Anda di halaman 1dari 14

SMKS BINA NASIONAL INFORMATIKA

SMKS BINA NASIONAL INFORMATIKA

Jl. H.Marjuki No.123 Kp.Teleng Desa Karang Baru


Kec. Cikarang Utara Bekasi

2023
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

PROGRAM PENGEMBANGAN SMK BERBASIS INDUSTRI 4.0


SMKS BINA NASIONAL INFORMATIKA

’’

Mengetahui

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kudrah dan iradah-Nya
kepada kita semua. Semoga kita dapat menjalankan semua aktivitas kita tanpa
suatu hambatan apapun. Pada kesempatan ini kami dari SMKS Bina Nasional
Informatika menyampaikan permohonan bantuan pelaksanaan kelas indutri di
SMK untuk dapat mengakomodir tuntutan industri dan harapan SMK. Sebagai
wadah yang dimaksud adalah adanya kelas industrii yang para instrukturnya
berasal dari dunia usaha/dunia industri atau guru yang mendapatkan
pengetahuan/keterampilan terkini dan kurikulumnya sudah merupakan hasil
sinkronisasi dan siswanya secara langsung melakukan praktek kerja pada tempat
kerja yang sesungguhnya
Kiranya usulan proposal ini dapat terwujud hendaknya, kritikan dan saran
sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan pada
penyusunan dimasa yang akan datang. Semoga segala bantuan, pengorbanan
dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak, mendapat ganjaran dan pahala
dari Allah SWT, Amin ya Rabal Alamin.

Kepala SMKS Bina Nasional Informatika

Aliman, S.E. M.M


NUPTK . 9433760661130173

DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Halaman Pengesahan
Halaman Kata Pengantar
Daftar Isi.
Halaman Profil

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan

BAB II KELAS INDUSTRI DI SMKS BINA NASIONAL INFORMATIKA


A. Mitra kerja SMKS Bina Nasional Informatika
B. Pengurus Kelas Industri
C. Perencanaan Kelas Industri
D. Pelaksanaan Kelas Industri
E. Evaluasi dan Pengawasan Kelas Industri

BAB III. PENUTUP

PROFIL SEKOLAH

A. IDENTITAS SEKOLAH

1. Nama Sekolah : SMKS Bina Nasional Informatika


2. Status Sekolah : Swasta
3. NSS : 402.022.209.001
4. NPSN : 20268742

5. Nama Kepala Sekolah : Aliman, S.E., M.M

6. NUPTK : 9433760661130173
7. Nama Ketua Komite Sekolah : Rojani
8. Bendahara Pembantu Pengeluaran : Muh. Farid Arkhan, S.T
9. Alamat Sekolah :
a. Jalan : H.Marjuki No.123 Kp. Teleng
b. Desa/Kelurahan : Karang Baru
c. Kecamatan : Cikarang Utara
d. Kabupaten : Bekasi
e. Propinsi : Jawa Barat
f. Telp. : 021-89100373
g. Kode Pos : 17530
h. E-Mail : smkbinusinfo@gmail.com

10. Nomor Rekening Bank : Bank BSI KC. Cikarang

Nomor Rek. 7205583027

11. NPWP : 02.321.895.1-414.001


12. Kompetensi Keahlian yang ada : a. Teknik Komputer dan Jaringan

b. Akuntansi dan Keuangan Lembaga


c. Otomatisasi dan Tata Kelola
Perkantoran

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan tenaga kerja pada era global khususnya untuk tingkat
meenengah akan semakin kompetitif dan sulit untuk diprediksi. Hal ini
mengingat tuntutan kualitas yang diminta industri semakin tinggi disamping
jumlah pencari kerja yang semakin banyak. Untuk memenangkan persaingan
global ini diperlukan lulusan yang unggul, berkarakter dan inovatif. Tantangan
terhadap tuntutan akan kualitas tenaga lulusan SMK yang unggul, berkarakter
dan inovatif seyogyanya sudah harus diantisipasi sejak dini agar lulusan SMK
dapat berkompetisi di era global.

