Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL

PENGEMBANGAN SMK BERBASIS INDUSTRI 4.0

Diajukan Untuk Permohonan Bantuan Pemerintah


Dalam Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Industry 4.0

Melalui :
Team Pengambang Teaching Factory
SMK Negeri 1 Kademangan

PEMERINTAH PROVINSI PROVINSI JAWA TIMUR


DINASPENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 KADEMANGAN
Jl. Sadewo 01, Kademangan Telp/Fax (0342)815208
Website: https///www.smkkademangan.sch.id
email:smkkademangan@yahoo.co.id
BLITAR 66161
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Pengembangan Teaching Factory


SMK Negeri 1 Kademangan Kompetensi Keahlian
Bisnis Daring dan Pemasaran telah disetujui dan
disahkan

Blitar, 10 April 2023


Mengatahui
Kepala Sekolah

SUNOTO, S.Pd., M.Pd.


NIP.19630502 199003 1 014
KATA PENGANTAR

Menyikapi beberapa pemikiran tentang perlunya perubahan dan inovasi


dalam kerangka pengembangan paradigm baru pendidikan sekolah di tuntut
untuk pro aktif dan mampu melakukan perubahan - perubahan yang mengarah
kepada peningkatan mutupendidikan. Salah satu penunjang factor utama
peningkatan mutu pendidikan adalah mengikuti keinginan dunia usaha dan
industri.

Mengacu kepada pemikiran tersebut SMKN 1 KADEMANGAN telah


berhasil menyususun rancangan strategi pengembangan sekolah yang dituangkan
dalam proposal bantuan Teaching Factory.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna,
namun kami berharap bahwa proposal ini mendapatkan realisasi sekaligus hal-
hal yang positif bagi kelangsungan dan kelancaran proses pengembangan dan
pembelajaran peserta didik dan padagiliranya dapat ikut serta memberikan
sumbangsih terhadap peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Amin

Blitar, Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
BAB I PENDHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Maksud dan tujuan...........................................................................2
C. Rencana Pelaksanaan.......................................................................3
D. Tim Pengembang Teaching Factory................................................4
BAB II PELAKSANAAN
A. Mekanisme Pelaksanaan..................................................................5
B. Jadwal Pelaksanaan..........................................................................12
BAB III EVALUASI PELAKSANAAN
A. Indikator Keberhasilan.....................................................................13
BAB IV PENUTUP.....................................................................................14
LAMPIRAN
A. PROFIL SEKOLAH
B. RINCIAN ANGGARAN BIAYA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran Teaching Factory adalah model pembelajaran di SMK
berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di
industri. dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri.
Pelaksanaan Teaching Factory menuntut keterlibatan mutlak pihak industri
sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK.
Pelaksanaan Teaching Factory (TEFA) juga harus melibatkan pemerintah,
pemerintah daerah dan stakeholders dalam pembuatan regulasi, perencanaan,
implementasi maupun evaluasinya
Teaching factory menjadi konsep pembelajaran dalam keadaan yang
sesungguhnya untuk menjembatani kesenjangan kompetensi antara pengetahuan
yang diberikan sekolah dan kebutuhan industri. Teaching factory merupakan
pengembangan dari unit produksi yakni penerapan sistem industri mitra di unit
produksi yang telah ada di SMK. Unit produksi adalah pengembangan bidang
usaha sekolah selain untuk menambah penghasilan sekolah yang dapat
digunakan dalam upaya pemeliharaan peralatan, peningkatan SDM, dll juga
untuk memberikan pengalaman kerja yang benarbenar nyata pada siswanya.
Penerapan unit produksi sendiri memiliki landasan hukum yaitu Peraturan
Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 pasal 29 ayat 2 yaitu "Untuk mempersiapkan
siswa sekolah menengah kejuruan menjadi tenaga kerja, pada sekolah menengah
kejuruan dapat didirikan unit produksi yang beroperasi secara profesional."
Pembelajaran melalui teaching factory bertujuan untuk menumbuh-
kembangkan karakter dan etos kerja (disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama,
kepemimpinan, dan lain-lain) yang dibutuhkan DU/DI serta meningkatkan
kualitas hasil pembelajaran dari sekedar membekali kompetensi (competency
based training) menuju ke pembelajaran yang membekali kemampuan
memproduksi barang/jasa (production based training)

