Yth
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi
Kompleks Kemdikbud Gedung E Lt.12
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan
Jakarta Pusat 10270
JAKARTA
Dengan hormat,
1. Lembaga
Nama Lembaga : SMK YPLP Perwira Purbalingga
NPSN / NSS : 20303104
Penyelenggara : YPLP DM PGRI JT Kabupaten Purbalingga
Nama Ketua Yayasan : Drs. Subeno SE.M.Si.
Lembaga Kena Pajak : SMK YPLP Perwira Purbalingga
NPWP : 02.625.484.7-529.000
Bank : Bank Rakyat Indon esia
Nomor Rekening : 0074-01-022936-50-7
d. Meningkatkan jiwa wirausaha, sehingga SMK YPLP Perwira Purbalingga dapat menghasilkan
pebisnis dan menjadi pengusaha yang sukses, yang dapat menciptakan peluang lapangan
pekerjaan untuk orang lain.
No Aspek Performa
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal Teaching Factory SMK YPLP Perwira Purbalingga Tahun 2023 melalui Program
Bantuan Pemerintah Pengembangan Teaching Factory SMK Tahun 2023 telah disetujui dan
disahkan.
Disahkan di : Purbalingga
Pada tanggal : 15 Maret 2023
Menyetujui/Mengesahkan :
a.n Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Tengah,
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IX
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusunan
Proposal Teaching Factory SMK YPLP Perwira Purbalingga melalui Program Bantuan
Pemerintah Pengembangan Teaching Factory SMK Tahun 2023 dapat diselesaikan sesuai
waktunya.
Melalui proposal ini disampaikan latar belakang, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai berikut
rencana program-program SMK YPLP Perwira Purbalingga di antaranya adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan teaching factory pada bengkel TBSM dan TKRO bisa
berjalan sesuai yang direncanakan atau tidak.
2. Melaporkan keterlibatan peserta didik dalam kaitannya dengan teaching factory,
3. Menyiapkan strategi kegiatan sekolah khususnya para lulusan kompetensi keahlian multi
media secara konsisten diharapkan siap pakai,
4. Membantu peserta didik agar tumbuh jiwa kewirausahaannya.
Pada kesempatan ini kami Tim Manajemen SMK YPLP Perwira Purbalingga menyampaikan
ucapan terima kasih kepada segenap pihak yang telah turut berpartisipasi dalam
menyumbangkan pemikirannya dalam penyusunan proposal ini.
Dan kami berharap bahwa pelaksanaan teaching factory di SMK YPLP Perwira Purbalingga ini
dapat seutuhnya merealisasikan dari pelaksanaan program Bantuan Pemerintah
Pengembangan Teaching Factory SMK Tahun 2023 dan semoga tim pelaksana maupun
perencana dapat sepenuhnya menyelesaikan realisasi program yang telah direncanakan
berikut dengan pelaporannya.
Atas segala kekurangan kami atas nama lembaga SMK YPLP Perwira Purbalingga, maupun tim
dari pelaksana pelaksanaan teaching factory di sekolah mohon ma’af dan terima kasih atas
segala perhatian, arahan, dan kerjasamanya.
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar belakang................................................................................
B Tujuan dan teaching factory............................................................
C Sasaran teaching factory.................................................................
D Pembagian kerja.............................................................................
BAB V. PENUTUP...........................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................
1. Foto copy Pendirian Yayasan dan keputusan Kemenkumham RI
2. Fotocopy Pendirian Sekolah dan ijin operasioanal
3. Fotocopy SK Pengangkatan Kepala Sekolah dari Yayasan
4. Fotocopy SK Akreditasi BAN SM
5. Sertifikat NPSN
6. Fotocopy Sertifikat KepemilikanTanah
7. Foto copy rekening dan NPWP
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki slogan
sekolah siap kerja yang merupakan jalur pendidikan yang penting dalam
mendukung dan memajukan Sumber Daya Manusia (SDM). Adanya sekolah
menengah kejuruan, bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) diharapkan
akan semakin berkembang dengan adanya inovasi-inovasi yang diciptakan siswa
SMK. Perkembangan IPTEK dan kualitas SDM diperlukan untuk menjadikan karakter
dan peradaban suatu negara menjadi lebih baik.
Dunia kerja semakin berkembang dari tahun ketahun, sehingga tuntutan
SMK semakin berat dalam memenuhi tuntutan kebutuhan dunia kerja. Pendidikan di
SMK memerlukan inovasi-inovasi dalam mengembangkan ketrampilan yang lebih luas
sehingga berguna bagi siswa untuk bersaing di dunia kerja.
