Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK SISTEM INFORMASI KEPERILAKUAN (SIK)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI MAHASISWA BERDASARKAN


PENGARUH LINGKUNGAN KAMPUS

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5

2018210067 MOHAMAD FIRMAN MAULANA


2018210069 KHAERA TUNNISA
2018210070 BAYU RIZKI
2018210083 RIESKA RAHAYU AYUNINGSIH
2018210087 IIS ISMAYANTI

PROGRAM STUDI PASCASARJANA


MAGISTER SISTEM INFORMASI
STMIK LIKMI
BANDUNG
2019
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI MAHASISWA BERDASARKAN
PENGARUH LINGKUNGAN KAMPUS

1. TEORI
1.1 Faktor-Faktor Kualitas dan Keberhasilan Studi Mahasiswa
Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mempersiapkan generasi baru agar
dapat menjalani kehidupan dan dapat memecahkan masalah-masalah yang akan
dihadapi pada zamanya. Perguruan Tinggi merupakan salah tempat yang
berperan untuk menjadikan generasi baru yang berkualitas tinggi agar mampu
mengejar dan mengembangkan iptek yang dianggap sebagai katalisator dari
kemajuan ekonomi yang akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan
demikian, perguruan tinggi memiliki tanggungjawab etis terhadap lulusanya,
yaitu mahasiswa yang telah selesai belajar di Perguruan Tinggi, dalam hal
kualitas mahasiswa baik secara intrnal seperti kemampuan bekerja, kreativitas,
dan sikap maupun eksternal yaitu pengakuan masyarakat sebagai penyerap
sumber daya manusia terhadap kredibilitas Perguruan Tinggi tersebut.
Kualitas mahasiswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain
(Menurut Munandar, 1987):
a. Latar belakang keluarga, sejauh mana dukungan dan dorongan orang tua,
taraf sosial ekonomi orang tua
b. Lingkungan belajar di rumah, sarana dan prasarana tersedia
c. Lingkungan kampus beserta dosenya; mampu bersosialisai
d. Serta motivasi; minat untuk berprestasi, keuletan untuk mengatasi kesulitan.

1.2 Motivasi
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan terdapat dua elemen penting yaitu:
1. Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia. Perkembangan motivasi membawa beberapa perubahan energi di
dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena
menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi muncul dari
dalam diri manusia), nampaknya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi dirangsang karena adanya tujuan, jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan. Motivasi muncul
dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong
oleh adanya unsur lain yakni tujuan. Motivasi dapat juga dikatakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisikondisi tertentu, sehingga mau
dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu (Sardiman, 2003).

1.3 Lingkungan Belajar


Lingkungan belajar baik di dalam maupun di luar kampus, sangat dipengaruhi
oleh sarana dan prasarana yang ada. Sarana dan prasarana yang lengkap
membantu mahasiswa dalam proses belajar sehingga memberikan pengaruh
positif terhadap motivasinya.
Lingkungan kampus atau perguruan tinggi merupakan tempat terjadinya
pendidikan dan latihan akademis yang berkaitan dengan profesi tertentu.
Pendidikan tersebut dapat terjadi jika adanya interaksi antara mahasiswa dengan
dosen dan lingkungan almamaternya sangat mempengaruhi motivasinya dalam
belajar (Serniawan, 1999). Seperti yang dikatakan oleh Skinner dan Watson
dalam teori behavioristik, bahwa tingkah laku manusia sangat dipengaruhi oleh
lingkungan eksternal. Prestasi mahasiswa akan meningkat jika mahasiswa
memiliki sikap yang positif terhadap dosen dan lingkungan alamamaternya.
Sikap positif terjadi bila dosen tidak semena-mena nenilai mahasiswa, selalu
bersedia dengan adil dan terbuka dalam memberikan penjelasan tentang
kekurangan- kekurangan mahasiswa. Sedangkan sikap positif terhadap
almamater terjadi bila adanya pelayanan yang disediakan untuk mahasiswa,
antara lain adanya
perpustakaan, pusat kesehatan, beasiswa, organisasi kemahasiswaan dan
bimbingan konseling (dalam Hilgard, 1971 dalam Bakti 1988).