1
Konsepsi dasar Pelaksanaan Teaching Factory di SMK Negeri 1
Kademangan Teaching Factory adalah mengimplementasikan “Factory to
Classroom” yang bertujuan untuk melakukan transfer lingkungan produksi di
industri secara nyata ke dalam ruang praktik. Kehidupan produksi yang nyata
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi pengajaran yang berbasis
aktivitas nyata dari praktik industri pada setiap harinya.
Selanjutnya pengembangan sistem pembelajaran berbasis Teaching Factory di
SMK Negeri 1 Kademangan merupakan perpaduan pembelajaran yang
sudah ada yaitu Competency Based Educationand Training (CBET) dan
Production Based Education and Training (PBET), dalam pengertiannya bahwa
suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan
berdasarkan prosedur dan standar bekerja (Standard Operation Procedure) yang
sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan
pasar/konsumen (industri).
Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan oleh SMK Negeri 1
Kademangan dalam rangka pengembangan, pertama adalah Implementasi
Pembelajaran CBET diarahkan menjadi PBET, yang kemudian berlanjut ke
Teaching Factory. Pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan
(lifeskill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja
yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan
pasar/konsumen. Dengan perkataan lain, untuk mencapai kompetensi tertinggi,
Jobsheet dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar kerja
yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan
pasar artinya kualitasnya sudah dipercayai pasar, bukan produk gagal. Perubahan
pada kurikulum yang berlaku perlu dilakukan dalam rangka memenuhi SKKNI
dan penyesuaian terhadap implementasi pembelajaran yang diterapkan pada
Teaching Factory.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Implementasi program TEFA dilaksanakan mengikut sertakan siswa
dalam mengelola unit produksi bidang jaringan internet dan konten digital, siswa
secara aktif berperan dalam unit produksi seperti layaknya seorang pegawai.
Adapun tujuan program TEFA di SMK Negeri 1 Kademangan adalah sebagai
berikut :
2
1. Mempersiapkan lulusan SMK untuk siap kerja dan pelaku wirausaha.
2. Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan kompetensinya.
3. Menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing.
4. Memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
5. Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK.
6. Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja, serta
membantu menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang aktual.
7. Memberikan kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih keterampilannya
sehingga dapat membuat keputusan tentang karir yang akan dipilih.

C. RENCANA PELAKSANAAN
Pelaksanaan program teaching factory di SMK Negeri 1 Kademangan,
mengaplikasikan kegiatan pembelajaran dan kegiatan produksi secara seimbang
sehingga siswa memiliki bekal pengetahuan dan skill yang memadai untuk
menghadapi dunia kerja yang semakin ketat persaingannya. Bidang kegiatan
teaching factory di program keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP) adalah
bidang perdagangan yang menyediakan aneka kebutuhan siswa, guru, dan
karyawan. Juga warga sekitar sekolah dengan pelayanan yang bagus serta
memberikan solusi belanja mudah dan dekat.
Dalam pengembangannya, program teaching factory SMK Negeri 1
Kademangan bekerjasama dengan PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk dengan
menyelenggarakan Kelas Alfamart (Alfamart Class). Kelas ini diselenggarakan
dengan mensinkronkan kurikulum Nasional (K-13) dengan materi tentang bisnis
ritel Standart Operation Procedure (SOP) Alfamart. Materi disampaikan oleh tim
manajemen Alfamart secara periodik baik secara daring maupun luring.

3
: SUNOTO, S.Pd., M.Pd
(Kepala Sekolah)

: M. TAUFIK HIDAYAT, S.E


(Waka Bidang Humas dan
Hubdin) : EDI SUNTORO,S.Pd
(Ka. Kompetensi Keahlian BDP)

: HADI MA’RUF, S.Pd


(Sk. Kompetensi Keahlian BDP)
: ERCIK TRININGTIAS, S.Pd

(Guru Produktif BDP)

: MOH. BADRUL HUDA, S.Pd.


