Anda di halaman 1dari 15

20

A. Kerangka Pikir

Sujarweni (2014: 60) pada dasarnya kerangka pemikiran diturunkan dari

beberapa teori maupun konsep yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti,

sehingga memunculkan asumsi-asumsi yang berbentuk bagan alur pemikiran, yang

kemudian kalau mungkin dapat dirumuskan kedalam hipotesis operasional atau

hipotesis yang dapat diuji.

Adapun karangka pikir yang digunakan dipenelitian ini adalah sebagai

berikut:

Pembelajaran Fisika MAN 1 Makassar

Kurangnya variasi dalam penggunaan model pembelajaran

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

(diterapkan model pembelajaran (diterapkan model


berbasis masalaah) discovery learning)

Hasil Belajar Fisika Hasil Belajar Fisika

Adanya perbadaan hasil belajar

Gambar 2.1 Bagan kerangka pikir


21

B. Hipotesis Penelitian

𝐻𝑎 = Terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelas yang diajar dengan

model pembelajran berbasis masalah dengan kelas yang diajar dengan

model pembelajaran konvensional.

𝐻0 = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelas yang diajar

dengan model pembelajran berbasis masalah dengan kelas yang diajar

dengan model pembelajaran konvensional.


22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

Quasi Eksperimen dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan

kelas kontrol, dimana kelas eksperimen ini diterapkan model pembelajaran

berbasis masalah sedangkan kelas kontrol diterapkan model konvensional

untuk melihat adanya perbedaan hasil belajar fisika MAN 1 Makassar

2. Lokasi Penelitian

Adapun Lokasi penelitian bertempat di MAN 1 Makassar

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Posttes Only

Control Group Design. Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan diberikan

perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah pada kelas

eksperimen dan pada kelas kontrol tanpa perlakuan (model konvensional). Setelah

pelaksanaan proses pembelajaran, maka diadakan posttest untuk melihat hasil

belajar peserta didik baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.

22
23

Desain penelitian Posttes Only Control Group Design dapat dilihat sebagai

berikut, oleh Sukardi (2017: 185)

R X O1
R - O2

Dengan:
R = Kelas dipilih secara random (acak kelas)
O1 = Posttest (Pengukuran setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan
model pembelajran berbasis masalah)
X = Perlakuan yang diberikan dengan menggunakan model pembelajran
berbasis masalah
O2 = Posttest (Pengukuran setelah diajar dengan menggunakan model
konvensional)
- = Tidak ada perlakuan (model konvensional)

C. Variabel Penelitian

Variabel bebas : Model pembelajaran berbasis masalah dan model

konvensional

Variabel terikat : Hasil belajar Fisika

D. Defenisi Operasional Variabel

Variabel bebas

Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model

pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan dalam memecahkan

masalah dan berpikir kritis secara ilmiah serta mengembangkan pengetahuan

peserta didik untuk aktif dalam membangun pengetahuan secara mandiri

maupun kelompok. Langkah-langkah pada model PBL yang digunakan

meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada peserta didik yaitu (1)

orientasi dan mengorganisasi siswa pada masalah; (2) mengembangkan


24

rencana untuk memecahkan masalah; (3) pengumpulan dan analisis data; dan

(4) mengevaluasi.

Model konvensional adalah model yang digunakan guru di sekolah,

yaitu model pembelajaran langsung. Pembelajaran langsung (Direct

Instruction) dalam penelitian ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai

berikut: a) Membuka pelajaran dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai, b) Menjelaskan materi pembelajaran, c) Memberikan contoh soal

dan penyelesaianny, d) Memberikan latihan soal kepada siswa, e) Guru

membimbing siswa, f) Guru mengecek pemahaman siswa dengan menunjuk

beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas,

g) Setelah selesai mengerjakan, guru dan siswa secara bersama-sama

melakukan pembahasan, h) Guru memberikan umpan balik kepada siswa

terhadap materi yang belum terpecahkan, i) Memberikan tugas kepada siswa

untuk mempelajari materi pada pertemuan berikutnya.

Variabel terikat

Hasil belajar adalah skor total atau nilai yang diperoleh peserta didik

setelah diterapkan model pembelajran berbasis masalah dan model

konvensional yang dilihat dari ranah kognitif.

E. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tujuh

langkah, yaitu: studi pendahuluan, studi literatur, pembuatan perangkat dan

instrumen pembelajaran, uji coba instrumen, implementasi, teknik pengumpulan

data, dan diakhiri dengan analisis hasil dan penyusunan laporan:


25

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran fisika di

sekolah. Studi pendahuluan dilaksanakan dengan melakukan observasi

pelaksanaan pembelajaran dan wawancara dengan guru fisika.

2. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan penelitian

sebelumnya, mencari teori-teori yang berkaitan dengan indikator hasil belajar

IPA terhadap standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang sudah

ditentukan. SK dan KD dikaji agar diperoleh konsep-konsep gerak yang

dituangkan dalam materi pokok melalui penjabaran indikator-indikator. Hasil

studi literatur digunakan sebagai landasan penerapan model pembelajaran

berbasis masalah

3. Penyusunan Perangkat dan Instrumen Pembelajaran

Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kelas

eksperimen dan kelas kontrol, lembar kerja peserta didik (LKPD) kelas

eksperimen dan kelas kontrol. RPP dan LKPD yang telah dibuat

dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran IPA.

