Anda di halaman 1dari 25

1

2
DAFTAR ISI

A. Pengertian Link and Match ………………………………………… 3

B. Tujuan Link and Match……………………………………………… 3

C. Keuntungan Link and Match bagi Sekolah……………………….. 5

D. Perjalanan Program Link and Match……………………………… 6

E. Skema Pernikahan Sekolah dengan Du/Di………………………. 10

F. Lima syarat Link and Match ……………………………………….. 18

3
A. Pengertian Link and Match

Link and match adalah penggalian kompetensi yang dibutuhkan pasar kerja ke depan.
Kurikulum dan sistem pendidikan terutama SMK di Indonesia sudah saatnya sesuai dengan
kebutuhan kerja (link and match). Pasalnya, sampai saat ini lulusan SMK belum menjadi
jaminan bisa memasuki pasar kerja dan dunia industri.

Pada hakikatnya konsep link and match dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan
relevansi pendidikan SMK dengan kebutuhan tenaga kerja. SMK perlu melakukan kerjasama
sinergis dengan dunia kerja profesional agar relevansi SMK dapat ditingkatkan dari waktu ke
waktu tentunya dengan prinsip kerja dimana SMK harus mampu memberikan keuntungan juga
bagi dunia usaha (model manajemen win-win), jika akan melakukan program link and match.

Seperti kita tahu, hampir setiap tahun terjadi peningkatan pengangguran lulusan SMK. Pasalnya,
lulusan SMK belum didukung dengan kemampuan atau kompetensi untuk masuk ke pasar kerja.

Oleh karena itu, sebagai pihak satuan Pendidikan tingkat menengah, langkah kongkrit yang dapat
dilakukan oleh SMK adalah menyesuaikan program pendidikan di SMK dengan kebutuhan pasar.

Melalui kerjasama fungsional link and match dengan dunia kerja profesional, SMK secara
konseptual akan memiliki peluang yang cukup besar untuk melahirkan lulusannya menjadi calon-
calon tenaga kerja yang memiliki profesionalisme yang tinggi. Karena di dunia kerja itulah para
siswa akan memperoleh pengalaman baru lebih jauh dan aktual dari sekedar pengalaman yang
dideskripsikan pada kurikulum di sekolah..

B. Tujuan Program Link and Match


1. mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di
Indonesia.
2. mengakselerasi pembangunan sumber daya manusia yang unggul.

C. Keuntungan Link and Match bagi Industri dan Pendidikan

Ditjen Diksi - Program “link and match” yang kian digencarkan oleh Kemendikbud, sejatinya
memang tidak hanya menguntungkan dunia pendidikan yang menjadi lebih mudah menyesuaikan diri
dengan industri. Sebaliknya, industri pun merasakan hal yang sama dengan mendapatkan tenaga kerja
andal, sekaligus menghemat pengeluaran untuk menjaring SDM baru karena telah sesuai dengan
kebutuhannya.

4
“Keuntungan yang kita kejar dari ‘link and match’ ini adalah kita membutuhkan tenaga kerja yang
andal. Artinya, skill tenaga kerja ini sesuai dengan job desk-nya,” tutur Fajar Miftahul Falah, General
Manajer PT Surya Energi Indotama (SEI), dalam program “Aksi Kejuruan: Indonesia Berbagi” yang
diselenggarakan BBPPMPV BMTI yang ditayangkan melalui kanal Youtube P4TK BMTI
Kemdikbud, Selasa (4/8).

Fajar menambahkan, adapun keuntungan lain yang diharapkan adalah efisiensi biaya. Berdasarkan
pengalaman selama 11 tahun berkiprah di dunia pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), PT SEI telah
menghasilkan sekitar 500 lokasi PLTS yang tersebar di seluruh Indonesia, dan lebih banyak berada di
luar Jawa dan daerah-daerah terpencil. Karenanya, akan lebih efisien jika tenaga kerja dapat direkrut
dari lokasi terdekat sehingga perusahaan dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan.

Benefit selanjutnya adalah intangible asset, yakni khusus terhadap tenaga kerja yang sifatnya tetap
untuk keberlangsungan perusahaan jangka panjang. Pasalnya, PT SEI juga membutuhkan aset-aset
perusahaan, misalnya untuk regenerasi dan mengisi posisi manajerial. Benefit atau keuntungan inilah
yang diharapkan industri dari dunia pendidikan.

