Anda di halaman 1dari 11

IJCETS 4 (2) (2016): 49-57

Indonesian Journal of Curriculum


and Educational Technology Studies
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jktp

Meningkatkan Hasil Belajar Berbasis E-learning


Elgg pada Model Project Based Learning
Apri Yudha Dwiantoro,1, Rafika B. Kusumandari1
1
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia

DOI: http://dx.doi.org/10.15294/ijcets.v3i1.8675

Article History
Abstrak

Received : July 2016 (R&D) dengan menggunakan lima tahap proses pengembangan E-
Accepted : September Learning ELGG pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.
2016 Published : Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIA3 pada mata pelajaran
November 2016 Prakarya dan Kewirausahaan, SMA Kesatrian 1 Semarang. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa yang
Keywords menggunakan E-Learning ELGG (Sistem Kerja Baru) yaitu 91,7%, pada
pembelajaran konvensional (Sistem Kerja Lama) yaitu 74%.Prosedur
E -Learning Elgg , pengembangan E-Learning ELGG terdiri dari lima tahap, yang
Improve Learning mengacu pada penelitian dan pengembangan oleh Borg dan Gall, yaitu
Outcomes At PBL pra pengembangan model, pengembangan model, evaluasi model,
Model
penerapan model dan revisi. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan E-Learning
Penelitian ini ELGG efektif siswa kelas X MIA3 mata pelajaran Prakarya dan
bertujuan untuk Kewirausahaan, SMA Kesatrian 1 Semarang.
mengetahui
prosedur
pengembangan
Abstract
Pembelajaran PBL
menggunakan E- This study aims to determine the development of the procedure using
Learning ELGG, the PBL Learning E-Learning Elgg, produce E-Learning Elgg, and
menghasilkan examine the effectiveness of learning by using E-Learning Elgg in class X
produk ELearning MIA3 craft and Entrepreneurship subjects, SMA Kesatrian 1 Semarang.
ELGG, dan This study uses a Research and Development (R & D) by using a five-
mengetahui stage process of development of ELearning Elgg on subjects craft and
efektivitas Entrepreneurship. The subjects were students of class X MIA3 on
pembelajaran subjects craft and Entrepreneurship, SMA Kesatrian 1 Semarang. The
dengan results showed that the average value of students who use the E-
menggunakan E- Learning Elgg (New Work System), ie 91.7%, in the conventional
Learning ELGG pada learning (Old Work System), namely 74%. E-Learning procedure Elgg
siswa kelas X MIA3 development consists of five stages, which draws on research and
mata pelajaran development by the Borg and Gall, namely pre model development,
Prakarya dan model development, model evaluation, implementation and revision of
Kewirausahaan, the model. Based on the results of this study concluded that learning by
SMA Kesatrian 1 using E-Learning effective Elgg class X MIA3 craft and Entrepreneurship
Semarang.Penelitian subjects, SMA Kesatrian 1 Semarang
ini menggunakan
metode Research
and Development


Corresponding author : © 2016 Universitas Negeri Semarang Adress: Gedung A3 Lt.1 Fakultas Ilmu Pendidikan
p-ISSN 2252-6447 Universitas Negeri Semarang, Sekaran Gunungpati, 50229E- e-ISSN 2527-4597 mail:
tp11091.apri@gmail.com
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology
Studies 4 (2) (2016): 49-57

