Anda di halaman 1dari 11

Manik Angkeran

(asal usul selat bali)


Tokoh : 1.

1.

Manik angkeran

:Malik

2.

Niluh

:Salsa

3.

Ni Made Widya

:Risa

4.

Sidi Mantra

:Awim

5.

Naga Besukih

6.

Rentenir A

8.

warga 1

11.

Asisten 1

Pada jaman dahulu kala, ada seorang pemuda bernama Manik Angkeran. Ayah dan
Ibunya seorang kaya raya yang berbudi pekerti luhur, Ayahnya bernama Sidi Mantra
dan Ibunya bernama Ni Made Widya. Walaupun ayah dan ibunya seorang yang
disegani oleh masyarakat sekitar dan memiliki pengetahuan agama yang luas, tetapi
Manik Angkeran adalah seorang anak yang manja, yang kerjanya hanya berjudi dan
mengadu ayam seperti berandalan-berandalan yang ada di desanya. Akibat kebiasaan
Manik yang senang berjudi dan mengadu ayam, lama kelamaan kekayaan kedua
orang tuanya habis dan mereka jatuh miskin. Hingga suatu hari .....
1.

Manik : bu bagi uang donk..!


Ibu

: buat apa lagi nak?

Manik : ibu jangan kepo deh! Cepetan mana uangnya?


Ibu

: ibu sudah tidak punya uang nak.

Manik : ibu bohong!! *mendorong bahu ibunya*


(kemudian bapaknya datang sambil menangkap ibunya)
Bapak : ada apa ini? Kenapa kau dorong ibumu? *melotot*
Manik : ibu pelit tidak mau memberikan uang!
Bapak : kita sudah tidak punya uang lagi nak, kita ini sudah jatuh MISKIN.
(jeng jeng)
Manik : *shock* APPPAAA?!! Kita KISMIN? *sewot* Oh my god oh my
god oh my god!!, jika ayah dan ibu tidak memberiku uang, kita PUTUS! eh
salah, maksudku aku akan pergi dari rumah ini.
Ibu
2.

: JANGAN PERGII (backsound, jangan pergi Dmasiv )

Akhirnya manik pun meninggalkan kedua orang tuanya. Dan menemui seorang
Renternir yang ada di desa sebelah. Setibanya Manik di tempat renternir....
2.

Manik : helllo... spadaa.. yuhuu~ anybodys here?

Asisten 1: Ada apa?


Manik : Saya ingin bertemu dengan bosmu.
Asisten 2: Ada urusan apa kamu datang kemari? Apakah kamu sudah
mempunyai janji?
Manik : cepat panggil saja bosmu!
(renternir pun datang bersama kembarannya )
Ren A : ada apa ini? Kenapa ribut ribut?
Ren B : iya ada apa ribut-ribut?
Manik : saya mau minjam uang.
Ren A : berapa yang kau butuhkan?
Manik : 1 juta
Ren B : yasudah tapi bunganya 30%. Deal?
Manik : sudah cepat berikan saja uangnya
kedua rentenir : bentar bentar kita mau minum dulu *sambil meminum susu
soda*
Manik : Kalian minum apa?
Kedua rentenir: minum susu dosa ehhhh salah susu soda
(soundtrack susu soda)
Kedua rentenir memberikan uang pinjaman kepada manik
Setelah mendapatkan uang dari renternir manik pun pergi ke tempat ia biasa berjudi....
Teman 1 : hai brooo dari mana aja lo bro?
Manik : biasalah orang kaya sibuk. Gue bawa duit banyak nih
Teman 2 : ayo cepat mulai
Baru beberapa jam manik bermain judi dia sudah mulai kalah dan kehabisan uang. Karena
frustasi Manik pun meninggalkan tempat berjudi tersebut dengan wajah yang kusut. Manik
pun pulang ke rumah, dan ia melawati pasar. Di pasar...
Manik : siapa gadis cantik itu? *manik mendekati ni luh*
*tiba-tiba sebuah apel jatuh dari keranjang* *mereka mengambil apel bersamaan*
(slank-pandangan pertama)
Manik : ini apelnya. Bolehkah aku berkenalan denganmu?
Ni Luh : terimakasih. Namaku niluh. Maaf aku harus segera pergi...
Manik : namaku ma....nik
Sejak Manik bertemu dengan Niluh, Ia sering ke pasar untuk bertemu dengan niluh. Mereka
sangat akrab. Selang beberapa waktu, mereka sudah menjalin cinta. Sebagai sepasang
kekasih. Walau mereka belum menikah, mereka terlihat seperti sepasang suami istri.
Dan tanpa sepengetahuan Manik. Niluh adalah anak semata wayang dari salah satu rentenir .
Dan pada suatu hari, kedua rentenir datang managih hutang kerumah Manik.

