Anda di halaman 1dari 6

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran),

Volume 4, Nomor 1, Mei 2018 http://ejournal.umm.ac.id/


index.php/jinop
P-ISSN 2443-1591 E-ISSN 2460-0873 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI


SISTEM GERAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS-XI
IPA SMA NEGERI 8 MALANG

Devie Apriliana Ataupah, Liliek Triani, Sri Wahyuni


SMP Kristen 1 Kupang
SMAN 8 Malang
FKIP-Universitas Muhammadyah Malang Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang
E-mail: devieataupah@gmail.com

ABSTRAK
Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match merupakan model pembelajaran
yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dengan menggunakan kartu soal
dan kartu jawaban sehingga membangkitkan semangat belajar siswa. dengan tujuan 1)
mendeskripsikan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar,2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi
sistem gerak melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match di kelas XI
SMA Negeri 8 Malang. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Metode
pengumpulan data diantaranya adalah observasi dan tes formatif secara tertulis serta
permainan kartu soal dan kartu jawaban. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan
dalam dua siklus dengan tahapan tiap siklus adalah perencanaan, tindakan, observasi/
evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 6 SMA Negeri 8
Malang yang berjumlah 35 orang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 20 orang siswa
perempuan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keberhasilan model dan hasil
belajar siswa adalah adalah lembar observasi kegiatan guru dan siswa melalui model Make
a Match dengan permainan kartu soal dan kartu jawaban serta tes yaitu mengerjakan soal
formatif. Data yang telah terkumpul, selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Hasil analisis menunjukan: 1) keterlaksanaan kegiatan siswa dan guru dalam
model pembelajaran Make a Match dengan permainan kartu soal dan kartu jawaban pada
siklus I sebesar 56% dan 76% ; dan pada siklus II meningkat menjadi 91% dan 93%; 2)
hasil belajar siswa dengan bermain game pada siklus I diperoleh presentase sebesar 42.85%
dan pada siklus II meningkat menjadi 82,85%.

Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif, Make a Match, Hasil Belajar

ABSTRACT
Model of cooperative learning type Make a Match is a learning model that is used
to evaluate student learning outcomes at the end of learning by using a problem card and
answer cards so as to raise the spirit of student learning. The research aims to 1) describe
the application of cooperative learning type Make a Match so as to improve learning
outcomes, 2) know the improvement of student learning outcomes on the material motion
system through the application of cooperative learning type Make a Match in class XI
SMA Negeri 8 Malang. This type of research is Classroom Action Research (PTK)
Methods of data collection such as observation and formative test in writing as well as
game cards and answer cards. Classroom Action Research (PTK) is implemented in two
cycles with the stages of each cycle described as planning, action, observation /
evaluation and reflection. The subjects of this research are students of class XI MIPA 6
SMA Negeri 8 Malang, in total of 35 people consisting of 15 male students and 20 female
students. The instrument used to measure the success of the model and student learning

Devie A, Liliek T, Sri Wahyuni, Peningkatan11


Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Gerak Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make11A Match Siswa Kelas-XI IPA SMA Negeri 8 Malang
12

outcomes is the observation sheet of teacher and student activities through the Make a
Match model with the card game about and the answer card and the test that is working
on the formative problem. The data has been collected, then analyzed descriptively
qualitative and quantitative. The results of the analysis show: 1) the implementation of
student and teacher activities in the Make a Match learning model with game cards and
answer cards in the first cycle of 56% and 76%; and in cycle II increased to 91% and 93%;
2) student learning outcomes by playing games on cycle I obtained percentage of 42.85%
and on the second cycle increased to 82.85%.