Di samping itu, Fajar juga meyakini pendidikan turut mendapatkan benefit. Pertama, yaitu adanya
kesesuaian program yang diajarkan apabila dapat bersinergi dengan kebutuhan industri. Lalu kedua
adalah keterserapan lulusan. Artinya, jika program “link and match” berjalan dengan baik, maka tidak
akan ada lagi gap antara lulusan pendidikan dan kebutuhan tenaga kerja. Adapun yang terakhir adalah
pengembangan, seperti pengembangan dalam materi ajar yang bisa disesuaikan dengan perkembangan
kebutuhan industri.

PT SEI yang merupakan anak perusahaan dari LEN Group juga sudah melakukan kerja sama di
bidang SDM. Yang pertama dengan SMA/SMK melalui praktik kerja lapangan, magang, dan sharing
yang lebih khusus ke tenaga pendidik. “Selain itu, apabila pihak SMA/SMK memiliki bentuk usulan
lain, maka pihak PT SEI terbuka untuk membahas bersama,”

Kedua, yakni dengan kampus melalui kerja praktik, magang, skripsi atau tugas akhir, penelitian
bersama, dan studium generale. Ketiga dengan Lembaga Inspeksi Teknik (LIT) dalam hal tempat uji
kompetensi dan sarana training. Kemudian dengan pemerintah, yaitu sebagai tim penyusun standar
kompetensi, program magang untuk ASN yang baru, dan menjadi narasumber. Adapun yang terakhir
dengan rekanan melalui proses bisnis, seperti training dan pembekalan.

Selain dari PT SEI, juga menghadirkan Yusuf Hendra Prakasa selaku Direktur PT Sistem Solusi
Geospasial. Pada kesempatan tersebut, Yusuf mengenalkan produk LEICA DISTO

5
D510, yaitu sebuah produk yang dapat mempermudah pekerjaan pengukuran jarak, volume, dan juga
termasuk ukuran diagonal, serta memberikan efisiensi waktu dan tenaga dengan hasil ukuran yang
tetap akurat.

“Pada umumnya sudah banyak alat penentu jarak ini di pasaran. Tapi, bagaimana alat ini bisa
memberikan kemanfaatan dalam pekerjaan di industri ini yang harusnya sudah mulai diperkenalkan
ke pendidikan SMK, terutama untuk pemanfaatan sejauh mana teknologi itu menjawab aplikasi di
lapangan,” terang Yusuf.

Melalui program ini, Kepala BBPPMPV BMTI yang diwakili Koordinator Program dan Informasi I
Gusti Made Ardana berharap, pihak satuan pendidikan ke depannya dapat menjalin kerja sama dengan
industri yang telah dihadirkan dalam program tersebut. Sehingga, dapat bersama-sama melaksanakan
hajat Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, yaitu “link and match”.

“Link and match" di sini tidak hanya sebatas MoU, tapi kita berharap nanti Bapak dan Ibu juga bisa
bekerja sama dalam pengiriman siswa untuk magang di industri. Syukur-syukur nanti bisa ada
beberapa industri yang merekrut lulusannya,” ujar I Gusti Made Ardana. (Diksi/RA/AP/AS)

D. Perjalanan Program Link and Match

Pada tanggal 10 Juli 1990

Peraturan Pemerintah (PP) nomor 29 tahun 1990, pasal 29 ayat 2, terkait instruksi untuk
mempersiapkan siswa Sekolah Menenngah Kejuruan (SMK) menjadi tenaga siap kerja, menjadi
dasar perancangan konsep link and (keterkaitan dan kesepadanan)

Pada tanggal 5 April 1993

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Wardiman Djojonegoro dan Menteri Tenaga
Kerja (Menaker) Abdul Latif menyampaikan kedua departemen sepakat mencetak tenaga kerja
mandiri dalam program kerja Bersama. Terkait prinsip link and match, Wardiman mengatakan
Depdikbud bertugas menyiapkan perangkat lunak, sedangkan Depnaker menangani persoalan di
lapangan termasuk menyiapkan hubungan dengan masyarakat.

17 September 1993

Mendikbud Wardiman Djojonegoro menegaskan relevansi pendiidkan dan kebutuhan tenaga


kerja. Pemagangan bagi siswa sekolah (kejuruan) dianggap perlu dalam industry

6
berkaitan dengan penerapan program link and match. Mulai tahun ajaran 1994/1995, system
ganda (dual system), atau system pemagangan, diterapkan di beberapa sekolah

Tanggal 18 Maret 1994

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) dan Departemen Tenaga Kerja


(Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) melakukan perjanjian Kerjasama mengenai Sistem
pemagangan dan system ganda. Perjanjian ini merupakan wujud nyata dari konsep link and
match

