Anda di halaman 1dari 7

Teknik dan Strategi Kerjasama Sekolah dengan DU/DI

2.4.1 School Recruitment

Kegiatan recruitment SDM langsung disekolah yang dilakukan oleh Dunia Industri dengan
berbagai tahapan seleksi/proses screening. Pihak sekolah harus menyiapkan sarana dan
prasarana, sebagai salah satu bentuk service kepada dunia usaha atau dunia Industri.

2.4.2 School Career Fair

Pameran Bursa Sekolah dalam bentuk pasar kerja yang dilaksanakan pasca lulusan/pelepasan
peserta didik, bidang kerjasama dan pelayanan Industri disetiap Sekolah Kejuruan (SMK),
dalam hal ini sebagai penyelenggara kegiatan mengundang Dunia Industri hadir dengan
berbagai acara selain job vacancy juga berbagai kegiatan termasuk berbagai lomba
keterampilan sehingga intinya adalah menunjukan semua kompetensi yang dimiliki, untuk
ditawarkankepada kepada industri.

2.4.3 Pengiriman SDM ke Perusahaan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh bidang kerjasama dan pelayanan industri , dimana setiap ada
permintaan SDM baik untuk PKL maupun untuk calon tenaga kerja dari perusahaan,
senantiasa mensupportnya dengan mengirimkan dan ikut mendampingi beberapa peserta
didik/alumni sesuai dengan jumlah SDM yang diminta.

2.4.4 Recruitment Process

Secara professional unit pelaksana teknis PKL dan Penyaluran, dibawah bidang kerjasama
dan pelayanan Industri disetiap Sekolah Kejuruan (SMK). menampung berkas lamaran yang
peserta didik/alumni kirimkan untuk di followup ke perusahaan-perusahaan yang
membutuhkan SDM. Dengan recruitment CV dari peserta didik/alumni akan sangat
memudahkan perusahaan dan peserta didik/alumni itu sendiri untuk memanfaatkan lowongan
pekerjaan yang up to date. Pengiriman sejumlah database peserta didik/alumni berdasarkan
sortir dan filterasi kualifikasi yang diminta untuk kebutuhan SDM perusahaan/Industri.

2.4.5 Come To Company

Metode jemput bola yang dilakukan secara professional oleh unit pelaksana teknis PKL dan
Penyaluran, dibawah bidang kerjasama dan pelayanan Industri disetiap Sekolah Kejuruan
(SMK), berkunjung untuk menjelaskan berbagai hal tentang apa yang dimiliki oleh sekolah
termasuk kompetensi apa yang sudah diberikan kepada peserta didik/alumni ke berbagai
dunia industri dan dunia usaha sebagai upaya untuk meningkatkan nilai jual sekolah dan
meningkatkan tingkat kepercayaan industri melakukan kerjasama dibidang khususnya
recruitment/penyaluran.
2.5 Pola Kerjasama antara Sekolah dengan DU/DI

2.5.1 Pola Kerjasama Program Permagangan/PKL

Kerjasama permagangan dilakukan sebagai upaya pengembangan keterampilan peserta didik


SMK dalam bentuk kerja nyata industri yang diharapkan juga dapat memberikan keuntungan
bagi industri untuk memanfaatkan mereka sebagai tenaga kerja bantu pada level operasional
dan juga industri bisa memanfaatkan moment ini sebagai program prerecruitment bagi
peserta didik yang memiliki job preferment yang baik sehingga pola ini bisa berlanjut sebagai
awal untuk recruitment karyawan tingkat operator, pola kerjasama bisa dilakukan secara
berkesinambungan,dan secara teknis sekolah yang harus berinisiatif untuk mengiformasikan
kepihak industri mengenai jadwal dan waktu, sehingga antara industri dan sekolah secara
bersama sama membuat komitmen dengan payung MoU. Sebagai panduan Pola kerjasama ini
akan dilengkapi dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang lebih detail.

2.5.2 Pola Kerjasama Program Pelatihan

Pelatihan dan pengembangan yang dilakukan bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia
telah dilakukan dengan berbagai pendekatan yang bersifat konvensional (pedagogis)
Pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-
keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seorang individu. Pelatihan
berkenaan dengan perolehan keahlian-keahlian atau pengetahuan tertentu. Pada pola
kerjasama program pelatihan ini dititik beratkan pada optimalisasi seluruh sumberdaya yang
ada di sekolah untuk bisa digunakan pada proses pelatihan bagi tenaga pelaksana industri dan
juga merupakan sarana untuk menjadikan kemitraan dengan industri agar tetap
berkesinambungan, dengan pola kerjasama pelatihan ini diharapkan bahwa kedekatan industri
dengan sekolah akan tetap terjaga dengan intent, karena terjadi ikatan yang saling
membutuhkan dan saling memberikan manfaat.