(Guru Produktif BDP)
D. TIM PENGEMBANG TEACHING FACTORY
Susunan tim pengembang program teaching factory SMK Negeri 1
Kademangan adalah sebagai berikut:
1. Pelindung/penasihat

2. Penaggung jawab

3. Ketua

4. Sekretaris

5. Bendahara

6. Bidang Unit Produksi


4
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM

A. Mekanisme Pelaksanaan
1. Manajemen
Sebagai tahap awal untuk pelaksanaan program teaching factory di SMK
Negeri 1 Kademangan membentuk team pengembang program teaching
factory dengan susunan sebagai berikut:
1. Pelindung/penasihat : SUNOTO, S.Pd., M.Pd
(Kepala Sekolah)
2. Penaggung jawab : M. TAUFIK HIDAYAT, S.E
(Waka Bidang Humas dan Hubdin)
3. Ketua : EDI SUNTORO, S.Pd
(Ka. Kompetensi Keahlian BDP)
4. Sekretaris : HADI MA’RUF, S.Pd
(Sk. Kompetensi Keahlian BDP)
5. Bendahara : ERCIK TRININGTIAS, S.Pd
(Guru Produktif BDP)
6. Bidang Unit Produksi : MOH. BADRUL HUDA, S.Pd.
(Guru Produktif BDP)
Tahap pelaksanaannya yaitu :
1) Tahap Persiapan
Tim ini bekerja dari mulai mencari informasi tentang pelaksanaan program
teaching factory melalui kegiatan study literature dan observasi ke beberapa
sekolah yang telah melaksanakan program itu. Setelah mendapatkan beberapa
informasi dan penjelasan tim menyusun proposal permohonan untuk
mendapatkan program teaching factory.
Selanjutnya sebagai langkah persiapan pelaksanaan program teaching
factory tim bekerja mengadakan sosialisasi kepada jajaran dewan guru, para
siswa dan orangtua/wali murid. Melalui tahapan sosialisasi diharapkan semua
steakholder mendapatkan pemahaman tentang pengertian teaching factory,

5
manfaat teaching factory dan bagaimana sistem pengelolaannya. Diharapkan
dengan tahap sosialisasi ini mereka memiliki motivasi bahwa teaching factory
sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK Negeri 1
Kademangan, dengan demikian semua steak holder secara bersama-sama
termotivasi untuk dapat melaksanakan program teaching factory.
2) Tahap Implementasi
Tahapan selanjutnya setelah tim melaksanakan kegiatan sosialisasi
langkah berikutnya tim menyusun perencanaan-perencanaan pelaksanaan
program teaching factory yang menyentuh untuk kepentingan guru dan
kepentingan siswa. Hal itu perlu dilaksanakan karena teaching factory
merupakan model pembelajaran yang pada prinsipnya perpaduan antara
competensi based training (CBT) dan production based training (PBT).
Dengan demikian untuk semua guru mata pelajaran diharapkan
mengintegrasikan teaching factory pada perencanaan pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran sehingga seluruh mata pelajaran dapat saling
mendukung dan menunjang bahwa teaching factory merupakan pendekatan
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas kompetensi siswa
khususnya pada kompetensi skill. Bagi guru-guru produktif penekanan
pembelajarannya siswa harus lebih banyak mendapatkan alokasi waktu untuk
kegiatan praktik, karena esensi program teaching factory berada pada
intensitas dan kapasitas siswa melakukan praktek baik di lingkungan sekolah
maupun di lingkungan industri. Dengan demikian siswa betul-betul dibentuk
dan dilatih segi kompetensi skillnya, etos kerjanya, disiplin kerja, budaya
kerja. Secara intensif kegiatan itu dilakukan dan berulang sehingga kualitas
lulusan sesuai dengan harapan dunia industri sehingga lulusannya akan
mudah diserap oleh dunia kerja.