1.4 Prestasi
Prestasi adalah uji standart test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan
seseorang di dalam satu atau lebih garis-garis pekerjaan atau belajar. Prestasi
merupakan pencapaian seorang individu yang berinteraksi antara berbagai faktor
yang mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar diri sendiri.

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam individu itu
sendiri meliputi:
1. Faktor jasmani (fisiologi) termasuk dalam faktor jasmani antara lain adalah
penglihatan, pendengaran, kesehatan pisik dan olahraga teratur.
2. Faktor psikologis yang termasuk faktor psikologis antara lain:
a. Intelektul: taraf intelegensi, kemampuan belajar dan cara memanfaatkan
waktu belajar.
b. Non intelektual: motivasi belajar, sikap, perasaan, minat, kondisi psikis
dan kondisi akibat keadaan sosiokultur.

Faktor eksternal termasuk faktor eksternal antara lain:


1. Faktor pengaturan belajar melibatkan kurikulum, disiplin, dosen, fasilitas
belajar dan kerja kelompok siswa.
2. Faktor sosial di sekolah meliputi sistem sosial, status sosial dan interaksi
dosen dengan mahasiswa.
3. Faktor situasional yaitu keadaan politik ekonomi, keadaan waktu tempuh ke
kampus, keadaan tempat tinggal, dan iklim.

Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar


penting sekali artinya dalam rangka membantu mahasiswa dalam mencapai
prestasi belajar yang sebaik-baiknya (Belajar psikologi.com). Prestasi menjadi
alat ukur dalam kesuksesan mahasiswa dalam menempuh pendidikan dalam
jenjang
universitas, bukan hanya menentukan kesuksesan prestasi juga dapat
mempermudah dalam melanjutkan pendidikan lebih tinggi dan dalam pencarian
pekerjaan. Prestasi mahasiswa dapat dilihat dari indek prestasi kumulatif dalam
perkuliahan setiap tahun, dan indeks prestasi dilihat dari perkulihan tiap semester.

2. VARIABEL PENELITIAN
2.1 Variabel bebas (Independent)
Variabel bebas dalam penelitian ini ada dua yaitu:
a. Sikap mahasiswa terhadap almamater, yang terdiri dari 5 indikator yaitu:
1.Keputusan mahasiswa memilih kampus ( x1).
2.Keaktifan berorganisasi ( x 2 ).
3.Kelengkapan fasilitas ruang belajar ( x3 ).

4.Kelengkapan fasilitas perpustakaan ( x 4 ).


5.Kelengkapan fasilitas laboraturium komputer ( x 5 ).
b. Sikap terhadap dosen, yang terdiri dari lima indikator yaitu:
1.Tingkat kesukaan mahasiswa terhadap dosen ( x 6 ).

2.Sistem penilaian dosen ( x 7 ).

3.Sistem pembelajaran dosen ( x 8 ).

4.Sistem penugasan dosen ( x 9 ).

5.Hubungan mahasiswa dengan dosen pembimbing akademik ( x10 ).

2.2 Variabel terikat (Dependent)


Variabel tak bebas dalam penelitian ini ada 2 yaitu:
c. Motivasi, yang terdiri dari tiga indikator yaitu:
1.Keinginan mendapat IP tinggi ( y1 ).
2.Kinginan menyelesaikan kuliah tepat waktu ( y2 ).
3.Keinginan melanjutkan S2 ( y3 ).
d. Prestasi, yang terdiri dari dua indikator, yaitu:
1.IPK (y 4 ).
2.Prestasi dibidang lain (y 5 ).
3. PENGOLAHAN DATA
3.1 Pengembangan Model Kerangka
Berdasarkan pada kajian teori yang ada diajukan model hubungan antar
variabel seperti di bawah ini:

Gambar 3.1 Model Kerangka


Adapun variabel - variabel beserta indikator-indikator yang dapat dilihat pada
tabel berikut ini.