Tanggal 28 April 1994

Depdikbud Bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menanda tangani naskah
Kerjasama dalam pelaksanaan system ganda pada Pendidikan menengah kejuruan. Naskah
Kerjasama itu ditanda tangani oleh Wardiman Djojonegoro dan Ketua Umum Kadin Indonesia
Aburizal Bakrie di Jakarta

Tanggal 5 Agustus 1997

Sertifikat kompetensi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Gebyar SMK pertama kali
diadakan oleh majelis Pendidikan Kejuruan Provinsi DKI Jakarta (MPKP) bekerja sama dengan
Kanwil Depdikbud dan Kadin DKI Jakarta dengan tujuan memasyarakatkan kebijakan link and
match dan program Pendidikan system ganda (PSG)

Tanggal 10 Februari 2003

7
Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi merencanakan pengembangan kebijakan hubungan
dan kesesuaian (link and match) antara SMK dengan UKM dalam pelaksanaan program system
insetif penguatan teknologi dan manajemen (Siptekman)

Tanggal 25 November 2004

Sekolah menengah kejuruan didorong untuk bisa menerapkan model pembelajaran


production based training atau pelatihan berdasarkan produksi. Hal itu dikatakan Kepala
Seksi Pemilaian Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Depdiknas, Mansyur Syah,
sebagai implementasi dari konsep link and match.

Tahun 2005 sd 2012

Direktur Pembinaan SMK Joko Sutrisno semasa kepemimpinannya dari tahun 2005- 2012
memperkuat tata Kelola SMK melalui penerapan system manajemen mutu berbasis ISO
9001:2008. Ia juga menginisiasi “SMK Bisa” sebagai kampanye untuk menciptakan citra baik
SMK yang disosialisasikan kepada seluruh elemen masyarakat Indonesia.

Pada tanggal 9 September 2016

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 9/2016 terkait
revitalisasi SMK dalam rangka peningkatan SDM.

Pada tanggal 29 November 2016

8
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Perindustrian BUMN menanda tangani
nota kesepahaman lima Menteri dan perjanjian Kerjasama SMK dengan Industri,
penandatanganan tersebut dalam rangka pengembangan Pendidikan kejuruan dan vokasi
berbasis kompetensi yang terhubung dengan industry.

Pada tanggal 17 Desember 2017

Kemenperin menyelaraskan 35 program studi yang dibutuhkan industry untuk diterapkan


pada kurikulum di SMK. Hal ini merupakan realisasi program Pendidikan vokasi yang
diluncurkan kemenperin melalui Menperin Airlangga Hartarto dengan mengusung konsep
link and match antara SMK dengan industry.

Pada tanggal 28 Juni 2018

Pemerintah melalui kementerian BUMN membuat inisiatif program magang mahaisiswa


bersertifikat yang bertujuan mempersiapkan mahasiswa Pendidikan vokasi memasuki dunia
kerja. Program di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Rini
M. Soemarno ini bermaksud mewujudkan link and match antar perguruan tinggi
negeri/swasta dan sector industry terkait kurikulum dan silabus.

Pada tanggal 22 Februai 2019

Nadiem Anwar Makarin di sela-sela acara serah terima jabatan mendikbud periode 2016-2019
menyatakan program kemendikud akan menyelaraskan Pendidikan dengan dunia industry.
Berdasarkan rilis dari secretariat cabinet Indonesia Maju,

9
Nadiem dipilih karea dia berhasil membuat terobosan dalam pengembangan SDM yang
memiliki keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara dunia Pendidikan dengan
bursa tenaga kerja.

Pada tanggal 24 Januari 2020

Kemendikbud meluncurkan program “Kampus Merdeka” melalui program ini mahasiswa


mendapat kesempatan mengembangkan diri diluar program studi (prodi) selama 3 (tiga)
semester. Nadiem mengatakan, “tidak ada profesi yang menggunakan satu rumpun ilmu saja”
Mayoritas sarjana saat ini berkarier di tempat yang berbeda dengan jurusannya.

Pada tanggal 8 Mei 2020

Wikan Sakarinto dilantik menjadi Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (DIRJEN DIKSI) oleh
Kemendikbud sebagai upaya penguatan sinergi (link and match) Pendidikan vokasi dengan
industry.