Billet (2011) mengungkapkan beberapa cara untuk memenuhi
kebutuhan dari dunia kerja, yaitu: ”…(a) the need for skilled workers, (b) a more
educated youth and (c) the engagement of young people with civil society ”. Dari
pernyataan Billet untuk memenuhi kebutuhan kerja maka diperlukan (a) kebutuhan
untuk tenaga kerja terampil, (b) seorang pemuda yang lebih berpendidikan, dan (c)
keterlibatan generasi muda dengan masyarakat sipil. Sekolah menengah kejuruan
(SMK) merupakan suatu pendidikan kejuruan yang bertujuan mempersiapkan
peserta didiknya untuk dapat bekerja, baik secara mandiri, atau mengisi lowongan
pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan
kompetensi yang dimilikinya (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003). Sebagai
konsekuensi dari tujuan SMK, maka SMK dituntut mampu membekali lulusannya
dengan seperangkat kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan lapangan
kerja/industri. Dengan demikian, program pendidikan SMK lebih berorientasi pada
upaya pengembangan kemampuan siswa untuk dapat melaksanakan jenis pekerjaan
tertentu di industri.
Sa’ud (2010) memaparkan bahwa pembelajaran merupakan
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar
pada siswa. Oleh karena itu pembelajaran sebagai suatu proses harus dirancang,
dikembangkan dan dikelola secara kreatif, dinamis, dengan menerapkan pendekatan
multi untuk menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang kondusif bagi siswa.
Dalam hal ini guru dituntut untuk kreatif dalam menyususn rencana pembelajaran
yang akan diaplikasikannya dalam proses pembelajaran. Variasi model pembelajaran
harus dikuasai oleh guru dan tentu saja disesuaikan dengan materi pelajarannya.
Teaching Factory (TEFA) adalah suatu konsep pembelajaran dalam suasana
industri, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan
industri dan pengetahuan sekolah (Wibowo, 2016). Teaching factory merupakan
pengembangan dari unit produksi yakni penerapan system industri mitra di unit
produksi yang telah ada di SMK. Unit produksi adalah pengembangan bidang usaha
sekolah selain untuk menambah penghasilan sekolah yang dapat digunakan dalam
upaya pemeliharaan peralatan, peningkatan SDM, dan lain-lain juga untuk
memberikan pengalaman kerja yang benar-benar nyata pada siswanya. Pelaksanaan
teaching factory sangat bergantung kepada manajemen yang telah dilakukan.
Apabila manajemen teaching factory telah dilakukan dengan baik yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan maka hal tersebut
akan dapat dilakukan secara professional.
Menurut Gerry (2010) menejemen adalah suatu proses khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian
untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya. Dari definisi diatas didapat fungsi manajemen
meliputi bagaimanna perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan
teaching factory yang diterapkan di Workshop Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM) di
SMK YPLP Perwira Purbalingga untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu
faktor pendukung dan penghambat apa saja yang terdapat di jurusan dalam
pengembangan mutu pembelajaran, serta solusinya.
Ramadhani, Aprilia Vita (2015) mengemukakan bahwa, jika sekolah ingin
meningkatkan citra sekolah, kepercayaan masyarakat semakin tinggi, dunia usaha dan
industri akan mampu berkembang kearah kerjasama yang lebih produktif dan efisien,
dukungan pemerintahpun semakin besar, akan mampu menghasilkan lulusan yang
siap terjun di dunia kerja maupun masyarakat maka pengelola Sekolah harus mampu
menyeimbangkan antara, 1) Masukan atau input, 2) Proses dan 3) hasil atau Output
dalam setting pembelajaran berbasis teaching factory.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian tentang pelaksanaan
manajemen teaching factory dalam upaya pengembangan mutu pembelajaran di SMK
YPLP Perwira Purbalingga. Manajemen teaching factory di Workshop TBSM menarik
untuk diteliti karena prestasi yang diraih oleh jurusan TBSM. Selain itu penelitian ini
juga dapat memberikan informasi kepada kepala sekolah dalam pengelolaan jurusan,
serta dapat meningkatkan manajemen jurusan agar mutu pembelajaran berkembang
dan efektif.
B. TUJUAN TEACHING FACTORY
Setelah mengikuti kegiatan teaching factory para peserta didik diharapkan dapat melakukan
hal-hal sebagai berikut:
1. Ilmu yang diperoleh bisa langsung dipraktekkan pada dunia industri sehingga ada
keterkaitan dengan ilmu yang dipelajari di sekolah,
2. Agar peserta didik langsung mengerjakan pekerjaan yang bisa dikerjakan di industri
walaupun masih memerlukan bimbingan dari guru atau tehnisi ahli,
3. Diharapkan peserta didik mengetahui perkembangan yang ada di industri, sehingga
setelah lulus para peserta didik menjadi lulusan yang unggul dan berkopenten,
4. Agar peserta didik dapat dilatih bekerja sesuai dengan dunia industri sehingga tercipta
kepribadian dan kedisiplinan pada setiap peserta didik.
C. SASARAN
Sasaran yang diharapkan dari program Teaching factory meliputi;
1. Para peserta didik Program Keahlian Teknik Sepeda Motor terutama kelas XI dan XII
dengan harapan para peserta didik tersebut dapat mengembangkan ilmu yang telah
diperoleh pada pekerjaan yang sesungguhnya melalui program teaching factory di
sekolah dengan melibatkan langsung para konsumen,
2. Para guru Program Keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor agar ilmu yang didapat
selaras dengan perkembangan teknologi baru yang ada di industri, slanjutnya dapat
diterapkan kepada para peserta didik berikutnya,
3. Industri yang terlibat pada program teaching factory dapat mengimplementasikan ilmu
kepada sekolah-sekolah, khususnya di SMK YPLP Perwira Purbalingga.