*dor dor dor dor..**asisten rentenir mengetuk pintu*


Asisten 1 : MANIK MANIK KELUAR KAU MANIK !!
(ayah dan ibu Manik membuka pintu)
Ayah

: ada apa ini? Kenapa ribut-ribut datang kemari?

Asisten 2 : anakmu berhutang pada bos kami. Panggil Manik. Cepat


Ibu

: Manik sedang tak ada di rumah. Dia pergi ke pasar.

Asisten 1: Bohong!! Cepat, bayar saja hutang anakmu.


Tiba tiba Manik Angkeran datang dengan wajah berseri-seri
Manik : ada apa ini.. ?
Asisten 1 : akhirnya yang kita cari-cari datang juga
Asisten 2 : harusnya hari ini kamu sudah membayar hutang-hutangmu.
Manik : berikan aku waktu 5hari lagi. Aku berjanji akan membayar hutang hutangku
Asisten1: baiklah kami tunggu, tapi jika kamu tidak memenuhi janjimu kami akan menaikan
bunganya 50%
Manik : baiklah aku akan memenuhi janji ku
Keesokanya tak sengaja niluh bertemu dengan manik di jalan..
Niluh : Manik.... mau pergi kemana ?
Manik : hmm niluh *tersipumalu* akuuu sedang bingung.
Niluh : binggung kenapa ? apakah aku bisa membantumu ?
Manik : (bagaimana jika ku manfaat kan niluh agar mau meminjamkan uang ? )
*berbicaradalamhati* niluh, aku ingin berbicara empat mata padamu.
Niluh : katakan saja manik
Manik : aku lagi butuh uang, ibuku sedang sakit keras.
Niluh : sungguh? Sakit apa ?
Manik : hmmmm...... stroke.
Niluh : kasihan sekali ibumu manik, berapa uang yang kau butuh kan manik ?
Manik : hmmm....3 juta.
Niluh : baikalah, kau tunggu disini aku akan segera mengambil uangnya. (pergi)
Tak lama kemudian niluh pun kembali menemui manik.
Niluh : maaf, agak lama diluar sana sanggat macet dan puaanas sekali. (sambil
memberikan uangnya ) dan semoga ibumu lekas sembuh.
Manik : Terimakasih niluh, kau baik, tidak sombong, rajin menabung, sholehah,
dan.....cantik pulaaa!:
Niluh : iyadong, akukan pake GPU (iklan) eh ..salah aku pake citra (iklan)
Manik : terimakasih bebskiih, sampai bertemu besok ditempat ini. *dalam hati*
maafkan aku niluh aku terpaksa melakukannya.
5 hari kemudian sang renternir pun kembali datang kerumah manik untuk menagih janjinya..

Ren A : KELUAR KAU MANIK *teriak*, hari ini kau harus memenuhi janjimu.
Bayar utang-utang kau sekarang juga
Ibu

: pak, bagaimana ini kita belum memiliki uang untuk melunasi untang manik.

Bapak : Bapak juga sudah tidak tahu lagi.


Ibu

: bagaimana jika kita jual kalung ini.

Bapak : sesunguhnya bapak berat hati bu, karena kalung itu kalung kenangan kita
ketika muda dulu.
Ibu

: tapi harus bagaimana lagi pak ? kita sudah tidak memiliki uang lagi.