Pada tanggal 30 Juni 2020

Dirjen Diksi Kemendikbud Wikan Sakarinto resmi meluncurkan enam program secara Live
Streaming melalui kanal YOutube DIrektorat SMK. Selain bertujuan menciptakan SDM
hebat, enam program yang dirilis Direktorat SMK tersebut mengusung semangat link and
match

Pada tanggal 15 Juli 2020

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan Forum Pengarah Vokasi (Rumah


Vokasi) sebagai upaya mendorong relevansi (link and match) keterampilan berkelanjutan
antara Pendidikan vokasi dunia usaha. Mendikbud Nadiem Makarin menjelaskan, RUmah
Vokasi akan menjadi jembatan industry dan unit Pendidikan vokasi

E. Skema Pernikahan Sekolah dengan Du/Di

Diíektuí Jendeíal Pendidikan Vokasi Kementeíian Pendidikan dan Kebudayaan


(Kemendikbud) Wikan Sakaíinto, mengibaíatkan link and match antaía pendidikan
vokasi dengan industíi dan dunia keíja, sepeíti peíjodohan. Pasalnya pada píogíam
teísebut, pihak industíi dan pendidikan akan beísama-sama menciptakan Sumbeí
Daya Manusia (SDM) yang unggul dan kompeten. Wikan mengatakan, Píogíam Link
and Match sudah ada sejak lama, hanya saja pelaksanaannya belum optimal. Untuk
itu, pihaknya akan melanjutkan píogíam teísebut. “Jika diibaíatkan sepeíti suatu

10
hubungan, bahkan beítemu saja belum. Kali ini kami akan lakukan link and match
sampai menikah dan punya anak,” kata Wikan kepada Kompas.com, saat wawancaía
melalui video confeíence Zoom, Kamis (18/6/2020).

Untuk diketahui, pendidikan vokasi meliputi Pendidikan Ľinggi Vokasi, Sekolah


Menengah Kejuíuan (SMK), seíta Lembaga Kuísus dan Pelatihan (LKP). Selain itu, ada
juga diíektoíat yang khusus menangani kemitíaan seíta penyelaíasan dengan dunia
usaha dan dunia industíi. Menuíut Wikan, saat ini di Indonesia teídapat 43 Politeknik
Negeíi, 4 Akademi Komunitas, 14.000 SMK, dan sekitaí 17.306 LKP. Di sisi lain,
politeknik dan akademi swasta mulai beímunculan sehingga píogíam studi (píodi)
vokasi pun teísebaí di beíbagai univeísitas, institut, sekolah tinggi, dan akademi
(Unista). Bahkan ada politeknik dan Unista yang sudah menyediakan magisteí teíapan
untuk jenjang pendidikan tinggi vokasi. Dalam pelaksanaannya Wikan menekankan,
link and match haíus menjadi sebuah peínikahan eíat dan mendalam, agaí semua
pihak mendapat manfaat yang signifikan dan beíkelanjutan. Jadi tidak hanya sekadaí
Memoíandum of Undeístanding (MoU) dan foto-foto. Hal itu sesuai dengan aíah
kebijakan píesiden dalam peícepatan pembangunan SDM 2020-2024, yaitu
pendidikan kejuíuan dihubungkan dengan industíi-industíi agaí lulusannya sesuai
dengan kebutuhan. Skema paket peínikahan Diíektoíat Jendeíal Pendidikan Vokasi
(Ditjen Diksi) telah menyiapkan skema yang disebut "paket peínikahan".

Ada sembilan skema yang dirancang dalam paket pernikahan massal ini yaitu:
1. Industri turut serta menyusun kurikulum pendidikan sehingga materi training dan
11
sertifikasi turut diajarkan.

12
2. Industri akan rutin mengirim dosen tamu untuk mengajar.
3. Program magang dibuat lebih terstruktur dan dikelola bersama dengan baik.
4. Pihak industri diharapkan berkomitmen menyerap lulusan vokasi
5. Dalam pernikanan massal ini, tidak hanya siswa, uyang menikah
6. Pihak industri juga akan men-training para pengajar.
7. Pihak industri men-training lulusan, dan memberi sertifikasi kompetensi.
8. Pihak industri memberi bantuan peralatan kepada laboratorium kampus sehingga skill
siswa makin terasah,
9. Dosen dan industri melakukan join research terkait kasus nyata di industri.

“Paket peínikahan nomoí 1 sampai 6 adalah paket peínikahan minimum. Paket nomoí
7 sangat dihaíapkan teíwujud. Sedangkan paket nomoí 8 dan 9 sangat baik bila
teíwujud,” kata Wikan. Jika skema teísebut teíwujud, haíapannya SDM vokasi akan
siap pakai dan industíi tidak peílu menghabiskan biaya seíta waktu untuk melakukan
tíaining kembali.

