B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Tentang Belajar
Cronbach (dalam Suprijono, 2010:2) mengemukakan bahwa belajar
adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.Kemudian Harold
Spears (dalam Suprijono, 2010:2) mengemukakan bahwa belajar adalah
mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti
arah tertentu.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah perilaku yang tampak melalui aktivitas seseorang untuk mencapai
perubahan yang lebih baik setelah proses pembelajaran yang menyangkut
ranah kognitif, afektif dan psikomotor, sehingga pola pikir dan potensi
individu dapat semakin berkembang setelah proses pembelajaran
2. Tinjauan Tentang Hasil Belajar
Suprijono (2010:7) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan
perilakusecara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja, artinya hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para
pakar pendidikan sebagaimana tersebut tidak dilihat secara fragmentaris
atau terpisah, melainkan komprehensif. Kemudian Gagne (dalam Suprijono,
2010:5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik secara keseluruhan
yang didapat setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang prosesnya
tidak dapat dilihat dan hanya dapat disimpulkan dari hasilnya yang
mencakup beberapa ranah dan kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Hasil belajar tersebut dapat terlihat setelah siswa mengikuti
proses belajar mengajar dan setelah siswa menerima pelajaran yang telah
diberikan oleh guru.
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Tan (dalam Rusman, 2011:232) mengemukakan bahwa pembelajaran
berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang
diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata,
kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas
yang ada. Kemudian Suprihatiningrum (2013:215) menyatakan bahwa
Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang
mana siswa sejak awal dihadapkan pada suatu masalah, kemudian setelah
itu pada proses pembelajarannya diikuti oleh proses pencarian informasi
yang bersifat student centered.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa
model PBL adalah model pembelajaraan yang dilakukan secara
berkelompok yang digunakan untuk melatih dan mengembangkan
kemampuan berpikir siswa melalui masalah-masalah yang diberikan oleh
guru yang berkaitan dengan kehidupan nyata secara berkesinambungan.
b. Sintaks Pembelajaran Model Problem Based Learning (PBL)
Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
(Suprihatiningrum, 2013:223)
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap-1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
Orientasi siswa menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan
pada masalah fenomena, demonstrasi, atau cerita untuk
memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk
terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Tahap-2 Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan
Mengorganisasi mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
siswa untuk belajar dengan masalah tersebut.
Tahap-3 Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
Membimbing informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen,
penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
individual maupun masalah.
kelompok
Tahap-4 Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
Mengembangkan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan,
dan menyajikan video, dan model serta membantu mereka untuk
hasil karya berbagi tugas dengan temannya.
Tahap-5 Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
Menganalisis dan atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
mengevaluasi proses-proses yang mereka gunakan.
proses pemecahan
masalah
26
Kelas Eksperimen
25 25.4
Kelas Kontrol
24
23 23.14
22
Gambar 1 Pre-test)
Grafik Rata-rata Tes Kemampuan Awal (Pre
Pelaksanaan post-test dilakukan diakhir pembelajaran yaitu pada
kelas eksperimen dilakisanakan pada tanggal 19 Mei 2015 dengan jumlah
35 siswa. Sedangkan pada kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 20 Mei
2015 dengan jumlah 35 siswa.
siswa
Pada hasil post-test pada kelas eksperimen yaitu ada 29 siswa yang
mendapatkan nilai diatas KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70.
Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM sebanyak 6
siswa. Pada kelas kontrol ada 9 siswa yang mendapatkan nilai diatas
KKM,
KM, dan siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu sebanyak
26 siswa.
80
75 Kelas Eksperimen
75.8
Kelas Kontrol
70
65
66.14
60
E. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 4
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan
rata-rata nilai post-test eksperimen sebesar 75,80 dan nilai rata-rata post-test kelas
kontrol sebesar 66,14 serta uji kesamaan dua rata-rata nilai post-test yaitu thitung =
5,51 dan ttabel = 1,66 karena > maka Ho ditolak dan Ha
diterima.Dengan demikian kedua rata–rata skor post-test kelas eksperimen lebih
besar dari rata–rata nilai post-test kelas kontrol.
F. DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, R. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8
Lubuklinggau. Skripsi tidak diterbitkan. Lubuklinggau: Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam STKIP-PGRI Lubuklinggau.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ashad, S, dkk. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 PALU, 1 (2), 39-43.
Asrori, M. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wahana Prima.
Dalyono. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Renika Cipta.
Djamarah, S.B. dan Aswan, Z. 2002.Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka
Cipta