Key words: Cooperative Learning, Make a Match, Learning outcomes

PENDAHULUAN memahami dan mengerti bahasa ilmiah atau


Pendidikan merupakan suatu usaha bahasa latin.
untuk mengembangkan dan membina Hasil belajar di sekolah salah satunya
sumber daya manusia melalui berbagai diukur melalui KKM. KKM yang
kegiatan pembelajaran. Pendidikan di ditetapkan di SMA Negeri 8 Malang
sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah adalah 80. Hal ini berarti bahwa sekitar
siswa agar memiliki pengetahuan, 80% hingga 85% ketuntasan kelas yang
keterampilan, dan sikap belajar sebagai harus dicapai oleh siswa. Untuk mencapai
bentuk perilaku (Siswoyo dkk., dalam KKM yang telah ditetapkan dan hasil
(Anggraeni, 2014). belajar yang memuaskan maka diperlukan
Berbagai upaya telah dilakukan untuk pembelajaran yang bervariasi.
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, Pembelajaran dapat divariasi dengan
antara lain dengan perbaikan mutu belajar. menggunakan berbagai model
Belajar-mengajar di sekolah merupakan pembelajaran untuk meningkatkan
serangkaian kegiatan yang secara sadar keaktifan dan hasil belajar siswa. Salah
telah terencana. Salah satu upaya untuk satu model pembelajaran yang saat ini
meningkatkan sumber daya manusia adalah paling banyak digunakan yaitu Model
melalui proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran Kooperatif. Model
Dalam usaha meningkatkan sumber daya pembelajaran merupakan salah satu
pendidikan, guru merupakan sumber daya pendekatan dalam rangka mensiasati
manusia yang harus dibina dan perubahan perilaku peserta didik secara
dikembangkan (Hakim, 2011). adaptif maupun generatif. Model
Berdasarkan pengalaman peneliti pembelajaran sangat erat kaitanya dengan
selama melaksanakan PPL di SMA Negeri gaya belajar peserta didik (learning style)
8 Malang, pelaksanaan pembelajaran dan gaya mengajar guru (teaching style)
Biologi di kelas sangat heboh dimana siswa (Hanafiah dan Suhana, 2012). Salah satu
aktif dan kreatif. Akan tetapi siswa model permbelajaran yang memiliki banyak
mengalami kesulitan dalam memahami dan variasi yaitu model pembelajaran
mengerti tentang penggunaan bahasa kooperatif. Model pembelajaran kooperatif
ilmiah atau bahasa latin sehingga guru merupakan kelompok kecil yang bekerja
memerlukan cara mengajar yang sederhana sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu
agar lebih mudah untuk dipahami oleh masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau
siswa. Banyak model, metode dan media mencapai satu tujuan bersama (Artz dan
pembelajaran telah digunakan oleh guru Newman dalam (Huda, 2011).
untuk membantu memudahkan siswa

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 4, Nomor 1, Mei 2018, hal. 11-16
13