Variabel Indikator Kode


1. Keputusan memilih kampus X1
2. Keaktifan berorganisasi X2
1. Kelengkapan fasilitas ruang
Sikap Terhadap X3
belajar
Alamater
2. Kelengkapan fasilitas
X4
perpusttakaan
3. Kelengkapan fasilitas
X5
laboraturium komputer
1. Tingakat kesukaan mahasiswa
X6
terhadap dosen
2. Sistem pembelajaran dosen X7
Sikap Terhadap Dosen
3. Sistem pemberian nilai X8
4. Sistem penugasan X9
5. Kedekatan terhadan dosen
X10
pembimbing (PA)
1. Mendapatkan nilai yang baik Y1
2. Menyelesaikan studi tepat
Motivasi Y2
Waktu
3. Keinginan melanjutkan S2 Y3
Prestasi 1. IPK Y4
2. Prestasi Lainya Y5

3.2 Penyusunan Diagram SEM


Menyusun kausalitas dari kajian teori yang ada dibuat gambar diagram jalur
hubungan kausalitas antar variabel beserta indikatornya. Gambar hubungan
antar variabel sebelum diuji dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.2 Model Diagram Jalur Hubungan Kausalitas

3.3 Menguji Unidimensionalitas Masing-masing Variabel


Analisis Konfirmatori dilakukan antar variabel eksogen dan antar variabel
endogen. Pada model ini terdapat tiga variabel eksogen yaitu Sikap Terhadap
Almamater (STA), Sikap Terhadap Dosen (STD) dan motivasi. Kemudian ada
satu variabel endogen yaitu prestasi. Adapun uji konfirmatori merujuk pada
criteria model fit yang terdapat pada tabel Goodness of fit berikut:

Tabel 3.3 Goodness of Fit


Cut of Value
No Goodness OF Fit Indeks Kriteria
(Nilai Batas)
Chi-Square < a.df
1 Good Fit
Probability >0,05
2 CMIN/DF <2 Good Fit
3 GFI  0,90 Good Fit
4 AGFI  0,90 Good Fit
5 CFI  0,90 Good Fit
6 TLI  0,90 Good Fit
10 RMSEA ≤ 0,08 Good Fit
Sumber: (Minto, 2011)

3.3.1 Uji Estimasi Persamaan Full Model


Melakukan estimasi model full struktural yang hanya memasukkan indikator
yang telah diuji dengan konfirmatori. Hasil uji Chi-squares menunjukkan nilai
125.750 dengan probabilitas p = 0,002, df= 84, gfi =0,861, cfi= 0,886 hal ini dapat
diartikan bahwa model fit. Berikut ini tampilannya:
Gambar 3.3 Uji Estimasi Persamaan Full Model
Tabel 3.1 Squared Multiple Correlations Full Model
Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate
Motivasi .415
Prestasi .140
Y5 .502
Y4 .461
Y3 .497
Y2 .119
Y1 .362
X10 .251
X9 .407
X8 .503
X7 .576
X6 .340
X5 .603
X4 .371
X3 .513
X2 .112
X1 .172