Asisten 1 : dodordor * mengetuk pintu dengan kecang* KELUAR KAU MANIK


CEPAT KELUAR.
Tak sengaja manik mendengar perbincangan ayah dan ibunya. Manik tak enak hati kepada
mereka. Manik pun memnghampiri orang tuanya dan ingin melunasi hutanya dengan uang
yang ia dapat dari Niluh, namun ia tidak mengatakan yang sejujurnya asal usul uang itu
kepada kedua orang tuanya.
Manik : Tenang pak, bu. Tak usah menjual kalung itu. Itukan sanggat berhaga bagi
ibu dan bapak.
Ibu

: memang kau punya uang anaku ?

Manik : iya aku punya punya uang bu


Bapak : dapat dari mana uang itu ? pasti itu hasil dari judi atao mencuri ?
Ibu

: jangan kau bikin malu kita lagi dengan tingkahmu itu nak.

Manik : Tenang pak, bu. Manik mendapat uang ini dari hasil membantu saudagar
desa sebrang dan aku diberikan bonus dari beliau.
Ibu & bapak : syukurlah kalo begitu nak.
Akhirnya Manik dan kedua orangtuanya menghampiri renternir itu dan melunasi hutang
hutangnya.
Manik : maaf lama menuggu.
Ren A : Tak apa, sekarang lunasi hutang mu atau rumah mu kami sita.
Manik : woles woles masbroo.. ini uangnya ( sambil memberikan ) silahkan kau
hitung takut lebih.
Ren B : ( ngitung uang ) oke ini pas. Jika kau butuh datanglah kepada kami
HAHAHAHAHA
Tak lama kemudian manik pergi, tanpa pamit. Ketempat biasa ia berjudi dengan membawa
sisa uang yang niluh berikan kepadanya.
Manik : hai teman-teman. aku kembali ( mencari posisi duduk )
Teman a: ayolah cepat sini kita berjudi kembali ( membagikan kartu )
Beberapa jam manik bermain bersama teman temanya. Akhirnya manik pun menang dan ia
ingin mengajak niluh pergi kepasar malam dengan membawa uang hasil judi. Manik tergesa gesa berlari ke warnet untuk membuka facebook dan mengajak Niluh janjian pergi kepasar
malam.
*dalam chat facebook*

Manik : YANK.
Niluh : ada apa bepski ?
Manik : bagaimana kalau ntar malem kita janjian di pasar?
Niluh : di pasar? Ngapain? Jam berapa ?
Manik : Kita malem mingguan ? jam 7 malam
Niluh : Hmm.. boleh. Kita bertemu disana.
Manik : Siap *obrolanterputus*
Malam harinya di pasar malem.....
Niluh : kmana Manik ? janjian dia akan menemuiku jam 7, sekarang sudah jam 7 lewat 15
*sambilmelihatjam*
5 menit kemudian manik pun datang dengan berpakaian rapi dengan gaya yang stylish dan di
ikuti aroma parfum non alkohol.
Manik : Niluhhh .... niluh.... niluh...
Niluh : *ngibasrambut*MANIK ???? kenapa kau telat ?
Manik : Maaf kan aku, di luar sana Macet sekali.
Niluh : maca cihhh????
Manik : sebagai tanda perminta maaf ku, bagaimana kalo kita main permain itu ?
(sambilmenujukpermainan ) (mendapatkan boneka )
Setelah hampir 2 jam bermain permainan yang ada di pasar malam, mereka pulang dengan
hati yang penuh kebahagian. Hari demi hari telah terlewati perasan niluh dan manik semakin
dalam. Dan pada suatu hari manik bersama teman temanya sedang mengadu ayam...
Warga 1 : lihat dong, ini ayam baru gue! Dia maco banget loh. Kemaren dia udah bisa
ngangkat telepon dari pacar barunya yang beratnya 2 kg.
Warga 2 : segitu doang ayam lo ? kemaren ayam gue baru diputisin sama cewek yang
baru dikenalnya dari facebook, dan sekarang dia sudah di cap JONES oleh MUI
Warga 3 : Ah.. biasa, lihat ayam gue walopun di sudah 3 kali ketabrak kerata, dan 69
kali terinjak orang gendut ayam gue masih hidup sampai sekarang walaupun dia pernah koma
200hari
Manik : liat nih ayam gue! Walaupun ayam gue tidak sekuat ayam ayamlo tapi ayam
gue ngga kudet dia punya twitter, fb, tumblr, instagram, line, wa, juga ask.fm
Ustad : ah ayolaah, cepat mulai tidak usah meributkan kekuatan ayam ayam kalian,
karena sesunguhnya kesempurnaan hanya milik tuhan.. (efek geledek)
Penonton : Ayo ayo ayo ayo
Setelah mengadu ayam sekitar 30menit ternyata ayam manik kalah dan manik kehabisan
uang. Dan ia kesel atas kekalahannya dan ia ingin meminjam uang kepeda renternir untuk
kepuasan hatinya yaitu ia ingin bermain judi. Manik pun pergi kerumah renternir itu.
Manik : gimana sih lo robbert, masa lawan ayam kudet aja kalah, bikin malu aja.
Padahal setiap pagi aku beri susu kualitas jerman dan babi guling yang telah membabi buta.
Sudah buat apa ayam ini kumarahi dia tidak akan mengerti. Lebih baik kupinjam uang saja
kepada rentenir itu buat ku main judi esok.

Setibanya di markas renternir ....


Manik : permisi.....
Asistan

: adaapa kamu kemari? Ingin meminjam uang lagi?

Manik : iya saya butuh unag sekitar 2juta


Ren a : apajaminannya?
Manik : aku akan menjadi budak mu selama 1001hari jika aku tidak membayar
hutang ku
Ren b : baiklah, silahkan kau tanda tanggani surat perjajian ini diatas materai 6000
Manik : (menadatagani)
Ren b : (memberikan uang )
Manik pun pergi meningalkan markas itu dan kembali kerumah karena hari mulai gelap,
ketika dalam perjalan pulang ia dirampok oleh 2 pemuda yang memakai topeng gorila.
Gorila 1 : serahkan uang mu, atau nyawamu tidak selamat ?
Manik : siapa kamu?
Gorila 2

: sudah serahkan saja uangmu.

Manik : swiper jangan mencuri, swiper jangan mencuri!


Terjadilah bentrok antara manik dan 2 pemuda itu, karena lawan tidak seimbang manik pun
kalah dan uang hasil ia pinjem ke renternir kerampok semua tanpa sisa.
Manik : omaygat omaygat uangkuuu! Dasar gorila genduut, tarkam lagi. Masa gak di
sisain sedikitpun buat gue ? helooo ?
Selang beberapa hari akhirnya besok adalah waktu yg diberikan renternir kepada manik.
Manik pun bingung harus bagaimana karena uangnya sudah habis terrampok dan akhirnya ia
pergi menghampiri ayahnya dengan nada sedih untuk melunasi hutang hutangnya kepada
renternir itu yang sudah masa tenggang.
Manik : Ayah, bagaimana ini? Aku sudah tidak mempunyai uang lagi, besok para
rentenir itu akan datang menagih hutangku lagi dan jika aku tidak membayar utangku aku
akan menjadi budaknya selama 1001 hari, masa aya mau ? anak satu satunya yang paling
kece, cetar mahadahsyat membabibuta segalaksi ini jadi pembokat. Kan Kamseupay iuh...
iuh... ( backsoundkamseupay)
ibu

: kamu pinjam lagi?

Manik : iya ibu, maaf.


Ayah : yasudah ayah berjanji akan membantu melunasi hutang-hutangmu.
sorenya para rentenir pun datang
karena ayah dan ibunya iba melihat manik akhirnya meraka pun membantunya.
Ayah : ku mohon berikan aku waktu 3 hari lagi. Aku berjanji akan melunasi hutang
hutangku
Ren B : halaaa janjimu busukk *jambu backsound*
Ren A : baiklah, ingat 3 hari! Gaboleh lebih.
Ibu

: kami berjanji.