Pola kerjasama ini harus dilakukan dengan inisiatif awal dari sekolah dengan pola jemput
bola, mendatangi industri untuk mencari kebutuhan kompetensi yang bisa mendorong
kemajuan industri dari sisi kemampuan sumberdaya manusia minimal untuk tingkat
pelaksana (operator) industri, yang pada akhirnya industri akan tumbuh dan berkembang
melalui penambahan kompetensi, dan sekolah bisa menjamin pola pelatihan, peralatan yang
tersedia dan para pengajar memang memiliki kemampuan. Untuk memberikan kepercayaan
kepada industri pola ini akan dibuat secara detail dan terinci dalam Guide Line pelatihan, dan
akan dilindungi dengan payung MoU yang lebih jelas. Proses pelaksanaan akan ditangani
secara professional oleh unit pelaksana teknis produksi dan training dibawah bidang
kerjasama dan pelayanan industri disetiap Sekolah Kejuruan (SMK).

2.5.3 Pola Kerjasama Program Produksi (Produk Inovatif)

Pola kerjasama dalam bidang produksi adalah suatu upaya dalam implementasi kurikulum,
dengan metoda Production Base Education (PBE), dengan harapan untuk lebih mempertajam
kompetensi yang didapatkan dari para peserta didik, hal ini bisa dilakukan apabila set-up
peralatan dan sarana lab. Dan bengkel memadai untuk melakukan kegiatan produksi
disamping tuntutan kompetensi para pengajar yang paling tidak setara dengan para supervisor
industri, baik secara hard skill atau pun soft skill, pola ini lah nanti yang bisa disebut dengan
Teaching Factory, dan ini bisa berjalan dengan efektif apabila pihak sekolah mampu
meyakinkan industri disekitarnya untuk menjadi mitra dalam kegiatan produksi dan sekaligus
menjadi vendor dari industri disekitarnya. Proses pelaksanaan akan ditangani secara
professional oleh unit pelaksana teknis produksi dan training dibawah bidang kerjasama dan
pelayanan Industri disetiap Sekolah Kejuruan (SMK).

2.5.4 Pola Kerjasama Program Penyaluran Lulusan

Pola kerjasama Program Penyaluran lulusan adalah ujung tombak dari seluruh program,
karena inilah yang akan menjadi tolak ukur dari keberhasilan dalam proses akhir dari
kegiatan pembelajaran dengan harapan bahwa semua output menjadi outcome, salah satu
upaya yang dilakukan adalah dengan kerjasama industri kemitraan dalam proses recruitment
lulusan, hal ini harus dilakukan dengan inisiatif dari pihak sekolah menyampaikan data dan
kompetensi dari lulusan dan bisa memberikan jaminan bahwa lulusan yang akan disalurkan
memeiliki kompetensi yang memadai dan sesuai dengan standar kebutuhan industri, baik
secara Knowledge Skills dan Attitude. Proses pelaksanaan akan ditangani secara professional
oleh unit pelaksana teknis PKL dan Penyaluran , dibawah bidang kerjasama dan pelayanan
industri disetiap Sekolah Kejuruan (SMK).

3.3 Teknik dan Strategi Kerjasama Sekolah dengan DU/DI

Selama ini teknik yang dilakukan sekolah saat mengadakan kerjasama dengan perusahaan
dan industri yaitu dengan cara face to face, teknik ini dilakukan dengan pihak sekolah
mengadakan presentasi di depan perwakilan perusahaan atau industri yang akan diajak
kerjasama. Sekolah datang ke perusahaan atau industri untuk mempresentasikan materi
promosi jurusan di SMK Nasional Malang. Pihak sekolah yang ikut dalam presentasi kepada
pihak perusahaan atau industri diantaranya Kepala Sekolah jika memungkinkan, Waka
Urusan Humas, dan Kaprodi jurusan yang dipromosikan sesuai bidang yang ditekuni di
perusahaan atau industri tersebut. Sedangkan untuk perwakilan dari pihak perusahaan atau
industri sendiri menurut keterangan sekolah biasanya yang terlibat ialah Manajer HRD atau
Manajer Personalia beserta beberapa stafnya (biasanya hanya 2 orang saja).