3) Tahap Evaluasi
Selama pelaksanaan program teaching factory agar tidak menyimpang dari
indikator-indikator tujuan kegiatan teaching factory perlu ada pengawasan.
Pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah dan oleh ketua team pengembang
untuk mengukur sudah seberapa banyak pelaksanaan program teaching
factory telah dicapai, dan berapa banyak pula program teaching factory yang
belum dilaksanakan. Evaluasi ini dengan tujuan berapa persen tingkat
ketercapaian

6
tujuan program teaching factory yang telah dilaksanakan, selanjutnya untuk
mengetahui kendalakendala yang muncul selama kegiatan berlangsung.
Sebagai tindak lanjut kegiatan evaluasi perlu ada kajian prediksi serta solusi
terhadap kendala-kendala yang menghambat terlaksananya program teaching
factory sehingga pada beberapa waktu yang akan datang program teaching
factory di SMK Negeri 1 Kademangan dapat dilaksanakan secara utuh sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.
2. Model Pembelajaran Teaching Factory
Teaching factory merupakan salah satu model pembelajaran sehingga
seluruh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajarannya harus merujuk dan
mengaju kepada indikator-indikator teaching factory sebagai model
pembelajaran. Intinya bahwa model pembelajaran teaching factory guru
bersama siswa harus bisa memadukan model pembelajaran secara serasi
antara competensi based training (CBT) dan production based training (PBT).
Para siswa setelah mendapat pembekalan dari guru-gurunya tentang
pengetahuan teknis dan lain-lain berikutnya para siswa diharapkan mampu
mempraktekan ilmu yang didapat di ruang kelas melalui kegiatan praktik di
tempattempat praktik mitra dunia industri. Pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung di sekolah struktur kurikulum dunia industri dipadukan struktur
kurikulum sekolah sehingga tujuan-tujuan pembelajaran akan lebih luas,
instruktur dari dunia industri berkolaborasi dengan para guru untuk
menyampaikan dalam pembelajaran tentang struktur kurikulum industri
sehingga para siswa mendapat bekal yang cukup karena mereka setelah
mendapat bimbingan pelatihan dari instruktur dunia industri, yang pada
akhirnya pada saat siswa melaksankan praktik di lapangan mereka tidak lagi
merasa asing dengan dunia industri. Sistem pelaksanaan praktiknya dengan
menerapkan hasil-hasil yang jelas dan konkret artinya setiap siswa secara
individu harus bisa menghasilkan baik berupa barang produksi maupun jasa.
3. Produk dan Jasa
Program teaching factory pada prinsipnya menghasilkan lulusan yang
berkompetensi skill, sehingga para siswa dituntut oleh program itu untuk
mampu membuat salah satu produk atau mampu memberikan jasa pelayanan
kepada para pelanggan sesuai dengan program keahliannya masing-masing.
Program teaching factory di Kompetensi Keahlian Tata Boga SMK Negeri 1
Kademangan lebih diarahkan kepada usaha bidang industry perdagangan ritel.
Dalam rangka membekali dan meningkatkan kompetensi siswa, maka
terdapat ruang praktik kompetensi keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran
yang terdiri dari peralatan dan juga perabot yang berfungsi sebagai tempat
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Seperti pembuatan media promosi,
pembuatan label harga, penataan barang dagangan, dan penyajian laporan
penjualan.
Sarana dan prasarana yang digunakan diusahakan sesuai dengan standar
industri Dalam upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta skill
peserta didik dibekali dengan pembelajaran pengolahan makanan dengan
berbagai bentuk dan rasa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi,
sepanjang proses pembelajaran berlangsung sikap peserta didik juga
digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter
peserta didik lebih lanjut. Dengan menampilkan kinerja di bawah bimbingan
dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi
kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif
dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
4. Dokumen Perangkat Pembelajaran
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Berikut ini adalah dokumen yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang ada di
SMK Negeri 1 Kademangan:
a. Kalender akademik
b. Silabus
c. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
d. Analisis Minggu Efektif
e. Program Tahunan
f. Program Semester
g. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dengan mengacu pada silabus dan pedoman mata pelajaran bidang
keahlian Bisnis dan Manajemen serta memperhatikan kemitraan yang terjalin
antara sekolah dengan DUDI, maka guru mata pelajaran kompetensi keahlian
Bisnis Daring dan Pemasaran di SMK Negeri 1 Kademangan dapat
menyusun RPP untuk mata pelajaran yang diampunya.
Guru SMK Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran SMK Negeri 1
Kademangan menyusun RPP dengan memuat 10 prinsip yaitu:
a. Memuat secara utuh kompetensi dasar sikap spiritual,
sikap sosial,pengetahuan, dan keterampilan;
b. Dapat dilaksanakan dalam satu atau lebih dari satu kali pertemuan;
c. Memperhatikan perbedaan individual peserta didik;
d. Berpusat pada peserta didik;
e. Berbasis konteks;
f. Berorientasi kekinian;
g. Mengembangkan kemandirian belajar;
h. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran;
i. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi
dan/atau antarmuatan.
j. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