Untuk itu perlu dilakukan strategi yang tepat agar lulusan SMK dapat
memenuhi tuntutan dunia usaha/dunia industri. Salah satunya adalah
peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang berkualitas, yang
memiliki inovasi dan adaptasi terhadap perubahan lingkungan dan mampu
melakukan proses pembelajaran secara terus-menerus. Disamping tantangan
globalisasi, saat ini kita berada diambang revolusi teknologi yang secara
fundamental akan mengubah pola hidup, tata kerja dan komunikasi kita.
Revolusi teknologi tersebut adalah Revolusi 4.0 yang akan mengintegrasikan
kemampuan internet dengan lini produksi di industri. Untuk mengantisipasi
dua tantangan besar diatas perlu adanya perubahan paradigma
penyelenggaraan pendidikan, yaitu penyelenggaraan pendidikan kejuruan
mengacu pada kompetensi sesuai dengan tuntutan pasar kerja (work-based
competence).

Work-based competence adalah kompetensi yang memadukan teori


dan praktek sesuai dengan kondisi nyata dengan tempat bekerja. Untuk
merealisasikan hal ini perlu terjalin hubungan yang harmonis antara SMK dan
dunia usaha/dunia kerja (link and match) sehingga materi pembelajaran
produktif harus relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia
industri. Dengan adanya hubungan erat ini diharapkan tidak ada celah
kesenjangan antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan dunia
usaha/dunia industri. Untuk merealisasikan agar SMK dapat menghasilkan
lulusan yang unggul sesuai dengan tuntutan dunia usaha/dunia industri
diperlukan adanya wadah yang dapat menjembatani kebutuhan dunia industri
dunia usaha sesuai dengan harapan SMK. Wadah dimaksud adalah adanya
kelas yang dapat mengakomodir tuntutan industri dan harapan SMK. Wadah
yang dimaksud adalah kelas industri yang para instrukturnya berasal dari
dunia usaha/dunia industry atau guru yang mendapatkan
pengetahuan/keterampilan terkini dan kurikulumnya sudah merupakan hasil
sinkronisasi dan siswanya secara langsung melakukan praktek kerja pada
tempat kerja yang sesungguhnya.
Pada sisi lain, berkaitan dengan desentralisasi pengelolaan
pendidikan, orientasi pengembangan pembelajaran di SMK diharapkan
agar siswa dapat mengenal, tertarik, dan mampu mengembangkan potensi
ekonomi daerahnya. Pembelajaran di SMK direlevansikan dengan
penerapan misi pendidikan dalam pembangunan masyarakat desa atau
kota. Dalam Renstra Kemendikbud. RI 2020-2024, bahwa: “Memasuki
periode selanjutnya (2020-2024), Kemendikbud kembali mengelola sektor
pendidikan tinggi. Oleh karena itu, pembangunan SDM yang menjadi
kewenangan Kemendikbud akan memperhitungkan trenglobal terkait
kemajuan pesat teknologi, pergeseran sosio-kultural, perubahan lingkungan
hidup, danperbedaan dunia kerja masa depan dalam bidangpendidikan
pada setiap tingkatan dan bidang kebudayaan.
Pertama, kemajuan teknologi yang mendorong Revolusi Industri 4.0
bersama dengan terobosan-terobosan yang menyertainya mempengaruhi
segala sektor kehidupan. Di seluruh dunia dan di segala industri, diterapkan
otomatisasi, kecerdasan buatan, big data, 3D printing dan lainsebagainya.
Keterhubungan antar manusia juga semakin meningkat, difasilitasi oleh
teknologi, sepertikonektivitas 5G yang memungkinkan munculnya
kendaraan otonom (autonomous vehicle), dan delivery drone..
Kedua, secara sosio-kultural, terjadi pergeseran demografi dan profil
sosio ekonomi populasi dunia. Semakin banyak orang yang harapan
hidupnya lebih panjang dan oleh karenanya dapat bekerja semakin lama.
Negara-negara berkembang akan mengalami peningkatan migrasi,
urbanisasi, keragaman budaya, dan jumlah kelas menengah. Tenaga kerja
akan memiliki fleksibilitas dan mobilitas yang semakin tinggi, sehingga
mengaburkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.
Konsumen akan semakin peduli akan persoalan etika, privasi, dan
kesehatan.
Ketiga, pada bidang lingkungan hidup, kebutuhan akan energi dan
air akan terus naik, sedangkan sumber daya alam akan menipis dalam 20
(dua puluh) tahun ke depan. Penggunaan energi alternatif atau energi
bersih akan meningkat untuk melawan dampak dari perubahan iklim dan
polusi. Upaya yang dikerahkan untuk mempertahankan keberlanjutan
lingkungan hidup dan mengatasi berbagai permasalahan lingkungan juga
akan semakin besar.
Keempat, dunia kerja masa depan akan sangat berbeda dari
keadaan sekarang. Ketiga perubahan besar yang telah disebutkan
sebelumnya membentuk dunia kerja yang berbeda dalam hal struktur,
teknologi, dan konsep aktualisasi diri. Struktur pekerjaan akan semakin
bersifat fleksibel, tak mengenal batas geografis dan tak terikat akan
mengakibatkan pekerja tidak akan terikat pada satu institusi saja sepanjang
kariernya. Pekerja lepas dan sementara (freelance dan temporary) akan
bertumbuh pesat. Pekerja dari berbagai usia dapat bekerja bersama karena
harapan hidup makin panjang, sehingga menuntut penghargaan atas
keragaman latar belakang. Teknologi mempermudah pekerjaan sehari-hari,
namun juga menuntut penguasaan keterampilan dan pengetahuan baru.
Tenaga kerja masa depan juga lebih mampu mengendalikan arah kariernya
dan mencari kepuasan pribadi dalam pekerjaannya. Agar dapat berhasil di
lingkungan kerja masa depan, Kemendikbud telah menetapkan 6 (enam)
profil Pelajar Pancasila yang harus ditumbuhkembangkan di antara peserta
didik saat ini: (1) kebinekaan global, (2) bergotong royong, (3) kreatif, (4)
bernalar kritis, (5) mandiri, dan (6) beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia.

