Pagi ini Linda sibuk beres – beres rumah baru namun semua peralatan bersih bersihnya belum
ada. Dia pun bingung harus bagaimana. Kemudian dia teringat tetangga sebelahnya yang semalam
sudah dikenalkan oleh atok.
Linda : Aduh gimanalah mau beres beres rumah gini kalau belum ada semua alat – alatku. Aku paling
jijik kali liat rumah beserak gini (sambil menendang barang) ini lagi banyak debunya ( sambil
mengusap benda yang berdebu) kurasa memang jorok kali orang yang nempati rumah ini dulu.
Betol – betol kayak kandang kerbo.
Linda : Eh apa kupinjam aja ya sapu tetangga sebelah. Iyalah kupinjam aja apa gunanya dia jadi
tetangga kalau gak bisa barangnya dipinjam.
Sementara di rumah sebelah, Mak Ria sedang asyik masak di dapur. Masak seadanya karena
gak punya uang. Tambah lagi garam yang habis. Mak Ria pun semakin palak.
Mak Ria : Telor aja yang kumasak tiap hari, apa gak bertambah telor si kidot itu. Eh
astagfirullahaladzim. Ntah apa – apa yang kubilang. Jadi teringat bapak si Kidot kan.
Mak Ria : Hemm telor lagi telor lagi, panteslah bisulan aja si kidot. Tapi mau cemana lagi lah. Cuma itu
pula yang tebelik. Ini pun masih ngutang tempat Wak Muslim.
Mak Ria : (Mencari piring cantik) Ih mana lah piring cantikku yang hadiah dari sabun colek kemarin ya?
Ya Allah baru semalam di sini loh kuliat. Kok uda gak ada ini ya? Oh pasti kerjaan si kidot ini.
pecah lagi pasti dibuatnya. Sukak kali mecahin piring, ada kurasa jiwa – jiwa kuda kepangnya
dimakaninya pecahan – pecahan kaca itu.
Mak Ria : Ishh awaslah kalau pulang anak itu. Habes kucambuk – cambuk badannya.
Linda keluar dari rumahnya, menghirup udara segar, tersenyum, mengangkat kedua
tangannya dan kemudian tercium sesuatu.
Linda : Heemmmm sejuknya udara pagi ini. Selamat pagi lingkungan baru. (mengangkat tangan)
hemm bau apa ini? Kok gak enak kali ya baunya? (Mencari sumber bau) apa ketekku? (mencium
ketiak dan hampir muntah) heem bauk kali ketekku. (mencari sumber bau lagi) lain bauknya
sama ketekku, bauk apa ya? Hoohhh ini rupanya. Taik kucing. Kucingnya mana ya kok Cuma
taiknya aja? hihihi
Linda : (celingak – celinguk) kok sepi kalilah gang ini ya? Sesepi hatiku yang uda menjanda bertahun –
tahun. Oalah bang – bang, cepatnya lah kau pigi. Apa - apa sendirian aku sekarang bang. Nasib –
nasib. Tapi gak papalah “Kesendirian mengajarkanku bahwa hidup di dunia tidak hanya
bergantung pada orang lain. Harus mandiri, toh kalau mati juga bakalan sendiri”
Linda : Hemm makin bauk kalilah taik kucing ini. kututupi dulu pake tanah ya. (CARI TANAH DAN
MENUTUPI TAEK KUCING)
Linda : ke rumah tetanggalah dulu aku pinjam sapu.
Linda ke rumah Mak Ria untuk meminjam sapu, namun ujung – ujungnya gosip gak jelas.
Bang Bakri mendatangi kedai Wak Muslim. Sambil mengambil jajanan, Dia bertanya – Tanya
tentang Mak Ria karena sudah lama tidak kelihatan, didatangi ke rumahnya selalu kosong. Akhirnya
Bang Bakri pun pergi tanpa membayar jajanan Wak Muslim.
Bakri : (Mengambil jajanan dan memakannya) Tumben Mak Ria gak ke kedai Wak Muslim ya?
Muslim : Oh baru tadi pagi dia ke sini ngutang telor bang
Bakri : Kek manalah Mak Ria ini, telor aja pun ngutang. Banyak kali kurasa hutangnya di mana – mana.