5. Pemasaran
Sebagai tindak lanjut kegiatan teaching factory, karena siswa
menghasilkan konten jasa yang sudah diupayakan sedemikian rupa untuk
mencapai standar mutu dunia industri yang sesuai dengan harapan konsumen.
Hasil karya siswa berupa barang produk dan kompetensi skill siswa yang
telah mereka miliki perlu dipasarkan agar bisa sampai ke konsumen atau
pelanggan dengan cara sebagai berikut :
a. Portofolio di media Youtube, Tiktok, Instagram,
b. Website
c. Banner
d. Ikut serta dalam suatu event lomba dan akan mendirikan stand pameran
e. Poster dan brosur
6. Sumber Daya Manusia
Program teaching factory di SMK Negeri 1 Kademangan dilaksanakan
secara terpadu antara tim pengembang program teaching factory, guru-guru,
staf TU dan instruktur dari dunia industri. SMK Negeri 1 Kademangan terus
mengembangkan kemampuan guru-guru dengan berbagai cara yaitu:
a. Pelatihan/ diklat yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki
b. Guru didorong untuk mengikuti asesmen teknis kompetensi agar dapat
memiliki sertifikat teknis kompetensi keahlian sesuai dengan bidangnya.
c. Mengikuti program magang guru untuk meningkatkan kompetensi
d. Mendatangkan tutor ahli untuk memberikan ilmu dan pengalaman sebagai
praktisi dibidangnya
7. Hubungan Industri
Program teaching factory di SMK Negeri 1 Kademangan dalam
pelaksanaannya mutalk harus ada hubungan kerja sama dengan industri-
industri. Karena melalui kurikulum industri yang diintegrasikan ke dalam
kurikulum sekolah agar tujuan yang diharapkan oleh program teaching factory
dapat tercapai yaitu lulusan memiliki kompetensi dan skill secara profesional.
Hubungan dengan industri dalam konteks teaching factory sifatnya mutlak
sehingga SMK Negeri 1 Kademangan menjalin kemitraan dengan dunia
industri sebagai sarana dan media pembelajaran.
Kemitraan antara SMK dengan Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI)
merupakan suatu keharusan yang harus dijalin untuk menghasilkan siswa
SMK terampil sesuai dengan perkembangan zaman. Peran dan fungsi DUDI
tidak hanya sebagai tempat pelaksanaan praktik dan magang siswa SMK saja,
tetapi harus dioptimalkan dalam memberikan informasi kebutuhan dunia kerja,
sehingga sekolah dapat menyusun perencanaan pembelajaran yang selaras
dengan kebutuhan dunia kerja. Untuk SMK Program Keahlian Bisnis Daring
dan Pemasaran, kemitraan DUDI yang selama ini terjalin adalah dengan
pihak/pengusaha dibidang ritel. Kerjasama yang terjalin antara lain dalam
bentuk penempatan siswa untuk praktik kerja industri dan kehadiran pakar dari
pihak DUDI sebagai penguji eksternal dalam pembelajaran praktik. Kemitraan
ini perlu dioptimalkan dan dijalin secara berkelanjutan agar pembelajaran yang
dilakukan oleh SMK Program Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran
memiliki link and match dengan tuntutan dunia kerja
Sebagai pendukung pelaksanaan program teaching factory di SMK Negeri 1
Kademangan, telah diadakan MoU (Memorandum of Understanding) dengan
mitra dunia industri seperti PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk, PT Trans Ritel
Indonesia, Hypermarket, dll.