SMKS Bina Nasional Informatika memiliki faktor-faktor eksternal


yang cenderung memiliki efek positif pada pencapaian pandangan tersebut
di atas, antara lain
a. Kondisi sosial ekonomi yang stabil dan aman
b. Adanya peluang kerja sama dengan Institusi dan DU/DI.
c. Peran Alumni yang sangat tinggi terhadap penyaluran tenaga kerja
Namun demikian masih banyak permasalahan dihadapi oleh SMKS Bina
Nasional Informatika Cikarang Utara Kabupaten Bekasi diantaranya :
a. Kontribusi orang tua siswa yang masih rendah khususnya dipendanaan,
b. Ketersediaan buku pada perpustakaan sekolah masih kurang, terutama
referensi
buku yang mengakomodasi perkembangan iptek terbaru,
c. Peralatan Praktik siswa sebagian sudah usang dan memerlukan
revitalisasi peralatan,
d. Kurangnya Pengalaman magang para Pendidik di DU/DI,
e. Sarana atau alat praktik siswa di SMK tertinggal dengan perkembangan
teknologi diindustri.
f. Guru kewirausahaan dan guru produktif di sekolah bukan praktisi usaha
ekonomi, kurang memiliki karakter dan budaya wirausaha.
g. Guru mengalami kesulitan dalam menemukan ide ide dalam
pengembangan produk.
h. Keterbatasan waktu bagi guru dalam kegiatan kelas industri.
i. Pembelajaran di SMK kurang memiliki hubungan dengan pemanfaatan
dan pengembangan potensi ekonomi di wilayah sekitarnya.
j. Ketidakterpaduan antara pembelajaran kewirausahaan dan pembelajaran
produktif.
k. Kurangnya wahana untuk memadukan antara pengetahuan teoritis dan
pengetahuan praktis

