Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 3

PRAYATAMA PUTRA sebagai BUDI

WAHYU MAHAMURTI sebagai RUDI

ANDRE MARANTIKA sebagai BAPAK

EVI WIDIANTARI sebagai IBU

RISKA YANI sebagai PERAWAT 1

SELVIA sebagai ANAK 2

DINDA HARTARIYANI sebagai ANAK 1

DEWAYU MANIK sebagai PERAWAT 2

LOUDY MITA sebagai WARGA 1

MEITRI sebagai WARGA 2

ADI SARI sebagai DOKTER

JULY sebagai NENEK

ERMA YANTI sebagai KAKEK


PERCAKAPAN PRILAKU KEKERASAN

Pada suatu hari disebuah desa terpencil terdapat keluarga dimana ada ibu, ayah, 2 anak, kakek,
dan nenek . Meraka hidup dengan ekonomi rendah ibu bekerja sebagai buruh bangunan, dan
ayah sebagai pengangguran yang suka mengamuk , meminta uang , meminum- minuman keras
dan mencari PSK.

Pada suatu hari istrinya merasa kesal terhadap perlakuan suaminya.

Bapak : (tok tok tok datang dengan mabuk) bu bukak pintunya, bu ! cepat !

Ibu : sabar pak, ibu masih menggoreng singkong

Bapak : cepat ! (sambil memukul pintu )

Ibu : bapak kenapa pintu kita dirusakin ? kita sudah tidak punya uang untuk benerin rumah

Bapak : alah ! sekarang bapak minta uang , cepat !

Ibu : bapak mabuk lagi ? dari mana tadi bapak ?

Bapak : darimana saja bukan urusan ibu , cepat ambilkan bapak uang !

Ibu : ibu sudah tidak punya uang bapak , utang kita sudah banyak

Bapak : (mengacak –acak kamar untuk mencari uang) dimana kamu letakan uang itu ? (sambil
mengamuk ,menampar dan melempar barang- barang yang ada dirumahnya )

Ibu : aduh ! sakit pak !

Anak-anak datang dari kebun

Anak 1 : ibu , kami sudah pulang

Anak 2 : ibu , kenapa tidak menyaut (sambil melihat dari luar jendela)

Anak 1 : ibu bertengkar sama ayah dik

Anak 2 : ayuk kita masuk kak , kasian ibu

Meraka pun masuk ke dalam rumah dan menyelamatkan ibunya

Anak 1 : bapak sudah , kasian ibu selalu disakitin


Bapak : kalian keluar , nanti kalian bapak tendang.

Anak 2: bapak jahat ( sambil mendorong bapaknya )

Bapak : kalian sudah berani melawan bapak sini kalian ! (sambil menarik tangan kedua anaknya
dan menendang kaki kedua anaknya)

Lalu datang kakek dan neneknya dari sawah

Kakek : ada apa ini kenapa berserakan seperti ini ?

Nenek : anak kita mengamuk lagi kek

Kakek : mari masuk nek

Nenek : nak sudah jangan sakitin istrimu terus , kasian dia

Bapak : tua Bangka banyak omong ! diam saja saya berikan saya uang atau saya akan menampar
kalian

Nenek : ini nenek Cuma punya uang segini nak

Bapak : Cuma segini ? uang yang lain kemana sini bawa cepat !

Nenek : itu untuk kita membeli beras nak kasian istrimu banting tulang bekerja untuk membeli
beras saja.

Bapak : alah saya mau pergi lagi

Kakek : mau kemana lagi kamu ?

Bapak : bukan urusan kalian !

Bapak pun kembali pergi , mereka pun membereskan rumah setelah di hancurkan oleh bapaknya

Anak 2 : ibu , ibu tidak apa-apa ?

Ibu : ibu tidak apa- apa nak Cuma sedikit sakit (sambil menangis)

Anak 1 : ibu jangan menangis

Ibu : ibu sudah tidak kuat lagi nak , ibu sudah pasrah
Nenek : sudah ,jangan bilang seperti itu nak

Ibu : baik bu

Bapak pun keluar mencari warung judi

Bapak : woi ! mari kita berjudi saya sudah bawa banyak uang

Budi : ayo , saya juga banyak punya uang !