Untuk itu diperlukan salah satu model METODE PENELITIAN


pembelajaran kooperatif yang aktif, mudah Jenis penelitian ini adalah penelitian
dan menyenangkan bagi siswa maka deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di
penulis memilih model pembelajaran SMA Negeri 8 Malang. Subjek penelitian
kooperatif tipe Make a Match (peta ini adalah siswa kelas XI MIPA 6 yang
pikiran). Model ini dilakukan dengan cara berjumlah 35 siswa dengan 15 siswa laki-
siswa mencari pasangan dengan laki dan 20 siswa perempuan. Penelitian
permainankartu (kartu soal dan kartu dilaksanakan dalam 2 siklus dengan materi
jawaban). Tiap siswa mendapat 1 kartu “Sistem Gerak”. Data yang diperlukan
baik kartu soal maupun kartu jawaban dalam penelitian ini adalah 1) data
kemudian memikirkan jawaban dari kartu keterlaksanaan kegiatan pembelajaran
yang dipegang. Setiap siswa mencari Make a Match, 2) data hasil belajar siswa.
pasangan yang mempunyai kartu yang Kedua data ini diperoleh dari lembar
cocok dengan kartunya. Pasangan yang observasi dan tes melalui game.
dapat mencocokkan kartunya sebelum Data keterlaksanaan pembelajaran
batas waktu maka akan mendapatkan model Make a Match diperoleh dengan
point. Kartu soal dan jawaban yang berisi langkah-langkah sebagai berikut:
konsep-konsep dicatat masing-masing 1) Memberikan skor untuk masing-
pasangan sebelum kartu dikocok dan masing tahap pembelajaran dengan
dibagikan lagi sehingga setiap siswa menggunakan format observasi
mendapat kartu yang berbeda. Setelah itu penerapan model pembelajaran Make
kesimpulan dan penutup (Tampubolon, a Matchmelalui kegiatan siswa dan
2014). guru dengan kriteria yang telah
Menurut (Komsiatin, 2014), Langkah- ditentukan.
langkah penerapan model make a match 2) Mempresentasikan keterlaksanaan
meliputi: 1) Peneliti menyiapkan kartu-kartu pembelajaran yang diamati dengan
yang berisi soal dan jawaban, 2) Peneliti menggunakan persamaan:
(jumlah nilai keterlaksanaan)
membagi kartu soal dan jawaban pada Persentase = x 100%
(jumlah nilai keterlaksanaan maksimal)
masing-masing peserta didik secara acak,
3) Peserta didik diberi kesempatan untuk 3) M e n g k l a s i f i k a s i p r e s e n t a s e
memikirkan soal dan jawaban dari kartu Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Make a Match melalui kegiatan siswa
yang dipegang, 4) Peserta didik mencari
dan guru berdasarkan kriteria pada table
pasangan dari kartu yang dipegang, 5)
di bawah ini:
Peserta didik yang sudah menemukan
pasangan diminta untuk duduk berdekatan,
Tabel 1 Kriteria Keterlaksanaan
6) Setelah semua peserta menemukan Model Pembelajaran Make a Match
pasangan dan duduk berdekatan, peserta
didik secara bergantian membacakan soal Nilai (%) Kriteria
yang diperoleh dengan suara keras kepada 92-100 Sangat baik
75-91 Baik
temanteman lainya. Selanjutnya, soal
50-74 Cukup baik
tersebut dijawab oleh pasangan, 7) Untuk
25-49 Kurang baik
mengecek pemahaman peserta didik, 0-24 Tidak baik
peneliti melakukan evaluasi dengan cara
(Arikunto, 2011)
memberikan soal latihan pada peserta didik.

Devie A, Liliek T, Sri Wahyuni, Peningkatan Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Gerak Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make13A Match Siswa Kelas-XI IPA SMA Negeri 8 Malang
14

Data hasil belajar dalam penelitian “Sistem Kerja Otot”. Sedangkan pada
dianalisis dengan langkah-langkah sebagai siklus II keterlaksaan pembelajaran
berikut: kegiatan siswa berada pada kriteria sangat
1) Memberikan skor masing-masing pada baik dengan perolehan nilai 91% dan
aspek materi sesuai dengan kriteria kegiatan guru berada pada kriteria sangat
yang ditentukan. baik dengan perolehan nilai sebesar 93%.
2) Menjumlahkan skor hasil belajar siswa Berikut disajikan grafik perbandingan
3) Mempresentasekan hasil belajar siswa. perolehan nilai keterlaksanaan
4) Mengklasifikasi presentase/tingkat hasil pembelajaran siklus I dan II.
belajar siswa

Tabel 2 Kriteria Ketercapaian Hasil


Belajar Siswa
Nilai (%) Kriteria
85-100 Sangat baik
70-85 Baik
55-70 Cukup
40-55 Kurang
0-40 Sangat kurang Gambar 1.Grafik Keterlaksanaan
Model Pembelajaran Make a Match
(Diadopsi dari (Arikunto, 2009) dengan
Siklus I dan II
modifikasi : 245)

Dari grafik di atas dapat dikemukakan


HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa keterlaksanaan pembelajaran pada
Deskripsi pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II mengalami peningkatan
dengan model Make a Match dijelaskan baik itu dari kegiatan siswa maupun
sebagai berikut: pembelajaran terlaksana kegiatan guru. Pada siklus II siswa dan
didukung dengan RPP, LKS, Video guru telah melaksanakan langkah-langkah
pembelajaran yang relevan, kartu soal dan dengan baik. Secara keseluruhan
kartu jawaban power point. Kartu soal pembelajaran pada siklus II mengalami
dan kartu jawaban digunakan pada saat peningkatan dari siklus I.
permainan sebelum tes formatif sehingga Hasil Belajar Siswa
membantu siswa dalam mengingat kembali Indikator yang dijadikan alat ukur hasil
materi yang baru saja dipelajari. belajar siswa adalah menilai hasil tes melalui
Pembelajaran pada siklus I membahas kartu soal dan kartu jawaban serta tes
materi “Sistem Rangka”. Observasi tertulis. Siswa mengerjakan LKS, dimana
keterlaksanaan pembelajaran berlangsung siswa mendiskusikan materi yang ada di
pada saat proses pembelajaran berlangsung LKS. Setelah siswa mengerjakan LKS
melalui kegiatan siswa dan guru. siswa dievaluasi menggunakan permainan
Keterlaksanaan pembelajaran kegiatan kartu soal dan kartu jawaban yang
siswa siklus I berada pada kriteria yang disediakan guru. Permainan diulang
baik dengan rata-rata nilai yang diperoleh beberapa kali sampai siswa benar-benar
56%. Sedangkan kegiatan guru berada memahami materi, selanjutnya siswa
pada kriteria sangat baik yaitu 76%. mengerjakan tes tertulis untuk mengetahui
Sedangkan pada siklus II membahas materi sejauh mana pemahaman siswa.

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 4, Nomor 1, Mei 2018, hal. 11-16
15

Rata-rata hasil belajar siswa pada ulang waktu permainan, mengontrol kelas
siklus I masih sangat rendah yaitu 56%. ketika permainan sehingga suasana kelas
Hal ini disebabkan karena siswa belum tidak ribut. Menurut (Slamento, 2003),
terbiasa dengan pembelajaran seperti ini Belajar merupakan suatu proses usaha
sehingga banyaknya siswa yang bingung, yang dilakukan seseorang untuk
sibuk dengan mencari jawaban kartu soal memperoleh suatu perubahan tingkah laku
dan beberapa siswa yang ribut pada saat yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
mencari pasangan soal dan jawaban. pengalamannya sendiri dalam interaksi
Pada siklus II, hasil belajar siswa dengan lingkungannya. Dalam Proses
mengalami peningkatan yakni 91%. Siswa pembelajaran, guru harus dapat
sudah paham denganpembelajaran di kelas membangkitkan perhatian siswa kepada
dan saatmencari pasanganpun tidak terlalu pelajaran yang diberikan oleh guru.
ribut. Aktivitas, guru perlu menimbulkan aktivitas
Ketika diskusi siswa benar-benar siswa dalam berfikir maupun berbuat.
berdiskusi sehingga pada saat evaluasi Dengan demikian hasil penelitian ini
belajar diakhir pembelajaran siswa sudah menunjukan bahwa model pembelajaran
memahami materi dan pada saat mencari kooperatif tipeMake a Match dapat
pasangan jawabanpun siswa tidak meningkatkan hasil belajar siswa.
kebingungan dan berteriak seperti pada Penggunaan model pembelajaran
siklus I. kooperatif tipe Make a Match dengan
Berikut disajikan grafik perbandingan permainan kartu soal dan kartu jawaban
hasil belajar siswa siklus I dan siklus II. dapat digunakan sebagai variasi dalam
pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian
sejenis yang dilakukan oleh Norkhamid
terkait Penerapan Model Make a Match
di Kelas XI IPA dalam meningkatkan
hasil belajar nilai rata-rata 74,61 pada
siklus I menjadi 79,97 pada siklus II
(Norkhamid., 2017)

