Anda di halaman 1dari 19

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Berikut ini dikemukakan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan

penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

beberapa istilah berikut dimaksudkan untuk menghindari berbagai penafsiran

istilah yang digunakan dalam penelitian.

1. Model pembelajaran experiential learning yang dimaksud dalam penelitian

ini yaitu suatu model pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk

membangun pengetahuan melalui pengalaman secara langsung. Model

pembelajaran ini memiliki tahapan siklus yaitu: (1) concrete experience

(pengalaman konkrit) pada tahap ini siswa diberikan pengalaman konkrit oleh

guru melalui kegiatan demonstrasi; (2) reflective observation (pengamatan

reflektif) siswa diharuskan untuk melakukan pengamatan terhadap video

animasi mengenai macam-macam transpor membran yang disajikan oleh

guru; (3) abstract conceptualization (konsepsi abstrak) siswa diberikan tugas

untuk mengerjakan LKS non eksperimen berisi soal-soal mengenai konsep

transpor membran; (4) active experiment (percobaan aktif) siswa melakukan

kegiatan praktikum secara berkelompok. Pembelajaran model experiential

learning dilaksanakan di kelas eksperimen (Lampiran A1).

2. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berpusat pada

guru sebagai sumber ilmu pengetahuan dan pusat informasi, sedangkan siswa

hanya sebagai penerima ilmu pengetahuan dan informasi yang ditransfer oleh

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
35

guru. Metode yang digunakan pada pembelajaran konvensional yaitu metode

ceramah, diskusi, dan praktikum. Pembelajaran konvensional seperti ini

dilaksanakan di kelas kontrol (Lampiran A2).

3. Penguasaan konsep siswa meliputi kemampuan siswa pada ranah kognitif

berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi (Anderson, 2001).

Penguasaan konsep siswa diukur melalui instrumen tes tertulis berupa soal

pilihan ganda sebanyak 20 soal yang mencakup jenjang C1 (mengingat), C2

(memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis), dan C5 (menilai)

(Lampiran B1).

4. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan siswa dalam menjawab

soal-soal berpikir kritis menurut Ennis (1985) yang terdiri dari 10 soal uraian

berdasarkan indikator berpikir kritis yang meliputi: (1) memfokuskan

pertanyaan; (2) menganalisis argumen; (3) bertanya dan menjawab tentang

suatu penjelasan dan pertanyaan yang menantang; (4) mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi; (5) membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi; (6) membuat induksi dan

mempertimbangkan hasil induksi; (7) membuat dan mempertimbangkan hasil

keputusan; (8) mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi; (9)

mengidentifikasi asumsi; (10) memutuskan suatu tindakan (Lampiran B2).

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi

Experimental Design (Sugiyono, 2010). Metode ini digunakan pada penelitian

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
36

karena terdapat beberapa faktor yang tidak dapat dikontrol dari subjek penelitian.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran experiential

learning, sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan konsep siswa dan

kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Nonequivalen

Control Group Design. Pada desain ini baik kelompok eksperimen maupun kelas

kontrol dipilih secara purposive dengan pertimbangan karakteristik siswa yang

terdapat pada kedua kelas penelitian (Sugiyono, 2010). Kelas eksperimen yaitu

kelas yang menggunakan model pembelajaran experiential learning dan kelas

kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional (metode ceramah,

diskusi, dan praktikum). Masing-masing kelompok diberikan tes kemampuan

awal guna untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan konsep dan

berpikir kritis. Kemudian setelah kegiatan pembelajaran kedua kelas diberikan tes

akhir. Desain penelitian ini dirancangkan sebagai berikut.

Tabel 3.1. Nonequivalen control group design


Tes Awal Tes Akhir
Kelompok Perlakuan
(Pretest) (Posttest)
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 Y O4
Keterangan:
O1 : Tes awal kelompok ekperimen
O2 : Tes akhir kelompok eksperimen
O3 : Tes awal kelompok kontrol
O4 : Tes akhir kelompok kontrol
X : Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran
experiential learning
Y : Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran
konvensional menggunakan metode diskusi dan ceramah

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
37

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 4

Bandung semester ganjil tahun ajaran 2012-2013.

2. Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak dua kelas, yaitu kelas

XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 4 Bandung. Pengambilan sampel

penelitian dilakukan secara purposive karena karakteristik kelas yang beragam.

Sampel kelas yang dipilih yaitu kelas yang memiliki karakteristik siswa yang aktif

dalam setiap pembelajarannya. Dari dua kelas penelitian ditetapkan kelas XI IPA

1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Penguasaan Konsep

Instrumen untuk mengukur penguasaan konsep siswa pada penelitian ini yaitu

menggunakan soal dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal dengan

lima alternatif jawaban. Soal pilihan ganda tersebut mencakup ranah kognitif

jenjang C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis),

dan C5 (menilai). Tes penguasaan konsep ini diberikan pada saat pretest dan

posttest dengan tujuan untuk mengukur penguasaan konsep pada aspek kognitif

siswa sebelum dan setelah diberikan pembelajaran (Lampiran B1).

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
38

2. Kemampuan Berpikir Kritis

Instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa pada penelitian

ini yaitu menggunakan soal dalam bentuk uraian sebanyak 10 soal berdasarkan

indikator menurut Ennis (1985) meliputi (1) memfokuskan pertanyaan; (2)

menganalisis argumen; (3) bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan dan

pertanyaan yang menantang; (4) mengobservasi dan mempertimbangkan hasil

observasi; (5) membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi; (6)

membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi; (7) membuat dan

mempertimbangkan hasil keputusan; (8) mengidentifikasi istilah dan

mempertimbangkan definisi; (9) mengidentifikasi asumsi; (10) memutuskan suatu

tindakan. Kemampuan berpikir kritis siswa diukur menggunakan rubrik penilaian

(Lampiran B2).

3. Angket Respon Siswa

Instrumen untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran experiential

learning yaitu menggunakan angket yang terdiri dari 14 pertanyaan yang

berkaitan dengan respon siswa terhadap pembelajaran konsep transpor membran

melalui model pembelajaran experiential learning, penguasan konsep melalui

pembelajaran experiential learning, keterampilan berpikir kritis melalui model

pembelajaran experiential learning, motivasi belajar melalui model pembelajaran

experiential learning, konsep transpor membran, dan soal-soal pretest dan posttest

(Lampiran B3).

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
39

4. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk melihat keterlaksanaan model

pembelajaran experiential learning pada saat pembelajaran di kelas berlangsung.

Lembar observasi ini di dalamnya berisi keterlaksanaan atau ketidakterlaksanaan

tahapan-tahapan dalam kegiatan pembelajaran experiential learning. Lembar

observasi ini dilakukan oleh observer sebanyak satu orang (Lampiran B4).

E. Teknik Pengumpulan Data

Tahapan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Memberikan soal pretest penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis

pada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan

pembelajaran.

2. Memberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran experiential

learning pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada

kelas kontrol.

3. Observer mengamati keterlaksanaan model pembelajaran experiential

learning pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

4. Memberikan posttest penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis pada

siswa untuk mengetahui kemampuan siswa setelah kegiatan pembelajaran.

5. Angket diberikan kepada siswa setelah kegiatan pembelajaran.

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
40

F. Prosedur Penelitian

Secara aris besar penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Adapun secara terperinci

pada setiap tahapan akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan studi literatur.

b. Pengajuan judul penelitian.

c. Penyusunan proposal penelitian atas bimbingan dosen pembimbing.

d. Presentasi proposal penelitian pada saat seminar proposal.

e. Perbaikan proposal penelitian setelah mendapatkan berbagai saran dari dosen.

f. Penyusunan instrumen penelitian meliputi tes pengusaan konsep berupa soal

pilihan ganda sebanyak 20 soal, tes kemampuan berpikir kritis berupa soal

uraian sebanyak 10 soal, dan angket respon siswa terdiri dari 14 pertanyaan.

g. Judgement instrumen penelitian.

h. Uji coba instrumen penelitian untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya

pembeda, validitas soal, dan reliabilitas soal.

i. Analisis hasil uji coba instrumen dan perbaikan instrumen berdasarkan hasil

analisis uji coba instrumen (Lampiran C).

