Anda di halaman 1dari 22

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Konseptual Dan Sub Fokus Penelitian

1. Hakekat Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran menurut Harjanto (2008:51)

didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan

sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan kegiatan

pembelajaran. Senada dengan definisi ini, Murtadlo (2011:34)

menjelaskan bahwa model pembelajaran disini dapat diartikan

sebagai kerangka konsepetual yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan pembelajaran. Model

pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar

dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh

pendidik dikelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi

pencapaian kompetensi peserta didik dengan pendekatan,

metode, dan teknik pembelajaran.1

1
Zainal Aqib dan Ali Murtadlo, 2016. Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Inovatif. Bandung: Satu nusa. hlm. 2
Dari uraian tersebut kita dapat simpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar. Jadi, model pembelajaran cenderung

perskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan strategi

pembelajaran.

b. Ciri-Ciri Model Pembelajaran

Setiap model pembelajaran memiliki ciri-ciri dalam model

pembelajaran yang dapat mempengaruhi proses belajar yang

didukung oleh perilaku dan lingkungan belajar,

Menurut Nieveen (1999), suatu model pembelajaran


dikatakan baik jika memenuhi kriteria sebagai
berikut: Pertama, sahih (valid). Aspek validitas
dikaitkan dengan dua hal, yaitu (1) apakah model
yang dikembangkan didasarkan pada rasional
teoretis yang kuat, dan (2) apakah terdapat
konsistensi internal. Kedua, Praktis, Aspek
menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat
diterapkan : dan (2) kenyataan menunjukan bahwa
apa yang dikembangkan dapat diterapkan. Ketiga,
efektif. Berkaitan dengan aspek efektvfitas ini,
Nieveen memberikan parameter sebagai berikut: (1)
ahli dan praktisi berdasasarkan pengalamannya
menyatakan bahwa model tersebut efektif; dan (2)
secara operasional mofdel tersebut memberikan
hasil sesuai dengan yang diharapkan.2

2
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana
Media Grup.hlm. 24-25
Menurut Khabibah (2006), bahwa untuk melihat
tingkat kelayakan suatu model pembelajaran untuk
aspek validitas dibutuhkan ahli dan praktisi untuk
memvaliditas model pembelajaran yang
dikembangkan. Sedangkan untuk aspek kepraktisan
dan efektivitas diperlukan suatu perangkat
pembelajaran untuk melaksanakan model
pembelajaran yang dikembangkan. Sehingga untuk
melihat kedua aspek ini perlu dikembangkan suatu
perangkat pembelajaran untuk suatu topik tertentu
yang sesuai dengan model pembelajaran yang
dikembangkan. Selain itu dikembangkan pula
instrument penelitian yang sesuai dengan tujuan
yang diinginkan.3

2. Hakikat Model Active Learning

a. Pengertian Model Active Learning

Model active learning merupakan suatu proses

pembelajaran yang bertujuan untuk memberdayakan

kemampuan peserta didik secara optimal dengan

menggunakan berbagai cara/strategi secara aktif. Dalam hal

ini proses aktivitas pembelajaran didominasi oleh peserta didik

dengan menggunakan total sebagai cara untuk menemukan

konsep dan memecahkan dikaji dalam proses pembelajaran di

kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman

yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.

3
Trianto.Loc.cit.,
Lebih dari itu, pembelajaran aktif memungkinkan peserta didik

mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti

menganalisis dan mensintesis, masalah yang sedang

dipelajari, disamping itu juga untuk melatih mental dan

keterampilan fisiknya.

Pembelajaran aktif (active learning) merupakan

pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan

aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi

dan pengetahuan untuk diasah dan serta melakukan penilaian

terhadap berbagai peristiwa belajar dan menerapkannya.

Belajar aktif merupakan strategi belajar yang di artikan

sebagai proses yang digunakan berbagai metode

pembelajaran yang menitik beratkan kepada keaktifan peserta

didik dan melibatkan berbagai potensi peserta didik, baik yang

bersifat fisik, mental emosional maupun intelektual untuk

mencapai tujuan pendidikan yang berhubungan dengan

wawasan kognitif, efektif dan psikomotorik seecara optimal. 4

4
Abdul Wahid.2021. http://repository.radenintan.ac.id/14845/1/cover%20bab%201-
2%20dapus.pdf. Diakses 24 Jan. 2023. Pukul 22.00 WIB. hlm.22
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa model active learning adalah suatu model

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran

(mencari informasi, mengolah informasi, dan

menyimpulkannya untuk kemudian diterapkan atau

dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang

membuat peserta tidak tertekan dan senang melaksanakan

kegiatan belajar.

b. Langkah-Langkah Menggunakan Model Pembelajaran

Active Learning

Dalam pembelajaran Active learning langkah-langkah

yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Merencanakan dan menetapkan spesifikasi tujuan

pembelajaran yaitu perubahan profil perilaku dan pribadi

peserta didik.