B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Matriks rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan kegiatan program teaching
factory
Bulan
No Ke giatan Mar Ap Juli
Feb et ril Mei Agustus
1 Orientasi Program TEFA
2 Penyusunan Proposal TEFA
3 Sosialisasi program TEFA
4 Kegiatan pelatihan TEFA
5 Pelaksanaan program TEFA
6 Evaluasi program TEFA
7 Pelaporan kegiatan program TEFA
BAB III
EVALUASI PELAKSANAAN

A. Indikator Kebarhasilan
Pelaksanaan program teaching factory di SMK Negeri 1 Kademangan
kegiatannya dimulai dari observasi, penyusunan proposal, sosialisasi,
pelaksanaan program, evaluasi pelaksanaan. Pada kegiatan evaluasi
pelaksanaan diperlukan alat ukur yang relevan sebagai barometer tingkat
ketercapaian program. Pada saat melaksanakan evaluasi diperlukan beberapa
indikator yang terdiri dari:
1. Pada saat orientasi dan observasi program sebagai indikatornya berapa
banyakak informasi yang didapat tentang pelaksanaan program teaching
factory
2. Pada saat penyusunan proposal harus merujuk kepada juknis pembuatan
proposal program teaching factory
3. Pada saat pelaksanaan program teaching factory, kegiatan awal yang
dilakukan penyusunan perencanaan sebagai indikatornya lengkap tidaknya
substansi program pelaksanaan
4. Pada saat implementasi yang berkaitan dengan pembelajaran sebagai
indikatornya diantaranya rencana pelaksanaan pelajaran yang dibuat guru,
lembar observasi kunjungan kelas. Sehingga kesimpulannya apakah guru
telah membuat rencana dan pelaksanaannya sudah ataukah belum
mengintegrasikan program teaching factory
5. Yang berkaitan dengan siswa indikator tingkat keberhasilannya diukur
dengan kompetensi yang mereka capai
6. Yang berkaitan dengan hasil produk apakah secara kuantitas mencapai
target atau tidak. Secara kualitas apakah produknya memenuhi standar
kebutuhan konsumen atau tidak.
7. Yang berkaitan dengan produk jasa sebagai indikatornya banyak
sedikitnya konsumen yang menggunakan jasa para siswa sesuai dengan
program keahliannya
BAB IV
PENUTUP

Program teaching factory di SMK Negeri 1 Kademangan yang dimulai


dari kegiatan orientasi dan observasi pembuatan proposal, penyusunan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesungguhnya ada beberapa harapan yang
ingin dicapai diantaranya:
1. Guru dan siswa memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep
teaching factory
2. Dengan adanya program teaching factory diharapkan sarana dan
prasaranan pendidikan akan lebih lengkap
3. Melalui kegiatan program teaching factory diharapkan kompetensi guru
lebih profesional lagi, kompetensi dan skill para siswa lebih meningkat
4. Sehingga lulusan dari SMK Negeri 1 Kademangan setelah melaksanakan
program teaching factory dapat diserap semaksimal mungkin di dunia
kerja dan dunia enterpreneur
5. Dengan program teaching factory di SMK Negeri 1 Kademangan
kemitraan dengan pihak dunia industri lebih meningkat kembali
PROFIL SMK NEGERI 1 KADEMANGAN

A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Kademangan
Jenis Sekolah : Sekolah Kejuruan Negeri
Didirikan pada : 23 April 2003
Izin Operasional : SK Bupati Blitar Nomor 221 Tahun 2003
NSS/NPSN : 581 051 512 001 / 20551747
Kepala Sekolah : SUNOTO, S.Pd., M.Pd.
Kompetensi Keahlian :
1.1 Agribisnis Ternak Unggas
1.2 Agribisnis Perikanan Air Tawar
1.3 Teknik Kendaraan Ringan
1.4 Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura
1.5 Bisnis Daring dan Pemasaran
1.6 Teknik Komputer dan Jaringan
Jumlah Siswa : Kelas X : 699 Siswa
Kelas XI : 689 Siswa
Kelas XII : 647 Siswa
Total : 2.033 Siswa
Alamat : Jl Sadewo 01 Kadeamngan
Telp.Fax : 0342 815208
Kode Pos : 66161
Website : https://www.smkkademangan.sch.id/
Email : smkkademangan@yahoo.co.id
Kelurahan : Kademangan
Kecamatan : Kademangan
Kabupaten : Blitar
Provinsi : Jawa Timur
C. Data kepala Sekolah
Nama Kepala Sekolah : Sunoto, S.Pd., M.Pd.
Pendidikan : S2
Alamat : Dsn. Klampok RT 01 RW 03
Desa : Pandanarum
Kecamatan : Sutojayan
Kabupaten : Blitar
No. HP. : 0812 3232 3212

