Anda di halaman 1dari 28

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena penelitian ini

bertujuan memberikan teori terhadap fakta-fakta yang ada dilapangan. Jenis

penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan desain penelitian menggunakan

pre-test post-test non equivalent group design. Sugiyono (2010: 122) menjelaskan

bahwa quasi eksperiment bertujuan untuk membandingkan dua perlakuan

eksperimen berbeda kepada subjek penelitian. Quasi eksperiment dipilih karena

peneliti tidak membuat kelompok baru, melainkan menggunakan kelompok-

kelompok kelas yang sudah ada sebagaimana adanya.

Kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah kelompok yang

menggunakan keefektifan metode pembelajaran problem solving dan inkuiri

dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Rancangan desain pre-test post-test non equivalent group design disajikan dalam

bentuk diagram berikut ini:

Tabel 1.
Pre-test Post-test non Equivalent Group Design
Kelompok E1 pre-test problem solving post-test

Kelompok E2 pre-test inkuiri post-test

Kelompok C pre-test konvensional post-test

Keterangan :
Kelompok E1 : Kelompok eksperimen dengan menggunakan keefetkifan metode
problem solving
Kelompok E2 : Kelompok eksperimen dengan menggunakan keefektifan metode
inkuiri.

89
Kelompok C : Kelompok kontrol dengan menggunakan metode konvensional
(lecture).

Sebelum percobaan atau eksperimen dilakukan, terlebih dahulu diberikan

pre-test atau tes awal untuk melihat kondisi subjek, dalam hal ini adalah melihat

variabel yang akan diukur yaitu ketuntasan belajar kemampuan berpikir kritis

siswa dalam mata pelajaran IPS. Setelah perlakuan kepada ketiga kelompok

selesai, maka siswa akan melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan

keefektifan metode problem solving dan inkuiri untuk kelas eksperimen, untuk

kelas kontrol menggunakan metode konvensional. Masing-masing kelompok

memiliki tujuan sama untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Selanjutnya, setelah siswa melakukan proses pembelajaran maka akan dilanjutkan

dengan post-test untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis setelah

mendapatkan perlakuan metode pembelajaran.

Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian eksperimen semu

dengan desain penelitian menggunakan pre-test post-test nonequivalent group

design, adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pra survei dan mengajukan perizinan ke sekolah.

2. Pembuatan instrumen dan uji coba instrumen.

3. Mengadakan pertemuan koordinasi dengan guru dilanjutkan dengan

pembekalan mengenai penggunaan keefektifan metode pembelajaran problem

solving dan inkuiri untuk kelas eksperimen serta konvensional untuk kelas

kontrol yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

dalam mata pelajaran IPS.

90
4. Mengembangkan strategi pembelajaran bersama dengan guru untuk kelas

eksperimen.

5. Melaksanakan pre-test untuk melihat kemampuan berpikir kritis awal peserta

didik.

6. Menganalisis hasil pre-test terhadap ketuntasan belajar kemampuan berpikir

kritis awal peserta didik.

7. Melaksanakan eksperimen menggunakan keefektifan metode pembelajaran

problem solving dan inkuiri terhadap masing-masing kelompok eksperimen

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

8. Melaksanakan post-test untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis akhir

peserta didik setelah mendapatkan perlakuan.

9. Analisis data.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, dan SMP Negeri 3

Kecamatan Losari Kabupaten Brebes. Observasi awal (prasurvei) dilaksanakan

pada bulan Juli-Agustus 2016. Sasaran uji coba instrumen adalah untuk

mendapatkan validitas empirik dan reliabilitas dilaksanakan pada bulan Agustus

2016 dengan tujuan agar instrumen valid dan reliabel sebelum digunakan dalam

penelitian. Adapun waktu pelaksanaan proses penelitian dilapangan akan

dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2016-2017, yakni pada bulan

Desember – Februari 2017.

91
Tabel 2.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No. Kegiatan Bulan/Minggu
Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
Prosedur penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Tahap pra eksperimen

Pada tahap pra eksperimen ini disiapkan tiga kelas dari tiga sekolah. Dua

kelas akan digunakan sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas sebagai

kelompok kontrol. Penentuan kelas dilakukan berdasarkan hasil nilai yang

diperoleh dari hasil belajar nilai test dalam observasi yang telah dilakukan.

Peneliti mengadakan pertemuan koordinasi dengan guru-guru pada kelas

eksperimen untuk menyamakan persepsi antara guru dengan peneliti. Kemudian

dilanjutkan dengan pembekalan mengenai penggunaan keefektifan metode

problem solving dan inkuiri dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Peneliti mengembangkan strategi pembelajaran bersama dengan guru pada

kelompok eksperimen.

Sebelum pelaksanaan eksperimen, terlebih dahulu dilakukan pre-test yang

dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis awal peserta didik

yang berkaitan dengan teori pembelajaran, kemudian akan dibandingkan dengan

hasil post-test yang telah dicapai peserta didik setelah mendapatkan perlakuan.