3.4 Evaluasi Model Struktural


Melakukan evaluasi terhadap model struktural yang dihasilkan oleh fit model.
3.4.1 Estimasi Nilai Parameter
Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dapat dilihat dari hasil koefisien
standardized regression. Hasil output estimasi dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 3.2 Regression Weights
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimat
S.E. C.R. P Label
e
Motivas <-- Sikap_Terhadap_Almamate .51 .96 par_1
.021 .041
i - r 6 7 2
Motivas <-- .60 1.29 .19 par_1
Sikap_Terhadap_Dosen .782
i - 4 5 5 3
<-- Sikap_Terhadap_Almamate .71 .75 par_1
Prestasi .226 .315
- r 7 3 4
<-- .31 .90 par_1
Prestasi Motivasi .040 .126
- 5 0 5
Estimat
S.E. C.R. P Label
e
<-- .82 .69 par_1
Prestasi Sikap_Terhadap_Dosen .328 .397
- 5 1 6
<-- Sikap_Terhadap_Almamate
X1 1.000
- r
<-- Sikap_Terhadap_Almamate .27 2.53 .01
X2 .697 par_1
- r 5 5 1
<-- Sikap_Terhadap_Almamate .43 3.65
X3 1.597 *** par_2
- r 8 0
<-- Sikap_Terhadap_Almamate .41 3.48
X4 1.455 *** par_3
- r 8 1
<-- Sikap_Terhadap_Almamate .48 3.77
X5 1.830 *** par_4
- r 4 8
<--
X6 Sikap_Terhadap_Dosen 1.000
-
<-- .34 5.24
X7 Sikap_Terhadap_Dosen 1.805 *** par_5
- 4 8
<-- .33 5.00
X8 Sikap_Terhadap_Dosen 1.675 *** par_6
- 5 8
<-- .24 4.70
X9 Sikap_Terhadap_Dosen 1.148 *** par_7
- 4 0
<-- .28 4.08
X10 Sikap_Terhadap_Dosen 1.169 *** par_8
- 6 3
<--
Y1 Motivasi 1.000
-
<-- .23 2.46 .01
Y2 Motivasi .568 par_9
- 0 4 4
<-- .37 3.78 par_1
Y3 Motivasi 1.420 ***
- 5 8 0
<--
Y4 Prestasi 1.000
-
<-- .52 2.11 .03 par_1
Y5 Prestasi 1.103
- 2 3 5 1

Tabel 3.3 Standardized Regression Weights

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)


Estimate
Motivasi <--- Sikap_Terhadap_Almamater .018
Estimate
Motivasi <--- Sikap_Terhadap_Dosen .628
Prestasi <--- Sikap_Terhadap_Almamater .156
Prestasi <--- Motivasi .031
Prestasi <--- Sikap_Terhadap_Dosen .209
X1 <--- Sikap_Terhadap_Almamater .414
X2 <--- Sikap_Terhadap_Almamater .335
X3 <--- Sikap_Terhadap_Almamater .716
X4 <--- Sikap_Terhadap_Almamater .610
X5 <--- Sikap_Terhadap_Almamater .777
X6 <--- Sikap_Terhadap_Dosen .583
X7 <--- Sikap_Terhadap_Dosen .759
X8 <--- Sikap_Terhadap_Dosen .709
X9 <--- Sikap_Terhadap_Dosen .638
X10 <--- Sikap_Terhadap_Dosen .501
Y1 <--- Motivasi .602
Y2 <--- Motivasi .345
Y3 <--- Motivasi .705
Y4 <--- Prestasi .679
Y5 <--- Prestasi .709

Tabel 3.4 Variances

Variances: (Group number 1 - Default model)


Estimate S.E. C.R. P Label
Sikap_Terhadap_Almamater .120 .061 1.964 .050 par_33
Sikap_Terhadap_Dosen .102 .035 2.907 .004 par_34
e16 .093 .041 2.258 .024 par_35
e17 .217 .116 1.869 .062 par_36
e1 .580 .086 6.726 *** par_37
e2 .462 .068 6.835 *** par_38
e3 .291 .055 5.274 *** par_39
e4 .431 .072 6.019 *** par_40
e5 .265 .057 4.663 *** par_41
e6 .198 .032 6.276 *** par_42
e7 .245 .048 5.123 *** par_43
e8 .282 .050 5.637 *** par_44
e9 .196 .032 6.059 *** par_45
e10 .414 .063 6.562 *** par_46
e11 .279 .055 5.044 *** par_47
e12 .378 .058 6.566 *** par_48
e13 .322 .093 3.458 *** par_49
e14 .294 .124 2.377 .017 par_50
Estimate S.E. C.R. P Label
e15 .303 .148 2.051 .040 par_51

3.4.2 Interpretasi Model


Hubungan antar variabel model dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5 Hubungan Antar Variabel