PENDAHULUAN Pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang


berorientasi pada siswa (student centered), siswa akan berusaha
Belajar
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan terlibat aktif dalam
merupakan salah
mencari informasi (Permendiknas No. 22, Th. 2006). Seperti yang
satu faktor yang
dijelaskan dalam model pembelajaran Project Based Learning(PBL)
mempengaruhi dan
adalah sebuah pembelajaran inovatif yang menekankan belajar
berperan penting
kontekstual melalui kegiatankegiatan yang kompleks sehingga
dalam
menjadikan siswa melakukan investigasi untuk memahaminya,
pembentukan
menekankan pembelajaran dengan aktivitas yang mendukung,
pribadi dan
tugas yang diberikan pada siswa bersifat multidisiplin, berorientasi
perilaku individu.
pada produk (artifak).
Belajar merupakan
proses dimana Melalui proses belajar, terjadi komunikasi, tranfer
suatu organisme pengetahuan dan nilai. Dengan demikian kunci utama sikap
mengubah terletak pada proses kognisi dalam belajar siswa. Penerapan PBL
perilakunya karena dalam pembelajaran ini merupakan upaya pembinaan kesadaran
hasil belajar dan terhadap manfaat pengetahuan.Melalui strategi pembelajaran PBL
pengalaman yang siswa mentransver pengetahuan secara mandiri sehingga dari
dibimbing oleh kegiatan tersebut siswa merasa peduli terhadap lingkungan yang
seorang guru. pada akhirnya dapat membentuk sikap dan perilaku positif
terhadap lingkungan (Mahanal, 2009 : 3).
Guru
mempunyai Informasi saat ini sudah menjadi bagian yang tidak
peranan amat terpisahkan dari kehidupan manusia. Termasuk di dalam dunia
penting dalam pendidikan, adanya perkembangan teknologi dapat memberikan
proses belajar informasi yang tepat dan akurat kepada khalayak umum,
siswa. Sehingga kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar
hampir semua berbasis TI.Konsep ini kemudian dikenal dengan sebutan E-
usaha Learning membawa pengaruh terjadinya proses transformasi
pembaharuan pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi
dibidang (contents) dan sistemnya. Saat ini konsep E-Learning sudah banyak
pendidikan seperti diterima oleh masyarakat dunia terutama di Indonesia, terbukti
pembaharuan dengan Implementasi E-Learning di lembaga pendidikan
kurikulum dan (Eko,Widoyoko,2012:2).
penerapan metode
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan
mengajar pada
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
akhirnya
dipergunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang
tergantung pada
pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat
guru. Tanpa guru
mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan
menguasai bahan terkendali.
pelajaran dan
strategi belajar Berdasarkan pada masalah yang terjadi di SMA Kesatrian 1
mengajar yang Semarang pada kelas X MIA3 mata pelajaran Prakarya dan
dapat mendorong Kewirausahaan, peneliti mengembangkan sebuah media
siswa untuk pembelajaran interaktif dalam hal ini peneliti mengajukan E-
mencapai prestasi Learning Elgg sebagai media pembelajaran dengan tujuan
yang tinggi, maka penelitian yaitu (1) Mengetahui prosedur pengembangan E-
segala upayauntuk Learning Elgg, (2) Mengetahui efektivitas pembelajaran yang
meningkatkan menggunakan E-Learning Elgg pada siswa kelas X MIA3mata
kualitas pendidikan pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, SMA Kesatrian 1 Semarang.
tidak akan
mencapai hasil METODE
maksimal (Muna, Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan
2011:1). (Research and Development) media pembelajaran, berupa SMA
Kesatrian 1 Semarang untuk pembelajaran kelas X MIA 3 mata

50
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology
Studies 4 (2) (2016): 49-57

pelajaran Prakarya hasil uji coba, (6) uji coba lapangan, (7) penyempurnaan produk
dan Kewirausahaan hasil uji coba lapangan, (8) uji pelaksanaan lapangan,
yang bersifat lebih
(9) penyempurnaan produk akhir, dan (10)diseminasi dan
responsif atau
implementasi. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti mengambil
reaktif bukan
langkah-langkah pengembangan dengan memodifikasi dan
proaktif.
menyelaraskan berdasarkan tujuan dan kondisi penelitian yang
Merupakan
sebenarnya, yaitu (1) pra pengembangan model, (2) pengembangan
pengembangan dari
model, (3) uji coba model, (4) penerapan model, dan (5) revisi
model bahan ajar
model.
dalam bentuk lain,
yang sifatnya Penelitian ini dilaksanakan diSMA Kesatrian 1 Semarang pada
melengkapi bahan kelas X MIA3 mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Sesuai
ajar yang sudah dengan tujuan penelitian maka yang menjadi sampel dalam
ada. Jadi bukanlah penelitian ini adalah 20 siswa kelas XMIA3 mata pelajaran Prakarya
menciptakan media dan kewirausahaan dan 1 guru mata pelajaran Prakarya dan
belajar yang kewirausahaan SMA Kesatrian 1 Semarang. Teknik pengambilan
benarbenar baru, sampel yang digunakan yaitu Purpossive sampling. Sampling
akan tetapi Purpossive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
mengembangkan tertentu (Sugiyono, 2011:68). Sehingga peneliti menentukan
media belajar kriteria-kriteria penelitian yaitu permasalahan keefektifan E-
menjadi sebuah Learning dan meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan
aplikasi yang lebih pembelajaran berbasis E-Learning ELGG pada model Project Based
lengkap.Menurut Learning. Maka sampel ditentukan adalah pada mata pelajaran
Sukmadinata (2013: yang berhubungan multimedia dan untuk mengetahui tingkat
164) Penelitian dan keefektifan E-Larning ELGG, kemudian dipilih mata pelajaran
Pengembangan Prakarya dan Kewirausahaan (20 siswa untuk kelas pembelajaran
adalah sebuah ELearning ELGG), (20 siswa pembelajaran konvensional), dan 5
strategi atau admin yaitu satu guru mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan,
metode penelitian empat selaku guru organisasi sekolah.
yang cukup ampuh
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan
untuk memperbaiki
menggunakan angket (kuesioner) dan observasi. Angket yang
praktik.
diberikan dibuat secara berstruktur dengan bentuk
Dalam pertanyaanpertanyaan terbuka (open-ended) untuk mendapatkan
penelitian ini, informasi kebutuhan yang mendukung teori, informasi kebutuhan
peneliti untuk pengembangan model, informasi apakah guru dapat
menggunakan 5 menggunakan media pembelajaran interaktif serta penilaian atas
(lima) langkah kualitas dari media interaktif yang diberikan. Angket digunakan
pengembangan untuk uji kelayakan produk oleh ahli media, dan ahli materi.
yang mengacu pada Sedangkan observasi digunakan untuk melihat model
langkah-langkah pembelajajaran dalam kelas serta efektivitas penggunaan E-
penelitian dan Learning Elgg pada siswa kelas X MIA3 mata pelajaran Prakarya dan
pengembangan Kewirausahaan, SMA Kesatrian 1 Semarang.
yang
Proses menganalisis data yang dilakukan adalah pemberian
dikembangkan oleh
informasi baru (E-learningELGG) diuji dengan uji t satu sampel,
Borg dan Gall
yaitu untuk menguji hipotesis sebagai berikut :
(Sukmadinata, 2013:
Ho : Ditolak (rata-rata pemberian sistem baru di SMA Kesatrian 1
169), yaitu (1)
Semarang serendahrendahnya 75).
penelitian dan
Ha : Diterima (rata-rata pemberian informasi di SMA Kesatrian 1
pengumpulan data,
Semarang lebih rendah dari 75).
(2) perencanaan,
Atau dapat di jelaskan dengan singkat sebagai berikut :
(3) pengembangan
Ho ≥ 75
draf produk, (4) uji
coba lapangan Ha < 75
awal, (5) merevisi