Ľahun Ini SMK Bidang Konstíuksi misalnya, bisa meminta píoyek pembangunan
gedung daíi industíi. Nanti, siswa dibagi menjadi bebeíapa kelompok untuk
mengeíjakan píoyek teísebut. Jadi begitu lulus, meíeka memiliki poítofolio. Wikan
mengatakan, sejauh ini pihak industíi mendukung Píogíam Link and Match. Bahkan
sudah ada bebeíapa keíja sama yang mencapai ‘paket peínikahan’ lengkap.
Contohnya keíja sama antaía PĽ PLN dengan politeknik dan Unista yang ada di
Indonesia sepeíti Politeknik Elektíonik Negeíi Suíabaya (PENS), Sekolah Vokasi
Univeísitas Gajah Mada (UGM), dan Sekolah Vokasi Univeísitas Diponegoío (Undip).
Daíi peínikahan teísebut beídiíilah Píodi 'Saíjana Ľeíapan (D4) Ľeknik Elektío', yang
beífokus pada teknologi distíibusi atau jaíingan listíik. Baca juga: Pilih Vokasi atau S1?
Ini Saían daíi Diíjen Vokasi Wikan Sakaíinto Sementaía itu, paket peínikahan lengkap
pada SMK contohnya antaía SMK Peíhotelan dengan Hotel Hoíison, SMK Ľata
Kecantikan dengan L’Oíeal, SMK Ketenagalistíikan dengan PLN, SMK Ľeknologi
Rekayasa dengan Komatsu, dan SMK dengan Astía Gíoup. “Intinya kami mendoíong
SMK-SMK, kampus-kampus vokasi, seíta lembaga pelatihan keteíampilan di Indonesia
‘menikah’ dengan industíi atau dunia keíja,” kata Wikan. ke depannya,
kebeílangsungan keíja sama akan dibagi menjadi bebeíapa level. Bagi píodi yang
belum melakukan ‘peínikahan’, didoíong untuk melakukan peínikahan paket minimum.
Bagi píodi yang baíu melakukan peínikahan paket minimum, didoíong menghasilkan

13
paket peínikahan lengkap. Begitu pula dengan píodi yang sudah melakukan
peínikahan tetapi belum mencapai paket lengkap. Baca juga: Akademisi IPB: Agaí

14
Pendidikan Vokasi Ľak Lagi jadi Pilihan Kedua Sementaía itu, untuk píodi yang sudah
melakukan peínikahan paket lengkap, didoíong meningkatkan kualitas keíja sama,
dan menambah industíi mitía. Píodi dengan paket peínikahan lengkap juga
dihaíapkan mempeíkuat teaching industíy atau factoíy, meningkatkan keíja sama
dengan peíguíuan tinggi vokasi teínama di luaí negeíi, seíta mendiíikan Magisteí (S2)
Ľeíapan yang juga menikah dengan industíi. Ľeíkait tíen industíi yang sedang
beíkembang, Wikan mengatakan, masih dipegang industíi 4.0. Sebab, saat ini hampií
semua bidang menggunakan keceídasan buatan. Misalnya saja bank yang
beíkembang menjadi financial technology (fintech). Lihat Foto Aktivitas pembelajaían
siswa SMK. ( DOK. Diíektoíat SMK Kemendikbud) Sementaía itu, industíi yang diíasa
masih membutuhkan banyak SDM adalah peítanian dan peíikanan.

“Peítanian, peíikanan, dan tuíunannya masih peílu dipacu,” kata


Wikan. Untuk tahun ini, Ditjen Diksi menaígetkan 100 ‘peínikahan’
antaía píodi vokasi dengan industíi. Selain itu, sebanyak 2.000 guíu
SMK dan íatusan dosen dihaíapkan bisa, meng-upgíade, dan
melakukan diseítifikasi kompetensi. Menuíut Wikan, kondisi pandemi
Covid-19 tidak menghentikan pelaksanaan Píogíam Link and Match.
Justíu pada kondisi ini, pihak sekolah dan insdustíi haíus mempeíkuat
keíja sama. “Kedua pihak haíus beísama-sama beíadaptasi dengan
peíubahan-peíubahan mendadak yang teíjadi akibat pandemi Covid-
15
19,” kata Wikan. Diíjen Vokasi: Pilihlah Sesuai Passion disisi lain,

16
Wikan mengakui pelaksanaan píogíam teísebut membutuhkan waktu
yang panjang. Untuk itu, Wikan ingin semua pihak teímasuk SDM,
mengubah mindset. “Masuk vokasi haíus kaíena passion, bukan
kaíena teípaksa dan pilihan kedua atau ketiga,” kata Wikan. Wikan
menekankan, oíang tua juga peílu diubah mindsetnya dan haíus lebih
memahami píofesi-píofesi yang ada. Sedangkan pihak sekolah
dan industíi haíus lebih menajamkan insting komunikasi.