Hubungan Antar Angka Keterangan Besar


Variabel Korelasi Angka
Korelasi
Sikap Terhadap 0,414 Sikap Terhadap Almamater
Almamater dengan x1 dengan x1 cukup
Sikap Terhadap 0,335 Sikap Terhadap Almamater
Almamater dengan x2 dengan x2 rendah
Sikap Terhadap 0,716 Sikap Terhadap Almamater
Almamater dengan x3 dengan x3 tinggi
Sikap Terhadap 0,610 Sikap Terhadap Almamater
Almamater dengan x4 dengan x4 tinggi
Sikap Terhadap 0,777 Sikap Terhadap Almamater
Almamater dengan x5 dengan x5 tinggi
Sikap Terhadap Dosen 0,583 Sikap Terhadap Dosen
dengan x6 dengan x6 cukup
Sikap Terhadap Dosen 0,759 Sikap Terhadap Dosen
dengan x7 dengan x7 tinggi
Sikap Terhadap Dosen 0,709 Sikap Terhadap Dosen
dengan x8 dengan x8 tinggi
Sikap Terhadap Dosen 0,638 Sikap Terhadap Dosen
dengan x9 dengan x9 tinggi
Sikap Terhadap Dosen 0,501 Sikap Terhadap Dosen
dengan x10 dengan x10 cukup
Motivasi dengan y1 0,602 Motivasi dengan y1 tinggi
Motivasi dengan y2 0,345 Motivasi dengan y2 rendah
Motivasi dengan y3 0,705 Motivasi dengan y3 tinggi
Prestasi dengan y4 0,679 Prestasi dengan y4 sangat
tinggi
Prestasi dengan y5 0,709 Prestasi dengan y5 tinggi
Prestasi dengan Sikap 0,156 Prestasi dengan Sikap
Terhadap Almamater Terhadap Almamater rendah
Prestasi dengan Sikap 0.209 Prestasi dengan Sikap
Terhadap Dosen Terhadap Dosen rendah
Prestasi dengan 0.031 Prestasi dengan motivsai
Motivasi sangat
Rendah
Motivasi dengan Sikap 0.018 Motivasi dengan Sikap
Terhadap Almamater Terhadap Almamater sangat
Rendah
Motivasi dengan Sikap 0,628 Motivasi dengan Sikap
Terhadap Dosen Terhadap Dosen tinggi
3.5 Kesimpulan Hasil Pengujian

Dari hasil pengolahan data dapat dilihat seberapa jauh masing-masing


independen variabel menjelaskan dependen variabelnya. Berikut penjelasan
masing-masing konstruk.
1. Hubungan antar variabel dapat dilihat bahwa indikator keputusan memilih
kampus mempengaruhi cukup dan searah terhadap variabel sikap terhadap
alamamater dengan nilai korelasi sebesar 0,414. Artinya jika terjadi kenaikan
pada indikator keputusan memilih kampus, maka akan diikuti variabel sikap
terhadap almamater.

2. Hubungan antar variabel dapat dilihat bahwa indikator keaktifan


berorganisasi mempengaruhi cukup dan searah terhadap variabel sikap
terhadap alamamater dengan nilai korelasi sebesar 0,335. Artinya jika terjadi
kenaikan pada indikator keaktifan berorganisasi, maka akan diikuti kenaikan
variabel sikap terhadap almamater.

3. Hubungan antar variabel dapat dilihat bahwa indikator kelengkapan ruang


belajar mempengaruhi kuat dan searah terhadap variabel sikap terhadap
alamamater dengan nilai korelasi sebesar 0,716. Artinya jika terjadi kenaikan
pada indikator kelengkapan ruang belajar, maka akan diikuti kenaikan
variabel sikap terhadap alamamater.
4. Hubungan antar variabel dapat dilihat bahwa indikator kelengkapan fasilitas
perpustakaan mempengaruhi kuat dan searah terhadap variabel sikap
terhadap alamamater dengan nilai korelasi sebesar 0,610. Artinya jika terjadi
kenaikan pada indikator kelengkapan fasilitas perpustakaan, maka akan
diikuti kenaikan variabel sikap terhadap almamater.
5. Hubungan antar variabel dapat dilihat bahwa indikator kelengkapan fasilitas
laboratorium komputer cukup dan searah terhadap variabel sikap terhadap
alamamater dengan nilai korelasi sebesar 0,777. Artinya jika terjadi kenaikan
pada indikator kelengkapan fasilitas laboraturium komputer, maka akan
diikuti kenaikan variabel sikap terhadap alamamater.
6. Hubungan antar variabel dapat dilihat bahwa indikator tingkat kesukaan
mahasiswa terhadap dosen mempengaruhi cukup dan searah terhadap
variabel sikap terhadap dosen dengan nilai korelasi sebesar 0,583. Artinya
jika terjadi kenaikan pada indikator tingkat kesukaan mahasiswa terhadap
dosen, maka akan diikuti kenaikan variabel sikap terhadap dosen.
7. Hubungan antar variabel dapat dilihat bahwa indikator sistem pembelajaran
dosen mempengaruhi kuat dan searah terhadap variabel sikap terhadap dosen
dengan nilai korelasi sebesar 0,759. Artinya jika terjadi kenaikan pada
indikator sistem pembelajaran dosen maka akan diikuti kenaikan variabel
sikap terhadap dosen.
8. Hubungan antar variabel dapat dilihat bahwa indikator sistem penilaian
dosen kuat dan searah terhadap variabel sikap terhadap dosen dengan nilai
korelasi sebesar 0,709. Artinya jika terjadi kenaikan pada indikator sistem
penilaian dosen maka akan diikuti kenaikan variabel sikap terhadap dosen.
9. Hubungan antar variabel dapat dilihat bahwa indikator sistem penugasan
cukup dan searah terhadap variabel sikap terhadap dosen dengan nilai
korelasi sebesar 0,638. Artinya jika terjadi kenaikan pada indikator sistem
penugasan maka akan diikuti kenaikan variabel sikap terhadap dosen.
10. Hubungan antar variabel dapat dilihat bahwa indikator kedekatan terhadap
dosen pembimbing terhadap variabel sikap terhadap dosen cukup dan searah
dengan nilai korelasi sebesar 0,501. Artinya jika terjadi kenaikan pada
indikator kedekatan terhadap dosen pembimbing, maka akan diikuti
kenaikan variabel sikap terhadap dosen.
11. Hubungan antar variabel dapat dilihat bahwa indikator keinginan
mendapatkan nilai yang baik cukup dan searah terhadap variabel motivasi
dengan nilai korelasi sebesar 0,602. Artinya jika terjadi kenaikan pada
indikator keinginan mendapatkan nilai yang baik, maka akan diikuti
kenaikan variabel motivasi.
12. Hubungan antar variabel dapat dilihat bahwa indikator keinginan
menyelesaikan studi tepat waktu cukup dan searah dengan nilai korelasi
sebesar 0,345. Artinya jika terjadi kenaikan pada indikator keinginan
menyelesaikan studi tepat waktu, maka akan diikuti kenaikan variabel
motivasi.
13. Hubungan antar variabel dapat dilihat bahwa indikator keinginan
melanjutkan S2 kuat dan searah dengan nilai korelasi sebesar 0,705. Artinya
jika terjadi kenaikan pada indikator keinginan melanjutkan S2, maka akan
diikuti kenaikan variabel motivasi.
14. Dari hasil pengolahan data dan perhitungan-perhitungan pada bab sebelumnya
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Hasil dari model persamaan struktural diperoleh full model untuk
membentuk prestasi sebagai berikut:

Prestasi  0,156 Sikap Terhadap Almamater  0.209 Sikap


Terhadap Dosen  0,018 Motivasi
Model pengukuran yang diperoleh Prestasi diperlihatkan bahwa faktor yang
sangat mempengaruhi adalah Sikap Terhadap Dosen yaitu sebesar 0.209. Faktor
Sikap Terhadap Almamater mempengaruhi sebesar 0,156 dan Motivasi sebesar
0,018.

3.6 Saran
Dari hasil penelitian dan pengolahan data menggunakan SEM, variabel Sikap
Terhadap Dosen yang paling mempengaruhi prestasi. Oleh sebab itu diharapkan
kepada Dosen untuk meningkatkan sistem pembelajaran, sistem pemberian nilai,
dan sistem penugasan terhadap mahasiswa, dan diharapkan juga kepada
mahasiswa untuk membangun kedekatan terhadap dosen agar mampu
meningkatkan presetasi mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai