Anda di halaman 1dari 6

KRITERIA KETUNTASAN INDIVIDU DAN KLASIKAL SISWA

Untuk menenetukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung dengan


menggunakan persamaan sebagai berikut (Trianto, 2010: 241):
KB = x 100%
Di mana: KB = ketuntasan belajar
T = jumlah skor yang diperoleh siswa
T1 = jumlah skor total
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban
benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika
dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud dalam
Trianto, 2010: 241).
Tetapi, menurut Trianto (2010: 241) berdasarkan ketentuan KTSP penentuan
ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah
kriteria ketuntasan minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu: kemampan
setiap peserta didik berbeda-beda; fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda; dan daya dukung
setiap sekolah berbeda. Maka dalam penelitian ini, sesuai dengan KKM mata pelajaran
matematika di sekolah tempat peneliti melakukan penelitian, maka ketuntasan individual
adalah 65 dan ketuntasan secara klasikal adalah 85%.

Sumber:
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Remedial dan Pengayaan
Setelah KKM ditentukan, capaian pembelajaran peserta didik dapat dievaluasi ketuntasannya.
Peserta didik yang belum mencapai KKM berarti belum tuntas, wajib mengikuti program
remedial, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KKM dinyatakan tuntas dan dapat
diberikan pengayaan.

a. Remedial
Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta didik yang
belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran remedial diberikan segera
setelah peserta didik diketahui belum mencapai KKM. Pembelajaran remedial dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan/hak peserta didik. Dalam pembelajaran remedial, pendidik
membantu peserta didik untuk memahami kesulitan belajar yang dihadapi secara mandiri,
mengatasi kesulitan dengan memperbaiki sendiri cara belajar dan sikap belajarnya yang dapat
mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini, penilaian merupakan
assessment as learning.
Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga dapat bervariasi sesuai
dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Tujuan
pembelajaran juga dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik. Pada
pelaksanaan pembelajaran remedial, media pembelajaran juga harus betulbetul disiapkan
pendidik agar dapat mempermudah peserta didik dalam memahami KD yang dirasa sulit itu.
Dalam hal ini, penilaian tersebut merupakan assessment for learning.
Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan yang
dapat dilakukan dengan cara:
1) pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa anak yang
mengalami kesulitan yang berbedabeda, sehingga memerlukan bimbingan secara individual.
Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dialami oleh peserta
didik.
2) pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam pembelajaran
klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan sama.
3) pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran
ulang dilakukan apabila semua peserta didik mengalami kesulitan. Pembelajaran ulang
dilakukan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan
tes/pertanyaan.
4) pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah
mencapai KKM, baik secara individu maupun kelompok.
Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian peserta didik
pada KD yang diremedial. Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang
belum tuntas dan dapat diberikan berulangulang sampai mencapai KKM dengan waktu
hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir semester pembelajaran remedial belum
bisa membantu peserta didik mencapai KKM, pembelajaran remedial bagi peserta didik
tersebut dapat dihentikan. Pendidik tidak dianjurkan memaksakan untuk memberi nilai tuntas
(sesuai KKM) kepada peserta didik yang belum mencapai KKM.
Contoh Lain Perbandingan Soal Bukan HOTS dengan Soal HOTS

Jika kamu belum merasa puas dengan perbedaan antara soal tipe HOTS dengan bukan HOTS,
berikut Quipper Blog berikan contoh lainnya:

1) Soal Bukan HOTS

Diketahui (an) dan (bn) adalah dua barisan aritmetika dengan selisih masing-masing 3 dan 4.
Jika setiap barisan memiliki 100 anggota maka banyaknya anggota kedua barisan yang
bernilai sama adalah ….

A. 21
B. 22
C. 23
D. 24
E. 25

2) Soal HOTS

Diketahui (an) dan (bn) adalah dua barisan aritmetika dengan a1 = 5, a2 = 8, b1 = 3, dan b2 = 7.
Jika A = {a1, a2, …, a100} dan B = {b1, b2, …, b100} maka banyaknya anggota A∩B adalah
….

A. 21
B. 22
C. 23
D. 24
E. 25

Pada dasarnya, kedua contoh soal di atas merupakan soal yang sama dengan pertanyaan yang
sama. Akan tetapi, perbedaan kalimat penyampaian pada soal membuat salah satu soal
menjadi bentuk HOTS sementara soal lainnya bukanlah tipe HOTS. Perbedaan tersebut
beserta tingkatnya dalam Taksonomi Bloom yang sudah direvisi, antara lain:

Indikator Bukan Soal HOTS Soal HOTS


Nilai selisih Dinyatakan secara eksplisit, yaitu 3 Dinyatakan secara implisit melalui
barisan dan 4 (understand) nilai a1, a2, dan b1, b2 (evaluate)
aritmetika
Banyaknya Dinyatakan secara eksplisit, yaitu Dinyatakan secara implisit melalui
anggota barisan 100 (understand) banyaknya anggota himpunan A
dan B (analyze)
Materi Hanya fokus pada barisan aritmetika Menggabungkan konsep barisan
(remember) aritmetika dengan himpunan
(create)
Bentuk Dinyatakan secara eksplisit bahwa Dinyatakan secara implisit melalui
pertanyaan yang harus dicari adalah banyaknya banyaknya anggota himpunan
anggota yang sama (apply) A∩B (evaluate)
Setelah memahami perbedaan soal tipe HOTS dengan bukan HOTS, tentu saja tidak ada lagi
yang perlu ditakutkan, bukan? Kalau kamu merasa masih memerlukan pendamping untuk
membantumu mempertajam kemampuan menganalisis dan problem solving, salah satu cara
yang bisa kamu tempuh adalah dengan berlangganan Quipper Video, lho, Quipperian. Saat
ini, soal-soal yang ada di Quipper Video telah dilengkapi dengan tipe HOTS!

Anda mungkin juga menyukai