Malam harinya Ayah dan Ibu manik melakukan betapa diatas awan agar mendapatkan
pentujuk. Maka dengan kekuatan batinnya, Sidi Mantra dan Ni Made widya mendapat
petunjuk bahwa ada sebuah Gunung yang bernama Gunung Agung yang terletak di sebelah
timur. Di Gunung Agung konon terdapat harta yang melimpah.
Ibu
: AHAAAAAA? *mengangetkan* *dapetide*
Ayah : ada apa ? knapa ? kau membuatku kaget ?
Ibu
: ibu mendapatkan ide ayah yang sangat cemerlang.
Ayah : apa ? apa ? apa ?
Ibu
: begini ni yah ( membisikan )
Ayah : good job, good job. Bagus juga ini. Beda aja
Berbekal petunjuk tersebut, pergilah Begawan Sidi Mantra ke Gunung Agung dengan
membawa genta pemujaannya. Setelah sekian lama perjalanannya,
Ayah : ayobu semangaaat!
Ibu
: ganbate kaka!
Ayah : mau kemana kita?
Ibu
: ke gunung *2kali*
sampailah ia ke Gunung Agung. Segeralah ia mengucapkan mantra sambil
membunyikan gentanya. Dan keluarlah seekor naga besar bernama Naga Besukih.
*digunungagung*
Ayah : sdfghjkdfghjkoijhgrtoijhdlknbcvikyfds *bacamatra*
Tak lama kemudian naga keluar.....
Naga : Hai begawan Sidi Mantra dan Ni Made Widya , buat apa kau memanggilku ?
Ibu
: Sang Besukih, kekayaanku telah dihabiskan anakku untuk berjudi. Sekarang
karena hutangnya menumpuk, dia dikejar-kejar oleh orang-orang. Aku mohon, bantulah kami
agar kami bisa membayar hutang anakku!
Naga : Baiklah, aku akan memenuhi permintaanmu Begawan Sidi Mantradan Ni
Made Widya, tapi kau harus menasehati anakmu agar tidak berjudi lagi, karena kau tahu
berjudi itu dilarang agama!
Ayah & ibu : kami berjanji akan menasehati anak kami.
Kemudian Sang Naga Besukih menggetarkan badannya dan sisik-sisiknya yang berjatuhan
segera berubah emas dan intan.
Naga : Ambillah Begawan Sidi Mantra. Bayarlah hutang-hutang anakmu. Dan
jangan lupa nasehati dia agar tidak berjudi lagi.
Ayah & ibu : *memungutiemas*
Sambil memungut emas dan intan serta tak lupa mengucapkan terima kasih, maka Begawan
Sidi Mantra dan Ni Made Widya segera pergi dari Gunung Agung. Lalu pulanglah ia ke
rumahnya di Jawa Timur. Sesampainya dirumah, di bayarlah semua hutang anaknya dan tak
lupa ia menasehati anaknya agar tidak berjudi lagi.
Setibanya di rumah Sidi mantra dan Ni Made Widya langsung menghampiri Manik angkeran
dan memberikan Nasehat agar tidak berjudi.
Ayah & ibu : MAA....NIIKKK.. ( slow motion)
Manik : Ayah... ibuuuu... manik merindukanmu (meluk)
Ayah : manik ayah dan ibu akan melunasi hutangmu tapi .........
Manik : Tapi apa yah ? bu ?
Ibu
: Kau harus meninggalkan kebiasaan burukmu yang dilarang agama ! yaitu
BERJUDI !! (efek petir )
Manik : hmm... hmmm.. *mengaruk-garukkepala* baiklahh yah, bu ...
Ayah : semoga kau memengang janjimu dengan baik nak. Ayah akan melunasi
hutangmu ke rennternir itu.
Manik : terima kasih ayah ibu. Manik berjanji !! karena janjiku, janji pelaut.