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan pretest penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis

kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

b. Pelaksanaan proses pembelajaran di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada

kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dengan

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
41

metode ceramah dan diskusi, sedangkan pada kelas eksperimen menggunakan

model pembelajaran experiential learning.

c. Mengamati keterlaksanaan model pembelajaran experiential learning di kelas

eksperimen oleh observer.

d. Memberikan posttest penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis

pada kelas kontrol dan kelas ekperimen setelah pembelajaran.

e. Memberikan angket respon siswa terhadap model pembelajaran experiential

learning kepada kelas eksperimen yang mengunakan model pembelajaran

experiential learning.

Tabel 3.2. Pelaksanaan model pembelajaran experiential learning dan model


pembelajaran konvensional

Model Pembelajaran Experiential Model Pembelajaran


Learning Konvensional
1. Tahap Concrete Experient 1. Guru menyajikan materi tanspor
Guru bersama siswa melakukan kegiatan membran melalui powerpoint.
demonstrasi tentang mekanisme transpor yang
terjadi di sekitar lingkungan khususnya contoh 2. Guru menjelaskan materi transpor
peristiwa difusi dan osmosis seperti membran dan siswa diminta untuk
menyemprotkan minyak wangi di ruangan, menyimak penjelasan dari guru.
membuat teh manis, dan merendam umbi
kentang dan daun kangkung di dalam larutan 3. Guru menyajikan video animasi
garam. mengenai mekanisme proses transpor
membran.

4. Siswa diminta untuk mengamati video


animasi tersebut.

5. Guru memberikan latihan soal mengenai


materi transpor membran kemudian
(a) (b) siswa diminta mengerjakan lembar
Gambar 3.1. (a) Model proses osmosis pada latihan soal tersebut secara berdiskusi
bak kentang; (b) Demonstrasi Proses Difusi dengan teman sebangku.
pada Pembuatan Teh Manis
6. Guru dan siswa bersama-sama
2. Tahap Reflective Observation membahas mengenai jawaban pada
Guru menyajikan video animasi tentang lembar latihan soal tersebut
mekanisme proses transpor membran kemudian
siswa diminta untuk dapat memperhatikan
video animasi tersebut.

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
42

Gambar 3.2. Siswa mengamati video animasi Gambar 3.5. Siswa dan guru membahas
latihan soal
3. Tahap Abstract Conceptualization
Guru memberikan latihan soal mengenai materi 7. Siswa melakukan kegiatan praktikum
transpor membran kemudian siswa diminta untuk mengamati proses terjadinya
mengerjakan lembar latihan soal tersebut secara osmosis.
berdiskusi dengan teman sebangku.

Gambar 3.3. Siswa berdiskusi mengerjakan


lembar latihan soal

4. Tahap Active Experimentation (a)


Siswa melakukan kegiatan praktikum untuk
mengamati proses terjadinya osmosis.

Gambar 3.4. Siswa melakukan kegiatan


praktikum (b)
Gambar 3.6. (a) Praktikum proses
osmosis (b) Siswa melakukan kegiatan
praktikum

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
43

(a) Tahap Tindak Lanjut

a. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji statistik tentang uji perbedaan

dua rata-rata dan uji korelasi (Lampiran E).

b. Pembahasan hasil analalisis data berdasarkan tujuan penelitian

c. Penarikan kesimpulan

d. Penyusunan laporan penelitian berupa skripsi

G. Uji Coba Instrumen Penelitian

Setelah mendapatkan berbagai masukan dari dosen, instrumen yang telah

dirancang terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa yang telah mengalami

pembelajaran tentang konsep transpor membran. Instrumen yang diujicobakan

adalah soal penguasaan konsep berupa soal pilihan ganda dan soal kemampuan

berpikir kritis berupa soal uraian. Uji coba digunakan untuk mengetahui informasi

tentang tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan realibilitas instrumen.

Pengolahan dan analisis data hasil uji coba instrumen menggunakan software

ANATES Pilihan Ganda dan ANATES Uraian ver 4.0.9. Rekapitulasi pengolahan

dan analisis hasil uji coba instrumen disajikan pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 di

bawah ini.

1. Hasil Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep

Tabel 3.2 berikut menunjukkan rekapitulasi hasil analisis uji coba

instrumen penguasaan konsep siswa menggunakan software ANATES Pilihan

Ganda.

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
44

Tabel 3.3. Rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen penguasaan konsep
Tingkat
No. Daya Pembeda Validitas
Kesukaran Keterangan
Soal
Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
1 45,00 Sedang 60,00 Baik 0,457 Cukup Pakai
2 60,00 Sedang 40,00 Baik 0,389 Rendah Pakai
Sangat
3 75,00 Mudah 20,00 Cukup 0,012 Ganti
rendah
4 75,00 Mudah 40,00 Baik 0.354 Rendah Pakai
5 95,00 Mudah 20,00 Cukup 0,510 Cukup Pakai
6 30,00 Sukar 20,00 Cukup 0,208 Rendah Pakai
7 65,00 Sedang 20,00 Cukup 0,255 Rendah Revisi
8 95,00 Mudah 20,00 Cukup 0,315 Rendah Pakai
Sangat
9 55,00 Sedang 40,00 Baik 0,096 Ganti
rendah
Sangat
10 85,00 Mudah 0,00 Jelek -0,015 Ganti
rendah
11 40,00 Sedang 40,00 Baik 0,302 Rendah Pakai
Sangat
12 35,00 Sedang 0,00 Jelek -0,166 Ganti
rendah
13 15,00 Sukar 40,00 Baik 0,311 Rendah Pakai
Sangat
14 85,00 Mudah 60,00 Baik 0,815 Pakai
Tinggi
15 50,00 Sedang 60,00 Baik 0,444 Cukup Pakai
16 65,00 Sedang 40,00 Baik 0,432 Cukup Pakai
17 45,00 Sedang 20,00 Cukup 0,287 Rendah Pakai
18 60,00 Sedang 20,00 Cukup 0,302 Rendah Pakai
19 55,00 Sedang 20,00 Cukup 0,223 Rendah Revisi
20 95,00 Mudah 20,00 Cukup 0,218 Rendah Revisi
Reliabilitas : 0,22
Kategori : Rendah

2. Hasil Uji Coba Instrumen Berpikir Kritis

Tabel 3.4 berikut menunjukkan rekapitulasi hasil analisi uji coba instrumen

kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan software ANATES Uraian.

Tabel 3.4. Rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen berpikir kritis
Tingkat
No. Daya Pembeda Validitas
Kesukaran Keterangan
Soal
Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
1 90,00 Mudah 20,00 Jelek 0,225 Rendah Revisi
2 63,33 Sedang 33,33 Cukup 0,570 Cukup Pakai
3 46,67 Sedang 26,67 Baik 0,475 Cukup Pakai
4 56,67 Sedang 60,00 Baik 0,465 Cukup Pakai
5 60,00 Sedang 13,33 Jelek 0,410 Cukup Revisi
Sangat
6 60,00 Sedang 13,33 Jelek 0,186 Revisi
rendah

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
45

Tingkat
No. Daya Pembeda Validitas
Kesukaran Keterangan
Soal
Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
7 66,67 Sedang 40,00 Cukup 0,594 Cukup Pakai
8 70,00 Sedang 20,00 Jelek 0,473 Cukup Revisi
9 80,00 Sedang 26,67 Cukup 0,467 Cukup Pakai
10 70,00 Sedang 6,67 Jelek 0,402 Cukup Revisi
Reliabilitas : 0,36
Kategori : Rendah

H. Teknik Pengolahan Data

Data yang diolah pada penelitian ini adalah data penguasaan konsep,

kemampuan berpikir kritis, dan respon siswa. Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretest dan posttest penguasaan

konsep serta kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen menggunakan software SPSS versi 16.0 for windows. Langkah-

langkah pengolahan data tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Tes Penguasaan Konsep

Mengolah data pretest dan posttest penguasaan konsep dilakukan dengan

beberapa langkah sebagai berikut:

a. Pemberian skor untuk prestest dan posstest pada setiap butir soal.

b. Menghitung skor total untuk pretest dan posttest dari seluruh butir soal pada

setiap siswa.

c. Mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


Skor Siswa = × 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙

d. Data peningkatan penguasaan konsep siswa dapat diperoleh dari indeks gain.

Menurut Meltzer dan Hake (Andrian, 2006), data yang terkumpul

menggunakan rumus sebagai berikut:

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
46

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑎𝑘 ℎ𝑖𝑟 –𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙


Normalisasi Gain =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 –𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙

e. Setelah mendapatkan nilai normalisasi gain, maka data tersebut ditafsirkan ke

dalam beberapa kriteria menurut Meltzer dan Hake (Andrian, 2006) seperti

pada Tabel 3.4 di bawah ini:

Tabel 3.5. Kategori indeks Gain menurut Meltzer dan Hake


Rentang Nilai Kategori
NG > 0,70 Tinggi
0,30 ≤ NG ≤ 0,70 Sedang
NG < 0,30 Rendah

f. Mengolah data pretest, posttest, dan indeks gain menggunakan software

SPSS versi 16.0 for windows

2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Mengolah data pretest dan posttest kemampuan berpikir kritis dilakukan

dengan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Pemberian skor untuk prestest dan posstest pada setiap butir soal kemampuan

berpikir kritis siswa berdasarkan rubrik penilaian.

b. Menghitung skor total untuk pretest dan posttest dari seluruh butir soal pada

setiap siswa.

c. Mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus yang telah

dijabarkan sebelumnya pada pengolahan data penguasaan konsep.

d. Menghitung indeks gain dengan menggunakan rumus yang telah dijabarkan

sebelumnya pada pengolahan data penguasaan konsep.

e. Menghitung skor total siswa pada tiap indikator. Selanjutnya skor tersebut

diubah ke dalam persentase dengan rumus sebagai berikut:

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
47

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑇𝑖𝑎𝑝 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟


Persentase = × 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑇𝑖𝑎𝑝 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟

f. Persentase berpikir kritis siswa tiap indikator dikategorikan berdasarkan

kategori yang dikemukakan oleh Arikunto (2008) sebagai berikut:

Tabel 3.6. Kategori persentase berpikir kritis tiap indikator


Persentase (%) Kategori
80-100 Sangat Baik
70-79 Baik
60-69 Cukup
50-59 Kurang
0-49 Gagal

3. Respon Siswa

Data yang diperoleh dari angket respon siswa berupa tanggapan positif atau

negatif mengenai pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

experiential learning yang selanjutnya dibuat dalam bentuk persentase dari setiap

butir pertanyaan. Perhitungan untuk persentase tersebut yaitu sebagai berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐵𝑢𝑡𝑟𝑖 𝑆𝑜𝑎𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡


Persentase Jawaban = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎

Setelah itu dilakukan penafsiran persentase jawaban berdasarkan kriteria yang

dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1990) pada Tabel 3.7 di bawah ini.

Tabel 3.7 Kategori persentase angket


Persentase (%) Kategori
0 Tidak ada
1-25 Sebagian kecil
26-49 Hampir setengahnya
50 Setengahnya
51-75 Sebagian besar
76-99 Pada umumnya
100 Seluruhnya

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
48

4. Analisis Uji Statistik

Analisis uji statistik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa yang

signifikan setelah diterapkannya model pembelajaran experiential learning. Uji

prasyarat dan uji statistik ini dibantu dengan menggunakan software SPSS versi

16.0 for windows.

a. Uji Prasyarat

1) Uji Normalitas

Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya pada uji normalitas adalah

sebagai berikut:

H0 : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

Uji statistik yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk dengan taraf signifikansi

(α) sebesar 0,05. Kriteria pengujiannya jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0

diterima, data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Namun jika

nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak, H1 diterima data sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi tidak normal.