B. Maksud dan Tujuan

Maksud pengembangan SMK kelas industry adalah wadah


pembelajaran berwirausaha pada sector industry kreatif yang memadukan
pengetahuan teoritis dan pengetahuan praktis yang bersumber dari program
pembelajaran produktif, pembelajaran kewirausahaan dan potensi industry
kreatif (pelaku industry kreatif).
Tujuan pengembangan SMK kelas industry di SMKS Bina Nasional
Informatika adalah pengembangan intensi atau minat siswa berwirausaha dan
pengembangan kemampuan siswa dalam pengembangan produk,
pengembangan bakat atau potensi siswa, diantaranya adalah indikasi potensi
siswa berwirausaha, keterampilan siswa membuat rencana usaha, dan
keterampilan siswa dalam menjual produk, pengembangan kemampuan
siswa dalam pengembangan produk meliputi keterampilan siswa membuat
desain produk, keterampilan siswa membuat prototipe produk, keterampilan
siswa merakit atau membuat produk, sikap siswa dalam pengembangan
produk dan kemampuan siswa menyampaikan ide-ide kreatif dalam
pengembangan produk baru.

BAB II

KELAS INDUSTRI DI SMKS BINA NASIONAL INFORMATIKA

A. Pendukung Kelas Industri.

Sebagai perwujudan nyata/implementasi dari pelaksanaan


kelas industry di SMKS Bina Nasional Informatika Cikarang Utara
Kab. Bekasi Provinsi Jawa Barat telah melakukan MoU untuk
bermitra dengan:

1. PT. Aristek Highpolimer

2. PT. MS. Mandiri Perkasa

3. PT. Leoco Indonesia

4. PT. ESKA Cahyadi Bersaudara

5. PT. Bumjin Electronik Indonesia

6. PT. Kati Kartika Murni

7. PT. Sanwa Engineering Indonesia

8. PT. Global Dimensi Metalindo

9. PT. Sebastian Jaya Metal

10. PT. Techno Hoei Indonesia

11. PT.Victory Blessings Indonesia.

12. Bank Syariah Indonesia

B. Pengurus Kelas Industri


Penanggung jawab : Aliman, S.E, M.M
Koordinator : Siti Nurhusni Miftahuljanah, S.S
Sekretaris Umum : Amir Zaenudin, S.Kom
Bendahara Umum : Ulfa Nur Paramita, S.Pd

Tim Perlaksana Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan


Ketua : Dedi Wirasasmita, M.Kom
Anggota : Ugan Sugandi, S,Kom

C. Perencanaan Kelas Industri

Sekolah bersama dengan industri mitra melaksanaan kegiatan


perencanaan Kelas industri secara matang. Fokus dalam perencaanaan
kelas industri ini adalah kekhususan pada peningkatan kompetensi kejuruan
siswa. Tamatan dalam kelas khusus ini diharapkan memiliki kompetensi
yang siap kerja dan sesuai kebutuhan industri. Semua kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam kelas industri diatur dalam nota kesepahaman antara
sekolah dengan industri mitra. Semua kegiatan perencanaan yang
dilaksanakan selaras dengan perencana pendidikan kejuruan untuk fokus
pada tujuan baru kebutuhan kerja individu peserta didik dengan
memuaskan dan meningkatkan proses desain program pembelajaran untuk
meningkatkan daya saing lembaga pendidikan.
Perencanaan meliputi komponen administrasi sekolah dalam
kurikulum, supervisi, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana, personal,
layanan khusus, hubungan masyarakat, fasilitas proses belajar mengajar dan
ketatausahaan sekolah. Semua kegiatan perencanaan tersebut merupakan
bagian dari kegiatan sekolah secara umum, namun untuk kelas khusus ini
terdapat beberapa bagian yang berbeda antara lain mengenai penyiapan
peserta didik, perencanaan sumber daya manusia/ guru, perencanaan
pembelajaran, penyiapan bahan ajar, dan penyiapan sarana dan prasarana
pembelajaran.