Keesokan harinya Begawan Sidi Mantra dan Ni made widya pergi ke Markas rentenir...
Ayah : TOKK TOKK TOKK *mengetukpintu*
Ren B : Duhh berisik kali yang diluar sana orang miskin mana lagi yang ingin
meminjam uang kepadaku ?
Ren A : asisten 1 bukain sana dan tanyakan apa maunya ?
Asisten satu dan dua pun membukakan pintu....
Asisten 1 : ada perlu apa kau datang kemari ?
Ayah : kami ing....innginnnn... (ngagu)
Asisten 2 : sudah...sudah.. ngomogmu seperti orang gagu saja.
Renternir A dan B menghampiri mereka....
Ren B : Ada apa ini berisik sekali ?
Ren A : iya bener, kita lagi sleeping beauty, many pady blalal
Asisten 1 : maaf bos, kedua orang ini ingin melunasi hutang hutangnya ?
Ren A : siapa nama anak anda ?
Ayah : Manik angkeran yang kece itu looo !!!
Ren A : *mengeluarkan kertas* ohh si maanik yang suka ngutang dan pernah janji
bila tidak membayar hutangnya ia aka menjadi budak kita selama 1001 hari.
Ibu
: hmm...hmmm iyaa. Berapa utang anaku ?
Ren B : 2 juta dan bunga 30%. Jadi total utang anak anda Rp 2600.000
Ayah : apakah 10 keping emas ini cukup melunasi hutang anakku ?
Ren A : HAHAHAHHA.... itu sangat cukup.
Dan tanpa disadari Niluh mendengar percakapan Ayahnya dengan Rekannya. Setelah
Begawan Sidi Mantra dan Ni Made Widya pergi, niluh menghampiri Ayah nya.
Niluh : Ayahhhh...
Ren A : Niluh ??? sejak kapan kau disini ?
Niluh : sejak tadi yah, yah orang tua tadi siapa ?
Ren A : ohh itu orang tuanya manik yang suka ngutang ke ayah.
Niluh : HAH ? manik ? manik angkeran ?
Ren A : iya, emang ada apa nak ? kau mengenalnya ? jika iya, jauhilahh dia sekaran.
Dia itu seorang penjudi dan suka mengadu ayam.
Niluh : hmm....hmm..... bernakah itu semua ?
Ren A : iya nak, semua warga juga tahu malahan hampir seluruh provisi bali ini.
Niluh : tapi tadi itu benar orang tuanya?
Ren A : ya nak, kau kenapa sih menyakannya terus menerus. Ayah sudah capek
membahas orang itu, ayah mau tidur saja.
Niluh : heheheh, tak apa yah. *dalamhati* ( manik jahat sekali kepadaku, katanya
ibunya sakit, tetapi tadi aku melihatnya baik baik saja. Ya sudahlah besok aku akan menemui
manik )
Ditempat lain...
Setelah membayar hutang manik, Begawan Sidi Mantra dan Ni Made Widya kembali
kerumah. Dirumah manik telah lama menunggu kedua orang tuanya datang untuk menyakan
darimana ayahnya mendapatkan harta itu....
Ibu
: tiang sareng sami budal (kami pulang)
Manik : Ayah, Ibu. Terimakasih telah membantu ku . Ayah aku ingin bertanya
padamu ?
Ayah : tanya apa nak ?
Manik : Ayah, darimana ayah mendapatkan semua kekayaan itu?
Ayah : Sudahlah Manik Angkeran, jangan kau tanyakan dari mana ayah mendapat
harta itu. Berhentilah berjudi dan mengadu ayam, karena itu semua dilarang oleh agama. Dan

inipun untuk terakhir kalinya ayah membantumu. Lain kali apabila engkau berhutang lagi,
ayah tidak akan membantumu lagi.
Tetapi ternyata Manik Angkeran tidak dapat meninggalkan kebiasaan buruknya itu, ia tetap
berjudi dan berjudi terus. Sehingga dalam waktu singkat hutangnya sudah menumpuk
banyak. Dan walaupun ia sudah meminta bantuan ayahnya, ayahnya tetap tidak mau
membantunya lagi. Sehingga ia pun bertekad untuk mencari tahu sumber kekayaan ayahnya.
Bertanyalah ia kesana kemari, dan akhirnya mengatahuinya dari Niluh, bahwa ayahnya
mendapatkan harta dari Basukih Naga yang berada di gunung agung. Dan niluh menfaatkan
situasi ini untuk menanyakan hal yang sudah ia pendam pend
am.
Niluh : Manikk..... kemana saja kau ? aku kangggen banget sama kamu.
Manik : hmmm,, aku sibuk niluh, mencari sesuatu.
Niluh : sibuk apa ? kau mencari apa ?
Manik : kau tahu tidak dari mana ayahku mendapatkan kekayaan ?
Niluh : menurut buku primbon yang saya baca dan menurut info orang sekitar,
ayahmu yang bernama Sidi Mantra mendapatkan kekayaanya dari seekor naga yang bernama
Basukih Naga.
Manik : bagaimana caranya aku dapat bertemu Basukih Naga itu?
Niluh : kalau di buku primbon yang aku beli di intermedia *iklan intermedia*, kamu
harus mempunyai genta. Dan kau harus membunyikannya ketika kau sampai pada gunung
Agung.
Manik : berarti ayah pasti mempunyai genta itu.
Niluh : yap.. memangnya untuk apa kau menanyakan hal itu?
Manik : ahh.. kau tak perlu tahu. Ini rahasia lelaki.
Niluh : baiklah jika itu rahasia lelaki, tetap manikk... aku ingin menyakan suatau hal
padamu tapi kau harus jawab jujur !!
Manik : Tanyakan saja aku akan menjawabnya dengan jujur kok.
Niluh : apakah ibumu sudah sembuh ?
Manik : belum, emang kenapa niluh ?
Niluh : KAU BOHONG MANIK, KEMARIN AKU MELIHAT IBUMU DI
MARKAS AYAHKU DIA MEMBAYAR HUTANG HUTANGMU KEPADAKU.
TEGANYA KAU BOHONGI KU..(soundtrac.........)
Manik : Hmmmmm kau sa.. sa.. lahhh li..att.. kalii ( gagu )
Niluh : Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, dan ayahku memberitahukan
semua tentang dirimu.
Manik : memang kau anak Renternir kembar itu ?
Niluh : iya itu ayahku. Dan pasti uang yang telah aku berikan kepada kamu, kau
pake berjudi iya kan ?
Manik : Ti....dakk..., tapi aku hanya memakai uangmu sedikit untuk berjudi.
Niluh : DASAR PEMBOHONG, ANGGAP SAJA KITA TAK PERNAH BERTEMU
!! *niluhpergi*
Manik : Ni.....luh...... maaffff kan akuuu, aku tak bermaksud menyakitimu ...
Hati niluh pun terasa remuk karena telah dibohongi oleh Manik. Manik pun menyesal telah
menghianati niluh. Namun akibat kebiasaan buruk manik yang suka berjudi, lama kelamaan
utang manik bertambah banyak dan Karena keserakahannya, Manik Angkeran pun mencuri
genta ayahnya dan pergi ke Gunung Agung. Sesampai di Gunung Agung, segeralah ia
membunyikan genta tersebut. Mendengar bunyi genta, Sang Naga Besukih pun merasa
terpanggil olehnya, tetapi Sang Naga heran, karena tidak mendengar mantra-mantra yang
biasanya di ucapkan oleh Begawan Sidi Mantra apabila membunyikan genta tersebut.