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan untuk menghindari bias hasil penelitian,

pemeriksaan digunakan untuk matching.

92
Matching merupakan penyepadanan kondisi awal antara kelompok kelas

eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Kelompok kelas eksperimen dan kontrol

diajar oleh guru yang sama, materi yang sama, media dan evaluasi tidak

disamakan karena sudah memiliki kondisi yang sama. Adapun yang perlu di

matching yaitu kemampuan awal peserta didik.

Untuk menyamakan persepsi dalam mengetahui kemampuan awal peserta

didik dalam berpikir kritis ketiga kelas diberikan test kemampuan berpikir kritis.

Pengontrolan terhadap variabel kemampuan berpikir kritis awal peserta didik

dilakukan dengan menggunakan uji statistik Anava. Selain itu, untuk

mengendalikan proses belajar mengajar, guru diberikan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) pada kelompok eksperimen.

2. Tahap Eksperimen

Setelah ketiga kelompok, yaitu dua kelompok eksperimen dan satu

kelompok kontrol dianggap memiliki kondisi yang sama, maka tahap selanjutnya

adalah tahap pembelajaran menggunakan keefektifan metode problem solving dan

inkuiri untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Pada tahap proses

pembelajaran, peneliti dapat melakukan modifikasi sepanjang tidak menyimpang

dari prosedur pembelajaran.

Tindakan ini melibatkan guru, peserta didik dan peneliti. Guru sebagai

pelaku manipulasi proses pembelajaran. Guru dalam kelompok kelas eksperimen

menggunakan keefektifan metode problem solving dan inkuiri, sedangkan dalam

kelompok kontrol guru menggunakan metode konvensional seperti biasa.

Perlakuan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 4 kali. Tiap-tiap perlakuan

93
dilaksanakan dalam waktu 2 x 40 menit, hari dan jam pelajaran disesuaikan

dengan jadwal mengajar guru dalam pelajaran IPS. Pelaksanaan eksperimen akan

dilaksanakan sesuai langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

Kelompok eksperimen metode problem solving. 1) Klarifikasi masalah:

Guru menyajikan fenomena yang mengandung masalah sesuai dengan kompetensi

dasar atau indikator berbentuk gambar, dan teks. Siswa melakukan identifikasi

terhadap fenomena yang ditampilkan. Siswa melakukan klarifikasi terhadap

masalah yang ditemukan. 2) Brainstroming: Siswa mengidentifikasi masalah dan

melakukan brainstorming dengan guru. Guru memfasilitasi siswa untuk

mengklarifikasi fakta, konsep, prosedur dan kaidah dari masalah yang ditemukan.

Siswa melakukan brainstorming dengan cara sharing information, klarifikasi

informasi dan data tentang masalah yang ada, melakukan peer learning dan

bekerjasama (working together). Siswa mendapatkan deskripsi dari masalah, apa

saja yang perlu dipelajari untuk menyelesaikan masalah, deskripsi konsep yang

sudah dan belum diketahui, menemukan penyebab masalah, dan menyusun

rencana untuk menyelesaikan masalah. Siswa mengembangkan alternatif

penyelesaian masalah. 3) Pengumpulan informasi dan data: Siswa melakukan

kegiatan pengumpulan data dan informasi terkait dengan penyelesaian masalah:

perpustakaan, web, dan berbagai sumber data yang lain serta melakukan

observasi. Siswa secara mandiri mengolah hasil pengumpulan informasi atau data

untuk dipergunakan sebagai solusi dalam menyelesaikan masalah. 4) berbagi

informasi dan berdiskusi untuk menemukan penyelesaian masalah: Siswa kembali

melakukan brainstorming, kalrifikasi informasi, konsep dan data terkait dengan

94
permasalahan yang ada dan menemukan solusinya, melakukan peer learning dan

bekerjasama (working together). Siswa merumuskan dan menetapkan solusi

(pemecahan masalah). Siswa menyusun laporan hasil diskusi penyelesaian

masalah. 5) Presentasi hasil penyelesaian masalah: Siswa mempresentasikan hasil

brainstormingnya tentang solusi yang dikemukakan untuk penyelesaian masalah.

Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Siswa mereviu,

menganalisis, mengevaluasi dan refleksi terhadap pemecahan masalah yang

ditawarkan beserta reasoningnya dalam diskusi kelas. Siswa melakukan perbaikan

berdasarkan hasil diskusi. 6) Refleksi: Siswa mengemukakan ulasan terhadap

pembelajaran yang dilakukan. Guru dan siswa memberikan apresiasi atas

partisipasi semua pihak. Guru dan siswa melakukan refleksi atas kontribusi setiap

orang dalam proses pembelajaran.

