BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan beberapa hal tentang: (1) rancangan penelitian dan
data.
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku Siswa, dan Buku
Pegangan Guru, serta tes keterampilan berpikir kreatif siswa. Menurut Sudjana
perangkat, yaitu: model Dick-Carey, model 4-D dan model Kemp. Secara umum
setiap model terdiri dari 4 (empat) tahap: Pertama, tahap pendefinisian (define),
104
105
penelitian ini posttest only non-equivalent control group design, ditunjukkan pada
Eksperimen X1 O1
Kontrol X2 O2
Gambar 3.1. Posttest only non-equivalent control group design
Keterangan:
penelitian sebagai subjek uji coba perangkat pembelajaran yaitu seluruh siswa
106
Denpasar semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 278 orang siswa,
Tabel 3.1.
homogen secara akademik. Hal ini berdasarkan keterangan yang diperoleh peneliti
Sampel diambil dengan cara teknik group random sampling. Teknik ini
digunakan karena anggota populasi relatif homogen. Teknik ini digunakan sebagai
ada diundi, kemudian kelas yang muncul dalam undian langsung dijadikan kelas
sampel (Sugiyono, 2011). Dari sembilan kelas yang menjadi populasi penelitian,
dipilih dua kelas secara random sebagai sampel uji coba lapangan terbatas. Kelas
STML. Kelas yang ada diundi, kemudian kelas yang muncul dalam undian
langsung dijadikan kelas sampel (Sugiyono, 2011). Setelah diundi, diperoleh dua
kelas sebagai sampel, yaitu X MIA2, dan X MIA3 . Setelah diambil dua kelas dari
jumlah kelas yang ada secara random sebagai sampel, selanjutnya dari dua kelas
yang terpilih akan dirandom lagi dengan pengundian kembali untuk menentukan
Jumlah
Model Pembelajaran Kelas
siswa
MPSTML X3 30
MPK X2 30
Total sampel 90
ANALISIS AWAL
PENDEFINISIAN
ANALISIS SISWA
PERANCANGAN
PENYUSUNAN TES
PEMILIHAN MEDIA
PEMILIHAN FORMAT
PENGEMBANG
RANCANGAN AWAL
AN
VALIDASI AHLI
UJI PENGEMBANGAN
UJI VALIDASI
PENYEBARAN
PENGEMASAN
perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu (a) analisis ujung depan;
(b) analisis siswa; (c) analisis tugas; (d) analisis konsep; dan (e) perumusan tujuan
pembelajaran.
awal yang telah dimiliki siswa untuk mencapai tujuan akhir yaitu tujuan yang
siswa dengan apa yang seharusnya akan dicapai siswa memerlukan telaah
b) Analisis Tugas
satuan pembelajaran. Analisis tugas dilakukan untuk merinci isi materi ajar dalam
bentuk garis besar. Analisis ini mencakup: (a) analisis struktur isi; (b) analisis
110
prosedural; (c) analisis proses informasi; (d) analisis konsep; (e) perumusan
tujuan.
analisis tugas, sehingga dapat menjadi lebih operasional dan dinyatakan dengan
tingkah laku yang dapat diamati. Pada analisis tugas telah tercantum analisis
kurikulum diantaranya yang berisi kompetensi inti dan kompetensi dasar sebagai
peneliti dapat mengetahui kajian apa saja yang akan ditampilkan dalam perangkat
peneliti juga dapat menentukan seberapa besar tujuan pembelajaran yang tercapai.
pembelajaran. Tahap ini terdiri dari 3 langkah, yaitu: (a) penyusunan tes acuan
patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan
khusus. Tes ini merupakan suatu alat mengukur terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar; (b) pemilihan media yang
dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-
3) Lembar Kegiatan Siswa (LKS). LKS yang dikembangkan dalam penelitian ini
disusun sesuai dengan materi pokok yang mengacu kepada kurikulum 2013.