Muslim : Jangankan telor bang, kadang jajan si kidot ajapun ngutang juga
Bakri : Panteslah gak dibayar – bayarnya kredit dia samaku. Kalau uda samaku banyak kali alasannya.
Pake jurus menghilanglah.
(Kemudian ada figuran yang beli jajan juga. Bang bakri meminta jajan anak tersebut. Pengen
ngerasain katanya kwkwkwk)
Bakri : Wak, teringatnya banyak hutang Mak Ria di sini?
Muslim : Lumayanlah bang. Tapi aku harap maklum bang. Kasian juga. Gak punya suami, gak punya
kerjaan, menafkahi satu orang anak lagi. Kasian juga litany.
Bakri : Tapi Wak yang namanya hutang harus dibayar
Muslim : Memang bang, tapi kan terkadang dia hutang karena keadaan. Dan kita juga tau keadaan dia
kekmana. Sebagai tetangganya, “Kita memiliki tanggung jawab untuk membantu orang di sekitar
kita dan membantu orang lain yang membutuhkan”
Bakri : Betol juga sih Wak, tapi nantilah kubantu dia kalau uda dibayarnya semua hutang – hutang dia.
Udahlah ya Wak mau ke rumah Mak Ria aku ni. Mau nagih hutang. (Pergi tanpa membayar
hutang)
Muslim : Oalah pandenya bilangin orang aja. Dia pun gak bayar jugaa. (sambil nyatat daftar hutang)
Scene 4 (Rumah Mak Ria)
Linda yang awalnya mau minjam sapu kepada Mak Ria, ujung – ujungnya malah menggosip
dan lupa dengan rencana awalnya.
Linda : Ngomong – ngomong anak Mak Ria mana? (Sambil risih liat kanan kiri liat rumah yang beserak)
Mak Ria: Ohh kalau si Kidot itu mana pernah betah di rumah. Kalau gak malam gak pulang dia. Aku pun
heran asik main aja kerjaannya. Gak pernah belajar.
Linda : Biasalah anak – anak memang gitu Mak Ria, bagi anak – anak “Bermain adalah cara mereka
dalam mengungkapkan pikiran dan menjelajahi lingkungan sekitar” jadi biarkan aja anak Mak
Ria itu main. Dari pada maen gadget teruss maen hp terus, jadi gak bersosialisasi dengan
lingkungan.
Mak Ria: Ngajarin pulak janda ini (PELAN) dia pun gak mungkin maen HP, Mau dari mana HP nya? makan
aja susah kami. Eh ngomong – ngomong Linda kemari mau ngapain?
Linda : Astaga Mak Ria, lupa aku kan. Aku kemari mau minjam sapu loh. Belum ada sapu di rumahku.
Biasalah namanya baru pindah, barang belum lengkap semua. Hehhehe
Mak Ria: Oh kukira ntah ada yang mau kau kasih. Biasanya kan kalau orang baru masuk rumah gitu kan
ada among – among nasik urap.
Linda : Ihh Mak Ria inilah, terang – terangan kali ngomongnya. Nantilah kalau ada rezeki hari minggu
aku buat among – among. Rumahku pun masih beserak. Yaudalah aku balek ke rumah. Sapunya
mana Mak Ria?
Mak Ria: (SAMBIL JALAN KE ARAH PINTU MAU KELUAR BERSAMA LINDA) Ini sapunya, jangan lama
pulanginnya ya! Rumahkupun masih beserak belum sempat nyapu tadi.
Linda : Ya ampun Mak Ria, Kok kayak gini sapunya? Yang ada makin kotorlah lantaiku ini. hehehehhe
canda Mak Ria. (SAMBIL PERGI)
Mak Ria: Dari pada kau sapupun gak punya, sok – sok mau ngomentari sapu orang. Eh ada Bang Bakri tu.
Ih nagih hutang pulak dia. Purak – purak gak ada di rumah ajalah aku. (LANGSUNG MASUK DAN
MENUTUP PINTU)
BAKRI DATANG KE RUMAH MAK RIA INGIN MENAGIH HUTANG, DIA BERTEMU LINDA SI TETANGGA
BARU.
Yang dibutuhkan :
1. Figuran anak – anak
2. Telur
3. Tinta merah syutingnya sebelum Bang Rois ganti peran menjadi Bakri