Kelompok Eksperimen metode inkuiri. 1) Kegiatan Awal: guru menyiapkan

siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, dengan cara menciptakan suasana

kelas yang kondusif dengan menunjuk salah satu siswa memimpn do’a, dan

memeriksa kehadirasn siswa. 2) Observasi: guru menyampaikan materi dan tujuan

yang diajarkan, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa

untuk mencapai tujuan pembelajaran., dan membagi siswa dalam kelompok. 3)

Merumuskan Masalah: guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap

kelompok dan membimbing siswa merumuskan masalah. 4) Mengajukan

Hipotesis: Guru membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis dengan cara

mengajukan pertanyaan. 5) Mengumpulkan Data: guru membimbing siswa untuk

mengumpulkan data. 6) Menguji Hipotesis: guru membimbing siswa menganalisis

95
data yang telah dihasilkan. 7) Merumuskan Kesimpulan: guru membimbing siswa

untuk menyimpulkan hasil pengolahan data yang terkumpul.

3. Tahap Akhir Eksperimen.

Setelah pelaksanaan perlakuan selesai, kedua kelompok eksperimen dan

satu kelompok kontrol diberikan post-test dengan materi dan kisi-kisi yang sama.

Post-test dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perlakuan yang

berbeda terhadap ketiga kelompok. Penilaian diberikan pada expert judgment atau

dosen pembimbing agar tidak terjadi subjektivitas penelitian. Setelah skor post-

test diperoleh kemudian peneliti melakukan analisis data mempergunakan SPSS

17.00 dan mengkonsultasikan pemaknaan hasil kepada expert judgment atau

pembimbing.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMP N di Kecamatan Losari

Kabupaten Brebes yang terdiri dari tiga sekolah yaitu SMP N 1 Losari, SMP N 2

Losari, dan SMP N 3 Losari. Peneliti memilih sekolah negeri dengan

pertimbangan bahwa seluruh kelas di SMP N Kecamatan Losari sudah

menggunakan Kurikulum 2013 sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan

oleh pemerintah.

96
Tabel 3.
Jumlah Populasi
No Sekolah Jumlah Siswa Jumlah kelas
1 SMP N 1 Losari 355 8
2 SMP N 2 Losari 352 8
3 SMP N 3 Losari 343 8
Jumlah Populasi 1050 24
Sumber : Profil Sekolah SMP N Kecamatan Losari dinas P&K 2016-2017

2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling purposive,

Sugiyono (2010: 122) menjelaskan bahwa dalam teknik sampling purposive

peniliti memilih sendiri kasus-kasus yang akan dimasukan dalam sampel

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, peneliti melakukan

pertimbangan berdasarkan kekhasan nilai, waktu tenaga dan biaya. Sampel yang

terpilih akan digunakan untuk tujuan dalam penelitian yaitu meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan metode pembelajaran metode

problem solving dan inkuiri.

Langkah-langkah dalam pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti

dalam penelitian keefektifan metode pembelajaran problem solving dan inkuiri

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah sebagai berikut:

a) Menetapkan SMP N 1, SMP N 2, dan SMP N 3 sebagai tempat penelitian.

b) Memilih kelas VIII di SMP N 1, SMP N 2, dan SMP N 3, yang terdiri dari

dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.

c) Peneliti akan menetapkan dua kelas eksperimen untuk menerapkan

keefektifan metode pembelajaran problem solving dan inkuiri serta satu kelas

kontrol dengan menerapkan metode pembelajaran konvensional.

97
D. Variabel Penelitian

1. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis.

Kemampuan berpikir kritis dapat dilihat dari skor hasil belajar peserta didik yang

meliputi kemampuan-kemampuan dalam hal berpikir kritis seperti kemampuan

interpretasi, kemampuan analisis, kemampuan evaluasi, kemampuan inferensiasi,

dan kemampuan eksplanasi sesuai dengan pendapat dari Costa. (1985: 59) yang

menyatakan bahwa kemampuan-kemampuan berpikir kritis tersebut dapat

diujikan melalui tingkatan domain kognitif dari teori Bloom yang mencakup

content verbal, quantitative dan tata ruang. Keefektifan hasil perlakuan akan

menunjukan tingkat keberhasilan dengan meningkatnya skor test nilai hasil belajar

dengan indikator kemampuan berpikir kritis

Tahapan proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kritis adalah dengan menekankan kegiatan pembelajaran yang berpusat kepada

peserta didik sehingga membuat peserta didik aktif dan terlibatan dalam proses

pembelajaran. Langkah-langkah proses pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis disebutkan oleh Wina Sanjaya (2014: 236) yang

dimulai dari orientasi, pelacakan, konfrontasi, inkuiri, akomodasi, dan transfer.

2. Variabel bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keefektifan metode pembelajaran

problem solving dan inkuiri. Metode problem solving merupakan metode

pembelajaran yang menerapkan pengetahuan awal pada permasalahan untuk

memecahkan masalah, dalam proses pembelajaran peserta didik akan memiliki

98
peranan yang sangat aktif untuk menyelesaikan masalah, sedangkan guru

memiliki peran sebagai fasilitator dalam membimbing proses pembelajaran yang

dilakukan oleh peserta didik dan sebagai pelatih kognitif, pelatih keterampilan

serta pelatih kemampuan berpikir dengan tujuan peserta didik dapat memperoleh

pengetahuan dan keterampilan yang baru. Permasalahan yang disajikan adalah

permasalahan yang autentik, proses dalam menyelesaikan masalah dengan cara

merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mencari dan mengumpulkan data

atau fakta, merumuskan kesimpulan dan mengkomunikasikan hasilnya.

Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada anak

didik, dimana kelompok-kelompok peserta didik dalam suatu persoalan atau dari

pernyataan tersebut, maka metode inkuiri merupakan proses pembelajaran yang

menciptakan peserta didik sebagai subjek, dimana guru bertindak sebagai

fasilitator pengalaman belajar, serta menciptakan dan mengatur kondisi yang

dapat memberi rangsangan pada peserta didik untuk mengajukan pernyataan

tentang topik yang sedang dibahas

Proses pembelajaran dapat menggunakan alat bantu media pembelajaran

untuk memperlancar proses pembelajaran yang berlangsung. Penggunaan media

pembelajaran sebagai pembantu proses pembelajaran untuk meningkatkan minat

dan menumbuhkan bakat yang ada dalam diri peserta didik dengan sistem

scientific yang telah diatur dalam kurikulum 2013. Pendekatan yang dilakukan

dalam proses pembelajaran selain menggunakan scientific, juga menggunakan

pendekatan interdisipliner, multidisipliner dan sistem, hal ini bertujuan untuk

melatih kemampuan berpikir kritis dari peserta didik.

99
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes dan observasi.

Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang skor kemampuan berpikir kritis

peserta didik dan observasi digunakan untuk memperkuat penafsiran dan

pembahasan.

Tes digunakan untuk mengukur pencapaian standar kompetensi pada materi

pelajaran dengan tema Dinamika Kependudukan dan Pembangunan Nasional

sebagaimana ditetapkan dalam Kurikulum 2013. Berdasarkan rancangan kegiatan

proses pembelajaran, pretes dilaksanakan secara serempak sebelum diberikan

perlakuan. Postes dilaksanakan secara serempak setelah diberikan perlakuan. Data

hasil prestest dan postest dianalisis untuk selanjutnya ditarik kesimpulan.

Observasi merupakan salah satu teknik yang penting untuk mengumpulkan

data dan informasi. Observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi dilakukan

dengan berperan serta ikut dalam kegiatan proses pembelajaran.

Pedoman observasi berperan serta (participan observation) berfungsi untuk

mengerahkan peneliti dalam melakukan observai dilapangan agar mendapatkan

data dan informasi, sehingga observasi bersifat objektif dan keindependenan

peneliti dapat terjaga. Hasil observasi dalam penelitian ini terdapat pada lampiran

5. Manfaat dalam melakukan observasi adalah ketika peneliti melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan menentukan

100
populasi serta sampel yang akan dijadikan subjek dan objek dalam penelitian.

Observasi dilakukan dengan berperan serta dalam kegiatan proses pembelajaran

sehari-hari. Observasi juga berguna sebagai pelengkap informasi yang belum

terungkap melalui tes.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Tes

Instrumen yang digunakan adalah tes. Instrumen penelitian ini

dikembangkan dari materi IPS yang akan digunakan untuk menerapkan

metode pembelajaran problem solving dan inkuiri dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis. Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini

berbentuk soal uraian. Penyusunan soal tes mengacu kepada indikator yang

terdapat dalam kisi-kisi instrumen.

Pembuatan instrumen tes kemampuan berpikir kritis siswa dilakukan

dengan menggunakan kisi-kisi yang didasarkan pada kompetensi dasar yang

terangkum dalam tema pembelajaran yaitu Dinamika Kependudukan dan

Pembangunan Nasional dengan sub tema jumlah dan pertumbuhan penduduk.

Proses pelaksanaan tes soal yang diberikan untuk pretest sama dengan soal

yang akan diberikan saat posttest.

Soal pretest diberikan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis

awal siswa sebelum diberikan perlakuan. Setelah siswa diberikan perlakuan

dengan menggunakan metode problem solving dan inkuiri serta konvensional

101
tanpa adanya variasi metode pembelajaran yang lain seperti yang biasa

dilakukan, maka siswa akan diberikan posttest dengan menggunakan soal

yang sama. Validitas dan realibitas soal yang telah dibuat, harus dilakukan

pengujian menggunakan uji validitas, relialibilitas, tingkat kesukaran dan

daya pembeda.

Uji coba instrumen penelitian dilakukan dengan program Anates.

Adapun indikator kemampuan berpikir kritis dan kisi-kisi instrumen soal

kemampuan berpikir kritis siswa untuk materi IPS dengan tema Dinamikan

Kependudukan dan Pembangunan nasional berdasarkan teori Bloom yang

dijelaskan oleh Duron, Limbach, & Waugh (2006: 160) yang menjelaskan

tingkat domain kognitif untuk meningkatkan dan mengembangkan

kemampuan berpikir kritis, peneliti kemudian merumuskan indikatornya

dengan menggabungkan teori dari Bloom yang di jelaskan oleh Duron,

Limbach, & Waugh (2006: 160) dan teori dari Costa (1985. 59), yaitu:

Knowledge focused on remembering and reciting information.


Comprehension focused on relating and organizing previously
learned information. Application focused on applying information
according to a rule or principle in a specific situation. Analysis was
defined as critical thinking focused on parts and their functionality in
the whole. Synthesis was defined as critical thinking focused on
putting parts together to form a new and original whole. Evaluation
was defined as critical thinking focused upon valuing and making
judgments based upon information.

Designed around a content format that uses Bloom's Taxonomy and a


three-mode organization of content--verbal, quantitative, and spatial
for students in grades 3-12.......there are a host of candidates for a
basic thinking skills taxonomony. In planning a curricular sequence,
teachers should consider the developmental level of the learners, the

102
mode of presenting information to them, the subject matter involved,
and the testing program to assess matery.

Tabel 4.
Indikator Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Indikator kemampuan Sub-indikator kemampuan Nomor Jumlah
berpikir kritis berpikir kritis soal soal
Memahami masalah dan
1 1
mencari solusi jawaban
Menjelaskan solusi jawaban
Interpretasi 2 1
berdasarkan data atau fakta
Memaknai masalah dan
3 1
mencari solusi jawaban
Mengidentifikasi data dan
fakta untuk mencari solusi 4 1
jawaban
Analisis
Membedakan data dan fakta
untuk mencari solusi 5 1
jawaban
Menilai argumen yang
dinyatakan untuk mencari 6 1
solusi jawaban
Menetapkan kriteria
Evaluasi berdasarkan asumsi untuk 7 1
menjawab permasalahan
Menyeleksi kriteria untuk
membuat solusi jawaban 8 1
permasalahan
Membuat kesimpulan secara
deduksi berdasarkan data dan
9 1
fakta untuk menjawab
permasalahan
Inferensiasi
Membuat kesimpulan secara
induksi berdasarkan data dan
10 1
fakta untuk menjawab
permasalahan
Menjelaskan hasil
berdasarkan bukti,
metodologi dan konteks
Eksplanasi 11 1
berdasarkan data dan fakta
untuk menjawab
permasalahan
Jumlah soal 11

103
Berdasarkan indikator tersebut yang telah mengkombinasikan teori dari

Bloom yang di jelaskan oleh Duron, Limbach, & Waugh (2006: 160) dan

teori Costa (1985: 59), maka peneliti menyesuaikannya dengan tujuan

pembelajaran yang telah tercantum dalam BUKU IPS Kelas VIII sebagai

sumber belajar peserta didik. Tujuan IPS diantaranya sbb: 1. Mendeskripsikan

jumlah dan pertumbuhan penduduk di Indonesia, 2. Menjelaskan komposisi

penduduk di Indonesia, 3. Menganalisis terjadinya migrasi di Indonesia, 4.

Menjelaskan hubungan kualitas penduduk dan pembangunan nasional, 5.

Menjelaskan pengaruh kualitas penduduk terhadap pergerakan nasional.

Tabel 5.
Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Tema Sub Tema Indikator Soal No.
Pembelajaran Pembelajaran Soal
Dinamika Jumlah dan Memahami pertumbuhan 1
Kependudukan Pertumbuhan penduduk dan masalah yang
dan Penduduk, dialami disetiap wilayah negara
Pembangunan Komposisi, Indonesia.
Nasional. serta Menjelaskan tingkat pertumbuhan 2
persebaran penduduk berdasarkan data sensus
dan migrasi kependudukan.
penduduk. Mendeskripsikan argumen tingkat 3
pertumbuhan penduduk disetiap
wilayah negara Indonesia
Mengidentifikasi masalah yang 4
terjadi tentang penurunan jumlah
penduduk.
Membedakan tingkat pertumbuhan 5
penduduk pada tahun 1990-2010
Menilai permasalahan sebagai 6
dampak adanya imigrasi,
trnasmigrasi, emigrasi, dan
remigrasi.
Menjelaskan tindakan yang harus 7
dilakukan supaya pertumbuhan
penduduk di setiap wilayah
Negara Indonesia dapat merata.

104
Menetapkan tindakan yang harus 8
dilakukan pemerintah supaya tidak
terjadi permasalahan dalam
pertumbuhan penduduk.
Menjelaskan makna akibat 9
terjadinya pertumbuhan penduduk
Menjelaskan makna 10
ketidaksesuaian program
pemerintah untuk mencegah
pertumbuhan penduduk.
Menjelaskan tingkat pertumbuhan 11
jumlah penduduk dan masalah
yang terjadi di daerah sebagai
tempat tinggal.

b. Observasi

Obseravsi ini dilakukan untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran

yang sedang berlangsung dikelas. Observasi mengungkapkan kejadian-

kejadian yang terjadi dalam kegiatan proses pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan keefektifan

metode problem solving dan inkuiri. Semua kejadian dalam kegiatan proses

pembelajaran dicatat dalam lembar observasi yang sudah direncanakan. Hal

ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penerapan keefektifan metode

problem solving dan inkuiri dalam proses meningkatkan kemampuan berpikir

kritis.

105
Tabel 6.
Indikator Observasi Kemampuan Berpikir Kritis.
Tidak
No. Aspek yang diukur Jarang Sering Selalu
pernah
1 Menganalisis masalah
2 Memfokuskan masalah
3 Mencari informasi
Mengkomunikasikan/menyajikan
4
masalah
Memberikan pendapat tentang
5
topik masalah
Menghargai pendapat yang
6
berbeda
Memberikan alternatif solusi
7 tentang masalah yang menjadi
topik diskusi
Memilih solusi yang tepat untuk
8
menyelesaikan masalah

Keterangan :

Skor 1 = Tidak pernah.


Skor 2 = Jarang.
Skor 3 = Sering.
Skor 4 = Selalu.

Tabel 7.
Kriteria Penilaian Observasi Kemampuan Berpikir Kritis
No. Aspek Skor Kategori Keterangan
Siswa dapat
menangani
masalah sesuai
4 Selalu
dengan fakta
dan data yang
ada
Siswa dapat
1 Menganalisis masalah
menangani
masalah dengan
3 Sering fakta tapi
kurang up to
date dengan
data
2 Jarang Siswa dapat

106
menangani
masalah dengan
bahasa sendiri
Siswa tidak
Tidak dapat
1
pernah menangani
masalah
Siswa mampu
memikirkan
masalah sesuai
4 Selalu
dengan
kenyataan yang
terjadi
Siswa
memikirkan
masalah dengan
3 Sering
mengikuti topik
2 Memfokuskan masalah
berita yang
terjadi
Siswa
memikirkan
2 Jarang
masalah bahasa
siswa sendiri
Siswa tidak
Tidak mampu
1
pernah memikirkan
masalah
Siswa selalu
memanfaatkan
sumber
4 Selalu
informasi yang
ada dengan baik
dan tepat
Siswa sering
memanfaatkan
3 Sering sumber lain
3 Mencari informasi yang ada
disekolah
Dalam mencari
informasi siswa
terkadang
2 Jarang hanya
membuka buku
yang ada di
meja
1 Tidak Dalam mencari

107
pernah informasi siswa
tidak membuka
buku ataupun
memanfaatkan
sumber belajar
lain yang ada
disekolah
maupun diluar
sekolah
Setiap ada
kesempatan,
siswa
4 Selalu menyampaikan
hasil diskusinya
kepada teman
kelompok lain
Siswa
menyampaikan
hasil diskusinya
3 Sering
kepada teman
dalam
Mengkomunikasikan/menyajikan
4 kelompok lain
masalah
Dalam
menyampaikan
hasil
diskusinya,
2 Jarang
siswa
melakukannya
atas perintah
guru.
Siswa tidak
Tidak mau
1
pernah menyampaikan
hasil diskusinya
Selalu
memberikan
pendapat
4 Selalu
tentang topik
masalah yang
Memberikan pendapat tentang sedang terjadi.
5
topik masalah Memberikan
pendapat
tentang topik
3 Sering
masalah sesuai
dengan
pemikiran

108
sendiri dan
sesuai dengan
fakta yang
terjadi
Siswa hanya
sesekali
memberikan
2 Jarang pendapat yang
sesuai dengan
topik
pembahasan
Siswa tidak
Tidak pernah
1
pernah mengeluarkan
pendapatnya.
Mendengarkan
dan menyimak
4 Selalu
pendapat dari
siswa ain
Menghormati
teman lain yang
3 Sering
sedang
berbicara
Menghargai pendapat yang
6 Mendengarkan
berbeda
pendapat teman
tetapi tidak
2 Jarang
mengikuti
pendapat teman
tersebut
Merasa
Tidak
1 pendapatnya
pernah
selalu benar
Selalu
memberikan
alternatif solusi
4 Selalu
tentang masalah
yang menjadi
topik solusi
Memberikan alternatif solusi
Sering
7 tentang masalah yang menjadi
memberikan
topik diskusi
alternatif solusi
3 Sering
tentang masalah
yang menjadi
topik diskusi
Jarang
2 Jarang
memberikan

109
alternatif solusi
tentang masalah
yang menjadi
topik diskusi
Tidak pernah
memberikan
Tidak alternatif solusi
1
pernah tentang masalah
yang menjadi
topik diskusi
Selalu memilih
solusi yang
4 Selalu tepat untuk
menyelesaikan
masalah
Sering memilih
solusi yang
3 Sering tepat untuk
menyelesaikan
masalah
Memilih solusi yang tepat untuk
8 Jarang memilih
menyelesaikan masalah
solusi yang
2 Jarang tepat untuk
menyelesaikan
masalah
Tidak pernah
memilih solusi
Tidak yang tepat
1
pernah untuk
menyelesaikan
masalah

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Setelah mendapatkan pertimbangan dari dosen ahli, instrumen penelitian

yang berupa tes kemampuan berpikir kritis diujicobakan pada kelas IX yang telah

mendapatkan materi sebelumnya, dan diperkirakan memiliki kemampuan yang

sama dengan subjek penelitian. Suharsimi Arikunto (2010: 211) menjelaskan

bahwa uji coba instrumen ini bertujuan untuk mengetahui keterbacaan soal atau

kepahaman, pengalaman pengumpulan data, mengidentifikasi masalah yang

110
mungkin dijumpai, mengetahui perkiraan alokasi waktu dalam menjawab soal,

menentukan jawaban soal dan menentukan skor tiap soal. Uji keterbacaan soal

dilakukan dengan cara mencatat soal-soal yang kurang dipahami atau

membingungkan siswa ketika dilakukan uji coba instrumen. Kemudian dilakukan

revisi kalimat atau bahasa soal yang membingungkan, keterangan tabel, bagan

atau grafik yang kurang dimengerti siswa.

Selain itu, tujuan uji coba instrumen penelitian adalah untuk mengetahui

validitas, realibilitas, taraf kesukaaran, dan daya pembeda. Validitas instrumen tes

yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, yakni ditinjau dari

kesesuaian isi instrumen tes dengan Kurikulum 2013 yang hendak diukur. Suatu

tes dikatakan memiliki content validity jika cakupan dan isi tes tersebut sesuai

dengan cakupan isi kurikulum sehingga tujuan pendidikan dan pembelajaran dapat

dicapai. Uji butir soal dilakukan dengan bantuan software ANATES TM Uraian

Versi 4.0.5. Berikut analisis uji butir soal yang akan dilakukan.

1. Validitas Butir Soal.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesasihan suatu instrumen. Suharsimi Arikunto (2010: 64) menjelaskan

bahwa suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.

Sebaliknya, instrumen yang tidak valid memiliki validitas rendah. Upaya untuk

menginterpretasikan besarnya validitas digunakan kriteria yang tersaji dalam tabel

sebagai berikut:

111
Tabel 8.
Koefisien Validitas Butir Soal
No Rentang Keterangan
1 80-100 Sangat Tinggi
2 60-80 Tinggi
3 40-60 Cukup
4 20-40 Rendah
5 0.0-20 Sangat Rendah

2. Reliabilitas Tes

Suharsimi Arikunto (2010: 86) menjelaskan bahwa reliabilitas merupakan

tingkat konsistensi suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk

menghasilkan skor yang konsisten (tidak berubah-ubah) Walaupun diujikan pada

situasi yang berbeda-beda. Adapun kriteria untuk reliabilitas dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 9.
Klasifikasi Nilai Reliabilitas Butir Soal
No Rentang Keterangan
1 80-100 Sangat Tinggi
2 60-80 Tinggi
3 40-60 Cukup
4 20-40 Rendah
5 0.0-20 Sangat Rendah

3. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah ataupun terlalu sukar.

Suharsimi Arikunto (2010: 207) menjelaskan bahwa soal yang terlalu mudah tidak

akan merangsang siswa untuk mempertinggi usaha dalam memecahkannya.

Sebaliknya, jika soal terlalu sukar maka akan menyebabkan siswa menjadi putus

asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi, karena diluar

112
jangkauannya. Adapun kriteria acuan untuk tingkat kesukaran dapat dilihat

berikut ini:

Tabel 10.
Indeks Tingkat Kesukaran
No Rentang Keterangan
1 0.00-0.30 Soal Sukar
2 0.31-0.70 Soal Sedang
3 0.71-1.00 Soal Mudah

4. Daya Pembeda

Suharsimi Arikunto (2010: 211) menjelaskan bahwa daya pembeda soal

adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai

(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan

rendah). Seluruh pengikut tes dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu

kelompok dengan kemampuan tinggi dan kelompok dengan kemampuan rendah.

Adapun kriteria acuan untuk daya pembeda dapat dilihat berikut ini:

Tabel 11.
Daya pembeda
No Rentang Keterangan
1 0.00-0.20 Kurang Baik
2 0.20-0.40 Cukup
3 0.40-0.70 Baik
4 0.70-1.00 Baik Sekali

G. Teknis Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik

parametrik yaitu analisi varian (Anava) satu jalur. Penelitian ini merupakan

penelitian eksperimen untuk menguji perbedaan dua metode pembelajaran dan

sekaligus melihat keefektifannya dibandingkan dengan kelas kontrol. Jadi teknik

analisis statistik yang digunakan adalah Anava dan dilanjutkan dengan uji scheffe.

113
Dalam melakukan teknik analisis statistik anava, data yang akan dianalisis

harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain normalitas dan homogenitasnya. Uji

normalitas menggunakan uji kolmogrov smirnov dan uji homogenitas

menggunakan uji leneve dengan bantuan program SPSS 17 for windows.

1. Uji Prasyarat Analisis

Sutrisno Hadi (2004: 311) menjelaskan bahwa asumsi yang harus dipenuhi

dalam Anava yaitu: 1) Sampel diambil berdasarkan nilai hasil tes pada observasi

yang telah dilakukan, 2) Observasinya berasal dari distribusi normal, 3)

Populasinya harus mempunyai variasi yang sama.

a. Normalitas

Data yang dianalisis haruslah data keadaan berdistribusi normal.

Normalitas digunakan untuk menguji data pretest apakah data pretest tersebut

berdistribusi normal atau tidak. Normalitas skor kemampuan berpikir kritis

yang berupa data pretest menggunakan uji Lillefors Significance correlation

dari kolmogrov smirnov dengan taraf signifikansi (α = 0,05) dengan SPSS for

Windows. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nol yang menyatakan

bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika nilai sig

atau signifikansi atau probabilitas kurang dari 0,05, data tidak berdistribusi

normal. Sebaliknya, jika nilai sig atau signifikansi atau probabilitas lebih dari

0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.

Normalitas digunakan untuk memeriksa apakah populasi yang diselidiki

berdistribusi normal atau tidak. Normalitas dilakukan terhadap data pretest

dan postest tiap-tiap kelompok. Seluruh perhitungan dilakukan dengan

114
program SPSS 17 for Windows. Untuk menguji normalitas data dilakukan

dengan melihat kaidah p. Jika p> 0,05, data tersebut berdistribusi normal.

b. Homogenitas Varians

Homogentias varians ini untuk mengetahui apakah sampel yang diambil

dari populasi memiliki signifikansi satu sama lain. Homogenitas digunakan

untuk menguji kesamaan varians antara tiga kelompok yang dibandingkan.

Untuk menguji apakah antara tiga kelompok tersebut homogen atau tidak,

dilakukan dengan teknik analisis varians satu jalan (one way anova) dengan

melihat leneve test pada program SPSS 17 for Windows. Dalam hal ini yang

diuji adalah hipotesis nol yang menyatakan bahwa ketiga varians populasi

adalah identik. Penerimaan atau penolakan hipotesis nol didasarkan pada nilai

signifikansi atau probabilitas kurang atau lebih dari 0,05. Jika nilai

signifikansi kurang dari 0,05 maka ketiga variansi tidak identik, tetapi apabila

nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka ketiga varians populasi adalah identik.

Tes statistik untuk menguji homogenitas adalah uji F, yaitu dengan

membandingkan varians terbesar dengan varians terkecil

Keterangan :

2
S = Varians terbesar
1
2
S = Varians terkecil
2

115
Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan tabel nilai F. Jika Fo

< Ft antara dua kelompok tidak menunjukkan perbedaan maka varians

diterima. Fo adalah nilai F yang diperoleh dari perhitungan sedangkan Ft adah

nilai Ftabel. Taraf signifikanis yang dikehendaki 5% dan db = (n1-1) : (n2-1).

2. Uji keefektifan.

Anava dipergunakan untuk menguji perbedaan mean terhadap tiga

kelompok, yaitu dua kelompok eksperimen yang telah mendapat perlakuan

metode pembelajaran problem solving dan inkuiri sedangkan kelompok kontrol

berjalan seperti biasanya tanpa adanya perlakuan. Anava dipergunakan untuk

mencari keefektifan perlakuan yang telah diberikan dari hasil yang telah

didapatkan.

Burhan Nurgiyanto (2004: 211) menyatakan bahwa rumus yang digunakan

untuk menguji keefektifan adalah:

Keterangan :
RKA = Rata-rata hitung antar kelompok.
RKD = Rata-rata hitung kuadrat dalam kelompok.

Jika hasil data signifikan, dapat dilakutkan ke uji scheffe untuk melihat

urutan yang paling baik dimana hal ini dilihat dari perhitungan sebagai berikut:

Keterangan :
Krd = Jkd-dbd.

116

Anda mungkin juga menyukai