D. Data Siswa Per Program Keahlian

Tahun Pelajaran 2021/ 2022


Bidang
No Keahlian Kelas X Kelas XI Kelas XII Total
Rombel siswa Rombel siswa Rombel siswa Jumlah
Agribisnis
1 4 137 4 130 4 127 394
Peternakan
Agribisnis
2 2 62 2 66 2 62 190
Perikanan
Teknik
3 5 162 5 167 5 151 480
Otomotif
Agribisnis
4 2 69 2 67 2 56 192
Pertanian

5 Pemasaran 4 135 4 127 4 123 385

Teknik
6 Komputer dan 4 134 4 130 4 128 392
Jaringan

Jumlah Total 21 699 21 687 21 647 2033


E. Data Guru dan Karyawan
TAHUN PELAJARAN
2019/2020 2020/2021 2021/2022
NO URAIAN NON NON NON
PNS PNS PNS
PNS PNS PNS
I TENAGA PENDIDIK
1 Nasional 43 7 43 7 43 7
2 Kewilayahan 4 3 4 3 4 3
3 Produktif :
a. Agribisnis Ternak Unggas 7 - 7 1 7 3
b. Agribisnis Perikanan
3 1 3 1 3 1
Air Tawar
c. Teknik Kendaraan Ringan 8 5 8 5 8 5
d. Agribisnis Tanaman
4 - 4 - 5 -
Pangan & Hortikultura
e. Bisnis Daring
6 3 6 3 6 3
dan Pemasaran
f. Teknik Komputer 7 2 7 2 7 3
Jaringan 4 BP 7 1 7 1 7 1
JUMLAH 88 22 89 23 96 25
II TENAGA KEPENDIDIKAN 3 20 3 24 3 27

JUMLAH 3 20 3 24 3 27

JUMLAH TOTAL 133 139 151


RENCANA PENGAJUAN ALAT PROGRAM TEACHING FACTORY
KOMPETENSI KEAHLIAN BISNIS DARING DAN PEMASARAN SMK
NEGERI 1 KADEMANGAN

NO URAIAN KEBUTUHAN JUMLAH


1. Ruang toko beserta peralatan
berupa:
a. Showcase
b. Rak
c. Gondola
d. Back wall
e. dll
2. Barang Dagangan berupa:
a. Snack
b. Biscuits 1 Paket Rp 233.000,00
c. Canned food
d. Seasoning
e. Local basic
f. Candies and chocolate
g. Noddle
h. Syrup
i. Cooking oil
j. Dll.
RENCANA PEMBIAYAAN
PROGRAM TEACHING FACTORY
KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN
SMK NEGERI 1 KADEMANGAN

No Kegiatan Volume Harga Satuan Jumlah


A PERSIAPAN
1 Belanja Alat 250.000.000 233.000.000
2 Konsumsi Sosialisasi 1 x 20 orang 45.000 900.000
SUBTOTAL 1 233.900.000
B PELAKSANAAN PROGRAM TEFA
3 Bahan Praktik 1 paket 50.000.000 50.000.000
4 Honor Panitia 1 set 10.000.000 10.000.000
5 Honor Narasumber 2 orang x 3 bulan 1.500.000 3.000.000
6 Transport Narasumber 2 orang x 2 300.000 1.200.000
7 Konsumsi guru tamu 2 orang x 2 45.000 90.000
SUBTOTAL 2 64.290.000
C PELAPORAN DAN EVALUASI
8 Pembuatan Laporan 1 set 100.000 100.000
9 Penggandaan Laporan 5 set 100.000 500.000
10 Percetakan 1 set 1.000.000 1.000.000
11 Dokumentasi 1 set 500.000 500.000
SUBTOTAL 3 2.100.000
TOTAL 1+2+3 300.290.000

Anda mungkin juga menyukai