51
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology
Studies 4 (2) (2016): 49-57

Untuk menguji MIA3 mata pelajaran Prakarya dan kewirausahaan. Prosedur


hipotesis pengembangan yang dilaksanakan dalam penelitian ini yaitu (1) pra
digunakan rumus t- pengembangan model, (2) pengembangan model, (3) evaluasi
tes satu sampel, model, (4) penerapan model, dan (5) revisi model.
sebagai berikut:
A. Prosedur Pengembangan E-Learning Elgg
Pertama, Pra Pengembangan Model.Dari pembelajaran yang
ada di SMA Kesatrian 1 Semarang yang menggunakan metode
pembelajaran Project Based Learning merupakan pendekatan
pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat “Jembatan”
yang menghubungkan antar berbagai subjek materi. Dengan
t = Nilai t memanfaatkan fasilitas yang telah ada yaitu teknologi informasi dan
hitung komunikasi yang dapat membuat pembelajaran lebih interaktif dan
X menjadi lebih baik, serta melihat potensi yang dimiliki SMA
= Nilai Kesatrian 1 Semarang yang telah memiliki fasilitas yang dapat
rata-rata menunjang E-Learning, maka berdasarkan hasil pengamatan
µ0 peneliti, SMA Kesatrian 1 Semarang perlu memiliki E-Learning di
= Nilai sekolah sebagai sarana penunjang aktivitas pembelajaran atau
yang di sebagai komplemen dalam pembelajaran.
hipotesis Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dianalisis bahwa guru
kan s = SMA Kesatrian 1 Semarang membutuhkan media pembelajaran
Simpanga yang bersifat interaktif yang memiliki banyak media seperti teks,
n baku n audio, visual, video,diskusi, sharing file, unduh / download file,
chatting antar pengguna E-Learning ELGG untuk pembahasan
= Jumlah
materi, penugasan dan mudah dalam penggunaannya karena
anggota
berbentuk atau bersifat seperti facebook.
sampel
Oleh karena itu, peneliti mencoba membuat E-Learning
Hasil
ELGG dengan unsur komponen yang sudah dioperasikan oleh guru
perhitungan
yaitu teks, audio, visual, video diskusi, sharing file, unduh /
tersebut kemudian
download file, chatting antar pengguna E-Learning ELGG untuk
diujicoba dengan
pembahasan materi, penugasan. Melalui pembuatan E-Learning
uji pihak kiri, yang
ELGG tersebut diharapkan guru dapat menjalankan dan
berlaku ketentuan,
mengoprasikan E-Learning ELGG yang dapat dimanfaatkan sebagai
bila harga thitung
media pembelajaran alternatif untuk siswa.Sehingga diberikan
lebih kecil atau
angket kepada guru dan siswa untuk mengukur kegunaan E-
sama dengan (≤)
Learning Egg untuk pembelajaran.
dari ttable, maka Ho
tolak. Dengan kata Jadi, berdasarkan hasil analisis kebutuhan dapat disimpulkan
lain Ho diterima bahwa peneliti membuat ELearning ELGGyang jelas untuk proses
jika thitung pembelajaran.
(sugiyo 2010:195). Kedua, pengembangan model. Prosedur yang dilakukan
selanjutnya setelah semua data dikumpulkan dan dianalisa sesuai
HASIL DAN dengan kebutuhan yaitu pembuatan desain. Proses yang dilakukan
PEMBAHASAN dalam mendesain aplikasi tersebut yaitu dengan membuat naskah.
Proses Naskah adalah urutan-urutan atau skenario yang akan dilaksanakan
penelitian ini dalam proses produksi. Yaitu mulai dari installasi ELGG dan
dilaksanakan software pendukung yaitu xampp, dilanjutkan mendesain layout
selama enam tampilan, membuat menu-menu yang harus ada sesuai kerangka
minggu yaitu pada desain dan yang terakhir adalah menghongtingkan dan membuat
tanggal 09 Maret domain untuk di linkkan dengan website resmi SMA Kesatrian 1
2015 sampai dengan Semarang.
22 April 2015 di Website E-Learning SMA Kesatrian 1 Semarang dibuat
SMA Kesatrian 1 berdasarkan pada hasil pengamatan dan analisis kebutuhan yang
Semarang kelas X telah disusun. Perancangan desain meliputi dua hal yaitu desain

