Anda di halaman 1dari 7

Peningkatan Keaktifan dan ....

(Lila Wijayanti Saputri) 1

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN KEDISIPLINAN BELAJAR KKPI


DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT
SISWA KELAS XI MULTIMEDIA 3 SMKN 2 SEWON

ENHANCEMENT STUDENTS’ ACTIVITY AND DISCIPLINE LEARNING OF KKPI WITH


COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TGT AT CLASS XI MULTIMEDIA 3 SMKN 2
SEWON

Oleh: Lila Wijayanti Saputri, Universitas Negeri Yogyakarta, lyllaputrri@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
dalam meningkatkan kedisiplinan dan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran KKPI di kelas XI
MM 3 di SMK Negeri 2 Sewon. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan desain
Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MM 3 Semester ganjil tahun akademik
2015/2016. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Pembelajaran Kooperatif tipe Teams-Games-
Tournaments (TGT) diawali dengan penyajian materi, belajar di tim, permainan/turnamen, dan
rekognisi tim. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi keaktifan dan
kedisiplinan, catatan harian, dan dokumentasi. Metode untuk analisis data yaitu dengan metode
analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif TGT pada mata pelajaran KKPI dapat meningkatkan keaktifan dan kedisiplinan belajar
siswa. Keaktifan belajar siswa sebesar 62,05% pada siklus I, 70,62% pada siklus II, dan 81,76% pada
siklus III. Kedisiplinan belajar siswa sebesar 55,68% pada siklus I, 75,22% pada siklus II, dan
82,27% pada siklus III.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif tipe TGT, Keaktifan Belajar, Kedisiplinan Belajar, KKPI.

Abstract
The aim of this research was to know about the application of cooperative learning model type TGT in
enhance students’ activity and discipline learning of KKPI subject at class XI Multimedia 3 SMK N 2 Sewon.
This research was classroom action research. This research used Kemmiss and Mc. Taggart model that
consisting of four stages: plan, act, observe and reflect. The subjects of this research were students of class XI
Multimedia 3 first semester in academic year 2015/2016. This research was conducted in three cycles.
Cooperative learning model type Teams-Games-Tournaments (TGT) began from teaching, learning in a
team, games/tournaments, and team recognition. Data gathering techniques were using sheet of
student’s activity and discipline, notes, and documentation. The method that used in data analysis
was descriptive qualitative analysis method. The results of this research showed that the application
of TGT cooperative learning model can enhance students’ activity and discipline. Students’ activity
amounted to 62,05% in the first cycle, 70,62% in the second cycle, and 81,76% in the third cycle.
Students’ discipline amounted to 55,68% in the first cycle, 75,22% in the second cycle, and 82,27 %
in the third cycle.
.
Keywords: Cooperative learning model type TGT, Learning Activity , Learning Discipline, KKPI.
Peningkatan Keaktifan dan .... (Lila Wijayanti Saputri) 2