Namun tidak memungkiri, ada beberapa pihak perusahaan atau industri yang biasanya juga
ke sekolah, namun hal ini dilakukan dalam rangka perusahaan tersebut ingin melakukan
program pengrekrutan terhadap peserta didik di SMK Nasional. Perusahaan atau industri
yang ingin melakukan pengrekrutan ini melakukan prosedur seperti mengirimkan fax ijin
penyelenggaraan open recruitment di sekolah beberapa bulan sebelumnya, kemudian jika
sudah diijinkan oleh sekolah baru diadakan perjanjian pelaksanaannya di lokasi sekolah.

Untuk proses kesepakatan antara sekolah dengan perusahaan dalam menjalin kerjasama
langkah-langkah yang dilakukan sekolah ialah pertama, sekolah mengkonfirmasi via telepon
terlebih dahulu kepada perusahaan yang ingin diajak kerjasama di dalam rapat sekolah tadi,
jika perusahaan memberikan sinyal menyetujui untuk melihat promosi dan presentasi
sekolah, maka sekolah akan mengirimkan proposal serta surat pemberitahuan dari sekolah.
Jika perusahaan atau industri mengirimkan surat balasan konfirmasi, sekolah baru akan
datang ke perusahaan untuk mempresentasikan materi promosi sekolah yang sudah disiapkan.
Perusahaan atau industri yang sudah menyetujui ada penandatanganan perjanjian kerjasama
berupa MoU (Memorandum of Understanding) antara sekolah dengan perusahaan. Namun
menurut keterangan narasumber observasi di sekolah Ibu Darminingsih Rosaly, ada beberapa
perusahaan yang sudah menjalin kerjasama dengan sekolah tapi tidak ada penandatanganan
MoU, hal ini dikarenakan alasan dari perusahaan atau industri yang tidak mau terikat
terhadap suatu perjanjian dengan sekolah, jadi kerjasama yang terjalin berdasarkan prinsip
simbiosis mutualisme (saling menguntungkan satu sama lain) dan kekeluargaan.

3.4 Pola Kerjasama Antara Sekolah dengan DU/DI

Dalam pola kerjasama yang dilakukan sekolah dengan pihak DU/DI, sekolah
menerapkan 3 pola utama yang menjadi program pokok sekolah, yaitu:

3.4.1 Pola Kerjasama Program Permagangan/PKL

Dalam menjalankan kerjasama dengan DUDI, SMK Nasional Malang menerapkan kerjasama
salah satunya kerjasama untu program permagangan/PKL (Praktek Kerja Lapangan) yang
umum sekarang Prakerin (Praktek Kerja Industri). Program ini merupakan program pokok
yang menjadi tujuan utama sekolah dalam menjalin kerjasama dengan pihak DUDI. Mengapa
demikian, karena salah satu program sekolah kejuruan dalam memperkaya pengalaman
praktek kerja nyata peserta didiknya ialah dengan mengirim peserta didik untuk terjun
langsung di perusahaan atau industri untuk mempraktekan keahlian yang telah diajarkan di
sekolah sesuai jurusan mereka masing-masing.

3.4.2 Pola Kerjasama Program Pelatihan

Pola kerjasama ini menurut sekolah jarang dilakukan, kemungkinan hanya dalam bentuk
pengarahan oleh perwakilan teknisi pihak DUDI yang datang ke sekolah dalam rangka
menjadi penguji saat UKK (Ujian Praktek Kelulusan). Dari kegiatan tersebut DUDI selain
menilai hasil praktek peserta didik, tapi juga sekaligus membimbing dan melatih mengenai
kinerja mereka saat bekerja nantinya.

3.4.3 Pola Kerjasama Program Penyaluran Lulusan

Pola kerjasama ini juga menjadi tujuan puncak dari sekolah setelah program PKL terlaksana.
Pada dasarnya penilaiann terhadap tingkat keberhasilan sekolah kejururuan termasuk di SMK
Nasional ini ialah mampu mengantarkan lulusannya untuk bekerja di dunia industri dan
mampu bersaing secara baik di masyarakat. Maka dari itu adanya pola kerjasama ini dijalin
sekolah dengan pihak DUDI, agar nantinya peserta didik yang sudah lulus dapat langsung
direkrut oleh perusahaan atau industri, terutama yang sudah diajak kerjasama tapi tidak
menutup kemungkinan juga dapat diterima di perusahaan lain yang belum pernah diajak
kerjasama.

BAB IV

PEMBAHASAN/ANALISIS

4.1 Peran dan Promosi Sekolah ke DU/DI

Dalam teori telah dijelaskan bahwa peran DU/DI adalah sebagai tempat praktik peserta didik,
sebagai tempat magang kerja bagi peserta didik dan sebagai tempat belajar manajemen
industri dan wawasan dunia kerja. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh
kelompok, dengan kehadiran DUDI di dalam proses pendidikan di sekolah, maka secara tidak
langsung ikut membantu penyaluran tenaga kerja dari output siswa yang dihasilkan sekolah
sesuai dengan program keahlian/jurusan masing-masing. Namun sebagai sekolah swasta,
pihak SMK Nasional merasa sangat berat dan memiliki tantangan besar dalam menghasilkan
lulusan sebagai tenaga kerja yang kompeten di masyarakat, hal ini tersadari oleh pihak
sekolah akibat kalahnya persaingan input peserta didik yang sudah bagus dengan sekolah-
sekolah kejuruan negeri. Namun dengan input yang ada sekolah berusaha semaksimal
mungkin dengan mengembangkan kualitas pembelajaran dan sarana yang ada agar dapat
menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di pasar kerja nantinya.

Analisis: Berdasakan data yang didapat dengan adanya DU/DI yang ikut berperan aktif
dalam mendukung proses pendidikan di sekolah-sekolah kejuruan, dapat menjadi wadah bagi
sekolah untuk menyalurkan keahlian dan kemampuan peserta didiknya sesuai program
keahlian peserta didik. Sedangkan untuk pengenalan yang dilakukan sekolah ke pihak
DU/DI, SMK Nasional sudah melakukan yang terbaik dalam mempromosikan peserta
didiknya pada tiap jurusan masing-masing, dalam hal ini sekolah sangat berperan penuh
dalam mempromosikan peserta didiknya dan hasilnya sekolah mampu memberikan
kontribusi kepada DUDI yang sudah menjalin kerja sama dalam memberikan pelatihan
kepada peserta didik sebagai tempat praktik peserta didik dan sebagai tempat magang bagi
peserta didik untuk mempersiapkan peserta didik ketika terjun kedalam dunia industri.
Namun, dengan input peserta didik yang masih dibawah sekolah-sekolah negeri maka
sekolah merasa tertantang untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten di dunia industri.
Dengan input yang ada tersebut sekolah berusaha mengembangkan kualitas pembelajaran dan
sarana yang ada agar dapat menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di pasar kerja
nantinya.

4.2 Teknik dan Strategi Kerjasama Sekolah dengan DU/DI

Dari teori yang disajikan menjelaskan bahwa ada beberapa teknik yang digunakan sekolah
dalam kerjasama dengan DU/DI, teknik tersebut antara lain: School Recruitment, School
Career Fair, Pengiriman SDM ke Perusahaan, Recruitment Process, Come To Company.
Sedangkan dari hasil observasi peneliti menjelaskan bahwa selama ini teknik yang dilakukan
sekolah saat mengadakan kerjasama dengan perusahaan dan industri yaitu dengan cara face to
face, teknik ini dilakukan dengan pihak sekolah mengadakan presentasi didepan perwakilan
perusahaan atau industri yang akan diajak kerjasama. Sekolah datang ke perusahaan atau
industri untuk mempresentasikan materi promosi jurusan di SMK Nasional Malang. Namun
tidak memungkiri, ada beberapa pihak perusahaan atau industri yang biasanya juga ke
sekolah, namun hal ini dilakukan dalam rangka perusahaan tersebut ingin melakukan
program pengrekrutan terhadap peserta didik di SMK Nasional. Perusahaan atau industri
yang ingin melakukan pengrekrutan ini melakukan prosedur seperti mengirimkan fax ijin
penyelenggaraan open recruitment di sekolah beberapa bulan sebelumnya, kemudian jika
sudah diijinkan oleh sekolah baru diadakan perjanjian pelaksanaannya di lokasi sekolah.