Disetiap awal materi diberikan pengenalan tokoh Fisika sehingga siswa dapat
mencotoh karakter yang postif yang dimiliki oleh tokoh fisika tersebut. Selain
itu materi yang disajikan serta evaluasi yang berada pada buku siswa diberikan
5) Buku Pegangan Guru. Buku pegangan guru berisi materi yang sama dengan
buku pegangan siswa, tetapi kelebihan buku pegangan guru antara lain: berisi
Buku pegangan guru juga dilengkapi dengan kunci jawaban untuk uji
112
penilaian karakter.
sudah direvisi berdasarkan masukan dari para ahli. Tahap ini meliputi: (a) validasi
perangkat oleh para ahli diikuti dengan revisi; Perangkat pembelajaran Fisika
yang terdiri dari silabus, RPP, LKS, Buku Siswa dan Buku Pegangan Guru,
sebelum digunakan pada uji coba terbatas harus divalidasi terlebih dahulu
kelayakannya oleh ahli materi dan ahli media kemudian direvisi sesuai dengan
mengoperasionalkan rencana pelajaran; dan (c) uji coba terbatas dengan siswa
yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi.
Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut (lebih luas) dengan jumlah siswa
sekolah lain.
dikembangkan pada skala yang lebih luas, misalnya dikelas lain atau di sekolah
lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas
ini kami tidak melakukan uji coba diperluas, karena keterbatasan waktu, biaya dan
Karena setiap tahap lebih sistematis dan revisi dilakukan setiap saat. Kelas
model pembelajaran STML dan kelas yang lainnya diberikan perlakuan dengan
MPK. Sehingga pada penelitian ini menggunakan desain penelitian posttest only
(Utomo, 2008).
peduli, dan berbuat atau bertindak beserta nilai-nilai dan etika. Pendidikan
(Munandar, 2004).
114
pemebelajaran yang dikembangkan ini adalah; jujur, kreatif, kerja keras, rasa
dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti
jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain.
karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat
karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka
budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses
masyarakat, dan budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah
nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan karakter bangsa
pendidikan hati, otak, dan fisik. Penilaian karakter siswa berupa skor yang
saat penilaian berlangsung guru dapat dibantu oleh seorang observer dari guru
sejenis lain. Format penilaian karakter siswa dapat dilihat pada Lampiran 1.14.
b) Keterampilan berpikir kreatif awal siswa adalah skor yang diperoleh siswa
(1) berpikir lancar, (2) berpikir luwes, (3) berpikir orisinil, dan (4) berpikir
elaboratif.
berikut.
1. Data dokumentasi
data tertulis daftar nama siswa, jumlah siswa, dan data lain pada siswa kelas X
dirancang kepada para ahli (2 orang dosen dan 10 orang guru) untuk dinilai dan
menggunakan lembar validasi. Data hasil validasi yang dikumpulkan anatar lain:
1) validasi silabus, 2) validasi RPP, 3) validasi LKS, 4) validasi alat evaluasi, dan
116
pembelajaran, 2) angket respon guru, dan 3 ) angket respon siswa. Validasi tes
keterampilan berpikir kreatif dilakukan dengan 1) validasi isi yang dijudgest oleh
2 orang dosen ahli, dan 2) uji coba tes yang dilakukan oleh siswa kelas XI MIA di
SMA N 4 Denpasar.
Lampiran 1.11. Format penilaian karakter siswa dapat dilihat pada Lampiran 1.14.
essay, yang yang memiliki skala 0-4. Rubrik penilaian keterampilan berpikir
meliputi; berpikir lancar yang berarti (1) mencetuskan banyak gagasan, jawaban,
penyelesaian masalah atau pertanyaan, (2) memberikan banyak cara atau saran
untuk melakukan berbagai hal, dan (3) selalu memikirkan lebih dari satu jawaban;
berpikir luwes yang dapat berarti (1) menghasilkan gagasan, jawaban, atau
pertanyaan yang bervariasi, (2) dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang
yang berbeda-beda, (3) mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda,
dan (4) mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran; berpikir orisinal
meliputi (1) mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, (2) memikirkan
cara-cara yang baru, dan (3) lebih senang mensintesa daripada menganalisis;
suatu gagasan atau produk dan (2) manambah dan merinci detail-detail dari suatu
objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik (Suastra, 2006). Tes
kemampuan berpikir kretaif fisika berupa tes essay yang diberikan dua kali yaitu
pada saat pretest dan posttest. Tes keterampilan berpikir kreatif fisika yang
digunakan pada saat pretest dan posttest adalah sama. Skor minimal dari masing-
masing butir tes kemampuan berpikir kretaif fisika adalah 0 (nol) dan skor
maksimalnya adalah 4.