Rudi : saya tidak takut ! mari

Setelah berjudi bapak ketut pun terus kalah dan uangnya pun habis , bapak tidak terima kalau dia
kalah dalam judi ini

Bapak : (memukul meja ) kalian curang saya tidak terima ini

Rudi : ngapain kamu mukul meja saya , sudah kalah tidak ngaku kalah

Bapak : saya tidak terima (sambil melempar gelas )

Meraka pun berkelahi , lalu warga datang untuk melerai mereka

Warga 1 : sudah ! kalian kenapa berkelahi disini ?

Bapak : saya tidak terima kalau saya kalah mereka curang

Rudi dan budi : ah ! kami tidak curang dia saja yang memang tidak bisa main

Bapak : saya akan balas perlakuan kalian ini (sambil mengamuk)

Warga 1 : sudah ! apa perlu saya panggilkan polisi

Bapak : saya tendang kalian , pergi sana !

Warga 2 : kamu yang pergi ngapain rebut disini

Bapak pun pergi pulang ke rumah , setiap hari dia mengamuk dan marah –marah , terkadang dia
bengong lalu tertawa sendiri

Anak 1 : bapak kenapa tertawa sendri

Bapak : diam kamu ! nanti saya pukul kamu ! pergi sana


Ibu datang membawa makanan untuk bapak

Ibu : bapak ini makanan tadi ibu memdapatkan rejeki lebih

Bapak : (sambil tertawa terbahak- bahak lalu marahdan melempar makanan itu) saya tidak suka
makanan ini

Ibu : (sambil menangis) bapak kenapa selalu seperti ini selalu menyakiti ibu

Bapak : tertawa terpingkal – pingkal sambil menari- nari

Ibu : bapak kenapa ini ? kenapa kayak orang gila

Bapak : saya tidak gila sambil menyanyi

Warga pun lewat di depan rumah mereka

Warga 1 : bu kenapa bapaknya ? kok kayak orang gila

Ibu : bapak seperti ini dari 3 hari yang lalu bu , saya tidak tau dia kenapa

Warga 2 : bu coba bawa ke rumah sakit jiwa coba untuk dipriksakan

Warga 1 : kami bisa membantu bu apa kita perlu menghantarkan ibu kesana

Ibu : baik bu , saya mohon bantuannya, (sambil menangis)

Meraka pun mengajak bapak ke Rumah Sakit Jiwa Bangli , setelah sampai disana perawat pun
datang .

Perawat 1 : selamat pagi ibu bisa saya bantu

Ibu : selamat pagi buk perawat ,saya kesini mau memeriksakan suami saya

Perawat 2 : baik ibu , dari sejak kapan bapak skit begini ibu ?

Ibu : dari sejak 3 hari yang lalu buk perawat

Perawat 1 : Baik ibu tunggu sebentar saya akan memanggil dokter untuk memeriksa suami ibu

Ibu : baik buk

Dokter pun datang menghampiri keluarga


Dokter : selamat pagi ibu

Ibu : selamat pagi dokter

Dokter : saya dokter yang menangani pasien. Sebelumnya saya boleh tahu penyebab pasien sakit
?

Ibu : begini dokter ,awalnya suami saya mempunyai sifat emosional dia sering mengamuk dan
marah – marah jika dia kalah berjudi, lama- lama dia berubah sifatnya menjadi lebih kasar dan
suka tertawa sendiri.

Dokter : baik kalau begitu perlu dilakukan pemeriksaan lebih dalam lagi , pasien perlu menjalani
rawat inap di Rumah Sakit ini selama beberapa bulan sampai kondisinya membaik.

Ibu : baik dokter ,saya percayakan semua di rumah sakit ini.

Dokter : baik ibu saya akan berusaha

Ibu : terimakasih dokter

Dokter : baik ibu.

Anda mungkin juga menyukai