52
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology
Studies 4 (2) (2016): 49-57

layout tampilan Tahap produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pra
dan fungsi fasilitas produksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini antara
yang ada dalam lain adalah :
website tersebut. 1. Setelah ELGG terinstal, kegiatan selajutnya adalah proses desain
Desain tampilan layout tampilan. Dalam proses ini penulis mendesain layout dan
mengacu pada tampilan agar menjadi menarik dan familiar sehingga penulis
karakteristik SMA mendesain layout mirip seperti konten-konten pada Facebook
Kesatrian 1 yang memudahkan penggunaannya, selain itu tampilan seperti
Semarang, Facebook sangat disetujui oleh waka kurikulum SMA Kesatrian 1
informasi dan Semarang yaitu Pak Tri Tjandra M, MPd karena bersifat
pengguna website. sosial, semua dapat mengunjungi E-Learning SMA
Sedangkah desain Kesatrian 1 Semarang atas persetujuan admin.
fasilitas mengacu
pada menumenu 2. Setelah layout selasai, kegiatan selanjutnya adalah melakukan
pembelajaran yang konfigurasi system.Konfigurasisystem merupakan kegiatan yang
sekiranya cocok dilakukan untuk menentukan fasilitas yang akan terdapat pada
digunakan untuk ELGG. Hal ini mencakup pengaturan tentang nama sekolah, e-
proses mail address yang adala dalam portal, pengaturan pendaftaran
pembelajaran yang sebagai guru, serta pengaturanpengaturan penting yang
ada di SMA berkaitan dengan menu dan fasilitas yang nantinya akan
Kesatian 1 tersedia dalam portal E-Learning berbasis ELGG.
Semarang.
3. Selanjutnya adalah untuk pengaturan home page dibuat dua
bagian yaitu bagian untuk login guru atau siswa yang sudah
terdaftar, bertampilan gambar-gambar lingkungan SMA
Kesatrian 1 Semarang serta bagaian bawah home page adalah
deskripsi, katakata motivasi serta gambar motivasi untuk
pengunjung E-Learning SMA Kesatrian 1 Semarang. Bagian
kedua adalah layout untuk resgistrasi bertampilan gambar-
gambar aktivitas dan lingkungan SMA Kesatrian 1 Semarang.

4. Bagian terakhir dalam proses produksi dalam membuat


kelompok pembelajaran yaitu merupakan tempat yang dibuat
untuk forum pembelajaran kelas sebuah mata pelajaran dipakai
Gambar 1. sebagai tempat diskusi dan penugasan. Dapat dijelaskan pada
Halaman gambar dibawah ini :
Depanwebsite E-
Learning
ELGG

Gambar 3. Keterangan Group pembelajaran ELearning SMA


Kesatrian 1 Semarang Penjelasan :

1. Peneliti mengadakan penelitian di kelas X


MIA3, dalam Group pembelajaran dibuat X
Gambar 2.
MIA 14/15
3
Pembelajaran E-
Learning Elgg 2. Info Group adalah sebuah informasi dari seluruh aktifitas yang
dilakukan pada group pembelajaran “X MIA3 14/15”. Mulai dari
informasi pengisian group blog, files, activity, pages, dan photos.