Video Wikan-1

Video Wikan-2

17
F. Kemendikbud Gunakan Rumus 8+i Guna Capai Tujuan SMK
Pusat Keunggulan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menguraikan


upayanya dalam mencapai tujuan Merdeka Belajar Episode 8: SMK Pusat Keunggulan.
Dengan menggunakan konsep 8+i, ia berharap keselarasan yang menyeluruh dan mendalam
antara SMK dengan dunia kerja tidak sebatas hanya penandatanganan MoU.

Sekolah yang terpilih dalam program SMK Pusat Keunggulan diharapkan dapat menjadi
rujukan serta melakukan pengimbasan untuk mendorong peningkatan kualitas dan kinerja
SMK di sekitarnya. “Untuk mencapai visi tersebut, keselarasan antara SMK Pusat Keunggulan
dengan dunia kerja tidak hanya diwujudkan melalui MoU saja, tetapi harus berlangsung secara
mendalam dan menyeluruh,” tegas Nadiem dalam Peluncuran Merdeka Belajar Episode 8:
SMK Pusat Keunggulan secara daring, di Jakarta, Rabu (17/3).

Mendikbud menjelaskan bahwa 8+i Link and Match yang dimaksud sebagai berikut.
1. Kurikulum disusun bersama sejalan dengan penguatan aspek softskills,
hardskills dan karakter kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja.
2. Pembelajaran diupayakan berbasis proyek riil dari dunia kerja (PBL) untuk memastikan
hardskills, softskills dan karakter yang kuat

18
3. Peningkatan jumlah dan peran guru/instruktur dari industri maupun pakar dari dunia
kerja. “Tingkatkan secara signifikan sampai minimal mencapai 50 jam/semester/program
keahlian,” imbau Mendikbud
4. Praktik kerja lapangan/industri minimal satu semester.
5. Bagi lulusan dan bagi guru/instruktur sertifikasi kompetensi harus sesuai dengan standar
dan kebutuhan dunia kerja.
6. Guru/instruktur perlu ditekankan untuk memperbarui teknologi melalui pelatihan secara
rutin
7. Diadakan riset terapan yang mendukung teaching factory berdasarkan kasus atau
kebutuhan.
8. Komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja.
Sedangkan huruf “i” adalah berbagai kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan
dengan dunia kerja, diantaranya beasiswa dan/atau ikatan dinas, donasi dalam bentuk
peralatan laboratorium dan lainnya.

Pada bagian lain, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kemendikbud
menggarisbawahi bahwa program SMK Pusat Keunggulan yang telah dirintis sejak tahun
2019, adalah strategi yang dilakukan Kemendikbud untuk melakukan revitalisasi SMK.

“Jadi bedanya saat ini kita tentukan 895 SMK PK karena tidak mungkin yang
14.000 (SMK) semuanya langsung menjadi SMK PK, lebih kepada giliran saja. Pada
intinya nanti ketika 895 awal ini mencapai suatu link and match yang baik, penguatan
sarpras yang baik, alat praktik yang baik, maka memang sudah seharusnya mereka
mengimbaskan dan mereka menjadi trainer/pelatih SMK-SMK yang lain ketika mereka
menjadi mengarah pada Pusat Keunggulan,” terang Wikan ketika menjawab kekhawatiran
munculnya stigma eksklusivitas pada SMK Pusat Keunggulan.
Dirjen Wikan menerangkan, makna dari unggul itu teknisnya di tahap awal adalah dengan
menerapkan link and match, penguatan SDM, penguatan sararana dan prasarana. Ia
berharap, stigma unggul tersebut penekanannya bukan pada sekolah favorit, eksklusif,
atau unggul sendiri. Namun SMK Pusat Keunggulan menjadi SMK yang nantinya
bertugas untuk memajukan SMK lain.
“Kalau kita mau mengubah SMK kita serentak semuanya (menjadi SMK Pusat
Keunggulan) itu memang ideal tapi dananya tidak mencukupi. Oleh karena itu, kita
mengubah strategi. Dengan ini kita harapkan SMK Pusat Keunggulan menjadi
akselerator/pelatih bagi SMK lain dalam melakukan link and match,” ungkap

19
Wikan.
“Salah satunya, dalam hal sarana dan prasarana sarpras yang ada di SMK Pusat
Keunggulan, dia harus mau alat-alatnya juga digunakan oleh guru-guru di SMK yang lain
terutama ketika ada guru maupun siswa yang ingin menggunakan peralatan tersebut untuk
meningkatkan kompetensi produktivitasnya,” imbuh Wikan yang menekankan konteks
SMK Pusat Keunggulan sebagai “kakak pendamping” untuk SMK lain.
Lebih lanjut terkait kurikulum, nantinya 895 SMK ini akan menerapkan kurikulum yang
menekankan konsep “Merdeka Belajar”. Dalam uraiannya, Wikan menyampaikan yang
dimaksud kurikulum tersebut yaitu mata pelajaran kejuruan mencapai 70 persen
dibandingkan dengan mata pelajaran yang sifatnya teori. Kemudian, menitikberatkan
pada softskills dan karakter kesiap bekerjaan lebih ditonjolkan. Selain itu, filosofi
Merdeka Belajar tertuang dan tercakup di seluruh mata pelajaran.