2) Uji Homogenitas

Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya pada uji homogenitas adalah

sebagai berikut:

H0 : varians antara kelas kontrol dan kelas ekperimen sama (homogen)

H1 : varians antara kelas kontrol dan kelas ekperimen tidak sama (heterogen)

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
49

Uji statistik yang digunakan adalah uji Test of Homogenity of Variance

dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Kriteria pengujiannya jika nilai

signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima, varians antara kelas kontrol dan kelas

ekperimen sama (homogen). Namun jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak,

H1 diterima varians antara kelas kontrol dan kelas ekperimen tidak sama

(heterogen).

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

1) Uji Perbedaan Dua Rata-rata Parametrik

Berdasarkan hasil uji prasyarat, jika data berdistribusi normal dan homogen

maka selanjutnya dilakukan uji statistik parametrik untuk mengetahui dua

perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji statistik yang

digunakan adalah uji Independent-Samples T Test. Pasangan hipotesis nol dan

hipotesis tandingannya adalah sebagai berikut:

H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan

(indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.

H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks

gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Kriteria pengujiannya jika nilai Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 diterima, tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain)

kelas kontrol dan kelas eksperimen. Namun jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka

H0 ditolak, H1 diterima terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data

peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
50

2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata Non-Parametrik

Berdasarkan hasil uji prasyarat, jika data berdistribusi tidak normal atau tidak

homogen maka selanjutnya dilakukan uji statistik non-parametrik untuk

mengetahui dua perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji

statistik yang digunakan adalah uji U Mann-Whitney. Pasangan hipotesis nol dan

hipotesis tandingannya adalah sebagai berikut:

H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan

(indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.

H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks

gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Kriteria pengujiannya jika nilai Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 diterima, tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain)

kelas kontrol dan kelas eksperimen. Namun jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka

H0 ditolak, H1 diterima terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data

peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.

3) Analisis Korelasi Kemampuan Berpikir Kritis dengan Penguasaan

Konsep

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan

berpikir kritis dengan penguasaan konsep. Besar kecilnya hubungan antara

kemampuan berpikir kritis dengan penguasaan konsep dinyatakan dalam bilangan

yang disebut koefisien korelasi. Uji statistik korelasi ini dibantu dengan

menggunakan software SPSS versi 16.0 for windows. Uji statistik yang digunakan

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
51

adalah uji Pearson Correlation karena jenis data dalam penelitian ini merupakan

data interval atau data rasio.

Interpretasi dari besar koefisien korelasi diuraikan menurut Boediono dan

Koster (2004) pada Tabel 3.7 di bawah ini:

Tabel 3.8. Interpretasi koefisien korelasi

Koefisien Korelasi Interpretasi


0,00 – 0,30 Sangat lemah
0,30 – 0,50 Lemah
0,50 – 0,70 Moderat
0,70 – 0,90 Kuat
0,90 – 1,00 Sangat Kuat

Selanjutnya dilakukan analisis regresi untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh variabel independen (kemampuan berpikir kritis) terhadap variabel

dependen (penguasaan konsep) dengan menunjukkan persamaan garis regresi. Uji

statistik regresi ini dibantu dengan menggunakan software SPSS versi 16.0 for

windows. Uji statistik yang digunakan adalah uji Regression Linear.

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
52

I. Alur Penelitian
Studi Kepustakaan

Tahap Persiapan

Proposal Penelitian

Seminar Proposal

Revisi Proposal

Penyusunan RPP dan Instrumen

Perizinan Penelitian
Judgement dan Uji Coba
Instrument

Revisi Instrumen

Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran Menggunakan Model Observasi Proses


Pembelajaran Konvensional Experiential Learning
(Kelas Kontrol) Pembelajaran
(Kelas Eksperimen)

Tes Penguasaan Konsep Tes Kemampuan Berpikir Kritis Pemberian Angket

Pengolahan Data

Hasil Penelitian dan


Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.7. Alur penelitian

Putri Rizky Lestari, 2012


Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai