Anda di halaman 1dari 8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan penting dalam kehidupan, karena


melalui belajar manusia yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Melalui
belajar seseorang akan mengalami suatu perubahan perilaku dan
pengalaman belajar yang dilakukannya. Menurut Skinner dalam Dimyati
dan Mudjiono (2013 : 9) belajar adalah suatu perilaku. Pada saat siswa
belajar, maka responnya menurun.

Sedangkan Slameto (2015 : 2) mengemukakan pengertian belajar adalah


suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keeluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Gagne belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang


dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan
diperoleh langsung dari proses 8 pertumbuhan seseorang secara alamiah.
Belajar bukan sekedar menghafal, melainkan suatu proses mental yang
terjadi dalam diri seseorang. Dari pendapat teori di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu
secara menyeluruh, sebagai pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, penulis


membuat laporan “model pembelajaran kooperatif student teams
achievement division ( STAD) upaya peningkatan hasil belajar
matematika mengenal dan mengurutkan bilangan pada siswa kelas II
semester 1 SD Negeri Kaligayam 03 kecamatan Talang.” Hasil penelitian
yang dilakukan menunjukkan peningkatan aktivitas siswa pada
pratindakan adalah 50% naik sebesar 25% pada siklus I, dan 14% pada
siklus II. Bisa disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I
presentase ketuntasan 32%, dan siklus II mengalami peningkatan
presentase ketuntasan menjadi 45%. Pada intinya kondisi awal sebelum
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD hasil belajar
rendah, dan setelah penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan
memanfaatkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD hasil belajar
semakin meningkat.

1. Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar menurut Hamalik adalah sebagai


terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati,
dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil belajar
menurut Poerwanto (2010 : 28) memberikan pengertian hasil belajar
adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar yang
dinyatakan dalam rapot. Dari pendapat diatas, maka dapat dijelaskan hasil
belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam
menerima, menolak, dan menilai informasi yang diperoleh dalam proses
belajar mengajar. Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi
merupakan hasil dari proses belajar. Hasil belajar di bidang pendidikan
adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif,
afektif, dan psikomotor. Setelah mengerti proses pembelajaran yang
diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan. Jadi hasil belajar
adalah pengukuran dari penilaian usaha yang dinyatakan dalam bentuk
simbol, huruf, maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah
dicapai oleh setiap siswa pada periode tertentu.

b. Teknik Penilaian Hasil Belajar

1. Teknis Tes
a) Tes tertulis

Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut


jawaban secara tertulis. Arifin (2014 : 119) menyatakan bahwa tes
tertulis memiliki dua bentuk yaitu uraian atau essay dan bentuk
objektif.

 Uraian
Tes bentuk uraian terdiri dari uraian terbatas dan uraian bebas
 Objektif
Tes objektif disebut juga tes dikotomi karena jawabannya antara
benar atau salah dan skor nya 1 atau 0. Tes ini disebut objektif
karena penilaiannya objektif, karena kunci jawabannya sudah jelas
dan pasti. Ttes objektif meliputi pilihan ganda, benar salah, dan
menjodohkan. Ditinjau dari tujuannya terdapat 4 macam tes yang
digunakan lembaga yaitu :
- Tes penempatan dilakukan di awal pelajaran.
- Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan yang
dihadapi peserta didik termasuk kesalahan pemahaman konsep.
- Tes formatif bertujuan untuk memperoleh masukan tentang
keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran.
- Tes sumatif diberikan di akhir pelajaran atau akhir semester

b) Tes lisan

Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap


muka antara peserta didik dengan seorang atau beberapa penguji.
Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan dan spontan. Tes
jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman (penskoran)

c) Tes perbuatan / praktik / kinerja

Tes praktik, biasa disebut tes kinerja, adalah teknik


penilaian yang menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan
kemahirannya (Rosana 2014). Tes praktik dapat berupa tes tulis
ketrampilan, tes identifikasi, tes simulasi.

 Tes tulis ketrampilan digunakan untuk mengukur ketrampilan peserta


didik yang diekspresikan dalam kelas
 Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran
mengidentifikasi sesuatu hal yang berdasarkan fenomena yang
ditangkap melalui alat indra
 Tes simulasi digunakan untuk mengukur kemahiran bersimulasi
memperagakan suatu tindakan tanpa menggunakan peralatan atau
benda yang sesungguhnya
 Tes petik kerja dipakai untuk mengukur kemahiran
mendemonstrasikan pekerjaan yang sesungguhnya

2. Teknik non tes

Teknik non tes adalah cara mengumpulkan kemajuan pembelajaran


dengan cara selain tes. Untuk menilai aspek tingkah laku, jenis non tes
lebih sesuai digunakan sebagai alat evaluasi. Seperti menilai aspek sikap,
minat perhatian karakteristik dan lainnya yang mencakup segi afektif dan
psikomotorik.

a. Bentuk-bentuk teknik non tes


1. Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil karya atau pencapaian yang
mempresentasikan
pengembangan diri.
2. Skala sikap
Skala sikap adalah salah satu bentuk dari tipe skala pengukuran yang
digunakan untuk mengukur sikap.
3. Observasi (Pengamatan)
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif dan rasional terhadap fenomena-fenomena
yang sedang dijadikan sebagai sasaran pengamatan.
4. Angket (Quistionaire)
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang
yang akan diukur.

2. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi


ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang, dan sesudah
pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang
digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar
mengajar.

a) Pengertian model pembelajaran menurut ahli


 Joyce & Weil (dalam Rusman, 2012 : 133) berpendapat bahwa
model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
 Menurut Arend (dalam Mulyono, 2018 : 89)
Model belajar merupakan kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur sistematik dalam pengorganisasian
pengalaman belajar guna mencapai kompetensi belajar.
b) Macam-macam model pembelajaran
 Model pembelajaran langsung
 Model pembelajaran pendidikan matematika realistik Indonesia
 Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)
 Model pembelajaran index card match (mencari pasangan)
 Model pembelajaran kontekstual
 Model pembelajaran kooperatif
c) Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah sebuah metode atau strategi
pembelajaran gotong royong yang konsepnya hampir tidak jauh beda
dengan metode pembelajaran kelompok. Menurut Rumini dkk (1995 :
12) dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi yang dapat
diterapkan, yaitu :
 Team Game Tournament (TGT)
 Student Team Achievement Division (STAD)
 Jigsaw
 Group Investigation (GI)
1) Model pembelajaran kooperatif student team achievement division
(STAD)
Merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan
interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu
dalam menguasai materi pelajaran guru mencapai presstasi yang
maksimal.
2) Kelebihan, kekurangan dan karakter STAD
a. Kelebihan model pembelajaran kooperatif STAD
 Melatih siswa mengembangkan ketrampilan sosial
 Membiasakan siswa menghargai pendapat orang lain
 Adanya interaksi langsung antar siswa dalam kelompok
 Setiap anggota kelompok mendapat tugas

b. Kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD

 Kontribusi dari siswa berprestasi rendah


 Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena
peran anggota yang pandai lebih dominan
 Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit
mencapai target kurikulum

c. Karakteristik model pembelajaran STAD menurut Hamdani (2011 : 40)

 Tujuan kognitif : informasi akademik sederhana


 Tujuan sosial : kerja kelompok dan kerja sama
 Struktur tim : kelompok belajar heterogen 4-5 anggota
 Pemilihan topik pelajaran : biasanya oleh guru
 Tugas utama : siswa mengerjakan tugas dari guru
3) Langkah-langkah penerapan model pembelajaran STAD
 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri
dari 4/5 anggota. Tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen
 Tiap anggota kelompok menggunakan lembar kerja dan kemudian
saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab
atau diskusi antar sesama anggota kelompok
 Secara individual atau kelompok tiap minggu atau tiap dua minggu
guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap
bahan akademik yang telah dipelajari
3. Mata Pelajaran Matematika

a) Definisi Matematika

Samidah dan Istarani (2016 : 10) matematika adalah pengetahuan


atau ilmu mengenai logika dan problem-problem numerik, matematika
menolong manusia menafsirkan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan.
Kemudian Yurniwati (2019 : 28) menyatakan matematika tidak hanya
mengembangkan ketrampilan komputasi atau operasi hitung tetapi juga
softskill, menemukan konsep, mengolah informasi, mengkomunikasikan
ide dalam bentuk simbol, bagan, gambar atau kalimat secara lisan dan
tulisan.

b) Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan


dalam Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang standar isi, adalah agar
siswa memiliki kemampuan

 Memahami konsep matematika secara utuh


 Mengembangkan ketrampilan penalaran matematika
 Ketrampilan memecahkan masalah
 Mengkomunikasikan gagasan matematika
 Dan membentuk sikap

c) Ruang lingkup pembelajaran matematika diatas selaras dalam


standar kompetensi kurikulum 2004 mata pelajaran matematika, dimana
standar dikelompokkan dalam kemahiran matematika bilangan,
pengukuran dan geometri, aljabar, statistika dan peluang, trigonometri, dan
kalkulus.

d) Strategi pembelajaran matematika diantaranya :

 Strategi pembelajaran expositori (SPE)


 Strategi pembelajaran inkuuiri (SPI)
 Strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM)
 Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
 Strategi pembelajaran kooperatif

Anda mungkin juga menyukai