PENDAHULUAN dan disiplin. Kondisi siswa berdampak pada


Di kelas XI Multimedia 3 SMKN 2 hasil belajar dan akan menjadi kebiasaan siswa
Sewon pada mata pelajaran Keterampilan ketika berada di dalam dunia industri. Dari data
Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) nilai pre-test menunjukkan bahwa siswa kelas
guru telah memilih metode pembelajaran XI Multimedia 3 masih banyak yang belum
demonstrasi sehingga siswa aktif dalam mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
kegiatan praktek (Kegiatan motorik). Dengan (KKM). Nilai KKM pada mata pelajaran KKPI
metode pembelajaran ini, kegiatan lain seperti adalah 75. Dari 24 siswa, 13 siswa telah
menulis, mendengarkan, berbicara, dan emosi memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan
siswa belajar KKPI tidak sesuai dengan 75. Banyak cara yang bisa dilakukan guru
indikator yang diharapkan. Siswa hanya untuk meningkatkan keaktifan dan kedisiplinan
mengerjakan praktek dengan meniru apa yang belajar siswa, seperti pemilihan model
guru demonstrasikan lewat LCD. Guru telah pembelajaran, penggunaan media
memberikan kesempatan untuk bertanya pembelajaran, penggunaan modul, peraturan
apabila siswa kurang paham, hanya beberapa kelas, dan sebagainnya. Salah satu cara yang
siswa yang mengajukan pertanyaan. Siswa yang paling efektif bagi guru yaitu pemilihan
yang mengerjakan praktek dengan cara meniru, model pembelajaran. Diantara strategi
tidak membuat siswa paham dengan apa yang pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif
dikerjakannya. Hal ini dapat dilihat ketika agar siswa lebih aktif dan disiplin adalah
siswa diberi tugas dengan model pengerjaan strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT.
sama, siswa banyak yang tidak dapat Dengan penerapan model pembelajaran
mengerjakan. Siswa juga belum bisa fokus kooperatif tipe TGT diharapkan terjadi
mengikuti pelajaran, ketika guru bertanya peningkatan keaktifan dan kedisiplinan belajar
tentang materi yang baru saja dijelaskan, siswa siswa sehingga hasil belajar siswa juga
tidak dapat memberikan jawaban yang benar. meningkat.
Guru telah berusaha membuat siswa Berdasarkan masalah yang telah
aktif dan disiplin ketika proses pembelajaran di diuraikan, dapat dirumuskan permasalahan
kelas. Pemilihan metode pembelajaran sebagai berikut: (1) Bagaimana meningkatkan
demonstrasi masih memberikan kesempatan keaktifan belajar siswa kelas XI Multimedia 3
siswa untuk mengerjakan hal-hal yang tidak SMK Negeri 2 Sewon pada mata pelajaran
ada hubungannya dengan pembelajaran, KKPI dengan model pembelajaran kooperatif
akibatnya siswa kurang fokus dengan proses tipe TGT dan (2) Bagaimana meningkatkan
pembelajaran yang berlangsung. Minat siswa kedisiplinan belajar siswa kelas XI Multimedia
untuk belajar KKPI berkurang sehingga tidak 3 SMK Negeri 2 Sewon pada mata pelajaran
ada motivasi dari dalam diri siswa untuk aktif
Peningkatan Keaktifan dan .... (Lila Wijayanti Saputri) 3

KKPI dengan model pembelajaran kooperatif pembelajaran. Indikator keaktifan belajar siswa
tipe TGT? yang bisa diamati pada proses pembelajaran
Menurut Walter dalam Kuswana yaitu: (1) memperhatikan penjelasan guru, (2)
(2013:157), pendidikan kejuruan adalah memperhatikan penjelasan teman, (3) bertanya
program pendidikan yang mempersiapkan kepada guru, (4) bertanya kepada teman, (5)
individu untuk memasuki dunia kerja yang memberikan penjelasan kepada teman, (6)
bersifat formal maupun non formal. Menurut berdiskusi, (7) mengemukakan pendapat, (8)
Sudira (2012:24), pendidikan kejuruan mencatat, (9) antusias mengikuti pelajaran, dan
merupakan proses bagi siswa dalam (10) berani menjawab soal.
memperoleh dalam pembentukan keterampilan Disiplin belajar adalah sikap dan
(hands-on) dan learning by doing, selain itu perilaku kepatuhan siswa terhadap ketentuan
pendidikan juga harus memperhatikan atau peraturan yang terbentuk melalui proses
pembentukan kemampuan berpikir (minds-on) dari serangkaian perilaku yang menunjkukkan
dan pembentukan karakter siswa (hearts-on) ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, dan ketertiban
(Sudira, 2014:12). Walaupun pembelajaran yang berlaku di lingkungan sekolah. Menurut
kejuruan menekankan pada hands-on namun Djamarah (2002:64) dalam belajar sangat
aspek minds-on dan hearts-on juga merupakan diperlukan disiplin karena disiplin melahirkan
aspek yang penting dalam pembelajaran semangat menghargai waktu, bukan menyia-
kejuruan. Aspek minds-on berkaitan dengan nyiakan waktu berlalu dalam kehampaan.
kemampuan siswa dalam menguasai konsep Kedisiplinan belajar siswa pada proses
dan kemampuan siswa dalam berpikir. pembelajaran dapat dilihat dari sikap siswa
Sedangkan aspek hearts-on berkaitan dengan berupa: (1) mengumpulkan tugas tepat waktu,
pembentukan karakter yang dimiliki oleh siswa (2) membawa buku tulis, (3) tertib dalam
seperti sikap aktif dan disiplin. mengikuti pelajaran, dan (4) mematuhi
Keaktifan belajar siswa adalah kegiatan- peraturan kelas yang berlaku.
kegiatan yang dilakukan siswa selama proses Sardiman (2008: 75) mendefinisikan
pembelajaran berupa aktivitas fisik maupun motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak
mental guna mencapai tujuan pembelajaran. di dalam diri siswa yang menimbulkan
Jenis-jenis aktivitas belajar yang digolongkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
oleh Paul B. Diedrich (Dalam Sardiman, 2011 : dari kegiatan belajar dan yang memberikan
101) yaitu kegiatan visual, lisan, arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
mendengarkan, menulis, menggambar, yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
motorik, mental, dan emosional. Peningkatan tercapai. Dapat diambil pengertian bahwa
keaktifan belajar siswa merupakan suatu motivasi belajar akan menggerakkan siswa
perubahan positif dalam suatu proses untuk aktif dan disiplin pada proses
Peningkatan Keaktifan dan .... (Lila Wijayanti Saputri) 4

pembelajaran. Menurut Rita pada masa SMK berupa pertandingan antar kelompok, setiap
siswa membutuhkan dorongan dari lingkungan kelompok terdiri dari beberapa siswa dengan
untuk mengembangkan rasa keingintahuannya kemampuan heterogen. Setiap siswa akan
dengan kata lain siswa membutuhkan motivasi menjadi wakil dari kelompoknya untuk berada
dari dalam diri siswa maupun dari lingkungan di meja turnamen. Akan ada beberapa kartu
tempat belajar (2008:151). soal yang harus dijawab oleh siswa. Setiap
Untuk meningkatkan keaktifan dan siswa harus berusaha mengumpulkan poin
kedisiplinan belajar siswa guru harus kreatif sebanyak mungkin agar kelompoknya menang.
dalam proses pembelajaran di kelas, pemilihan Dalam TGT, siswa yang memiliki pemahaman
model pembelajaran merupakan salah satu cara lebih tinggi maupun lebih rendah sama-sama
yang bisa dilakukan guru. Model pembelajaran memperoleh manfaat. Tugas-tugas yang
bermacam-macam, salah satunya model dibebankan setiap siswa akan lebih
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran meningkatkan minat siswa untuk
Kooperatif merupakan model pembelajaran menyelesaikannya dan penghargaan yang
dengan menggunakan sistem tim kecil, yaitu diberikan guru juga dapat merangsang minat
antara empat sampai enam orang yang belajar siswa (Sanjaya, 2011:261). Peningkatan
mempunyai latar belakang kemampuan minat siswa untuk belajar akan meningkatkan
akademis, jenis kelamin, ras suku yang berbeda kemauan siswa untuk aktif dan disiplin.
(Sanjaya, 2011:299). Sistem penilaian METODE PENELITIAN
dilakukan terhadap kelompok. Setiap Jenis dan Desain Penelitian
kelompok akan memperoleh penghargaan, jika Penelitian ini merupakan penelitian
kelompok mampuu menunjukkan prestasi yang tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan
dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap secara kolaboratif dan partisipatif. Penelitian
anggota kelompok akan memiliki ini menggunakan model penelitian Kemmis
ketergantungan positif. Beberapa tipe dari dan Mc. Taggart. Langkah-langkah penelitian
pembelajaran kooperatif yaitu Students Team- ini yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
Achievement Division (STAD), Teams-Games- refleksi;
Tournament (TGT), Jigsaw II, Team
Accelerated Instruction (TAI), Cooperatif
Integrated Reading and Composition (CIRC),
dan masih banyak tipe pembelajaran kooperatif
lainnya.
Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT
(Teams-Games-Tournaments) menurut Slavin Gambar 1 Model Siklus Spirral Kemmis
(2005:13) merupakan model pembelajaran dan Mc Taggart
Sumber: Wiriaatmadja, 2005: 66
Peningkatan Keaktifan dan .... (Lila Wijayanti Saputri) 5

HASIL PENELITIAN DAN


Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
September-Oktober 2015. Penelitian ini
dilakukan, keaktifan belajar siswa mengalami
dilaksanakan di kelas XI Multimedia 3 SMK
peningkatan rata-rata persentase pada tiap
Negeri 2 Sewon.
indikator yang diamati dari siklus I ke siklus
Target/Subjek Penelitian
III. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
tabel berikut:
XI Multimedia 3 SMK Negeri 2 Sewon Tahun
Tabel 1 Rekapitulasi Rata-rata Persentase
ajaran 2015/2016 yang berjumlah 24 siswa.
Keaktifan Belajar Siswa
Intrumens dan Teknik Pengumpulan Data Indikator yang Siklus Siklus Siklus
Data diperoleh menggunakan beberapa diamati I II III
Memperhatikan 56,82% 76,84% 84,16%
teknik observasi, catatan lapangan, dan penjelasan guru
dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam Memperhatikan 77,28% 74,46% 84,16%
penjelasan teman
penelitian ini adalah lembar observasi Bertanya kepada 43,18% 51,19% 38,82%
keaktifan belajar siswa dan lembar observasi guru
Bertanya kepada 50,00% 63,10% 79,61%
kedisiplinan belajar siswa. teman
Teknik Analisis Data Memberikan 61,36% 65,26% 90,89%
penjelasan kepada
Analisis data observasi menggunakan teman
analisis data deskriptif kualitatif. Data yang Berdiskusi 72,73% 72,19% 88,72%
Berpendapat 63,64% 74,57% 67,49%
diperoleh berdasarkan data hasil observasi, Mencatat 56,82% 74,57% 97,62%
nilai keaktifan dan kedisiplinan masing-masing Antusias 75,00% 79,44% 97,62%
Berani menjawab 63,64% 74,57% 88,51%
siswa pada tiap-tiap indikator dijumlahkan 62,05% 70,62% 81,76%
Rata-rata
untuk mengetahui nilai total perolehan Dari hasil pengamatan pada siklus I,
keaktifan dan kedisiplinan tiap indikator. keaktifan belajar siswa meningkat dari 58,64%
Kemudian menghitung persentase keaktifan pada pertemuan pertama menjadi 65,45% pada
dan kedisiplinan belajar tiap indikator dengan pertemuan kedua. Pada siklus II, keaktifan
rumus: siswa meningkat dari 64,09% pada pertemuan
pertama menjadi 77,14% pada pertemuan
kedua. Pada siklus III, keaktifan siswa
Untuk persentase keaktifan dan meningkat dari 80,48% pada pertemuan
kedisiplinan belajar tiap siswa dengan rumus: pertama menjadi 83,04% pada pertemuan
kedua. Peningkatan rata-rata keaktifan belajar
siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 8,12%,
pada siklus II dan siklus III sebesar 11,14%.
Peningkatan Keaktifan dan .... (Lila Wijayanti Saputri) 6

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas XI Multimedia 3 pada mata pelajaran


pada indikator kedisiplinan belajar siswa, juga KKPI.
mengalami peningkatan rata-rata persentase KESIMPULAN DAN SARAN
tiap indikator. Peningkatan tersebut dapat
Kesimpulan
dilihat pada diagram berikut: Berdasarkan hasil penelitian tindakan
92.86%
83.87% 84.16% yang telah dilaksanakan maka dapat
79.61% 76.84%
74.57% 72.46%
65.58% disimpulkan bahwa: (1) Aktivitas belajar pada
56.82% 59.09% 56.82%
50.00%
Siklus I mata pelajaran KKPI siswa kelas XI
Siklus II
Multimedia 3 SMK Negeri 2 Sewon
Siklus III
menggunakan model pembelajaran kooperatif
Tepat waktu Membawa
buku tulis
Mematuhi
peraturan kelas
Fokus
mengikuti
tipe TGT Model pembelajaran kooperatif tipe
pelajaran
Teams-Games-Tournaments (TGT) meningkat.
Gambar 2 Diagram Rata-rata Persentase
Kedisiplinan Belajar Siswa Rata-rata indikator keaktifan belajar siswa
Dari hasil pengamatan pada siklus I, secara umum mengalami peningkatan dari
kedisiplinan belajar siswa meningkat dari 62,05% pada siklus I menjadi 70,62% pada
51,14% pada pertemuan pertama menjadi siklus II dan 81,76% pada siklus III.
60,23% pada pertemuan kedua. Pada siklus II, Peningkatan rata-rata keaktifan belajar siswa
kedisiplinan belajar siswa meningkat dari dari siklus I ke siklus II sebesar 8,12%, dan
65,91% pada pertemuan pertama menjadi dari siklus II ke siklus III sebesar 11,14%.; (2)
84,52% pada pertemuan kedua. Pada siklus III, Kedisiplinan belajar pada mata pelajaran KKPI
kedisiplinan belajar siswa meningkat dari siswa kelas XI Multimedia 3 SMK Negeri 2
79,76% pada pertemuan pertama menjadi Sewon menggunakan model pembelajaran
84,78% pada pertemuan kedua.Peningkatan kooperatif tipe TGT meningkat. Indikator
rata-rata kedisiplinan belajar siswa pada siklus kedisiplinan belajar siswa mengalami
I dan siklus II sebesar 19,53%, pada siklus II peningkatan persentase rata-rata dari 55,68%
dan siklus III sebesar 7,06%. pada siklus I menjadi 75,22% pada siklus II
Persentase hasil pengamatan pada dan 82,27% pada siklus III. Peningkatan rata-
keaktifan belajar dan kedisiplinan belajar siswa rata kedisiplinan belajar siswa dari siklus I ke
pada tiap siklus telah memenuhi kriteria siklus II sebesar 19,53%, dan dari siklus II ke
keberhasilan tiap indikator yang telah siklus III sebesar 7,06%.
direncanakan peneliti. Berdasarkan uraian di Saran
atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Peneliti memberikan saran guna
penggunaan model pembelajaran kooperatif penelitian selanjutnya, yaitu: (1) Pada saat
tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) dapat pelaksanaan kegiatan pembelajaran
meningkatkan keaktifan dan kedisiplinan siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif
Peningkatan Keaktifan dan .... (Lila Wijayanti Saputri) 7

tipe TGT, guru hendaknya dapat mengarahkan DAFTAR PUSTAKA


dan menjelaskan dengan baik mengenai Djamarah B.S. dan Zain A. (2002). Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
pelaksanaan teknis pembelajaran menggunakan
Cipta.
TGT kepada siswa. Terutama apabila siswa Kuswana, W.S. (2013). Filsafat Pendidikan
belum familiar dengan model pembelajaran Teknologi, Vokasi dan Kejuruan.
Bandung: Alfabeta.
kooperatif sehingga kegiatan pembelajaran
Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan
dapat berlangsung dengan efektif, efisien, dan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY
dapat mencapai tujuan pembelajaran; (2) Pada Press.
saat kegiatan diskusi maupun penyajian materi, Sanjaya, W. (2011). Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Kecana
siswa hendaknya selalu didorong dan Prenada Media Group.
dimotivasi untuk aktif berinteraksi dengan guru Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi
dan teman-temannya. Hal tersebut akan Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
meminimalisir kemungkinan siswa yang masih
Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning:
pasif dan tidak terlibat dalam kegiatan theory, research and practice (N.
pembelajaran yang dilakukan, terutama Yusron. Terjemahan). London:
Allymand Bacon. Buku asli diterbitkan
kegiatan dalam kelompok masing-masing; (3) tahun 2005.
Penelitian lebih lanjut dapat membandingkan Sudira, P. (2012). Filosofi dan Teori
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pendidikan Vokasi dan Kejuruan
Yogyakarta: UNY Press.
TGT dengan model pembelajaran lainnya pada
Sudira, P. (2014). Pendidikan Teknologi dan
pembelajaran mata pelajaran KKPI. Penelitian Kejuruan Spirit TRI HITA KARANA:
Artikel Buku Pendidikan Teknologi
tersebut dapat dilakukan untuk mengetahui
dan Kejuruan Spirit THK, UNY.
model pembelajaran yang lebih efektif untuk
Wiriatmadja, R. (2009). Metode Penelitian
meningkatkan keaktifan siswa pada mata Tindakan Kelas. Bandung: Bumi
Aksara.
pelajaran KKPI.

Anda mungkin juga menyukai