Anda di halaman 1dari 9

2.

Teori Jean Piaget

M. Thobroni (2015:94) terdapat tiga dalil pokok Piaget dalam kaitannya dengan tahap perkembangan
intelektual atau tahap perkembangan intelektual pengembangan kontruktivisme kognitif atau bisa juga
disebut tahap perkembangan mental, yaitu sebagai berikut:

a. Perkembangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun yang selalu terjadi dengan urutan
yang sama. Setiap manusia akan mengalami urutan-urutan tersebut dan dengan urutan yang sama.

b. Tahap-tahap tersebut didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi mental (pengurutan,
pengekalan, pengelompokan, pembuatan hipotesis, dan penarikan kesimpulan) yang menunjukkan
adanya tingkah laku intelektual.

e. Gerak melalui tahap-tahap tersebut dilengkapi oleh keseimbangan (equilibration), proses


pengembangan yang menguraikan interaksi antara pengalaman (asimilasi) dan struktur kognitif yang
timbul (akomodasi).

Menurut Ruseffendi dalam M. Thobroni (2015: 95) "Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam
pikiran. Sedangkan, akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru
sehingga informasi tersebut mempunyai tempat".

Dari pendapat tersebut teori Jean Piaget melandasi penggunaan model pembelajaran Project Based
Learning karena dalam pembelajaran peserta didik

20

dapat menerima informasi baru, atau informasi lama dimodifikasi dengan informasi baru sehingga
menghasil kan skema yang baru hasil dari berpikir kreatif peserta didik dalam membangun pemahaman
yang bermakna melalui pengalamannya sendiri pada saat proses pembelajaran baik itu berinteraksi
dengan guru, teman sebaya ataupun dengan lingkungan sekitarnya, dengan begitu penggunaan model
pembelajaran berbasis proyek sesuai dengan teori ini karena dalam praktiknya model project based
learning menghasilkan sesuatu yang baru/orsinil sebagai hasil dari proyek yang dikerjakan peserta didik
bersama

kelompoknya.

3. Teori Vigotsky

Menurut M. Thobroni (2015: 95) Konstruktivisme yang dikembangkan oleh Vigotsky adalah "Penemuan
atau discovery dalam belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks social budaya seseorang",

Teori Vygotsky dalam Isjoni (2012: 32) "Memandang pengajaran dan pembelajaran berpusat pada siswa.
Guru berperan fasilitator yang membantu siswa membina pengetahuan dan menyelesaikan masalah".

Vigotsky dalam Nurdinah Hanifah & Julia (2014: 251), bahwa pembelajaran adalah proses peserta didik
membangun pengetahuannya secara aktif. Berkaitan dengan hal tersebut, kurikulum 2013 merupakan
kurikulum yang berdasarkan pada pembelajaran yang melibatkan semua aspek pengetahuan peserta
didik, sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran secara aktif.

Vygotsky dalam Trianto (2007: 30) Teori Vygotsky dalam pembelajaran kooperatif memiliki dua
implikasi, yaitu:

a. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang heterogen, hal ini dapat
membantu siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain yang lebih menguasai dalam memecahkan dan
menangani tugas-tugas pada saat siswa bekerja menyelesaikan tugas dalam kelompoknya.

21

b. Pemberian konsep, tugas atau soal yang sulit tetapi diberikan bantuan secukupnya untuk
menyelesaikan tugas-tugas tersebut, dapat membantu siswa lebih bertanggung jawab terhadap
pembelajaran atau pengetahuannya sendiri.
Berdasarkan pendapat tersebut, teori Vigotsky mendukung penerapan model pembelajaran karena pada
pelaksanaannya kurikulum 2013 pembelajaran menggunakan pendekatan scientific approach, yang
salah satunya menggunakan model pembelajaran project based learning yang lebih menekankan
pembelajaran di lapangan dan melibatkan peran aktif peserta didik. Penemuan hal baru atau discovery
menurut teori Vigotsky sesuai dengan model pembelajaran project based learning yang dalam
pembelajarannya peserta didik dikelompokan untuk memecahkan suatu masalah dalam mengerjakan
suatu proyek dengan menemukan berbagai ide dari masing-masing peserta didik sehingga menghasilkan
hal yang baru berupa suatu produk.

Langkah-langkah Project Based Learning

Pembelajaran

Keberhasilan dari pembelajaran berbasis proyek ini tak terlepas dari adanya perencanaan yang matang.
Selain itu orang-orang yang terlihat juga memiliki keterampilan dan keahlian sehingga mereka mampu
menjawab dan mendampingi sepanjang pembelajaran. Demi

keberhasilan dari pembelajaran, berikut ini langkah-

langkah project based learning.

