebut direkomendasikan
untuk mengambil bagian yang termudah.
3) Media belajar
5
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses teaching factory menggunakan
pekerjaan produksi sebagai media untuk proses pembelajaran. Pekerjaan Produksi
dapat berupa industrial order atau standard products. Produk ini harus dipahami
terlebih dahulu oleh instruktur sebagai media untuk pengembangan kompetensi
melalui fungsi produk, dimensi, toleransi, dan waktu penyelesaian.
5) Instruktur/Pengajar
Instruktur / pengajar adalah mereka yang memiliki kualifikasi akademis dan juga
memiliki pengalaman industri. Dengan demikian mereka mampu mentransformasikan
pengetahuan dan “know how” sekaligus men”supervisi” proses untuk dapat
menyajikan “finished products on time”.
7) Pengakuan Kompetensi
Teaching Factory menilai kompetensi siswa menggunakan National Competency
assessment, dimana asesor bersertifikat melakukan observasi pada kemampuan siswa
dalam menyelesaikan tugas pekerjaan di bawah badan standar kompetensi nasional.
Guna mendukung program teaching factory maka SMK Darul Ulum Rebalas Grati telah
menyiapkan berbagai unsur penunjang diantaranya :
6
Berkenaan dengan teaching factory, SMK Darul Ulum Rebalas Grati bersedia
bekerjasama dengan SMK-SMK baik negeri maupun swasta di Majenang yang
berkeinginan mengembangkan teaching factory dalam proses pembelajaran di SMK,
semoga melalui teaching factory ini dapat memberikan bekal siswa SMK supaya mereka
dapat menjadi SDM yang berkompeten dalam bidangnya dan pada akhirnya “alumni
SMK” dapat terserap oleh dunia usaha dan industri.
7
8
KURIKULUM SINKRONISASI
1
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
NO KURIKULUM DFS
KURIKULUM 2013 ENTERTAINMENT KURIKULUM SINKRONISASI
untuk pembuatan
prototype produk
barang/ jasa
4.6. Membuat lembar
kerja/gambar kerja
untuk pembuatan
prototype produk
barang/jasa
7 3.7. Menganalisis biaya
produksi prototype
produk barang / jasa
4.7. Menghitung biaya
produksi Prototype
produk barang/jasa
8 3.8. Menerapkan proses Keterampilan 3.8. Menerapkan proses kerja
kerja pembuatan mengoperasikan pembuatan prototype
prototype produk mesin 2D printing produk 2D dengan mesin
barang / jasa sesuai SOP 2D printing sesuai SOP
4.8. Membuat prototype 4.8. Membuat prototype
produk barang/jasa produk 2D dengan mesin
2D printing sesuai SOP
9 3.9. Menentukan
pengujian kesesuaian
fungsi prototype
produk barang / jasa
4.9. Menguji prototype
produk barang/jasa
10 3.10. Menganalisis
perencanaan produksi
missal
4.10. Membuat
perencanaan produksi
massal
11 3.11. Menentukan indikator
keberhasilan tahapan
produksi missal
4.11. Membuat indikator
keberhasilan tahapan
produksi massal
12 3.12. Menerapkan proses
produksi missal
4.12. Melakukan produksi
massal
2
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
NO KURIKULUM DFS
KURIKULUM 2013 ENTERTAINMENT KURIKULUM SINKRONISASI
4.15. Melakukan
pemeriksaan produk
sesuai dengan kriteria
kelayakan
produk/standar
operasional
16 3.16. Memahami paparan
deskriptif, naratif,
argumentatif, atau
persuasive tentang
produk/ jasa
4.16. Menyusun paparan
deskriptif, naratif,
argumentatif, atau
persuasif tentang
produk/jasa
17 3.17. Menentukan media Melakukan 3.17. Menentukan media
promosi teknik-teknik promosi produk 2D
4.17. Membuat media pemasaran menggunakan teknik-
promosi berdasarkan teknik pemasaran
segmentasi pasar 4.17. Membuat media promosi
produk 2D berdasarkan
segmentasi pasar
18 3.18. Menyeleksi strategi
pemasaran
4.18. Melakukan
pemasaran
3
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
NO KURIKULUM DFS
KURIKULUM 2013 ENTERTAINMENT KURIKULUM SINKRONISASI
19 3.19. Menilai
perkembangan usaha
4.19. Membuat bagan
perkembangan usaha
20 3.20. Menentukan standard
laporan keuangan
4.20. Membuat laporan
keuangan