53
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology
Studies 4 (2) (2016): 49-57

3. Group Blog Tingkatan penggunaan dalam website ini adalah antara


adalah referensi administrator selaku guru dan user selaku siswa-siswi.
atau sumber Administrator adalah seseorang yang memiliki kewenangan penuh
belajar mata pengelola dan mengendalikan website. Administrator yang
pelajaran yang mengatur semua jalannya website, mulai dari penambahan guru
terkait dan pelajaran dan menginput siswa-siswinya. Selaku guru mata
forum diskusi. pelajaran dapat mengoprasikan website ini karena dapat lebih dari
satu administrator. Sehingga untuk dapat masuk portal E-Learning
4. Group activity ini, semua user atau siswa harus melakukan pendaftaran dan
adalah sebuah selanjutnya harus memasukan username dan password yang telah
kegiatan yang dibuatnya. Jika belum mempunyai username dan password maka
terkini atau harus mendaftar terlebih dahulu pada menu yang telah tersedia
sedang dan menunggu persetujuan dari administrator.
dilakukan pada
saat itu. Ketiga, Evaluasi Model.Pada proses evaluasi model dilakukan
melalui beberapa tahapan. Tahap pertama yaitu diuji oleh peneliti
5. Group tentang kelengkapan komponen program maupun kelancaran
disscussion program. Peneliti mengecek bagaimana fungsi dari plugin program,
adalah forum apakah sudah berfungsi dan sesuai dengan fungsinya yang akan
diskusi untuk dituju. Dalam melakukan pengecekan plugin programdapat
membahas berfungsi dengan baik sesuai fungsinya. Selanjutnya peneliti
materi pelajaran mengecek apakah bisa untuk upload file, memberi komentar dan
yang sedang berdiskusidapat berjalan dengan lancer. Proses pengecekan selesai,
diajarkan. tidak ditemukan masalah mengenai pengoprasian E-Learning
Terlebih dahulu ELGG. Kemudian peneliti mengecek teks, audio, visual, video,
tentukan diskusi sharing file, unduh / download file, chatting antar pengguna E-
pelajaran yang Learning ELGG untuk pembahasan materi, apakah dapat berfungsi
akan dibahas dan berjalan dengan lancar. Terakhir peneliti mengecek
dengan cara add keseluruhan program E-Learning ELGG mulai dari awal sampai
disscussion akhir dan tidak ditemukan masalah berkaitan dengan E-Learning
topic. ELGG.

6. Group pages Pada penyusunan naskah dan produksi media selesai, tahap
adalah sebuah selanjutnya adalah validasi desain, baik dari desain materi naskah
pemberian situs maupun desain produk media.
dan diskusi Validasi dilakukan oleh Anies Erfan.S,Pd sebagai pengaji
pendalaman madia dan sebagai pengkaji naskah media dilakukan oleh guru
materi agar mata pelajaran SMA Kesatrian 1 semarang yaitu Musyafa’ah.
siswasiswa lebih Peneliti memberikan angket kepada penguji media dan penguji
memahami naskah media untuk memberikan penilaian mengenai website E-
materi yang LearningELGG. Dari angket kemudian akan diketahui kekurangan
diajarkan sebagai acuan dalam perbaikan media.
bapak/ibu guru Tabel 1. Hasil pengisian angket ahli media
di depan kelas. Nama Ahli Media :Anies Erfan.S,Pd
7. Group photos
albums adalah No Kriteria Jumlah Presentas
sebuah galeri e
foto dari 1. Home Page (Sebelum 24 Ratarat
penugasan, Login) a 76%
siswa dapat
2. Menu UtamaE- 35 Berarti
upload atau
download Learning ELGG dalam
gambar. 3. Menu Pembela- 17 kategori
jaranE-Learning “Baik”

54
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology
Studies 4 (2) (2016): 49-57

