ABSTRAK
Pembelajaran Matematika yang dirasa sulit oleh siswa membuat hasil belajar siswa menurun
dan tidak tuntas. Penelitian dibuat untuk meneliti Model Pembelajaran STAD dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Penelitian Tindakan kelas ini memiliki 2 Siklus. Data yang diperoleh dikumpulkan
dengan tiap siklus dilakukan 4 tahap, yaitu a) rencana aksi, b) rencana tindakan, c) Observasi, serta 4)
Refleksi. Penelitian ini membahas tentang pemahaman model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
karakteristik, langkah-langkah, serta tahapannya. Model pembelajaran kooperatif STAD dapat
digunakan untuk melihat hasil belajar matematika siswa dimana siswa belajar dan bekerja sama dalam
suatu kelompok. Model ini juga dapat menentukan komponen model pembelajaran, dan menentukan
kecocokan pengimplementasian model pembelajaran ini didalam kelas. Hasil penelitian menunjukkan
nilai siswa meningkat setiap siklusnya. Hal ini berdasarkan analisis dan data hasil belajar siswa kelas
III SD Negeri 045 Malintang Kabupaten Mandailing Natal yang ditunjukkan pada Siklus I Persentase
ketuntasan mencapai 95% dengan dengan jumlah siswa 20 orang dari 26 siswa. Pada Siklus II
persentase ketuntasan mencapai 99% dengan jumlah 24 siswa dari 26 siswa.
PENDAHULUAN
Tujuan Pembelajaran Kolaboratif tercapai jika ia dan siswa lain yang berpartisipasi
dapat mencapai tujuan tersebut. Model pembelajaran kolaboratif menggambarkan kerangka
pembelajaran kooperatif, dimana siswa diarahkan untuk bersama bekerja dalam mengerjakan
tugas dan mengkoordinasikan pekerjaannya serta bekerja sama untuk menyelesaikan tugas
tersebut.
Slavin (2007) Menjelaskan Jika strategi STAD adalah bentuk pembelajaran kooperatif
sangat efektif, mudah diterapkan dan sering diimplementasikan. Penerapannya, siswa
dikelompokkan yang terdiri dari empat atau lima kelompok yang berbeda kemampuan, jenis
kelamin, dan ras. Guru memimpin pembelajaran bersama siswa dalam kelompoknya untuk
memastikan semua orang dalam kelompok dapat memahami pelajaran. Terakhir, semua siswa
menjalani tes individu terhadap materi tersebut, di mana siswa tidak dikenankan untuk
membatu.
Nilai ujian dibandingkan nilai rata-rata mereka masing-masing. Poin ini digabungkan
sebagai poin tim, dan tim yang memenuhi ketentuan, akan menerima penghargaan atau
hadiah lainnya. Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul
“Implemtasi Model Pembelajaran STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Siswa di SD Negeri 045 Malintang”.
METODE PENELITIAN
Langkah-langkah penelitian:
Penelitian direncanakan pada bulan 10 dan 11, yaitu Siklus I dan Siklus II dengan
masing – masing dua kali pertemuan.
Siklus I
a. Perencanaan
Pada langkah ini akan dilakukan hal-hal berikut: 1) Guru memutuskan topik belajar. 2)
Membuat rencana belajar dan jadwal pelaksanaan tindakan. 3) Membuat alat observasi
yang akan digunakan oleh rekan sejawat selama pelaksanaan tindakan dengan desain
penelitian menggunakan model penelitian STAD. 4) Mendesain lembar kinerja belajar.
5) Membuat kunci jawaban untuk lembar soal; 6) RPP dan jadwal pelaksanaan
tindakan disampaikan kepada kepala sekolah untuk meminta persetujuan, dan
bimbingan dalam pelaksanaan tindakan. 7) Mendesain lembar observasi siswa dan
guru serta dokumentasi.
b. Tindakan
Pada langkah ini: 1) Menerapkan penelitian berdasarkan situasi belajar. 2)
mengimplementasikan model pembelajaran STAD, dengan langkah: 1. Guru
mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. 2. Guru memberikan
informasi tentang kelas. 3. mengelompokkan siswa kedalam kelompok/tim belajar,
yang tiap tim terdiri dari 4 - 5 siswa. 4. Mendampingi siswa belajar kelompok. 5. Guru
memberikan penilaian dan mengevaluasi. 6. Guru memberikan apresiasi kepada yang
telah memenuhi persyaratan.
c. Observasi/ Pengamatan
Dalam tahap ini, peneliti mengamati dan mencatat kinerja kegiatan pembelajaran,
kelemahan dan aktivitas siswa, serta perbedaan situasi yang diharapkan. Kemudian,
alat observasi, panduan observasi menggunakan model pembelajaran interaktif tipe
STAD. Terakhir, mendiskusikan hasil tersebut dengan teman sejawat.
d. Refleksi
Tugas fase ini adalah mengevaluasi pembelajaran, kegiatan, aktivitas siswa,
kebutuhan, peluang dan implementasi strategi pembelajaran. Sebagai bahan diskusi,
analisis data dan temukan hasil pengembangannya. Kemudian, menilai kelemahan
serta kelebihan strategi yang dilaksanakan. Membahas permasalahan serta kekurangan
kegiatan pada Siklus I. Menyusun tindakan awal dengan matang untuk melanjutkan
Siklus yang ke II.
Siklus II
1. Melakukan Tindakan ke II.
2. Mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran STAD pada materi Operasi Hitung
Penjumlahan dan pembagian
3. Observasi pengamatan
Pada bagian ini, peneliti melihat lebih dekat Proses Perilaku 2, Aktivitas, Kesenangan,
dan Motivasi. Catat hasil penyelidikan. Catat hasil perbaikannya, serta dokumentasi.
4. Refleksi
a. Menganalisis data akhir dan format penilaian
b. Menilai hasil akhir.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ada 20 siswa hasil belajarnya sangat baik dengan persentase 82% dan ada hasil
belajarnya baik. Ada juga 4 siswa dan 6 siswa dengan hasil belajar cukup baik dengan
persentase 13% dan 5%.
Ada 20 siswa memiliki tingkat penyelesaian 95% tuntas dan 6 siswa memiliki tingkat
presentase 5% belum mencapai ketuntasan. Pembelajaran siklus 1 tampaknya tidak mencapai
tujuan integritas ketuntasan. Dari observasi terlihat beberapa siswa terus berbicara sementara
peneliti menjelaskan. Dalam wawancara dengan siswa seusai pembelajaran, banyak siswa
yang mengatakan bahwa mereka masih melupakan beberapa materi di kelas, termasuk
penjumlahan bilangan, dan diingatkan kembali pada siklus kedua.
Ada 24 siswa dengan persentase 99% dengan nilai sangat baik dan ada 2 siswa
dengan persentase 1% dengan nilai cukup. Dan pada tabel 6 menampilkan persentase
ketuntasan belajar siswa.
Terdapat 24 (99%) siswa yang tuntas dan 2 (1%) siswa tidak tuntas. Pembelajaran di
siklus II memang sudah terlihat ada peningkatan dan sudah memenuhi target tuntas. Pada saat
wawancara dilakukan ke siswa, Mereka mengatakan lebih senang belajar ketika adanya
media pembelajaran dan alat peraga sehingga mereka lebih suka praktek langsug tanpa harus
membayangkan. Sedangkan siswa yang tidak tuntas mengatakan jika mereka butuh waktu
perlahan – lahan untuk memahami materinya kembali.
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi Operasi Hitung Bilangan
dengan beragam pembagian mengalami peningkatan sebagaimana ditampilkan pada gambar
120.00%
100.00%
80.00%
tidak tuntas
60.00%
tuntas
40.00%
20.00%
0.00%
. Prasiklus Siklus 1 Siklus II
Dari gambar tesebut disetiap siklus meningkat. Ketuntasan hasil belajar Matematika
pada siklus awal menunjukkan presentase 3,33% sedangkan pada siklus selanjutnya, pada
siklus I meningkat menjadi 95% dan di siklus selanjutnya yaitu siklus II mengalami
peningkatan 99%. Dimana pada siklus II ketuntasan siswa sebanyak 24 siswa dan tidak tuntas
sebanyak 2 siswa.
Peneliti melakukan penelitian dengan dua siklus dan menemukan bahwa adanya
peningkatan hasil belajar siswa kelas III dan aspek sikap sosial, pengetahuan serta
keterampilannya pada pembelajaran Matematika Operasi hitung Bilangan pembagian
menggunakan model pembelajaran STAD. Hal ini berdasarkan temuan penelitian yang
dijelaskan di bawah ini. Hasil Penelitian Perubahan I a. Rencana RPP pertama ini disusun
untuk Kurikulum 2013 berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2016. Kerangka tersebut mencakup (a) identitas sekolah (bagian, kelas,
semester, program, program, subprogram, pembelajaran, alokasi waktu), (b) keterampilan
utama, (c) keterampilan inti, (d) indikator, (e) Objektivitas pembelajaran, (f) materi dasar, (g)
strategi, (h) langkah, (i) platform, (j) perangkat, (k) materi pembelajaran dan (l) penilaiannya.
RPP pra siklus dengan siklus I merupakan tahapan pokok kegiatan pembelajaran. RPP
pra siklus menerapkan metode alokasi, sedangkan RPP siklus I menggunakan model
pembelajaran STAD dengan tahapan: (a) memberikan materi, (b) pengelompokan siswa
secara heterogen/kelompok, (c) pembelajaran langsung/kelompok, (d) penilaian/kuis, (e)
pemberian hadiah.
Berdasarkan penjelasan mengenai pembelajaran kolaboratif di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa pembelajaran STAD mengacu pada aktivitas antar siswa didalam kelas
yang saling bekerjasama dan membantu dalam mempelajari mata pelajaran untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Siswa ditempatkan dalam kelompok penelitian yang bekerja bersama
berkelompok dalam melakukan tugas. Menurut Wardana, model pembelajaran STAD
menegaskan kolaborasi kelompok. Melalui kerja berkelompok diharap dapat menuntun siswa
dalam mengemukakan tanggapan dan memahami konsep bersama-sama dengan bantuan
temannya. (Nur Syamsu et al., 2019).
b. Saran
Berdasarkan pengalaman selama mengadakan penilitian dikelas III SD Negeri 045
Malintang, peneliti memberi saran untuk dapat meningkatkan proses pembelajaran:
a) Agar pembelajaran lebih baik dan efektif, guru diperkenankan mampu menerapkan
metode, model atau teknik pembelajaran yang tepat seperti STAD untuk
meningkatkan hasil belajar.
b) Guru memberikan umpan balik dan reward kepada siswa akan menarik minat belajar
siswa dan tercapainya ketuntasan hasil belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Slavin. (2008). Cooperative Lerning: Teori, Riset, dan Praktik. Penerjemah Nurulita Yudron.
Bandung: Nusa Media.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Penanda
Media Group.
Widiyastuti, N., Senjaya, A. J., & Lestari, W. D. (2019). Perbedaan Kemampuan Koneksi
Matematika pada Materi Segitiga Berdasarkan Jenis Apersepsi Alfa Zone dan
Mathematical Habits of Mind Level Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD. Mathline: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 4(1), 41-48.
Winkel, W. S. (2004). Psikologi Pengajaran. Terjemahan Teori Setiawan. Jakarta:
Media.