dilakukan dengan menyebarkan angket kepada siswa dan guru untuk mengetahui
ajar/buku siswa dapat dilihat pada Lampiran 1.12. Angket respon guru terhadap
keterlaksanaan pembelajaran (buku siswa dan buku pegangan guru) dapat dilihat
tiga aspek, yaitu validitas, kepraktisan, dan efektifitas. Oleh karena itu untuk
macam data yaitu validitas, kepraktisan, dan efektivitas. Ketiga hal tersebut
apakah instrumen yang telah disusun telah mencerminkan aspek yang diukur.
Pakar I
Validator
TL L
TL A B
Pakar II
L C D
Keterangan:
TL = Tidak layak
L = Layak
D
Koefisien Validasi Gregory =
A BC
Keterangan :
KVG = Koefisien Validasi Gregory
A = sel yang menunjukkan ketidak setujuan antara dua pakar
B dan C = sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara dua pakar.
D = sel yang menunjukkan persetujuan yang valid antara dua pakar
Kategori Koefisien validasi menurut Gregory (2000) adalah:
0,81-1,00 = sangat baik
0,61-0,80 = baik
0,31-0,60 = sedang/cukup
0,21-0,30 = kurang baik
0,00-0,20 = tidak baik (tidak dapat digunakan)
121
konstruk. Validitas isi dapat dilihat dari kesesuaian perangkat pembelajaran yang
dari segi materi, aktivitas pembelajaran dan penilaian. Validitas konstruk dapat
penilaian dari para ahli terhadap perangkat pembelajaran. Hasil penilaian ini
validitas konstruk. Lembar validasi dan rubrik penilaian silabus, RPP, LKS, buku
siswa, buku pegangan guru, serta evaluasi dapat dilihat pada Lampran 1.1 sampai
1. Silabus
kompetensi
b. Bahasa
c. Waktu
1) Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan
2) Pemilihan alokasi waktu didasarkan pada tuntutan kompetensi dasar
persemester.
pembelajaran
c. Bahasa
d. Waktu
b. Bahasa
siswa
4. Buku Siswa
a. Struktur Buku
1) Cakupan materi
c. Bahasa
a. Struktur Buku
1) Cakupan materi
c. Bahasa
Untuk melihat validitas isi digunakan lembar validasi seperti yang disajikan
empat yaitu: sangat tidak valid (skor 1), tidak valid (skor 2), valid (skor 3), dan
sangat valid (skor 4). Untuk melihat validitas perangkat dilakukan langkah-
masing-masing validator.
rata skor total menjadi nilai kualitatif dengan menggunakan kriteria berikut.
praktis atau minimal rata-rata skornya termasuk interval 2,5 ≤ Sr < 3,5.
dengan mengumpulkan data skor hasil observasi karakter sswa dan hasil tes
pembelajaran dapat dilihat dari hasil observasi karakter siswa dan skor tes
Skor
No Karakter Indikator Penilaian
1 2 3 4
1 Disiplin/discip 1. Tepat waktu mengumpulkan tugas
line 2. Melakukan kegiatan sesuai dengan
petunjuk
2 Jujur/fairness/ 3. Menyampaikan pesan apa adanya
Honesty 4. Tidak malu bertanya apabila belum
mengerti
5. Tidak menyontek atau memberi
contekan/tidak berlaku kurang
3 Kreatif/creativ 6. Menciptakan ide-ide baru di
e sekolah
7. Menghargai setiap karya yang unik
dan berbeda
4 Kerja Keras/ 8. Dapat bekerja dengan giat dalam
Diligence setiap kelompok kerja
9. Berkompetensi secara fair
5 Rasa Ingin 10. Suka bertanya secara mendalam dan
Tahu/Curiosity meluas
11. Suka belajar dari berbagai sumber
6 Komunikatif/c 12. Saling menghargai dan
ommunicatif menghormati
13. Toleran dalam bermusyawarah dan
berdiskusi
14. Tidak membedakan dalam
berkomunikasi
7 Peduli 15. Menjaga lingkungan kelas dan
lingkungan/ sekolah
care for the 16. Memelihara lingkungan dengan
environment baik tanpa menginjak atau merusak
8 Tanggung 17. Bertanggung jawab terhadap setiap
Jawab/respons perbuatan baik dalam mengerjakan
ibility tugas maupun PR
129
Skor
No Karakter Indikator Penilaian
1 2 3 4
18. Mengerjakan tugas kelompok
secara bersama-sama
19. Sikap dan perilaku yang tidak
mudah tergantung pada orang lain
(diadaptasi dari Kemendiknas, 2010)