Manik : *membunyikangenta*
Maka keluarlah Sang Naga untuk melihat siapa yang datang memangilnya.
Naga : HAHAHAHAHAHA
Setelah keluar, bertemulah Sang Naga dengan Manik Angkeran. Melihat Manik Angkeran,
Sang Naga Besukih pun tidak dapat menahan marahnya.
Naga : Hai Manik Angkeran! Ada apa engkau memanggilku dengan genta yang kau
curi dari ayahmu itu?
Manik : Sang Naga bantulah aku. Berilah aku harta yang melimpah agar aku bisa
membayar hutang-hutangku. Kalau kali ini aku tak bisa membayarnya, orang-orang akan
membunuhku. Kasihanilah aku. (muka melas )
Melihat kesedihan Manik Angkeran, Sang Naga pun merasa kasihan.
Naga : Baiklah, aku akan membantumu, asalkan tidak akan berjudi lagi.
Manik : siap, aku berjanji.
Setelah memberikan nasehat kepada Manik Angkeran, Sang Naga segera membalikkan
badannya untuk mengambil harta yang akan diberikan ke Manik Angkeran. Pada saat Sang
Naga membenamkan kepala dan tubuhnya kedalam bumi untuk mengambil harta. Manik
Angkeran pun melihat ekor Sang Naga yang ada dipemukaan bumi dipenuhi oleh intan dan
permata, maka timbullah niat jahatnya. Manik Angkeran segera menghunus keris dan
memotong ekor Sang Naga Besukih.
Manik : *terkejut* banyak sekali intan dan permata itu*.*
Sang Naga Besukih meronta dan segera membalikkan badannya. Akan tetapi, Manik
Angkeran telah pergi. Sang Naga pun segera mengejar Manik ke segala penjuru, tetapi ia
tidak dapat menemukan Manik Angkeran, yang ditemui hanyalah bekas tapak kaki Manik
Angkeran.
Maka dengan kesaktiannya, Sang Naga Besukih membakar bekas tapak kaki Manik
Angkeran. Walaupun Manik Angkeran sudah jauh dari Sang Naga, tetapi dengan kesaktian
Sang Naga Besukih, ia pun tetap merasakan pembakaran tapak kaki tersebut sehingga tubuh
Manik Angkeran terasa panas sehingga ia rebah dan lama kelamaan menjadi abu.
Begawan Sidi Mantra dan istrinya sedang gelisah karena anaknya Manik Angkeran telah
hilang dan genta pemujaannya juga hilang. Tetapi Begawan Sidi Mantra tahu kalau gentanya
diambil oleh anaknya Manik Angkeran dan merasa bahwa anaknya pergi ke Gunung Agung
menemui Sang Naga Besukih. Maka berangkatlah ia ke Gunung Agung.
Sidi mantra : Wahai Sang Besukih, adakah anakku Manik Angkeran datang
kemari?
Naga besukih : Ya, ia telah datang kemari untuk meminta harta yang akan dipakainya
untuk melunasi hutang-hutangnya. Tetapi ketika aku membalikkan badan hendak mengambil
harta untuknya, dipotonglah ekorku olehnya. Dan aku telah membakarnya sampai musnah,
karena sikap anakmu tidak tahu balas budi itu. Sekarang apa maksud kedatanganmu kemari,
Begawan Sidi Mantra?
Ni made : Maafkan aku, Sang Besukih! Anakku Cuma satu, karena itu aku mohon
agar anakku dihidupkan kembali.
Naga besukih : Demi persahabatan kita, aku akan memenuhi permintaanmu. Tapi
dengan satu syarat, kembalikan ekorku seperti semula
Sidi Mantra : Baiklah, aku pun akan memenuhi syaratmu
Maka dengan mengerahkan kekuatan mereka masing-masing, Manik Angkeran pun hidup
kembali. Demikian pula dengan ekor Sang Naga Besukih bisa kembali utuh seperti semula.
Dinasehatinya Manik Angkeran oleh Sang Naga Besukih dan Begawan Sidi Mantra secara
panjang lebar

Naga besukih : kami telah mengembalikan kamu hidup kembali. Tapi ingat janjimu.
Dan sekarang manik angkeran tidak boleh kembali hidup bersama sayah dan ibunya. Dia
harus tetep tinggal di sisi, di sekitar gunung agung
Manik : Aku akan selalu mengingat janjiku. Dan aku tidak akan berjudi lagi. Dan
akupun akan memperbaiki sifat ku ini. Terimakasih
Ni made : selamat tinggal nak. Ibu dan ayah harus segera pergi
Sidi mantra : selamat tinggal....ingat lah selalu janji mu nak.
Ni made : kami selalu merindukan mu
setelah itu pulanglah Begawan Sidi Mantra ke Jawa Timur. Tetapi Manik Angkeran tidak
boleh ikut pulang, ia harus tetap tinggal di sekitar Gunung Agung. Karena Manik Angkeran
sudah sadar dan berubah, ia pun tidak membangkang dan menuruti perintah ayahnya tersebut.
Dan dalam perjalanan pulangnya, ketika Begawan Sidi Mantra sampai di Tanah Benteng, di
torehkannya tongkatnya ke tanah untuk membuat batas dengan anaknya. Seketika itu pula
bekas torehan itu bertambah lebar dan air laut naik menggenanginya. Dan lama kelamaan
menjadi sebuah selat. Selat itulah yang sekarang di beri nama Selat Bali.

Anda mungkin juga menyukai