2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai

dengan jumlah topik yang akan dibahas yang

memiliki kemampuan akademik yang heterogen.


Kelompok ini dinamakan kelompok asal.

3) Masing-masing anggota kelompok asal mengambil

undian untuk menentukan topik yang akan dibahas.

4) Dari undian yang telah mereka ambil, peserta didik

yang mendapat undian pertama maka akan

membahas topik pertama, sedangkan yang

mendapat undian kedua maka akan membahas

topik kedua, demikian seterusnya.

5) Guru memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mendiskusikannya Setelah selesai,

peserta didik dari masing-masing kelompok ahli

kembali kekelompok asal. untuk membagikan

pengetahuan yang mereka dapatkan dari kelompok

ahli.

6) Guru memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk berdiskusi.

7) Sebelum pembelajaran diakhiri, diadakan diskusi

dengan seluruh kelas.


8) Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan

memberikan review terhadap topik yang telah

dipelajari.

9) Siswa kembali ke kelompok awal untuk

mendiskusikan informasi yang diperoleh selama.

Kemudian salah satu anggota kelompok berlatih

untuk memasukkan data ke komputer dengan

menggunakan program inspiration selama.

10) Setelah itu siswa akan mebuat peta konsep di

komputer dan kelompok lain akan memasukkan

informasi ke chart yang telah disediakan. Pada

tahap ini siswa diberikan waktu selama untuk

menyelesaikan tugasnya. Dan pada terakhir guru

akan memberikan penguatan dari tugas yang

harus dikerjakan siswa di rumah.5

3. Hakikat Metode Active Learning Tipe Jigsaw

a. Pengertian Metode Active Learning Tipe Jigsaw

Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan


5
Abdul Wahid. Loc.cit.,
kawan- kawannya dari Universitas Texas dan kemudian

diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya. Melalui

metode jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang

anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan

karakteristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan

kepada siswa dalam bentuk teks, dan tiap siswa

bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari

bahan akademik tersebut.

Para anggota dari berbagai tim yang berbeda

memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu

bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul

untuk saling membantu mengkaji bagian bahan

tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut

"kelompok pakar" (expert group). Selanjutnya para siswa

yang berada dalam kelompok pakar kembali kembali ke

kelompok semula (home teams) untuk mengajar

anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari

dalam kelompok pakar. Setelah diadakan pertemuan

dan diskusi dalam "home teams", para siswa dievaluasi


secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode jigsaw.

Istilah metode berasal dari bahasa Yunani "Metodos".

Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu "Metha" yang

berarti melalui atau melewati dan "hodos" jalan atau

cara.

Jadi metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk

mencapai suatu tujuan. Pengertian Kata jigsaw berasal

dari bahasa Inggris yang berarti “gergaji atau

memotong”. Dalam metode pembelajaran teknik jigsaw

termasuk dalam jenis metode pembelajaran

kooperatif. Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran

kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki

tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan

pembelajaran. Jigsaw adalah teknik pembelajaran aktif

yang biasa digunakan karena teknik ini

mempertahankan tingkat tanggung jawab pribadi yang

tinggi. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan

kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai


pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin

diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari

semua materi sendirian.

b. Langkah-Langkah Active Learning Tipe Jigsaw

Dalam pembelajaran Kooperatif jigsaw langkah-

langkah yang harus dilakukan sebagai berikut :

1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok tiap kelompok

anggotanya 5-6 orang.

2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam

bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi

beberapa sub bab.

3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang

ditugaskan dan bertanggung jawab untuk

mempelajarinya. Misalnya, jika materi yang

disampaikan mengenai sistem ekskresi. Maka

seorang siswa dari satu kelompok mempelajari

tentang ginjal, siswa yang lain dari kelompok

satunya mempelajari tentang paru-paru, begitupun


siswa lainnya mempelajari kulit, dan lainnya lagi

mempelajari hati.

4) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari

sub bab yang sama bertemu dalam kelomp[ok-

kelompok ahli untuk mendiskusikannya.

5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke

kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya.

6) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-

siswa dikenai tagihan berupa kuis individu.6

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Active Learning

Tipe Jigsaw

Dari pemaparan tahap-tahap pembelajaran koperatif

tipe jigsaw diatas dapat dilihat beberapa klebihan

sebagai berikut:

Menurut Johnson and Johnson (2004: 63-64).

kelebihan dari koperatif tipe jigsaw sebagai berikut:

Pertama, memudahkan siswa melakukan

penyesuaian sosial. Kedua, Mengembangkan

6
Trianto.2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik.Jakarta:Prestasi Pustaka.hlm.56
kegembiraan belajar sejati. Ketiga, Memungkinkan

para siswa saling belajarmengenai

sikap,keterampilan,informasi, perilaku sosial, dan

pandangan. Keempat, Memungkinkan terbentuk

dan berkembangnya nila-nilai soasial dan komitmen.