ELGG Tabel 2. Hasil pengisian angket ahli materi


Total Skor 76 Nama Ahli Materi : Musyafa’ah

Berdasarkan No Kriteria Jumlah Presentase


tabel 1, total nilai
yang diperoleh dari 1. Home Page (Sebelum 22 Rata-rata
hasil pengisian Login) 72% Berar-
angket (kuesioner) ti dalam kategori “Baik”
2. Menu UtamaE- 33
yang dibuat secara Learning ELGG
berstruktur dengan
bentuk pertanyaan- 3. Menu 17 Total Skor 72
pertanyaan terbuka PembelajaranE-
(open-ended) Learning ELGG
menggunakan
skala likertdi isi
oleh ahli media
Interval Kriteria
yaitu 76 atau
berada pada Baik
kategori “Baik”. Cukup Baik
Berdasarkan Kurang Baik
kriteria kelayakan Kurang
produk yang sudah 1.
ditetapkan. 2.
3.
4.
NO Interval
Kriteria (Arikunto, 2006 : 40)
1. Keempat, Penerapan Model. Penerapan ELearning ELGG
2. dilakukan setelah produk selesai diuji coba oleh peneliti, ahli media
3. dan ahli media yang selanjutnya direvisi oleh peneliti. Setelah
4. semua proses selesai dilakukan proses penerapan E-Learning ELGG
yaitu memberikan domain atau alamat situs pada E-Learning ELGG.
(Arikunto, 2006 :
Sehingga E-Learning ELGG dapat diakses dengan alamat
40)
www.smakesatrian1.elearning.org. Selanjutnya adalah melakukan
Berdasarkan diklat atau pelatiahan pada guru dan siswa sebagai responden
tabel 2, total nilai penelitian.
yang diperoleh dari
Guru dan siswa diberikan pelatihan untuk bisa menggunakan
hasil pengisian
website E-LearningELGG dan kesempatan secara personal untuk
angket (kuesioner)
mencoba mengoprasikan website E-LearningELGG. Hal ini
yang dibuat secara
dilakukan agar guru dan siswa memahami definisi E-Learning,
berstruktur dengan
sehingga guru dan siswa diharapkan dapat menggunakan E-
bentuk pertanyaan-
Learning berbasis ELGG ini.
pertanyaan terbuka
(open-ended) Pelatihan dilakukan selama satu minggu yaitu mulai pada
menggunakan tanggal 09-14 Maret 2015. Kegiatan pertama yang dilakukan peneliti
skala likert di isi adalah memberikan pengertian mengenai E-LearningELGG untuk
oleh ahli materi pembelajaran kepada para responden (bapak ibu guru) supaya
yaitu 72 atau responden mengerti mengenai konsep E-LearningELGG.
berada pada Pengetahuan awal para responden mengenai konsep E-Learning
“Cukup Baik”. kurang. Hanya beberapa responden mengerti konsep E-Learning
Berdasarkan ini, namun setelah dijelaskan peneliti responden bisa memahami
kriteria kelayakan konsep E-Learning. Pertemuan pertama terlebih dahulu
produk yang sudah menjelaskan tentang konsep pembelajaran E-Learning.
ditetapkan.

55
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology
Studies 4 (2) (2016): 49-57

Pada keenam adalah pelatihan bagi responden (siswa). Siswa yang di


pertemuan kedua, tunjuk sebagai responden adalah siswa dari kelas X MIA 3 mata
lima responden pelajaran “Prakarya dan Kewirausahaan” sebanyak 20 siswa. Kelas
masuk pada dan mata pelajaran ini ditunjuk karena dalam proses pengerjaan
pengenalan menu- tugas-tugas rajin dan ulet dan mata pelajaran “Prakarya dan
menu E-Learning Kewirausahaan” ada hubungannya dengan membuat desain gambar
ELGG. Peneliti dan editting foto. Sehingga siswa ketika sudah diadakan pelatihan
menjelaskan satu diharapkan dapat mengunakan E-LearningELGG dengan mudah
per satu fungsi dari untuk pengiriman tugas, diskusi dan pemehaman materi.
masing-masing
Pelatihan untuk para siswa dilakukan secara online, supaya
menu. Sehingga
siswa dapat memahami tentang dinamakan E-Learning. Peneliti
responden supaya
menjelaskan yang dinamakan E-Learning dan mengarahkan siswa
lebih mudah dalam
untuk membuat user mengikuti mata pelajaran “Prakarya dan
menjalankannya.
Kewirausahaan”. Namun kendalanya adalah jalur akses di siang hari
Untuk selanjutnya
lambat. Proses pengelolaan user dan pengoperasian E-
adalah para
LearningELGG untuk siswa sangat familiar karena mirip dengan
responden agar
facebook yang hampir setiap hari mereka akses. Peneliti
membuat account
menjelaskan tantang penggunaan sebagai pembelajaran untuk
yang berfungsi
diikuti oleh siswa.
sebagai
administrator Kelima, Revisi.Revisi dilaksanakan apabila diperoleh
sekaligus sebagai masukan atau kritikan dari responden dalam uji coba. Hasil revisi
guru mata dari proses uji coba ini nantinya akan di uji kembali oleh dosen
pelajaran. penguji dalam ujian skripsi dan jika masih harus revisi kembali
maka akan di revisi untuk menjadi sebuah produk akhir yang layak
Pada
pakai.
pertemuan ketiga
dan keempat, Tahap revisi model yang dilakukan yaitu dengan memperbaiki
peneliti komponen yang terdapat pada produk E-Learning Elgg. Komponen
menjelaskan cara- yang
cara memakai diperbaiki yaitu (1) Fasilitas Login (2) Thema Facebook
ELearning ELGG
pada proses Gambar 4 merupakan tampilan menu pembelajaran 1 yang
pembelajaran sudah diperbaiki yaitu pada bagian tata letak tulisan.
dalam kelas kepada Gambar 5 merupakan tampilan pada saat guru/siswa
responden (guru). loginuntuk memulai pembelajaran yang sudah diperbaiki yaitu
Pengoperasian E- bertema familiar seperti facebook.
LearningELGG
karena bersifat
familiar hampir
sama seperti
facebook sehingga
memudahkan
responden (guru)
untuk
mengoprasikannya.
Hampir semua
responden
Gambar 4. Revisi Fasilitas Login dan Registrasi
memberikan
tanggapan positif
mengenai E-
LearningELGG.
Untuk
pertemuan kelima
dan pertemuan