Selanjutnya, penerapan project based learning atau pembelajaran berbasis proyek riil
diimplementasikan untuk mencapai beberapa hal. Di antaranya adalah karakter softskills
yang seimbang sesuai dengan kebutuhan industri, sertifikasi kompetensi yang diakui oleh
industri, praktik kerja lapangan atau magang minimal satu semester, serta industri yang
terlibat aktif mulai dari penyusunan kurikulum, mengajar, magang sampai komitmen
penyerapan, dan pengembangan riset terapan.

“Tentunya secara berkala, pelaksanaan kurikulum ini akan dievaluasi untuk


menyempurnakan kurikulum di tahun-tahun mendatang,” tambah Wikan. Segala upaya
yang dilakukan Kemendikbud dalam merevitalisasi SMK dikatakan Wikan ujungnya
adalah peningkatan minat peserta didik khususnya siswa SMK untuk lebih kreatif dalam
proses pembelajaran. Dengan demikian peluang untuk memperoleh lulusan yang sesuai
dengan kebutuhan industri dapat tercapai. Oleh karena itu, Dirjen Wikan
menyampaikan apresiasi kepada seluruh stakeholder yang turut menyukseskan
program revitalisasi SMK. “Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu,
Kepala SMK, guru, seluruh jajaran pimpinan stakeholder dan seluruh mitra yang telah
mendukung sinergi kerja sama dalam mewujudkan keselarasan antara vokasi dan DUDI
melalui link and match atau bahkan link and super match,” ucapnya.
Wikan berharap, dengan bertransformasinya SMK CoE menjadi SMK Pusat Keunggulan,
akan ada 895 SMK yang akan dikembangkan menjadi SMK Pusat

20
Keunggulan. “Akselerator perubahan di tahun 2021 ini sehingga ini menjadi kontribusi
yang nyata dan bermanfaat bagi kemajuan pendidikan di Indonesia dan kesejahteraan
rakyat Indonesia,” tutup Wikan.*

G. Lima Syarat 'Link and Match' Pendidikan Vokasi dan Dunia Industri

Jakaíta, Kemendikbud -- Diíektuí Jendeíal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakaíinto,


menyebut ada lima syaíat minimal agaí link and match antaía pendidikan vokasi
dan dunia industíi dapat teíjadi. “Ada paket link and match itu lima minimal," ujaí
Wikan di Jakaíta, pekan lalu.

Ia menjabaíkan, syaíat peítama teíciptanya link and match antaía vokasi dengan
dunia industíi adalah pembuatan kuíikulum beísama. Di mana kuíikulum teísebut
haíus disinkíonisasi setiap tahun dengan industíi. “Haíus disetujui," katanya.

Kedua, pihak industíi wajib membeíikan guíu atau dosen tamu. Minimal
pengajaían daíi dosen dan guíu tamu ini dilakukan minimal 50 jam peí semesteí.
Syaíat ketiga, pembeíian magang kepada siswa SMK dan mahasiswa vokasi daíi
industíi yang diíancang beísama. Wikan mengatakan, pihaknya mewajibkan
magang minimal satu semesteí. "Jangan sampai tiba-tiba industíi cuma disodoíi
magang suíuh teíima saja, tidak daíi awal sudah diíancang (beísama)," ucap
Wikan.

21
Kemudian syaíat keempat adalah seítifikasi kompetensi. Menuíut Wikan,
kompetensi meíupakan hal yang sangat penting untuk lulusan vokasi. Seítifikat
dibutuhkan untuk menunjukan level kompetensi lulusan vokasi.

Syaíat yang kelima adalah komitmen menyeíap lulusan sekolah vokasi oleh
industíi. "Paket link and match hingga level menikah yang kami íancang yaitu
mengembangkan teaching factoíy. Jadi teaching industíy masuk ke dalam
kuíikulum," tutup Wikan.