D. Pelaksanaan Kelas Industri


Pengelolaan pelaksanaan di SMK yang sangat erat dengan dimensi
ketrampilan diperlukan pengembangan yang melibatkan dunia industri.
Pembelajaran materi kejuruan di SMK meliputi pelaksanaan pembelajaran
teori, pelaksanaan pembelajaran praktik di sekolah, pelaksanaan
pembelajaran praktik di industri (on the job training), pembelajaran teaching
factory, pelaksanaan budaya industri dalam budaya sekolah dengan
menyesuaikan kurikulum di sekolah K13 dengan Kurikulum Industri.
Pembelajaran teori lebih diarahkan pada pembelajaran interaktif berbasis
IT. Dari pihak industri mitra telah menyediakan bahan ajar berupa gambar
dan video. Ruang teori dipersyaratkan berbasis IT dan terpasang sistem
audio.

Dalam pelajaran produktif guna meningkatkan pemahaman siswa


akan prosedur kerja sesuai SOP kerja maka guru diharuskan
menggunakan fasilitas tersebut semaksimalnya. Pembelajaran kejuruan
merupakan pembelajaran ketrampilan yang menuntut pemahaman konsep
dan ketangkasan kerja. Penggunaan media audio visual sangat membantu
pemahaman konsep serta melatih kecakapan kerja. Guru praktik
menyiapkan lembar kerja/jobsheet praktik pada setiap tatap muka.
Siswa mengisi lembar kerja dan menyusun laporan praktik pada setiap
pelaksanaan pembelajaran praktik. Setelah selesai praktik siswa
mempresentasikan hasil praktik di depan instruktur dan teman.
Pembelajaran praktik dilakukan mengacu standar operasional prosedur
pekerjaan. Setiap proses kerja termasuk dengan standar spesifikasi teknis
dan toleransi mengacu pada pedoman ini. Pelaksanaan prakerin dalam
pembelajaran ini efektif dalam mendukung peningkatan kompetensi siswa,
karena dilaksanakan di industry terkait yg relevan dengan kompetensi yang
dipelajari.

E. Evaluasi dan Pengawasan Kelas Industri

Terselenggaranya program ini dilaksanakan secara bersama antara sekolah


dan pihak industri mitra. Kegiatan pengawasan ini rutin dilaksanakan dan
merupakan hal yang tertulis dalam nota kesepahaman penyelenggaraan kelas
khusus ini. Pengawasan oleh industri dimaksudkan sebagai upaya
pengendalian, pembinaan dan pembenaran apabila terjadi penyimpangan. Hal
tersebut dimaksudkan sebagai sebuah pengendalian mutu. Kegiatan evaluasi
terhadap siswa program kelas khusus ini dilakukan melalui uji kompetensi
siswa. Pada akhir tahun pelajaran dilaksanakan uji kompetensi yang diikuti oleh
semua siswa program kelas industri ini. Siswa yang dinyatakan lolos uji
kompetensi diberikan sertifikat hasil uji kompetensi.

BAB III

PENUTUP

Program Bantuan Pelaksanaan Kelas Industri di SMKS Bina Nasional


Informatika sangat membantu dalam memberdayakan SMKS Bina Nasional
Informatika untuk peningkatkan kempauan siswa dengan adanya kelas yang
dapat mengakomodir tuntutan industri dan harapan SMK. Wadah yang
dimaksud adalah adanya kelas industri yang para instrukturnya berasal dari dunia
usaha/dunia industri atau guru yang mendapatkan pengetahuan/keterampilan
terkini dan kurikulumnya sudah merupakan hasil sinkronisasi dan siswanya secara
langsung melakukan praktek kerja pada tempat kerja yang sesungguhnya.

Demikian proposal ini kami susun sebagai deskripsi umum terhadap


kebutuhan sekolah. Semoga dapat dipahami dengan sebaik-baiknya oleh pihak-
pihak terkait untuk kemudian dapat memberikan dukungan dan bantuannya.
Semoga membawa manfaat dalam memperbaiki kondisi pendidikan saat ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai