Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
dalam meningkatkan kedisiplinan dan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran KKPI di kelas XI
MM 3 di SMK Negeri 2 Sewon. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan desain
Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MM 3 Semester ganjil tahun akademik
2015/2016. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Pembelajaran Kooperatif tipe Teams-Games-
Tournaments (TGT) diawali dengan penyajian materi, belajar di tim, permainan/turnamen, dan
rekognisi tim. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi keaktifan dan
kedisiplinan, catatan harian, dan dokumentasi. Metode untuk analisis data yaitu dengan metode
analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif TGT pada mata pelajaran KKPI dapat meningkatkan keaktifan dan kedisiplinan belajar
siswa. Keaktifan belajar siswa sebesar 62,05% pada siklus I, 70,62% pada siklus II, dan 81,76% pada
siklus III. Kedisiplinan belajar siswa sebesar 55,68% pada siklus I, 75,22% pada siklus II, dan
82,27% pada siklus III.
Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif tipe TGT, Keaktifan Belajar, Kedisiplinan Belajar, KKPI.
Abstract
The aim of this research was to know about the application of cooperative learning model type TGT in
enhance students’ activity and discipline learning of KKPI subject at class XI Multimedia 3 SMK N 2 Sewon.
This research was classroom action research. This research used Kemmiss and Mc. Taggart model that
consisting of four stages: plan, act, observe and reflect. The subjects of this research were students of class XI
Multimedia 3 first semester in academic year 2015/2016. This research was conducted in three cycles.
Cooperative learning model type Teams-Games-Tournaments (TGT) began from teaching, learning in a
team, games/tournaments, and team recognition. Data gathering techniques were using sheet of
student’s activity and discipline, notes, and documentation. The method that used in data analysis
was descriptive qualitative analysis method. The results of this research showed that the application
of TGT cooperative learning model can enhance students’ activity and discipline. Students’ activity
amounted to 62,05% in the first cycle, 70,62% in the second cycle, and 81,76% in the third cycle.
Students’ discipline amounted to 55,68% in the first cycle, 75,22% in the second cycle, and 82,27 %
in the third cycle.
.
Keywords: Cooperative learning model type TGT, Learning Activity , Learning Discipline, KKPI.
Peningkatan Keaktifan dan .... (Lila Wijayanti Saputri) 2
KKPI dengan model pembelajaran kooperatif pembelajaran. Indikator keaktifan belajar siswa
tipe TGT? yang bisa diamati pada proses pembelajaran
Menurut Walter dalam Kuswana yaitu: (1) memperhatikan penjelasan guru, (2)
(2013:157), pendidikan kejuruan adalah memperhatikan penjelasan teman, (3) bertanya
program pendidikan yang mempersiapkan kepada guru, (4) bertanya kepada teman, (5)
individu untuk memasuki dunia kerja yang memberikan penjelasan kepada teman, (6)
bersifat formal maupun non formal. Menurut berdiskusi, (7) mengemukakan pendapat, (8)
Sudira (2012:24), pendidikan kejuruan mencatat, (9) antusias mengikuti pelajaran, dan
merupakan proses bagi siswa dalam (10) berani menjawab soal.
memperoleh dalam pembentukan keterampilan Disiplin belajar adalah sikap dan
(hands-on) dan learning by doing, selain itu perilaku kepatuhan siswa terhadap ketentuan
pendidikan juga harus memperhatikan atau peraturan yang terbentuk melalui proses
pembentukan kemampuan berpikir (minds-on) dari serangkaian perilaku yang menunjkukkan
dan pembentukan karakter siswa (hearts-on) ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, dan ketertiban
(Sudira, 2014:12). Walaupun pembelajaran yang berlaku di lingkungan sekolah. Menurut
kejuruan menekankan pada hands-on namun Djamarah (2002:64) dalam belajar sangat
aspek minds-on dan hearts-on juga merupakan diperlukan disiplin karena disiplin melahirkan
aspek yang penting dalam pembelajaran semangat menghargai waktu, bukan menyia-
kejuruan. Aspek minds-on berkaitan dengan nyiakan waktu berlalu dalam kehampaan.
kemampuan siswa dalam menguasai konsep Kedisiplinan belajar siswa pada proses
dan kemampuan siswa dalam berpikir. pembelajaran dapat dilihat dari sikap siswa
Sedangkan aspek hearts-on berkaitan dengan berupa: (1) mengumpulkan tugas tepat waktu,
pembentukan karakter yang dimiliki oleh siswa (2) membawa buku tulis, (3) tertib dalam
seperti sikap aktif dan disiplin. mengikuti pelajaran, dan (4) mematuhi
Keaktifan belajar siswa adalah kegiatan- peraturan kelas yang berlaku.
kegiatan yang dilakukan siswa selama proses Sardiman (2008: 75) mendefinisikan
pembelajaran berupa aktivitas fisik maupun motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak
mental guna mencapai tujuan pembelajaran. di dalam diri siswa yang menimbulkan
Jenis-jenis aktivitas belajar yang digolongkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
oleh Paul B. Diedrich (Dalam Sardiman, 2011 : dari kegiatan belajar dan yang memberikan
101) yaitu kegiatan visual, lisan, arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
mendengarkan, menulis, menggambar, yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
motorik, mental, dan emosional. Peningkatan tercapai. Dapat diambil pengertian bahwa
keaktifan belajar siswa merupakan suatu motivasi belajar akan menggerakkan siswa
perubahan positif dalam suatu proses untuk aktif dan disiplin pada proses
Peningkatan Keaktifan dan .... (Lila Wijayanti Saputri) 4
pembelajaran. Menurut Rita pada masa SMK berupa pertandingan antar kelompok, setiap
siswa membutuhkan dorongan dari lingkungan kelompok terdiri dari beberapa siswa dengan
untuk mengembangkan rasa keingintahuannya kemampuan heterogen. Setiap siswa akan
dengan kata lain siswa membutuhkan motivasi menjadi wakil dari kelompoknya untuk berada
dari dalam diri siswa maupun dari lingkungan di meja turnamen. Akan ada beberapa kartu
tempat belajar (2008:151). soal yang harus dijawab oleh siswa. Setiap
Untuk meningkatkan keaktifan dan siswa harus berusaha mengumpulkan poin
kedisiplinan belajar siswa guru harus kreatif sebanyak mungkin agar kelompoknya menang.
dalam proses pembelajaran di kelas, pemilihan Dalam TGT, siswa yang memiliki pemahaman
model pembelajaran merupakan salah satu cara lebih tinggi maupun lebih rendah sama-sama
yang bisa dilakukan guru. Model pembelajaran memperoleh manfaat. Tugas-tugas yang
bermacam-macam, salah satunya model dibebankan setiap siswa akan lebih
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran meningkatkan minat siswa untuk
Kooperatif merupakan model pembelajaran menyelesaikannya dan penghargaan yang
dengan menggunakan sistem tim kecil, yaitu diberikan guru juga dapat merangsang minat
antara empat sampai enam orang yang belajar siswa (Sanjaya, 2011:261). Peningkatan
mempunyai latar belakang kemampuan minat siswa untuk belajar akan meningkatkan
akademis, jenis kelamin, ras suku yang berbeda kemauan siswa untuk aktif dan disiplin.
(Sanjaya, 2011:299). Sistem penilaian METODE PENELITIAN
dilakukan terhadap kelompok. Setiap Jenis dan Desain Penelitian
kelompok akan memperoleh penghargaan, jika Penelitian ini merupakan penelitian
kelompok mampuu menunjukkan prestasi yang tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan
dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap secara kolaboratif dan partisipatif. Penelitian
anggota kelompok akan memiliki ini menggunakan model penelitian Kemmis
ketergantungan positif. Beberapa tipe dari dan Mc. Taggart. Langkah-langkah penelitian
pembelajaran kooperatif yaitu Students Team- ini yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
Achievement Division (STAD), Teams-Games- refleksi;
Tournament (TGT), Jigsaw II, Team
Accelerated Instruction (TAI), Cooperatif
Integrated Reading and Composition (CIRC),
dan masih banyak tipe pembelajaran kooperatif
lainnya.
Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT
(Teams-Games-Tournaments) menurut Slavin Gambar 1 Model Siklus Spirral Kemmis
(2005:13) merupakan model pembelajaran dan Mc Taggart
Sumber: Wiriaatmadja, 2005: 66
Peningkatan Keaktifan dan .... (Lila Wijayanti Saputri) 5