Merujuk dari Educational Technology Division-Ministry of Education Malaysia (2006) terdapat enam
langkah pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek, di antaranya

1. Mempersiapkan pertanyaan penting terkait suatu topik materi yang akan dipelajari

2. Menyusun rencana proyek

3. Membuat jadwal
4. Memonitor pelaksanaan pembelajaran berbasi proyek (project based learning)

5. Menguji dan memberikan penilaian atas proyek yang dibuat

6. Evaluasi pembelajaran berbasis proyek.

Sintak Model Pembelajaran

Sintak pembelajaran merupakan tahapan atau fase yang harus dikerjakan pada pembelajaran. Dengan
adanya sintak, alur kegiatan pembelajaran menjadi jelas dan terstruktur. Adapun sintak model
pembelajaran project based learning adalah sebagai berikut.

1. Menentukan pertanyaan mendasar

Sebelum masuk ke materi, guru harus memberikan pertanyaan mendasar terkait materi yang akan
dipelajari. Pertanyaan tersebut bisa dikemas dalam studi kasus di dunia nyata dilanjutkan dengan
penelusuran lebih mendalam.

2. Menyusun desain perencanaan proyek

Penyusunan desain proyek bersifat kolaboratif. Artinya, kerja sama antara guru dan peserta didik. Pada
desain ini memuat sejumlah poin, misalnya aturan main, aktivitas, dan presentasi.

3. Membuat jadwal aktivitas

Setelah guru dan peserta didik menyusun desain perencanaan proyek dilanjutkan dengan membuat
jadwal aktivitas. Adapun contoh jadwal aktivitasnya adalah sebagai berikut.
Menentukan timeline pengerjaan

Menentukan deadline pengerjaan

Menentukan perencanaan baru untuk menyelesaikan proyek

Memberikan bimbingan bagi peserta didik yang menggunakan cara di luar proyek.

4. Melakukan monitor pada perkembangan kinerja peserta didik

Selama peserta didik mengerjakan proyek yang ditugaskan, guru harus aktif memonitor kegiatan
mereka. Hal itu bertujuan untuk menjaga agar suasana belajar tetap kondusif. Kegiatan monitor bisa
dilakukan menggunakan alat perekam atau rubrik.

5. Menguji hasil kinerja peserta didik

Tingkat pencapaian peserta didik dalam menyelesaikan proyek yang ditugasnya akan diuji dan dinilai
oleh guru. Penilaian ini diharapkan bisa memberikan umpan balik bagi pemahaman peserta didik. Hasil
kinerja juga bisa digunakan oleh guru untuk menyusun strategi pada pembelajaran selanjutnya.

6. Mengevaluasi pengalaman

Evaluasi pengalaman berupa refleksi dari kegiatan yang sudah dijalankan. Pada tahap ini guru bisa
melakukan diskusi ringan dengan peserta didik terkait pengalaman selama mengerjakan proyek.

Baca Juga: Cara Penerapan Model

Peran guru dalam pembelajaran dengan model Pjbl, adalah sebagai fasilitator, menyediakan bahan dan
pengalaman bekerja, mendorong siswa/peserta didik berdiskusi dan memecahkan masalah, dan
memastikan siswa/peserta didik tetap bersemangat selama mereka melaksanakan proyek.17
f. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran

1) Keunggulan pembelajaran berbasis proyek:

Setiap model pembelajaran memliki keunggulan masing-masing. Kelebihan pada penerapan model PjBL
dijelaskan dalam buku Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 (2014, h. 23), sebagai
berikut:

a) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.

b) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

c) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan masalah-masalah yang
kompleks.

25

d) Meningkatkan kolaborasi.

e) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan

keterampilan komunikasi. f) Meningkatkan keterampilan peserta didik dengan mengelola sumber.

g) Memberikan pengalaman peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan
membuat alokasi waktu dan sumber-sumber
lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. h) Menyediakan pengalaman belajar yang
melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.

i) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan
yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.

j) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik
menikmati proses pembelajaran.

Melihat banyaknya keunggulan dari model Project Based Learning (PBL)

sangat bermanfaat bagi pengembangan kreativitas siswa, contohnya dalam

membuat sustu proyek siswa di tuntut berfikir kreatif dan juga meningkatkan

kolaborasi siswa karena dalam model ini siswa dikelompokan menjadi beberapa

kelompok kecil, dengan demikian proses pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan sehingga hasil belajar dapat meningkat.

2) Kelemahan pembelajaran berbasis proyek:

Selain kelebihan adapula kekurangan pada penerapan model PJBL telah

dijelaskan dalam buku Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 (2014,
h. 23) sebagai berikut:

a) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.

b) Membutuhkan biaya yang cukup banyak.

c) Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana guru yang memegang peran
utama di kelas.

d) Banyaknya peralatan yang harus digunakan.

e) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan
mengalami kesulitan.

f) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.

26

g) Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik
tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.

Untuk mengatasi atau meminimalisir kelemahan diatas guru harus kreatif,

contohnya dalam menghemat biaya untuk membeli bahan, menggunakn barang

yang sudah tidak terpakai juga bias menjadi solusi, untuk waktu yang relaif lama
mungkin peran guru disini sangat penting untuk memonitori kelompok-kelompok

agar sesuai dengan yang di tugaskan.

Anda mungkin juga menyukai