Anda di halaman 1dari 4

MALIN KUNDANG

(Masuk pemain 1,2,3 dan 4 sambil membawa tongkat dan jualan cabai)
Pemain 1 : Alkisah, malin kundang yang meninggalkan ibunya, setelah
sekian lama pergi akhirnya disuatu desa yang indah dan lestari
terjadilah sebuah pertemuan yang tidak di duga. Penasaran kan
dengan ceritanya? Sama saya juga.
(pemain 1 menepi dan duduk, begitupun pemain 2,3 dan 4)
Pemain 2, 3, 4 : cabe-cabe-cabe… cabe-cabe-cabe…
(kemudian masuklah si ibu)
Ibu : Berapa sekilo?
Pemain 2 : Untuk ibu, 50 kilo saja
Ibu : iiiiiiiihhhh mahaaalll
Pemain 4 : 30 ribu bu, cabe australia, cabe afrika, cabe-cabean…
Pemain 3 : 15 ribu bu…
Pemain 1 : tiga ribu, tiga ribu, tiga ribu bu buat makan…
Cuuuuutttt
Pemain 3 : di pilih bu, di pilih, cabenya manis-manis bu
Ibu : loh? Cabe kok manis?
Pemain 3 : loh? Bukan cabenya yang manis, ibu yang manis…
Ibu : ah, bisa ajaa kamu…
(kemudian masuklah malin bersama sang istri)
Malin : istrikuuuu…
Istri : ih lama banget, panas tauu
Ibu : malin? Apakah itu kamu?
Malin : iya, kamu? Kamu itu siapa?
Ibu : ooo eem jiiii hellooooo… malin, I’am your mom. Tidakkah kamu
masih ingat?
(tiba-tiba pemain 2 memotong ucapan sang ibu sambil berlari menuju si ibu)
Pemain 2 : bu… bu… cabenya jadi ngga?
(si ibu langsung mengapit bibir pemain 2 sampai monyong, kemudian pemain 2
kembali ke tempatnya semula)
Ibu : malin, kemana saja kamu nak? Sudah lama tidak ngasih kabar.
Instagram ngga di tag, facebook gak di chat.
Istri : beb… beb, ini siapa sih? SKSD bangeet
Ibu : helllooooooww, I maminya, you siapanya, tukang pijitnya yaa?
hahahahah
Istri : gue istrinya. Beb, ini bener ibumu? Aku gak mau yaa, punya
mertua alay begitu. Liat aja alisnya isssss, norak bangeeet…
Malin : Hey kamu! Jangan kebangetan yaaa. Aku tidak mengenal kamu,
ibuku sudah mati!
(tiba-tiba gemuruh datang)
Pemain 3 : astaga cabeku terguncang
Pemain2 : astaga cabeku kageet
Pemain 4 : astaga cabeku kejang-kejang
Istri : kalo memang kamu ibunya, mana buktinya?
Ibu : lihatlah, luka bakar yang ada di tangan kirimu. Itu luka bakar
karena terkena catokan mami dulu
Malin : alaaah, pokoknya kamu bukan ibuku!
Ibu : fine, bagaimana kalau kita tes DNA…
(pemain 3 cosplay menjadi mario teguh)
Mario teguh : sudaah- sahabat saya yang super, keluarga ada harta yang paling
berharga yang kita miliki, betul?
Pemain 1 : benaar
Mario teguh : benar… benar, jangan pernah kita tidak pernah mengakui
keluarga kita, betul? Keluarga yang super…
Ibu : betul pak mario, betul sekali
Mario teguh : mmmmmmm
Ibu : i ingin bertanya pak,
Mario teguh : pertanyaan yang super
Ibu : beluum pak, belum (menampar pak mario)
Ibu : pak, anak i sudah di besarkan dari kecil hingga besar, sekarang
sudah tidak mengenal i lagi,
Mario teguh : ya ya ya
Ibu : I harus bagaimana pak?
Mario teguh : pertanyaan yang super sekali…
Mario teguh : sekarang anak ibu sudah tidak mengakui ibu sebagai ibunya?
Ibu : betul pak
Mario teguh : skor sementara 1-0… kalau ibu juga tidak mengakui dia sebagai
anak ibu, skor imbang 1-1…
(Pemain 4 berlari menuju om mario teguh)
Pemain 4 : papah… papah… hasil tes DNA nya sudah keluar papah…
Mario teguh : maaf anda siapa?
Pemain 4 : aku siapa? Aku dimana? Kok ramee? Papah?
Mario teguh : pertanyaan yang super… kita ini hanya pedagang cabe…
(malin segera melerai percakapan tidak jelas antara mario teguh dan anakknya
tersebut)
Malin : pokoknya kamu bukan ibuku! (sambil menunjuk sang ibu)
Ibu : maliin, ini I your momy. Please, percayalah!
Malin : bukaan! (sambil mendorong sang ibu)
(ibu di tahan oleh pemain 3 dan 4)
Pemain 3 : buu, berat buu…
Ibu : (Sambi menangis si ibu berkata) maliin, sudah habis kesuburan
ibu..
Ibu : I akan hitung 3 kali, kalau you tidak mengakui I sebagai mami
you, I kutuk you jadi batu…
Malin : halaah, hari gini masih percaya sama kutukan? Silahkan aja!
Ibu : malin 1 kali!
Malin : manaa? Mana? (sambil menepuk-nepuk dadanya)
Ibu :maliiin, 2 kali!
Malin : aaaaaaaaaaa, kaki ku keinjek beeeb…
Ibu : malin, 3 kali!
(tiba-tiba gemuruh besar datang)
Malin : apa ini? Apa ini?... aaagghhghhh
(tak lama tubuh malin terasa berat dan tak bisa di gerakkan)
istri : maliin ku, malinkuu…
Pemain 3 : cabeku membatu…
Pemain 2 : cabekuu, jangan tinggalkan aku
Istri : malinku jadi batu…
(tubuh malin sepenuhnya sudah menjadi batu)
Ibu : maliiin, mami kan cuman bercanda… malin anakku (ucap sang
ibu sambil menangis dan memeluk malin)
Pemain 1 : Begitulah kisah legenda si malin kundang, sekian… dan, terima
gaji…

Anda mungkin juga menyukai