Analisis: Berdasarkan pengamatan di SMK “Nasional” Malang, pihak sekolah menggunakan


teknik School Recruitment, Pengiriman SDM ke Perusahaan, Recruitment Process, dan Come
To Company. Teknik yang digunakan tersebut sudah tepat untuk kerjasama/bersinergi dengan
perusahaan utamanya dalam penempatan Prakerin para peserta didik. Teknik yang paling
dominan digunakan oleh pihak sekolah yaitu Come To Company, karena pihak sekolah
merasa membutuhkan kerjasama dengan perusahaan-perusahan yang relevan dengan prodi
yang ada. Karena selama ini dirasa oleh sekolah dengan teknik ini sudah cukup efektif dan
mampu menghasilkan kerjasama yang saling menguntungkan. Adapula beberapa perusahaan
yang menawarkan untuk bekerja sama dengan pihak sekolah dalam penempatan Prakerin
peserta didik. Untuk teknik School Career Fair, pihak sekolah masih belum
menggunakannya karena dari sisi waktu dan tempat yang tidak memungkinkan, utamanya
pada saat pelepasan peserta didik/pasca lulusan. Selain itu pihak sekolah juga tidak
menawarkan untuk bekerja sama dengan perusahaan mengenai school career fair ketika
pelepasan/pasca lulusan peserta didik.

4.3 Pola Kerjasama Antara Sekolah dengan DU/DI

Dari teori yang ada ada sekitar empat jenis pola yang dapat dilakukan sekolah dalam menjalin
kerjasama dengan DU/DI, yaitu Pola Kerjasama Program Permagangan/PKL, Pola
Kerjasama Program Pelatihan, Pola Kerjasama Program Produksi (Produk Inovatif), dan Pola
Kerjasama Program Penyaluran Lulusan. Sedangkan dari hasil observasi yang dilakukan
kelompok ada beberapa pola yang digunakan sekolah dalam kerjasama dengan DU/DI, pola
tersebut antara lain: Pola Kerjasama Program Permagangan/PKL, Pola Kerjasama Program
Pelatihan dan Pola Kerjasama Program Penyaluran Lulusan. Pola yang dijalankan sekolah ini
merupakan hal utama yang menjadi program pokok sekolah di bidang kehumasan yang
semata-mata bertujuan untuk menyalurkan peserta didik ke dalam dunia industri yang sesuai
dengan bidang keahliannya.

Analisis: Dengan ketiga pola yang dijalankan sekolah selama memang dirasa sudah efektif
dan mampu menjaga hubungan positif antara sekolah dengan DU/DI dalam bekerjasama.
Memang terbukti hal ini sudah baik diterapkan dan mampu mendukung peserta didik dalam
mempraktekan kemampuannya selama di sekolah. Namun, ada satu pola yang tidak di
terapkan sekolah yaitu pola pengembangan pelatihan, seharusnya pola tersebut bisa
diterapkan dan dapat menciptakan SDM dari peserta didik di sekolah yang lebih berkualitas
melalui latihan yang diadakan langsung di perusahaan/dunia industri.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Semua program bisa berjalan apabila pihak sekolah selalu mengambil inisiatif dengan cepat
dan cermat, didukung oleh organisasi yang terintegrasi,serta dengan effort (usaha) yang lebih
keras diawal awal program, ini merupakan strategi untuk mendapatkan kepercayaan dari
dunia industri. SMK “Nasional” sudah melakukan yang terbaik dalam mempromosikan
peserta didiknya pada tiap jurusan masing-masing, dalam hal ini sekolah sangat berperan
penuh dalam mempromosikan peserta didiknya dan hasilnya sekolah mampu memberikan
kontribusi kepada DUDI yang sudah menjalin kerja sama dalam memberikan pelatihan
kepada peserta didik sebagai tempat praktik peserta didik dan sebagai tempat magang bagi
peserta didik untuk mempersiapkan peserta didik ketika terjun kedalam dunia industri.

Berdasarkan pengamatan di SMK “Nasional” Malang, pihak sekolah menggunakan teknik


School Recruitment, Pengiriman SDM ke Perusahaan, Recruitment Process, dan Come To
Company. Teknik yang digunakan tersebut sudah tepat untuk kerjasama/bersinergi dengan
perusahaan utamanya dalam penempatan Prakerin para peserta didik. Dengan ketiga pola
yang dijalankan sekolah selama memang dirasa sudah efektif dan mampu menjaga hubungan
positif antara sekolah dengan DU/DI dalam bekerjasama.

5.2 Saran

Sebagai pendidikan kejuruan (vokasi), orientasi pendidikannya harus diarahakan pada


kebutuhan dunia kerja atau dunia industri dengan pola pendekatan kemitraan yang
berkesinambungan. Sedangkan untuk teknik yang digunakan sebaiknya perlu diadakan
School Career Fair, karena teknik tersebut sangat membantu sekolah untuk lebih
memperkuat kerjasama dengan perusahaan. Utamanya bagi perserta didik dan perusahaan
sangat menguntungkan karena dapat merekrut dan direkrut berdasarkan kemampuannya
diwaktu pasca lulusan.

Anda mungkin juga menyukai