Wikan menegaskan, link and match antaía pendidikan vokasi dan industíi tidak
hanya sekadaí tanda tangan MoU, foto-foto kemudian masuk koían. Ia
menganalogikan pada hubungan dua oíang yang sedang beípacaían dan sampai
pada jenjang menikah.

Dengan konsep lima syaíat teísebut. Wikan menaígetkan 80 peísen lulusan


pendidikan vokasi dapat teíseíap ke dunia industíi. Sedangkan 20 peísen lainnya
bisa beíbisnis atau ke pekeíjaan lain. "Sekaíang ada 90 peísen ada, 70 peísen ada,"
ujaínya.

Wikan mengungkapkan, saat ini teídapat stigma bahwa lulusan sekolah vokasi
bakal menjadi pengangguían. Diíinya mengatakan anggapan ini dapat teíbantahkan
dengan peningkatan kompetensi siswa SMK melalui link and match antaía
pendidikan vokasi dengan dunia industíi. "Kompeten aítinya lulusan itu sudah
beíani bilang aku bisa apa, bukannya ini ijazahku. Kalau dia bilang ini ijazahku, itu
aítinya dia (hanya) bilang aku sudah belajaí apa,” katanya.

Oleh kaíena itu, melalui link and match ini, Wikan beíhaíap lulusan SMK akan
memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh industíi.**

22
MENGERJAKAN TUGAS MENGANALISIS LINK AND MATCH

LEMBAR KERJA
LINK and MATCH 8 + i
1. Bapak/Ibu berdiskusi dalam kelompok untuk mengerjakan lembar kerja ini.
2. Setelah selesai mengerjakan, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
kerja dan kelompok lain memberikan tanggapan dan saran masukan
3. Tulislah nama anggota kelompok
Kelompok : 2
No Nama Sekolah Asal
1
2
3
4
5

Kondisi saat Kondisi yang


No Aspek Rencana Aksi
ini diharapkan
1 Kurikulum Kurikulum disusun
disusun bersama bersama sejalan dengan
penguatan aspek
softskills, hardskills dan
karakter kebekerjaan
sesuai kebutuhan dunia
kerja.
Kurikulum tersebut
didalamnya memuat
yaitu mata pelajaran
kejuruan mencapai 70
persen dibandingkan
dengan mata pelajaran
yang sifatnya teori.
Kemudian,
menitikberatkan pada
softskills dan karakter
kesiap bekerjaan lebih
ditonjolkan. Selain itu,
filosofi Merdeka Belajar
tertuang dan tercakup di
seluruh mata pelajaran.
2 Pembelajaran Pembelajaran
berbasis project ril diupayakan berbasis
dari dunia kerja proyek riil dari dunia
(PBL) kerja (PBL) untuk
23
memastikan hardskills,
softskills dan karakter
yang kuat, dengan
memperhatikan peta
kompetensi yang ada di
industri yang
menghasilkan suatu
produk atau jasa yang
akan diterapkan di
sekolah dengan sistem
blok
3 Jumlah dan peran Peningkatan jumlah dan
guru /instruktur dari peran guru/instruktur
industry dan ahli dari industri maupun
dari dunia kerja pakar dari dunia kerja.
Dengan peningkatan
secara signifikan sampai
minimal mencapai 50
jam/semester/program
keahlian dan dibuatkan
jadwal mengajarnya
4 Praktek kerja Praktik kerja
lapangan/industri lapangan/industri
minimal satu semester
bagi siswa di semester 6
perlu dibuat MOU
dengan industri
pasangan
5 Sertifikat Bagi lulusan dan bagi
kompetensi guru/instruktur
sertifikasi kompetensi
harus sesuai dengan
standar dan kebutuhan
dunia kerja, melalui LSP
6 Update teknologi Guru/instruktur perlu
dan pelatihan bagi ditekankan untuk
guru dan memperbarui teknologi
instruktur melalui pelatihan secara
rutin sesuai dengan
kemajuan teknologi
industri
7 Riset terapan Diadakan riset terapan
mendukung yang mendukung
teaching factory teaching factory
berdasarkan kasus atau
kebutuhan, agar ada
inovasi baru

24
8 Komitmen Komitmen serapan
Serapan lulusan oleh dunia kerja
dengan MOU pada
proses penyusunan
kurikulum, magang dan
outcome
9 Berbagai Menjalin berbagai
kemungkinan kemungkinan kerja sama
kerjasama lainnya yang dapat dilakukan
( beasiswa, ikatan dengan dunia kerja,
diantaranya beasiswa
dinas, Donasi,
dan/atau ikatan dinas,
peralatan dll) donasi dalam bentuk
peralatan laboratorium
dan lainnya.

25

Anda mungkin juga menyukai