56
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology
Studies 4 (2) (2016): 49-57

dalam proses pembelajaran, uji metode lama (konvensional) dan


metode baru (E-Learning Elgg) serta analisis data dari wawancara
responden penelitian.
Penelitian ini melibatkan 20 siswa kelas XMIA 3 mata
pelajaran Prakarya dan kewirausahaan dan 1 guru mata pelajaran
Prakarya dan kewirausahaan SMA Kesatrian 1 Semarang.
Langkah pembelajaran yang dilakukan yaitu melakukan
analisis model pembelajaran dalam kelas yaitu menggunakan
Project Based Learning yang digunakan sekolah SMA Kesatrian 1
Semarang. Pada kelas penelitian adalah mengambil mata pelajaran
yang berkaitan dengan multimedia. Selanjutnya adalah melakukan
Gambar 5. Revisi diklat mengenai pembelajaran E-Learning ELGG kepada guru dan
Fasilitas Login dan siswa. E-Learning ELGG digunakan sebagai media pembelajaran
Registras pada model PBL sehingga materi ataupun penugasan dilakukan
oleh guru mata pelajaran. Penerapan E-learning ELGG dalam
B. Efektifitas pembelajaran prakarya dan kewirausahaan dibantu oleh peneliti
Pembelajaran dalam proses pembelajarannya sehingga peneliti bertugas sebagai
Menggunakan pengawas dan mentor pada jam mata pelajaran berlangsung karena
E-Learning sebelumnya telah dilakukan diklat kepada guru dan siswa untuk
Elgg mengoprasikan dan menggunakan E-learning ELGG.
Tahap Hasil nilai rata-rata keefektifan E-Learning Elgg dapat dilihat
penerapan model pada tabel 3.
dilakukan di SMA
Tabel 3. Hasil nilai rata-rata keefektifan ELearning Elggdari
Kesatrian 1
responden guru dan siswa.
Semarang dengan
memanfaatkan E- Item Penilaian Kinerja Sistem Baru
Learning Elggdalam (Pembelajaran E-
proses Learning ELGG)
pembelajaran. Guru Siswa
Penerapan model
E-Learning Elgg Ketepatan dan Kemen- 83,2 82,8
dilaksanakan arikan Desain
selama tujuh Pemahaman dan Peng- 92 94,1
minggu yaitu pada gunaan E-Learning ELGG
tanggal 09 Maret E-Learning ELGG dalam 86,7 87,3
2015 sampai dengan Pembelajaran
22 April 2015 di
Rata-rata 87,3 88,1
SMA Kesatrian 1
Semarang kelas X
MIA3 mata NO Interval Kriteria
pelajaran Prakarya 1. Baik
dan kewirausahaan.
2. Cukup
Hasil penelitian ini
Baik
meliputi prosedur
3.
pengembanganE-
Kurang Baik
Learning Elgg, data
hasil pengisian 4. Kurang
angket oleh ahli (Arikunto, 2006 : 40)
media dan ahli
materi, angket dari Berdasarkan tabel 3, nilai rata-rata keefektifan E-Learning
responden untuk Elggdari responden guru dan siswa yaitu responden guru
menilai keefektifan diperolehskor rata-rata 87,3% yang menandakan skor tersebut
E-Learning Elgg dalam kategori baik, sedangkan data dari siswa didapati skor rata-
rata sebanyak 88,1% yang berada juga dalam kategori baik. Karena

57
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology
Studies 4 (2) (2016): 49-57