D. PEMBAGIAN KERJA
Dalam pelaksanaan teaching factory di sekolah, sebagian besar peserta didik yang terlibat
adalah kelas XI dan XII mengingat ilmu pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperoleh
sudah mencukupi sebagai bekal untuk bekerja langsung di industri.
Adapun prosedur pelaksanaannya disesuaikan dengan waktu belajar praktik sehari-hari di
sekolah dan dibagi menjadi 2 kelompok besar.
Senin
Kelas XII TBSM group A, pelaksanaan teaching factory dibimbing satu orang guru dan satu
tehnisi ahli,
Kelas XII TKRO group B, pelaksanaan praktik biasa yang dibimbing oleh satu orang guru,
Selasa
Kelas XI TBSM group A, pelaksanaan teaching factory dibimbing satu orang guru dan satu
tehnisi ahli,
Kelas XI TKRO group B, pelaksanaan praktik biasa yang dibimbing oleh satu orang guru,
Rabu
Kelas XII TBSM group A, pelaksanaan tgeaching factory dibimbing satu orang guru dan satu
tehnisi ahli,
Kelas XII TKRO group B, pelaksanaan praktik biasa yang dibimbing oleh satu orang guru,
Kamis
Kelas XI TBSM group A, pelaksanaan teaching factory dibimbing satu orang guru dan satu
tehnisi ahli,
Kelas XI TKRO group B, pelaksanaan praktik biasa yang dibimbing oleh satu orang guru,
Jum’at
Kegiatan Evaluasi untuk kelas semua Prorgam Keahlian TBSM, TKRO
Selanjutnya setiap 2 (dua) minggu sekali diadakan rotasi pembagian kerja secara rutin.
BAB II
A. POTENSI KABUPATEN/KOTA
SMK YPLP Perwira Purbalingga berada pada salah satu wilayah strategis Secara umum
Kabupaten Purbalingga kurang mempunyai potensi yang dapat dijadikan sebagai basis
pertumbuhan ekonomi, namun dengan kerjasama yang baik selama ini antara Pemerintah
Daerah dengan dunia usaha mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Kebijakan
Pemerintah Daerah yang Pro Investasi telah menarik minat calon investor yang akan
melakukan ekspansi usahanya, disamping para investor yang sudah ada dan melakukan
usahanya di Kabupaten Purbalingga. Yang menjadi tantangan sekarang ini adalah bagaimana
Pemerintah Daerah (Eksekutif dan Legeslatif) bekerja bersama untuk menjaga komitmen
sebagai Daerah paling pro investasi di Jawa Tengah dengan memberikan fasilitasi kebijakan
dan kemudahan perijinan, sehingga investor yang akan menanamkan modalnya tidak lari ke
daerah lain.
Berdasarkan analisis sektor basis ada empat lapangan usaha yang dapat dijadikan
unggulan Kabupaten Purbalingga yakni pertanian (1,596), jasa-jasa (1,218), bangunan (1,34)
dan Keuangan (1,178), sedangkan 5 lapangan usaha lainnya merupakan sektor non basis
yakni Angkutan (0,85), Pertambangan (0,34), Perdagangan (0,76), Industri pengolahan
(0,36), Listrik gas dan air minum (0,95). Baik sektor basis maupun non basis secara simultan
perlu ditingkatkan pertumbuhannya, mengingat ke depan akan terjadi pergeseran dan
dominasi sektor yang pada saat ini masih belum diperhitungkan kontribusinya. Pariwisata yang
masuk sektor jasa sampai awal tahun 2006 terus ditata infrastruktur dan peng elolaannya.
Diharapkan pariwisata akan menjadi leading sector di tahun-tahun mendatang, yang mampu
meningkatkan pendapatan asli daerah, menciptakan lapangan kerja karena adanya keterkaitan
sektor lain dan dampak multiplier effect yang lebih luas.
Pengembangan SMK Rujukan di SMK YPLP Perwira Purbalingga salah satunya adalah
menerapkan Teaching Factory di sekolah yang mendukung terhadap kegiatan belajar
mengajar dan memberikan keterampilan kepada siswa siswi SMK khususnya dalam hal
perakitan computer untuk peserta didik.
Kegiatan yang diberikan kepada para peserta didik dengan melibatkan guru dan tehnisi ahli
dari industri diantaranya:
1. PT. AHASS
2. PT. AHM
3. PT. TOYOTA MANUFACTURING
Tujuan perakitan tersebut guna menerapkan Teaching Factory di SMK yang mendukung
terhadap kegiatan belajar mengajar dan memberikan keterampilan kepada siswa siswi SMK
khususnya dalam hal Otomotif.
Demikianlah proposal ini kami sampaikan dengan harapan dapat segera dievaluasi sehingga
tujuan Teaching Factory SMK YPLP Perwira Purbalingga dapat terwujud dan pada gilirannya
berkonstribusi positif bagi pengembangan SDM serta dapat meningkatkan pendapatan asli
daerah yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan di daerah dimasa mendatang.