Kelima, Menghilangkan sifat mementingkan diri

sendiri atau egois dan egosentris. Keenam,

Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

Ketujuh, Menghilangkan siswa dari penderitaan

akibat kesendirian atau keterasingan.7

d. Kelemahan Metode Active Learning Tipe Jigsaw

Beberapa untuk mengantisipasi kelemahan metode

active learning tipe jigsaw:

1) Guru harus mempersiapakan pembelajaran secara

matang, disamping itu proses pembelajaran kooperatif

memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.

2) Membutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang

cukup memadai.

7
M. Thobroni. 2015. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
hlm.239
3) Selama diskusi kelompok berlangsung, ada

kecendrungan topik permasalahan yang dibahas meluas.

Dengan demikian, banyak yang tidak sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan.

4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang.

Hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

Menurut Silberman (2006: 31) bahwa terdapat

kehawatiran dalam penerapan model active learning

seperti: a. Apakah kegiatan belajar aktif hanya

merupakan kumpulan “Kegembiraan dan permainan”? b.

Apakah belajar aktif menyita banyak waktu? c. Saya

tertarik dengan belajar aktif, namun saya tidak yakin

apakah anak didik saya juga tertarik? d. Bukankah

diperlukan lebih banyak persiapan dan kreativitas dalam

mengajar menggunakan model pembelajaran aktif. 8

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa terdapat berbagai macam kelemahan model

pemebelajaran active learning diantaranya adalah

8
M.Thobroni. Loc.cit.,
memerlukan ukuran kelas yang besar, keterbatasan

materi dan peralatan yang ada di sekolah dan

keterbatasan waktu. Untuk itu guru dituntut untuk dapat

aktif, inovatif serta efektif dalam penggunaan waktu,

penerapan active learning perlu mendapatkan dukungan

dari berbagai pihak agar tercipta susaana pembelajaran

yang kondusif, serta guru harus melakukan

perancaanaan semaksimal mungkin demi tercapainya

tujuan belajar yang diharapkan.9

4. Hakikat Keaktifan Belajar

a. Pengertian Keaktifan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:17)

Menyatakan bahwa aktif berarti giat (Bekerja atau berusaha)

sedangkan keaktifan adalah hal atau keadaan dimana siswa

dapat aktif. Keaktifan siswa adalah hal ini dapat dilihat dari

kesungguhan mereka mengikuti pelajaran. Siswa yang kurang

aktif akan ditunjukan oleh beberapa kasus dikelas, seperti

9
Ibid., hlm 141
adanya kurang gairahb dalam belajar, malas, cenderung ingin

ijin keluar kelas dengan alas an kebelakang, tidak konsentrasi,

ngobrol dengan teman-teman, mengerjakan tugas pada mata

pelajaran lain, sedang jam pelajaran saat ini tengah

berlangsung, dan sebagainya.

Maka guru perlu mencari cara untuk meningkatkan keaktifan

siswa. Keaktifan merupakan motor dalam kegiatan belajar,

siswa dituntuk untuk aktif. Keaktifan belajar dipengaruhi oleh

banyak factor, baik yang datang dari dalam diri siswa maupun

yang datang dari luar diri siswa. Faktor yang datang dari dalam

diri siswa sendri ada yang berkaitan dengan kecakapan, ada

yang bukan kecakapan, seperti minat dan dorongan untuk

belajar. Minat dan dorongan untuk belajar dapat ditimbulkan

melalui upaya dan situasi yang diciptakan oleh guru. Upaya dan

situasi yang diciptakan oleh guru tersebut disamping dapat

mempengaruhi minat dan dorongan belajar juga mempengaruhi

keaktifan belajar.10

b. Hakikat Belajar

10
Sinar. 2018. Metode Active Learning. Yogyakarta: Deepublish. Hlm.8
Menurut Nana Sudjana (2010:28) belajar merupakan

proses belajar yang aktif, apabila tidak dilibatkan dalam

berbagai kegiatan belajar sebagai responsi siswa terhadap

stimulus guru, tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil

yang dikhendaki. Adapun proses pembelajaran pada

hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreatifitas

peserta didik melalui berbagai intraksi dan pengalaman

belajar. Keaktifan siswa belajar merupakan unsur dasar

yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. 11

Pada umumnya guru telah menyadari bahwa siswa

memiliki berbagai macam-macam cara belajar. Sebagai

siswa bisa belajar dengan sangat baik hanya dengan melihat

orang lain melakikannya. Biasanya, mereka ini menyukai

penyajian informasi yang runtut, sistematis dan aplikatif.

Mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan guru,

sehingga apa yang di ajarkan oleh guru, mereka mampu

merangkumnya, bahkan mau bertanya jika ada sesuatu

yang belum dimengerti. Umumnya siswa bertipe seperti ini

11
Sinar. Loc.cit.,
sangat menyukai penyampaian guru ketika mengajar yang

disertai dengan media powerpoint, sehingga tidak hanya

mendengarkan apa yang disampaikan guru, tetapi juga

melihat apa yang dibahas saat itu. Selama pelajaran,

mereka biasanya diam dan jarang terganggu oleh

kebisingan.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan

Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran

dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang

dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih untuk berfikir

kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping

itu, guru juga dapat merekayasa sistem pembeljaran

secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan

peserta didik dalam proses pembelajaran. Hampir tidak

pernah terjadi proses belajar tanpa adanya keaktifan

individu/siswa yang belajar, dan ada pula keaktifan

belajar kategori tinggi. Seandainya dibuat rentangan

skala dari 0-10, maka skala belajar ada dalam skala 1


sampai 10, tidak ada skala nol, berapapun kecilnya

keaktifan tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar

siswa adalah: 1) Memberikan motivasi atau menarik

perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif

dalam kegiatan pembelajaran; 2) Menjelaskan tujuan

instruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik);

3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta

didik; 4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan

konsep yang akan dipelajari); 5) Memberikan petunjuk

kepada peserta didik cara mempelajari; 6) Memunculkan

aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran; 7) Memberikan umpan balik (feedback);

8) Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik

berupa tes sehingga kemampuan peserta didik selalu

terpantau dan terukur; 9) Menyimpulkan setiap materi

yang disampaikan diakhir pembelajaran. Keaktifan siswa

dapat dilihat dari jenis keaktifan dan faktor terjadinya


keaktifan.12

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat

disimpulkan keaktifan dipengaruhi oleh berbagai

macam faktor seperti menarik atau memberikan motivasi

kepada siswa dan keaktifan juga dapat ditingkatkan,

salah satu cara meningkatkan keaktifan yaitu dengan

mengenali keadaan siswa yang kurang terlibat dalam

proses pembelajaran.

d.Manfaat Pembelajaran Aktif

Oemar Hamalik mengemukakan sejumlah manfaat

atau kegunaan dari kegiatan pembelajaran aktif, antara

lain:

a) Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung

mengalami sendiri.

b) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh

aspek kepribadian siswa.

c) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan

12
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015,
cet. 15. hal. 91.
para siswa yang pada gilirannya dapat

memperlancar kerja kelompok.

d) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan

kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat

dalam rangka pelayanan perbedaan individual.

e) Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang

demokratis dan kekeluargaan, musyawarah dan

mufakat.

f) Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah

dan masyarakat, dan hubungan antara guru dan

orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan

siswa.

B. Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dari judul Analisis Penerapan Model

Pembelajaran Active Learning Tipe Jigsaw Terhadap Keaktifan

Belajar Siswa adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian Nurwijayanto dengan judul meningkatkan

keaktifan belajar siswa dengan menggunakan metode

pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran akuntansi kelas x


akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan Batik 1 Surakarta tahun

ajaran 2011/2012. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

penggunaan metode pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan

keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa sebelum tindakan didapat

keaktifan belajar siswa sebanyak 23 siswa atau 53,49%, pada

siklus I meningkat keaktifan belajar siswa menjadi 33 siswa atau

76,74% dan pada siklus II juga meningkat keaktifan belajar siswa

menjadi 38 siswa atau 88,37%.23

2. Hasil penelitian Bagas Wiku Pambudi tentang Penggunaan

Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA Muhammadiyah 3

Surakarta Tahun Ajaran 2018/2019. Hasil penelitian menunjukkan

adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yaitu siswa yang

menunjukkan sikap sangat aktif sejumlah 2 siswa sebelum

tindakan, 3 siswa pada siklus 1, dan 5 siswa pada siklus 2, siswa

dengan sikap aktif sebesar 6 siswa sebelum tindakan, 7 siswa

pada siklus 1, dan 8 siswa pada siklus 2, sikap siswa yang

menunjukkan sikap cukup aktif sejumlah 5 siswa sebelum


tindakan, 5 siswa pada siklus 1, dan 2 siswa pada siklus 2,

dan siswa yang menunjukkan sikap kurang aktif sebesar 2 siswa

sebelum tindakan, 0 siswa pada siklus 1, dan 0 siswa pada siklus

2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa metode pembelajaran

Jigsaw mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa pada

mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah 3

Surakarta tahun ajaran 2018/2019.

3. Hasil penelitian oleh Wiwit Agustin tentang penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Taman

Siswa Malang.

4. Hasil penelitian oleh Ratih Indah Kartikasari penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi

dan hasil belajar siswa

Anda mungkin juga menyukai