berada dalam Learning ELGG) di SMA Kesatrian 1 Semarang serendahrendahnya


interval angka 75% 75 (sugiyo 2010:195).
- 100%, maka dapat
Hasil wawancara dengan responden terhadap keefektifan E-
dinyatakan bahawa
Learning ELGG:
data itu berada
dalam kategori Tanggapan kepala Sekolah mengenai ELearningELGG, sangat
baik. positif dan sangatlah membantu dalam proses pembelajaran untuk
guru maupun siswa. Dalam penerapan E-LearningELGG juga
Hasil nilai uji
membutuhkan penerapan yang harus diperhatikan antara lain,
kelayakan produk
fasilitas prasrana dan sarana serta kesiapan SDM baik itu guru
motode lama
ataupun siswa. Kendala yang masih dihadapi SMA Kesatrian 1
(konvensional) dan
dalam penerapan E-LearningELGG adalah akses masuk kadang-
metode baru (E-
kadang lambat, waktu guru untuk membuat materi pembelajaran
Learning Elgg).
terbatas dan kemampuan guru itu sendiri, dengan demikian SMA
Dapat dilihat dari
Kesatrian 1 semarang untuk meminimalisir hambatan tersebut
tabel 4.
maka mengambil langkah untuk menanggulanginya yaitu diadakan
Tabel 4.Hasil in house training secara rutin dan melalui MGMPS sekolah.
nilai rata-rata
Tanggapan guru mengenai E-Learning ELGG adalah mudah
kinerja system lama
digunakan untuk proses pembelajaran dan cepat dipahami oleh
(konvensional) dan
para siswa-siswi karena menu-menu yang terdapat dalam E-
kinerja system baru
LearningELGG mudah untuk dipahami dan digunakan dalam
(E-Learning Elgg)
proses pembelajaran. Bagi guru di SMA Kesatrian 1 Semarang, hal
Kinerja Sistem yang harus diperhatian dalam penerapan E-Learning ELGG di
Lama sekolah adalah kemampuan guru untuk mengoprasikan E-
(konvensional) Learningnya dan fasilitas pendukung terciptanya E-Learning
seperti, akses internet dan laboratorium komputer. Sehingga
dengan adanya E-Learning ELGG ini dapat memotivasi dan
56
meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar karena dapat
58 terciptanya forum diskusi, movitasi untuk selalu belajar dengan
66 media yang menyenangkan. Selain itu, E-LearningELGG dapat
digunakan sebagai pelengkap atau mempermudah proses
63
pembelajaran, dapat meningkatkan mutu dan kualitas dalam
58 bidang IT harus turut dikembangkan sehingga dapat terjadinya
74% pembelajaran E-Learning dalam kelas.
Hipotesis : Tanggapan siswa-siswi SMA Kesatrian 1 Semarang menganai
Ho : Ditolak (Rata- E-LearningELGG ini adalah sangat positif untuk digunakan sebagai
rata kinerja sistem media E-Learning dan mendukung sebagai aktivitas pembelajaran
di SMA Kesatrian 1 serta cepat dipahami karena menu-menu hampir mirip dengan
Semarang facebook. Pada pengoprasinnya, meraka mengalami kesulitan saat
serendah- mengajak berteman karena banyak langkah yang harus dilakukan.
rendahnya 75). Namun kegunaan E-LearningELGG sangatlah bermanfaat pada
Ha : Diterima media pembelajaan dan dapat memperlancar proses pembelajaran,
(Rata-rata kinerja membuat aktivitas belajar menjadi semakin menarik dan mudah
sistem di SMA dipahami.
Kesatrian 1
Semarang lebih SIMPULAN
rendah dari 75).
E-Learning Elgg dapat dikembangkan melalui lima tahap
Jadi hipotesis pengembangan yang mengacu pada langkah-langkah penelitian
(Ho) diterima dan pengembangan yang dikembangkan oleh Borg dan Gall yang
sehingga rata-rata telah disederhanakan sesuai dengan kondisi penelitian yaitu (1) pra
kinerja sistem pengembangan model,
(Website E- (2) pengembangan model, (3) uji coba model, (4) penerapan model,
dan (5) revisi model. Hasil dari proses penelitian yaitu berdasarkan

58
Apri Yudha Dwiantoro et al/Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology
Studies 4 (2) (2016): 49-57

angket uji Jakarta:PT Rineka Cipta.


keefektifan Mahanal, Susriyati, dkk. (2009) Pengaruh Pembelajaran Project Based
diperoleh nilai rata- Learning (PBL) pada Materi Ekosistem terhadap Sikap dan Hasil
Belajar Siswa SMAN 2 Malang.Malang: Jurnal Universitas Negeri
rata untuk
Malang
pembelajaran Muna. (2011) Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk
sistem lama Meningkatkan Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Pada
(konvensional) Siswa Kelas VIII-B SMP IT Nur Hidayah SyrakartaTahun Ajaran
yaitu 74%, 2010/2011. Skripsi tidak diterbitkan.
sedangkan untuk Sugiyono. (2010) Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
sistem baru (E- Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Learning ELGG) Sugiyono. (2011) Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2013) Metode Penelitian Pendidikan.
memperolah nilai
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
rata-rata 91,7%. Widoyoko, S. Eko Putro (2012) Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:
Didapat Pustaka Pelajar.
thitung= 21,8 >tsampel =
1,729 Sehingga, thitung
≥ ttabel maka
hipotesis (Ho)
diterima dapat
disimpulkan bahwa
rata-rata kinerja
sistem (Website E-
Learning ELGG) di
SMA Kesatrian 1
Semarang
serendah-
rendahnya 75.

UCAPAN TERIMA
KASIH
Ucapan
terima kasih
disampaikan
kepada dosen
pembimbing
skripsi, ahli materi
dan ahli media
sebagai partner
diskusi, baik secara
formal maupun
nonformal. Semoga
tulisan ini dapat
bermanfaat dan
tidak lupa penulis
terbuka bagi
masukan dan saran
untuk perbaikan.

DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, S. (2006)
Metodelogi Penelitian
Pendidikan.

59

Anda mungkin juga menyukai