Keterangan:
Skor 1 = BT: Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator)
Skor 2 = MT: Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai
memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan
dalam indikator tetapi belum konsisten)
Skor 3 = MB: Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah
memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam
indikator dan mulai konsisten)
Skor 4 = MK: Menjadi Kebiasaan/Membudaya (apabila peserta didik terus
menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator
secara konsisten)
Dimana
Jumlah Skor Perolehan
Sr
Banyak Indikator
Tabel 3.8 Kriteria Nilai Krakter Siswa
Skor Kategori
3,5 ≤ Sr < 4,0 Membudaya
2,5 ≤ Sr < 3,5 Mulai berkembang
1,5 ≤ Sr < 2,5 Mulai terlihat
1,0 ≤ Sr < 1,5 Belum terlihat
(diadaptasi dari Sadra, 2007)
Dalam penilaian ini perangkat yang dikembangkan dikatakan telah memiliki
keefektifan meningkatkan karakter positif siswa bila minimal rata-rata skornya 2,5
h) Finalisasi instrumen.
ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur keterampilan berpikir
kreatif peserta didik, di mana isinya telah dapat mewakili representatif terhadap
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi, apabila mengukur tujuan khusus
tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Validitas isi
dilakukan dengan cara sebagai berikut. Pertama-tama, para ahli mengamati secara
cermat semua item dalam tes yang hendak divalidasi. Kemudian, mengoreksi
item-item yang telah dibuat. Akhir perbaikan, para ahli juga memberikan
131
hendak diukur.
apa yang seharusnya diukur. Validitas butir berkenaan dengan tingkatan atau
derajat yang menunjukkan seberapa jauh butir tes dapat mengukur secara
konsisten apa yang seharusnya diukur. Suatu item tes dikatakan memiliki validitas
N XY X Y
rxy
N X 2
X N Y 2 Y
2 2
Keterangan:
korelasi butir total di atas 0,30 (Santyasa, 2005; Long et al, 1985).
antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang
pandai atau berkemampuan rendah (Arikunto, 202). Indeks daya beda butir
siswa yang memang bisa menjawab soal dengan baik dengan yang tidak bisa
132
menjawab. Untuk menghitung indeks daya beda butir persamaan Mehrens dan
IDB = H L
N ( Scoremx Scoremin )
Keterangan:
(Arikunto, 2009).
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
tingkat kesukaran item dikenal dengan istilah difficulty index (angka indeks
kesukaran item). Indeks kesukaran suatu tes adalah bertujuan untuk menentukan
apakah suatu instrumen terlalu sukar atau terlalu mudah bagi siswa, sehingga tes
IKB =
H L (2 N Score min )
2 N ( Scoremax Scoremin )
Keterangan:
(reliabilitas tes) berarti “konsistensi dari tes dalam mengukur apa yang seharusnya
diukur”. Pengukuran konsisten berarti akan memberikan hasil yang sama untuk
subjek yang sama pada waktu yang berbeda. Nazir (2003) menegaskan bahwa
tersebut mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat
penggunaan alat ukur tersebut berkali-kali akan memberikan hasil yang serupa.
dengan rumus Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach digunakan karena bentuk
instrumen dalam penelitian ini adalah tes essay dengan rentangan skor 0-4
(Sukardi, 2004). Rumus Alpha Cronbach yaitu sebagai berikut (Arikunto, 2009).
134
k σ b
2
r11 1 2
k 1 σt
2 X 2 2 Y 2
ΣX ΣY
σ 2
n σ 2
n
dimana : b , dan t
n n
dengan:
σ 2t = varian total
X = skor butir
Y = skor total
n = jumlah responden
Dengan taraf signifikansi sebesar 5%, maka dapat diputuskan reliabel atau
tidaknya suatu instrumen dengan membandingkan nilai r11 dengan rtabel . Jika nilai
r11 > rtabel berarti reliabel dan jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel.
Menurut Long et al. (dalam Santyasa, 2005), kriteria yang dapat diacu
adalah koefesien reliabilitas 0,80 yang menyatakan tes tersebut acceptable. Oleh
karena koefesien reliabilitas secara wajar bergerak pada interval 0,00-1,00, maka
kriteria-kriterianya adalah:
(judgest) yaitu Prof. Dr. I Ketut Suma, M.S dan Dr. Ni Made Pujani, M.Si.
Setelah dinyatakan layak pakai oleh kedua validator, dilanjutkan dengan uji coba
reliabilitas butir soal. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat
yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dengan
menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka
Uji coba tes keterampilan berpikir kreatif diberikan kepada kelas yang sudah
pernah mendapatkan materi gerak lurus dan gerak melingkar yaitu siswa kelas XI
di SMA. Pada penelitian ini, uji coba tes dilaksanakan di SMA Negeri 4 Denpasar
dengan jumlah siswa sebanyak 106 orang yang diambil dari kelas XI MIA1-XI
MIA3. Siswa yang menjadi responden dalam uji coba instrumen telah memiliki
kemampuan yang setara dengan siswa yang akan diberikan tes keterampilan
berpikir kreatif fisika. Instrumen untuk kisi-kisi tes uji coba dapat dilihat pada
Lampiran 1.16, dan tes uji coba pada Lampiran 1.17. Analisis konsisitensi internal
butir dan konsistensi internal tes dilakukan dengan bantuan program komputer
SPSS 20.0 for Windows, sedangkan analisis indeks daya beda (IDB) dan indeks
office Excel 2007 for Windows. Ringkasan hasil analisis validitas butir tes,
reabilitas tes, daya beda, dan tingkat kesukaran tes disajikan pada Lampiran 2.5.
136
Berdasarkan hasil uji coba, maka soal yang dipakai adalah sejumlah 15
soal, Hal ini karena mempertimbangkan validitas isi, cakupan materi, serta alokasi
reliabilitas 15 butir tes keterampilan berpikir kreatif fisika adalah 0,850 dengan
Lampiran 1.17. Hasil uji coba instrumen keterampilan berpikir kreatif disajikan
pada Lampiran 4.1. Analisis IDB dan IKB instrumen keterampilan berpikir kreatif
keterampilan berpikir kreatif disajikan pada Lampiran 4.4. Rekapitulasi hasil uji
digunakan dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan hasil analisis validitas tes
kegiatan uji coba yaitu tes keterampilan berpikir kreatif dinyatakan valid karena
rhitung > r tabel dan reliabilitas sebesar 0,850 dengan kategori reliabilitas tinggi.
1) Uji Normalitas
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini perhitungan uji normalitas
komputer program SPSS 20.0 for Windows. Data dikatakan berdistribusi normal
daripada 0,05.
diambil secara acak berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji yang
berasal dari populasi yang homogen pada taraf signifikansi 5% apabila harga
homogenitas varians dengan bantuan program SPSS 20.0 for Windows. Apabila
138
data yang akan dianalisis berasal dari sampel yang homogen dan berdistribusi
3) Pengujian Hipotesis
Apabila data yang akan dianalisis berasal dari sampel yang homogen dan
berdistribusi normal, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Keterangan :
μ1Y : skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif fisika siswa yang belajar dengan
satu jalur. Uji kovariat dilakukan terhadap angka signifikansi statistik F varian
139
kreatif siswa yang dicerminkan oleh tes kemampuan berpikir kreatif fisika.
lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan (α = 0,05), maka nilai F hitung
yang diperoleh signifikan, yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Hal tersebut
memberikan indikasi tentang ada tidaknya beda antara means populasi. Uji F tidak
memberikan berapa besar derajat beda antara satu mean dengan satu mean yang
lain jika terdapat beda yang signifikan. Tindak lanjut análisis varian dalam
Y A YB Y A YB
Qh
RJK D s2
n n
Y A 2 Y
Y
2
2
Y n
B
Y
2
2 i
T
JK D nB
T
ni
RJK D
A
s 2
dk D nT k b nT k b
140
Keterangan:
YA = rerata skor kelompok eksperimen
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji ini sebesar 0,05. Uji ini