Grafik 2 Presentase Pencapaian Hasil SIMPULAN


Belajar Siswa Siklus I dan II Berdasarkan paparan data dan
pembahasan yang telah dilakukan dapat
Peningkatan presentase hasil belajar disimpulkan bahwa:
yang terjadi dari siklus I ke siklus II tidak 1. Penerapan model pembelajaran Make
terlepas dari refleksi yang dilakukan oleh a Match di kelas XI MIPA 6 SMA
guru dimana kelemahan-kelemahan yang Negeri 8 Malang terlaksana dengan
terjadi pada siklus I direfleksi dan baik pada semua tahap pembelajaran
ditentukan tindak lanjut yang seharusnya baik itu kegiatan siswa maupun
dilakukan pada siklus II. Guru memperbaiki kegiatan guru. Keterlaksanaan
cara mengajar dengan menjelaskan materi penerapan model pembelajaran pada
dan aturan permainan secara detail, siklus I yaitu kegiatan siswa dan guru
mengatur ulang waktu diskusi, mengatur adalah sebesar 56% (cukup) dan

Devie A, Liliek T, Sri Wahyuni, Peningkatan Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Gerak Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make15A Match Siswa Kelas-XI IPA SMA Negeri 8 Malang
16

76% (baik). Pembelajaran Make a Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar


Match pada siklus II mengalami Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
peningkatan menjadi 91% dan 93% Aksara.
dengan kategori sangat baik. Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian:
2. Model pembelajaran Make a Match Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
dapat meningkatkan hasil belajar Revi). Jakarta: PT. Renika Cipta.
siswa. Hal ini dapat dilihat dari Hakim, E. S. (2011). Penerapan Model
persentase pencapaian indikator hasil Pembelajaran koperatif tipe Pairs
belajar siswa sebesar 35% dari 56% Checks Untuk meningkatkan Hasil
siklus I menjadi 91% pada siklus II. belajar Fisika Siswa Kelas XA SMA
Negeri 7 Kendari Pada Materi
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti Pokok gerak lurus. Retrieved from
mempunyai beberapa saran kepada para http://edisuriawanhakim.blogspot.
pembaca yaitu: com/2012/07/ptk-penerapan-model-
1. Penerapan pembelajaran dengan pembelajaran.hstml
menggunakan model pembelajaran Hanafiah dan Suhana. (2012). Konsep
kooperatif tipe Make a Matchdengan Strategi Pembelajaran. Bandung: PT.
permainan kartu soal dan kartu Refika Aditama.
jawaban membutuhkan pengelolaan Huda, M. (2011). Coopertave Learning.
kelas dan waktu yang baik, sehingga Yogyakarta: Pustaka Belajar.
kegiatan pembelajaran dan penggunaan Komsiatin. (2014). Penerapan model
waktu lebih efektif. make match untuk meningkatkan
2. Pembelajaran biologi dengan dengan hasil belajar bahasa arab pada
menggunakan model pembelajaran siswa kelas IV MI Bendiljati Wetan
kooperatif tipe Make a Match dengan Sumbergempol Tulungagung tahun
permainan kartu soal dan kartu ajaran 2013/2014.
jawaban dapat digunakan sebagai Norkhamid. (2017). Penerapan Model
salah satu alternatif kegiatan Make A Match untuk Meningkatkan
pembelajaran biologi di SMA karena Hasil Belajar Matematika Materi
pembelajaran menggunakan model ini Lingkaran Kelas XI IPA 1. Jurnal
dapat meningkatkan hasil belajar siswa Profesi Keguruan, 3(1), 197–204.
dan keaktifan siswa. Slamento. (2003). Belajar dan Faktor-
faktor yang Mempengaruhinya.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: PT Rineka Cipta.
Anggraeni, I. D. (2014). Penerapan Tampubolon, S. (2014). Penelitian
tindakan kelas sebagai pengembangan
metode pembelajaran Studen Teams
profesi pendidik dan keilmuan. Jakarta:
Achievment Division (STAD) dengan
Media Teka-Teki Silang (TTS) Erlangga.
materi sistem gerak Manusia dalam
Meninggkatkan Hasil belajar siswa
kelas VIII MTs An-Nuur Wonosobo.
Retrieved from http://digilib.
uinsuka.ac.id/13037/2/BAB I, V,
DAFTAR PUSTAKA.pdf

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 4, Nomor 1, Mei 2018, hal. 11-16

Anda mungkin juga menyukai