Selanjutnya dari indikator-indikator hasil belajar kognitif peserta didik dibuat

instrumen penilaian, dimana instrumen penilaian hasil belajar menggunakan

tes pilihan ganda.

4. Uji Coba Instrumen Tes


26

Instrumen tes sebelum digunakan, dilakukan uji validitas, reliabilitas, daya

pembeda, dan taraf kesukaran. Pengujian Instrumen penelitian berupa tes

pilihan ganda dilakukan uji coba pada kelas yang bukan sampel penelitian.

5. Implementasi

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dilakukan pada kelas

eksperimen dan sebagai pembanding digunakan model pembelajaran

konvensional pada kelas kontrol. Pada saat pelaksanaan pembelajaran

dilakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui

peningkatan pemahaman peserta didik. Lembar observasi yang digunakan

menggunakan kriteria penilaian yang disesuaikan dengan indikator hasil

belajar. Guru mata pelajaran melakukan observasi pada semua proses

pembelajaran, sedangkan peneliti melakukan observasi saat kegiatan

eksperimen, sehingga peneliti dapat mengetahui peserta didik yang aktif

bertanya saat kegiatan eksperimen.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan posttest untuk

mengetahui hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran fisika setelah

proses pembelajaran.

7. Analisis Hasil dan Penyusunan Laporan

Peneliti melakukan pengumpulan dan penskoran data yang telah diperoleh.

Selanjutkan data dianalisis untuk memperoleh temuan penelitian dan

pembahasan, sedangkan tahap terakhir adalah penyusunan laporan hasil

penelitian.
27

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

hasil belajar untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar fisika yang diajar

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan model konvensional yang

berbentuk multiple choice test (pilihan ganda)

1. Instrumen Penelitian

Tes akhir (posttest)

Tes posttest bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik setelah

diajarkan model pembelajaran berbasis masalah dan model konvensional.

2. Validitas

Arikunto (2014: 24) Untuk pengujian validitas digunakan rumus sebagai

berikut:

𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑝
𝛾𝑝𝑏𝑖 = √
𝑆𝑡 𝑞

dengan:

pbi = Koefisien korelasi biseral


Mp = Rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya.
Mt = Rerata skor total
St = Standar deviasi dari skor total
p = Proporsi peserta didik yang menjawab benar
q = Proporsi peserta didik yang menjawab salah (q = 1 – p)
28

Valid tidaknya item ke-i ditunjukkan dengan membandingkan nilai  pbi (i)

dengan nilai rtabel pada taraf signifikan  = 0,05 dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika Nilai  pbi (i) ≥ rtabel, item dinyatakan valid

b. Jika Nilai  pbi (i) <rtabel, item dinyatakan invalid atau Drop

Item yang memenuhi kriteria valid dan mempunyai relibialitas tes yang

tinggi dan selanjutnya digunakan untuk tes hasil belajar fisika pada kelas

eksperimen.

3. Reliabilitas

Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data, maka ditentukan

reliabilitasnya.

Untuk Perhitungan reliabilitas tes didekati dengan rumus Kuder dan

Richardson ( KR-20 dan KR-21), Purwanto (2016: 169)

𝑛 𝑆 2 − ∑ 𝑝𝑞
𝑟𝑖𝑖 = [ ][ ]
𝑛−1 𝑆2

dengan :

rii = Reliabilitas instrumen


n = jumlah butir pertanyaan
S = Standar deviasi dari tes
S2 = Variansi total
p = Proporsi subjek yang menjawab betul
q = Proporsi subjek yang menjawab salah (q=1 – p)
Σpq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q

Tabel 3.1 Kriteria Relabilitas


Koefisien Reliabilitas (𝒓𝒊𝒊 ) Kriteria
0.80 ≤ 𝑟𝑖𝑖 < 1.00 Sangat Tinggi
29

0.60 ≤ 𝑟𝑖𝑖 < 0.80 Tinggi


0.40 ≤ 𝑟𝑖𝑖 < 0.60 Cukup
0.20 ≤ 𝑟𝑖𝑖 < 0.40 Rendah
0.00 ≤ 𝑟𝑖𝑖 < 0.20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2014: 89)

Instrumen dapat dikatakan mempunyai reliabilitas apabila nilai kriteria soal

yang digunakan dalam instrumen 0.6 sampai dengan 1.00.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk

mendeskripsikan hasil belajar fisika yang diperoleh peserta didik yang diajar

dengan model pembelajaran berbasis masalah untuk kelas eksperimen dan model

konvensional untuk kelas kontrol. Sedangkan analisis inferensial adalah uji

normalitas dan uji hipotesis.

a. Analisis Deskriptif

Dalam hal ini digunakan skor rata-rata, standar deviasi, skor tertinggi

(maksimum), skor terendah (minimum), serta distribusi frekuensi hasil belajar

peserta didik dalam ketiga aspek hasil belajar.

Purwanto (2016: 201) Skor rata-rata diperoleh dari persamaan:

∑𝑓𝑖 𝑥𝑖
𝑋̅ =
∑𝑓𝑖

dengan:

𝑥̅ = skor rata-rata
𝑥i = tanda kelas interval
𝑓i = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas 𝑥i

Sugiyono (2017: 58) Standar deviasi, dengan rumus:


30

2
2 (∑𝑓𝑖 𝑥𝑖 )

s= √∑𝑓𝑖 𝑥𝑖 − 𝑛
𝑛−1

dengan:

s = standar deviasi
xi = titik tengah kelas
fi = skor rata-rata
n = banyaknya subjek penelitian

Untuk mengetahui nilai yang diperoleh peserta didik, maka skor dikonversi

dalam bentuk nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑆𝑆
𝑁= × 100
𝑆𝐼

dengan:

N = Nilai peserta didik


SS = Skor hasil belajar peserta didik
SI = Skor ideal

Tabel 3.2 Kategori Hasil Belajar Peserta Didik


Interval Skor/Nilai Keterangan
Angka 0 - 20 Sangat Lemah
Angka 21 – 40 Lemah
Angka 41 - 60 Cukup
Angka 61 - 80 Kuat
Angka 81 - 100 Sangat Kuat
(Riduwan, 2018: 41)

b. Analisis Inferensial

1) Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data

yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Sujarweni (2014: 102)

Untuk pengujian tersebut digunakan dengan rumus Chi- kuadrat yang

dirumuskan sebagai berikut :


31

(𝑓𝑖 − 𝑓ℎ )2
𝑥2 = ∑
𝑓ℎ

dengan:

𝑥 2 : Chi Kuadrat
𝑓𝑖 : frekuensi yang diobservasi
𝑓ℎ : frekuensi yang diharapkan

Jika, 𝛾 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝛾 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka distribusi data tidak Normal

Jika, 𝛾 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝛾 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka distribusi data Normal

2) Uji Hipotesis

Hipotesis yang diuji adalah terdapat perbedaan yang signifikan

antar hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan model

pembelajaran berbasis masalah dengan peserta didik yang diajar dengan

model pembelajaran konvensional

𝐻𝑎 = Terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelas yang diajar


dengan model pembelajran berbasis masalah dengan kelas yang
diajar dengan model pembelajaran konvensional.
𝐻0 = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelas yang
diajar dengan model pembelajran berbasis masalah dengan kelas
yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.

Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≠ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻𝑎 diterima, jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0

diterima, pada taraf signifikan ∝ = 0,05.

3) Uji perbedaan Dua rata-rata

𝐻𝑎 : 𝜇1 = 𝜇2
𝐻0 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
32

Ha diterima bilamana – 𝑡(1−1/2𝛼) < 𝑡 < 𝑡(1−1/2𝛼) dimana 𝑡(1−1/2𝛼)

diperoleh dari daftar distribusi t dengan taraf signifikan 𝛼 = 0.05. Untuk

harga t lainnya, Ha ditolak pada taraf nyata 𝛼 = 0.05 atau H0 diterima.

Sugiyono (2012: 181) Untuk menguji hipotesis diatas digunakan uji t

sebagai berikut:

𝑥̅1 − 𝑥̅2
𝑡=
1 1
𝑠√𝑛 + 𝑛
1 2

dimana:

(𝑛1 − 1)𝑠1 2 + (𝑛2 − 1)𝑠2 2


𝑠=√
𝑛1 + 𝑛2 − 2

dengan:

𝑥̅1 = Rata-rata nilai kelas eksperimen


𝑥̅2 = Rata-rata nilai kelas kontrol
𝑛1 = Jumlah peserta didik kelas eksperimen
𝑛2 = Jumlah peserta didik kelas kontrol
𝑠1 2 = Varians kelas eksperimen
𝑠2 2 = Varians kelas kontrol
s = Standar deviasi
33

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta
Departemen Agama RI. 2014. Al-Qur’an Terjemahan AL-IKHLAS. Jakarta:
SAMAD
Hasmah. 2017. Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Pembelajaran
Langsung (Direc Instruction) Dengan Teknik Multilevel Learning Pada
Peserta Didik Kelas X MIA SMA Negeri 12 Makassar. Jurnal Pendidikan
Fisika, (online), vol. 5, no. 3, (https://journal.unismuh.ac.id, diakses
29 juli 2019)
Huda, Miftahul. 2016. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Priansa, Doni Juni. 2017. Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran.
Bandung: Pustaka Setia
Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Riduwan. 2018. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Setiawan, Sandi. 2016. Penerapan Model Problem Based Learning
Menggunakan Simulasi Macromedia Flash Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Smk
Negeri Limboro Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat. Skripsi
Pendidikan Fisika. (http://repositori.uin-alauddin.ac.id/2777/, diakses 07
September 2019)
Sukardi.2017. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis, dan Mudah
Dipahami. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru
Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Widiasworo, Erwin. 2018. Strategi Pembelajaran Edutainment Berbasis Karakter.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media

32

Anda mungkin juga menyukai