Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan diberlakukannya masyarakat ekonomi asia (MEA) mempunyai

konsekuensi bahwa sejak itu persaingan tenaga kerja akan menjadi terbuka. Oleh

karena itu upaya peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan perlu terus

ditingkatkan sesuai dengan tuntutan pasar kerja, baik untuk sekala regional,

nasional, maupun internasional.

Data statistik menunjukan bahwa jumlah lulusan dari jenjang pendidikan

dasar dan menengah (SD, SMP, SMA, SMK) yang tidak melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi yaitu 34,40 %. Kondisi ini berarti betapa besar

jumlah SDM usia produktif yang mencari pekerjaan. Sedangkan jumlah lapangan

kerja yang ada di dalam negeri sangat terbatas, untuk itu mereka berusaha mencari

pekerjaan di luar negeri, akan tetapi mereka tidak memiliki kompetensi sesuai

tuntutan kebutuhan pasar kerja.

Menjembatani kesenjangan dari fenomena tersebut di atas maka

pengembangan pendidikan keterampilan produksi melalui teaching factory sangat

membantu di dalam peningkatan mutu proses pembelajaran khususnya pada mata

prlajaran produktif/praktek. Oleh karena itu, SMK Negeri 1 Cugenang Kabupaten

Cianjur sebagai lembaga pendidikan akan mempersiapkan calon tenaga kerja

dengan fasilitas yang ada akan meningkatkan peran dan tidak hanya mendidik

tetapi juga dapat melakukan langkah-langkah strategis dalam mengatasi

1
permasalahan peningkatan kualitas ketenagakerjaan secara sinergis dengan

dikembangkannya model pembelajaran teaching factory. Perlu diketahui bahwa

seluruh program keahlian yang ada di SMK Negeri 1 Cugenang telah menerapkan

model pembelajaran teaching factory yang menghasilkan produk dalam bentuk

barang dan jasa.

Namun demikian model pembelajaran teaching factory di SMK Negeri 1

Cugenang perlu dikembangkan sehubungan terdapat beberapa kendala berupa

penyusunan materi pembelajaran SMK Berbasis teaching factory, peralatan

pendukung, ruangan yang perlu direhab, peningkatan kompetensi guru, kurangnya

MOU dengan perusahaan yang relevan, tentunya kesemuanya itu diperlukan biaya

guna mangatasi kelemahan – kelemahan yang terjadi. Dengan dilaksanakannya

pengembangan teacing factory dapat dijadikan sebagai alternatif yang berguna

untuk memecahkan dan mengatasai keadaan tersebut.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari pengembangan model pembelajaran teaching

factory adalah merevitalisasi pembelajaran konvensional ke pembelajaran berbasis

teching factory yang dalam prosesnya mengacu pada standarisasi industri.

Sehingga proses pembelajaran dari mulai perencanaan, peroses, evaluasi sesuai

dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan. Tentunya

standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan adalah sesuai dengan

ketetapan industri pasangan yang relevan dengan program keahlian masing –

2
masing. Sehingga proses pembelajaran di teaching factory akan menyamai persis

sesuai dengan apa yang dilakukan dalam proses produksi di industri.

Teaching factory akan dikembangkan dan digunakan dalam proses

pembelajaran yang dapat menghasilkan produk berupa barang atau jasa sehingga

dapat dipasarkan baik untuk internal sekolah atau eksternal dalam hal ini

masyarakat.

C. Rencana Pelaksanaan

Dalam menempuh terlaksananya program pengembangan teaching factory

tentu ada beberapa rencana/program yang perlu dipersiapkan diantaranya ;

1. Penyususnan rancangan pengembangan pembelajaran TEFA

2. Penyusunan Perangkat TEFA

3. Pengembangan SDM

4. Analisis kebutuhan suku cadang dan perbaikan peralatan

5. Koordinasi dengan Industri/institusi pasangan

6. Pengadaan bahan dan pembuatan contoh produk

7. Pengadaan alat penunjang dan perawatan/perbaikan peralatan

8. Penataan rauang praktek

Selanjutnya program keahlian yang akan dikembangankan dalam program

teaching factory adalah ;

1. Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH)

2. Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP)

3. Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP)

4. Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP)

3
D. Program Kerja

No Waktu Uraian Kegiatan Pelaksana

1. Januari 2022 - Pembentukan Tim Pelaksanaan Kepala Sekolah

Pengembangan SMK Berbasis Industri

dengan menerapkan model pembelajaran Ketua Tim

TEFA

- Merencanakan Kegiatan dan RAB

kegiatan

- Pengembangan SMK Berbasis Industri Kepala Sekolah

- Penandatanganan Surat Perjanjian Bantuan Bendahara

- Pengembangan Teaching factory tahun Ketua Tim

2022

2. Maret - - Pelaksanaan pengembangan SMK

Desember 2022 Berbasis Industri Model pembelajaran Ketua Tim

TEFA Tim

4
E. Organisasi dan Mekanisme Kerja

Susunan Personalia Tim Pelaksana Pengembangan Teching Factory

JABATAN DALAM
NO NAMA JABATAN RUTIN
KEPANITIAAN
1 MULYADI, S.Pd, M.T Penanggung Jawab Kepala Sekolah
2 YHONAN NOVANDA,
Ketua Tim Pelaksana Wakasek Hubin
S.Si, M.M
3 EKA AMALIA, S.Pd, Koordinator
M.Pd Pelaksanaan Model Wakasek Kurikulum
Pembelajaran TEFA
4 MARJOKO, SP Pelaksanaan Model
Kepala Program
Pembelajaran TEFA di
ATPH
Program ATPH
5 UJANG APIP, S.TP Pelaksanaan Model
Kepala Program
Pembelajaran TEFA di
APHP
Program APHP
6 ABDULRAHIM Pelaksanaan Model
Kepala Program
SILALAHI, ST, M.Pd Pembelajaran TEFA di
TBSM
Program TBSM
7 NANANG KUSNENDI, Pelaksanaan Model
Kepala Program
S.Pd, S.T Pembelajaran TEFA di
OTKP
Program OTKP

5
BAB II

PELAKSANAAN PROGRAM

A. Mekanisme / Strategi Pelaksanaan

Pelaksanaan pengembangan Teaching factory melibatkan seluruh stake

holder SMK Negeri 1 Cugenang. Adapaun yang berperan langsung dalam

peresiapan/perencanaan, proses dan evalusai, akan memberdayakan tim secara

khusus yang kompeten dalam bidangnya sesuai dalam program pengembangan

SMK Berbasis Industri.

Sasaran yang menjadi lokasi untuk pengembangan dan dilaksanakannya

program Teaching factor yadalah ruang praktek siswa pada program keahlian di

SMK Negeri 1 Cugenang. Ruang praktik yang ada akan di rehab dan ditata

mengacu pada standar tempat kerja di Industri.

Pola pembelajaran yang digunakan pada teaching factory dari mulai

perencanaan, proses, dan evaluasi disesuaikan dari hasil sinkronisasi kurikulum

antara kurikulum nasional dengan kurikulum industri. Sehingga pada

pelaksanaanya pembelajaran di teaching factory mengadopsi budaya / alur kerja

di industri. Hal ini agar membiasakan siswa/i melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan alur, aturan, standar operasional prosedur Industri.

Seperti halnya di Industri, bahwa pembelajaran teaching factory yaitu

proses pembelajaran yang terstruktur dan terintegrasi sehingga proses

pembelajaran akan menghasilkan produk dalam bentuk barang dan jasa. Guna

terlaksana dan berkesinambungannya program pembelajaran SMK Berbasis

6
Industri , maka produk yang dihasilkan baik dalam bentuk barang atau jasa harus

dapat dipasarkan baik untuk internal sekolah atau eksternal sekolah dalam hal ini

masyrakat umum. Untuk itu didalam pembelajaran di teaching factory bukan

hanya belajar berproduksi tetapi juga pelajar untuk memasarkan produk yang

dihasilkan.

Didalam pelaksanaan pembelajaraan teaching factory sumber daya

manusia menjadi faktor penentu keberhasilan program. Langkah langkah agar

sumber daya yang dimiliki dapat mengembangkan program teaching factory akan

dimulai adanya pelatihan guru dalam hal ini guru produktif di Industri,

selanjutnya adanya workshop tentang cara mengelola pembelajaran di teaching

factory dengan mengundang narasumber ahli dalam mengelola SMK Berbasis

Industri . Disamping itu kita juga memprogramkan untuk setudi banding ke SMK

yang telah berhasil menerapkan proses pembelajaran SMK Berbasis Industri.

Guna terlaksana dan berhasilnya kegiatan ini tentu perlu adanya kerjasama

dengan pihak industri. Hal ini dikarenakan hampir seluruh program pembelajaran

di teaching factory dari mulai perencanaan, proses, dan evalusai hasil dari

sinkronisasi dan masukan dari pihak industri.

7
Mencari Ide Perbaikan Dengan Metode 5W dan 1H

No. What Why Where How When Who

Faktor Apa Kenapa Akibat Dimana Penanggulangan Waktu Siapa

1 Ruangan Kurangnya Belum ada Program Sekolah Pengadaan Januari Kepala Sekolah

dan Alat ruangan dan ruangan dan TEFA ruangan dan alat 2022 Wakasek Sarana

alat pendukung alat tidak pendukung Kaprog

pelaksanaan pendukung berjalan pelaksanaan TEFA

TEFA pelaksanaan

TEFA

2 Metode Tidak ada SOP Belum ada Program Sekolah Dibuat METODE Januari Kepala Sekolah

pembela Khusus tentang SOP Khusus pembelajar Khusus sesuai 2022 Wakasek Kurikulum

jaran metode tentang an TEFA SKL dan SOP Kaprog

pembelajaran metode tidak industri Guru Produktif

TEFA pembelajaran berjalan

8
TEFA

3 Manusia SDM tidak Belum adanya Program Sekolah Dibuat Jadwal Perbrua KepalaSekolah

kompeten IHT, Work TEFA IHT, Work Shoft ri 2022 Wakasek Kurikulum

Shoft dan tidak & Sertifikasi Kaprog

sertifikasi berjalan Guru Produktif (seluruh

stake holder)

B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

2022
No Komponen Kegiatan Jml KET
Januari Maret Juni September Desember
1   1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4  
1                                            
1,1 Penyusunan Rancangan Pengembangan Pembelajaran TeFA                                            
  a. Workshop Rancangan Pengembangan TeFa (SBP/SDP) 1                                          
  b. Penyusunan Rancangan TeFa (SBP/SDP) 2                                          
1,2 Penyusunan Perangkat TeFA                                            
2 1                                          
 
Non FISIK 1                                          

9
c. Penyusunan Jadwal Blok Pembelajaran TeFa 4                                          
d. Analisa produk Pembelajaran TeFa 1                                          
e. Analisa Kebutuhan bahan Pebelajaran TeFa 1                                          
1,3 Pengembangan SDM                                            
Magang /kerja industri guru praktek di paket keahlian
   
unggulan                                          
1,4 Analisa Kebutuhan Suku Cadang dan Perbaikan Peralatan                                            
  a. Analisa Kebutuhan Perawatan/perbaikan Peralatan 1                                          
 
  b. Penyusunan Kebutuhan perbaikan peralatan 1
                                       
1,5 Koordinasi dengan Industri/institusi                                            
a. Koordinasi Pengembangan pembelajaran TeFa 2                                          
 
b. Pendampingan penyusunan Tefa & Rancangan(SBP/SDP)                                            
  c. Evaluasi dan Pelaporan                                            
2 FISIK                                            
2,1 Pengadaan bahan dan pembuatan Contoh Produk 1                                          
Pengadaan Alat Penunjang dan Perawatan/Perbaikan Peralatan
2,2 1
Praktek                                          
2,3 Penataan Ruang Praktek 1                                          

10
BAB III

RENCANA ANGGARAN BIAYA BUDIDAYA JAMUR TIRAM

RENCANA ANGGARAN BIAYA BUDIDAYA JAMUR TIRAM

GUNA PENGEMBANGAN SMK BERBASIS INDUSTRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEFA

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

A. PEMBUATAN KUMBUNG JAMUR UKURAN 12 X 8 METER

Harga Satuan Jumlah Harga


No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Satuan
( Rp ) ( Rp )

1 Bambu Bambu Tali 200 Batang 10.000,- 2.000.000,-

Bambu Gombong 40 Batang 50.000,- 2.000.000,-

2 Kawat Kawat BWG 16 Light Coating 20 Kg 25.000,- 500.000,-

3 Paku Besi 20 Kg 30,000,- 600,000,-

4 Plastik UV Plastik UV Lokal (merk Hercules) 4 roll 2.500.000,- 10.000.000,-

12
5 Semen Tiga Roda 20 Zak 55.000,- 1.100.000,-

6 Pasir Pasir Cor 6 Kubik 250.000,- 1.500.000,-

7 Batu Batu Kali 3 Kubik 300.000,- 900.000,-

8 Bata Bata Merah Jumbo 4.000 buah 1.000,- 4.000.000,-

9 Besi Besi SNI 12 24 btg 93.000 2.232.000,-

10 Karet Tali Karet Elastis 20 Kg 10.000,- 200.000,-

11 Bilik Bilik Bambu 404 meter 20.000,- 8.080.000,-

12 Upah Pekerja Tukang & Laden (kerja selama 10 hari) 2 Paket @ 210.000,- 4.100.000,-

13 Listrik Pemasangan Instalasi Listrik 1 Paket 7.000.000,- 7.000.000,-

14 Genset Genset ER 25000 CX 1 buah 8.000.000,- 8.000.000,-

Jumlah A   52.012.000,- 

13
B. KEBUTUHAN PERALATAN

Harga Satuan Jumlah Harga


No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Satuan
( Rp ) ( Rp )
1 Splayer TF 900 2 buah 1.600.000,- 3.200.000,-
2 Pisau Stainless 10 buah 100.000,- 1.000.000,-
3 Gunting Stainless 10 buah 50.000,- 500.000,-
4 Termometer Thermometer higrometer ruangan 2 buah 50.000,- 100.000,-
5 Keranjang Keranjang Plastik 10 buah 60.000,- 600.000,-
6 Timbangan Timbangan Digital Ekspedisi TM –Alexa 2 buah 2.000.000,- 4.000.000,-
7 Lampu Emergency LED COB 20 buah 50.000,- 1.000.000,-
8 Ember Ember plastic LION Stars 10 buah 150.000,- 1.500.000,-
9 Pipa Paralon ½ in Ruchika Wafin 50 batang 40.000,- 2.000.000
10 Bengkokan Ruchika Wafin 10 buah 8.000,- 80.000,-
11 Keran Stainle ssteel 2 buah 50.000,- 100.000,-
12 torent Torent pinguin 1 buah 6.000.000,- 6.000.000,-
Jumlah B   20.080.000,- 

14
BAB IV

KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Secara akademik

Program pengembangan teaching factory ini mengacu pada

Kompetensi Industri sehingga layanan jasa dan ketercapaian

keterampilan siswa dapat terukur secara jelas

2. Secara finansial

Dengan Keterampilan yang dikuasai siswa diharapkan mempunyai

bekal untuk meningkatkan taraf hidupnya dimasa yang akan datang

3. Relevansi

Program pengembangan Teaching factorymempunyai relevansi

yang sesuai tuntutan dunia usaha/industri karena program tersebut

mengacu pada standar kompetensi dunia usaha/industri.

B. Penutup

Akhirnya kami segenap keluarga besar SMK Negeri 1 Cugenang

mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian pemerintah tentang

keberadaan kami ini, dan semoga Allah SWT membalas kebaikan kita

semua. Amin

12

Anda mungkin juga menyukai